Anda di halaman 1dari 16

KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA

GURU TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR


Oleh:
Ade Irwana
(e-mail: irwana.ade@gmail.com)

Abstrak
Sekolah penyelenggara proses pendidikan di Indonesia, memiliki tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa
sehingga mampu berdaya saing dalam era globalisasi. kenyataannya masih ada sekolah belum
melaksanakan fungsi sekolah secara optimal. Penelitian ini ingin mengetahui gambaran empirik
kepemimpinan visioner, kinerja guru, efektivitas sekolah dan pengaruh kepemimpinan visioner kepala
sekolah dan kinerja guru terhadap efektivitas sekolah di sekolah dasar se-Kecamatan Astana Anyar kota
Bandung. Penelitian dilakuan di Sekolah Dasar sekecamatan Astana Anyar Kota Bandung, dengan
responden kepala sekolah dan guru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan instrumen
berupa angket. Analisis data dilakukan dengan analisis korelasi, regresi dan menguji setiap hipotesis yang
telah dirumuskan. Kesimpulan penelitian menemukan gambaran kepemimpinan visioner kepala sekolah
berada pada kategori tinggi, Kinerja guru berada pada kategori tinggi, dan efektivitas sekolah berada pada
kategori sangat tinggi. Kepemimpinan visioner kepala sekolah dan kinerja guru memberikan pengaruh yang
signifikan sedang terhadap efektivitas sekolah. Berdasarkan temuan, maka penulis merekomendasikan pihak-
pihak terkait penyelenggara satuan pendidikan untuk melakukan berbagai upaya perbaikan secara preventif
pada setiap variabel. Beberapa hal yang perlu tingkatkan diantaranya peningkatan kualifikasi akademik
kepala sekolah, kerja sama, peningkatan pelayanan pengajaran terhadap siswa dan penilaian terhadap
prestasi belajar siswa yang menyeluruh sehingga berdampak terhadap peningkatkan mutu sekolah.

Kata kunci: kepemimpinan visioner kepala sekolah, kinerja guru, efektivitas sekolah.

Abstract
School organization is the organizer that organizes education process in Indonesia. The purpose is to
educate our country so that it is able to compete in globalization era. However in fact there are schools
which are not able to implement school function in optimum way. The main problem in this research is how
the empiric description of head master visionary leadership, teachers job, and school effectiveness is and
the effect of headmaster visionary leadership and teachers job toward school effectiveness at elementary
school of Astana Anyar subdistrict in Bandung city. The research is conducted at elementary school of
Astana Anyar subdistrict in Bandung city. The unit of analysis is school with headmaster and teacher as the
respondent. This research uses the qualitative approach and the instrument used is questionnaire. Data
analysis is done by using correlation and regression analysis and by testing every hypothesis which have
been formulated. The conclusion of this research finds out the general description about headmaster
visionary leadership which is in high category, teachers job is in the same category and school effectiveness
is in the highest category. Headmaster visionary leadership and teachers job give a very significant effect
toward school effectiveness. Based on the findings, the writer recommends every authority that relate to
education organization to do every effort in the implementation and the development of each variables must
be improved. Some of the things must be improved are the factor of headmaster academic qualification
improvement, cooperation, the improvement of teaching service towards student and the evaluation of
students achievement must be done thoroughly, so that they will effect school quality improvement and
support the achievement of school effectiveness to become effective school as expected.

Keywords: headmaster visionary leadership, teachers job, school effectiveness.

104
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXII No.2 Oktober 2015
PENDAHULUAN

Secara operasional pendidikan bertujuan kondusif yang diciptakan sekolah (Satori,


untuk mengembangkan potensi peserta didik 2000, hlm. 16).
agar menjadi manusia yang beriman dan Efektifitas sekolah terdiri dari dimensi
bertakwa, berwatak, berakhlak mulia, sehat, manajemen dan kepemimpinan sekolah,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi guru, tenaga kependidikan, dan personil
warga negara yang demokratis serta lainnya, siswa, kurikulum, sarana-prasarana,
bertanggung jawab. Untuk menghasilkan pengelolaan kelas, hubungan sekolah dan
sumber daya manusia yang berkualitas dan masyarakat serta pengelolaan bidang khusus
bermartabat serta insan Indonesia yang lainnya. Hasil nyatanya merujuk kepada hasil
cerdas dan kompetitif, pembangunan sektor yang diharapkan. Efektifitas dapat juga
pendidikan merupakan investasi bangsa yang ditelaah dari : (1) masukan yang merata; (2)
sangat berharga (education is human keluaran yang banyak dan bermutu tinggi;
investmen)dalam memenuhi perkembangan (3) ilmu dan keluaran yang relevan dengan
dan tuntutan global dunia pendidikan saai ini. kebutuhan masyarakat yang sedang
Sejalan dengan itu, Peraturan Mendiknas RI membangun; (4) pendapatan tamatan yang
Nomor 2 Tahun 2010 tentang Renstra memadai. Engkoswara (Komariah &Triatna,
kementrian Pendidikan Nasional 2010-2014 2008, hlm. 8).
menyatakan Visi Kementrian Pendidikan Makmun (2008, hlm. 8) menegaskan
Nasional 2025 adalah menghasilkan insan bahwa: efektivitas sekolah pada dasarnya
Indonesia cerdas dan kompetitif (Insan menunjukan tingkat kesesuaian antara hasil
Kamil/Insan Paripurna). yang dicapai (achievement atau observed
output) dengan hasil yang diharapkan
Konsep efektivitas sekolah merujuk
(objectives, targets, intended output)
kepada harapan penyelenggaraan proses
sebagaimana telah ditetapkan.
belajar, yang direpresentasi oleh hasil belajar
Hatton & Smith (1992, hlm. 5) ciri-ciri
peserta didik yang bermutu sesuai dengan
efektivitas sekolah sebagai berikut: (1)
tugas pokoknya. Mutu pembelajaran dan
Kebermaknaan proses belajar mengajar
hasil belajar yang memuaskan merupakan
(PBM), (2) Manajemen sekolah/pengelolaan
produk akumulatif dari seluruh layanan yang
sekolah, (3) Efektivitas budaya sekolah
dilakukan sekolah dan pengaruh iklim yang
(Iklim yang kondusif), (4) Kepemimpinan
kondusif yang diciptakan sekolah (Satori,
kepala sekolah yang kuat. (5) Out put sekolah
2000, hlm. 16). Efektifitas sekolah terdiri
(hasil dan prestasi), (6) outcome (benefit).
dari dimensi manajemen dan kepemimpinan
Gambaran empirik bahwa pengelolaan
sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan
efektivitas sekolah secara keseluruhan,
personil lainnya, siswa, kurikulum, sarana-
maupun global menunjukan belum
prasarana, pengelolaan kelas, hubungan
dilaksanakan pengelolaan secara optimal, dan
sekolah dan masyarakat dan pengelolaan
menyeluruh hal ini nampak dapat dilihat dari
bidang khusus lainnya. Hasil nyatanya
pencapaian target sekolah (output sekolah),
merujuk kepada hasil yang diharapkan.
nilai siswa, hasil akreditasi sekolah masih
Efektifitas dapat juga ditelaah dari : (1)
nampak dibawah dari rata-rata dari nilai yang
masukan yang merata; (2) keluaran yang
diperoleh oleh sekolah lain tingkat Dasar
banyak dan bermutu tinggi; (3) ilmu dan
Kecamatan Astana Anyar lainnya. Dan
keluaran yang relevan dengan kebutuhan
kuantitas jumlah SD yang terakreditasi A
masyarakat yang sedang membangun; (4)
baru berjumlah 7 SDN (21%). sisanya 27 SD
pendapatan tamatan yang memadai.
masih bernilai B (79%). Hasil observasi yang
Engkoswara (Komariah & Triatna, 2008,
lain terlihat beberapa indikator yang terlihat
hlm. 8)
janggal diantaranya :
Konsep efektivitas sekolah merujuk
a. Masih ada beberapa Sekolah Dasar di
kepada harapan kinerja penyelenggaraan
Kecamatan Astana Anyar, dalam
proses belajar, yang direpresentasi oleh hasil
merumuskan visi, misi dan tujuan sekolah
belajar peserta didik yang bermutu sesuai
tidak jelas, dan kurang sesuai dengan
dengan tugas pokoknya. Mutu pembelajaran
kondisi yang ada.
dan hasi belajar yang memuaskan merupakan
b. Perumusan visi misi sekolah menjiplak
produk akumulatif dari seluruh layanan yang
hasil visi misi sekolah lain, sehingga
dilakukan sekolah dan pengaruh iklim yang

