DEMAM DENGUE
PENDAHULUAN
negara yang dapat menimbulkan kematian sekitar kurang dari 1%. Penyakit
dengue terutama ditemukan di daerah tropis dan subtropis dengan sekitar 2,5
Diperkirakan setiap tahun sekitar 50 juta manusia terinfeksi virus dengue yang
500.000 di antaranya memerlukan rawat inap, dan hampir 90% dari pasien rawat
aegipty (dahulu disebut Aedes Aegepty) dan Stegomiya albopictus (dahulu disebut
Aedes Albopictus).1 Virus dengue termasuk ke dalam famili Flaviridae dan genus
Flavivirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3 dan DENV-
berbagai komponen dari respon imun atau reaksi inflamasi yang terjadi secara
terintegrasi. Sel imun yang paling penting dalam berinteraksi dengan virus dengue
1
menjadi undifferentiated fever (sindrom infeksi virus), demam dengue (DD),
atas 3 fase yakni fase demam, fase kritis dan fase penyembuhan.1
2
BAB II
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : An. A
Usia : 7 tahun
Pedigree :
II. Anamnesis
- Keluhan Utama :
Demam
mengalami demam tinggi. Demam dialami sejak 4 hari yang lalu. Demam
yang di alami pasien naik turun, setelah diberi obat penurun panas demam
berkeringat setelah demam (+), Kejang (-), nyeri kepala (+). Pasien
darah kental, dengan volume darah sedikit, selain itu pasien juga
mengalami perdarahan gusi saat sikat gigi. Keluhan batuk berlendir (+)
3
dialami oleh pasien sejak 4 hari yang lalu, serta flu (+). Mual dan muntah
(+), muntah berisi makanan 3 hari yang lalu, Nyeri ulu hati (+). Belum
Tidak ada anggota keluarga yang mengeluhkan atau menderita sakit yang
- Anamnesis Makanan :
- Riwayat Imunisasi :
Lengkap
- Kesadaran : Komposmentis
4
- Berat Badan : 18 kg
- Tanda Vital :
Suhu : 36,6 C
- Kepala
Bentuk : Normocephal
- Tonsil : T1/T2
- Paru Paru
(-)
5
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
- Jantung
sinistra
- Abdomen
(-)
6
V. Resume
mengalami febris tinggi. Febris dialami sejak 4 hari yang lalu. Febris yang di
alamai pasien naik trun, setelah diberi obat penurun panas febris turun
setelah demam (+), Kejang (-), sefalgia (+). Pasien mengalami epistaksis 1
hari sebelum masuk rumah sakit, epistaksis berupa darah kental, dengan
volume darah sedikit, selain itu pasien juga mengalami perdarahan gusi saat
sikat gigi. Keluhan batuk berlendir (+) dialami oleh pasien sejak 4 hari yang
lalu, serta flu (+). Emesis dan vomitus (+), vomitus berisi makanan 3 hari
yang lalu, Nyeri epigastrium (+). Belum BAB selama 4 hari, BAK normal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan denyut nadi 108 kali/menit nadi iregguler
dan lemah, respirasi 32 kali/menit reguler, suhu 36,60C, rumple leede test
darah putih 4,4 ribu/ul, sel darah merah 3,81 ribu/ul, hematokrit 31,5 %, dan
VI. Diagnosis
Demam dengue
VII. Terapi
Medikamentosa :
7
- Puyer batuk :
Ambroxol 9 mg
CTM 1,8 mg
Salbutamol 1,8 mg
- Inj. Dexamethasone 3 x 3 mg
- Observasi TTV
Non-medikamentosa :
- Anak dianjurkan cukup minum, boleh air putih atau teh namun lebih baik
VIII. Anjuran
8
IX. Follow Up
S : Demam hari ke 5 (-), sakit kepala (-), sakit menelan (-), batuk berlendri
(+), flu (+), nafsu makan bagus, belum BAB hari ke 5, dan BAK
normal
Suhu : 36,50C
Paru Paru
Jantung
9
Perkusi : Batas jantung normal
Abdomen
Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah rutin
A : Demam dengue
- Puyer batuk :
Ambroxol 9 mg
CTM 1,8 mg
Salbutamol 1,8 mg
10
- Inj. Dexamethasone 3 x 3 mg
- Dulcolax supp 5 mg
- Observasi TTV/jam
- Anak diajurkan cukup minum, boleh air putih atau teh namun lebih
buah.
Suhu : 36,50C
Paru Paru
11
Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronchi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Abdomen
Pemeriksaan Laboratorium
12
- Anak diajurkan cukup minum, boleh air putih atau teh namun lebih
buah.
