Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Teori

A. METABOLISME BASAL

Metabolisme basal didefinisikan meliputi semua proses kimiawi yang terjadi di dalam
tubuh. Salah satu diantaranya adalah pembentukan dan penggunaan energi. Aktivitas
metabolisme seseorang dapat dinilai dengan melihat besarnya energy yang digunakan.

Besarnya pemakaian energi bisa diketahui secara langsung dan tidak langsung. Secara
langsung dengan mengukur besarnya panas yang diproduksi tubuh. Secara tidak langsung
dengan menghitung besarnya pemakaian oksigen.

Metabolisme basal adalah metabolisme yang diukur pada kondisi basal, di mana
merupakan kondisi standart yang dapat dibandingkan. Kondisi basal adalah suatu keadaan jaga
(tidak tidur) tetapi istirahat fisik dan mental.

Derajat metabolisme seseorang sangat dipengaruhi oleh aktifitas atau kerja dari orang
yang bersangkutan. Karena aktifitas kerja sangat bervariasi maka diperlukan suatu keadaan
standart dimana dengan demikian tingkat metabolisme seeorang dapat dinilai dan dibandingkan.
Keadaan itu adalah apa yang disebut keadaan basal. Yang disebut keadaan basal ialah suatu
keadaan jaga (tidak tidur) tetapi orang bersangkutan dalam keadaan istirahat fisik maupun mental
yang berada dalam lingkungan yang bersuhu nyaman. Jadi pada saat itu tidak ada pekerjaan luar
(external work) yang dilakukan, selain itu diperlukan keadaan post absortive (puasa) yaitu agar
bebas dari pengaruh SDA (Specific Dynamic Action).

Syarat pemeriksaan metabolisme basal :

1. terbaik pada pagi hari sewaktu baru bangun tidur dan belum melakukan aktivitas. Bila
kondisi ini tidak memungkinkan ; maka sebelum pemeriksaan aktivitas dibatasi dan
istirahat dahulu minimal jam sebelumnya.

Page | 1
2. Malam sebelum pemeriksaan tidur nyenyak dan cukup.
3. Waktu pemeriksaan bebas dari pengaruh obat-obatan.
4. Tidak makan pada waktu 12 jam terakhir. Diperbolehkan minum air tawar.
5. Tidak makan banyak protein pada 48 jam terakhir.
6. Pemeriksaan dalam posisi berbaring pada suasana tenang dan suhu yang nyaman.

Basal metabolism rate (BMR) adalah jumlah panas yang diproduksi oleh tubuh dalam
kondisi basal per satuan luas tubuh per satuan waktu. Besarnya BMR biasa dinyatakan dalam
kalori/m2/jam. Untuk kepentingan klinik, besarnya BMR orang yang diperiksa dibandingkan
dengan BMR standart kelomponya yang dis ebut sebagai nilai relatif. Yang dimaksud
dengan Basal Metabolic Rate pada hakekatnya ialah produksi panas per satuan waktu pada orang
yang dalam keadaan basal. Untuk klinik, dimana diperlukan membandingkan metabolisme basal
seseorang dengan angka normalnya, maka hasil pengukuran metabolisme basal dinyatakan
dalam besarnya penyimpangan metabolisme basal seseorang dari harga standar kelompoknya,
dinyatakan dalam persen. Penyimpangan dapat positif atau negatif. Dari 2 daftar nilai
Metabolisme Basal ( Aub du Bois dan Fleisch ) kini banyak digunakan adalah harga standar
Fleisch.
Penghitungan BMR

Ubahlah hasil yang diperoleh dari volume ATPS ke volume STPD dengan memakai rumus
boyle-guy lussac

P1 X V1 = P2 X V2

T1 T2

P1 : P barometer ruangan P uap air pada suhu ruangan

V1 : volume oksigen yang di dapat selama 6 menit

Page | 2
T1 : 273 + suhu spirometer (K)

P2 : P satandart = 760 mmHg

V2 : Volume STPD yang di cari

T2 : T standart = 273

PENGHITUNGAN NILAI RELATIF BMR

Carilah nilai BMR standart yang sesuai untuk orang coba pada Normogram Aub du Bois yang
didasarkan pada umur dan jenis kelamin.