105
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXII No.2 Oktober 2015
belum menggambarkan orginilitas perintah (commanding), pengkoordinasian
otonomi sekolah. (coordinating),dan pengawasan (controling).
c. Masih ada kepala sekolah yang belum Lebih spesifik dalam lingkup
berfikir, berpandangan kedepan tentang pendidikan, Suharsaputra (2010, hlm. 52)
bagaimana sekolah yang dipimpinnya mengatakan bahwa adminsitrasi pendidikan
menjadi sekolah yang unggul dalam merupakan keseluruhan proses kerjasama
berbagai kegiatan dan efektif dalam dengan memanfaatkan dan memberdayakan
pembelajaran. segala sumber yang tersedia melalui
d. Monitoring kepala sekolah (supervisi) aktivitas, perencanaan, pengorganisasian,
terhadap kinerja guru dan pemantauan penggerakan, pemotivasian, pengendalian,
kemajuan prestasi siswa belum dilakukan pengawasan dan supervisi, serta penilaian
secara berkala dan berkelanjutan. untuk mewujudkan sistem pendidikan yang
e. KKG (Kelompok kerja Guru) gugus, efektif, efisien dan berkualitas.
belum optimal dan memiliki sasaran dan Selanjutnya Harington dan Lomax
tujuan yang jelas sehingga berdampak (2000, hlm. 330-331) mendefinisikan
positif bagi sekolah dan lingkungan efektivitas sebagai the degree to wich the
sekitar sekolahnya. process has the right output at the right time,
f. Harus mengembangkan profesional guru at the right price often reffered to as quality.
yang dilaksanakan baik di tingkat gugus, Its measures how well the process output
kecamatan maupun tingkat rayon. meet all of its customer expectation.
Dari beberapa indikator yang terlihat, Efektivitas merupakan tingkat proses
penulis memprediksi hal tersebut disebabkan menghasilkan output pada tempat yang tepat,
dari faktor kepemimpinan visioner dan waktu yang tepat, dan harga yang tepat
kinerja guru yang belum optimal sebagai indikator kualitas. Hal tersebut
dilaksanakan sebagaimana mestinya. Kepala dipertimbangkan dengan cara bagaimana
sekolah selaku leader bertanggung jawab atas proses keluaran disesuaikan dengan
manajemen pendidikan mikro, yang kebutuhan pelanggan.
berkaitan langsung dengan proses Efektivitas perlu dikonseptualisasikan
pembelajaran disekolah. Sebagaimana yang sebagai set variabel yang saling berinteraksi,
tercantum dalam pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun contoh buktinya dalam sebuah studi
1990 bahwa Kepala sekolah bertanggung pengujian model nilai
jawab atas penyelenggaraan kegiatan Scheerens & Bosker (Hoy & Miskel,
pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan 2008, hlm. 303) mengungkapkan juga
tenaga kependidikan lainnya dan karakteristik sekolah efektif yang
pendayagunaan serta pemeliharaan sarana berimplikasi pada mutu sekolah, yaitu:
dan prasarana. (1) Educational leadership, (2) Curriculum
Faktor-faktor lain yang berkontribusi quality/opportunity to learn, (3) Achievement
terhadap implementasi efektivitas sekolah orientation, (4) Effective learning time, (5)
selain kepemimpinan visioner kepala Feedback and reinforcement, (6) Classroom
sekolah, adalah kinerja guru yang tinggi climate, (7) School climate, (8) Parental
dalam pembelajaran. Dalam sistim involvement, (9) Independent learning, (10)
pendidikan, guru merupakan sumber daya Evaluative potential, (11) Consensus and
pelaksana utama dalam proses pelaksanaan cohesion, (12) Structured instruction, (13)
belajar mengajar, karena proses belajar Adaptive instruction.
mengajar merupakan inti dalam proses
penyelenggaraan pendidikan secara Efektivitas sekolah merujuk pada
keseluruhan, sehingga dapat dikatakan guru pemberdayaan semua komponen sekolah
merupakan elemen kunci keberhasilan dalam (kepala sekolah, guru, staf kependidikan,
penyelengaraan proses pendidikan.Fayol kurikulum, sarana prasarana, sumber belajar)
(Hoy & Miskel, 2001, hlm. 9-10) sebagai organisasi tempat belajar berdasarkan
mengemukakan administrasi merupakan tugas pokok dan fungsinya masing-masing
fungsi organisasi yang terdiri atas lima fungsi dalam struktur program dengan tujuan agar
yaitu perencanaan (planning), siswa belajar dan mencapai hasil yang telah
pengorganisasian (organizing), pemberian ditetapkan, yaitu memiliki kompetensi
(Komariah &Triatna, 2008, hlm. 35).

106
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXII No.2 Oktober 2015
Edmons (Sagala, 2010, hlm. 82), Senada pula dengan pendapat
mengemukakan bahwa ada lima karekteristik Scheerens & Bosker (2003, hlm. 42-43), ada
keefektifan sekolah yaitu : beberapa komponen faktor untuk
1. harapan-harapan yang tinggi dari meningkatkan efektivitas sekolah yaitu :
keefektifan pengajaran 1. prestasi
2. kepemimpinan instruksional yang kuat 2. orientasi
oleh kepala sekolah 3. harapan tinggi
3. iklim yang teratur, tenang, dan 4. kepemimpinan pendidikan
berorientasi kerja sekolah 5. konsesus dan kohesi antar staf
4. melaksanakan kegiatan dan akademikdan 6. kualitaskurikulum/kesempatan belajar
5. pemantauan atas kemajuan belajar peserta 7. iklim sekolah
didik. 8. potensi evaluatif.

Tabel 1.
Komponen yang dapat Meningkatkan Efektivitas Sekolah Scheerens

Dimensi Indikator
Prestasi Fokus yang jelas pada penguasaan mata pelajaran
dasar
Orientasi Harapan tinggi (tingkat sekolah)
Harapan tinggi Harapan tinggi (tingkat guru)
Arsip tentang prestasi murid
Kepemimpinan Keterampilan kepemimpinan umum
Pendidikan Kepemimpinan sekolah sebagai penyedia
inormasi
Pengambilan keputusan partisipatif
Pemimpin sekolah sebagai koordinator
Meta controlle proses kelas
Waktu digunakan untuk kepemimpinan
administratif dan pendidikan
Penasihat dan pengontrol guru kelas
Pemrakarsa dan fasilitator profesionalisasi staf
Konsensus dan kohesi Jenis dan frekuensi pertemuan-pertemuan dan
antar staf konsultasi
Muatan kerjasama
Kepuasan tentang kerjasama
Arti penting yang berhubungan dengan kerjasama
Indikator kerjasama yang sukses
Kualitas kurikulum/ Menentukan prioritras curricular
kesempatan belajar Pilihan metode dan buku teks
Aplikasi metode dan buku teks
Kesempatan belajar
Kepuasan dengan kurikulum
Iklim sekolah (a) Atmosfir rapi
Arti penting yang diberikan kepada iklim rapi
Aturan dan peraturan
Hukuman dan penghargaan
Ketidak hadiran dan drop-out
Kelakuan baik dan prilaku murid
Kepuasan dengan iklim sekolah rapi
(b) Iklim dan kaitan dengan orientasi efektivitas dan
hubungan internal yang baik
Prioritas dalam iklim sekolah yang meningkatkan

