Anda di halaman 1dari 11

PEMBAHASAN

A. Program Linear
1. Pengertian Program Linear
Program Linear adalah tehnik optimasi yang melibatkan variable-
variabel linear. Dalam program linear dikenal dua fungsi yaitu fungsi
tujuan dan fungsi kendala yang linear

2. Bentuk standar Program Linear


Bentuk standar program linear sebagai berikut :
Memaksimumkan Z = C1X1 + C2X2 + C3X3 + ... + CnXn
Dengan kendala-kendala:
a11X1 + a12X2 + a13X3 + ... + a1nXn b1
a21X1 + a22X2 + a23X3 + ... + a2nXn b2
.
.
.
am1X1 + am2X2 + am3X3 + ... + amnXn bm
dan
X1 0, X2 0, X3 0, ..., Xn 0,

3. Penyelesaian masalah Program Linear


a. Metode Grafik
Metode grafik adalah salah satu teknik penyelesaian program
linear, yang dimana pengambilan keputusannya menggunakan
pendekatan grafik.

b. Metode Simpleks
Metode grafik tidak dapat menyelesaikan persoalan linear
program yang memilki variabel keputusan yang cukup besar atau lebih
dari dua, maka untuk menyelesaikannya digunakan Metode Simplex.
Metode simpleks adalah salah satu teknik penyelesaian
dalam program linear yang diguakan sebagai teknik pengambilan
keputusan dalam permasalahan yang berhubungan dengan
pengalokasian sumber daya secara optima;. Metode simpleks
digunakan untuk mencarai nilai optimal dari program linear dari
program linear yang melibtkan banyak pembatas dan banyak variabel.

B. Penyimpangan Penyimpangan Bentuk Standar Program Linear Baku


( Kendala dengan tanda )
Penyelesaian permasalahan program linear dapat dilakukan dengan
menggunakan metode simpleks dimana dalam penyelesaian permasalah
program linear menggunakan metode simpleks, syarat yang harus dipenuhi
adalah persamaan harus dalam bentuk standar dan jika terdapat
penyimpangan-penyimpanagan bentuk standar program linear baku maka
harus ditransformasikan terlebih dahulu ke dalam bentuk standar (standard
form).
Salah satu bentuk penyimpangan bentuk standar program linear baku
adalah Fungsi kendala dengan tanda maka harus diubah ke bentuk
dengan cara mengalikan dengan 1, lalu diubah ke bentuk persamaan dengan
ditambahkan variabel surplus. Kemudian karena RHS (Nilai kanan)-nya
negatif, dikalikan lagi dengan 1 dan ditambah variabel artificial (variabel
buatan) R. Koefisien untuk variabel surplus adalah 0 dan koefisien untuk
variabel artificial R adalah M ( M nilainya > 0 dan berhingga)
C. Contoh Permasalahan Penyimpangan Penyimpangan Bentuk Standar
Program Linear Baku ( Kendala dengan tanda )

Maksimumkan Z 3X 1 5 X 2

Dengan kendala :

2X 1 8

3X 2 15
6X 1 + 5X 2 30

X1 X2 0

Penyelesaian :

Pada fungsi kendala yang pertama, untuk mengubah menjadi persamaan


harus ditambah variabel slack, yang sekaligus digunakan sebagai basis
pada tabel awal simpleks. Persamaan tersebut menjadi :

2 X 1 S1' 8

Kemudian sama halnya dengan fungsi kendala, pada fungsi kendala yang
kedua, untuk mengubah menjadi persamaan juga harus ditambah variabel
slack, yang sekaligus digunakan sebagai basis pada tabel awal simpleks.
Persamaan tersebut menjadi :

3 X 2 S 2' 15

Sedangkan fungsi pembatas ketiga yang bertanda "", maka harus diubah
menjadi tanda "" dan akhirnya menjadi tanda "=" agar dapat diselesaikan
dengan metode simpleks. Persamaan tersebut dikalikan (-1) akan menjadi :

