Anda di halaman 1dari 12

TEORI BELAJAR KOGNITIF

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Psikologi
Pendidikan

Disusun oleh:

Ami Korniawati 4301411086

Farra Khoirunisa 4301411133

Restu Ika Safitry 4301411143

Citra AyuningTyas 4301411144

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2012
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Teori kognitif adalah teori yang umumnya dikaitkan dengan proses belajar.
Kognisi adalah kemampuan psikis atau mental manusia yang berupa
mengamati, melihat, menyangka, memperhatikan, menduga dan menilai.
Dengan kata lain, kognisi menunjuk pada konsep tentang pengenalan. Teori
kognitif menyatakan bahwa proses belajar terjadi karena ada variabel
penghalang pada aspek-aspek kognisi seseorang (Mulyati, 2005).Belajar
kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur- unsur kognisi,
terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang
datang dari luar. Aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses
internal berfikir, yakni proses pengolahan informasi. Teori belajar kognitif
lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam
akal pikiran manusia.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka didapat rumusan masalah:
1. Bagaimanakah pandangan teori kognitif tetntang belajar ?
2. Bagaimanakah teori pengolahan informasi tentang belajar ?
3. Bagainamakah teori konstruktivisme tentang belajar ?
4. Bagaimanakah konsep tentang lupa dan ingat ?
C. TUJUAN
Setelah dibuatnya makalah ini peserta didik diharapkan memiliki
kemampuan dalam:
1. Menjelaskan pandangan teori kognitif tetntang belajar
2. Menjelaskan teori pengolahan informasi tentang belajar
3. Menjelaskan teori konstruktivisme tentang belajar
4. Menjelaskan konsep tentang lupa dan ingat
BAB II
PEMBAHASAN

A. PANDANGAN BELAJAR
Pikiran yang berada pada diri manusia adalah alat yang sangat bermanfaat
dalam pembuatan makna dari suatu obyek atau stimulus. Dari setiap mili detik,
manusia melihat mendengar, merasakan sesuatu, dan pada saat itu juga
memutuskan apa yang sedang diamatinya, menghubungkanya dengan apa yang
telah diketahui sebelumnya, dan membuat keputusan apakah obyek yang telah
diamati itu perlu disimpan ataukah dilupakan begitu saja.
Pengkajian terhadap teori belajar kognitif memerlukan penggambraan
tentang perhatian, memori, elaborasi, rehearsal, pelacakan kembali, dan
pembuatan informasi yang bermakna.
Psikologi kognitif menyatakan bahwa perilku manusia tidak ditentukan
oleh stimulus yang berada di luar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada
diriya sendiri. Teori psikologi kognitif memandang belajar sebagai proses
pengfungsian unur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran untuk dapat mengenal
dan memahami stimulus yang datang dari luar.Dengan kata lain aktivitas belajar
manusia ditekankan pada proses belajar internal dalam berpikir, yakni proses
pengolahan informasi.
Teori belajar kognitif menekankan pada cara- cara seseorang
menggunakan pikiranya untuk belajar, mengingat dan penggunakan pengetahuan
yang diperoleh dan disimpan di dalam pikiranya secara efektif.
Teori belajar konstruktivistik menyatakan bahwa pendidik tidak dapat
memberikan pengetahuan kepada peserta didik, sebaliknya peserta didik harus
mengkonstruksikan penegetahuannya sendiri. Intisari teori belajar
konstruktivisme adalah bahwa belajar merupakan proses penemuan (discovery)
dan transformasi informasi kompleks yang berlangsung pada diri seseorang.
B. TEORI BELAJAR PENGOLAHAN INFORMASI
Berbagai informasi yang memasuki pikiran setiap orang adalah melalui
alat alat penginderaan, seperti melihat, mendengar atau merasakan.Setiap
informasi yang masuk ke dalam alat penginderaan itu sebagian ada yang
diabaikan dan ada yang masuk kedalam alat penginderaan tanpa disadari. Namun
ada sebagian informasi disimpan sebantar di dalam memori dan kemudian
dilupakan.
Berbagai penelitian telah dilakukan terhadap memori manusia untuk
membatu para pakar teori belajar dalam menggambarkan proses mengingat
taupun melupakan informasi
Dalam model pangolahan informasi (Gage dan Berliner, 1984) tampak
bahwa stimulus fisik seperti cahaya, panas, tekanan udara, ataupun suara
ditangkap oleh seseorang dan disimpan secara cepat di dalam sistem
panampungan penginderaan jangka pendek (STSS).Apabila informasi itu
diperhatikan, maka informasi itu disampaikan ke memori jangka pendek (STM)
dan sistem panampungan memori kerja (WM). Informasi dalam STM dan WM
jika dilang ulang ataupun disandikan maka dapat dimasukan dalam memori
jangka panjang (LTM). Berikut di deskribsikan masing masing komponen dalam
teori pengolahan informasi.

