Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

ANALISIS MASALAH

Pada kasus ini, pasien adalah seorang laki-laki berusia 58 tahun dengan
pekerjaan sebagai buruh bangunan. Keluhan utama yang diungkapkan pasien adalah
Sesak nafas yang semakin bertambah berat sejak 1 hari SMRS. Dari riwayat
perjalanan penyakit pasien didapatkan sesak nafas muncul sejak 1 bulan SMRS,
frekuensi jarang. Batuk dengan dahak putih jumlah sedikit, demam (-), keluhan
tersebut dirasakan sampai satu minggu SMRS namun sesak nafas semakin sering dan
bertambah berat disertai adanya demam dan nyeri dada saat batuk dan menarik nafas.
1 hari SMRS sesak semakin bertambah berat dan terus menerus, batuk berdahak putih
dan sedikit, nyeri dada saat batuk dan bernafas, demam (+). Pasien mempunyai
riwayat TBC tahun 1999 dan dinyatakan sembuh, tahun 2015 kembali didiagnosa
TBC dan menjalani pengobatan selama 6 bulan. Pasien merupakan perokok aktif
yang mengonsumsi 2 bungkus rokok sehari selama 40 tahun terakhir, terpapar debu
material selama 35 tahun. Diagnosa awal yang dapat dipikirkan adalah adanya
permasalahan di dalam sistem respirasi,
Keadaan umum pasien tampak sakit sedang dengan tekanan darah dalam
rentang normal (110/80 mmHg), RR 35x/menit (takipnea), 37,9oC (subfebris). Pada
pemeriksaan mata didapatkan gambaran konjungtiva pucat. Pada pemeriksaan pulmo,
saat palpasi didapatkan stem fremitus lapangan paru kiri meningkat. Stem fremitus
meningkat biasanya ditemukan pada konsolidasi parenkim paru pada suatu area yang
mengalami inflamasi, adanya infiltrat, dan cavitas. Pada konsolodasi terjadi
peningkatan kepadatan paru, sehingga meningkatkan penghantaran fremitus taktil.
Pada perkusi didapatkan sonor pada paru kanan dan redup pada lapangan paru kiri.
Redup atau dullness pada perkusi menunjukkan adanya konsolidasi paru atau efusi
pleura. Parenkim paru yang lebih solid mengandung sedikit udara sehingga akan
menghasilkan suara yang redup. Pada auskultasi didapatkan vesikuler meningkat di
lapangan paru kiri, ronchi basah di lapangan paru kiri, wheezing pada lapangan paru

32
kiri. Vesikuler meningkat biasanya ditemukan pada parenkim paru yang mengalami
inflamasi. Ronchi basah adalah bunyi tambahan yang terdengar tidak kontinyu pada
waktu inspirasi, Rhonchi basah dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu rhonchi basah
halus, sedang, dan kasar. Rhonchi basah halus dan sedang dapat disebabkan oleh
cairan di alveoli misalnya pada pneumonia dan edema paru, sedangkan rhonchi basah
kasar disebabkan oleh cairan di bronkiolus, misalnya pada bronkiektasis. Wheezing
adalah bunyi seperti bersiul dan kontinu, dapat terdengar saat inspirasi dan ekspirasi
namun lebih jelas pada saat ekspirasi. Penyebabnya karena udara melewati jalan
napas yang menyempit / tersumbat sebagian. Wheezing dapat terjadi karena
perubahan temperatur, allergen, dan bahan iritan terhadap bronkus.
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik secara umum maupun spesifik, keluhan
pasien mengarah kepada pneumonia dengan factor predisposisi pasien yang pernah
menderita TB paru sebanyak dua kali, kebiasaan merokok selama 40 tahun. Diagnosis
pasti perlu ditegakkan melalui pemeriksaan penunjang berupa rontgen thorax, sputum
BTA untuk memastikan diagnosis TB paru kasus kambuh karena dari anamnesis
didapatkan batuk kronik, dengan dahak (+), demam tidak tinggi, dan riwayat TBC
sebelumnya.

33

Anda mungkin juga menyukai