6 X 1 5 X 2 30
Kemudian, ubah ke tanda sama dengan maka menjadi :

6 X 1 5 X 2 S 3 30

Karena bagian kanan persamaan ini bertanda negatif (-30), maka harus
menjadi 6 X 1 5 X 2 S 3'' 30 , tetapi karena S 3'' bertanda negatif, hal ini
tidak memungkinkan dalam metode simpleks karena tidak dapat
digunakan sebagai basis pada tabel awal. Untuk itu harus ditambahkan
variabel artificial R, sehingga persamaan pembatas ketiga tersebut
menjadi :

6 X 1 5 X 2 S 3'' R1 30

Formulasi yang sudah mengalami modifikasi ini disebut formulasi


dalam bentuk standar metode simpleks. Sehingga soal diatas bentuk
standarnya adalah :

Kendala :
2X 1 + S1' = 8

3X 2 + S 2' 15

6X 1 + 5X 2 + S 3' + R1 30

X1 X2 S1' S 2' S 3' R1 0

Penyelesaian persoalan yang mengandung variabel artificial ini dapat


dilakukan dengan Teknik the big M dan Metode dua fase

1. Metode the Big M (Metode Penalty)


Pada teknik ini, setiap variabel artificial dalam fungsi tujuan
diberikan penalty M, dimana M merupakan bilangan positif yang sangat
besar. Penalty bertanda negatif (-) apabila fungsi tujuan maksimasi dan
bertanda positif (+) apabila fungsi tujuan minimasi.
Persamaan menurut contoh diatas menjadi :
Memaksimumkan Z 3 X 1 5 X 2 0.S1' 0.S 2' 0.S 3'' M .R1
Dengan Kendala :
2X 1 + S1' = 8

3X 2 + S 2' 15

6X 1 + 5X 2 + S 3' + R1 30

X1 X2 S1' S 2' S 3' R1 0

Untuk memasukan model matematis persoalan diatas dalam tabel


simpleks, maka terlebih dahulu melakukan subtitusi nilai R1 pada
persamaan kendala dan pada persamaan fungsi tujuan Z diatas yaitu :
R1 30 6 X 1 5 X 2 S 3''

Kemudian R1 tersebut dimasukan kedalam persamaan Z menjadi :

Z 3 X 1 5 X 2 0.S1' 0.S 2' 0.S 3'' M (30 6 X 1 5 X 2 S 3'' )

Z 3 X 1 5 X 2 30 M 6MX 1 5 X 1 MS 3''
Z (3 6 M ) X 1(5 5M ) X 2 MS 3'' 30 M
Z (3 6M ) X 1(5 5M ) X 2 MS 3'' 30 M

Langkah-Langkah :

Tabel Simpleks Awal


V.
Bebas Z X1 X2 S1' S 2' S 3'' R1 Solusi

Z 1 (3 6 M ) (5 5M ) 0 0 M 0 30M
S1' 0 2 0 1 0 0 0 8
''
S 2
0 0 3 0 1 0 0 15
R1 0 6 5 0 0 1 1 30
Menentukan Baris kunci, Kolom Kunci, Angka kunci
V.
Bebas Z X1 X2 S1' S 2' S 3'' R1 Solusi

