Anda di halaman 1dari 12

Makalah Transpor Pada Tumbuhan

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur kami ucapkan terutama kepada Allah SWT yang telah memberi
karunia yang tiada henti kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Tak lupa untuk
dosen Biologi Dasar 2 yang telah mengarahkan kami dalam menyusun makalah. Juga bagi
semua pihak yang telah membantu secara langsung ataupun tidak, terimakasih atas
partisipasinya.

Dan itu semua tiada arti bila tidak ada kerja keras dari pribadi kami. Semoga makalah kami
dapat menjadi referensi, inspirasi dan bahan renungan bagi semua kalangan.

Ciputat, 25 April 2013

Penulis

DAFTAR ISI

Cover 1

Kata Pengantar 1

Daftar Isi 2

Bab I : Pendahuluan 3
Bab II : Tinjauan Pustaka 6

Bab III: Pembahasan 7

Bab IV: Penutup 16

Daftar Pustaka 17

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Transpor pada tingkat seluler bergantung pada permeabilitas selektif membran.
Protein transpor tertentu memungkinkan sel tumbuhan mempertahankan lingkungan
internalnya yang berbeda dari lingkungan sekitarnya. Pompa proton berperan penting dalam
transpor melewati membran tumbuhan. Potensial membran dan gradien H+yang dihasilkan
oleh pompa proton dimanfaatkan untuk menggerakkan transpor berbagai zat terlarut.
Perbedaan potensial air menggerakkan transpor air pada sel tumbuhan. Zat terlarut
menurunkan potensial air, sementara tekanan meningkatkan potensial air. Air mengalir
melalui osmosis dari suatu kompartemen dengan potensial air yang lebih tinggi ke
kompartemen dengan potensial air yang lebih rendah. Akuaporin, saluran spesifik untuk
mengangkut air pada membran kemungkinan bisa membantu mengatur laju osmosis. Sebuah
sel yang membengkak menyesuaikan potensial air lingkungan sekitarnya ketika dinding sel
itu memberikan tekanan yang melawan kecenderungan sel untuk mengambil air karena
potensial zat terlarutnya.
Sel-sel tumbuhan yang bervakuola memiliki tiga kompartemen utama. Membran
plasma mengatur transpor antara sitosol dan larutan dinding, sementara tonoplas mengatur
transpor antara sitosol dan vakuola.
Simplas dan apoplas berfungsi dalam transpor di dalam jarigan dan organ. Simplas
adalah rangkaian sitosol yang dihubungkan oleh plasmodesmata. Apoplas adalah rangkaian
dinding sel. Aliran massal (bulk flow) berfungsi dalam transpor jarak jauh. Transpor getah
xilem dan getah floem disebabkan oleh perbedaan tekanan pada ujung yang berlawanan pada
pembuluh, yaitu pada pembuluh xilem dan pembuluh tapis.
Penyerapan Air dan Mineral oleh Akar
Rambut akar, mikorhiza, dan luas permukaan sel-sel kortikal yang sangat besar
meningkatkan penyerapan air dan mineral. Rambut akar adalah jalur terpenting dalam
penyerapan di dekat ujung akar, akan tetapi mikorhiza, yaitu asosiasi simbiotik fungi dan
akar, bertanggung jawab atas sebagian besar penyerapan oleh keseluruhan sistem akar. Saat
larutan tanah memasuki akar, maka luas permukaan membran sel korteks yang begitu besar
meningkatkan pengambilan air dan mineral tertentu ke dalam sel.
Endodermis berfungsi sebagai penjaga gerbang yang selektif antara korteks akar dan
jaringan pembuluh. Air dapat menembus korteks melalui simplas atau apoplas, akan tetapi
mineral yang mencapai mesoderm melalui apoplas akhirnya harus melewati membran selektif
pada sel-sel endodermal. Pita Kaspari yang berlilin pada dinding endodermal menghambat
transfer apoplas mineral dari korteks ke stele.
Tanspor Getah Xilem
Naiknya getah xilem sebagian besar tergantung pada transpirasi dan sifat-sifat fisik
air. Kehilangan uap air (transpirasi) akan menurunkan potensial air pada daun dengan cara
menghasilkan suatu tekanan negatif (tegangan). Potensial air yang rendah ini akan menarik
air dari xilem. Kohesi dan adhesi air merambatkan gaya tarik ke seluruh sistem hingga
menuju ke akar. Getah xilem naik melalui aliran massal yang digerakkan oleh tenaga surya.
Pergerakan cairan xilem melawan gravitasi dipertahankan melalui transpirasi.
Kontrol Transpirasi
Sel-sel penjaga bertindak sebagai penengah pada kompromi antara fotosintesis dan
transpirasi. Stomata mendukung fotosintesis dengan cara memudahkan pertukaran CO2 dan
O2 antara daun dan atmosfir, akan tetapi pori ini juga menjadi jalan utama hilangnya air
melalui transpirasi pada tumbuhan. Perubahan turgor dalam sel penjaga berguna untuk
mengatur ukuran pembukaan stomata, yang dipengaruhi oleh transport K+ dan air ke dalam
dan keluar sel.
Xerofit memiliki adaptasi yang mengurangi transpirasi. Letak stomata yang terlindung
di dalam perlekukan daun dan struktur adaptasi lainnya memungkinkan tumbuhan tertentu
bertahan hidup di dalam lingkungan kering.
Translokasi Getah Floem
Floem mentranslokasikan getahnya dari sumber gula ke sugar sink. Daun dewasa
adalah sumber utama, meskipun organ penyimpanan seperti umbi dapat berfungsi sebagai
sumber selama musim tertentu. Ujung akar dan tunas yang sedang berkembang adalah
contoh sugar sink. Pengisian dan pembongkaran floem bergantung pada transpor aktif
sukrosa. Sukrosa diangkut bersama dengan H+, yang berdifusi menuruni suatu gradien yang
dibentuk oleh pompa proton. Aliran tekanan adalah mekanisme translokasi pada
angiospermae. Pengisian gula pada ujung sumber suatu pembuluh tapis dan pembongkaran
pada ujung pembuangan merupakan upaya untuk mempertahankan suatu perbedaan tekanan
yang menjaga agar getah dapat mengalir melalui pembuluh tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud transpor tumbuhan dan mekanisme nya. ?
2. Bagaimana pengangkutan air dan garam-garam mineral oleh tumbuhan?
3. Bagaimana pengangkutan hasil fotosintesis dan pengeluaran zat oleh tumbuhan?
4. Bagaimana cara pengeluaran zat oleh tumbuhan?