Nilai relative BMR = BMR pemeriksaan BMR standart


X 100 %

BMR standart

Page | 3
B. METABOLISME KERJA

Pada saat kerja, energi dibutuhkan selain untuk keperluan basal tetapi juga untuk
melakukan aktivitas. Besarnya energi saat kerja ini tergantung berat ringannya kerja yang
dilakukan oleh seseorang. Pada percobaan ini akan dihitung besarnya metabolisme kerja.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan beberapa waktu lalu, kami menemui
beberapa permasalahan, antara lain :
1. bagaimana kesimpulan hasil pemeriksaan metabolisme basal dan metabolisme kerja pada
orang coba?
2. Adakah cara lain untuk menentukan besarnya metabolisme basal seseorang selain dengan
spirometer?
3. Apakah perbedaan kalorimetri terbuka dan tertutup?
4. Hitunglah BMR dengan rumus reed :
BMR = 0,75 ((frek. Nadi) + 0,74(tekanan nadi))- 72

Bagaimana komentar saudara dengan rumus reed ini?


5. faktor-faktor fisiologis apa sajakah yang bisa mempengaruhi BMR?
6. Mengapa perlu juga dihitung nilai relatif dan bukan hanya metabolisme rate saja?

Page | 4
1.3 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum kami antara lain :

1. Menghitung dan menyimpulkan besar metabolisme basal dan metabolisme kerja orang
coba.
2. Menghitung dan membahas BMR dengan rumus Reed:
BMR = 0.75 {(frekuensi nadi) + 0.74 (tekanan nadi)} 72
3. Mempelajari pengaruh faktor-faktor fisiologi yang mempengaruhi hasil pengukuran
BMR.
4. Mempelajari mengapa perlu juga dihitung BMR dan bukan hanya Metabolic Rate saja.

Page | 5
BAB II

METODE KERJA

2.1 Alat dan Bahan Praktikum

1. Alat spirometer 8. Cermin kecil


2. Alat pencatat suhu ruangan 9. Metronom
3. Alat pencatat tekanan udara (barometer) 10. Tampat tidur
4. Pipa mulut (mouth piece) dan penjepit hidung 11. Tensimeter
5. Timbangan dan pengukur tinggi badan 12. Tangki Oksigen
6. Tabel Nomogram Aub Du Bois
7. Tabel tekanan uap air jenuh

2.2 Tata Kerja Praktikum

A.1 TATA KERJA PEMERIKSAAN METABOLISME BASAL

1. pada pemeriksaan ini di lakukan dengan cara tidak langsung, menggunakan spirometer
yang merupakan kalori metri tertutup dengan soda line sebagai CO2 absorber. Pemakaian
oksigen di tunjukkan dengan penurunan sungkup tabung.
2. Persiapan orang coba :
a. catat : nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan.
b. Ukur tinggi badan dan berat badan. Untuk mencari luas permukaan tubuh menggunakan
normogram aub do bois. (lihat tabel)
c. Suruh orang coba untuk berbaring istirahat tenang minimal jam.
3. persiapkan alat-alat :
a. catat suhu ruangan dan barometer ruangan.
b. Persiapkan spirometer:
- isi tabung dengan oksigen : sambungkan pipa oksigen pada kran udara dengan rapat
kemudian bukalah kran udara berlahan-lahan sehingga oksigen masuk kedalam tabung.
Setelah penuh, tutuplah kran udara dengan rapat dan lepaskan pipa oksigennya.
- Tempelkan kertas pencatat pada drum pencatat dan isi tinta penulis.

Page | 6
- Pasang pipa mulut (mounth piece) steril.
- Hubungkan arus listrik dan periksalah jalannya tromol. Kecepatan tromol diatur pada
25mm/ menit.
4. jalannya pemeriksaan
a. setelah istirahat, menjelang pemeriksaan ukurlah suhu tubuh, frekuensi nadi, tekanan
darah serta frekuensi pernafasan. Pastikan orang tersebut dalam kondisi tenang.
b. Pasanglah pipa mulut pada orang coba, kemudian jepitlah hidungnnya denga penjepit
hidung. Putar kran pengatur ke arah atmosfer dan biarkan orang coba membiasakan
berbafas melalui alat dengan udara luar.
c. Setelah pernafasan diatur, jalankan tromol pencatat, kemudian pada akhir ekspirasi
bukalah kran pengatur aliran udara sehingga orang coba bernafas melalui spirometer.
d. Periksalah jangan sampai ada kebocoran melalui mulut atau hidung dengan
menggunakan cermin kecil.
e. Hitunglah frekuensi nadi dan frekunesi pernafasan pada pertengahan dan akhir
percobaan.
f. Catat suhu spirometer.
g. Percobaan dilakukan sampai didapat grafik teratur minimal 6 menit.
h. Untuk menghitung pemakaian oksigen ditarik garis lurus yang berimpit titik akhir
ekspirasi dari grafik yang didapat.

