TUGAS BESAR I
Disusun oleh
Anida Mauludina N 44152150
Jenny Risnia 4415215018
Toupan Bilal A 4415215078
1. PT. Model 2008 adalah perusahaan yang memproduksi dua jenis produk yaitu
Oscilloscope (O) dan Voltmeter (V).
3. Inspeksi 100% dilakukan setelah stasiun kerja Ass dan pengujian di laboratorium
terhadap produk O dan V dilakukan dengan mengambil sampel setiap 1 jam produksi.
4. Data waktu proses produksi pada masing-masing SK untuk produk tersebut dapat dilihat
pada Tabel 1(a) dan Tabel 1(b), dan data ongkos produksinya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1(a): Data Biaya Outsourcing Chasis per unit
Produk Harga
(rupiah)
O 50000
V 25000
*) proporsi biaya bahan baku CH dan CB untuk produk O masing-masing 0,35 : 0,65
**) proporsi biaya bahan baku CH dan CB untuk produk V masing-masing 0,3 : 0,7
5. Proyeksi permintaan pasar dari kedua produk di atas untuk 4 minggu ke depan diberikan
pada Tabel 3.
Tabel 3: Proyeksi Permintaan Produk - Minggu ke 1 s/d Minggu ke 4
6. Dari pengalaman masa lalu kesalahan pada proyeksi ramalan permintaan relatif besar,
yaitu 15-25% (ini merupakan Laporan dari Manajer Produksi).
7. Gudang untuk menyimpan produk O dan V memiliki kapasitas yang cukup untuk
memenuhi permintaan selama satu minggu produksi.
8. Ongkos inventori per minggu diestimasi sebesar 0,5% dari harga barang.
9. Dari laporan gudang diketahui bahwa persediaan pada awal minggu 1 untuk produk O
dan V masing-masing 400 unit dan 550 unit.
10. Data masa lalu menunjukkan bahwa rata-rata inventori per minggu adalah 300 unit untuk
produk O dan 500 unit untuk produk V.
11. Laporan dari bagian pengendalian kualitas menunjukkan bahwa persentase produk cacat
berkisar antara 1.5% sampai dengan 3% dari jumlah produksi per minggu.
12. Bahan baku dan komponen untuk produk tersebut selama ini mudah diperoleh dan dapat
memenuhi kebutuhan produksi, dengan harga yang sedikit mengalami kenaikan sebesar
10-30%, karena pengaruh inflasi dan kenaikan harga BBM.
14. Dalam rangka memperkuat posisi sebagai market leader, perusahaan akan memenuhi
permintaan pasar dengan harga dan kualitas yang bersaing.
15. Perusahaan juga bertujuan untuk meningkatkan keuntungan agar dapat terus tumbuh dan
berkembang. Dengan memperhatikan tujuan perusahaan tersebut, manajer produksi
sekarang ini sedang merencanakan produksi pabriknya untuk 4 minggu ke depan.
16. Manager Pemasaran menekankan perlunya memaksimasi layanan kepada konsumen atau
dengan kata lain permintaan produk untuk setiap minggu harus dapat dipenuhi pada
minggu tersebut. Karena hal ini merupakan faktor kunci agar perusahaan dapat
mempertahankan pangsa pasarnya.
17. Direksi perusahaan menetapkan program cost reduction dalam rangka memelihara dan
meningkatkan tingkat keuntungan, karena harga produk sangat tergantung pada kondisi
persaingan - tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan.
18. Sasaran dari program ini untuk tahun 2008 adalah pengurangan biaya overhead
perusahaan sebesar 10-25%.
19. Untuk mencapai target itu, pimpinan perusahaan menggalakkan program perbaikan
proses secara berkelanjutan untuk seluruh proses bisnis perusahaan. Program insentif
yang menarik disediakan kepada individu maupun Gugus Kendali Mutu/Tim Kendali
Mutu yang saran perbaikannya dapat menurunkan ongkos. Hasil dari program ini
diharapkan terjadi pada awal minggu ke 1.
20. Apabila permintaan tidak dapat dipenuhi maka akan terjadi kehilangan penjualan karena
konsumen akan membeli produk O maupun V, yang diproduksi oleh perusahaan lain.
