Anda di halaman 1dari 43

PETUNJUK TEKNIS

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN PEMUDA


DI DAERAH
TAHUN 2016

ASISTEN DEPUTI KEWIRAUSAHAAN PEMUDA


DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN PEMUDA
KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
REPUBLIK INDONESIA
TIM PENYUSUN

Pengarah :
- Dr. H. Sakhyan Asmara, MSP
Deputi Bidang Pengembangan Pemuda

Penanggungjawab :

- Drs. Ponidjan, M. Pd.


Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda

Ketua :
- Arief Prahasta Soedarya,S.Pd, MP
Kepala Bidang Pendampingan dan Pengembangan Potensi
Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda

Anggota :
- Dr. Sutrija, ST, M.Si
- Ahmad Arsani, S.IP
- Dra. Sapuroh
- Lailiah
- Kurnianto Kentjana, SH, M.Si
- Eko Sulistiawati, SH
- Tutut Bina Sulistiowati, SP., M.Si.
- Perwita Sari, SIP
- Ir. Zul Ichsan, M.Si
- Syamsul Qomar, SE

Sekretariat :
Tim Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda

Penerbit :
Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda
Deputi Bidang Pengembangan Pemuda
Kementerian Pemuda dan Olahraga
Republik Indonesia
Gedung Graha Pemuda lantai 9
Jalan Gerbang Pemuda No. 3
Senayan, Jakarta 10270
Telp/Faks : (021) 5738158

i |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


SAMBUTAN
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN PEMUDA

Assalamualaikum, Wr. Wb.

Pelatihan kewirausahaan pemuda merupakan amanat dari pasal 27 Undang-undang


Nomor 40 tahun 2009 tentang Pengembangan Kewirausahaan Pemuda yang bertujuan
untuk mengembangkan potensi keterampilan pemuda dan kemandirian berusaha.

Pengembangan kewirausahaan pemuda merupakan tugas Pemerintah, pemerintah


daerah, masyarakat dan atau organisasi kepemudaan dalam rangka meningkatkan peran
pemuda untuk aktif meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Hal ini perlu mendapat perhatian dan pengelolaan yang professional. Oleh sebab itu
Kementerian Pemuda dan Olahraga melalui Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda
Deputi Bidang Pengembangan Pemuda terus melakukan pelbagai upaya untuk
mengoptimalkan program pengembangan kewirausahaan pemuda, sehingga dapat
menghasilkan wirausaha muda yang berprestasi dan berdaya saing. Buku ini diharapkan
menjadi bahan referensi dan acuan dalam pengembangan kewirausahaan pemuda.

Semoga Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pelatihan Kewirausahaan Pemuda di Daerah ini


dapat menjadi acuan bagi pihak pengelola kegiatan pelatihan di daerah dalam
melaksanakan pelatihan kewirausahaan pemuda.

Jakarta, Mei 2016


Deputi Bidang Pengembangan Pemuda

Dr. H. Sakhyan Asmara, M.SP


NIP. 19560917 198403 1 001

ii |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


PENGANTAR

Dengan rahmat Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pelatihan
Kewirausahaan Pemuda di Daerah Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik
Indonesia tahun 2016 telah terwujud. Petunjuk Teknis Pelaksanaan ini diperuntukan bagi
pelaksana tugas dekonsentrasi di daerah dalam melaksanakan program Pelatihan
Kewirausahaan Pemuda, agar dapat berjalan secara optimal.

Pelatihan kewirausahaan pemuda merupakan kelanjutan dari program pengembangan


kewirausahaan yang sudah sejak lama dikembangkan oleh Kementerian Pemuda dan
Olahraga. Sejalan dengan lahirnya UU No 40 tahun 2009 tentang kepemudaan. Pelatihan
kewirausahaan pemuda diharapkan dapat menumbuhkembangkan minat pemuda untuk
berwirausaha sehingga dapat mengurangi pengangguran.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pelatihan Kewirausahaan Pemuda di Daerah ini diharapkan


dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan kewirausahaan pemuda di
daerah. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan minat pemuda dalam dunia
kewirausahaan dan meningkatkan daya saing bagi wirausaha muda yang baru merintis
usaha. Keberhasilan dalam mengembangkan kewirausahaan dapat berimbas dengan
meningkatnya pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat sekitar tempat wira-
usaha tersebut berada. Semoga Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa membimbing
kita semua. Amin.

Jakarta, Mei 2016

Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda

Drs. Ponidjan, M.Pd


NIP. 19601222 198412 1 001

iii |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


DAFTAR ISI

Tim Penyusun I
Sambutan Ii
Pengantar Iii
Daftar Isi Iv
BAB I .PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Dasar Hukum 2

C. Tujuan 3

D. Tujuan Penerbitan Buku 4

E. Ruang Lingkup Petunjuk Teknis Pelaksanaan 4

BAB II. KONSEP PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN PEMUDA 5

A. Hakekat 5

B. Tahap-tahap Pengembangan Kewirausahaan Pemuda 5

C. Konsep Pelatihan Kewirausahaan Pemuda 8

BAB III. METODOLOGI PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN PEMUDA 12

A. Metode Pelatihan Kewirausahaan pemuda 12

B. Kurikulum Pelatihan Dasar Kewirausahaan Pemuda 12

C. Penyelenggaraan dan Peserta Pelatihan 16

D. Anggaran Penyelenggaraan Pelatihan 17


BAB IV. MANAJEMEN PENYELENGGARAAN PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN
18
PEMUDA
A. Persiapan 18

B. Penyediaan Sarana dan Prasarana 19

C. Penyediaan Fasilitator dan Narasumber 19

D. Pelaksanaan Pelatihan 20

E. Evaluasi 20

F. Penyusunan Laporan Pelaksanaan 23

G. Menyusun Rencana Tindak Lanjut 24

V. PENUTUP 25
LAMPIRAN : Silabus Pelatihan Dasar Kewirausahaan Pemuda

iv |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kewirausahaan merupakan salah satu dimensi penting dalam membentuk jiwa


pemuda Indonesia, disamping jiwa kepemimpinan dan kepeloporan sebagaimana
termuat dalam Tujuan Pembangunan Kepemudaan pasal 3, Undang-Undang (UU)
No.40 Tahun 2009. Kewirausahaan pemuda perlu dikembangkan untuk
mendorong kemandirian pemuda dibidang ekonomi, mengingat tingkat
pengangguran di Indonesia saat ini masih cukup tinggi. Berdasarkan data BPS,
Angkatan kerja Indonesia pada Agustus 2014 sebanyak 121,9 juta orang, dan
yang bekerja sebanyak 114,6 juta orang. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Agustus 2014 sebesar 5,94 persen meningkat dibanding TPT Februari 2014 (5,70
persen).

Penduduk yang bekerja di atas 35 jam ke atas per minggu (pekerja penuh) pada
Agustus 2014 sebanyak 78,9 juta orang (68,80 persen), sedangkan penduduk
yang bekerja kurang dari 15 jam per minggu sebanyak 6,7 juta orang (5,84
persen). Pada Agustus 2014, penduduk yang bekerja masih didominasi oleh
mereka yang berpendidikan SD ke bawah sebesar 47,07 persen, sementara
penduduk yang bekerja dengan pendidikan Sarjana ke atas hanya sebesar 7,21
persen. Hal ini memberikan gambaran bahwa TPT usia pemuda masih
mendominasi.

Fenomena pengangguran di kalangan terdidik, selain disebabkan karena


terbatasnya lapangan pekerjaan, juga disebabkan karena tidak sinkronnya
kualifikasi lulusan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja/usaha (link and match).
Namun, hal tersebut juga sekaligus menjelaskan masih rendahnya tingkat
kewirausahaan yang dapat dihasilkan dari dunia pendidikan. Untuk itu, upaya
pengembangan kewirausahaan khususnya di usia pemuda melalui kegiatan
pelatihan harus terus digalakkan. Sebagai salah satu unsur penting dalam upaya
menciptakan wirausaha muda yang tangguh adalah melalui pelatihan.