A.2 PENGHITUNGAN BMR

a. Ubahlah hasil yang diperoleh dari volume ATPS ke volume STPD dengan memakai
rumus boyle-guy lussac

P1 X V1 = P2 X V2

T1 T2

Page | 7
P1 : P barometer ruangan P uap air pada suhu ruangan

V1 : volume oksigen yang di dapat selama 6 menit

T1 : 273 + suhu spirometer (K)

P2 : P satandart = 760 mmHg

V2 : Volume STPD yang di cari

T2 : T standart = 273

b. hitung pemakaian oksigen dalam 1 jam


c. hitunglah besarnya produksi panas dengan menggunakan RQ post absorptive 0,82 di
mana 1 liter O2 setara dengan 4,825 kalori.
d. Hitunglah BMR dengan membagi besar metabolisme dengan luas permukaan tubuh.
Sehingga satuannya kalori/ m2/ jam.

A.3 PENGHITUNGAN NILAI RELATIF BMR

a. Carilah nilai BMR standart yang sesuai untuk orang coba pada Normogram Aub du Bois
yang didasarkan pada umur dan jenis kelamin.
b. Nilai relative BMR = BMR pemeriksaan BMR standart
X 100 %

BMR standart

c. interpretasikanlah hasilnya

Page | 8
B. PEMERIKSAAN METABOLISME KERJA

a. persiapan sama dengan metabolisme basal


b. orang coba menggenggam beban 1 kg di tangan kanan dan kiri dan melakukan
gerakan fleksi lengan bawah sampai membentuk sudut 90 dengan frekuensi
20x/menit selama 2 menit awal.
c. Pengukuran oksigen dilakukan sampai 6 menit.
d. Penghitungan laju metabolisme kerja sama dengan penghitungan BMR. Tidak perlu
dihitung nilai relatif.

Page | 9
BAB III

HASIL PRAKTIKUM

1. METABOLISME BASAL

Nama orang coba : A . A . Ngr. Bgs .Wibisana Esa Parta

Umur : 19 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Page | 10
Suku bangsa : Indonesia

Pekerjaan : mahasiswa

Tekanan darah : 120 / 70 mmHg

Tinggi badan : 165

Berat badan : 75

Luas badan : 1,8 m2

suhu spirometer : 27 0C

P barometer : 763 mmHg

P uap jenuh : 26,5 mmHg

PEMERIKSAAN LAJU METABOLISME ISTIRAHAT

- Frekuensi nadi
Awal : 76 kali / menit
Tengah : 81 kali / menit
Akhir : 85 kali / menit

*Rata-rata : 81 kali / menit

- Frekuensi nafas
awal : 17 kali / menit
tengah : 20 kali / menit
akhir : 22 kali / menit

Page | 11
Hitungan
Diketahui :

V1 = 1,350 L

P1 = Pbarometer - Puap jenuh = ( 763 26,5 ) = 736,5 mmHg

T1 = 273 + Tspirometer = 273 + 27 = 300 K

P2= 760 mmHg

T2= 273 K

1,350 . 736,5 = V2 . 760

300 273

V2 = 1.19 liter

Vdalam 1jam= 11,9 liter

Met. Rate = = 11,9 x 4,825

1.8

= 57, 42

1,8

= 31,9 kkal/m2/jam

BMR relative = (31,9 41) X100%

41

Page | 12
= - 9,1 X100%

41

= -0,22 X100%

= - 22%

- Banyaknya pemakaian oksigen 6 menit = 1,350 liter ATPS


- Banyaknya pemakaian oksigen 6 menit = 1,19 liter STPD
- Benyaknya pemakaian oksigen 1 jam = 11,9 liter STPD
- Metabolisme rate = 31,9 kcal/m2/jam
- Metabolisme baku Aub Du Bois =41 kcal/m2/jam
- BMR orang coba = -22 %

