PENDAHULUAN
A. METABOLISME BASAL
Metabolisme basal didefinisikan meliputi semua proses kimiawi yang terjadi di dalam
tubuh. Salah satu diantaranya adalah pembentukan dan penggunaan energi. Aktivitas
metabolisme seseorang dapat dinilai dengan melihat besarnya energy yang digunakan.
Besarnya pemakaian energi bisa diketahui secara langsung dan tidak langsung. Secara
langsung dengan mengukur besarnya panas yang diproduksi tubuh. Secara tidak langsung
dengan menghitung besarnya pemakaian oksigen.
Metabolisme basal adalah metabolisme yang diukur pada kondisi basal, di mana
merupakan kondisi standart yang dapat dibandingkan. Kondisi basal adalah suatu keadaan jaga
(tidak tidur) tetapi istirahat fisik dan mental.
Derajat metabolisme seseorang sangat dipengaruhi oleh aktifitas atau kerja dari orang
yang bersangkutan. Karena aktifitas kerja sangat bervariasi maka diperlukan suatu keadaan
standart dimana dengan demikian tingkat metabolisme seeorang dapat dinilai dan dibandingkan.
Keadaan itu adalah apa yang disebut keadaan basal. Yang disebut keadaan basal ialah suatu
keadaan jaga (tidak tidur) tetapi orang bersangkutan dalam keadaan istirahat fisik maupun mental
yang berada dalam lingkungan yang bersuhu nyaman. Jadi pada saat itu tidak ada pekerjaan luar
(external work) yang dilakukan, selain itu diperlukan keadaan post absortive (puasa) yaitu agar
bebas dari pengaruh SDA (Specific Dynamic Action).
1. terbaik pada pagi hari sewaktu baru bangun tidur dan belum melakukan aktivitas. Bila
kondisi ini tidak memungkinkan ; maka sebelum pemeriksaan aktivitas dibatasi dan
istirahat dahulu minimal jam sebelumnya.
Page | 1
2. Malam sebelum pemeriksaan tidur nyenyak dan cukup.
3. Waktu pemeriksaan bebas dari pengaruh obat-obatan.
4. Tidak makan pada waktu 12 jam terakhir. Diperbolehkan minum air tawar.
5. Tidak makan banyak protein pada 48 jam terakhir.
6. Pemeriksaan dalam posisi berbaring pada suasana tenang dan suhu yang nyaman.
Basal metabolism rate (BMR) adalah jumlah panas yang diproduksi oleh tubuh dalam
kondisi basal per satuan luas tubuh per satuan waktu. Besarnya BMR biasa dinyatakan dalam
kalori/m2/jam. Untuk kepentingan klinik, besarnya BMR orang yang diperiksa dibandingkan
dengan BMR standart kelomponya yang dis ebut sebagai nilai relatif. Yang dimaksud
dengan Basal Metabolic Rate pada hakekatnya ialah produksi panas per satuan waktu pada orang
yang dalam keadaan basal. Untuk klinik, dimana diperlukan membandingkan metabolisme basal
seseorang dengan angka normalnya, maka hasil pengukuran metabolisme basal dinyatakan
dalam besarnya penyimpangan metabolisme basal seseorang dari harga standar kelompoknya,
dinyatakan dalam persen. Penyimpangan dapat positif atau negatif. Dari 2 daftar nilai
Metabolisme Basal ( Aub du Bois dan Fleisch ) kini banyak digunakan adalah harga standar
Fleisch.
Penghitungan BMR
Ubahlah hasil yang diperoleh dari volume ATPS ke volume STPD dengan memakai rumus
boyle-guy lussac
P1 X V1 = P2 X V2
T1 T2
Page | 2
T1 : 273 + suhu spirometer (K)
T2 : T standart = 273
Carilah nilai BMR standart yang sesuai untuk orang coba pada Normogram Aub du Bois yang
didasarkan pada umur dan jenis kelamin.
BMR standart
Page | 3
B. METABOLISME KERJA
Pada saat kerja, energi dibutuhkan selain untuk keperluan basal tetapi juga untuk
melakukan aktivitas. Besarnya energi saat kerja ini tergantung berat ringannya kerja yang
dilakukan oleh seseorang. Pada percobaan ini akan dihitung besarnya metabolisme kerja.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan beberapa waktu lalu, kami menemui
beberapa permasalahan, antara lain :
1. bagaimana kesimpulan hasil pemeriksaan metabolisme basal dan metabolisme kerja pada
orang coba?