Pelatihan kewirausahaan pemuda sudah sangat banyak dilakukan oleh pelbagai


kalangan. Bukan hanya oleh Pemerintah dan pemerintah daerah, melainkan juga

1 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


oleh lembaga kemasyarakatan dan organisasi kepemudaan. Hal ini sejalan
dengan amanat UU No. 40 Tahun 2009 pasal 27 ayat (2) yang mengatakan bahwa
pengembangan kewirausahaan pemuda dilaksanakan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, masyarakat, dan/atau organisasi kepemudaan. Meskipun
pelbagai pihak telah berupaya melaksanakan amanat UU tersebut, namun masih
belum dapat memenuhi harapan untuk menciptakan wirausaha muda baru yang
mandiri dan berdaya saing

Didalam Grand Design Pengembangan Kewirausahaan Pemuda yang disusun


oleh Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Deputi Bidang Pengembangan
Pemuda sebagai tindak lanjut dari amanat PP No. 41 Tahun 2011 tentang
Pengembangan Kewirausahaan Kepemimpinan dan Kepeloporan Pemuda serta
Sarana dan Prasarana Kepemudaan merumuskan bahwa terdapat aspek penting
dalam pengembangan kewirausahaan pemuda yakni pelaksanaan pelatihan
kewirausahaan pemuda melalui tiga jenis pelatihan kewirausahaan pemuda, yaitu
pelatihan dasar kewirausahaan pemuda, pelatihan penguatan kewirausahaan
pemuda, dan pelatihan pengembangan kewirausahaan pemuda. Selanjutnya hal
ini diperkuat dalam Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia
Nomor 0613 Tahun 2014 tentang Tatacara Pemberian Fasilitasi Pengembangan
Kewirausahaan Pemuda

Buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pelatihan Kewirausahaan Pemuda ini berisi


penjelasan tentang sistem pelatihan dasar kewirausahaan pemuda, termasuk tata
cara pelaksanaannya serta silabus yang digunakan, sedangkan modul-modul yang
digunakan, disajikan dalam buku tersendiri yang menjadi bagian tidak terpisahkan
dari Petunjuk Teknis Pelaksanaan ini. Petunjuk Teknis Pelaksanaan ini ditujukan
bagi seluruh pihak yang berkepentingan dan terkait dengan upaya-upaya
pengembangan kewirausahaan pemuda di seluruh penjuru tanah air, khususnya
Dinas Pemuda dan Olahraga/SKPD yang menangani kepemudaan di Provinsi
yang mendapat tugas dekonsentrasi dari Kementerian Pemuda dan olahraga
untuk melaksanakan pelatihan dasar kewirausahaan pemuda di daerah.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;

2 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 tentang
Kepemudaan;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2011 tentang
Pengembangan Kewirausahaan dan Kepeloporan Pemuda, serta Penyediaan
Prasarana dan Sarana Kepemudaan;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2015 Tentang
Kementerian Pemuda dan Olahrga;
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2015 Tentang
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016;
8. Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Nomor 1516
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tatakerja Kementerian Pemuda dan
Olahraga;
9. Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Nomor 0944
tahun 2015 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitasi Pengembangan Kewirau-
sahaan Pemuda;
10. Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2015 Tentang Pelimpahan Sebagian Urusan Pemerintah Bidang
Kepemudaan, Keolahragaan dan Kepramukaan Kepada Gubernur Selaku
Wakil Pemerintah Dalam Rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun
Anggaran 2016;
11. Rencana Strategis Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2015-2019.

C. Tujuan
Tujuan pelatihan kewirausahaan pemuda adalah :
1. Mengembangkan minat dan motivasi pemuda untuk terjun ke dunia
wirausaha;
2. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam pengembangan tata
kelola usaha, produksi, pemasaran serta jejaring kemitraan bisnis;
3. Mengembangkan kemampuan wirausaha muda dalam upaya pengembangan
kewirausahaan di kalangan pemuda.

D. Tujuan Penerbitan Buku


Buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pelatihan Kewirausahaan Pemuda ini
bertujuan untuk :

3 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


1. Memberikan Petunjuk Teknis Pelaksanaan bagi pengelola kegiatan pelatihan
kewirausahaan pemuda dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan,
monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan;
2. Memberikan Petunjuk Teknis Pelaksanaan dan acuan bagi Kementerian
Pemuda dan Olahraga dalam melakukan monitoring dan evaluasi
penyelenggaraan tugas dekonsentrasi oleh Pemerintah Provinsi.

E. Ruang Lingkup Petunjuk Teknis Pelaksanaan


Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pelatihan Kewirausahaan Pemuda ini memuat :
1. Pendahuluan, yang terdiri atas latar belakang, tujuan, sasaran dan ruang
lingkup Petunjuk Teknis Pelaksanaan;
2. Konsep pelatihan kewirausahaan pemuda, yang meliputi konsep pelatihan,
konsep kewirausahaan, dan konsep pemuda;
3. Bagian berikutnya, komponen-komponen dan langkah-langkah penyeleng-
garaan pelatihan kewirausahaan pemuda yang dalam juknis ini membahas
mengenai pelatihan dasar kewirausahaan pemuda;
4. Uraian terakhir dalam Petunjuk Teknis Pelaksanaan ini adalah penutup dan
lampiran-lampiran.

4 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


BAB II
KONSEP PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN PEMUDA

A. Hakekat
Pelatihan kewirausahaan pemuda merupakan bagian dari sistem pengembangan
kewirausahaan pemuda yang dikembangkan oleh Kementerian Pemuda dan
Olahraga sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 40 Tahun 2009 dan Peraturan
Pemerintah No. 41 Tahun 2011.

Pengembangan kewirausahaan pemuda di Indonesia didasarkan pada


karakteristik pemuda itu sendiri dengan tetap memperhatikan nilai-nilai sosial dan
budaya yang berkembang di masyarakat. Pengembangan kewirausahaan pemuda
dilaksanakan sesuai minat, bakat, potensi pemuda, potensi daerah dan arah
pembangunan nasional. Artinya, pengembangan kewirausahaan pemuda bukan-
lah program yang disusun secara general untuk semua pemuda, namun harus
merupakan program spesifik yang sesuai dengan karakteristik masing-masing
pemuda di setiap daerah. Setiap pemuda memang memiliki nilai, sikap dan mental
yang secara umum memiliki kesamaan, namun apabila dikaitkan dengan minat
dan bakat serta potensi yang ada tentu saja sangat berbeda antara pemuda yang
satu dengan pemuda yang lain. Hal ini menuntut program pengembangan
kewirausahaan harus spesifik dan disesuaikan dengan minat, bakat dan potensi
yang ada.

Pengembangan kewirausahaan pemuda membutuhkan penelusuran minat, bakat


dan potensi yang ada. Penelusuran minat, bakat dan potensi pemuda
dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, organisasi kepemudaan
dan/atau masyarakat. Penelusuran minat, bakat dan potensi pemuda harus terus
dikembangkan sebelum pelaksanaan pengembangan kewirausahaan pemuda.
Dengan adanya penelusuran minat, bakat dan potensi yang ada, diharapkan
program kewirausahaan yang akan dikembangkan mendapat dukungan
sepenuhnya dari pemuda dan tepat sasaran.

B. Tahap-tahap Pengembangan Kewirausahaan Pemuda


Pengembangan kewirausahaan pemuda mencakup tahapan-tahapan sebagai
berikut :

5 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


1. Tahap Akan Memulai Usaha (Pre start-up stage)
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam pengembangan kewirausahaan.
dengan melakukan program penyadaran akan pentingnya kewirausahaan
pemuda. Tahapan awal ini juga merupakan tahapan untuk memberikan
motivasi untuk membentuk sikap dan mental serta semangat untuk berwira-
usaha, menggali ide-ide dan minat untuk berusaha yang sesuai dengan bakat
dan potensi yang dimiliki, dan mulai merumuskan perencanaan usaha yang
akan dikembangkan berdasarkan ide-ide yang sudah muncul. Perencanaan
usaha yang dirumuskan mulai dari menentukan jenis usaha, menentukan lokasi
usaha, mengusahakan modal awal, menyusun kebutuhan investasi, membuat
rencana kerja, dan pasarnya.

2. Tahap Memulai Usaha (The start-up stage)


Tahapan ini adalah tahapan dimana rencana usaha yang sudah dirumuskan
sebelumnya mulai dijalankan. Pada tahapan ini sudah mulai dilakukan proses
produksi dengan mulai belanja bahan produksi, proses produksi, dan
memasarkan hasil produksi. Pada tahapan ini juga sudah mulai dikelola cash
flow dan laporan keuangan lainnya. Pada tahap usaha mulai dijalankan ini,
wirausahawan memerlukan pendampingan dan pembimbingan untuk menjalan-
kan usahanya. Pendampingan dan pembimbingan yang perlu dilakukan
khususnya dalam menyelesaikan pelbagai permasalahan yang muncul ketika
usaha baru dimulai. Pelatihan-pelatihan ketrampilan yang terkait dengan
produksi dan pengetahuan manajemen usaha juga perlu dilaksanakan pada
tahapan ini.

3. Tahap Pertumbuhan Awal (Early-growth stage)


Tahapan awal pertumbuhan merupakan tahapan dimana wirausaha mulai
tumbuh dan berkembang. Pada tahapan ini, usaha sudah mulai berjalan
dengan baik, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah pengembangan usaha.

Namun untuk dapat melakukan pengembangan usaha, wirausaha pemula


seringkali dihadapkan pada keterbatasan modal dan teknologi untuk
pengembangannya. Pola-pola pendampingan dan pengembangan promosi
sangat diperlukan dalam tahapan ini, sehingga wirausahawan dapat melakukan
pengembangan usahanya. Pengembangan usaha dilakukan dengan pening-
katan produksi maupun perluasan pasar.

6 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


4. Tahap Pertumbuhan Lanjutan (Later-growth stage)
Tahap pertumbuhan lanjutan merupakan tahapan dimana wirausahawan sudah
cukup matang dan mampu mengelola usahanya dengan baik. Pada tahapan ini
biasanya ditandai dengan pengembangan diversifikasi usaha, melebarkan
wilayah dan jaringan pemasaran serta melakukan inovasi-inovasi produk baru.
Pada tahapan pertumbuhan lanjutan ini, wirausaha akan dihadapkan pada
persaingan yang semakin kompetitif. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan
kerjasama ataupun kemitraan untuk memperbesar usahanya.