2. METABOLISME KERJA

Page | 13
- Frekuensi nadi
Awal : 70 kali / menit
Tengah : 86 kali / menit
Akhir : 76 kali / menit

- frekuensi nafas
awal : 19 kali / menit
tengah : 24 kali / menit
akhir : 17 kali / menit

Hitungan

a. Untuk 2 menit kerja

Diketahui :
Banyaknya oksigen yang digunakan selama 2 menit kerja adalah
V1 = 2,100 liter
P1 = Pbarometer - Puap jenuh = ( 763 26,5 ) = 736,5 mmHg
T1 = 273 + Tspirometer = 273 + 27 = 300 K
P2= 760 mmHg
T2= 273 K

2,100 . 736,5 = V2 . 760

300 273

V2 = 1.85 liter

Page | 14
Vdalam 1jam= 18,5 liter

Met. Rate = = 18,5 x 4,825

1.8

= 89,2

1,8

= 49,5 kkal/m2/jam

b. Untuk 4 menit pemulihan


Diketahui :
Banyaknya oksigen yang digunakan selama 4 menit pemulihan adalah
V1 = 1,050 liter
P1 = Pbarometer - Puap jenuh = ( 763 26,5 ) = 736,5 mmHg
T1 = 273 + Tspirometer = 273 + 27 = 300 K
P2= 760 mmHg
T2= 273 K

1,050 . 736,5 = V2 . 760

300 273

V2 = 1 liter

Vdalam 1jam= 10 liter

Met. Rate = = 10 x 4,825

1.8

Page | 15
= 48,25

1,8

= 26,8 kkal/m2/jam

c. Untuk 6 menit keseluruhan


Diketahui :
Banyaknya oksigen yang digunakan selama 2 menit kerja adalah
V1 = 3 liter
P1 = Pbarometer - Puap jenuh = ( 763 26,5 ) = 736,5 mmHg
T1 = 273 + Tspirometer = 273 + 27 = 300 K
P2= 760 mmHg
T2= 273 K

3,000 . 736,5 = V2 . 760

300 273

V2 = 2,64 liter

Vdalam 1jam= 26,4 liter

Met. Rate = = 26,4 x 4,825

1.8

= 127,38

1,8

= 70,7 kkal/m2/jam

Page | 16
BAB IV

PEMBAHASAN

Diskusi Hasil Praktikum

Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan metabolisme energi untuk
menghitung dan menyimpulkan besar metabolisme basal, mempelajari perlunya
menghitung BMR dan bukan hanya Metabolic Rate saja, serta mempelajari pengaruh
faktor-faktor fisiologis yang mempengaruhi hasil pengukuran BMR.
Dalam praktikum ini digunakan sebuah alat yang disebut spirometer yang
dihubungkan dengan pipa mulut (mouth piece) pada orang coba yang berbaring atau
dalam kondisi istirahat. Sementara itu hidung orang coba juga dijepit agar pernafasan
terjadi lewat mulut dan harus dipastikan bahwa tidak ada kebocoran sedikitpun.
Kebocoran ini akan sangat mempengaruhi hasil praktikum karena udara yang seharusnya
masuk ke dalam pipa mulut dan menggerakkan alat spirometer ternyata keluar dari
sistem.
Setelah alat disiapkan dengan baik dan benar, orang coba mulai melakukan ekspirasi
dan inspirasi seperti biasa melalui mulut selama 6 menit. Orang coba mendapatkan udara
dari tabung oksigen yang telah dihubungkan dengan pipa mulut dan mengeluarkannya
kembali. Sementara itu tabung pada spirometer akan bergerak naik turun dan mencatat
grafik pernafasan secara otomatis.
Grafik pernafasan yang terbentuk merupakan cerminan dari keadaan inspirasi (grafik
naik) dan keadaan ekspirasi (grafik turun) yang terjadi pada orang coba. Dari grafik inilah
kemudian dapat diketahui besarnya oksigen yang dibutuhkan orang coba dalam proses
pernafasan serta besarnya oksigen yang telah digunakan untuk metabolisme. Grafik ini
semakin lama akan semakin naik karena karbon dioksida akan semakin habis seiring
dengan bertambahnya oksigen di dalam sistem. Hal ini dikarenakan karbon dioksida
diikat oleh soda lime.
Perhitungan volume dilakukan dengan menarik garis pada akhir ekspirasi
(garis dibuat secara lurus dan dibentuk seperti sebuah segitiga dengan tinggi
segitiga sebagai jumlah penggunaan Oksigen (jumlah kotak x 30 ml Oksigen).

