Dewi Cetak Ini
Dewi Cetak Ini
I. Tujuan Percobaan
Konduktometri 660
Elektroda emmension cell dengan konstanta cell 0,78
Gelas kimia 250 ml 2 buah, 50 ml 5 buah
Labu takar 50 ml 5 buah
Pipet ukur 5 ml 1 buah
Bola karet
Pipet tetes
Kaca arloji
Corong
Spatula
Magnetic stirrer
KCl
larutan NaOH 0,1 N
larutan HCl 0,1N
III. Dasar Teori
dimana:
A/l = tetapan sel
k = daya hantar arus (konduktivitas) dengan satuan SI ohm cm-1 atau s cm-1
Titrasi konduktometri merupakan metode analisa kuantitatif yang didasarkan
pada perbedaan harga konduktansi masing-masing ion. Dalam konduktometri
diperlukan sel konduktometrinya, yaitu alat mengukur tahanan sel. Namun titrasi ini
kurang bermanfaat untuk larutan dengan konsentrasi ionik yang terlalu tinggi
(Muizliana, 2010).
Konduktivitas suatu larutan elektrolit, pada setiap temperature hanya bergantung
pada ion-ion yang ada, dan konsentrasi ion-ion tersebut. Ini sebagian besar disebabkan
oleh berkurangnya efek-efek antar ionic untuk elektrolit-elektrolit kuat dan oleh
kenaikan derajat disosiasi untuk elektrolit-elektrolit lemah (Bassett, J. dkk., 1994).
Untuk mengukur konduktivitas suatu larutan, larutan ditaruh dalam sebuah sel,
yang tetapan selnya telah ditetapkan dengan kalibrasi dengan suatu larutan yang
konduktivitasnya diketahui dengan tepat, missal, suatu larutan kalium klorida standar.
Sel ditaruh dalam satu lengan dari rangkaian jembatan Wheatstone dan resistansinya
diukur (Bassett, J. dkk., 1994).
Bila konsentrasi dinyatakan dalam normalitas, maka harus dikalikan dengan
factor 1000. Nilai d/a=s merupakan factor geometri selya dan nilainya konstan untuk
suatu sel tertentu sehingga disebut tetapan sel (Khopkar, 2003). Metode konduktometri
memiliki aplikasi yang jauh lebih terbatas ketimbang prosedur-prosedur visual,
potensiometri ataupun amperometri (Bassett, J. dkk., 1994).
Konduktometri merupakan salah satu cara elektroanalisa, yang mengukur
konduktivitas larutan dengan elektroda khusus. Konduktivitas berbanding terbalik
terbalik tahanan listrik dalam larutan, yaitu semakin besar tahanan listrik, semakin kecil
konduktivitas.
Konduktivitas mempunyai siemens per cm. konduktivitas larutan kimia
lazimnya berkisar antara 0,1-2000 mili siemens per cm (ms/cm). kalau dua elektroda
direndam dalam larutan yang mengandung ion-ion, maka akan mengalir arus listrik
antara kedua elektroda tersebut, apabila terdapat beda tegangan listrik antara kedua
elektroda tersebut.
Arus mengalir dari katoda yang bermuatan negative ke anoda yang bermuatan
positif. Sebagai pebawa arus adalah ion-ion dalam larutan. Selisih potensial antara
kedua elektroda tersebut tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi elektrolisa.
A. Kalibrasi konduktrometer
1. Memasang sel konduktovitas pada soket Cond Cell dengan soket berwarna
hitam
2. Memasang resistance thermometer pt-100 pada socket warna merah
3. Menghidupkan alat konduktometer
4. Memeriksa harga konstanta cell pada elektrodaimmension cell, lalu
memasukkan harga 1,00 pada cell const dan kemudian menekan tombol 1x
5. Memasukkan hargaa tempeture pada temp dengan menekan tombol temp"
6. Memasukka harga koefisien tempetature, untuk larutan KCl 1,95, lalu untuk
larutan
yang lain bisa dilihat pada table apabila tidak ada dalam table masukka harga 2
7. Menggunakan frekuensi 2 KHz
8. Mengisi gelas kimia 50 ml KCl 1 M dan dimasukkan elektroda ke dalam gelas
kimia
9. Mengatur temperature larutan KCl sesuai dengan table atau menekan tombol
temp
10. Memasukkan harga K pada suhu larutan untuk menghitung konstanta cell (K)
11. Kalibrasi larutan telah selesai dan dicatat harga konduktivitas larutan KCl 1 M
12. Menentukan konduktivitas larutan KCl 0,1 M, HCl 0,01M dan NaOH 0,1 M dan
kemudian
13. Membandingkan perhitungan konduktivitas secara teoritis dan menghitung
persen kesalahan.
Evaluasi
Untuk menghitung konsentrasi larutan NaOH digunakan persamaan:
V1C1 = V2C2
Dimana:
V1 = volume larutan HCl
V2 = volume larutan NaOH
C1 = konsentrasi larutan HCl
C2 = konsentrasi larutan NaOH
V. Data Pengamatan
Konduktivitas (mS/cm)
Volume HCl mL
Praktek Teori
0 1,12 1,2
1 1,03 1,115
2 1 0,8
3 0,94 0,84
4 0,9 0,6
5 0,84 0,59
6 0,8 0,39
7 0,75 0,34
8 0,73 0,14
9 0,73 0,11
10 0,75 0
11 0,76 0,19
12 0,78 0,36
13 0,82 0,59
14 0,98 0,7
15 1,21 0,97
16 1,31 1,13
17 1,43 1,36
18 1,59 1,4
19 1,87 1,74
20 1,94 1,8