Disusun Oleh:
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa, atas berkah, rahmat dan karunia-Nya saya bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pelatihan dan Pengembangan SDM”.
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan kita mengenai materi manajemen sumber daya manusia pelatihan
dan pengembangan. Saya juga mengucapakan terima kasih kepada Ibu Susanti Dwi
Ilhami, SE., MM. yang telah memberi tugas untuk membuat makalah ini.
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelatihan dan pengembangan SDM dalam sebuah organisasi
perusahaan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan kerja
karyawan sehingga menghasilkan produk atau layanan dengan kualitas
setinggi mungkin sesuai target yang telah direncanakan. Program ini sangat
erat kaitannya dengan upaya yang terstruktur, sistematis, bertujuan untuk
mencapai penguasaan keahlian (skill) dan kemampuan pada bidang kerja,
pengetahuan seputar bidang pekerjaan yang tengah digeluti oleh seorang
karyawan, dan softskill para pegawai dan karyawan.
Oleh karena itu, karyawan sebagai aset perusahaan harus
mendapatkan kesempatan untuk dapat mengikuti pelatihan dan
pengembangan sumber daya manusia (Human Resource Development),
sehingga setiap karyawan dalam sebuah perusahaan dapat menemukan dan
mengeluarkan potensi yang ada pada dirinya sendiri yang mungkin masih
terpendam.
Sebaiknya, bukan sebatas karyawan yang memiliki hak atas pelatihan
dan pengembangan sumber daya manusia, namun semua warga negara
memiliki hak atas hal tersebut yang merupakan bagian dari Pendidikan.
Dan, secara filosofi warga negara dijamin oleh negara untuk memperoleh
pendidikan yang terdapat pada Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan; (Ayat-1) Setiap warga
negara berhak mendapat pendidikan.
Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa, pelatihan dan
pengembangan SDM adalah salah satu upaya perusahaan untuk
memperbaiki kinerja karyawan. Pada dasarnya kegiatan ini dapat
memberikan pengetahuan dan kemampuan baru bagi karyawan.
Di zaman yang semakin maju ini, tentu saja selalu ada hal baru untuk
menyelesaikan pekerjaan. Terutama teknologi yang semakin berkembang.
1
Mungkin untuk para karyawan muda yang akrab dengan teknologi hal
ini menjadi tidak masalah. Namun lain halnya dengan karyawan yang sudah
senior. Mereka cenderung “tidak akrab” dengan kecanggihan teknologi
baru. Maka dari itu, setiap perusahaan harus menyediakan pelatihan dan
pengembangan SDM.
Pelatihan dan pengembangan SDM tidak hanya bermanfaat bagi
perusahaan saja, tetapi juga bagi karyawan yang mengikutinya. Kegiatan ini
bisa menjadi faktor utama untuk retensi karyawan di perusahaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pelatihan dan Pengembangan SDM?
2. Bagaimana mengidentifikasi kebutuhan Pelatihan dan Pengembangan?
3. Apa saja manfaat serta tujuan Pelatihan dan Pengembangan SDM?
4. Bagaimana metode Pelatihan dan Pengembangan SDM?
5. Apa saja yang di evaluasi dalam program Pelatihan dan Pengembangan
SDM?
6. Apa saja kelemahan dan kelebihan Pelatihan dan Pengembangan SDM?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami tentang pengertian pelatihan dan pengembangan
SDM.
2. Untuk mengetahui kebutuhan pelatihan dan pengembangan SDM.
3. Untuk mengetahui manfaat serta tujuan pelatihan dan pengembangan
SDM.
4. Untuk mengetahui metode pelatihan dan pengembangan SDM.
5. Untuk mengetahui apa saja evaluasi dalam pelatihan dan pengembangan
SDM.
6. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan Pelatihan dan
Pengembangan SDM.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dan keahlian yang tidak hanya digunakan untuk pekerjaan saat ini tapi juga
untuk mempersiapkan merek untuk pekerjaan di maaa depan sesuai tuntutan
dan perkembangan organisasi. Saat ini, pengelolaan sumber daya manusia
merupakan tantangan bagi organisasi dan para manajer untuk memenuhi
kemajuan teknologi dalam rangka mendapatkan produktivitas maksimum
organisasi. Manajer dituntut harus dapat mengeksplorasi kebijakan, prosedur,
dan struktur yang digunakan untuk memandu kerja organisasi, bagaimana
mengembangkan organisasi yang transparan, mengidentifikasi dan
menggambarkan peran yang tepat untuk staff dan karyawannya, efektifitas
metode komunikasi yang digunakan serta cara memantau dan menanggapi
perubahan.