Pengembangan kewirausahaan pemuda juga memerlukan role-model. Model


yang dapat dikembangkan sebagai role-model pengembangan kewirausahaan
pemuda di Indonesia yaitu melalui pengembangan inkubator bisnis. Inkubator
bisnis merupakan lembaga bisnis yang bergerak dalam bidang penyediaan
fasilitas dan pengembangan usaha, baik manajemen maupun teknologi bagi
wirausahawan untuk dapat mengembangkan usahanya dan atau
pengembangan produk baru agar dapat berkembang menjadi wirausaha yang
tangguh dan atau produk baru yang memiliki daya saing dalam jangka waktu
tertentu.
Pengembangan kewirausahaan pemuda dapat dilaksanakan dengan
memanfaatkan inkubator bisnis, antara lain saat ini sudah berdiri di hampir
setiap lembaga Perguruan Tinggi di Indonesia. Inkubator bisnis di lembaga
Perguruan Tinggi dioptimalkan perannya sebagai agen pembentuk wirausaha-
wirausaha muda. Inkubator bisnis yang akan menjadi wadah pengembangan
kewirausahaan pemuda harus mendapatkan dukungan dari pelbagai pemangku
kepentingan sesuai dengan perannya masing-masing, sebagaimana terlihat
pada Gambar 2.1.

7 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


Gambar 2.1. Pola Pengembangan Inkubator Bisnis

Pengembangan kewirausahaan yang terarah dan terpadu tidak hanya menjadi


tanggungjawab Pemerintah saja, tetapi juga harus melibatkan pemangku
kepentingan yang lain. Pengembangan kewirausahaan pemuda paling tidak harus
didukung oleh empat pilar utama yaitu Pemerintah, Perguruan Tinggi, dunia usaha
(swasta) dan masyarakat. Keempat pilar utama tersebut harus saling bekerjasama
dan saling bersinergi dalam mengembangkan kewirausahaan pemuda.

C. Konsep Pelatihan Kewirausahaan Pemuda


Pelatihan kewirausahaan pemuda dirancang dalam tiga jenis pelatihan yang
disesuaikan dengan tahapan pengembangan usaha wirausaha pemuda, yaitu:
1. Pelatihan Dasar Kewirausahaan Pemuda;
2. Pelatihan Penguatan Usaha Kewirausahaan Pemuda, dan
3. Pelatihan Pengembangan Usaha Kewirausahaan Pemuda.

Model pelatihan ini mengadopsi program pelatihan yang dirumuskan oleh


International Labour Organization (ILO) dalam mengembangkan pelatihan yang
berkaitan dengan pengembangan kewirausahaan pemuda. Pelatihan
pengembangan kewirausahaan pemuda yang dikembangkan oleh ILO,

8 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


dilaksanakan secara bertahap dan berjenjang sesuai dengan tahapan atau
tingkatan dalam pengembangan kewirausahaan, sebagaimana disajikan pada
gambar 2.2.

Gambar 2.2. Skenario Pengembangan Pelatihan Kewirausahaan Pemuda

Ketiga tahapan pelatihan yang akan diselenggarakan ini didasarkan pada tahapan
perkembangan usaha WMP, yaitu pre start-up, start-up dan post start-up. Detail
dari masing-masing tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pelatihan Dasar Kewirausahaan Pemuda


Pelatihan dasar kewirausahaan pemuda setara dengan jenis pelatihan
Generate Your Business Idea yang dikembangkan oleh ILO. Secara umum,
pelatihan ini bertujuan untuk membangkitkan motivasi berwirausaha dan
membantu pemuda menemukan ide-ide usaha dan merancang sebuah rencana
usaha.

Sasaran dari pelatihan dasar ini adalah pemuda yang memiliki minat untuk
memulai usaha (pre start-up stage). Setelah mengikuti pelatihan ini para
pemuda diharapkan memiliki motivasi yang kuat untuk berwirausaha,
menemukan ide usaha yang disesuaikan dengan minat, bakat, dan potensi,

9 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


serta terumuskannya rencana usaha (business plan) yang sudah matang.
Pelatihan Dasar Kewirausahaan Pemuda dirancang untuk dapat
diselenggarakan oleh pelbagai kalangan dan menjangkau sebanyak mungkin
pemuda di seluruh pelosok tanah air, dengan tetap menggunakan kurikulum
yang disusun oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga.

2. Pelatihan Penguatan Usaha Kewirausahaan Pemuda


Pelatihan penguatan usaha kewirausahaan pemuda setara dengan jenis
pelatihan Start Your Business yang dikembangkan oleh ILO. Secara umum,
pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar-
dasar pengelolaan usaha yang diperlukan bagi wirausaha muda pemula yang
baru mulai usaha dan menjalankan rencana usaha yang telah disusun
sebelumnya.

Sasaran dari pelatihan penguatan usaha ini adalah pada wirausaha muda
pemula yang berada pada tahap memulai usaha (the start-up stage) dan tahap
pertumbuhan awal usaha (early-growth stage). WMP yang berada pada tahap
ini sudah mulai menemukan masalah dalam belanja bahan produksi, proses
produksi, manajemen usaha, dan pemasaran. Pada sebagian WMP yang
berada pada tahap early-growth stage juga mulai dihadapkan pada persoalan
keterbatasan modal dan teknologi untuk menghasilkan barang dan jasa sesuai
dengan permintaan pasar.

Setelah mengikuti pelatihan ini para WMP diharapkan meningkat pengetahuan


dan kemampuannya dalam usaha, termasuk kemampuan dalam melakukan
kerjasama sinergis dengan membentuk kelompok Wirausaha Muda (KWP).

3. Pelatihan Pengembangan Usaha Kewirausahaan Pemuda


Pelatihan pengembangan usaha kewirausahaan pemuda setara dengan jenis
pelatihan ImproveYour Business yang dikembangkan oleh ILO. Secara umum,
pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan
lanjutan dalam pengelolaan usaha yang diperlukan bagi wirausaha muda
pemula yang telah mampu mengelola usahanya dengan baik.
Sasaran dari pelatihan pengembangan usaha ini adalah wirausaha muda
pemula yang berada pada tahap pertumbuhan lanjutan (later-growth stage).
Pada tahap ini, WMP mulai dihadapkan pada persaingan yang semakin
kompetitif, sehingga diperlukan diversifikasi usaha, melebarkan wilayah dan

10 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


jaringan pemasaran, serta melakukan inovasi-inovasi produk baru.

Setelah mengikuti pelatihan ini para WMP diharapkan memiliki pengetahuan,


kemampuan, dan kepercayaan diri untuk mengembangkan usaha melalui
strategi terpilih, baik melalui diversifikasi usaha, inovasi produk, atau
pengembangan jaringan pemasaran.

11 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


BAB III

METODOLOGI PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN PEMUDA

A. Metode Pelatihan Kewirausahaan Pemuda


Pelatihan kewirausahaan pemuda menganut paradigma training ke arah learning, yaitu
pelatihan yang berorientasi pembelajaran. Pelbagai metode yang digunakan dalam
pelatihan meliput:
1. Studi Kasus dan Diskusi Kelompok, mengajak peserta untuk mengkritisi kasus dan
temuan dalam berbisnis, bertujuan untuk mempertajam analisa bisnis;
2. Curah Pendapat (Brainstroming), Proses kreatif untuk menghasilkan ide-ide yang
berkaitan dengan pengalaman dan wawasan berbisnis;
3. Sumbang Saran, proses berbagi pengalaman antara peserta sebagai sumber
pembelajaran dan motivasi dalam berbisnis;
4. Bermain Peran & Game Simulasi Bisnis, simulasi bisnis yang akan mengulas
tentang siklus bisnis, dinamika permintaan dan penawaran yang akan memberikan
pembelajaran dan dapat diterapkan (aplikasi) dan diadaptasikan dalam bisnisnya;
5. Ceramah, sumber inspirasi dan wawasan dalam berbisnis mengenai pendekatan
secara teoritis (tetapi dapat di implementasikan) dan contoh yang baik (best
practice) dalam mengelola bisnis;
6. Latihan, bentuk pembelajaran aktif yang akan mendorong dan mengasah
kemampuan peserta untuk mengembangkan diri terhadap pembelajaran yang
telah mereka terima.

Fasilitator dapat memilih dan mengembangkan pelbagai skenario pembelajaran


dengan pelbagai alternatif metode.

B. Kurikulum Pelatihan Dasar Kewirausahaan Pemuda


Berdasarkan metode pelatihan sebagaimana dijelaskan di atas, maka kurikulum
pelatihan dasar kewirausahaan pemuda dirancang sebagai berikut.
1. Kompetensi
a. Memiliki motivasi berwirausaha;
b. Mampu melahirkan ide-ide usaha yang kreatif;
c. Mampu menyusun rencana bisnis dengan benar.
2. Tujuan Pelatihan
a. Re-orientasi pola pikir, membangun sikap, dan membangkitkan motivasi pemuda
berwirausaha;

12 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


b. Merangsang lahirnya ide-ide usaha sesuai minat, bakat, dan potensi pemuda
dan daerahnya;
c. Merangsang lahirnya ide-ide usaha sesuai minat, bakat, dan potensi pemuda
dan daerahnya;
d. Mengenalkan dan memberi pemahaman dasar memulai usaha dan menyusun
rencana bisnis;
e. Mengenalkan dan memberi pemahaman dasar memulai usaha dan menyusun
rencana bisnis.
3. Peserta
Peserta dari pelatihan dasar ini adalah pemuda yang memiliki minat untuk memulai
usaha (pre start-up stage). Jumlah peserta minimal 35 orang, maksimal 50 orang
per kelas/angkatan dari pelbagai latar belakang. Disarankan peserta berasal dari
kelas/latar belakang yang relatif sama (target group) untuk memudahkan dalam
pencapaian tujuan pelatihan.

