Anda di halaman 1dari 8

BLOK 22 3 APRIL

2017

LAPORAN FARMAKOLOGI.

STEPS OF PRESCRIPTION WRITING

NAMA KELOMPOK 12 :

GITA DEWI N101 13 086

MAUREN CHESARIA W N101 13 104

YOGI SETIAWAN N101 13 050

MOH. IQBAL N101 13 041

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2017
Case Presentation :

Langkah langkah menulis resep

Mr. A, Laki laki berusia 23 tahun dating ke klinik. 1 minggu yang lalu
dokter meminta MR. A untuk melakukan pemeriksaan HIV tes berdasarkan hasil
abnormal dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Hasil dari tes tersebut menunjukkan
postif HIV. Setelah melakukan beberapa pemeriksaan tambahan dokter
menyimpulakan bahwa MR. A menderita HIV stage 2 tanpa adanya Co infection
(jumlah CD4 = 200 sel/ml3). Dokter belum pernah memiliki pengalaman mengobatai
pasien HIV, dan sekarang dokter sedikit bingung pada apa yang akan diresepkan.
Dokter memutuskan untuk memberikan terapi kombinasi dari zidovudine +
lamivudine + tenofovir dan kortimoxazol.

Langkah menulis resep :

1) P drug yang dapat digunakan untuk pasien ? (memastikan ketepatan P drug


dengan cara : memeriksa substansi aktif, BSO, dosis standar termaksud standar
durasi pengobatan). Jika tidak tepat tentukan salah satunya dan berikan
penjelasan.
Drugs Efficacy Safety Suitability Cost
Zidovudine Mekanisme kerja : target Efek Kontraindikasi +++
zidovuldine adalah enzim samping : : neutropenia
refers transcriptase (RT anemia, dan/atau anemia
HIV). Zidovudine bekerja neutropenia, berat; neonatus
dengan cara menghambat sakit kepala dengan hiper
enzim RT virus, setelah dan mual bilirubinemia
gugus azidotimidin (AZT) yang
pada zidovudine memerlukan
mengalami phosforilasi. terapi selain
Gugus ACT 5 fototerapi atau
monofosfat akan dengan
bergabung pada ujung 3 peningkatan
rantai DNA virus dan transaminase.
menghambat reaksi RT.
Indikasi : HIV, dalam
kombinasi dengan anti
HIV lainnya (seperti :
lamivudine dan abakavir)
Dosis : kapsul 100 mg,
tablet 300 mg, sirup 5
mg/5ml. dosis per oral
600 mg/hari. Injeksi 10
mg/ml.
Lamivudin Mekanisme kerja : Efek Kontraindikasi : +++
lamivudine samping : wanita
dimetabolisme dihepatosit lemas, sakit menyusui;
menjadi bentuk trifosfat kepala dan hipersensitif
yang aktif, lamivudine mual. terhadap
bekerja dengan cara lamivudin.
menghentikan sintesis
DNA dan menghambat
polymerase virus. Dapat
meningkatkan
responsitivitas sel T
sitotoksin pada pasien
yang infeksi kronik.
Farmakokinetik : waktu
paruh 9 jam dan disekresi
utuh 70% dalam urin.
Sediaan : tablet 100 mg
(EpiVir HBV) 150 mg
(Epivir), dan 300 mg
(Epivir). Jika infeksi HIV
300 mg/oral/hari. Jika
dengan Hep B 100
mg/oral/hari.
Indikasi : infeksi HBV.