C. TUJUAN PENULISAN
Transpor pada tumbuhan bertujuan untuk mengetahui proses dan cara tumbuhan
mendapatkan makanan dan mengeluarkan zat yang tidak dibutuhkan oleh tanaman tersebut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat keseluruh


bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat rendah, penyerapan air dan zat hara terlarut
didalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi proses
pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem (Teddy,
2009).
Sebagian besar unsur hara dibutuhkan tanaman, diserap dari larutan tanah melalui
akar, kecuali karbon dan oksigen yang diserap dari udara oleh daun. Penyerapan unsur hara
secara umum lebih lambat dibandingkan dengan penyerapan air oleh akar tanaman (Lakitan,
1999).
Dalam kehidupan sehari-hari terjadi banyak hal yang berkaitan dengan tumbuhan dan
air. Misalnya transpirasi,kohesi air,dan pengaruh potensial air. Ketiga hal tersebut saling
berkaitan antara satu dengan yang lainnya dalam proses pengangkutan air dari dalam tanah
menuju ke daun. Pengangkutan air ini dilakukan oleh bagian tumbuhan,baik akar,batang
maupun daun. Pengangkutan air ini selalu dikaitkan dengan akar dan jarang dikaitkan dengan
batang ataupun daun. Pada kenyataannya daun dan batang juga memiliki pengaruh yang
cukup signifikan dalam penyerapan air (Salisbury, 1995:30).
Saat daun mengalami transpirasi,air dalam daun berkurang dan daun berusaha
menyerap air dari batang,kemudian batang memperoleh air dari akar. Untuk membuktikan
bahwa daun dan batang mengadakan usaha untuk menyerap air,maka dilakukan percobaan
mengenai daya isap daun dan kapilaritas batang. Daya isap daun ini memiliki kecepatan
untuk melakukan penyerapan terhadap air,kecepatan ini bergantung pada kekentalan zat
cair,jumlah daun,dan tingkat penyinaran (Salisbury, 1995:30).
Dalam bahasan mengenai kecepatan absorbsi (penyerapan) air telah dibahas mengenai
jumlah daun dan tingkat penyinaran,akan tetapi jarang dibahas absorbsi yang berkaitan
dengan kekentalan zat cair. Dalam laporan ini akan dibahas mengenai kecepatan absorbsi air
yang berkaitan dengan tingkat kekentalan zat cair (Schlegel, 1999).
Bunga pacar air berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara. Namun tanaman ini
diperkenalkan di Amerika pada abad ke-19. Tanaman ini ada yang memiliki bunga berwarna
putih, merah, ungu, atau merah jambu. Bentuk bunga ini menyerupai bunga anggrek yang
kecil. Tanaman ini tidak dapat hidup di lingkungan yang kering (Schlegel, 1999).
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Transpor Tumbuhan dan Mekanisme


Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat ke seluruh bagian
tubuh tumbuhan. Tumbuhan memerlukan air dan mineral. Air dan mineral ini diserap dari
dalam tanah menggunakan akar. Pengambilan zat-zat ini dilakukan secara difusi dan osmosis.
Difusi merupakan perpindahan molekul atau ion dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah
berkonsentrasi rendah. Sedangkan osmosis adalah perpindahan air dari larutan berkonsentrasi
rendah ke larutan berkonsentrasi tinggi melalui selaput semi permeable. Osmosis berkaitan
dengan beberapa keadaan sel tumbuhan. Berdasarkan jalur yang ditempuh air dan garam
mineral yang masuk ke akar, pengangkutan air dan garam mineral dibedakan menjadi simplas
dan apoplas. Simplasa dalah bergeraknya air dan mineral lewat jalur dalam sel, yaitu
sitoplasma sel dengan jalan menembus membran plasma. Sedangkan apoplas adalah
bergeraknya air lewat jalur luar sel atau lewat dinding-dinding sel.
a)Imbibisi : merupakan penyusupan atau peresapan air ke dalam ruangan antar dinding sel,
sehingga dinding selnya akan mengembang. Misal masuknya air pada biji saat berkecambah
dan biji kacang yang direndam dalam air beberapa jam.
b)Diffusi : gerak menyebarnya molekul dari daerah konsentrasi tinggi (hipertonik) ke
konsentrasi rendah (hipotonik). Misal pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 saat pernafasan,
penyebaran setetes tinta dalam air.
c)Osmosis : proses perpindahan air dari daerah yang berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke
daerah yang berkonsentrasi tinggi (hipertonik) melalui membran semipermiabel. Membran
semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat tertentu
yang larut di dalamnya. Keadaan tegang yang timbul antara dinding sel dengan dinding isi sel
karena menyerap air disebut turgor, sedang tekanan yang ditimbulkan disebut tekanan turgor.
Untuk sel tumbuhan bersifat selektif semipermiabel. Setiap sel hidup merupakan sistem
osmotik. Jika sel ditempatkan dalam larutan yang lebih pekat (hipertonik) terhadap cairan sel,
air dalam sel akan terhisap keluar sehingga menyebabkan sel mengkerut.
d) Transpor aktif : Transpor aktif merupakan pengangkutan zat-zat menembus membran
impermeabel dan melawan gradien konsentrasi, dengan bantuan energi dari ATP dan protein
kotranspor
e)Difusi fasilitatif : . Difusi fasilitasi adalah pengangkutan molekul atau ion-ion menembus
membrane sepanjang gradien konsentrasi oleh sistem pembawa tanpa bantuan ATP.

B. Pengangkutan Air dan Garam-garam Mineral oleh Tumbuhan

Tumbuhan membutuhkan air sepanjang hidupnya. Setelah diserap akar, air digunakan
dalam semua reaksi kimia, mengangkut zat hara, membangun turgor, dan akhirnya keluar
dari daun sebagai uap atau air. Tumbuhan mempunyai sistem pengangkutan air dan garam
mineral yang diperoleh dari tanah agar air tetap tersedia. Pada tumbuhan tingkat tinggi
terdapat dua macam cara pengangkutan air dan garam mineral yang diperoleh dari tanah,
yaitu ekstravaskular dan intravaskular.
Pengangkutan ekstravaskular adalah pengangkutan di luar berkas pembuluh.
Pengangkutan ini bergerak dari permukaan akar menuju ke bagian-bagian yang letaknya
lebih dalam dan menuju ke berkas pembuluh. Sementara itu, pengangkutan intravaskular
adalah pengangkutan melalui berkas pembuluh dari akar menuju bagian atas tumbuhan.