Page | 17
Selanjutnya, dengan mengetahui besarnya pemakaian oksigen dalam volume ATPS
(Ambient Temperature Pressure Saturated) maka dapat dikonversikan pula pemakaian
oksigen tersebut dalam volume STPD (Standard Temperature Pressure Dry). Rumus yang
digunakan adalah :

Dengan V1 adalah pemakaian oksigen selama 6 menit, P1 didapat dari tekanan


barometer ruangan dikurangi tekanan uap jenuh, T1 adalah tekanan absolut (273 K)
ditambah suhu spirometer, P2 bernilai 760 dan T1 bernilai 273 K (suhu absolut).
Sedangkan V2 adalah volume STPD yang akan dicari.
Dari rumus tersebut di atas, diperoleh pemakaian oksigen sebesar 1,19 liter STPD
dalam 6 menit, dan 11,9 liter STPD dalam 1 jamnya. Kemudian metabolisme rate bisa
dihitung menggunakan rumus:

Sehingga dihasilkan nilai sebesar 31,9 kcal/m2/jam. Sementara itu untuk Basal
Metabolisme Rate (BMR)-nya dihitung menggunakan rumus :
Nilai relative BMR = BMR pemeriksaan BMR standart
X 100 %

BMR standart

Dan dihasilkan nilai sebesar - 22%.


Hal ini berarti metabolisme orang coba mengalami deviasi negatif. Sedangkan untuk
orang normal BMR-nya berkisar antara -10% sampai +15%. Dalam praktikum ini

Page | 18
sebenarnya yang dicari bukanlah B.M.R, tetapi Metabolic Rate dalam keadaan istirahat.
Jadi, hasil tersebut masih tergolong normal. Karena mungkin sebelum melakukan
percobaan orang coba mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, lemak,
ataupun karbohidrat yang pada dasarnya membutuhkan waktu relatif lama untuk diserap
tubuh serat orang coba tidak mendapatkan istirahat yang cukup.

Diskusi Jawaban Pertanyaan

1. Bagaimana kesimpulan hasil pemeriksaan metabolisme basal dan metabolisme kerja pada
orang coba?
Jawab : Hasil Pemeriksaan metabolisme basal 31,9 kkal/m2/jam sedangakan hasil
pemeriksaan metabolisme kerja 49,5 kkal/m2/jam. Kesimpulannya adalah metabolisme
kerja lebih besar daripada metabolisme basal, sedangkan pada teori metabolisme rate
dalam keadaan kerja lebih besar dibandingkan pada waktu istirahat. Pemakaian oksigen
pada saat pemulihan lebih besar daripada saat melakukan kerja. Sesudah kerja, orang
akan terus bernapas dengan kuat dan memakai oksigen dalam jumlah yang berlebihan
selama beberapa menit dan kadang-kadang selama 1 jam sesudahnya. Jumlah oksigen
yang berlebihan ini dipakai untuk :

2. Mengubah AMP dan ADP. Mengubah asam laktat yang disimpan selama kerja menjadi
glukosa kembali.
3. Menjadi ATP.
4. Mengubah kembaii kreatin dan fosfat menjadi fosfokreatin.
5. Untuk mengembalikan kembaii konsentrasi normal, ikatan oksigen dengan hemoglobin
dan mioglobin.
6. Untuk meningkatkan konsentrasi oksigen dalam paru sehingga mencapai tingkat normal.
Pemakaian oksigen dalam jumlah berlebihan setelah kerja disebut hutang oksigen.

Page | 19
2 . Adakah cara lain untuk menentukan besarnya metabolisme basal seseorang selain dengan
spirometer ?

Jawab : ada, yaitu dengan menggunakan rumus Reed

BMR = 0,75 ((frek. Nadi) + 0,74(tekanan nadi)) - 72

3. Apakah perbedaan kalorimetri terbuka dan tertutup?


Jawab :

Jawab : Kalorimeter tertutup : Alat pengukur kalori yang sirkulasi udaranya tertutup (O2
yang didapatkan dari dalam tabung gas).
Kalorimeter terbuka : Alat pengukur kalori yang sirkulasi udaranya terbuka (O2 yang
didapatkan dari udara di sekitar ruangan tidak didalam tabung gas).