21. Dan ini akan menyebabkan perusahaan akan mengalami tidak saja kehilangan
keuntungan per unit tapi juga reputasi (besar kehilangan ini diperkirakan (setara dengan)
3-4 kali dari keuntungan per unit).
22. Isu lain yang perlu diperhatikan adalah munculnya beberapa perusahaan pesaing yang
menawarkan harga yang bersaing juga menjadi ancaman bagi perusahaan.
23. Direksi perusahaan mengambil kebijakan tentang perlunya meminimumkan terjadinya
kehilangan penjualan (karena hal ini menentukan daya saingan perusahaan-faktor
strategis) dan juga melakukan program pengurangan ongkos produksi.
24. Direktur Utama perusahaan meminta Direktur Produksi untuk memperhatikan hal
tersebut dalam membuat rencana produksi mingguannya dan kegiatan operasi
produksinya.
25. Dalam rapat produksi mingguan, Direktur Produksi menyampaikan hasil rapat direksi
dan meminta Manajer Produksi untuk menyelesaikan masalah agar semua permintaan
dapat dipenuhi dengan ongkos yang minimum, yang meliputi tidak saja ongkos produksi,
overhead dan inventori tapi juga ongkos yang diakibatkan karena kehilangan penjualan.
26. Direktur Produksi juga meminta kepada Manajer Produksi untuk menjajaki kemungkinan
menggunakan outsourcing jika kapasitas pabrik tidak mencukupi. Subkontrak pekerjaan
dapat dilakukan untuk Chasis dan Circuit Board ke industri kecil elektronik dengan
jumlah pemesanan minimal 100 unit dan merupakan kelipatan 50 unit.
27. Dari survai yang dilakukan, diperoleh bahwa ongkos pengerjaan per unit cukup
kompetitif (yaitu 82.5% dari ongkos PT. Model 2008), namun karena unit yang
dikerjakan oleh pihak luar harus diinspeksi 100%, agar produk cacat mendekati 0%,
maka ongkos produksi mencapai 107 % dari ongkos produksi PT. Model 2008 (bahan
baku disediakan oleh PT. Model 2008).
28. Disamping itu, Direktur Produksi memiliki suatu gagasan yang lain yaitu memasok saja
komponen Circuit Board dan Chasis dari IKM (Industri Kecil dan Menengah). Untuk itu
perusahaan harus melakukan kerja sama jangka panjang (collaborative relationships)
dengan beberapa industri kecil elektronik.
29. Divisi CB dan CH ditutup dan karyawannya dipindahkan ke Divisi Final Assembly dan
Quality Control dari komponen yang dipasok sehingga kapasitas (waktu produksi
tersedia) untuk Divisi Assembly dapat bertambah menjadi 1,5-2,0 kali.
30. Harga komponen Circuit Board dan Chasis per unit diperkirakan lebih kecil dari ongkos
produksi per unit jika komponen dibuat sendiri. Akan tetapi pemindahan karyawan ke
Divisi lainnya memerlukan proses belajar sehingga diperlukan kegiatan training, selain
itu rencana ini dapat menyebabkan production lost akibat penataan ulang tata letak
pabrik.
31. Kerugian akibat production lost tidak ada karena penataan ulang pabrik dilakukan pada
hari Sabtu dan Minggu. Tapi perusahaan harus mengeluarkan biaya pelatihan yang
diperkirakan sebesar 30 juta rupiah. Program collaborative relationships ini
membutuhkan waktu 4 minggu untuk merealisasikannya.
32. perusahaan juga melakukan kolaborasi dengan 3 distributor produk O dan V. Dengan
kolaborasi ini, PT Model mendapatkan akses tentang data persediaan (termasuk juga
sistem persediaan yang diterapkan) dan data penjualan dari setiap distributor, sehingga
permintaan dari setiap distributor dapat diketahui dengan pasti.
1. Stakeholder internal
a. Direktur utama
b. Direktur Produksi
c. Manajer Produksi
d. Manajer Pemasaran
e. Tim Pengendalian Kualitas
f. Tim Kendali Mutu
g. Karyawan Produksi
2. Stakeholder eksternal
a. Pelanggan
b. Supplier Subkontrak
c. Distributor
d. Industri Kecil
e. Pesaing
Dari pengalaman masa lalu kesalahan pada proyeksi ramalan permintaan relatif besar,
yaitu 15-25%.