4
c. Grup diskusi; dalam diskusi ini manajer mendorong setiap anggota untuk
memberikan pendapat mereka terkait dengan pelatihan dan
pengembangan yang dibutuhkan. Pertemuan ini harus disusun dengan
agenda yang memadai. Dibutuhkan kehadiran fasilitator yang netral
untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki kesempatan berbicara
yang sama.
d. Evaluasi kinerja; kegiatan ini digunakan dalam manajemen sumber daya
manusia yang memungkinkan untuk identifikasi persyaratan pelatihan
dan pengembangan berdasarkan indikator kinerja dan harapan yang
berkaitan dengan posisi masing-masing karyawan.
5
c. Peningkatan kepuasan kerja dan semangat kerja karyawan,
meningkatnya motivasi karyawan, peningkatan efisiensi untuk
menghasilkan keuntungan finansial organisasi, peningkatan kapasitas
untuk mengadopsi teknologi dan metode baru, peningkatan inovasi
dalam strategi perluasan produk dan jasa
d. Mengurangi turnover karyawan, peningkatan citra perusahaan,
misalnya melalui pelatihan etika dan manajemen risiko, termasuk
pelatihan tentang pelecehan seksual, keragaman budaya dan
sebagainya.
Selain hal tersebut juga bertujuan untuk memberikan pelajaran kepada para
karyawan tentang peningkatan kemampuan melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya pada posisi yang diembannya. Dari sisi keselamatan kerja,
program pelatihan dapat membantu karyawan mengetahui tentang prosedur
keselamatan serta usaha pencegahannya. Karyawan juga akan mengetahui tata
cara penanganan keselamatan kerja yang perlu di antisipasi.
6
1) Pelatihan Instruksi Kerja: Karyawan langsung belajar menjalankan
pekerjaannya saat ini. Yang menjadi instruktur bisa pelatih khusus,
atasan/supervisor, atau rekan kerja yang berpengalaman.
2) Rotasi Jabatan: Karyawan berpindah-pindah dari satu jabatan ke
jabatan lainnya. Ini penting untuk membuat karyawan ahli dalam
berbagai pekerjaan sehingga bisa cepat menggantikan karyawan lain
yang cuti, absen, diberhentikan, atau mengundurkan diri.
3) Magang dan Coaching: Dengan magang karyawan belajar pada
karyawan lain yang lebih berpengalaman, meskipun bisa juga
dikombinasikan dengan pelatihan di kelas di luar jam kerja. Coaching
mirip dengan magang karena seorang coach (pembimbing) berusaha
memberi contoh untuk ditiru karyawan yang sedang dilatih (trainee).
Coaching biasanya dilakukan langsung oleh supervisor atau manajer
dari karyawan yang bersangkutan.
b. Off-The-Job Training; merupakan kegiatan yang dilakukan di luar
kegiatan bekerja karyawan meliputi kuliah atau ceramah, audo-visual,
rotasi pekerjaan, magang, seminar, simulasi atau studi khusus, konferensi
atau diskusi, studi kasus, permainan, instruksi terprogram dan pelatihan
laboratorium. Berikut ini macam-macam Off-The-Job Training;
1) Ceramah dan Presentasi Video
Ceramah dan metode off-the- job lainnya lebih mengandalkan
komunikasi dibandingkan contoh. Ceramah adalah cara yang populer
karena relatif murah dan bisa mengatur bahan belajar untuk
disampaikan dengan baik. Namun, partisipasi, umpan balik, kecepatan
transfer, dan pengulangannya sering kali rendah. Hal ini bisa diatasi
dengan menyisipkan sesi diskusi dalam ceramah. Presentasi melalui
televisi, film, dan slide mirip dengan ceramah, bahkan hal tersebut
bisa lebih menarik bagi peserta pelatihan.
2) Vestibule Training:
7
Vestibule training adalah pelatihan yang menggunakan tiruan dari
situasi kerja yang sesungguhnya, misalnya menggunakan tiruan bank,
rumah sakit, hotel, dan sebagainya.
3) Role Playing dan Behavior Modeling
Dalam Role Playing (bermain peran) para karyawan mencoba
memainkan peran tertentu yang ada dalam situasi kerja yang nyata.
Misalkan saja ada karyawan yang memainkan peran manajer yang
sedang memberi saran kepada bawahannya, dan ada karyawan yang
memerankan bawahan tersebut. Dalam Behavior Modeling para
karyawan berusaha meniru perilaku kerja tertentu sampai mereka
benar- benar menguasai. Rekaman video bisa membantu para
karyawan untuk mengamati perilaku mereka sendiri dan memperoleh
umpan balik untuk penyempurnaan.
4) Studi Kasus
Dengan studi kasus para karyawan mempelajari situasi nyata atau
rekaan yang bisa terjadi dalam pekerjaan mereka. Di sini mereka bisa
meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah.
