Bapak Bashar Assad (Hafez Assad) pernah menunjukkan pada dunia kekejamannya dahulu.
Dia membunuh 45 ribu Sunni di Hamma pada 1982.
Jenazah mereka tidak boleh dikubur. Siapa yang mendekat dibunuh. Wartawan sekaliber
Robert Fisk saja sampai sulit mendefenisikan kekejaman ini.
Hafez Assad adalah pemimpin hasil mengkudeta yang berasal dari minoritas syiah alawi.
Pegang data ini sebelum anda bilang kalau saat ini yang terjadi adalah murni pemberontakan
pada pemerintah yang sah! Ini kerangka utama konflik Suriah.
Minoritas syiah menguasai, tak memberikan kesempatan mayoritas sunni terlibat dalam
kegiatan politik kenegaraan. Kehidupan politik dikekang.
Adapun pihak asing masuk, itu setelah yang di atas. Dan asing membawa misi masing. Iran
karena ideologi syiahnya, Rusia Cina karena minyak dan persekutuan mereka. Amerika dan
sekutu karena pengamanan tambang minyaknya.
Dan kita, karena kita manusia dan terikat akidah dengan korban di sana. Innamal
mukminunal ikhwah Muslim itu bersaudara. Dia tidak boleh meninggalkan mereka..
Indonesia, belajarlah
Dalam mengamati sebuah fenomena, intelektual biasanya akan menggunakan teori dan
perspektif. Teori itu bagaikan kacamata. Dengan menggunakan kacamata berwarna biru,
Anda akan melihat fenomena itu biru. Bila kacamata Anda merah, fenomena pun tampak
merah. Salah kacamata dan salah data, analisismu jadi menggelikan.
Mungkin MH perlu sesekali baca textbook, bukan sekedar berita online (atau: kata teman
saya orang Suriah di Inggris). Misalnya, Hinnebusch (2007) menulis, Assad memilih untuk
tidak menjadi pemimpin kaum Alawy dengan cara mengangkat orang-orang di luar Alawy
menjadi tokoh-tokoh penting di pemerintahan dan militer. Menurut data yang dikumpulkan
Hinnebusch, para pemimpin militer 43% Sunni dan 37% Alawy, sementara kompisisi menteri
Sunni 58%, Alawy 20%, sisanya diisi oleh Druze, Ismaili, dan Kristen.
MH membangun argumen: karena dulu Hafez jahat pada IM, maka sah bila IM memberontak
pada Bashar. Terasa aneh ga? Yang jahat bapaknya, kok yang diserang anaknya? Apa pernah
Bashar melakukan pembunuhan massal kepada IM, seperti ayahnya? Perhatikan, kejahatan
Bashar yang dituduhkan MH adalah pasca pemberontakan IM, bukan sebelumnya. Bukankah
sebelum IM memberontak tahun 2011, Bashar justru melindungi aktivis IM, Khaled Mashal
(pejuang HAMAS, Palestina), mengizinkannya berkantor di Damaskus, ketika ia ditolak
negara-negara Arab lainnya?
MH menganggap sah pemberontakan yang dimotori IM, artinya, mengganggap sah segala
aktivitas IM selama ini dalam upayanya menggulingkan Assad, termasuk bekerja sama
dengan para sponsor utama Israel: AS, Inggris, Perancis. Mau tahu apa yang dilakukan para
elit IM?
1. Pada 2011, aktivis IM (bersama faksi lain, tapi mayoritas IM) membentuk Syrian
National Council di TURKI, sebagai basis perjuangan menggulingkan Assad. Salah
satu tugas SNC adalah menyuplai dana dan logistik untuk Pasukan bersenjata Free
Syrian Army. Darimana duitnya? Tentu saja dari para sponsor: AS, Inggris, Prancis,
Turki, Qatar, dan Arab Saudi. (Ehm, sadar sekarang, mengapa aktivisi IM di
Indonesia terpesona pada Turki?)
2. Karena SNC tidak bergigi dan operasi penggulingan Assad tidak berhasil cepat, AS
pada Nov 2012 membentuk Syrian National Coalition for Opposition and
Revolutionary Forces (SNCORF), di Doha, Qatar. Pimpinannya adalah Moaz Al
Khatib. Moaz yang awalnya ustadz kemudian diundang ke istana Perancis bertemu
Hollande, membincangkan strategi penggulingan Assad, bertemua Menlu AS, Inggris,
dll.
Tentu tidak. Penyebabnya adalah karena IM (dengan didukung oleh negara-negara asing,
terutama negara Barat, Jordan, dan Israel) menggalang pemberontakan bersenjata untuk
menggulingkan Assad. Dr. Tim Anderson mengutip buku Patrick Seale (1988) Asad: the
struggle for the Middle East, yang menceritakan kronologi pemberontakan Hama; dimana
banyak senjata buatan AS ditemukan. Jumlah korban pun masih simpang siur hingga kini,
hanya ada klaim-klaim. Yang jelas, tidak ada angka 45ribu seperti disebut MH.
Karena IM bukan ideologi mayoritas bangsa Indonesia (sebagaimana juga tidak di Suriah),
jadi saya ulangi saja kata-kata MH: Indonesia belajarlah
Nah, balik ke kacamata. Saya menawarkan kacamata yang lain untuk melihat fenomena ini:
kacamata ekonomi-politik. Kuncinya: follow the money. Menurut kalian, mengapa sejak
awal AS, Inggris, Perancis mau mensponsori pemberontakan IM? Tentu bukan karena baik
hati ingin membantu gerakan Islam. Silahkan cek soal kekayaan alam Suriah, terutama di
Golan, dan perseteruan soal jalur pipa minyak. []