107
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXII No.2 Oktober 2015
Dimensi Indikator
efektivitas
Persepsi tentang kondisi yang meningkatkan
efektivitas
Hubungan antar murid
Hubungan antar guru dan murid
Hubungan antar staf
Hubungan peran guru kepala
Keterlibatan murid
Penilaian peran dan tugas
Penilaian pekerjaan dalam kaitan dengan fasilitas,
kondisi tenaga kerja, tugas mengisi/memuat dan
kepuasan umum
(c) Fasilitas dan bangunan
Potensi evaluatif Penekanan evaluasi
Monitoring kemajuan murid
Penggunaan sistem monitoring murid
Evaluasi proses sekolah
Penggunaan hasil evaluasi
Sumber : Scheerens, 2003, hlm. 42-43

Menurut Nanus (2001, hlm. 15-18), senantiasa mengadopsi visi-visi baru yang
pemimpin visioner memiliki empat peran menantang tetapi bisa dijangaku,
yang harus dijalankan dalam melaksanakan mengkomunikasikannya visi-visi tersebut
kepemimpinannya. Yaitu : Pertama, peran kepada seluruh anggotanya. Visi yang
penentu arah (direction setter). Peran ini kuat akan menuntun menuju kepemimpinan
merupakan peran di mana seorang pemimpin yang sukses, karena kepemimpinan yang
menyajikan suatu visi, meyakinkan target sukses merupakan kunci keberhasilan
untuk suatu organisasi, guna diraih pada organisasi. Organisasi yang sukses adalah
masa depan, dan melibatkan orang-orang. organisasi yang mampu melahirkan
Kedua, agen perubahan (agent of change). pemimpin-pemimpin dengan komitmen
Agen perubahan merupakan peran penting kuat, memiliki visi masa depan, dan mampu
kedua dari seorang pemimpin visioner. mengkoordinasikan seluruh anggotanya.
Ketiga, juru bicara (spokesperson). Merujuk kepada konsep
Memperoleh pesan ke luar, dan juga kepemimpinan kepala sekolah yang ada yang
berbicara, boleh dikatakan merupakan suatu sangat dibutuhkan dan urgen pada saat ini
bagian penting dari memimpikan masa depan dalam menjawab semua perubahan dan
suatu organisasi. Keempat, pelatih (coach). tantangan yang ada dalam
Pemimpin visioner yang efektif harus menciptakan dan membangun keefektifan
menjadi pelatih yang baik. Dengan ini berarti sekolah di sekolah Dasar adalah
bahwa seorang pemimpin harus kepemimpinan visioner kepala sekolah.
menggunakan kerjasama kelompok untuk Mengapa? visioner adalah orang yang
mencapai visi yang dinyatakan juga memiliki wawasan ke depan (Depdiknas,
berbicara, boleh dikatakan merupakan suatu 2005, hlm. 1262).
bagian penting dari memimpikan masa depan Visioner juga mengkontruksi
suatu organisasi.. Keempat, pelatih (coach). perubahan-perubahan yang dinamis, lebih
Pemimpin visioner yang efektif harus memikirkan pada manfaat, nilai dan
menjadi pelatih yang baik. Dengan ini berarti tanggung jawab. Visioner menunjukkan
bahwa seorang pemimpin harus sifatnya terbuka dan melihat pada potensi-
menggunakan kerjasama kelompok untuk potensi yang mungkin terjadi tanpa
mencapai visi yang dinyatakan. mempunyai kepastian mengenai hasil-
Masih menurut Nanus (2001, hlm. 24), hasilnya. Masa depan adalah masa kini yang
para pemimpin yang efektif selalu sedang diarahkan oleh manusia itu sendiri
mempunyai rencana, berorientasi pada hasil,

108
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXII No.2 Oktober 2015
(Tilaar, 2007, hlm. 82). Visi masa depan ini Ciri-ciri utama kepemimpinan visioner
harus dimiliki oleh setiap pemimpin sekolah. adalah:
Dari beberapa pendapat ahli tentang 1. Berwawasan ke masa depan : pemimpin
kepemimpinan peneliti menyimpulkan visoner mempunyai pandangan yang jelas
menyimpulkan bahwa yang dimaksud terhadap suatu visi yang ingin di capai,
kepemimpinan dalam pendidikan adalah agar organisasi yang dia masuki dapat
segala tindakan, dan perbuatanyang berkembang. Sesuai dengan visi yang
dilakukan oleh seseorang atau kelompok ingin dia capai.
dalam suatu wadah tertentu yang 2. Berani bertindak dalam meraih tujuan,
memberikan pengaruh, bimbingan, arahan, penuh percaya diri, tidak peragu dan
keinginan, tujuan, mengkoordinasikan, selalu siap menghadapi resiko. Pada saat
inisiatif, perintah, hubungan sosial, yang bersamaan, pemimpin visioner juga
menentukan prosedur, merancang perbuatan menunjukkan perhitungan yang cermat,
dalam rangka mencapai tujuan yang menjadi teliti dan akurat. Dalam memperhitungkan
kesepakatan bersama. kejadian yang di anggapnya penting.
Drucker, (1996, hlm. 279) menekankan 3. Mampu menggalang orang lain untuk
mengenai bagaimana hendaknya seorang kerja keras dan kerjasama dalam
pemimpin bersikap dalam menghadapi dunia menggapai tujuan. Pemimpin visioner
di masa yang akan datang. Drucker dalam adalah sosok pemimpin yang patut di
(Setyorini, 2008, hlm. 3) mengatakan bahwa contoh, dia mau membuat contoh agar
pemimpin yang efektif tidak hanya sekedar masyarakat sekitar mencontoh dia.
mendelegasikan tugas, tetapi juga melakukan 4. Mampu merumuskan visi yang jelas,
apa yang didelegasikan kepada para inspirasional dan menggugah, mengelola
bawahannya. Lebih jauh Drucker juga mimpi menjadi kenyataan: pemimpin
mengingatkan bahwa percepatan akselerasi visioner sangatlah orang yang mempunyai
teknologi, kompetisi global, dan perubahan komitmen yang kuat terhadap visi di
demografi telah menciptakan tipe organisasi embannya, dia ingin mewujudkan visinya
baru yang tidak pernah dibayangkan kedalam suatu organisasi yang dia
sebelumnya. masuki.
1. Memberikan arahan dan makna pada 5. Mampu mengubah visi ke dalam aksi : dia
usaha dan kerja yang dilakukan dapat merumuskan visi kedalam misinya
berdasarkan visi yang jelas. yang selanjutnya dapat diserap anggota
2. Memiliki visi kepemimpinan secara organisasi. Yang dapat menjadikan bahan
realistis dan dapat meyakinkan serta acuan dalam setiap melangkah kedepan.
menuntun organisasi mencapai cita-cita 6. Berpegang erat kepada nilai-niliai
masa depan yang lebih baik. spiritual yang diykininya: pemimpin
3. Mampu menganalisis permasalahan yang visioner sangatlah profesionalitas
dihadapi organisasi dan mengetahui daya terhadap apa yang diyakini, seperti nilai-
dukung yang dimilikinya. nilai luhur yang ada di bangsa ini. Dia
4. Mampu menganalisis kekuatan dan sosok pemimpin yang bisa dijadikan
kesempatan yang dimiliki organisasinya tauladan.
untuk mengantisipasi kelemahan- 7. Membangun hubungan (relationship)
kelemahan serta ancaman-ancaman secara efektif: pemimpin visoner
terhadap organisasi yang dipimpinnya. sangatlah pandai dalam membangun
5. Pemimpin yang dapat membangun, hubungan antar anggota, dalam hal
menciptakan dan mengkomunikasikan memotivasi, memberi, membuat
visi serta berfikir strategis untuk dapat anggotanya lebih maju dan mandiri.
mengarahkan dan merubah organisasi 8. Innovative dan proaktif : dalam berfikir
kearah yang lebih baik sehingga dapat pemimpin vioner sangatlah kreatif dia
meraih keunggulan dimasa depan. Jurnal mengubah berfiir konvesiomal menjadi
administrasi pendidikan Cristianingsih paradigma baru, dia sangatlah sosok
(2011, hlm. 92) Pengaruh pemimpin yang kreatif dan aktif.
Kepemimpinan visioner dan kinerja dosen Kinerja berasal dari kata
terhadap mutu perguruan tinggi. Vol. performance dan sering diartikan dengan
XIII no 2 Oktober 2011. prestasi kerja atau ujuk kerja. Kinerja adalah