Z 1 (3 6 M ) (5 5M ) 0 0 M 0 30M
S1' 0 2 0 1 0 0 0 8
S 2'' 0 0 3 0 1 0 0 15
R1 0 6 5 0 0 1 1 30

= Kolom Kunci Angka Kunci

= Baris Kunci

Catatan : Misalkan M = 3, Maka

(3 6 M ) (3 6(3)) 21
(5 5M ) (5 5(3)) 20

Semua bilangan pada baris kunci dibagi angka kunci

V.
Bebas Z X1 X2 S1' S 2' S 3'' R1 Solusi

Z 1 (3 6 M ) (5 5M ) 0 0 M 0 30M
X1 0 1 0 1/2 0 0 0 4
S 2'' 0 0 3 0 1 0 0 15
R1 0 6 5 0 0 1 1 30

Mengubah angka-angka pada baris selain baris kunci


Baris 1 = ((3 6M ) Baris 2) Baris1
Baris 4 = (6 Baris 2) Baris 4

V.
Bebas Z X1 X2 S1' S 2' S 3'' R1 Solusi

(3 6M )
Z 1 0 (5 5M ) 0 M 0 (6 M 12)
2
X1 0 1 0 0 0 0 4
S 2'' 0 0 1 3 1 0 0 15
R1 0 0 5 -3 0 1 1 6
ULANGI

V.
Bebas Z X1 X2 S1' S 2' S 3'' R1 Solusi

(5 5M )
(3 6 M ) (6 M 12)
Z 1 0 0 M 0
/2
X1 0 1 0 0 0 0 4
S 2' 0 0 1 3 1 0 0 15
R1 0 0 5 -3 0 1 1 6

= Kolom Kunci Angka Kunci


= Baris Kunci

V.
Bebas Z X1 X2 S1' S 2' S 3'' R1 Solusi

(5 5M )
(3 6M ) / 2 (6 M 12)
Z 1 0 0 M 0

X1 0 1 0 0 0 0 4
S 2' 0 0 1 3 1 0 0 15
X2 0 0 1 -3/5 0 1 /5 1/5 6/5

` Baris 1 = ((5 5M ) Baris 4) Baris1 dan Baris 2 = (1 Baris 4) Baris 3

TABEL OPTIMAL

V.
Bebas Z X1 X2 S1' S 2' S 3'' R1 Solusi

Z 1 0 0 -3/2 0 -1 1 M 18
X1 0 1 0 1 0 0 0 4
S 2' 0 0 0 -12/5 1 1/5 -1/5 69/5
X2 0 0 1 -3/5 0 1 /5 1/5 6/5

Berdasarkan tabel optimal diatas dapat diketahui nilai optimal untuk


6
34 5 18
165
Z , X1 4 , X 2 6 / 5
6 5
2. Tehnik 2 (Dua) Fase
Sesuai dengan namanya teknik dua fase terdiri dari 2 fase
pengerjaan, yaitu :
a. Fase pertama : pada fase ini tujuan semula diganti dengan
meminimumkan jumlah variabel artificialnya, dan diuji apakah
persoalan yang dihadapi memilki solusi feasibel atau tidak. Jika nilai
minimum fungsi tujuan baru (r) ini beharga nol (seluruh variabel
artificial beharga nol), berarti persoalan memiliki solusi feasibel, yang
berarti pengerjaan bisa dilanjutkan ke fase 2. Tetapi jika minimum
fungsi tujuan baru ini beharga positif, maka persoalan tidak memiliki
solusi feasible. Berarti stop!.
b. Fase kedua : gunakan solusi basis optimum pada fase 1 sebagai solusi
awal bagi persoalan sebenarnya. Dalam hal ini ubahlah bentuk fungsi
tujuan pada fase 1 dengan mengembalikannya pada fungsi tujuan
persoalan sebenarnya dan fungsi batasan diperoleh dari tabel optimal
fase 1 tanpa memasukan variabel R nya.

Fase 1
Memaksimumkan
Z 3 X 1 5 X 2 0.S1' 0.S 2' 0.S 3'' M .R1

Dengan Kendala :
2X 1 + S1' = 8

3X 2 + S 2' 15

6X 1 + 5X 2 + S 3' + R1 30

X1 X2 S1' S 2' S 3' R1 0

Dari Persamaan tersebut diperoleh nilai


R1 30 6 X 1 5 X 2 S 3''
Minimumkan r = R1 , atau r 30 6 X 1 5 X 2 S 3''
Berdasarkan kendala