Tenovofir Mekanisme kerja : Efek Kontraindikasi : +++


bekerja pada HIV RT samping : pasien yang
(dan HBV RT) dengan mual, alergi dengan
cara menghentikan muntah, bahan tenofovir,
pembentukan DNA virus. flatulen dan pasien dengan
T max : 2 2,3 jam, diare. gangguan hati
waktu paruhnya : 12 (hepatomegaly),
14,4 jam. dan pasien yang
Indikasi : infeksi HIV. memiliki
Sediaan : tablet 100 mg, gangguan ginjal
200 mg, 250 mg, dan 300 (dapat
mg. pulv : 40 mg/gram. diberikan,
Dosis : 300 mg/hari. namun dengan
Indikasi : infeksi HIV dosis tertentu).
dalam kombinasi dengan
Efavirans; tidak boleh
dikombinasi dengan
lamivudine dan abacavir.
Kortimoxaz Mekanisme kerja : Efek Kontraindikasi : +
ol kortimoxazol samping :Penderita
(trimetropin/zulfametoxaz megaloblast dengan
ol) menghambat enzim osis, gangguan
hindrofolat reduktase leukopenia, fungsi hati yang
secara sangat selektif. atau parah,
Farmakokinetik : kadar trombositop insufisiensi
sulfametoxazole : enia, reaksi ginjal, wanita
trimetropin = 20:1. pada kulit, hamil, wanita
Dosis : tablet 80 mg/400 mual, menyusui, bayi
mg muntah, prematur atau
(trimetrophin/sulfametoxa glositis dan abyi berusia
zole) dan 160 mg/800 mg. stomatitits. dibawah 2
injeksi (16 mg/80 mg)/ml. bulan. Penderita
oral suspensi (40 mg/200 anemia
mg)/5 ml. megaloblastik
Indikasi : infeksi saluran yang terjadi
kemih, infeksi saluran karena
cerna, infeksi saluran kekurangan
nafas, infeksi oleh folat, dan
pneumostitis karinii, penderita yang
infeksi genitalia dan hipersensitif/ale
infeksi lainnya. rgi terhadap
trimetroprim
dan obat obat
golongan
sulfonamide.
Obat yang tepat diberikan pada Mr. A adalah Zidovudin + Lamivudin, hal ini
disebabkan karena kedua diindikasikan untuk penyakit HIV dan merupakan Lini
pertama untuk pengobatan HIV. Dan tenofovir tidak dapat dikombinasikan dengan
obat lamivudine.. selain itu obat lamivudine diberikan lebih sering kepada pasien
yang terinfeksi HIV dan HBV.juga untuk pemberian kortimoxazol tidak tepat
diberikan karena merupakan obat antibiotic sehingga hanya diberikan pada pasien
terinfeksi bakteri, pada kaus MR. A memiliki hasil + HIV tanpa co-infection. Dan
juga kotrimoksasol hanya diberikan pada pasien dengan jumlah CD4 <200 sel/mm3.
2) Mendeskripsikan BSO dan kekuatan obat yang tepat (dari generic dan nama
dagang) dan mana yang tepat untuk pasien.
1. BSO : tablet
- Keuntungan : praktis mudah di bawa dan stabil dalam penyimpanan.
- Kerugian : tidak dapat diberikan pada pasien yang sulit menelan, tidak
cocok untuk paisen anak dan lansia.
2. Kekuatan obat
- Sodovdin
Generik : sidovudin 300 mg
Nama dagang : Retrovir
- Lamivudin
Generik : Hiviral 150 mg
Nama dagang : Lamista HBV 100 mg
- Duviral
Nama dagang : Duviral
Komposisi :
- Zidovudin 300 mg
- Lamivudine 150 mg
3) Regimen dosis (Dosis, rute pemberian, frekuensi, waktu pemberian dan durasi
terapi )
a) Zidovudin
- Dosis : 300 mg/hari
- Rute pemberian : oral
- Frekuensi : 2 kali sehari
- Waktu pemberian : sebelum makan (a.c)
- Durasi terapi : 2 minggu (14 hari).
b) Lamivudin
- Dosis : 150 mg/hari
- Rute pemberian : oral
- Frekuensi : 2 kali sehari
- Waktu pemberian : sebelum makan (a.c)
- Durasi terapi : 2 minggu (14 hari)
c) Duviral
- Dosis : Lamivudin 150 mg dan Zidovudin 300 mg
- Rute pemberian : oral
- Frekuensi : 2 kali sehari
- Waktu pemeberian : sebelum makan (a.c)
- Durasi terapi : 2 minggu (14 hari)
4) Menulis bentuk resep yang mungkin (magistral, ofisial, dan special) , pada kasus
bentuk resep yang digunakan adalah bentuk special, karena obat yang berikan