109
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXII No.2 Oktober 2015
suatu bentuk hasil kerja atau hasil usaha kepada masyarakat, terutama bagi pendidik
berupa tampilan fisik, maupun gagasan. pada perguruan tinggi. Keterangan lain
Kinerja sering juga dihubungkan dengan menjelaskan dalam UU No. 14 Tahun 2005
kompetensi pada diri pelakunya. Bab IV Pasal 20 (a) tentang Guru dan Dosen
Kinerja merupakan kegiatan yang menyatakan bahwa standar prestasi kerja
dijalankan oleh tiap-tiap individu dalam guru dalam melaksanakan tugas
kaitannya untuk mencapai tujuan yang sudah keprofesionalannya, guru berkewajiban
direncanakan. Berkaitan dengan hal tersebut merencanakan pembelajaran, melaksanakan
terdapat beberapa definisi mengenai kinerja. proses pembelajaran yang bermutu serta
Smith dalam (Mulyasa, 2005, hlm. 136) menilai dan mengevaluasi hasil
menyatakan bahwa kinerja adalah .output pembelajaran. Tugas pokok guru tersebut
drive from processes, human or otherwise. yang diwujudkan dalam kegiatan belajar
Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari mengajar merupakan bentuk kinerja guru.
suatu proses. Dikatakan lebih lanjut oleh Dari beberapa konsep pengertian
Mulyasa bahwa kinerja atau performance kinerja guru menurut beberapa ahli, peneliti
dapat diartikan sebagai prestasi kerja, menyimpulkan yang dimaksud dengan
pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil- kinerja guru adalah segala kemampuan yang
hasil kerja atau unjuk kerja. ditunjukan guru dalam melaksanakan tugas
Drucke (2012, hlm. 193) mengajar pada proses PBM baik melakukan
mengemukakan bahwa kinerja adalah perencanaan, pelaksanaan dan mengevaluasi
prestasi yang dapat dicapai oleh seseorang hasil belajar yang dilakukan secara
atau organisasi berdasarkan kriteria dan alat menyeluruh sehingga menghasilkan
ukur tertentu, dimana alat ukur tersebut perbaikan dan hasil kerja yang sangat
berupa efektivitas, efisiensi, dan memuaskan yang dapat dirasakan bagi siswa
produktivitas yang menurut Sustermeiser dan lingkungannya.
dikembangkan menjadi tiga puluh tiga Sagala (2009, hlm. 31) menjelaskan
variabel. Kinerja memiliki hubungan bahwa sebelum UU 14/2005 diterbitkan ada
dengan produktivitas karena merupakan sepuluh kompetensi Dasar Guru yang telah
indikator dalam mencapai tingkat tingkat dikembangkan melalui kurikulum lembaga
produktivitas yang tinggi dalam suatu pendidikan tenaga kependidikan (LPTK)
organisasi. kesepuluh kompetensi kemudian dijabarkan
Berkaitan dengan kinerja guru, wujud melalui berbagai pengalaman belajar.
perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru Adapun 10 kemampuan dasar guru yaitu :
dalam proses pembelajaran. Berkenaan 1. Menguasai bahan yang akan diajarkan
dengan standar kinerja guru Sahertian 2. Mengelola progam belajar-mengajar
sebagaimana dikutip Kusmianto (2007, hlm. 3. Mengelola kelas
49) dalam buku panduan penilaian kinerja 4. Menggunakan media/sumber belajar
guru oleh pengawas menjelaskan bahwa: 5. Menguasai landasan pendidikan
Standar kinerja guru itu berhubungan 6. Mengelola interaksi
dengan kualitas guru dalam menjalankan 7. Menilai prestasi siswa
tugasnya seperti: (1) bekerja dengan siswa 8. Melaksanakan program
secara individual, (2) persiapan dan 9. Menyelenggarakan administrasi kelas
perencanaan pembelajaran, (3) 10. Memahami prinsif dan nafsirkan hasil
pendayagunaan mediapembelajaran, (4) penelitian.
melibatkan siswa dalam berbagai Adam dan Dickey dalam Hamalik
pengalaman belajar, dan (5) kepemimpinan (2009: 123) Menjelaskan bahwa tugas guru
yang aktif dari guru. sangat luas, meliputi: (1) Guru sebagai
UU Republik Indonesia No. 20 Tahun pengajar, (2) Guru sebagai pembimbing, (3)
2003 tentang Sisdiknas pasal 39 ayat (2), Guru sebagai ilmuwan, dan (4) Guru sebagai
menyatakan bahwa pendidik merupakan pribadi. Rovijakes dalam Suryosubroto
tenaga profesional yang bertugas (2009: 5) mengemukakan pendapat bahwa
merencanakan dan melaksanakan proses tugas guru dalam mengajar meliputi:
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, mengurutkan bahan, memilih masalah pokok
melakukan pembimbingan dan pelatihan dan tambahan, memilih alat peraga, cara
serta melakukan penelitian dan pengabdian menyajikan bahan dan mengukur

110
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXII No.2 Oktober 2015
kemampuan murid menerima bahan. efektivita sekolah sebagaimana yang
Disamping itu dalam SK Menpan No. diharapkan.
84/Menpan/1993 disebutkan bahwa bidang Dalam melaksanakan tugas mengajar
kegiatan guru meliputi bidang kegiatan ada beberapa tahapan yang semestinya
pendidikan, proses belajar mengajar, atau dilakukan guru supaya kualitas hasil
bimbingan dan penyuluhan, pengembangan pembelajaran dapat dicapai dengan baik
profesi dan penujang proses belajar diantaranya :
mengajar. a. Menciptakan kondisi awal pembelajaran
Kinerja guru (teacher performance) dengan cara:
merupakan hasil kerja atau unjuk kerja atas - Menciptakan suasana kelas yang
segala kegiatan saat mengajar yang dilakukan menarik
sesuai dengan petunjuk atau pedoman yang - Mengabsen siswa sebelum PBM
telah ditetapkan. Pada penelitian ini, berlangsung
gambaran kinerja guru difokuskan pada - Menciptakan dan mengkondisikan
kinerja mengajar dalam menyusun kesiapan belajar siswa
perencanaan pembelajaran (awal) - Menciptakan suasana belajar yang
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran demokratis
dan melaksanakan evaluasi pembelajaran. - Memberikan kesempatan bertanya
Perencanaan pembelajaran adalah kepada siswa
kunci melaksanakan pola pembelajaran yang - Melibatkan siswa dalam proses belajar
berkualitas. Untuk melaksanakan unjuk kerja b. Melaksanakan kegiatan apersepsi dan
guru dalam konteks kinerja, maka bertanya tantang materi yang sudah
pelaksanaan proses pembelajaran harus diberikan sebelumnya. diantaranya :
didukung dengan sarana dan prasarana - Mengajukan beberapa pertanyaan
pendidikan yang memadai, sesuai dengan kepada siswa dari materi yang sudah
kebutuhan materi pembelajaran yang hendak disampaikan.
disampaikan. Kinerja guru dalam konteks - Memberikan tes dengan beberapa butir
pembelajaran dibuktikan dengan segala soal
kemampuan guru dalam menyusun program - Mengaitkan/menghubungkan materi
pengajaran, program pembelajaran yang yang sedang dipelajari dengan materi
dimaksud, merencanakan pembelajaran yang sebelumnya.
diawali dengan menyusun berbagai persiapan c. Melaksanakan kegiatan inti pelajaran
dintaranya melakukan kajian analisis dan dengan cara :
pemetaan terhadap kompetensi dasar, - Menyampaikan tujuan pembelajaran
menjabarkan kompetensi dasar menjadi butir- yang hendak dicapai melalui
butir indikator pencapaian, merumuskan pencapaian indikator-indikator
tujuan pembelajaran, menentukan kriteria - Menyampaikan alternatif kegiatan
ketuntasan minimal, menyiapkan materi belajar yang hendak di tempuh siswa.
pembelajaran, memilih metode serta model - Membahas dan menyampaikan materi
pembelajaran yang sesuai, merencanakan pelajaran
langkah-langkah dalam PBM, Dimensi ketiga kinerja guru dalam
mengkondisikan siswa, melakukan apersepsi, penelitian ini adalah tahapan pelaksanaan
memotivasi siswa, melakukan studi evaluasi pembelajaran. Adapun pelaksanaa
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi, yang kegiatan yang dilakukan pada tahap
pada akhirnya melakukan rencana pelaksanaan evaluasi pembelajaran adalah :
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran 1. Menyampaikan pertayaan kepada kelas
dan mempersiapkan instrumen untuk menilai atau kepada siswa mengenai inti sari
hasil belajar. materi yang telah dibahas pada saat proses
Guru dengan layanan kinerja mengajar belajar mengajar berlangsung.
yang prima, dengan berbagai tahapan dan 2. Apabila hasil pemahaman yang diterima
persiapan yang dilakukan dalam siswa belum maksimal dengan kata lain
melaksanakan tugas mengajar dapat nilai nilai tes rendah (kurang dari target
membangun kepercayaan publik sehingga pencapaian ketuntasan minimal) maka
berdampak dalam mewujudkan tingkat guru harus mengulang pelajaran.