13 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


4. Struktur Program

Waktu (JPL)
No Materi
T P PL JLH

A Materi Dasar

1 Pengenalan Minat, Bakat, dan Potensi diri 2 - - 2

Re-Orientasi Pola Pikir dan Sikap


2 2 - - 2
Kewirausahaan

3 Motivasi Kewirausahaan 4 - - 4

Jumlah 8 8

B Materi Inti

1 Merumuskan Ide Bisnis 2 2 - 4


Teknik Mengelola Usaha Baru dan
2 2 2 2 6
Menemukan Pasar

3 Menyusun Rencana Bisnis 2 4 - 6

Jumlah 6 8 2 16

C Materi Penunjang

Kebijakan dan Program Pengembangan


1 2 - - 2
Kewirausahaan Pemuda

2 Cerita Sukses Wirausaha Muda Pemula 2 - - 2

3 Field Tript 2 - 4 4

Jumlah 8

TOTAL 32

JPL = Jam Pelajaran (@45 Menit)


T = Teori
P = Praktek
PL = Praktek Lapangan

14 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


5. Modul Pelatihan

No Materi Judul Kode JPL

A Materi Dasar
Karakter Sukses: Change for
1 Pengenalan Teori 2
Success
Re-Orientasi Pola Pikir
Membangun Pola Pikir dan
2 dan Sikap Teori 2
Sikap Kewirausahaan Pemuda
kewirausahaan
a. Extra Ordinary
Motivasi Entrepreneur
3 Teori 4
Kewirausahaan b. Human Excellence for
Entrepreneur

Jumlah 8

B Materi Inti

Merumuskan Ide Bisnis


1 Merumuskan Ide Bisnis Teori 4
Berbasis Visi dan Passion

a. Teknik Mengelola Usaha


yang Berkelanjutan
b. Strategi Menemukan Pasar
Teknik Mengelola Teori dan
2 dan mengeksekusi strategi 6
Usaha Baru Praktek
yang efektif
c. Business Roleplay
d. Business Spy

Menyusun Rencana Metodologi dan Teknik Teori dan


3 6
Bisnis Penyusunan Business Plan Praktek

Jumlah 16

C Materi Penunjang

Membangun Karakter dan


Kebijakan dan Program
Budaya Kewirausahaan
Pengembangan
1 Pemuda menuju Pemuda Teori 2
Kewirausahaan
Indonesia yang Mandiri dan
Pemuda
Berdayasaing
Belajar dari Wirausaha
2 Sharing Wirausaha Sukses Teori 2
Muda Berprestasi

3 Field Trip Business Race Game Praktek 4

Jumlah 8

TOTAL 32

15 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


Modul untuk setiap materi pelatihan disusun oleh masing-masing penyelenggara
dengan mengacu pada silabus sebagaimana terlampir.

6. Proses Pembelajaran :
Proses pembelajaran untuk menyampaikan seluruh materi pelatihan sebagaimana
diuraikan di atas, memerlukan waktu antara 3 s.d. 5 hari, tergantung pada
rancangan alokasi waktu dan ketersediaan anggaran. Dengan asumsi waktu
pelaksanaan pelatihan yang tersedia adalah 4 hari, maka dapat dirancang proses
pembelajaran sebagai berikut.

C. Penyelenggara dan Peserta Pelatihan


Pelatihan dasar kewirausahaan pemuda pada hakikatnya dapat dilakukan oleh
pelbagai lembaga, baik lembaga Pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota, lembaga masyarakat, dan/atau organisasi kepemudaan.
Namun, dalam kaitannya dengan pelatihan dasar kewirausahaan yang dalam bentuk
tugas dekonsentrasi ke daerah, maka penyelenggara pelatihan adalah Dinas Pemuda
dan Olahraga Provinsi/SKPD terkait.

Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan pelatihan dan membuka akses


sebesar-besarnya kepada pemuda di seluruh pelosok tanah air untuk mengikuti
pelatihan, maka harus memperhatikan keterwakilan peserta dari seluruh

16 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


kabupaten/kota yang ada di provinsi yang bersangkutan, dan memperhatikan
kelompok pemuda tertentu yang tidak terfasilitasi oleh pemerintah kabupaten/Kota.

D. Anggaran Penyelenggara Pelatihan


Anggaran untuk menyelenggarakan pelatihan dasar kewirausahaan pemuda di daerah
berasal dari APBN Dekonsentrasi. Meskipun demikian, pemerintah daerah dapat
mengalokasikan anggaran APBD untuk dilaksanakan oleh pemerintah daerah,
masyarakat, dan/atau organisasi kepemudaan, sesuai ketentuan yang berlaku.

17 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


BAB IV
MANAJEMEN PENYELENGGARAAN
PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN PEMUDA

A. Persiapan
Pelaksana kegiatan pelatihan pada tahap awal harus mempersiapkan beberapa hal
sebagai berikut.
1. Tempat pelatihan, termasuk sarana akomodasi, tempat praktik dan tempat/gedung
untuk kegiatan belajar dalam kelas;
2. Surat-surat dan administrasi lainnya, antara lain:
a. Surat pemanggilan terhadap peserta mencakup tema, waktu, tempat, jadwal,
persyaratan atau bahan-bahan yang harus dipersiapkan/dibawa oleh peserta;
b. Surat undangan pembukaan pelatihan untuk pejabat dan mitra serta pelatih dan
narasumber;
c. Surat permohonan tenaga pelatih/narasumber pelatihan;
d. Surat keputusan pejabat (kepala dinas) tentang pembentukan panitia pelaksana
susunan kepanitiaan, pelatih dan peserta pelatihan;
e. Daftar hadir, blanko data pribadi peserta dan pelatih;
f. Blanko pemantauan proses pelatihan;
g. Blanko pendaftaran.
3. Pengadaan alat tulis kantor (ATK) pelatihan dan perlengkapan keperluan peserta
dan pelatih (training kit);
4. Penggandaan bahan-bahan belajar dan alat evaluasi;
5. Mengadakan rapat akhir persiapan pelatihan.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengecek dan memeriksa segala kelengkapan
peralatan dan bahan serta kesiapan tenaga pelatih, panitia dan narasumber. Melalui
kegiatan ini dapat diketahui dan diambil tindakan untuk hal-hal yang diketahui masih
belum optimal disiapkan.
Agar penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan terkoordinasi dengan baik dan untuk
menghindari terjadinya tumpang tindih kepesertaan, diharapkan setiap penyelenggara
kegiatan pelatihan melakukan koordinasi dengan Dinas/SKPD yang mengelola urusan
kepemudaan di masing-masing daerah.

18 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


B. Penyediaan Sarana dan Prasarana Pelatihan
Sarana belajar yang digunakan dalam pelatihan kewirausahaan pemuda ini, adalah :
1. Paket alat tulis kesekretariatan;
2. Paket perlengkapan peserta;
3. Modul pelatihan;
4. Perlengkapan pelatihan antara lain: LCD, papan tulis, pengeras suara, clip board.
spidol, kertas lebar, kursi;
5. Ruang belajar;
6. Instrumen/format: biodata, daftar penerimaan peserta, format penerimaan
perlengkapan peserta, daftar hadir (peserta, fasilitator, panitia), format penilaian
kinerja fasilitator dan peyelenggaraan pelatihan;
7. Tempat praktik/sumber belajar pengelolaan bisnis (inkubasi bisnis).

C. Penyediaan Fasilitator dan Narasumber


Komponen yang sangat penting dalam proses pelatihan kewirausahaan pemuda
adalah keberadaan fasilitator dan narasumber. Pada setiap pelatihan kewirausahaan
pemuda terdapat minimal seorang fasilitator yang telah memiliki sertifikat kepelatihan
atau telah mengikuti ToT Pelatihan Kewirausahaan Pemuda yang diselenggarakan
oleh kementerian Pemuda dan Olahraga atau Dinas Pemuda dan Olahraga di daerah.

Oleh karena Kemenpora baru menyelenggarakan ToT pada tahun 2013 sampai
dengan 2015 dengan jumlah peserta yang terbatas, maka untuk pelatihan di daerah
dapat menugaskan seorang fasilitator yang memiliki kualifikasi sebagai berikut:
1) Berpengalaman melatih secara andragogis;
2) Menguasai materi yang akan dilatihkannya;
3) Menguasai dasar-dasar kewirausahaan, psikologi pemuda, manajemen dan
pengembangan kapasitas usaha.

Fasilitator bertugas antara lain bekerjasama di antara sesama pelatih, bekerjasama


dengan penyelenggara dan peserta, menyusun modul pelatihan, mengelola
pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran.

Fasilitator diusahakan dari lembaga pemerintah, lembaga keuangan dan lembaga


usaha dan industri guna memperlancar proses tindak lanjut pelatihan berupa
pembinaan implementasi hasil pelatihan oleh peserta di lapangan.

19 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


Narasumber dalam pelatihan kewirausahaan pemuda berasal dari unsur pemerintah
(dua orang dari Kementerian Pemuda dan Olahraga serta dari Dinas Pemuda dan
Olahraga), akademisi, praktisi atau motivator yang ada di provinsi, kabupaten/kota
yang ditetapkan oleh kepala dinas yang menangani kepemudaan provinsi.

