yang tinggal di dalam selokan, Orang-orang miskin di jalan yang kalah di dalam pergulatan, masuk ke dalam tidur malammu. yang diledek oleh impian, Perempuan-perempuan bunga raya janganlah mereka ditinggalkan. menyuapi putra-putramu. Angin membawa bau baju mereka. Tangan-tangan kotor dari jalanan Rambut mereka melekat di bulan meraba-raba kaca jendelamu. purnama. Mereka tak bisa kamu biarkan. Wanita-wanita bunting berbaris di Jumlah mereka tak bisa kamu mistik cakrawala, menjadi nol. mengandung buah jalan raya. Mereka akan menjadi pertanyaan Orang-orang miskin. Orang-orang yang mencegat ideologimu. berdosa. Gigi mereka yang kuning Bayi gelap dalam batin. Rumput dan akan meringis di muka agamamu. lumut jalan raya. Kuman-kuman sipilis dan tbc dari gang- Tak bisa kamu abaikan. gang gelap Bila kamu remehkan mereka, akan hinggap di gorden presidenan di jalan kamu akan diburu bayangan. dan buku programma gedung kesenian. Tidurmu akan penuh igauan, Orang-orang miskin berbaris sepanjang dan bahasa anak-anakmu sukar kamu sejarah, terka. bagai udara panas yang Jangan kamu bilang negara ini kaya selalu ada, karena orang-orang berkembang di kota bagai gerimis yang selalu membayang. dan di desa. Orang-orang miskin mengangkat pisau- Jangan kamu bilang dirimu kaya pisau bila tetanggamu memakan bangkai tertuju ke dada kita, kucingnya. atau ke dada mereka sendiri. Lambang negara ini mestinya trompah O, kenangkanlah : dan blacu. orang-orang miskin Dan perlu diusulkan juga berasal dari kemah Ibrahim.. agar ketemu presiden tak perlu berdasi seperti Belanda. Djogja, 4 Februari 1978 Dan tentara di jalan jangan bebas Potret Pembangunan dalam Puisi