111
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXII No.2 Oktober 2015
Untuk memperkaya pengetahuan dan kebijakan pendidikan (UU Sisdiknas nomor
memperluas tingkat pemahaman siswa 20 tahun 2003, Peraturan Mendiknas RI
tentang materi pelajaran guru memberikan Nomor 2 Tahun 2010), dihubungkan dengan
tindak lanjut dengan memberikan PR teori efektivitas sekolah/ Sekolah Efektif dan
kepada siswa. dikomparasikan dengan data faktual ternyata
3. Guru memberikan tes untuk mengukur terlihat adanya kesenjangan, maka dilakukan
hasil belajar siswa, pada saat akhir proses proses,yang menghubungkan kepemimpinan
pembelajaran berlangsung. visioner kepala sekolah dan kinerja guru
Ketiga tahapan tersebut merupakan untuk mengetahui signifikansinya terhadap
rangkaian yang harus dilakukan oleh seorang efektivitas sekolah sesuai harapan dan
guru dalam proses pembelajaran yang harus keinginan yang akhirnya akan menghasilkan
dilakukan secara terpadu sehingga output terujudnya sekolah efektif dan
pelaksanaan kinerja guru dapat tercapai dan outcomenya meningkatnya mutu sekolah.
terukur dengan baik. Untuk memperjelas dan mempermudah
Riduwan (2005: 34) mengatakan dalam memahaminya maka dibawah ini
bahwa : Kerangka berpikir dalam kajian disajikan gambar kerangka berpikir
penelitian Pengaruh Kepemimpinan penelitian yang ingin dilaksanakan
Visioner Kepala Sekolah dan Kinerja Guru digambarkan sebagai berikut :
terhadap Efektivitas Sekolah diawali dari
beberapa input pemikiran: seperti Menelaah

Gambar 1.
Kerangka Pemikiran Peneliti
Input Proses Output Outcome

Kebijakan Pendidikan
Sikdiknas 20/2003
Renstra Diknas 2010
2014
Standar Pengelolaan Kepemim-
pendidikan
pinan
visioner

Kepemimpinan
kepala sekolah Efektivitas Sekolah Peningkatan
Sekolah Efektif mutu
dan kinerja
guru belum sekolah
optimal

Kinerja
Kemampuan guru
mendayagunakan
seluruh potensi dan
sumberdaya yang ada
dalam organisasi
secara maksimal Feedback
Gambar 2.3
Kerangka Berpikir Penelitian

METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian dilaksanakan di SD se- Populasi dalam penelitian ini adalah guru,
Kecamatan Astana Anyar kota Bandung Propinsi baik guru kelas dan mata pelajaran serta guru
Jawa Barat. Obyek penelitiannya adalah Sekolah yang diberi tugas sebagai Kepala sekolah pada
Dasar, baik yang berstatus negeri maupun swasta Sekolah Dasar se Kecamatan Astana Anyar Kota
yang berjumlah 34 Sekolah Dasar, dengan subyek Bandung tahun ajaran 2012-2013 dari 34 sekolah
data adalah Kepala Sekolah dan guru . yang berjumlah 418 orang.

112
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXII No.2 Oktober 2015
Memperhatikan pernyataan diatas, serta jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka
jumlah populasi sebanyak 34 SD dengan jumlah penarikan sampel dalam penelitian ini
kepala sekolah dan guru sebanyak 418 orang, menggunakan sampel secara acak (Random
maka teknik sampel yang digunakan pada sampling), sedangkan tehnik pengambilan sampel
penelitian ini adalah teknik stratified random menggunakan rumus dari pendapat Arikunto
sampling (Riduwan, 2012, hlm. 58). (2005, hlm. 120), (dalam Riduwan, 2007, hlm. 65)
Peneliti mengambil lokasi penelitian di Desain penelitian ini adalah korelasi dan
sekolah dasar se-Kecamatan Astana Anyarkota regresi dari variabel X1, X2 terhadap Y1, berikut
Bandung dengan jumlah populasi 418, karena ini gambar desain penelitian yang akan diteliti :

X1
Kepemimpinan Visioner
Kepala Sekolah

Ryx1
Y
Ryx Efektivitas Sekolah

Ryx2

X2
Kinerja Guru

Gambar 2.
Desain Penelitian

Metode Penelitian dilakukan kepala sekolah yang


Penelitian yang dilaksanakan memfokuskan pada peningkatan kualitas
menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan pengajaran dan pembelajaran di sekolah
menggunakan metode survei melalui analisis dengan visi dan misi, yang mencakup
korelasi dan regresi. Pemilihan pendekatan dimensi: (1) Penentu arah, (2) Agen
ini didasarkan pada pendapat Nasution perubahan, (3) Juru bicara, dan (4)
dalam Riduwan (2012, hlm. 65). Sebagai pelatih.
2. Kinerja guru adalah segala unjuk kerja
Definisi Operasional Variabel atau segala aktivitas hasil kerja yang
Variabel penelitian ini terdiri dari dua dilakukan guru setelah melakukan proses
jenis variabel yaitu variabel bebas atau serangkaian aktivitas kerja terhadap
(independent variabel) dan variabel terikat organisasi sekolah dam melakukan proses
(dependent variabel). Yang merupakan pembelajaran terhadap siswa yang
variabel bebas penelitian ini adalah mencakup melakukan perencanaan
Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah pembelajaran, melakukan proses
(X1) dan Kinerja Guru (X2), sedangkan pembelajaran dan menilai hasil belajar.
variabel terikatnya adalah Efektivitas 3. Efektivitas sekolah adalah tingkat
Sekolah (Y). keoptimalan keberhasilan sekolah dalam
Masing-masing definisi operasional memfungsinya, memberdayakan semua
dari variabel-variabel tersebut adalah sebagai komponen sekolah (SDM dan SDA
berikut: sekolah) dengan menerapkan model
1. Kepemimpinan visioner kepala sekolah sistem sosial terbuka.
adalah peran kepemimpinan yang

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari hasil perhitungan diatas, diperoleh dengan nilai Sig. sebesar 0,000, kemudian
hubungan variabel Kepemimpinan Visioner dibandingkan dengan = 0,05, ditemukan 0,05 >
Kepala Sekolah terhadap efektivitas sekolah 0,000, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Maka