D. Pelaksanaan Pelatihan
Adapun tahapan pelaksanaan pelatihan kewirausahaan pemuda adalah sebagai
berikut:
1. Pendaftaran Peserta, Pelatih/Narasumber
2. Menempatkan Peserta di penginapan dan distribusi trainning Kit
3. Melaksanakan upacara pembukaan
4. Melakukan penjelasan teknis tentang proses dan hasil pelatihan kepada peserta
5. Mengadakan test awal (pre-test) dan tes akhir (pos-tes) kepada peserta serta me-
ngolah dan menginformasikan hasil test awal kepada pelatih
6. Melaksanakan review harian untuk menilai kemajuan pembelajaran, menilai proses
dan hasil pelatihan, merancang kegiatan tindak lanjut
7. Melaksanakan upacara penutupan serta penjelasan kegiatan tindak lanjut pelatihan

E. Evaluasi
1. Pengertian
Evaluasi terhadap pelatihan kewirausahaan pemuda dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan yang dilakukan secara terencana dan sistematis dalam mengumpulkan
dan mengolah data serta menyajikan informasi yang akan dipergunakan sebagai
bahan pengambil keputusan untuk menentukan nilai dari seluruh aspek yang
berkaitan dengan penyelenggaran pelatihan kewirausahaan pemuda.

2. Sasaran
Sasaran evaluasi dalam Pelatihan Kewirausahaan Pemuda ini adalah:
a. Peserta
Terjadinya perubahan penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap/peri-
laku peserta baik selama pelatihan maupun setelah pelatihan.
b. Fasilitator
Kemampuan fasilitator dalam penguasaan materi sajian, metode serta media
yang digunakan.
c. Penyelenggara
Pelayanan penyelenggara pelatihan termasuk kesekretariatan, konsumsi, akomo-
dasi dan lain-lain.

20 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


d. Hasil
Pengaruh dari prestasi peserta dalam mengikuti pelatihan terhadap perkem-
bangan usaha yang dijalaninya.

3. Aspek-Aspek
a. Peserta
Aspek yang dievaluasi adalah:
1) Pengetahuan
2) Sikap
3) Keterampilan
b. Fasilitator
Aspek yang dievaluasi adalah:
1) Penguasaan materi
2) Penggunaan metode dan alat bantu
3) Daya simpati, gaya dan sikap
c. Penyelenggara
Aspek yang dievaluasi adalah:
1) Program
2) Pelaksanaan

4. Metode dan Teknik Evaluasi


Teknis evaluasi dilakukan dengan 2 cara:
a. Bentuk tes
b. Bentuk nontes
Metode evaluasi program dilakukan dengan:
a. Wawancara
b. Angket
Metode evaluasi program dilakukan dengan:
1) Tes awal dan tes akhir
2) Wawancara
3) Angket
4) Observasi

5. Format Evaluasi
Untuk mengetahui tercapainya tujuan pelatihan, diperlukan pengumpulan data
dengan cara menjaring data yang diperlukan kedalam sebuah format. Jenis dan
komponen evaluasi yang dapat diformatkan adalah :

21 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


a. Sikap
b. Kemampuan
- Diskusi
- Seminar
c. Penilaian terhadap fasilitator
d. Penilaian peserta terhadap penyelenggara
e. Penilaian kertas kerja
f. Penilaian praktek kerja lapangan
g. Penilaian bahan kasus

6. Sistem Penilaian Peserta


a. Tabulasi hasil pengamatan
Tabulasi adalah pengolahan data atau hasil pengamatan dari suatu pelatihan
yang dihitung dalam tabel/format yang telah disiapkan
Formulasi tabulasi, meliputi :
1) Sikap
a) Disiplin
b) Kepemimpinan
c) Kerjasama
d) Prakarsa
2) Kemampuan
a) Pembuatan Rencana Bisnis (Business Plan)
b) Diskusi, seminar kertas kerja
b. Dasar penilaian
1) Jenis nilai
a) Nilai absolut
b) Nilai relatif
c) Nilai Komposit
2) Jenis nilai yang ditabulasi
a) Nominal (Katgorik)
b) Interval
c) Ordinal (Peringkat/rangking)
c. Format penilaian
1) Sikap
- Disiplin
- Kepemimpinan
- Kerjasama

22 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


- Prakarsa
2) Kemampuan
a) Ujian :
- Komprehensif
- Praktek kerja lapangan
- Kognitif
a) Diskusi, seminar
b) Kertas kerja
d. Formulasi penilaian
1) Sikap 40 %
- Disiplin = 40 %
- Kepemimpinan = 30 %
- Kerjasama = 20 %
- Prakarsa = 10 %
______
= 100 %
2) Kemampuan 60 %
Hasil Ujian (Komprehensif, PKL dan Kognitif = 60 %
Diskusi, seminar dan kertas kerja = 40 %
______
= 100 %
3) Predikat Penilaian
a) Memuaskan = 90 100
b) Amat baik = 80 89,99
c) Baik = 70 79,99
d) Cukup = 60 69,99
e) Kurang = < 60

F. Penyusunan Laporan Pelaksanaan


Laporan penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan pemuda perlu disusun sebagai
pertanggungjawaban penyelenggara dan untuk memberikan informasi menyeluruh
tentang proses dan hasil penyelenggaraan pelatihan kepada pihak-pihak yang
berkompeten. Laporan seyogyanya disusun bersamaan pada saat pelaksanaan
pelatihan, sehingga diharapkan pada saat upacara penutupan draft laporan sudah
berwujud. Sistematika laporan disarankan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang, tujuan, dasar dan ruang lingkup
laporan;

23 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


Bab II Pelatihan Kewirausahaan Pemuda, menguraikan tentang komponen-
komponen pelatihan seperti tujuan, sarana, peserta, pelatih, waktu, tempat, biaya dan
sebagainya.
Bab III Proses dan Hasil Pelatihan, menguraikan tahapan-tahapan penyelenggaraan
pelatihan berikut hasil yang diperolehnya, baik hasil per tahapan maupun hasil akhir
pelatihan.
Bab IV Kesimpulan dan Saran, menguraikan masalah-masalah yang muncul dan
usaha-usaha pemecahannya, kesimpulan pelatihan dan saran-saran yang diajukan
untuk memperbaiki hasil pelatihan di lapangan dan penyelenggaraan pelatihan serupa
di masa yang akan datang.
Bab V Penutup
Laporan juga perlu menampilkan profil peserta, pelatih dan panitia serta gambaran
kurikulum dan bahan belajar yang diberikan dalam pelatihan. Hal-hal tersebut
ditampilkan dalam lampiran.

G. Menyusun Rencana Tindak Lanjut


Rencana tindak lanjut berisi kegiatankegiatan untuk memperkuat implementasi hasil
pelatihan oleh peserta di lapangan. Kegiatannya berupa pembimbingan dan
pendampingan terhadap peserta dengan area dampingan meliputi pembiasaan
perilaku wirausaha, perencanaan usaha, pembukuan usaha, membangun dan menjalin
kemitraan usaha, pemupukan modal usaha, kerjasama teknis usaha dan pemasaran
hasil usaha. Tindak lanjut pada kenyataannya dilaksanakan secara kerjasama dengan
instansi pemerintah dan lembaga usaha dan industri serta lembaga keuangan. Oleh
karena itu, dalam rancangan tindak lanjut perlu dibangun kerjasama dan sinergi
program dengan mereka sejak awal.

24 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


BAB V
PENUTUP

Pelatihan kewirausahaan pemuda merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan


kualitas pemuda Indonesia dalam rangka meningkatkan daya saing dan kemandirian
untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa. Kualitas pemuda Indonesia yang memadai
akan mampu meningkatkan daya saing bangsa ditengah persaingan global. Pelatihan
kewirausahaan pemuda juga dimaksudkan untuk meningkatkan nilai tambah, kualitas
hidup dan kesejahteraannya.

Pelatihan kewirausahaan ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh
Kementerian Pemuda dan Olahraga dalam mendukung pencapaian pembentukan
5176 wirausaha baru pada tahun 2016 yang merupakan target kinerja yang ditugaskan
kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Pelatihan kewirausahaan pemuda yang dikelola secara terencana dan sistematis


merupakan bagian yang tak terpisahkan dari upaya penumbuhan dan pengembangan
wirausaha muda di seluruh Indonesia.

25 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


LAMPIRAN
SILABUS PELATIHAN DASAR KEWIRAUSAHAAN PEMUDA

SILABUS PELATIHAN DASAR KEWIRAUSAHAAN PEMUDA

A. Materi Dasar

1. PENGENALAN MINAT, BAKAT DAN POTENSI DIRI

Materi Karakter Sukses : Change for Success

Durasi 2 Sesi (90 menit) Teori

Latar
Belakang Karakter merupakan faktor kunci dalam mengembangkan
usaha. Setiap orang dilahirkan dengan karakter yang berbeda,
begitu juga dalam dunia usaha. Para wirausaha mempunyai
DNA yang berbeda. Temukan karakter wirausaha sebagai
langkah awal, dan manfaatkan Kekuatan itu untuk menopang
kelemahan guna membangun usaha. Seorang wirausaha bukan
mesin serba bisa yang memiliki semua kemampuan, namun
seorang yang mampu mengorganisir dan mengintegrasikan
sumber daya. Baik internal dalam dirinya maupun eksternal dari
luar dirinya. Hal pertama yang akan diubah tentu saja faktor
internal; di mana dalam hal ini seseorang memiliki kuasa penuh
atas perubahan dirinya. Jika sebelumnya sulit berubah karena
menyalahkan faktor luar, maka seorang pengusaha sukses
akan mengubah dirinya menjadi orang yang pertama kali
menyalahkan dirinya jika terjadi ketidaksesuaian antara goal
dan pencapaian, dan dengan secara sadar melakukan
perbaikan.