1. Pengampungan Kesan-kesan Penginderaan Jangka Pendek (STSS)


Komponen pertama sistem memori yang berfungsi menerima informasi
baru adalah pusat penampungan kesan kesan penginderaan atau disebut
juga memori ingderawi.komponen ini berfungsi menerma dan menahan
informasi dalam waktu yang sangat singkat.Pusat penampungan kesan
kean penginderaan ini menerima informasi dalam jumlah yang sangat
banyak yang dihasilkan dari proses penginderaan dan menahanya dalam
waktj yang sangat singkat yaitu tidak lebih dari 2 detik. Apabila informasi
itu tidak diperhatikan maka informasi itu akan segera hilang.
Gage dan Berliner (1984) menyatakan bahwa stimulus yang berasal dari
luar sebagian besar mampu membangkitkan respon seseorang. Stimulus
yang mampu membangkitkan perhatian dapat dikelompokan dalam 4
kategori yaitu :
a. Stimulus psikofisik
Variasi intensitas, ukuran suara dan warna suatu stimulus dapat
memunculkan respon tertentu.pendidik yang mengajar dengan
menggunakan metode ceramah dan suaranya berirama secara teratur,
misalnya suara agak dikeraskan dengan suara agak dikeraskan
dengan maksud memberi tekanan pada isi ateri tertentu, maka dapat
membangkitkan respon pada diri peserta didik.
b. Stimulus emosional
Banyak stimulus yang mampu membangkitkan respon emosi
seseorang. Pendidik yang mampu mendramatisir materi pelajaran,
maka akan mampu memnagkitkan emosi peserta didik yang pada
akhirnya peserta didik cepet memahami pelajaran baru.

c. Stimulus kesenjangan
Stimulus yang mampu membangkitkan perhatian sebagian
terhgantung pada efek kebaharuan, kompleksitas, dan
keunikannya.Pendidik dalam menjelaskan materi dengan
menggunakan gambar, dan memberikan sedikit tulisan sebagai
penjelasan akan lebih menarik dibandingkan dengan ketika pendidik
memberikan banyak tulisan dalam menjelaskan materi pelajaran.
d. Manding stimuli
Mand merupakan pernyataan verbal yang memiliki konsekuensi
tinggi.dalam pembelajaran misalnya, pendidik pada waktu
menjelaskan materi pelajaran tiba tiba menyatakan Nah! Sekarang
perhatikan benda benda disekeliling kamu!. Pernyataan verbal ini
memberi konsekuensi tertentu sehinngga peserta didik segera
memperhatikan benda n=benda yang ada di sekelilingnya.
2. Memori Jangka Pendek (STM) dan Memori Kerja (WM)
Kapasitas penampungan ini terbatas, kurang lebih tujuh penggal
informasi.informasi dapat digeser oleh informasi baru.STM adalah memori
kesadaran , yakni seseorang menyadari adanya informasi.
Informasi yang diamati dan diperhatikan oleh seseorang akan masuk
ke dalam memori jangka pendek (STM) atau memori kerja (WM) melalui
STSS. STM merupakan bagian dari memori dimana suatu informasi pada
akhirnya dipikirkan untuk disimpan.Apabila seseorang berhenti
memikirkakn informasi yang baru masuk, maka informasi akan segera
hilang dari STM nya.
Salah satu cara untuk menyimpan informasi ke dalam STM adalah
memikirkan atau mengucapkanya secara terus menerus. Proses
mempertahankan informasi di dalam STM melalui pengulangan disebut
reharsal.Reharsal ini penting dalam belajar karena semakin lama informasi
itu berada di STM , semakin besar peluangnya untuk dialihkan kedalam
LTM.

3. Memori Jangka Panjang (LTM)


Memori jangka panjang (LTM) adalah bagian dari sistem memori
dimana seseorang menyimpan informasi untuk periode waktu yang lama.
LTM memiliki kapasitas yang tidak terbatas dalam penyompanan informasi.

Para teorisi belajar kognitif membagi memori jangka panjang ke dalam 3


bagian, yaitu :
a. Memori episodik
Memori episodik adalah memori tentang pengalaman personal yakni
semacam gambaran mental mengenai sesuatu yang telah dilihat atau
di dengar
b. Memori semiantik
Berisi tentang fakta dan informasi tergeneralisasi ynag telah diketahui
sebelumnya, konsep konsep, prinsip- prinsip, dan cara menggunakan
informasi tersebut serta keterampilan pemecahan masalah dan strategi
belajar
c. Memori prosedural
Memori prosedural menunjuk pada pengetahuan tentang cara
mengerjakan sesuatu, terutama dalam tugas tugas fisik.