113
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXII No.2 Oktober 2015
dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan sekolah (X1) terhadap efektivitas sekolah (Y),
Visioner Kepala Sekolah mempunyai hubungan digunakan analisis koefesien determinasi yaitu:
signifikan terhadap efektivitas sekolah. KD = r2 x 100%
Selanjutnya untuk mencari besaran Pada penelitian ini, ditemukan r = 0,427.
pengaruh variabel perilaku kepemimpinan kepala Di mana r2 x 100% atau (0,427)2x 100% = 0,182=
sekolah (X1) terhadap efektivitas sekolah (Y), 18,2 %. Angka tersebut mempunyai arti bahwa
digunakan analisis koefesien determinasi yaitu: pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah
KD = r2 x 100% terhadap efektivitas sekolah adalah sebesar 15 %.
Pada penelitian ini, ditemukan r = 0,396. Adapun sisanya sebesar (100% - 18,2 %) yakni
Di mana r2 x 100% atau (0,396)2 x 100% = 0,157 81,8 % dipengaruhi oleh variabel yang lain.
= 15,7 %. Angka tersebut mempunyai arti bahwa Selanjutnya untuk mencari besaran
pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah pengaruh variabel Kepemimpinan Visioner
terhadap efektivitas sekolah adalah sebesar 16 %. Kepala Sekolah (X1) dan Kinerja guru (X2)
Adapun sisanya sebesar (100% - 15,7%) yakni terhadap efektivitas sekolah (Y) secara simultan,
84,3% dipengaruhi oleh variabel yang lain. digunakan analisis koefesien determinasi yaitu:
Dari hasil perhitungan diatas, diperoleh KD = r2 x 100%
variabel Kinerja Guru terhadap efektivitas sekolah Pada penelitian ini, ditemukan r = 0,536.
dengan nilai Sig. sebesar 0,000, kemudian Di mana r2 x 100% atau (0,536)2 x 100% = 0,287
dibandingkan dengan = 0,05, ditemukan 0,05 > = 28,7 %. Angka tersebut mempunyai arti bahwa
0,000, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Maka pengaruh perilaku Kepemimpinan Visioner
dapat disimpulkan bahwa kinerja guru Kepala Sekolah dan Kinerja Guru simultan
mempunyai hubungan signifikan terhadap terhadap efektivitas sekolah adalah sebesar 28,7
efektivitas sekolah. %. Adapun sisanya sehesar (100% - 28,7 %)
yakni 71,3 % dipengaruhi oleh variabel yang lain
Selanjutnya untuk mencari besaran seperti digambarkan di bawah ini:
pengaruh variabel perilaku kepemimpinan kepala

Berdasarkan hasil penelitian secara umum rendahnya peran kepala sekolah sebagai juru bicara
kepemimpinan visioner kepala sekolah yang disebabkan oleh beberapa hal antara lain : (1)
mencakup empat dimensi, yaitu: (1) Sebagai Masih ada Kepala Sekolah berfikir tradisional
penentu arah, (2) Agen perubahan, (3) Juru bicara dalam memimpin organisasi sekolahnya. (2) Masih
dan (4) Sebagai pelatih. Hasil temuan peneliti, ada Kepala Sekolah yang belum aktif secara
menunjukan di Sekolah Dasar se Kecamatan keseluruhan dalam membangun kesepahaman
Astana Anyar Kota Bandung ke empat dimensi dalam memajukan sekolah yang dipimpinnya. (3)
berada pada katagori tinggi dengan sekor rata-rata masih banyak kepala sekolah yang belum
4,12. Sekor kepala sekor tertinggi nampak dalam melanjutkan jenjang pendidikan diatas kualifikasi
peran kepala sekolah sebagai agen perubahan S1, dan (4) masih jarangnya para kepala sekolah
(4,15) dan skor terendah dalam indikator peran secara kontinue untuk mengembang dan
kepala sekolah sebagai juru bicara (4,03). Masih

114
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXII No.2 Oktober 2015
mengikuti pelatihan-pelatihan keprofesionalan keefektivan sekolah di lingkungan Kecamatan
kekepala-sekolahan. Astana Anyar Kota Bandung.

Gambaran umum kinerja guru SD se- Pengaruh Kepemimpinan Visioner Kepala


Kecamatan Astana Anyar Kota Bandung Sekolah terhadap efektivitas sekolah
Secara umum kinerja guru dalam tataran Dalam pengujian hipotesis ternyata variabel
penelitian ini mencakup tiga dimensi yaitu : kepemimpinan kepala sekolah memiliki pengaruh
a. Dimensi merencanakan proses pembelajaran positip terhadap efektivitas sekolah sebesar 39,6%
b. Dimensi melaksanakan pembelajaran, dan dan sisanya 46,4% dipengaruhi oleh variabel
c. Dimensi mengevaluasi hasil pembelajaran. lainnya. Hipotesis ini diperkuat melalui perolehan
Temuan penelitian menunjukan bahwa uji korelasi dengan nilai 0,396 sehingga diperoleh
kinerja guru sekolah dasar di tingkat Kecamatan kesimpulan adanya hubungan yang signifikan
Astana Anyar berada pada kategori tinggi dengan antara kepemimpinan visioner kepala sekolah
skor rata-rata 4,35. Dengan sekor tertinggi untuk terhadap efektivitas sekolah dasar se Kecamatan
indikator merencanakan proses pembelajaran Astana Anyar Kota Bandung.
(4,45) dan skor terendah dalam indikator Pengaruh kepemimpinan terhadap perubahan
mengevaluasi hasil pembelajaran (4,28) hal ini dinyatakan Hersey (2000: 491) bahwa pemimpin
peneliti lihat dari adanya usaha dan keinginan yang berpengaruh, tidak melaksanakan perubahan
para guru yang menunjukan berusaha membuat dalam kondisi fakum, akan tetapi perubahan itu
perencanaan dalam mengajar walaupun masih disempurnakan dengan hati-hati melalui penciptaan
sangat sederhana, para guru juga melakukan tatap berbagai bagian. Selanjutnya Hersmen jelaskan
muka dalam PBM dengan berbagai media dan bahwa dengan pertimbangan dan pandang terhadap
metode pengajaran, kemudian guru juga faktor- faktor yang mempengaruhi suksesnya
melakukan tes hasil belajar setelah melakukan perubahan, dampak-dampak positif dapat diusulkan
proses pembelajaran kepada siswa. Hal ini untuk terjadinya perubahan tersebut.
menunjukan bahwa guru merupakan sentral yang
membawa perubahan dalam kemajuan organisasi Pengaruh Kinerja Guru Terhadap efektivitas
pendidikan tanpa adanya guru dengan Sekolah
menunjukan kinerja yang tinggi mustahil tujuan Dalam pengujian hipotesis ternyata variabel
dan cita-cita pendidikan dapat terwujud hal ini kinerja guru memiliki pengaruh positip terhadap
sejalan dengan pendapat hasil penelitian Drucker efektivitas sekolah sebesar 42,7% dan sisanya
(2000: 23) mengemukakan bahwa kinerja adalah 46,4% dipengaruhi oleh variabel lainnya.
prestasi yang dapat dicapai oleh seseorang atau Hipotesis ini diperkuat melalui perolehan uji
organisasi berdasarkan kriteria dan alat ukur korelasi dengan nilai 0,427 sehingga diperoleh
tertentu, dimana alat ukur tersebut berupa kesimpulan adanya hubungan yang signifikan
efektivitas, efisiensi. antara kinerja guru terhadap efektivitas sekolah
Gambaran umum efektivitas sekolah di dasar se Kecamatan Astana Anyar Kota
Sekolah Dasar se Kecamatan Astana Anyar Bandung. Hasil regresi di peroleh Variabel
Kota Bandung Kinerja Guru (X2) Ditemukan hasil uji t sebesar
Secara umum efektivitas sekolah 2.379 dengan derajat kebebasan n - k - 1 -= 34 - 2
mencakup tujuh dimensi yaitu: (1) Tujuan - 1 = 31, dan P-value = 0,024 lebih kecil dari =
dinyatakan dengan jelas, (2) Kepemimpinan 0,05. Hal ini menandakan Ha diterima yang
pendidikan yang kuat, (3) Ekspektasi guru dan staf berarti koofesien regresi variabel Kinerja Guru
yang tinggi, (4) Adanya kemitraan sekolah dan (X2) terhadap efektivitas sekolah (Y) signifikan.
masyarakat, (5) Adanya iklim positif dan kondusif, ini mengandung arti bahwa variabel kinerja guru
(6) Kemajuan siswa sering dimonitor, (7) dapat mempengaruhi variabel efektivitas sekolah.
Menekankan pada keberhasilan siswa ketujuh
indikator tersebut di Sekolah Dasar tingkat Pengaruh Kepemimpinan Visioner Kepala
Kecamatan Astana Anyar Kota Bandung tinggi dan Sekolah dan Kinerja Guru Terhadap
berada pada kondisi sangat baik, hal ini ditunjukan efektivitas Sekolah
dengan hasil pernyataan dengan rata-rata skor Diperoleh variabel perilaku kepemimpinan
4,20. Dengan sekor tertinggi untuk indikator visioner kepala sekolah dan kinerja guru terhadap
tujuan dinyatakan dengan jelas (4,45) dan skor efektivitas sekolah dengan nilai Sig. Fchangesebesar
terendah dalam indikator adanya kemitraan 0,000, kemudian dibandingkan dengan = 0,05,
sekolah dengan masyarakat (4,06) dalam hal ini ditemukan 0,05 > 0,000, maka Ho ditolak dan Ha
sangat mendukung keberhasilan untuk menuju diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa perilaku
Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dan
115
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXII No.2 Oktober 2015
kinerja guru mempunyai hubungan secara Dari persamaan tersebut bertanda positif
simultan dan signifikan terhadap efektivitas menunjukan hubungan yang searah artinya jika
sekolah. variabel Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah
Merujuk hasil di atas mengindikasikan (X1) dan variabel Kinerja Guru (X2) dapat
bahwa regresi berganda secara statistik sangat ditingkatkan sebesar satu level, maka merunut
signifikan dengan uji statisticF = 6,246 dan kepada persamaan regresi di atas
derajat kebebasan k - 2 dan n - k - 1 = 34 - 2 - 1 = diperoleh:
31. P-value = 0,000 lebih kecil dari = 0,05. sehingga dapat diprediksi bahwa variabel. Hasil
Adapun persamaan regresi ganda yang ini memberikan arti bahwa terdapat hubungan
diperoleh dengan menggunakan metode kudrat yang signifikan antara kepemimpinan visioner
terkecil (least squares criteria) adalah kepala sekolah dan kinerja guru terhadap
efektivitas sekolah dasar di kecamatan Astana
Anyar Kota Bandung.

