SK Kebijakan Penulisan Resep
SK Kebijakan Penulisan Resep
No. 96/25/III/SK_DIR_KEB/2014
TENTANG
KEBIJAKAN PENULISAN RESEP
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
PERTAMA : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BAPTIS BATU TENTANG
KEBIJAKAN PENULISAN RESEP.
KEDUA : Kebijakan penulisan resep di Rumah Sakit Baptis Batu sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Keputusan ini.
KETIGA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Farmasi Rumah Sakit
Baptis Batu dilaksanakan oleh Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit Baptis
Batu .
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku 2 (dua) tahun sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di : Batu
Pada tanggal : 25 Maret 2014
Direktur RS. Baptis Batu
1. Dokter yang boleh menulis resep di RS Baptis Batu adalah semua dokter yang telah
mendapatkan Surat Penugasan (Clinical Appointment) dari Direktur RS yang memuat
kewenangan klinis (Clinical Privileges) yang boleh dilakukan di RS Baptis Batu.
2. Lembaran resep dilayani apabila sudah memenuhi persyaratan administrasi, meliputi :
a. Identitas penulis resep / nama dokter.
b. Tempat dan tanggal penulisan resep (pada pojok kanan atas resep).
c. Identitas pasien : nama pasien, nomor medical record, umur, alamat, berat badan jika
diperlukan, khususnya untuk pasien anak-anak.
d. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan item resep atau item obat.
e. Nama obat (generik atau paten bila diperlukan), satuan dosis/kekuatan, rute atau bentuk
sediaan, jumlah obat, signa obat dituliskan dengan jelas.
f. Penulisan k/p, atau prn harus disertai dengan indikasi penggunaan atau kapan
diperlukannya, misalnya : prn sakit kepala atau prn mual.
g. Bila ada permintaan obat yang tulisannya mirip dengan obat lain (lihat daftar obat
NORUM), beri tanda garis bawah atau huruf kapital.
h. Tanda tangan / paraf dokter penulis resep dibagian akhir penulisan resep sesuai dengan
undang-undang yang berlaku.
i. Tanda seru atau paraf dokter untuk resep obat yang mengandung obat dengan jumlah
dosis yang melebihi dosis maksimum.
3. Pada penulisan obat narkotika dan psikotropika/khusus agar sah harus dibubuhi tanda tangan
dokter (bukan paraf).
4. Tanda tangan dan paraf dokter dalam penulisan resep sesuai dengan spesimen tanda tangan dan
paraf.
5. Resep resmi harus ditulis oleh dokter peminta, bila pesanan obat per telepon, resep dituliskan
oleh dokter jaga IGD sesuai dengan advis per telepon oleh dokter spesialis.
6. Resep harus ditulis pada lembar kertas resep yang memiliki logo atau kop resmi.
7. Resep harus ditulis lengkap dengan tulisan tangan yang jelas dan mudah dibaca.
8. Saat dokter psikiatri tidak ada, dokter umum boleh menuliskan resep terapi obat lanjutan bagi
pasien psikiatri, dengan jumlah obat tidak lebih dari terapi satu minggu atau sampai dengan
jadwal praktek dokter psikiatri berikutnya.
9. Ada prosedur Rekonsiliasi Obat saat pasien masuk rawat inap yang dilaksanakan oleh dokter.
Ditetapkan di : Batu
Pada tanggal : 25 Maret 2014
Direktur RS. Baptis Batu