4. Hitunglah BMR dengan rumus reed :

BMR = 0,75 ((frek. Nadi) + 0,74(tekanan nadi))- 72

Bagaimana komentar saudara dengan rumus reed ini?

Jawab : BMR = 0,75 ((frek. Nadi) + 0,74(tekanan nadi))- 72

= 0,75 (81) + 0,74( 120)- 72

= 77,55

Page | 20
Komentar : rumus Reed ini dapat lebih cepat mengetahui nilai BMR seseorang, sehingga
baik digunakan pada saat tes dengan waktu yang cukup singkat, serta pada pemeriksaan
atlet olahraga.

5. faktor-faktor fisiologis apa sajakah yang bisa mempengaruhi BMR?

Jawab : Faktor fisiologis yang dapat mempengaruhi BMR :


a. Kerja
Di mana pada kontraksi maksimal singkat pada satu otot akan melepas panas 100 x saat istirahat.
b. SDA
Dimana setelah makan, laju metabolisme tubuh basal akan meningkat
c. Umur
Dimana semakin tua, laju metabolisme tubuh makin menurun.
d. Hormon thyroid Dimana tiroxyn yang disekresikan berfungsi untuk
meningkatkan aktifitas reaksi kimia dalam tubuh.
e. Penyakit
Dimana mekanisme tubuh melakukan pelawanan terhadap penyakit dapat meningkatkan
metabolisme
f. Malnutrisi
Kecepatan metabolisme menurun karena tidak adanya zat makanan yang dibutuhkan oleh sel.
g. Kadar epinefrin dan norepinefrin
Dimana semakin banyak metabolisme tubuh semakin meningkat

6. Mengapa perlu juga dihitung nilai relatif dan bukan hanya metabolisme rate saja?

Jawab : kita perlu menghitung nilai relatif karena untuk mengetahui besarnya BMR
sebenarnya dari orang coba kita tersebut, sehingga hasil yang kita dapatkan akan menjadi
lebih optimal dan menggambarkan BMR orang tersebut dengan tepat

Page | 21
KESIMPULAN
Berdasrkan atas hasil dari praktikum yang telah kami lakukan dapat kami simpulkan :
1. Besar metabolisme basal orang coba kami adalah 22% , Hal ini berarti
metabolisme orang coba mengalami deviasi negatif. Masih dapat dikategorikan
normal. Sedangkan metabolisnya kerjanya sebesar 49,5 kkal/m2/jam. Terjadi
peningkatan metabolisme setelah melakukan kerja.
2. Rumus Reed ini memudahkan kita dalam menentukan BMR seseorang, hanya
perlu data frekuensi nadi dan tekanan nadi saja.
3. Faktor-faktor fisiologis yang mempengaruhi hasil pengukuran B.M.R antara lain
adalah SDA (Specific Dynamic Action), jenis kelamin, hormon, umur, dan
aktifitas

Page | 22
SARAN
Saran yang dapat saya berikan antara lain :

1. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam sebuah praktikum,diperlukan persiapan


yang matang diantaranya persiapan alat, dan syarat-syarat yang harus dipenuhi terlebih
dahulu.
2. Dibutuhkan ruangan ( lab ) yang nyaman, sehingga membantu dalam mendapatkan hasil
praktikum yang maksimal.
3. Waktu untuk praktikum sebaiknya ditambah.

Page | 23
Daftar Pustaka
1. Ganong, WF. 2005. Review of Medical Physiology. 22th Edition., Aplpleton & Lange
A Simon & Schuster Co., Los Altos, California.
2. Guyton, AC. and Hall, JE. 2006. Textbook of Medical Physiology. 11th Edition., W.B.
Saunders Co., Philadelphia.
3. Marieb, EN. 2006. Human Anatomy and Physiologi. 7th Edition, The
Benjamins/Cumming Publishing Co. Inc., California.
4. Patton, Fuchs, Fille, Scher, Sliner, Textbook Of Physiology, 21st edition, Wb
Saunders Company, Philadelphia.
5. Hawk and Bergem. Practical Physiological Chemistry. 10th edition. New York:
Blackston

Page | 24
Lampiran

Page | 25
Page | 26

Anda mungkin juga menyukai