merupakan obat kombinasi yang dimana memiliki nama dagang Duviral yang
merupakan kombinasi dari Zidovudin 300mg + Lamivudin 150 mg, dan dengan
obat kombinasi ini keuntungannya pasien hanya minum 1 jenis obat dan dapat
meningkatkan kepatuhan pasien dalam minum obat. (Resep di lampirkan di
belakang).
5) Berikan informasi mengenai pengobatan kepada pasien (efek, efek samping,
intruksi dan bahaya)
1. Zidovudin
- Efek : pengobatan infeksi HIV lanjut (AIDS), HIV awal dan HIV
asimtomatik dengan tanda-tanda risiko progresif, infeksi HIV asimtomatik
dan simtomatik pada anak dengan tanda-tanda imuno defisiensi yang
nyata; dapat dipertimbangkan untuk tansmisi HIV maternofetal
(mengobati wanita hamil dan bayi baru lahir); terapi kombinasi
antiretroviral untuk penanganan infeksi HIV pada pasien dewasa dan
anak-anak di atas 12 tahun.
- Efek samping : anemia, neutropenia, sakit kepala dan mual
- Intruksi : memberitahukan kepada pasien mengenai cara minum obat,
dimana obat zidovudine diminum 2 kali sehari pagi dan malam ,1 tablet
sebelum makan, selama 2 minggu.jika obat habis pasien diberitahukan
untuk datang kembali ke dokter untuk pemantauan klinis dan pemberian
terapi lanjut. Jika saat konsumsi obat terdapat keluhan seperti
mual,muntah sakit kepala maka dapat konsultasi kembali ke dokter.
- Bahaya : Ibu hamil dan ibu menyusui, pasien mengalami gangguan liver,
neutropenia dan/atau anemia berat; neonatus dengan hiper bilirubinemia
yang memerlukan terapi selain fototerapi atau dengan peningkatan
transaminase.
2. Lamivudine
- Efek : mengalami gangguan hati dan lactat asidosis.
- Efek samping : kekuningan mata dan kulit,urin warna gelap, fases hitam,
nyeri perut,mual,muntah,diare, penurunan BB, infeksi urinary, nyeri
abdominal.
- Instrusksi : memberitahukan kepada pasien mengenai cara minum obat,
dimana obat zidovudine diminum 2 kali sehari pagi dan malam ,1 tablet
sebelum makan, selama 2 minggu.jika obat habis pasien diberitahukan
untuk datang kembali ke dokter untuk pemantauan klinis dan pemberian
terapi lanjut. Jika saat konsumsi obat terdapat keluhan seperti
mual,muntah sakit kepala maka dapat konsultasi kembali ke dokter
- Bahaya : reaksi anaphylaksis, kemerahan pada mata, pada ibu hamil dan
orang menyusui.
3. Duviral
- Efek : obat antivius gabungan aktif terhadap HIV.
- Efek samping : efek samping dari obat Zidovudine dan Lamividene.
- Intruksi : memberitahukan kepada pasien mengenai cara minum obat,
dimana obat Duviral diminum 2 kali sehari pagi dan malam ,1 tablet
sebelum makan, selama 2 minggu.jika obat habis pasien diberitahukan
untuk datang kembali ke dokter untuk pemantauan klinis dan pemberian
terapi lanjut. Jika saat konsumsi obat terdapat keluhan seperti
mual,muntah sakit kepala maka dapat konsultasi kembali ke dokter.
- Bahaya : dapat memicu perkembangan neutropenia, anemia, dan
leukopenia. Dapat mengakibatkan pankreatitis, laktat asidosis, hepatitis C,
kekebalan pemulihan sinrom.

Referensi
FKUI. 2009. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Penerbit FKUI; Jakarta.

Kemenkes. 2011.Pedoman tatalaksana klinis infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral


pada orang dewasa. Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan penyehatan
Lingkungan.

Medscape.com. Zidovudine. Diaskes tanggal 3 april 2017,pukul 19.00

Drug.com Zidovudine. Diaskes tanggal 3 april 2017,pukul 19.00

Medscape.com. Lamivudine. Diaskes tanggal 3 april 2017,pukul 19.00

Drug.com Lamivudine. Diaskes tanggal 3 april 2017,pukul 19.00

Anda mungkin juga menyukai