13
BAB III
DISKUSI
(dahulu Aedes Albopictus). Transmisi virus tergantung dari faktor biotik dan
abiotik. Termasuk dalam faktor biotik adalah faktor virus, vektor nyamuk dan
Infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup
serotipe yang lain. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat
Indonesia, pengamatan virus dengue yang dilakukan sejak tahun 1975 di beberapa
sepanjang tahun.4
interaksi berbagai komponen dari respon imun atau reaksi inflamasi yang terjadi
secara terintegrasi. Sel imun yang paling penting dalam berinteraksi dengan virus
dengue yaitu sel dendrit, monosit/makrofag, sel endotel dan trombosit. Akibat
proinflamasi), kemokin dan mediator inflamasi lain dalam jumlah banyak. Akibat
produksi berlebih dari zat-zat tersebut akan menimbulkan berbagai kelainan yang
terbagi menjadi undifferentiated fever (sindrom infeksi virus) dan demam dengue
(DD) sebagai infeksi dengue ringan; sedangkan infeksi dengue berat terdiri dari
15
demam berdarah dengue (DBD) dan expanded dengue. Perembesan plasma
kelainan organ lain serta manifestasi yang tidak lazim dikelompokkan ke dalam
disertai dengan perdarahan atau tidak; sedangkan DBD dapat disertai syok atau
adanya nyeri kepala, dan adanya epistaksis serta perdarahan gusi. Pada
torniquet positif. Secara teori diagnosis klinis demam dengue dapat ditegakkan
apabila ditemukan gejala demam ditambah dua atau lebih tanda dan gejala lain,
seperti :
16
- Manifestasi perdarahan baik spontan seperti peteki, purpura, ekimosis,
epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena; maupun berupa uji
torniquet positif.
- Dijumpai kasus DBD baik di lingkungan sekolah, rumah atau disekitar rumah
- Leukopenia <4.000/mm3
- Trombositopenia <100.000/mm3.1
didahului oleh demam ringan, seperti misalnya anak pulang sekolah belum
demam, kemudian tidur, bangun tidur anak menderita demam tinggi di atas
38,5oC. Masalah yang timbul dalam menilai pola demam ini adalah tidak selalu
orang tua mengukur tingginya demam dan pengaruh pemberian obat penurun
panas oleh orang tua. Tingginya demam dapat diperkirakan melalui pertanyaan
atas 3 fase yakni fase demam, fase kritis dan fase penyembuhan. Pada fase demam
hanya diperlukan pengobatan simtomatik dan suportif. Pada kasus ini pasien
masuk rumah sakit pada hari keempat sejak timbulnya demam. Keadaan ini masih
termasuk kedalam fase demam dan akan beralih ke fase kritis. Pengobatan yang
diulang setiap 6 jam bila demam. Cairan intravena diberikan apabila terlihat
17
pasien tidak mau makan dan minum melalui oral. Pada pasien ini diberikan cairan
intravena berupa ringer laktat dengan kebutuhan cairan diberikan secara bertahap
sesuai alur penanganan demam dengue.6 Selain itu diberikan terapi suportif
berupa kompres hangat dan anak dianjurkan untuk cukup minum, boleh air putih
atau teh, namun lebih baik jika diberikan cairan yang mengandung elektrolit
seperti jus buah. Tanda kecukupan cairan adalah diuresis setiap 4-6 jam.1
18
Setelah fase kritis terlampaui yaitu sekitar hari ke-6 sakit, pasien akan
- Kelebihan cairan
Kelebihan cairan dapat ditemukan saat fase kritis dan fase konvalesens. Hal
ini serius karena dapat menyebabkan edema paru atau gagal jantung yang
akan menyebabkan gagal napas dan kematian. Untuk mencegah hal ini, harus
- Perdarahan masif
- Kelainan ginjal
Gagal ginjal akut umumnya terjadi pada fase terminal syok, sebagai akibat
dari syok yang tidak teratasi dengan baik. Untuk mencegah gagal ginjal maka
apakah benar syok telah teratasi dengan baik. Diuresis merupakan parameter
penting dan mudah dikerjakan untuk mengetahui apakah syok telah teratasi.
Diuresis diusahakan >1 ml/kgBB/jam. Oleh karena jika syok belum teratasi
19
dengan baik sedangkan volume cairan telah dikurangi dapat terjadi acute
kidney injury (AKI), ditandai dengan penurunan jumlah urin, dan peningkatan
terdapat demam tanpa antipiretik, kondisi klinis membaik, nafsu makan baik, nilai
hematokrit stabil, tiga hari setelah syok teratasi jika terjadi syok, tidak ada sesak
20
DAFTAR PUSTAKA
1. IDAI. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana Infeksi Virus Dengue
4. IDAI, 2010. Buku Ajar Infeksi dan pediatric tropis. Edisipertama. Jakarta :
21