1. Proses Pengangkutan Ekstravaskular

Pada pengangkutan ini, air akan masuk melalui sel epidermis akar kemudian bergerak di
antara sel-sel korteks. Air harus melewati sitoplasma sel-sel endodermis untuk memasuki
silinder pusat (stele). Setelah sampai di stele, air akan bergerak bebas di antara sel-sel. Cara
transportasi dalam pengangkutan air dan mineral secara ekstravaskular ada dua macam, yaitu
apoplas dan simplas. Perhatikan Gambar 2.14.
Gambar 2.13
Pengangkutan ekstravaskular

Gambar 2.14
Pengangkutan ekstravaskular
secara simplas (a) dan apoplas (b)

Transportasi apoplas adalah menyusupnya air tanah secara difusi bebas atau transpor pasif
melalui semua bagian tidak hidup dari tumbuhan, misalnya dinding sel dan ruang-ruang
antarsel. Transportasi apoplas tidak dapat terjadi saat melewati endodermis sebab dalam sel-
sel endodermis terdapat pita kaspari yang menghalangi air masuk ke dalam xilem. Pita
kaspari ini terbentuk dari zat suberin (gabus) dan lignin. Oleh karena itu,apoplas dapat terjadi
di semua bagian kecuali endodermis. Air yang menuju endodermis ditranspor secara simplas
melalui sel peresap.

Kebalikan dari transportasi apoplas adalah transportasi simplas. Transportasi simplas yaitu
bergeraknya air tanah dan zat terlarut melalui bagian hidup dari sel tumbuhan. Pada sistem
simplas ini perpindahan terjadi secara osmosis dan transpor aktif melalui plasmodesmata.
Transportasi simplas dimulai dari sel-sel rambut akar ke sel-sel parenkim korteks yang
berlapis-lapis, sel-sel endodermis, sel-sel perisikel, dan akhirnya ke berkas pembuluh kayu
atau xilem.

Pengangkutan mineral melalui transpor aktif. Mineral mampu masuk ke dalam akar karena
melawan gradien konsentrasi, yaitu dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah
berkonsentrasi tinggi.

2. Proses Pengangkutan Intravaskular

Pengangkutan intravaskular adalah pengangkutan melalui berkas pembuluh (xilem) dari akar
menuju bagian atas tumbuhan. Pengangkutan air dan mineral dimulai dari xilem akar ke
xilem batang menuju xilem tangkai daun dan ke xilem tulang daun. Pada tulang daun terdapat
ikatan pembuluh. Air dari xilem tulang daun ini masuk ke sel-sel bunga karang pada mesofil.
Setelah mencapai sel-sel bunga karang, air dan garam-garam mineral disimpan untuk
digunakan dalam proses fotosintesis dan transportasi. Transportasi pada trakea lebih cepat
daripada transportasi pada trakeida.
Gambar 2.15 Pengangkutan air dan garam mineral secara intravaskuler

Ada beberapa jenis tumbuhan yang tidak mempunyai trakea sehingga trakeida merupakan
satu-satunya saluran pengangkutan air tanah. Tumbuhan yang tidak mempunyai trakea
misalnya pada tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji terbuka. Pengangkutan air dan mineral
dari bawah ke atas tubuh tumbuhan oleh xilem mengikuti beberapa teori sebagai berikut.

a. Teori vital
Teori vital menyatakan bahwa perjalanan air dari akar menuju daun dapat terlaksana karena
adanya sel-sel hidup, misalnya sel-sel parenkim dan jari-jari empulur di sekitar xilem.

b. Teori Dixon Joly


Teori Dixon Joly menyatakan bahwa naiknya air ke atas karena tarikan dari atas, yaitu ketika
daun melakukan transpirasi. Air selalu bergerak dari daerah basah ke daerah kering.

c. Teori tekanan akar


Teori tekanan akar menyatakan bahwa air dan mineral naik ke atas karena adanya tekanan
akar. Tekanan akar ini terjadi karena perbedaan konsentrasi air dalam air tanah dengan cairan
pada saluran xilem. Tekanan akar paling tinggi terjadi pada malam hari dan dapat
menyebabkan merembesnya tetes-tetes air dari daun tumbuhan (gutasi). Perhatikan Gambar
2.16.
C. Pengangkutan Hasil Fotosintesis dan Pengeluaran Zat oleh Tumbuhan

Proses pengangkutan bahan makanan dalam tumbuhan dikenal dengan translokasi.