2. Adakah cara lain untuk menentukan besarnya metabolisme basal seseorang selain dengan
spirometer?
3. Apakah perbedaan kalorimetri terbuka dan tertutup?
4. Hitunglah BMR dengan rumus reed :
BMR = 0,75 ((frek. Nadi) + 0,74(tekanan nadi))- 72
Page | 4
1.3 Tujuan Praktikum
1. Menghitung dan menyimpulkan besar metabolisme basal dan metabolisme kerja orang
coba.
2. Menghitung dan membahas BMR dengan rumus Reed:
BMR = 0.75 {(frekuensi nadi) + 0.74 (tekanan nadi)} 72
3. Mempelajari pengaruh faktor-faktor fisiologi yang mempengaruhi hasil pengukuran
BMR.
4. Mempelajari mengapa perlu juga dihitung BMR dan bukan hanya Metabolic Rate saja.
Page | 5
BAB II
METODE KERJA
1. pada pemeriksaan ini di lakukan dengan cara tidak langsung, menggunakan spirometer
yang merupakan kalori metri tertutup dengan soda line sebagai CO2 absorber. Pemakaian
oksigen di tunjukkan dengan penurunan sungkup tabung.
2. Persiapan orang coba :
a. catat : nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan.
b. Ukur tinggi badan dan berat badan. Untuk mencari luas permukaan tubuh menggunakan
normogram aub do bois. (lihat tabel)
c. Suruh orang coba untuk berbaring istirahat tenang minimal jam.
3. persiapkan alat-alat :
a. catat suhu ruangan dan barometer ruangan.
b. Persiapkan spirometer:
- isi tabung dengan oksigen : sambungkan pipa oksigen pada kran udara dengan rapat
kemudian bukalah kran udara berlahan-lahan sehingga oksigen masuk kedalam tabung.
Setelah penuh, tutuplah kran udara dengan rapat dan lepaskan pipa oksigennya.
- Tempelkan kertas pencatat pada drum pencatat dan isi tinta penulis.
Page | 6
- Pasang pipa mulut (mounth piece) steril.
- Hubungkan arus listrik dan periksalah jalannya tromol. Kecepatan tromol diatur pada
25mm/ menit.
4. jalannya pemeriksaan
a. setelah istirahat, menjelang pemeriksaan ukurlah suhu tubuh, frekuensi nadi, tekanan
darah serta frekuensi pernafasan. Pastikan orang tersebut dalam kondisi tenang.
b. Pasanglah pipa mulut pada orang coba, kemudian jepitlah hidungnnya denga penjepit
hidung. Putar kran pengatur ke arah atmosfer dan biarkan orang coba membiasakan
berbafas melalui alat dengan udara luar.
c. Setelah pernafasan diatur, jalankan tromol pencatat, kemudian pada akhir ekspirasi
bukalah kran pengatur aliran udara sehingga orang coba bernafas melalui spirometer.
d. Periksalah jangan sampai ada kebocoran melalui mulut atau hidung dengan
menggunakan cermin kecil.
e. Hitunglah frekuensi nadi dan frekunesi pernafasan pada pertengahan dan akhir
percobaan.
f. Catat suhu spirometer.
g. Percobaan dilakukan sampai didapat grafik teratur minimal 6 menit.
h. Untuk menghitung pemakaian oksigen ditarik garis lurus yang berimpit titik akhir
ekspirasi dari grafik yang didapat.
a. Ubahlah hasil yang diperoleh dari volume ATPS ke volume STPD dengan memakai
rumus boyle-guy lussac
P1 X V1 = P2 X V2
T1 T2
Page | 7
P1 : P barometer ruangan P uap air pada suhu ruangan
T2 : T standart = 273
a. Carilah nilai BMR standart yang sesuai untuk orang coba pada Normogram Aub du Bois
yang didasarkan pada umur dan jenis kelamin.