Tujuan 1. Memahami bagaimana sistem keyakinan mempengaruhi


Pelatihan kesuksesan kita, serta dapat mengadopsi sistem keyakinan
yang tepat untuk sukses.

2. Berperilaku fleksibel sehingga dapat memilih sikap atau


perilaku yang efektif ketika berhubungan dengan orang lain
ataupun ketika berada dalam situasi-situasi tertentu.
Pokok
1. Dasar asumsi awal dalam system keyakinan
Bahasan
2. Sistem keyakinan yang mendukung pencapaian sukses
3. Sistem keyakinan yang menghambat kesuksesan
4. Strategi internal dalam mencapai sukses

26 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


Evaluasi 1. Di akhir sesi peserta akan menyusun daftar keyakinan yang
selama ini menghambat kesuksesan.
2. Peserta akan membuat rencana aksi dalam mengurangi atau
menghilangkan keyakinan yang menghambat dan diganti
dengan keyakinan yang mendukung pencapaian tujuan
kesuksesan.

2. MOTIVASI KEWIRAUSAHAAN

Materi Extra Ordinary Entrepreneur

Durasi 2 Sesi (90 menit) Teori

Kekayaan alam dan bonus demografi yang dimiliki Indonesia


Latar menjadikan negara ini memiliki potensi yang sangat besar untuk
Belakang menjadi kekuatan ekonomi baru di mana banyak diprediksi bahwa
pada tahun 2020 sampai tahun 2030 mendatang, Indonesia akan
mengalami periode emas. Periode emas atau golden period itu
harus menjadi sebuah momentum terbaik menjadikan Indonesia
sebagai negara maju.

Namun, masih ada sejumlah tugas yang harus dilaksanakan


dalam menyongsong masa-masa tersebut. Dalam menyongsong
periode emas pada tahun 2020-2030 itu, kita harus meningkatkan
pemberdayaan ekonomi serta persiapan generasi muda.

Dewasa ini, menjadi wirausaha sudah menjadi trend di kalangan


generasi muda. Positifnya akan semakin mudah membuka
peluang kerja dalam rangka menyelesaikan permasalahan
pengangguran di negeri ini, namun di sisi lain trend ini tidak
diimbangi dengan kemampuan yang cukup bagi para pengusaha
pemula ini tentang bagaimana mengembangkan bisnis ke arah
yang lebih tinggi.

Tujuan 1. Memahami bahwa wirausaha pemuda memiliki tanggung jawab


Pelatihan menyongsong Indonesia Emas 2020 dengan semangat
berwirausaha untuk membangun bangsa.

2. Memahami bahwa pengusaha sukses selalu membuat bisnis


dengan landasan kemanfaatan untuk orang banyak.

3. Memahami bahwa permasalahan bisnis yang dihadapi diawal


usaha adalah terkait dengan diri pribadi

Pokok
1. Latar belakang Indonesia Emas 2020
Bahasan
2. Penetapan tujuan pribadi sebelum memulai bisnis

3. Contoh visi pengusaha sukses

4. Contoh 11 permasalahan bisnis pemula

27 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


Evaluasi 1. Di akhir sesi peserta akan membuat tujuan bisnis yang akan
dicapai dan visi bisnis yang akan dijalani.
2. Peserta akan merefleksikan permasalahan bisnis yang
dihadapi.

Materi Human Excellence for Entrepreneur

Durasi 2 Sesi (90 menit) Teori

Latar Penting bagi seorang pengusaha menentukan goal yang jelas


Belakang untuk mengembangkan bisnisnya. Melalui proses melatih Sense
of Self agar menjadi Personal Mastery yang menghasilkan
Personal Power (Goal-nya = mempersiapkan Diri mengapai
Impiannya).

Setelah Siap Diri (Goal) nya tercapai maka orang itu membuat
Outcome-nya (impian) diciptakannya Strategic Thinking Skills
lengkap dengan Systemic Thinking Skills menuju Relational
Skills.

Lalu dibuatlah Mental Block agar seseorang dapat memprediksi


kemungkinan kemungkinan yang menghalangi misi menuju
impiannya dengan T.O.T.E. Setelah yakin akan Mental Block
yang dapat diatasinya, maka kepastian menggapai impiannya
sudah tentu pasti terwujud.

Umumnya orang mengartikan Motivation adalah sebagai suatu


bentuk usaha untuk mendorong orang agar mau maju dalam
mengapai impiannya dengan paksaan melalui kata-kata, Harus
begini..., Sebenarnya begini..., Begini, lho caranya...; yang
mana menjadi seperti isapan jempol belaka bahwa teori tidak
sama dengan hasil prakteknya.

Tujuan 1. Memahami bahwa seorang pengusaha harus mampu


Pelatihan memimpin dirinya untuk menuju perubahan sukses.

2. Memahami bagaimana cara melakukan mekanisme self


leadership terhadap mimpi dan tujuan hidupnya sendiri.
Pokok
1. Faktor perubahan diri
Bahasan
2. Circle of excellence
3. Jangkar sukses
4. Perubahan cara berfikir sukses

Evaluasi 1. Diakhir sesi peserta akan membuat jangkar untuk kondisi


excellence diri dengan beberapa teknik anchoring,
2. Peserta akan membuat rencana aksi dalam mencapai tujuan
hidup.

28 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


B. Materi Inti

1. MERUMUSKAN IDE BISNIS


Merumuskan Ide Bisnis dengan metode Business Model
Materi
Canvas
Durasi 2 sesi (90 menit) Teori

Latar Banyak pebisnis yang belum mengenal secara menyeluruh


Belakang bisnisnya, tidak punya gambaran apa kelebihan produk, siapa
target market mereka, biaya apa yang harus mereka keluarkan
untuk menunjang kesinambungan bisnis. Darimana mereka akan
memperoleh penghasilan serta bagaimana cara membuat
pelanggan loyal.

Bisnis plan adalah hal yang selama ini diketahui bisa secara
lengkap menggambarkan bisnis dan perencanaan kedepannya.
Namun kendala dalam membuat bisnis plan adalah mengenai
rumit dan banyaknya item yang harus dilengkapi.

Konsep Business Model canvas, suatu konsep yang


dikembangkan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur,
suatu konsep sederhana yang bisa mengubah konsep bisnis
yang rumit menjadi enak untuk dilihat. Dengan model kanvas,
metode ini membuat kita bisa menggambarkan bisnis dengan
mudah dan membuat siapapun yang terlibat atau ingin tahu
bisnis kita bisa mudah dipahami.

Dengan membuat bisnis model kanvas untuk bisnis Anda, anda


jadi bisa melihat bisnis anda dan sekaligus memproyeksikan
bisnis anda kedepannya.

Tujuan 1. Memahami bagaimana Business Model Canvas dapat


Pelatihan menerjemahkan ide bisnis.

2. Memahami bagaimana cara melakukan mekanisme self


leadership terhadap mimpi dan tujuan hidupnya sendiri.

Pokok 1. Business Model Canvas


Bahasan
2. Pengembangan BMC untuk memaksimalkan penggalian ide
bisnis
Evaluasi 1. Di akhir sesi peserta akan membuat gambaran blue print
bisnis yang akan dikerjakan melalui media BMC,
2. Peserta akan mengetahui potensi bisnis yang dapat
dikembangkan bagi bisnis yang sudah berjalan atau bisnis
yang sama sekali baru.

29 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


Materi Disney Creative Model

Durasi 2 Sesi (90 menit) Teori

Latar Keajaiban Disney terletak pada kemampuannya melakukan


Belakang sebuah proses yang disebut Imageneering. Istilah ini dikembang-
kan Walt Disney pada tahun 1967. Berasal dari kombinasi dua
kata, imagination dan engineering. Proses imageneering
inilah yang menjadi kunci sukses Disney. Strategi kreatif inilah
yang melahirkan produk-produk apik Disney. Ini menjadi urat
nadi dari Research and Development (R&D) mereka.

Robert Dilts, salah satu tokoh dunia NLP, mencari tahu


bagaimana fenomena Disney menjadi besar dan melegenda. Ia
menggali strategi kreatifitas Walt Disney dalam menciptakan
semua itu. Lahirlah "The Disney Strategy".

Untuk kreatif, jangan takut untuk bermimpi, karena itu sama saja
kita membatasi kreatifitas. Nantinya impian itu akan terukur
dalam tahap Dreamer- Realist -Critic. Yang harus diingat adalah,
semua langkah harus logis dan detil agar mudah dijalankan.

1. Memahami teknik berfikir kreatif ala Walt Disney yang


Tujuan
dipercaya mampu membangkitkan kreativitas dalam
Pelatihan
merumuskan ide berbisnis.