Memori epidosik, semantik, dan prosedural memiliki perbedaan dalam


cara penyimpanan dan mengorganisir informasi. Informasi dalam memori
episodik disimpan dala bentuk bayangan yang diatur berdasarkan kapan dan
bagaimana peristiwa itu terjadi. Informasi dalam memori semantik diatur
dalam bentuk jaringan sejumlah gagasan yang oleh Piaget disebut
skema.Informasi dalam memori prosedural disimpan dalam bentuk
pasangan stimulus respon yang kompleks

C. TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME


1. Pandangan tentang Belajar
Belajar adalah lebih dari sekedar mengingat. Peserta didik yang
memahami dan mampu menerapkan pengetahuan yang dipelajari, mereka
harus mampu memecahkan masalah, menemukan, sesuatu untuk dirinya
sendiri dan berkutat dengan berbagai gagasan.
Pendidik adalah bukan orang yang mampu memberikan pengetahuan
kepada peserta didik, sebab peserta didik harus mampu
mengkonstruksikan pengetahuan didalam memorinya sendiri.

Tugas utama pendidik adalah :


a. Memperlancar peserta didik dengan cara mengajarkan cara cara
memebuat informasi yang bermakna dan relevan sdengan peserta
didik.
b. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan
atau menerapkan gagasanya sendiri
c. Menanamkan kesadaran belajar dan menggunakan strategi
belajarnya sendiri

Disamping itu penddik harus mampu mendorong peserta didik untuk


emmperoleh pamahaman yang lebih baik terhadap materi yang dipelajari

Inti sari teori konstruktivisme adalah bahwa peserta didik harus


menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam
dirinya sendiri.Menurut pandangan toeri rekonstrivistik belajar berarti
mengkonstruksi makna atas informasi dan masukan- masukan yang masuk
ke dalam otak.Belajar yang bersifat konstruktif ini seperti halnya aktifitas
belajar yang dilakukan oleh para ilmuwan

2. Asumsi tentang Belajar


Teori belajar konstruktivisme menyampaikan perubahan paradigma
dari pendidikan berdasarkan aliran behaviorisme kepada pendidikan
berdasarkan teori kognitif. Teori behaviorisme memfokuskan pada tujuan
tingkat pengetahuan dan penguatan. Sementara itu teori konstruktivisme
memfokuskan pada peserta didik mengkonstruksikan pengetahuannya
sendiri melalui interaksi dengan lingkunganya.

Berdasarkan pada pemikiran itu, selanjutnya teori konstruktivisme


menetapkan 4 asumsi tentang belajar sebagai berikut :
a. Pengetahuan secara fisik dikonstruksikan oleh peserta didik yang
terlibat dalam belajar aktif
b. Pengetahuan secara simbolik dikonstruksikan oleh peserta didik
yang membuat representasi atas kegiatanya sendiri
c. Pengetahuan secara sosial dikonstruksikan oleh peserta didik yang
menyampaikan maknanya kepada orang lain.
d. Pengetahuan secara teoritik dikonstruksikan oleh peserta didik
yang mencoba menjelaskan onyek yang tidak benar benar
dipahaminya.
3. Strategi Belajar
Penentuan strategi belajar umumnya tidak seluruhnya efektif bagi
setiap orang, artinya mungkin strategi yang digunakan itu efektif untuk
seseorang namun tidak efektif bagi orang lain.Kebermaknaan strategi
belajar yang efektif itu tergantung ada karekteristik individu dalam belajar,
dan penggunaan strategi belajar dalam mempelajari sesuatu.
Thomas dan Rohwer (Slavin, 1994) menyajikan beberapa prinsip belajar
yang efektif sebagai berikut :
a. Spesifikasi
Statei belajar itu hendaknya sesuai dengan tujuan belajar dan
karakteristik peserta didik yang menggunakanya.
b. Pembuatan
Stratei belajar yang efektif yaitu yang memungkinkan seseorang
mengerjakan kembali materi yang telah dipelajari, dan membuat
sesuatu menjadi baru
c. Pemantauan yang efektif
Pemantauan yang efektif yaitu berarti bahwa peserta ddik
mengetahui kapan dan bagainaam cara menerapkan strategi
belajarnyadan bagaimaana car menyatakan bahwa strategi yang
digunakan itu bermanfaat.
d. Kemujaraban personal
Peserta didik harus memiliki kejelasan bahwa belajar akan berhasil
apabila dilakuakn dengan sunggguh sungguh