Dari laporan gudang diketahui bahwa persediaan pada awal minggu 1 untuk produk O
dan V masing-masing 400 unit dan 550 unit.
Data masa lalu menunjukkan bahwa rata-rata inventori per minggu adalah 300 unit
untuk produk O dan 500 unit untuk produk V.
Stakeholder: Manajer Produksi
2. Dalam rangka memperkuat posisi sebagai market leader, perusahaan akan memenuhi
permintaan pasar dengan harga dan kualitas yang bersaing. Namun, persentase produk
cacat berkisar antara 1.5% sampai dengan 3% dari jumlah produksi per minggu, harga
bahan baku dan komponen mengalami kenaikan sebesar 10-30%.
Stakeholder: Manajer Produksi & Tim Pengendalian Kualitas
3. Perusahaan akan memenuhi permintaan pasar dengan harga dan kualitas yang bersaing.
Namun Divisi CB dan CH ditutup dan karyawannya dipindahkan ke Divisi Final
Assembly dan Quality Control. Perusahaan harus mengeluarkan biaya pelatihan yang
diperkirakan sebesar 30 juta rupiah. Pemindahan karyawan ke Divisi lainnya memerlukan
proses belajar sehingga diperlukan kegiatan training.
Stakeholder: Direktur Produksi
Masalah yang ada pada PT Model sebagian besar terletak pada divisi Produksi, yaitu:
1. Kesalahan pada proyeksi ramalan permintaan relatif besar, yaitu 15-25%.
2. Persentase produk cacat berkisar antara 1.5% sampai dengan 3% dari jumlah produksi
per minggu.
3. Harga bahan baku dan komponen mengalami kenaikan sebesar 10-30%.
Kesimpulannya adalah adanya peningkatan biaya produksi dikarenakan kenaikan bahan
baku dan produk cacat yang cukup banyak. Apabila kebutuhan pasar tidak terpenuhi, maka akan
mengakibatkan perusahaan kehilangan keuntungan per unit serta juga hilangnya reputasi di
pasaran diperkirakan setara dengan 3-4 kali dari keuntungan per unit. Disamping itu terdapat
perusahaan pesaing yang menawarkan produk dengan harga lebih murah.
1. Wider System
Wider System pada PT Model adalah system optimalisasi pada harga dan kualitas
produk.
2. Narrow System
Narrow System pada PT Model adalah system untuk meminimalisasi biaya produksi.
Yang terdiri dari system minimalisir biaya overhead, dan system pemenuhan
permintaan pelanggan.
Tujuan studi PT Model untuk mengetahui sistem produksi yang optimal dari pembuatan
produk Oscilocope dan Voltmeter melalui perencanaan dan pengendalian produksi
dimana proses produksi melibatkan tiga stasiun kerja dan mengoptimalkan biaya
produksi dalam memenuhi permintaan.
Ukuran performansi dari sistem adalah untuk meneliti penjadwalan stasiun kerja yang
optimal berdasarkan waktu proses pada setiap stasiun kerja dan total biaya keseluruhan
pada perusahaan,sesuai dengan tujuan perusahaan PT Model untuk meningkatkan
keuntungan agar dapat terus tumbuh dan berkembang, memaksimasi layanan kepada
konsumen atau permintaan produk untuk setiap minggu harus dipenuhi pada minggu
tersebut, biaya pembelian material agar dapat memenuhi kebutuhan produksi, biaya
produksi yang minimum, biaya overhead yang minimum, penentuan harga yang relative
lebih murah dari pesaing, penentuan kualitas produk yang bersaing, jumlah produk untuk
pemenuhan permintaan konsumen.