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Simpulan 1. Pada penelitian ini ditemukan variabel


Kesimpulan, saran dan rekomendasi yang kepemimpinan visioner kepala sekolah yakni
dapat peneliti kemukakan sebagai berikut: pada peran kepala sekolah sebagai juru bicara
1. Kepemimpinan visioner Kepala Sekolah yang masih rendah. Hal ini jangan diabaikan dan
dilakukan oleh kepala sekolah di SD se- dibiarkan tanpa dilakukan tindakan
Kecamatan Astana Anyar Kota Bandung preventif,maka dalam mengatasi permasalahan
dalam dimensi penentu arah, agen perubahan, yang dihadapi para kepala sekolah,harus
juru bicara, sebagai pelatih dalamkategori dilakukan beberapa solusi atau upaya
tinggi. pemecahannya karena sesuai dengan tugas
2. Kinerja guru yang dilakukan oleh guru-guru kepala sekolah yang diantaranya sebagai agen
SD se-Kecamatan Astana Anyar Kota perubahan (agent of change) yang mendorong
Bandung dalammerencanakan proses dan mengelola agar semua pihak termotivasi
pembelajaran, dan mengevaluasi hasil dan berperan aktif dalam perubahan seiring
pembelajaran sangat tinggi. dengan perkembangan ilmu danteknologi yang
3. Efektivitas Sekolah dalam kesatuan sistem selalu berubah, untuk itulah penulis
yang mencakup tujuan dinyatakan dengan merekomendasikan bahwa segera dilakukan
jelas, kepemimpinan pendidikan yang kuat, berbagai upaya upaya preventif baik oleh
ekspektasi guru dan staf yang tinggi, adanya kepala sekolah, pengawas, kepala sekolah,
kemitraan sekolah dan masyarakat, adanya FK2S, Dinas Pendidikan dan pemangku
iklim yang positif dan kondusif, kemajuan kebijakan di tingkat kota/kabupaten
siswa sering dimonitor, dan menekankan pada bekerjasama dengan Lembaga Pendidikan
keberhasilan siswa berada pada kriteria tinggi. tinggidalam mengadakanprogram-program
4. Kepemimpinan visioner kepala sekolah seperti pembinaan, pelatihan, juga pendidikan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap bagi guru dan kepala sekolah .
Efektivitas sekolah di SD se-Kecamatan 2. Pada variabel kinerja guru hasil penelitian
Astana Anyar Kota Bandung. ditemukan variabel kinerja guru yakni peran
5. Kinerja guru berpengaruh positif dan guru dalam melakukan evaluasi hasil penilaian
signifikan terhadap efektivitas sekolah di SD masih rendah. Oleh sebab itu penulis
se-Kecamatan Astana Anyar Kota Bandung. merekomendasikan kepada pemangku
6. Kepemimpinan visioner kepala sekolah dan kebijakan dari tingkat sekolah sampai pusat
kinerja guru secara simultan berpengaruh untukdilakukan kegiatan pembinaan
positif dan signifikan terhadap efektivitas keprofesionalan yang efektif dan terprogram
Sekolah di SD se-Kecamatan Astana Anyar secara berkala baik ditingkatlembaga,
Kota Bandung. Kecamatan, Kabupaten/Kota, Propinsi maupun
di tingkat nasional agar diadakan pelatihan
Rekomendasi pembuatan perangkat evaluasi pembelajaran
Dengan melihat data empirik dari hasil yang tepat dan kontinue.
penelitian yang telah dilakukan dilapangan, maka 3. Variabel efektivitas sekolah pada indikator
penulis memberikan rekomendasi sebagai berikut : kemitraan sekolah dan masyarakat,

