Anda di halaman 1dari 2

Serangan Senjata Kimia di Idlib

Idlib adalah tempat berkumpulnya milisi bersenjata alias “jihadis” dari berbagai faksi
(sehingga di antara mereka pun saling bantai). Pada operasi pembebasan Aleppo Desember
2016, berbagai faksi milisi “jihadis” itu dievakuasi ke Idlib untuk berkumpul dengan sesama
mereka di sana. Kemarin konon warga Idlib diserang dengan menggunakan gas sarin. Tentu
saja, yang dituduh pelakunya adalah tentara Assad dan Rusia,

Secara sekilas ada beberapa kejanggalan (yang memang sudah biasa ditemukan dalam
berbagai kasus yang melibatkan White Helmets lainnya selama ini), antara lain:

-Terlihat di foto, tim White Helmets menangani para korban tanpa pengamanan yang
seharusnya. Silahkan google, efek gas sarin seperti apa dan hanya orang gila yang mau
berada di kawasan yang ada gas sarinnya tanpa pengaman sama sekali (lihat lelaki berjaket
paling kanan, tanpa masker, tanpa sarung tangan)..

-Dokter yang mengaku menangani korban, Shajul Islam, sempat-sempatnya nge-twit dengan
menyebut “korban masih membanjiri rumah sakit”. Anda di rumah sakit penuh korban gas
sarin dan sempat ngetwit? Shajul Islam yang menyebut bahwa yang terjadi adalah serangan
gas sarin. Dokter satu ini rekam jejaknya berafiliasi dengan “mujahidin”.

-Menurut saksi mata, para korban yang bergeletakan dikenali sebagai orang-orang dari
Majdal dan Khattab (sebelumnya, mereka diculik oleh milisi bersenjata alias Al-Qaeda atau
sepupu2nya). [1]

-Sumber pemberitaan New York Times, Reuters, dll adalah SOHR (Syrian Observatory for
Human Rights). Ini adalah lembaga yg hanya ditangani 1 orang, Rami Abdul Rahman, dari
kantor merangkap apartemennya di Ingggris. Dia selalu jadi rujukan oleh media mainstream
mengenai berbagai kejadian di Suriah. Oiya, funding SOHR adalah Soros. Dan dia secara
terbuka mengaku sebagai aktivis oposisi. Sumber lain adalah para milisi bersenjata sendiri.
Media mainstream belum mengirim wartawan yg langsung meliput di lapangan. Jadi, dari sisi
jurnalistik, berita soal ini masih sangat bias dan perlu menunggu klarifikasi.

-Pola kejadian ini sama seperti kasus serangan senjata kimia di Ghouta 2013. Saat itu, dengan
segera media mainstream menyebarkan berita bahwa tentara pemerintah menggunakan
senjata kimia. Baru beberapa hari kemudian ada klarifikasi dari PBB bahwa pelakunya bukan
tentara pemerintah. Ini juga diakui tim “Doctors Without Borders” bahwa serangan itu adalah
bentuk kesalahan koordinasi dan ketidaktahuan dari pihak pasukan jihadis. “Mereka tidak
menyadari bahwa mereka memiliki senjata kimia,” lapor Associated Press, seperti dikutip
dari The Examiner, Minggu (1/9/2013).

-Bila benar ini lagi-lagi false flag, tujuannya apa? Tentu saja, hal yg selama ini
“diperjuangkan” para “jihadis” yaitu adanya keputusan PBB untuk mengirim NATO
membombardir Suriah habis-habisan (atas nama “humanitarian intervention”), metode yang
“sukses” mereka lakukan di Libya.

[1] Baca analisis lebih lengkap di sini, disertai foto dan video:
https://www.almasdarnews.com/…/jumping-conclusions-somethi…/

Anda mungkin juga menyukai