Profit Output
Total Demand
Harga jual
Total waktu
memenuhi
Demand O Demand V demand
Kapasitas
lembur
Harga Bahan
Harga Bahan baku v Total kapasitas Pendapatan
baku O jam kerja
(reguler)
Total biaya
reguler
Total Biaya
Bahan Baku
Total biaya
Total demand kapasitas
Biaya
yang tidak terpenuhi
subkontrak
Biaya terpenuhi
Outsourching
Biaya inventory
Total biaya
subkontrak
Biaya total
kapasitas tidak
terpenuhi Biaya tenaga
kerja
Total Biaya LR
Keuntungan
3.3 Horison Waktu
Horison waktu yang dipakai oleh PT Model yaitu horizon waktu jangka panjang,
dikarenakan perusahaan ingin mencapai kondisi perusahaan yang butuh waktu panjang
dalam pencapaiannya, diantaranya memenuhi demand konsumen dan juga terdapat
kebijakan kerjasama jangka panjang dengan perusahaan supplier dan distributor.
Sistem yang ada di PT. Model 2008 memiliki karakteristik white box, karena di
dalamnya tidak hanya input dan outputnya saja yang terlihat, melainkan semua persoalan
yang dapat mempengaruhi hasil. Hal ini ditunjukkan melalui alat dan data statistik yang
ditampilkan sehingga dapat menjadi alat bantu dalam memprediksikan fenomena yang
berhubungan.
Model sistem statis merupakan model sistem yang tetap atau tidak akan berubah-ubah
walaupun lingkungan yang ada berubah. Sedangkan model sistem dinamis adalah model
sistem yang bisa berubah menyesuaikan dari lingkungan yang ada. PT Model 2008
menggunakan model sistem dinamis. Hal ini dapat dilihat karena PT. Model 2008
melakukan perubahan sistem demi memenuhi kebutuhan pasarnya, Hal ini dapat dilihat
dari awal mula nya produksi Chasis dan Circuit Board dilakukan sendiri oleh perusahaan
lalu menerapkan sistem Sub Kontrak sehingga Divisi dari komponen tersebut ditutup dan
tenaga kerja dipindahkan ke Divisi Final Assembly dan Quality Control.
Pada PT Model, system yang terjadi adalah sistem kontinyu. Karena status yang terjadi
pada PT Model terjadi berubah secara kontinyu terhadap waktu. Status yang terjadi
secara kontinyu itu secara bersamaan mempengaruhi keberadaan PT Model. Misal hal
yang terjadi adalah seperti biaya kebutuhan produksi yang mengalami kenaikan sebesar
3-10% dari biaya per bulan.
Pada kasus PT Model ini , termasuk system deterministic karena semua aspek yang
diperlukan oleh perusahaan sudah disiapkan dengan detail, seperti kapasitas jam kerja,
kapasitas inventory, data ongkos produksi dan harga jual, serta proyeksi permintaan
produk dan biaya bahan baku. Dari semua aspek ini, berarti perusahaan mempunyai input
dan output yang sudah jelas sehingga perusahaan dapat memilih target-target yang harus
dilakukan untuk mengembangkan perusahaan.
Suatu sistem dapat dikategorikan sebagai sebuah sistem terbuka atau sistem
tertutup.Sistem tertutup adalah sebuah sistem yang tidak menerima apapun dari
lingkungannya, dan tidak memberikan apapun kepada lingkungannya. Sistem jenis ini
tidak memiliki input maupun output. Dalam kehidupan nyata, tidak benar-benar ada yang
disebut sistem tertutup. Sistem nyata manapun memiliki sebuah lingkungan dimana ia
berinteraksi dengannya, sekalipun hanya dalam porsi yang sangat kecil.
Pada PT Model 2008 ini memggunakan model sistem Open karena sistem pada
perusahaan ini dapat terbuka terhadap lingkungan-lingkungan yang ada. Dimulai dari
banyaknya kebijakan dari atasan untuk melakukan perubahan dan pembaruan agar sistem
semakin membaik dari hari ke hari dan ini merupakan pengaruh dari lingkungan
sekitar.Lalu lingkungan internal perusahaan seperti banyak karyawan untuk
memproduksi, kemampuan perusahaan dalam meproduksi untuk memenuhi permintaan,
kebijakan-kebijakan perusahaan. Dan lingkungan eksternal seperti harga bahan baku,
jumlah permintaan, persaingan pada perusahaan lain dengan harga yang lebih murah.
Dari pengaruh lingkungan tersebut akan menghasilkan sistem yang saat ini telah dibuat
PT Model 2008.