Translokasi merupakan pemindahan hasil fotosintesis dari daun atau organ tempat
penyimpanannya ke bagian lain tumbuhan yang memerlukannya. Jaringan pembuluh yang
bertugas mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan adalah floem (pembuluh
tapis).
Jaringan floem mengangkut gula sukrosa dan juga asam amino dari organ-organ
tumbuhan yang berwarna hijau, terutama daun, ke bagian-bagian lain dalam tumbuhan.
Berbeda dari xylem, floem memiliki sel-sel yang bernama sel tapis (sieve tube sel), dan
transportasi gula sukrosa dan asam amino dapat dilakukan melalui difusi dan juga transport
aktif dari sel ke sel dalam floem. Oleh karena itu, makanan-makanan ini dapat menjangkau
organ-organ tanaman dalam waktu yang sangat singkat agar mereka bisa melakukan respirasi
dan berkembang.
Salah satu jaringan pengangkut pada tumbuhan adalah pembuluh tapis (floem). Pada
prinsipnya floem merupakan jaringan parenkim. Floem tersusun atas beberapa tipe sel yang
berbeda yaitu pembuluh tapis, sel pengiring, parenkim, serabut, dan sklerenkim. Floem
merupakan bagian dari kulit kayu. Unsur penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk,
yaitu: sel tapis (sieve plate) berupa sel tunggal dan bentuknya memanjang dan buluh tapis
(sieve tubes) yang serupa dengan pipa. Dengan bentuk seperti ini, pembuluh tapis dapat
menyalurkan gula, asam amino serta hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan. Pada tumbuhan tertentu terdapat serabut floem atau serat yang mengandung
lignin. Serabut-serabut ini dapat digunakan sebagai tali dan tekstil, misalnya rami (Boehmeria
nivea), linen (Linum usitatissimum), dan jute (Corchorus capsularis). Dalam floem terjadi
translokasi fotosintat. Translokasi adalah perpindahan bahan terlarut yang dapat terjadi di
seluruh bagian tumbuhan.
Zat terlarut yang paling banyak dalam getah floem adalah gula, terutama sukrosa. Selain
itu, di dalam getah floem juga mengandung mineral, asam amino,dan hormon, berbeda
dengan pengangkutan pada pembuluh xilem yang berjalan satu arah dari akar ke daun,
pengangkutan pada pembuluh floem dapat berlangsung kesegala arah, yaitu dari sumber gula
(tempat penyimpanan hasil fotosintesis) ke organ lain tumbuhan yang memerlukannya. Satu
pembuluh tapis dalam sebuah berkas pembuluh bisa membawa cairan floem dalam satu arah
sementara cairan di dalam pipa lain dalam berkas yang sama dapat mengalir dengan arah
yang berlainan. Untuk masing masing pembuluh tapis, arah transport hanya bergantung
pada lokasi sumber gula dan tempat penyimpanan makanan yang dihubungkan oleh pipa
tersebut.
Untuk membuktikan adanya pengangkutan hasil fotosintesis melewati phloem dapat
dilihat dari pada proses pencangkokan. Batang yang telah kehilangan kulit (phloem)
mengalami hambatan pengangkutan akibat terjadinya timbunan makanan yang dapat memacu
munculnya akar apabila bagian batang yang terkelupas kulitnya tertutup tanah yang selalu
basah.
Tumbuhan tidak hanya mengambil atau menyerap zat kembali ke lingkungannya yang
disebut pengeluaran atau eliminasi. Zat yang dikeluarkan oleh tumbuhan dapat melalui 3
kelompok, yaitu sebagai berikut:
1. Zat yang dikeluarkan sama dengan ketika diserap, misalnya air yang dikeluarkan pada
peristiwa penguapan dan penetesan air (Gutasi) melalui sel gutatoda
2. Zat yang dikeluarkan sebagai hasil fotosintesis, misalnya madu yang dikeluarkan oleh
kelenjar madu.
3. Zat yang dikeluarkan sebagai hasil proses pembongkaran, misalnya oksigen dan air
dari proses fotosintesis.

D. Cara Pengeluaran Zat oleh Tumbuhan


1. Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman
yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel.
Mekanisme Transpirasi
Air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui rambut akar, sebagian besar bergerak
menurut gradien potensial air melalui xilem. Air dalam pembuluh xilem mengalami tekanan
besar karena molekul air polar menyatu dalam kolom berlanjut akibat dari penguapan yang
berlangsung di bagian atas. Sebagian besar ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar
ke xilem, dan kemudian ke atas melalui arus transportasi.

Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi transpirasi


Faktor dalam
Besar kecilnya daun
Tebal tipisnya daun
Berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun
Banyak sedikitnya bulu di permukaan daun
Banyak sedikitnya stomata
Bentuk dan lokasi stomata

Faktor luar
Sinar matahari
Temperatur
Kelembapan udara
Angin
Keadaan air di dalam tanah

2. Gutasi adalah pengeluaran air dalam bentuk tetes-tetes melalui celah-celah tepi atau ujung-
ujung tulang tepi daun yang di sebut hidatoda atau gutatoda atau emisarium. Terjadi pada
suhu rendah dan kelembapan tinggi sekitar pukul 04.00 sampai 06.00 pagi hari. Di alami
pada tumbuhan famili Poaceae (padi,jagung,rumput,dll).
Mekanisme pada gutasi yaitu sebagai berikut: Pengeluaran air melalui proses gutasi
terjadi akibat adanya tekanan positif akar. Meskipun ketika laju transpirasi rendah, akar terus
menyerap air dan mineral sehingga air yang masuk ke jaringan lebih banyak daripada yang
dilepaskan keluar. Kondisi yang tidak mendukung terjadinya tekanan akar seperti suhu dingin
dan tanah yang kering menghambat terjadinya gutasi. Kekurangan mineral juga diketahui
memengaruhi proses gutasi Bila transpirasi terjadi pada stomata, maka gutasi terjadi pada
struktur khusus bernama hidatoda.Hidatoda seringkali disebut sebagai stomata air.Hidatoda
terletak di ujung dan sepanjang tepi daun. Oleh karena itulah, titik-titik air akan terlihat di
ujung dan tepi daun.
Gutasi biasanya terjadi pada malam hari, namun terjadi juga pada pagi hari. Laju
gutasi paling tinggi ditemukan pada tumbuhan Colocasia nymphefolia. Gutasi paling banyak
terjadi pada tumbuhan air, herba, dan rumput-rumputan.
Gutasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kelangsungan hidup
tumbuhan. Namun kadangkala, gutasi diketahui dapat menyebabkan luka pada daun. Hal ini
diakibatkan oleh penumpukan garam yang terjadi bila titik-titik air di tepi daun telah
menguap. Kondisi tersebut membuat patogen seperti bakteri dan fungi dapat menyerang
jaringan daun.

3. Perdarahan adalah pengeluaran air cairan dari tubuh tumbuhan berupa getah yang disebabkan
karena luka atau hal-hal lain yang tidak wajar. Misalnya pada penyerapan pohon karet dan
pohon aren

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
1. Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat keseluruh bagian
tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat rendah, penyerapan air dan zat hara terlarut
didalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi proses
pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem
2. Proses pengangkutan air dan garam mineral ada 2 yaitu pengangkutan ekstravaskular dan
pengangkutan intravaskular
3. Cara pengeluaran zat oleh tumbuhan ada 3 yaitu transpirasi, gutasi dan pendarahan
4. Tumbuhan tidak hanya mengambil atau menyerap zat kembali ke lingkungannya yang
disebut pengeluaran atau eliminasi

DAFTAR PUSTAKA

Andriance, G.W. and F.R. Brison. 1995. Propagation of Horticultura Plant. Mc Graw.
Hill Book Coy. London. 298 p.
Ashari, S. 1995. Hortikultura. Universitas Indonesia. Jakarta. 99 hal. th
Brady, N.C. 1974. The Nature and Properties of Soil ed. The Mac
Millan Co. New York.
De Boodt, M. and D. Verdonck. 1972. The Properties of Substrates In
Horticulture. Acta Horticultural. 26:37-44.
Effendi, S. 1980. Bercocok Tanam Jagung. CV. Yasaguna. Jakarta.
Gaur, A.C. 1982. Improving Soil Fertility Through Organic
Recycling. Project Field No. 15. FAO of United Nations. Rome.85 p.
Kusnayadi. H. 2012. Hand Out Fisiologi Tumbuhan. Fakultas Pertanian. Universitas
Samawa. Sumbawa Besar.
Lakitan, B., 1995. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Press, Jakarta.
Santoso, H.B. 1998. Pupuk Kompos. Kanisius. Yogyakarta. 28 hal.
Salisbury, F.B. dan C.W.Ross, 1995. fisiologi Tumbuhan Jilid satu.Diterjemahkan
Oleh : D.R.Lukman dan Sumaryono. ITB-Press, Bandung.
Anonim, 2003. Difusi dan osmosis. http:// www. iloveblue. com /
bali_gaul_funky / artikel_bali / detail / 193. htm. Diakses tanggal 25 maret 2013
Anonim.2009. imbibisi pada tanaman. http://id.imbibisi-biji-laporan-oleh-bram-
arda.html. diakses pada tanggal 25 maret 2013

Anda mungkin juga menyukai