2. Memahami bagaimana cara melakukan ekstraksi kreativitas


ala Walt Disney.

3. Memberikan pemahaman tentang pentingnya cara berfikir


kreatif dalam memenangkan persaingan bisnis.

Pokok
1. Metode kreatif Walt Disney
Bahasan

2. The Dreamer, The Realist, The Critics

3. Teknik perceptual position

Evaluasi 1. Di tengah sesi peserta akan membuat perencanaan bisnis


dengan metode kreatif ala Walt Disney.
2. Peserta akan membuat ketiga tahapan dalam merealisasikan
impian dengan metode Disney.

30 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


Materi Black Box Critics

Durasi 2 Sesi (90 menit) Praktik

Latar 1. Peserta diminta untuk menyampaikan ide bisnis yang paling


Belakang baik menurut masing-masing orang, kemudian menulis :
penjelasan tentang idealisasi tentang bisnis apa yang akan
dijalankan, dengan paradigma Dreamer ala Disney. Kertas
tersebut diberikan ke sebuah amplop dan diberi label Dream
(Amplop A) & cara mewujudkan ide tersebut dan diberi label
Realist (Amplop B). Amplop B dijadikan satu dengan amplop
A.
2. Amplop A&B di bagi acak ke seluruh peserta, dipastikan
peserta tidak menerima amplopnya sendiri.
3. Peserta kemudian menuliskan Pola Critics menurut sudut
pandang, pengalaman dan intuisi terhadap ide bisnis yang
disampaikan oleh rekannya. Cara critics diusahakan praktis
dan tidak berbelit. Critics dimasukkan ke dalam amplop, dan
diberi label C. Amplop C dijadikan satu dengan amplop A & B.
4. Amplop dibagi ke pemiliknya masing-masing dan dibaca.
5. Moderator meminta volunteer untuk menyampaikan apa yang
dirasakan dengan critics yang diberikan oleh temannya
tersebut.

Tujuan 1. Dengan metode tertutup, peserta akan belajar melakukan


Pelatihan proses bertukar pikiran secara baik. shoot the message, not
the messenger.
2. Dengan metode tanpa mengetahui siapa penyampai saran,
peserta diharapkan tidak menolak atau menyangkal terlebih
dahulu karena mengetahui siapa yang memberinya saran.
3. Peserta akan memperoleh perspektif lain tentang ide yang ada
di kepala sendiri dibandingkan dengan orang lain.

Pokok 1. Game outdoor


Bahasan

2. Group Discussion

3. Kesimpulan oleh Trainer

Evaluasi 1. Di akhir sesi peserta akan saling memaparkan


pengalamannya menjalankan game dan memaparkan
pelajaran yang diperoleh dalam game tersebut.
2. Peserta akan merefleksikan pelbagai pelajaran penting dalam
dirinya saat menjalankan usahanya nanti.

31 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


2. TEKNIK MENGELOLA USAHA BARU DAN MENEMUKAN PASAR
Business Mastery : Teknik mengelola usaha baru yang
Materi
berkelanjutan

Durasi 1 sesi (45 menit) Teori


Latar Sebuah bisnis memiliki tahapan. Bukan sesuatu yang bisa
Belakang dijalankan lompat-lompat dan semaunya. Mula-mula
membangun pondasi, kemudian mendirikan pilar untuk
menopang atap dan seterusnya hingga mengisi dan mengatur
rumah tersebut dengan manajemen.

Sampai pada akhirnya bisnis akan direncakan untuk ditinggalkan


suatu saat, apakah sang pemilik memiliki usaha baru atau akan
menjualnya sebagai franchise, atau bahkan berhenti menjadi
pebisnis. Semua hal tersebut direncakan secara sistematis dan
diukur sumber dayanya.
a) Outcome
Dalam memulai sebuah usaha, maka yang harus dipikirkan
pertama adalah bagaimana memberikan nilai tambah dan
manfaat lebih kepada para pengguna. Sehingga disini visi
berbisnis itu bukan hanya sekedar menciptakan dan menjual
suatu produk, tetapi memastikan bahwa bisnis tersebut
memberikan manfaat atau nilai tambah kepada para
konsumennya. Bisnis yang didasarkan pada orientasi untuk
memberikan nilai tambah (value) dalam produk maupun
jasanya akan sangat mudah untuk berkembang.
Discovering what people need or want, then creating it.
b) Process
Perkembangan pasar yang bergerak menjadi sangat
kompetitif dan persaingan bisnis yang semakin kompleks dan
ketat telah menghadirkan tantangan baru bagi pelaku bisnis.
Kecepatan menjadi masalah yang patut diperhatikan yaitu
bagaimana cara mendapatkan dan mengevaluasi informasi
dengan segera, dan untuk kemudian menggunakan informasi
tersebut untuk merespon setiap kejadian dan masalah secara
cepat dan tepat pula. Karena itu kecepatan menjadi faktor
penting dalam menumbuhkan nilai kompetitif.
c) Time
Pernahkah Anda merasakan satu hari dimana Anda sangat
bersemangat, termotivasi dan produktif? Apapun yang Anda
kerjakan hari itu beres dan lancar semua. Atau sebaliknya
Anda pernah merasakan satu hari dimana Anda merasa loyo
dan malas? Apapun yang Anda kerjakan hari itu tidak ada
yang beres dan Anda merasa stuck tidak tahu harus
melakukan apa? Lalu apa perbedaan yang membedakan
kedua hal tersebut? Padahal yang dikerjakan sama dari hari
ke hari, jumlah dan jenis pekerjaan sama, orang yang
menjalankan juga tetap sama.

d) finance
Ini juga merupakan salah satu aspek yang sangat penting
dalam bisnis. Pemahaman terhadap finance tidak hanya

32 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


sekedar balik modal, seperti halnya yang dipikirkan
pedagang. Keuangan dalam bisnis tidak hanya untuk mencari
laba atau profit, tetapi bagaimana bisnis bisa terus bertahan
dan berkembang.

Tujuan
Pelatihan 1. Memahami bahwa wirausaha perlu memiliki perencanaan
yang matang tentang pengelolaan usaha baru.
2. Memahami bahwa pengelolaan usaha baru memerlukan
focus pada satu usaha saja sampai dengan titik tertentu dapat
mengembangkan bisnis ke arah lain.
3. Memahami cara agar bisnis awal ini bisa tetap konsisten
produktif.
4. Memahami bahwa strategi keuangan dalam perusahaan juga
penting untuk menjaga kelangsungan dan pengembangan
bisnis itu sendiri.
Pokok 1. Penyusunan tujuan bisnis
Bahasan
2. Penyusunan business process cari bisnis yang dijalankan

3. Penyusunan alokasi waktu untuk mencapai tujuan

4. Penyusunan rencana keuangan


Evaluasi 1. Di akhir sesi peserta akan membuat rencana aksi pada 4
area yang diperlukan untuk pengelolaan usaha baru,
2. Pada sesi ini peserta secara aktif akan menyusun rencana
perjalanan bisnis nya akan sebesar apa berdasarkan goal
dan outcome yang telah disusun.

Marketing Mastery: Strategi Menemukan Pasar dan


Materi
Mengeksekusi Strategi Pemasaran yang Efektif

Durasi 1 sesi (45 menit) Teori

Latar Pada bisnis pemula, masalah yang sering kali terjadi adalah
Belakang gagal atau terlambat dalam merespon tantangan bisnis yang
muncul secara tidak terduga. Sebagai contoh: sangat lambat
dalam mendeteksi adanya peluang-peluang bisnis baru serta
dalam mendeteksi pergerakan yang dilakukan oleh kompetitor;

Lebih jauh lagi adalah kadang cenderung mempunyai sifat


reaktif dan tidak dapat mendeteksi masalah secara dini, dimana
ini merupakan hal yang sangat kontra produktif dalam
menghadapi perkembangan bisnis dimasa seperti sekarang ini.

Tahap dalam menemukan pasar adalah memahami perilaku dan

33 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


kebutuhan pasar terhadap produk yang akan dihasilkan.
Langkah selanjutnya dalam membangun kampanye marketing,
perlu diketahui siapa pasar kita, dimana konsentrasi terbesar
mereka berada, mengapa mereka memilih kita dan apa saja
yang dipikirkan oleh masing-masing mereka. Dengan
pertimbangan tersebut iklan akan mudah dikomunikasikan
kepada mereka.

Tujuan 1. Memahami cara mengetahui target pasar dan kebutuhan


Pelatihan yang akan dipenuhi.
2. Memahami bahwa penetapan tujuan pemasaran sama
pentingnya dengan pemasaran itu sendiri.
3. Memahami bahwa pemasaran merupakan inti dari bisnis yang
akan dijalankan.
4. Memahami bahwa efektifitas pemasaran tergantung dari
seberapa rinci target pasar dan seberapa kreatif cara produk
menjangkau pasar.
Pokok
Bahasan 1. Strategi penetapan target pasar

2. Perancangan saluran distribusi pemasaran

3. Mengukur pemasaran yang efektif

4. Pembuatan iklan kampanye pemasaran yang efektif

Evaluasi 1. Di akhir sesi peserta akan membuat kampanye pemasaran


produk dengan target pasar yang tepat.
2. Peserta akan melaksanakan rencana aksi pemasaran yang
telah dibuat.