b. Nilai relative BMR = BMR pemeriksaan BMR standart
X 100 %
BMR standart
c. interpretasikanlah hasilnya
Page | 8
B. PEMERIKSAAN METABOLISME KERJA
Page | 9
BAB III
HASIL PRAKTIKUM
1. METABOLISME BASAL
Umur : 19 tahun
Page | 10
Suku bangsa : Indonesia
Pekerjaan : mahasiswa
Berat badan : 75
suhu spirometer : 27 0C
- Frekuensi nadi
Awal : 76 kali / menit
Tengah : 81 kali / menit
Akhir : 85 kali / menit
- Frekuensi nafas
awal : 17 kali / menit
tengah : 20 kali / menit
akhir : 22 kali / menit
Page | 11
Hitungan
Diketahui :
V1 = 1,350 L
T2= 273 K
300 273
V2 = 1.19 liter
1.8
= 57, 42
1,8
= 31,9 kkal/m2/jam
41
Page | 12
= - 9,1 X100%
41
= -0,22 X100%
= - 22%
2. METABOLISME KERJA
Page | 13
- Frekuensi nadi
Awal : 70 kali / menit
Tengah : 86 kali / menit
Akhir : 76 kali / menit
- frekuensi nafas
awal : 19 kali / menit
tengah : 24 kali / menit
akhir : 17 kali / menit
Hitungan
Diketahui :
Banyaknya oksigen yang digunakan selama 2 menit kerja adalah
V1 = 2,100 liter
P1 = Pbarometer - Puap jenuh = ( 763 26,5 ) = 736,5 mmHg
T1 = 273 + Tspirometer = 273 + 27 = 300 K
P2= 760 mmHg
T2= 273 K
300 273
V2 = 1.85 liter
Page | 14
Vdalam 1jam= 18,5 liter
1.8
= 89,2
1,8
= 49,5 kkal/m2/jam
300 273
V2 = 1 liter
1.8
Page | 15
= 48,25
1,8
= 26,8 kkal/m2/jam
300 273
V2 = 2,64 liter
1.8
= 127,38
1,8
= 70,7 kkal/m2/jam
Page | 16
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan metabolisme energi untuk
menghitung dan menyimpulkan besar metabolisme basal, mempelajari perlunya
menghitung BMR dan bukan hanya Metabolic Rate saja, serta mempelajari pengaruh
faktor-faktor fisiologis yang mempengaruhi hasil pengukuran BMR.
Dalam praktikum ini digunakan sebuah alat yang disebut spirometer yang
dihubungkan dengan pipa mulut (mouth piece) pada orang coba yang berbaring atau
dalam kondisi istirahat. Sementara itu hidung orang coba juga dijepit agar pernafasan
terjadi lewat mulut dan harus dipastikan bahwa tidak ada kebocoran sedikitpun.
Kebocoran ini akan sangat mempengaruhi hasil praktikum karena udara yang seharusnya
masuk ke dalam pipa mulut dan menggerakkan alat spirometer ternyata keluar dari
sistem.
Setelah alat disiapkan dengan baik dan benar, orang coba mulai melakukan ekspirasi
dan inspirasi seperti biasa melalui mulut selama 6 menit. Orang coba mendapatkan udara
dari tabung oksigen yang telah dihubungkan dengan pipa mulut dan mengeluarkannya
kembali. Sementara itu tabung pada spirometer akan bergerak naik turun dan mencatat
grafik pernafasan secara otomatis.
Grafik pernafasan yang terbentuk merupakan cerminan dari keadaan inspirasi (grafik
naik) dan keadaan ekspirasi (grafik turun) yang terjadi pada orang coba. Dari grafik inilah
kemudian dapat diketahui besarnya oksigen yang dibutuhkan orang coba dalam proses
pernafasan serta besarnya oksigen yang telah digunakan untuk metabolisme. Grafik ini
semakin lama akan semakin naik karena karbon dioksida akan semakin habis seiring
dengan bertambahnya oksigen di dalam sistem. Hal ini dikarenakan karbon dioksida
diikat oleh soda lime.
Perhitungan volume dilakukan dengan menarik garis pada akhir ekspirasi
(garis dibuat secara lurus dan dibentuk seperti sebuah segitiga dengan tinggi
segitiga sebagai jumlah penggunaan Oksigen (jumlah kotak x 30 ml Oksigen).
Page | 17
Selanjutnya, dengan mengetahui besarnya pemakaian oksigen dalam volume ATPS
(Ambient Temperature Pressure Saturated) maka dapat dikonversikan pula pemakaian
oksigen tersebut dalam volume STPD (Standard Temperature Pressure Dry). Rumus yang
digunakan adalah :
Sehingga dihasilkan nilai sebesar 31,9 kcal/m2/jam. Sementara itu untuk Basal
Metabolisme Rate (BMR)-nya dihitung menggunakan rumus :
Nilai relative BMR = BMR pemeriksaan BMR standart
X 100 %
BMR standart
Page | 18
sebenarnya yang dicari bukanlah B.M.R, tetapi Metabolic Rate dalam keadaan istirahat.
