Anda di halaman 1dari 16

TUGAS

PEMODELAN DAN SIMULASI KOMPUTER

TUGAS BESAR I

Disusun oleh
Anida Mauludina N 44152150
Jenny Risnia 4415215018
Toupan Bilal A 4415215078

KELAS REGULER KHUSUS


FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
1.1 Data dan Fakta Umum
Data dan dakta umum yang dapat diketahui dari PT. Model adalah:

1. PT. Model 2008 adalah perusahaan yang memproduksi dua jenis produk yaitu
Oscilloscope (O) dan Voltmeter (V).

2. Stasiun Kerja PT MODEL 2008


a. SK Circuit Board (CB)
b. SK Chasis (CH)
c. SK Final Assembly (Ass)

3. Inspeksi 100% dilakukan setelah stasiun kerja Ass dan pengujian di laboratorium
terhadap produk O dan V dilakukan dengan mengambil sampel setiap 1 jam produksi.

4. Data waktu proses produksi pada masing-masing SK untuk produk tersebut dapat dilihat
pada Tabel 1(a) dan Tabel 1(b), dan data ongkos produksinya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1(a): Data Biaya Outsourcing Chasis per unit

Produk Harga
(rupiah)

O 50000

V 25000

Tabel 1(b): Kapasitas Jam Kerja


Stasiun Kerja Jam Kerja Reguler per Minggu
Catatan: Jam kerja lembur tersedia
Chasis 750 sebesar maksimum 50% dari jam kerja
reguler. Ongkos tenaga kerja pada jam
Circuit Board 750
kerja lembur sebesar 1,25 kali ongkos
F. Assembly 1500 jam kerja reguler.
Tabel 2: Data Ongkos Produksi dan Harga Jual
Uraian Produk O Produk V

Harga Jual (Rp./Unit) 475.000 250.000

Ongkos B. Baku(Rp./Unit) 150.000*) 50.000**)

Ongkos Tenaga Kerja(Rp./jam) 7500 7500

Overhead (Rp./unit) 15.000 12.000

*) proporsi biaya bahan baku CH dan CB untuk produk O masing-masing 0,35 : 0,65

**) proporsi biaya bahan baku CH dan CB untuk produk V masing-masing 0,3 : 0,7

5. Proyeksi permintaan pasar dari kedua produk di atas untuk 4 minggu ke depan diberikan
pada Tabel 3.
Tabel 3: Proyeksi Permintaan Produk - Minggu ke 1 s/d Minggu ke 4

Jenis Minggu ke Minggu ke Minggu ke 3


Minggu ke 4
Produk 1 2

Produk O 1650 2100 950 1800

Produk V 3200 2750 2900 2600

6. Dari pengalaman masa lalu kesalahan pada proyeksi ramalan permintaan relatif besar,
yaitu 15-25% (ini merupakan Laporan dari Manajer Produksi).

7. Gudang untuk menyimpan produk O dan V memiliki kapasitas yang cukup untuk
memenuhi permintaan selama satu minggu produksi.

8. Ongkos inventori per minggu diestimasi sebesar 0,5% dari harga barang.

9. Dari laporan gudang diketahui bahwa persediaan pada awal minggu 1 untuk produk O
dan V masing-masing 400 unit dan 550 unit.

10. Data masa lalu menunjukkan bahwa rata-rata inventori per minggu adalah 300 unit untuk
produk O dan 500 unit untuk produk V.

11. Laporan dari bagian pengendalian kualitas menunjukkan bahwa persentase produk cacat
berkisar antara 1.5% sampai dengan 3% dari jumlah produksi per minggu.
12. Bahan baku dan komponen untuk produk tersebut selama ini mudah diperoleh dan dapat
memenuhi kebutuhan produksi, dengan harga yang sedikit mengalami kenaikan sebesar
10-30%, karena pengaruh inflasi dan kenaikan harga BBM.

13. Pangsa pasar perusahaan saat ini adalah 67,3%.

14. Dalam rangka memperkuat posisi sebagai market leader, perusahaan akan memenuhi
permintaan pasar dengan harga dan kualitas yang bersaing.

15. Perusahaan juga bertujuan untuk meningkatkan keuntungan agar dapat terus tumbuh dan
berkembang. Dengan memperhatikan tujuan perusahaan tersebut, manajer produksi
sekarang ini sedang merencanakan produksi pabriknya untuk 4 minggu ke depan.

