Anda di halaman 1dari 4

RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA

Jl. Sui Raya Dalam No.65 Pontianak Telp. (0561) 582809


email : rsbnabasa@yahoo.com

KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA

NOMOR : /RSBN/ / /2017

TENTANG

KEBIJAKAN PENULISAN RESEP

DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit


Bersalin Nabasa, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan Farmasi
yang bermutu tinggi;

b. Agar pelayanan Farmasi di Rumah Sakit Bersalin Nabasa dapat


terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit
Bersalin Nabasa, Buku Pedoman Pengorganisasian dan Buku
Pedoman Pelayanan sebagai landasan bagi penyelenggaraan
pelayanan Farmasi di Rumah Sakit Bersalin Nabasa ;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,


perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Bersalin
Nabasa.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang


Rumah Sakit.

3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 29 Tahun 2004 tentang


Praktik Kedokteran.

4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1197/Menkes/SK/X/2004/tentang Standar Pelayanan Farmasi Di
Rumah Sakit
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.129
/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA
TENTANG KEBIJAKAN PENULISAN RESEP
Kedua : Kebijakan penulisan resep di Rumah Sakit Bersalin Nabasa sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Dokter yang berhak menuliskan resep umum dan/atau resep khusus dan
orang yang berhak memesan obat dan alkes tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.
Keempat : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Farmasi Rumah
Sakit Bersalin Nabasa dilaksanakan oleh Manager Penunjang Medis
Rumah Sakit Bersalin Nabasa
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Pontianak
Pada tanggal : November 2017

Direktur
Rumah Sakit Bersalin Nabasa

Dr. dr. Pinda Hutajulu, SpOG, (K). Fer


Lampiran
Keputusan Direktur Rumah Sakit Bersalin Nabasa
Nomor : Tahun 2017
Tanggal : November 2017

KEBIJAKAN PENULISAN RESEP


RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA

1. Dokter yang boleh menulis resep di RS Bersalin Nabasa adalah semua dokter
yang telah mendapatkan Surat Penugasan (Clinical Appointment) dari Direktur
RS yang memuat kewenangan klinis (Clinical Privileges) yang boleh dilakukan di RS
Bersalin Nabasa.

2. Lembaran resep dilayani apabila sudah memenuhi persyaratan administrasi, meliputi :


a. Identitas penulis resep / nama dokter.
b. Tempat dan tanggal penulisan resep (pada pojok kanan atas resep).
c. Identitas pasien : nama pasien, nomor medical record, umur, alamat, berat badan
jika diperlukan, khususnya untuk pasien anak-anak.
d. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan item resep atau item obat.
e. Nama obat (generik atau paten bila diperlukan), satuan dosis/kekuatan, rute atau
bentuk sediaan, jumlah obat, signa obat dituliskan dengan jelas.
f. Penulisan k/p, atau prn harus disertai dengan indikasi penggunaan atau kapan
diperlukannya, misalnya : prn sakit kepala atau prn mual.
g. Bila ada permintaan obat yang tulisannya mirip dengan obat lain beri tanda garis
bawah atau huruf kapital.
h. Tanda tangan / paraf dokter penulis resep dibagian akhir penulisan resep sesuai
dengan undang-undang yang berlaku.
i. Tanda seru atau paraf dokter untuk resep obat yang mengandung obat dengan jumlah
dosis yang melebihi dosis maksimum.
3. Pada penulisan obat narkotika dan psikotropika/khusus agar sah harus dibubuhi
tanda tangan dokter (bukan paraf).
4. Resep yang mengandung narkotika tidak boleh ada iterasi (ulangan) ; ditulis nama
pasien tdk boleh m.i. = mihi ipsi = untuk dipakai sendiri; alamat pasien dan aturan
pakai (signa) yang jelas, tidak boleh ditulis sudah tahu aturan pakainya (usus cognitus).
5. Untuk penderita yang segera memerlukan obatnya, dokter menulis bagian kanan atas
resep: Cito, Statim, urgent, P.I.M.= periculum in mora = berbahaya bila ditunda, RESEP
INI HARUS DILAYANI DAHULU.
6. Bila dokter tidak ingin resepnya yang mengandung obat keras tanpa sepengetahuannya
diulang, dokter akan menulis tanda N.I. = Ne iteratur = tidak boleh diulang.
7. Resep yg tidak boleh diulang adalah resep yg mengandung narkotika atau obat lain yg
ditentukan oleh Menkes melalui Kepala Badan POM.
8. Tanda tangan dan paraf dokter dalam penulisan resep sesuai dengan spesimen tanda
tangan dan paraf.
9. Resep resmi harus ditulis oleh dokter peminta, bila pesanan obat per telepon, resep
dituliskan spesialis
10. Resep harus ditulis pada lembar kertas resep yang memiliki logo atau kop resmi.
11. Resep harus ditulis lengkap dengan tulisan tangan yang jelas dan mudah dibaca.
12. Ada prosedur Rekonsiliasi Obat saat pasien masuk rawat inap yang dilaksanakan oleh
dokter.

Anda mungkin juga menyukai