Anda di halaman 1dari 2

Desember 14, 2016 10:08 pm

Fall of Aleppo?
Mau tahu betapa masifnya efek pembebasan Aleppo bagi AS, NATO dan Sekutunya?

Bersiaplah untuk gelombang propaganda fitnah, bejibun ‘last call’ yang berceloteh tanpa
bukti, yang bahkan tidak bisa diverifikasi apakah pemerannya warga Aleppo atau bukan.
Ambil contoh Bilal Abdul Kareem, yang lahir dan tumbuh besar di AS.

Beragam sumber anonim akan menghiasi berita-berita, membeberkan kesaksian tanpa bukti
tentang bagaimana tentara Syria mengeksekusi warga sipil, dan bahkan memperkosa mereka.
Beragam headline akan mengudara, menyelipkan kata ‘diduga’ dalam setiap tuduhan yang
konsisten, mempermainkan persepsi publik. Beragam gambar pembantaian akan di daur
ulang, dengan mengambil caption ‘Aleppo’.

Jumlah 250.000 warga sipil yang dinyatakan terjebak di Aleppo oleh Media Mainstream
(MSM), dari dulu ditanggapi Syria dengan serius. Dan dengan modal itu pula lah, kehati-
hatian dalam operasi militer menyebabkan proses pembebasan Aleppo berjalan begitu lama.
Namun, lagi-lagi, saya harus bersimpati pada SAA dan koalisinya.

Distrik demi distrik mereka bebaskan dengan bertaruh nyawa, dan kini, terhitung hanya
80.000+ sipil yang berhasil dievakuasi dari Aleppo timur. Bahkan setelah mereka membolak-
balik gedung demi gedung kosong yang hancur, setiap lubang basemen dan got-got yang
tertutup reruntuhan.

Kemana yang lain?

Itulah masalahnya. Sekarang terungkap bahwa teroris dan rekannya di korporasi media telah
menyiapkan angka ini untuk memainkan opini publik pasca pembebasan Aleppo.

Kini, negara pendukung ‘mujahidin’ seperti AS dan Uni Eropa, mulai menghembuskan
propaganda bahwa Assad, membunuh 170.000 penduduk yang lain dalam pembebasan
Aleppo.

170.000. Let that sink in.

Bagaimana menyembunyikan mayat dan kejahatan dalam skala sebesar itu di area yang
hanya seluas 60 km persegi?

Does it even make sense?

Dulu, reporter dan jurnalis media umum tak ada yang berani memasuki Aleppo timur, karena
tiadanya jaminan bahwa ‘pemberontak’ tak akan menculik atau membunuh mereka.

Kini, Aleppo sepenuhnya terbebas, dan media dari beragam negara dengan leluasa wira-wiri
meliput. Dimanakah 170.000 warga sipil, atau puluhan bahkan ratusan anak-istri teroris yang
dibunuh tentara Syria?
Manusia yang berakal sehat pasti menolaknya. Namun corong propaganda teroris takkan
bergeming untuk sementara waktu, dan akan berusaha menggodok isu murahan ini demi
menyudutkan Assad, dan jika mungkin, mendorong intervensi militer secara terbuka.

Ban Ki Moon, pimpinan PBB yang berulangkali menghalangi bantuan Rusia yang ditujukan
ke Aleppo, kini berusaha meningkatkan agitasi dunia berdasar klaim pembantaian tanpa
bukti.

Padahal, baru tiga tahun yang lalu PBB mengakui bahwa serangan gas Sarin yang terjadi di
Ghouta, berasal dari wilayah yang dikuasai ‘pemberontak’, namun MSM masih saja memikul
hal ini sebagai salah satu ‘kejahatan’ Assad.

Quick trivia: Serangan gas Sarin di Ghouta terjadi persis saat pemeriksa senjata kimia dari
PBB mendarat di Damaskus.

Dan biarkan saya mengingatkan kita tentang sesuatu. There is no WMD in Iraq, hingga detik
ini.

Namun, mesin-mesin propaganda sudah dihidupkan, roda-roda berita sudah digenjot. Kalah
di perang sesungguhnya, AS dan sekutunya mencoba mempertahankan Aleppo melalui
permainan media.

Ada beberapa hal sederhana yang bisa dipahami dalam jurnalisme. Mengapa MSM
menggunakan istilah ‘Fall of Aleppo’ atau Jatuhnya Aleppo?

Aleppo adalah bagian dari pemerintahan Syria yang sah, dan suka atau tidak, Syria telah
merebutnya kembali. Lalu mengapa menggunakan istilah ‘Fall’, ketimbang ‘Recapture’,
misalnya, seperti yang mereka gunakan di Palmyra?

Saat Jerman kalah pada PD II, pemerintahnya menyebut peristiwa itu dengan ‘Fall of Berlin’.
Istilah ‘Fall’ selalu datang dari pemerintah yang sah, bukan pemberontak atau kubu oposisi
(dalam hal ini Sekutu).

Have you find the dots?

Bahkan Perancis, negeri ‘Je Suis everything’, menanggapi bebasnya Aleppo dari
pemberontak dan teroris bayaran – teroris yang sama yang membunuh warganya sendiri –
dengan mematikan lampu di menara Eiffel.

Seharusnya ini menjadi perlambang dan pengingat yang sempurna bagi kita.

Tadi malam, menara Eiffel sama hitamnya seperti hati pemimpin dan sekutunya, dan sama
hitamnya seperti bendera Daesh.

Know your enemy.

Anda mungkin juga menyukai