2X 1 + S1' = 8

3X 2 + S 2' 15

6X 1 + 5X 2 + S 3' + R1 30

X1 X2 S1' S 2' S 3' R1 0

V.
Bebas
r X1 X2 S1' S 2' S 3'' R1 Solusi
R 1 6 5 0 0 0 0 30
S '
0 2 0 1 0 0 0 8
1
''
S 2
0 0 3 0 1 0 0 15
R1 0 6 5 0 0 1 1 30

= Kolom Kunci Angka Kunci


= Baris Kunci

V.
Bebas
r X1 X2 S1' S 2' S 3'' R1 Solusi
R 1 6 5 0 0 0 0 30
'
S 1
0 1 0 1/2 0 0 0 4
''
S 2
0 0 3 0 1 0 0 15
R1 0 6 5 0 0 1 1 30

V.
Bebas
r X1 X2 S1' S 2' S 3'' R1 Solusi
R 1 0 5 -3 0 0 0 6
X1 0 1 0 1/2 0 0 0 4
S 2'' 0 0 3 0 1 0 0 15
R1 0 0 5 -3 0 1 1 6

V.
Bebas
r X1 X2 S1' S 2' S 3'' R1 Solusi
R 1 0 5 -3 0 0 0 6
X1 0 1 0 1/2 0 0 0 4
S 2'' 0 0 3 0 1 0 0 15
R1 0 0 1 -3/5 0 1 /5 1/5 6/5
V.
Bebas
r X1 X2 S1' S 2' S 3'' R1 Solusi
r 1 0 0 0 0 1 -1 0
X1 0 1 0 1/2 0 0 0 4
S 2'' 0 0 0 9/5 1 3/5 -3/5 69/5
X2 0 0 1 -3/5 0 1 /5 1/5 6/5

Persoalan diatas memiliki solusi fisibel, karena solusinya nol.


Selanjutnya R tidak diikutsertakan lagi.
Fase 2 :
Dari table optimum pada fase 1 di atas dapat dituliskan persamaan
persamaan berikut :
1 / 2 S1 X 1 4
9 / 5S1 S 2 3 / 5S 3 69 / 5
X 2 3 / 5S1 1 / 5S 3 6 / 5
Kembali kepada model persoalan semula, dan dengan
mensubtitusi persamaan persamaan diatas kita dapatkan :

Maksimumkan Z = 3(4 1/2S1) + 5(6/5+ 3/5 S1 +1/5 S3


atau Z = 3/2 S1 + S3+18
Berdasarkan kendala :
1 / 2 S1 X 1 4
9 / 5S1 S 2 3 / 5S 3 69 / 5
X 2 3 / 5S1 1 / 5S 3 6 / 5

V. S 3''
Bebas
X1 X2 S1' S 2' Solusi
Z 0 0 3/2 0 1 18
X1 1 0 0 0 4
S2 0 0 9/5 1 3/5 69/5
X2 0 1 -3/5 0 -1/5 6/5

Pada tabel diatas, baris Z tidak ada yang negatif. Karena fungsi
tujuan maksimasi berarti telah tercapai kondisi optimal dengan nilai X1 =
4 , X2 = 6 / 5 , Z = 18
D. Kesimpulan
Metode simpleks hanya dapat digunakan untuk menyelesikan
permasalah program linear dalam bentuk standar, dan jika ada
penyimpangan-penyimpangan bentuk standar program linear baku maka
diubah terlebih dahulu menjadi bentuk standar, di mana salah satu
penyimpangan-penyimpangan yang ada adalah kendala dengan tanda yang
bisa ditransformasikan kedalam bentuk persamaan dengan cara ditambakan
variabel surplus dan artificial variabel R yang dimana koefisien variabel
surplus bernilai 0 dan untuk variabel artificial variabel R adalah M ,
Kemudian persamaan yang mengandung artificial variabel R. dapat
diselesaikan dengan menggunakan 2 metode yaitu 1) Metode Big M dan 2)
Metode dua fase.

Anda mungkin juga menyukai