Berdasarkan pada prinsip-prinsip penggunaan strategi belajar tersebut,


Slavin (1994) menyarankan 3 strategi belajar yang dapat digunakan
untuk belajar yang efektif yaitu :
a. Membuat catatan
Strategi ini akan menjadi efektif untuk matero belajar tertentu
karena mempersyaratkan pengolahan mental untuk memperoleh
gagasan utama tentang meteri yang telah dipelajaridan pembuatan
keputusan tentang gagasan gagasan apa yang harus ditulis
b. Belajar kelompok
Belajar kelompok memungkinkan peserta didik membhas materi
yang telah dibaca atau didengar di dalam kelas
c. Metode P4QR
Staregi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan daya
ingat peserta didik terhadap meteri yang dipelajari.
Prosedur yang digunakan dalam metode ini yaitu :
a. Preview
Mensurvai atau membaca dengan cepat materi yang dibaca
untuk memperoleh gagasan utama dari pengorganisasian materi
dan topok topik serta sub topik
b. Question
Membuat pertanyaan untuk diri sendiri mangenai materi yang
kan dibaca
c. Read
Membaca materi dengan menyusun jawaban atas pertanyaan
yang telah dirumuskan pada saat membaca
d. Reflect on the material
Memahami dan membuat kebermankanaan informasi yang
disajikan.
e. Recite
Praktik menginngat informasi dengan cara menyatakan secara
lisan terhadap hal hal penting, ajukan pertanyaan dan jawab
sendiri
f. Review
Review secara aktif atas materi yang telah dipelajari, fokuskan
pada pertanyaan yang telah dirumuskan dan baca kembali
materi yang mendukung jawaban atas pertanyaan yang telah
dirumuskan kembali.
D. LUPA DAN INGAT
Salah satu alasaan penting orang mengalami lupa adalah karena faktor
interferensi.
Interferensi terjadi apabila informasi bercampur dengan atau terseger oleh
informasi lain.
Salah satu bentuk interferensi adlah ketika orang mengalami hambatan dalam
melakukann reharsal atas informasi yang dimiliki karena adanya informasi lain.

Interferensi terjadi dalam 2 bentuk yaitu Interferensi retroaktif (inhibisi


retroaktif) dan Interferensi proaktif(inhibisi proaktif). Interferensi retroaktif etrjadi
apabila informasi yang telah dipelajari mengganggu peserta didik dalam
mempelajari informasi berikutnya. Interferensi proaktif terjadi apabila informasi
yang baru dipelajari mengganggu seseorang dalam mengingat informasi yang
telah dipelajari sebelumnya.

Bentuk interferensi retroaktif tersebut perlu diperhatikan dalam pembelajaran.Ada


beberapa cara untuk mengurangi interferensi retroaktif yaitu :

a. Konsep yang sama atau memiliki karateristik sama hendaknya tidak


diajarkan dalam waktu yang berdekatan.
b. Menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dalam mengajarkan
konsep yang sama, atau menggunakan metode pembelajaran bervariasi
dalam mengajarkan konsep yang sama.

Ada 2 bentuk pelancaran dalam pembangkitan ingatan yaitu Pelancarn proaktif


dan Pelancaran retroaktif. Pelancaran proaktif yaitu seseorang akan mengingat
informasi sebelunya apabila informasi yang baru dipelajari memiliki karakteristik
yang sama. Pelancaran retrokatif yaitu seseorang yang mempelajari innformasi
baru akan memantapkan ingatan informasi yang telah dipelajari.
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasaan diatas maka dapat disimpulkan :

1. Teeori belajar kognitif menekankan pada cara- cara seseorang


menggunakan pikiranya untuk belajar, mengingat dan penggunakan
pengetahuan yang diperoleh dan disimpan di dalam pikiranya secara
efektif.
2. Dalam model pangolahan informasi (Gage dan Berliner, 1984) tampak
bahwa stimulus fisik seperti cahaya, panas, tekanan udara, ataupun suara
ditangkap oleh seseorang dan disimpan secara cepat di dalam sistem
panampungan penginderaan jangka pendek (STSS).Apabila informasi itu
diperhatikan, maka informasi itu disampaikan ke memori jangka pendek
(STM) dan sistem panampungan memori kerja (WM). Informasi dalam
STM dan WM jika dilang ulang ataupun disandikan maka dapat
dimasukan dalam memori jangka panjang (LTM).
3. Inti sari teori konstruktivisme adalah bahwa peserta didik harus
menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam
dirinya sendiri.Menurut pandangan toeri rekonstrivistik belajar berarti
mengkonstruksi makna atas informasi dan masukan- masukan yang masuk
ke dalam otak.
4. Salah satu alasaan penting orang mengalami lupa adalah karena faktor
interferensi.Interferensi terjadi apabila informasi bercampur dengan atau
terseger oleh informasi lain.

Anda mungkin juga menyukai