Jadi, hasil tersebut masih tergolong normal. Karena mungkin sebelum melakukan
percobaan orang coba mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, lemak,
ataupun karbohidrat yang pada dasarnya membutuhkan waktu relatif lama untuk diserap
tubuh serat orang coba tidak mendapatkan istirahat yang cukup.
1. Bagaimana kesimpulan hasil pemeriksaan metabolisme basal dan metabolisme kerja pada
orang coba?
Jawab : Hasil Pemeriksaan metabolisme basal 31,9 kkal/m2/jam sedangakan hasil
pemeriksaan metabolisme kerja 49,5 kkal/m2/jam. Kesimpulannya adalah metabolisme
kerja lebih besar daripada metabolisme basal, sedangkan pada teori metabolisme rate
dalam keadaan kerja lebih besar dibandingkan pada waktu istirahat. Pemakaian oksigen
pada saat pemulihan lebih besar daripada saat melakukan kerja. Sesudah kerja, orang
akan terus bernapas dengan kuat dan memakai oksigen dalam jumlah yang berlebihan
selama beberapa menit dan kadang-kadang selama 1 jam sesudahnya. Jumlah oksigen
yang berlebihan ini dipakai untuk :
2. Mengubah AMP dan ADP. Mengubah asam laktat yang disimpan selama kerja menjadi
glukosa kembali.
3. Menjadi ATP.
4. Mengubah kembaii kreatin dan fosfat menjadi fosfokreatin.
5. Untuk mengembalikan kembaii konsentrasi normal, ikatan oksigen dengan hemoglobin
dan mioglobin.
6. Untuk meningkatkan konsentrasi oksigen dalam paru sehingga mencapai tingkat normal.
Pemakaian oksigen dalam jumlah berlebihan setelah kerja disebut hutang oksigen.
Page | 19
2 . Adakah cara lain untuk menentukan besarnya metabolisme basal seseorang selain dengan
spirometer ?
Jawab : Kalorimeter tertutup : Alat pengukur kalori yang sirkulasi udaranya tertutup (O2
yang didapatkan dari dalam tabung gas).
Kalorimeter terbuka : Alat pengukur kalori yang sirkulasi udaranya terbuka (O2 yang
didapatkan dari udara di sekitar ruangan tidak didalam tabung gas).
= 77,55
Page | 20
Komentar : rumus Reed ini dapat lebih cepat mengetahui nilai BMR seseorang, sehingga
baik digunakan pada saat tes dengan waktu yang cukup singkat, serta pada pemeriksaan
atlet olahraga.
6. Mengapa perlu juga dihitung nilai relatif dan bukan hanya metabolisme rate saja?
Jawab : kita perlu menghitung nilai relatif karena untuk mengetahui besarnya BMR
sebenarnya dari orang coba kita tersebut, sehingga hasil yang kita dapatkan akan menjadi
lebih optimal dan menggambarkan BMR orang tersebut dengan tepat
Page | 21
KESIMPULAN
Berdasrkan atas hasil dari praktikum yang telah kami lakukan dapat kami simpulkan :
1. Besar metabolisme basal orang coba kami adalah 22% , Hal ini berarti
metabolisme orang coba mengalami deviasi negatif. Masih dapat dikategorikan
normal. Sedangkan metabolisnya kerjanya sebesar 49,5 kkal/m2/jam. Terjadi
peningkatan metabolisme setelah melakukan kerja.
2. Rumus Reed ini memudahkan kita dalam menentukan BMR seseorang, hanya
perlu data frekuensi nadi dan tekanan nadi saja.
3. Faktor-faktor fisiologis yang mempengaruhi hasil pengukuran B.M.R antara lain
adalah SDA (Specific Dynamic Action), jenis kelamin, hormon, umur, dan
aktifitas
Page | 22
SARAN
Saran yang dapat saya berikan antara lain :
Page | 23
Daftar Pustaka
1. Ganong, WF. 2005. Review of Medical Physiology. 22th Edition., Aplpleton & Lange
A Simon & Schuster Co., Los Altos, California.
2. Guyton, AC. and Hall, JE. 2006. Textbook of Medical Physiology. 11th Edition., W.B.
Saunders Co., Philadelphia.
3. Marieb, EN. 2006. Human Anatomy and Physiologi. 7th Edition, The
Benjamins/Cumming Publishing Co. Inc., California.
4. Patton, Fuchs, Fille, Scher, Sliner, Textbook Of Physiology, 21st edition, Wb
Saunders Company, Philadelphia.
5. Hawk and Bergem. Practical Physiological Chemistry. 10th edition. New York:
Blackston
Page | 24
Lampiran
Page | 25
Page | 26