116
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXII No.2 Oktober 2015
menekankan pada keberhasilan siswa masih dimensi kekuatan yang harus diperbaiki oleh
nampak rendah. Usaha harus segera seluruh elemen pendidikan yang
diwujudkan bila hal ini dibiarkan terus tanpa memungkinkan setiap kepala sekolah, guru dan
dilakukan usaha dalam memfungsikan peranan seluruh stakeholder pendidikan secara team
kepala sekolah dalam melaksanakan mampu merubah, memperbaiki dan
kepemimpinan visionernya sebagai pemrakarsa mengembangkan kelemahan itu sendiri.
inovatif dan kreatif dalam melakukan berbagai Kelemahan tidak mungkin muncul menjadi
perubahan maka mustahil sifat dan gaya peluang kekuatan manakala semua faktor
kepemimpinan mustahil akan berhasil. Dalam peubah mengambil peluang tersebut untuk
hal ini pula kepala sekolah, guru dan staf perlu merubahnya. Kepemimpinan visioner kepala
melakukan pendekatan secara kontinue dan sekolah merupakan pola dan gaya
persuasif yang dilakukan terhadap kepemimpinan yang sangat diperlukan sesuai
masyarakatuntuk melakukan berbagai upaya dengan gaya kepemimpinan kepala sekolah
dalam meningkatkan prestasi siswa dalam yang mampu memimpikan perubahan
berbagai hal sehingga dapat meningkatkan paradigma pendidikan yang mampu
peran organisasi sekolah dalam mewujudkan menghantarkan menuju pintu gerbang
kondisi sekolah yang ideal dan dapat keberhasilan dalam mencapai tujuan
dipertanggungjawabkan terhadap masyarakat. pendidikan. Dimensi kinerja guru merupakan
4. Dalam mengoptimalkan efektivitas sekolah, faktor utama yang merupakan kunci pemegang
perlu di dukung oleh berbagai faktor-faktor keberhasilan dalam proses pendidikan melalui
yang berpengaruh positif dan signifikan, kegiatan KBM. Upaya untuk memperbaiki
diantaranya yaitu penerapan kepemimpinan secara terus menerus mengenai kualitas
visioner kepala sekolah bagi para sekolah yang pembelajaran, perlu menjadi suatu sikap
harus dilakukan secara menyeluruh dari seluruh profesional sebagi pendidik ini berarti bahwa
dimensi, terintegrasi antar dimensi, konstruktif upaya untuk mengembangkan hal-hal yang
sesuai perkembangan masyarakat dan kontinyu inovatif mesti menjadi pembiasaan guru dalam
serta penciptaaan dan pelaksanaa kinerja upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
guru.Kemungkinan penelitian ini masih banyak Dimensi efektivitas sekolah merupakan
kekurangan dari segi pelaksanaan dan tahapan pencapaian kualitas sebuah sekolah yang
pelaporan,oleh karena itu untuk peneliti- merupakan harapan dan cita-cita sebuah organisasi
peneliti berikutnya bisa dijadikan bahan sekolah untuk menuju target menjadi sekolah
masukan untuk lebih efisien, efektif dan efektif dan unggul dimasa depan. Dengan
produktif dalam melakukan penelitian dengan demikian, efektivitas sekolah, kepemimpinan
variabel, dan populasi yang sama maupun visioner kepala sekolah, kinerja guru, kreativitas,
berbeda. berfikir inovatif menjadi amat penting dalam
5. Kelemahan yang muncul pada setiap indikator menghadapi persaingan di era globalisasi, oleh
baik dimensi kepemimpinan visioner, kinerja karena itu semua aspek dan dimensi perlu
guru dan efektivitas sekolah merupakan didorong dan dikembangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2005). Aplikasi Statistika Metode Brief. (2004). Characteristics of effective


Penelitian Untuk Administrasi Manajemen. schools schools. Best Practise. No.31.
Bandung: Dewa Ruci. tersedia dalam
Arikunto Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian : www.outreach.msu.edu.journal.
Suatu Pendekatan Praktis, edisi revisi . Danim, S. (2010).Otonomi Manajemen
Jakarta : Rineka Cipta. Sekolah.Bandung: Alfabeta.
Beath & Mortimore. (2006). Improving Schools _______ (2012). Kepemimpinan Pendidikan;
Efectiveness. Open University Press. Kepemimpinan Jenius (IQ + EQ), Etika
Bennett,N.(2003). Effective Education dan Perilaku Motivasional, dan Mitos.
Leadership. California: Paul Chapman Bandung : Alfabeta
Publishing. Edmonds, R. (1979). Effective Schools for Urban
Burt Nanus. (1999: 18). Leaderrs Who Make a Poor. Educational Leadership. 37: 15-24.
Diffrence for Meeting the non Profit Edward, W. (1992). Educational Leadership
Challenge Visionary Leadership in School : Successful

117
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXII No.2 Oktober 2015
Strategis for Developing and Implementing Robbin, Stephen P. (2000). Perilaku Organisasi (
an Edecational Vision the Futurist. Book terjemahan ), Jakarta: P.T Prenhallindo.
Review- Faboreble. 26,(6), 45. Robbin, Stephen P. (2001). Organizatinal
Fattah, N. (2011). Landasan Manajemen Behavior, New Jersey: Prentice Hall. Inc.
Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Robbins. (2009). International Education
Karya. Consultant Harvey B. Alvy, Eastern
Engkoswara dan Komariah, A. (2011). Washington University
Administrasi Pendidikan. Bandung: Sagala, S. (2004) . Manajemen Berbasis Sekolah
Alfabeta dan Masyarakat, Strategi
Furqon, dkk. (2000). Pengembangan Model Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta :
Penilaian Sekolah Efektif. Lembaga Nimas Multima
Penelitian UPI ______(2009). Administrasi Pendidikan
Hadiyanto dan Tilaar H.A.R. (2004). Mencari Kontemporer . Bandung : Alfabeta.
Sosok Desentralisasi Manajemen ______(2010).Manajemen Strategik dalam
Pendidikan di Indonesia.Jakarta:PT Rineka Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung:
Cipta. Alfabeta.
Hamalik, U. (2009). Proses Belajar Mengajar. Saud, S. Udin. (2005). Pembelajaran Efektif.
Jakarta : Bumi Aksara. Bandung: Pascasarjana UPI.
Hamalik, Oemar. (2009). Perencanaan Scheerens, Jaap. (2003). Effective Schooling
Pengajaran berdasarkan Pendekatan Research, Theory and Practice. New York:
Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. SOP.
Hoy, Wayne K and Miskel, Cecil G. (2008). Scheerens, J. (2013). What Is Effective Schooling?
Educational Administration:Theory, A Review of Current Trought and Practice.
Research, and Practise (8th ed, International Baccalauratte University of
international edition). New York: Mc Twente
Graw- Hill Co. Slamet PH. 2000. Manajemen Berbasis Sekolah.
Komariah, Aan dan Triatna, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.
Cepi.(2008).Visionery Leadership. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Bandung:Alfabeta _____ 2000. Karakteristik Kepala Sekolah Yang
Koster,W.(2004). Analisis Komparatif antara Tangguh, Jurnal Pendidikan, Jilid 3, No. 5
Sekolah Efektif dan Sekolah Tidak Efektif. (online) tersedia dalam http://www.ut.ac.id
www.depdiknas.go.id/jurnal/12.htm diakses 12 september 2013
MacBeath John. dan Mortimore Peter. (2001). Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif
Improving School Effectiveness. Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta.
Buckingham: Open University Press. Suhaeli.(2011). Studi Tentang Sekolah Efektif
Sekolah/Madrasah. Jakarta :Prenada Media pada SMAN di Provinsi Jawa Barat Jurnal
Group. Administrasi Pendidikan. 13,(2),1-8.
Mulyasa, E. (2012). Manajemen & Suharsaputra, U.(2010). Administrasi Pendidikan.
Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bandung : PT. Refika A.
PT. Bumi Aksara Taylor, (1990)B.O., Case Studies in Effective
______(2011).Menjadi Kepala Sekolah Schools Research. Kendal/Hunt Publishing
Profesional.Bandung: Remaja RosdaKarya. Company.
_____(2012). Uji Kompetensi dan Penilaian Timple A, Dale ( 2002). The Art And Science Of
Kinerja Guru. Bandung : Rosda Putra. Buisnis Management Productivity. New
Pidarta, Made.(2004). Manajemen Pendidikan York : Kend Publishing.
Indonesia. Jakarta:Rineka cipta Tola, Burhanudin. dan Furqon. (2004). Penilaian
Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian Sekolah Efektif
Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti .(online).Tersedia:Http.//www.Depdiknas.g
Pemula. Bandung : Alfabeta. o.id/Jurnal/44/htm.
_____(2012).Metode & Teknik Menyusun Wahyudi. (2009). Kepemimpinan Kepala Sekolah
Proposal Penelitian.Bandung: Alfabeta dalam Organisasi Pembelajaran (Learning
_____(2010).Metode dan Teknik menyusun Tesis. Organization). Bandung: Alfabeta.
Bandung : Alfabeta. Yudistira, D. (2012). Pengaruh Prilaku
Riduwan.(2012). Metode dan Teknik Menyusun Kepemimpinan Kepala Sekolah , Budaya
Proposal Penelitian. Bandung : Alfabeta. Sekolah, Kinerja Mengajar Guru, dan
Partisipasi Orang Tua terhadap Sekolah

118
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXII No.2 Oktober 2015
Efektif. Disertasi Doktor SPS UPI
Bandung.Tidak diterbitkan.
Yukl,G.(2009). Leadership in organization.
(terjemahan Budi Supriyanto) Edisi Kelima.
Jakarta: Macan Jaya Cemerlang

119
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXII No.2 Oktober 2015

Anda mungkin juga menyukai