Materi Business Game Roleplay : Winning Business Challenge

Durasi 2 Sesi (90 menit) Praktik

Latar a. Game simulasi bisnis ini, peserta akan diberikan kesempatan


Belakang untuk memilih bisnis plan yang disediakan oleh panitia :
laundry, rumah makan, distro, handphone & pulsa, es krim.
Setiap peserta dapat memulai bisnis dengan diberi modal.
b. Setelah memilih bisnis dan menentukan anggota kelompok,
mereka akan mendaftarkan bisnisnya dengan menyetor
sejumlah modal ke bank sesuai dengan ketentuan bisnis plan.
c. Permainan dibagi dalam beberapa musim, setiap musim akan
ditandai dengan musik tertentu agar peserta terhibur dan fun
selama melakukan game.
d. Langkah yang dilakukan pertama kali adalah melakukan adu
suit, dengan ketentuan apabila menang mendapatkan kertas
peluang dan apabila kalah mendapatkan kertas kewajiban.

34 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


Peluang bisa terkait dengan bisnisnya atau tidak, sehingga
meskipun mendapat peluang, boleh diambil atau tidak.
Sedangkan kewajiban adalah biaya-biaya yang biasanya
timbul dalam sebuah bisnis dan wajib dibayarkan.
e. Setelah menerima peluang yang sesuai dengan bisnisnya,
peserta akan membeli sejumlah modal pokok ke Supplier
sesuai dengan harga bahan baku yang ditentukan oleh bisnis
plan bisnis tersebut.
f. Setelah memiliki sejumlah stok modal berupa bahan baku,
peserta akan menjualnya ke pasar dengan nilai jual yang
ditentukan dalam bisnis plan. Peserta akan mendapatkan
sejumlah keuntungan yang bervariasi tergantung bisnis yang
dijalankan.
g. Siklus ini terus berjalan selama beberapa musim.
Tujuan 1. Memahami pembelajaran tentang siklus bisnis, dinamika
Pelatihan permintaan dan penawaran yang akan memberikan pem-
belajaran dan dapat diterapkan (aplikasi) dan diadaptasikan
dalam bisnisnya.

2. Memahami pembelajaran dan wawasan berbentuk contoh


dalam mengelola simulasi bisnis.
Pokok
1. Game outdoor
Bahasan
2. Sharing pengalaman

3. Kesimpulan oleh Trainer


Evaluasi 1. Di akhir sesi peserta akan saling memaparkan penga-
lamannya menjalankan game dan memaparkan pelajaran
yang diperoleh dalam game tersebut,
2. Peserta akan merefleksikan pelbagai pelajaran penting dalam
dirinya saat menjalankan usahanya nanti.

Materi Business Game Spy

Durasi 2 Sesi (90 menit) Praktik Lapangan


Latar
1. Alat : kamera, handphone dll, disediakan min 10 laptop dari
Belakang
panitia untuk presentasi kreatif dari peserta, ide bisnis bisa
berupa improvement di semua area : produksi, pemasaran,
tenaga kerja, sistem.
2. Peserta melakukan pengamatan selama 1 jam di luar
hotel/lokasi pelatihan. Mengamati keadaan bisnis di sekitar.
3. Pengamatan dapat dilakukan dengan pelbagai cara :
observasi, memotret, mewawancara, menjadi customer untuk
melihat bagaimana pelayanannya.
4. Hasil pengamatan disampaikan dalam bentuk presentasi
sebanyak maksimal 5 slide memuat poin penting yang
dilakukan dalam pengamatan.

35 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


5. Memberikan setidaknya 5 usul bagi usaha yang diamati agar
penjualannya meningkat atau naik kelas.
6. Di akhir setiap pemaparan, peserta dari kelompok lainnya
berhak melakukan pengujian kemampuan presenter terhadap
usulan yang disampaikan. Diskusi dipandu oleh moderator.
Pokok
1. Game outdoor
Bahasan
2. Group Discussion

3. Kesimpulan oleh Trainer

Evaluasi 1. Di akhir sesi peserta akan saling memaparkan pengalamannya


menjalankan game dan memaparkan pelajaran yang diperoleh
dalam game tersebut.
2. Peserta akan merefleksikan pelbagai pelajaran penting dalam
dirinya saat menjalankan usahanya nanti.

C. Materi Penunjang
1. CERITA SUKSES WIRAUSAHA MUDA PEMULA

Materi Sharing Wirausaha Muda Pemula

Durasi 2 Sesi (90 menit) Teori

Latar Pilihan hidup berwirausaha harus sekaligus memiliki sikap


Belakang mentalnya.The life never flat begitulah dalam bisnis, selalu ada
pasang surut, sehingga mentalitas entrepreneur mesti dimiliki.

Dalam sharing ini akan dibahas mentalitas salah satunya


ketangguhan bertahan dalam posisi sulit. Manejemen krisis
adalah penting bagi wirausahawan pemula, tahap krisis pertama
adalah ketika sudah berhasil mengalahkan ketakutan untuk
memulai usaha mandiri.

Bagi pebisnis pemula perlu mengikuti sharing ilmu dan


pengalaman dari pebisnis sukses agar cost learning tidak
begitu besar dan bleeding pendarahan terkait hilangnya asset
bias ditekan. Dari para pengusaha sukseslah, ilmu dan cerita
pengalaman akan diperoleh, misalnya cara membaca karakter
calon rekan bisnis atau mengatasi kendala keterbatasan sumber
daya kita. Sharing ini bertujuan agar ada transfer knowledge atau
ilmu.

Tujuan 1. Memahami perjalanan bisnis wirausaha muda pemula dalam


Pelatihan mencapai kesuksesan.
2. Memahami pembelajaran permasalahan yang dihadapi dan
cara penyelesaian.
3. Memahami cara berfikir dan keyakinan yang dimiliki oleh
pengusaha sukses.

36 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


4. Memahami karakter yang dimiliki oleh pengusaha dalam
mencapai keberhasilan.
Pokok
1. Sharing pengalaman
Bahasan
2. Tanya Jawab

3. Kesimpulan oleh Moderator

Evaluasi 1. Di akhir sesi peserta akan membuat resume tentang karakter


yang dimiliki oleh pengusaha sukses yang memberikan
sharing,
2. Peserta akan merefleksikan ke dalam dirinya karakter sukses
yang diharapkan akan mampu mendukung keberhasilannya.

2. FIELD

Materi Business Race Game

Durasi 4 Sesi (180 menit) Praktik Lapangan, 2 Sesi (90 menit) Teori
Latar
Game ini bertujuan untuk mengenalkan sejak awal tentang
Belakang
pelbagai karakter wirausaha yang dianggap penting dan perlu
dimiliki oleh para pemuda wirausaha dengan menggunakan
game peserta diajak bermain kompetisi yang berkaitan dengan
wirausaha sekaligus juga memberikan pelajaran tentang karakter
wirausaha.
Format game :
1. Peserta dikelompokkan sekitar 3-4 orang.
2. Peserta akan ditempatkan di lokasi dengan jarak sekitar 20
km dari tempat menginap dan dalam jangkauan kendaraan
umum.
3. Peserta akan melewati 3 - 4 pos pemberhentian dengan
masing - masing pos memiliki target tertentu yang harus
dicapai oleh peserta. Rancangannya sebagai berikut :
a. Pos I: Peserta ditugaskan untuk membantu pedagang
disebuah pasar tradisional (dipilih dan dilobby sendiri)
dengan target membantu pedagang tersebut untuk
mendapatkan omzet sebanyak-banyaknya dalam waktu 1
jam. Tim terbaik akan diberi privelige naik taksi/mobil
sewaan dari Panitia, Peserta lainnya diberi uang transport
naik angkutan umum.
b. Pos II: Peserta kembali ditugaskan untuk membantu
pedagang, diwajibkan semua makan (karena waktunya
bersamaan dengan jam makan siang). Targetnya adalah
mendapatkan pesanan delivery order sebanyak-banyaknya
(dinilai dari jumlah porsi yang dipesan). Waktu sekitar 2
jam.
c. Pos III: Peserta diberi uang sekitar Rp 200 Ribu (misalnya)
dan diberi kebebasan untuk menentukan akan berbisnis

37 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016


apapun asal menggunakan uang tersebut sebagai modal.
Targetnya adalah keuntungan yang didapatkan 2 kali lipat
dari jumlah modalnya. Waktu dibatasi 1 jam.
d. Pendidikan karakter yang akan disarikan dalam sesi
Pemaknaan di setiap pos dan di akhir kegiatan (di lokasi
Hotel) selama 2 sesi.

Tujuan 1. Memahami karakter pengusaha dengan melakukan


Pelatihan pengamatan lapangan.
2. Memahami pembelajaran dan wawasan berbentuk contoh
dalam mengelola bisnis.
3. Memahami pola berfikir dan keyakinan yang dimiliki dalam
mencapai tujuan dalam simulasi.

Pokok 1. Game outdoor


Bahasan
2. Sharing pengalaman

3. Kesimpulan oleh Trainer

Evaluasi 1. Di akhir sesi peserta akan saling memaparkan penga-


lamannya menjalankan game dan memaparkan pelajaran
yang diperoleh dalam game tersebut.
2. Peserta akan merefleksikan pelbagai pelajaran penting dalam
dirinya saat menjalankan usahanya nanti.

38 |Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Di Daerah Tahun 2016

Anda mungkin juga menyukai