5) Simulasi
Simulasi biasanya menggunakan mesin canggih yang bisa
memunculkan situasi kerja yang nyata. Mesin itu disebut simulator,
misalnya saja ada simulator pesawat terbang, kapal laut, kereta api,
dan sebagainya. Ada pula simulator yang berupa program komputer
yang bisa mensimulasikan strategi-strategi dalam bekerja, misalnya
strategi bisnis, olah raga, dan sebagainya.
6) Belajar Mandiri dan Pembelajaran Terprogram:
Para karyawan bisa mempelajari sendiri pekerjaannya dengan bantuan
bahan- bahan instruksional yang dirancang sedemikian rupa. Cara ini
sangat berguna jika posisi karyawan tersebar secara geografis
sehingga sulit mengumpulkan mereka pada satu lokasi. Dengan
perkembangan komputer, cara ini menjadi lebih mudah karena para
8
karyawan bisa lebih cepat memperoleh umpan balik dan panduan
melalui program komputer yang dirancang sedemikian rupa untuk
menyampaikan materi yang bisa dipelajari sendiri oleh para
karyawan.
7) Pelatihan Laboratorium
Dalam pelatihan laboratorium para karyawan berbagi pengalaman,
perasaan, dan persepsi sehingga di siní mereka bisa meningkatkan
kemampuan interpersonalnya.
8) Action Learning
Dalam action learning sekelompok kecil karyawan harus
memecahkan sebuah masalah nyata yang terjadi dalam organisasi.
Mereka dibantu oleh seorang fasilitator yang bisa seorang konsultan
dari luar atau staff internal organisasi.
9) Business game (permainan bisnis)
Business Game adalah metode pelatihan dan pengembangan yang
memungkinkan para peserta untuk mengambil peran-peran seperti
presiden, controller, atau vice president pemasaran dari dua organisasi
bayangan atau lebih dan bersaing satu sama lain dengan memanipulasi
faktor-faktor yang dipilih dalam suatu situasi bisnis tertentu.
Ruhana (2012) menyebutkan pelaksanaan pelatihan dan pengembangan
untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan melalui
beberapa jalur yaitu:
a. Jalur pendidikan formal yang bertujuan untuk membekali seseorang
dengan dasar pengetahuan, teori dan logika, pengetahuan umum,
kemampuan analisis, serta pengembangan watak dan kepribadian.
b. Jalur latihan kerja yaitu meningkatkan kemampuan profesional dan
mengutamakan praktik dari pada teori.
c. Jalur pengalaman kerja yaitu seseorang dapat meningkatkan
pengetahuan teknis maupun keterampilan kerjanya dengan mengamati
orang lain, menirukan dan melakukan sendiri tugas-tugas pekerjaan
yang ditekuninya sehingga seseorang akan mahir dalam melakukan
9
pekerjaannya dan dapat menemukan cara-cara yang lebih praktis,
efisien dan lebih baik dalam melaksanakan pekerjaannya.
10
penurunan tingkat keluhan, peningkatan kinerja penjualan dan lain-lain. Dari
seluruh metode tersebut, cara paling akurat untuk mengevaluasi program
pelatihan adalah dengan mengukur kinerja, pengetahuan, atau sikap karyawan
sebelum pelatihan dan membandingkannya dengan setelah mereka melakukan
pelatihan. Cara yang lebih sederhana tetapi kurang akurat untuk menilai
pelatihan adalah dengan melakukan pretest dan posttest pada semua peserta
pelatihan. Sementara pendekatan paling sederhana adalah menggunakan hanya
posttest saja. Penggunaan posttest hanya dapat menunjukkan apakah peserta
pelatihan telah mencapai tingkat kompetensi, pengetahuan, atau keterampilan
tertentu.
11
KASUS
SARAN
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pelatihan dan pengembangan SDM adalah suatu
kegiatan untuk meningkatkan kapasitas SDM agar bisa menjadi sumber
daya yang berkualitas baik dari segi pengetahuan, keterampilan bekerja,
tingkat profesionalisme yang tinggi dalam bekerja agar bisa meningkatkan
kemampuan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dengan baik.
B. Saran
Setelah saya mengetahui isi dalam makalah tersebut maka kami
menyarankan agar kita dapat mempelajari lebih dalam tentang Pelatihan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia.
13
DAFTAR PUSTAKA
Noe, Raymond A. John R., Hollenbeck, Barry Gerhart, Patrick M. Wright, 2016,
Fundamentals of Human Resource Management—Sixth Edition, New
York McGraw-Hill Education, hal : 222
Sabir, R.I., Akhtar, N., Azzi, S., Sarwar, B., Zulfigar, S. and Irfan, M., 2014,
Impact of Employee Satisfaction: A Study of Lahore Electric Supply
Company of Pakistan, Journal of Basic and Applied Scientific Research,
(4), hal : 229-235
14