16. Manager Pemasaran menekankan perlunya memaksimasi layanan kepada konsumen atau
dengan kata lain permintaan produk untuk setiap minggu harus dapat dipenuhi pada
minggu tersebut. Karena hal ini merupakan faktor kunci agar perusahaan dapat
mempertahankan pangsa pasarnya.

17. Direksi perusahaan menetapkan program cost reduction dalam rangka memelihara dan
meningkatkan tingkat keuntungan, karena harga produk sangat tergantung pada kondisi
persaingan - tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan.

18. Sasaran dari program ini untuk tahun 2008 adalah pengurangan biaya overhead
perusahaan sebesar 10-25%.

19. Untuk mencapai target itu, pimpinan perusahaan menggalakkan program perbaikan
proses secara berkelanjutan untuk seluruh proses bisnis perusahaan. Program insentif
yang menarik disediakan kepada individu maupun Gugus Kendali Mutu/Tim Kendali
Mutu yang saran perbaikannya dapat menurunkan ongkos. Hasil dari program ini
diharapkan terjadi pada awal minggu ke 1.

20. Apabila permintaan tidak dapat dipenuhi maka akan terjadi kehilangan penjualan karena
konsumen akan membeli produk O maupun V, yang diproduksi oleh perusahaan lain.

21. Dan ini akan menyebabkan perusahaan akan mengalami tidak saja kehilangan
keuntungan per unit tapi juga reputasi (besar kehilangan ini diperkirakan (setara dengan)
3-4 kali dari keuntungan per unit).

22. Isu lain yang perlu diperhatikan adalah munculnya beberapa perusahaan pesaing yang
menawarkan harga yang bersaing juga menjadi ancaman bagi perusahaan.
23. Direksi perusahaan mengambil kebijakan tentang perlunya meminimumkan terjadinya
kehilangan penjualan (karena hal ini menentukan daya saingan perusahaan-faktor
strategis) dan juga melakukan program pengurangan ongkos produksi.

24. Direktur Utama perusahaan meminta Direktur Produksi untuk memperhatikan hal
tersebut dalam membuat rencana produksi mingguannya dan kegiatan operasi
produksinya.

25. Dalam rapat produksi mingguan, Direktur Produksi menyampaikan hasil rapat direksi
dan meminta Manajer Produksi untuk menyelesaikan masalah agar semua permintaan
dapat dipenuhi dengan ongkos yang minimum, yang meliputi tidak saja ongkos produksi,
overhead dan inventori tapi juga ongkos yang diakibatkan karena kehilangan penjualan.

26. Direktur Produksi juga meminta kepada Manajer Produksi untuk menjajaki kemungkinan
menggunakan outsourcing jika kapasitas pabrik tidak mencukupi. Subkontrak pekerjaan
dapat dilakukan untuk Chasis dan Circuit Board ke industri kecil elektronik dengan
jumlah pemesanan minimal 100 unit dan merupakan kelipatan 50 unit.

27. Dari survai yang dilakukan, diperoleh bahwa ongkos pengerjaan per unit cukup
kompetitif (yaitu 82.5% dari ongkos PT. Model 2008), namun karena unit yang
dikerjakan oleh pihak luar harus diinspeksi 100%, agar produk cacat mendekati 0%,
maka ongkos produksi mencapai 107 % dari ongkos produksi PT. Model 2008 (bahan
baku disediakan oleh PT. Model 2008).

28. Disamping itu, Direktur Produksi memiliki suatu gagasan yang lain yaitu memasok saja
komponen Circuit Board dan Chasis dari IKM (Industri Kecil dan Menengah). Untuk itu
perusahaan harus melakukan kerja sama jangka panjang (collaborative relationships)
dengan beberapa industri kecil elektronik.

29. Divisi CB dan CH ditutup dan karyawannya dipindahkan ke Divisi Final Assembly dan
Quality Control dari komponen yang dipasok sehingga kapasitas (waktu produksi
tersedia) untuk Divisi Assembly dapat bertambah menjadi 1,5-2,0 kali.

30. Harga komponen Circuit Board dan Chasis per unit diperkirakan lebih kecil dari ongkos
produksi per unit jika komponen dibuat sendiri. Akan tetapi pemindahan karyawan ke
Divisi lainnya memerlukan proses belajar sehingga diperlukan kegiatan training, selain
itu rencana ini dapat menyebabkan production lost akibat penataan ulang tata letak
pabrik.
31. Kerugian akibat production lost tidak ada karena penataan ulang pabrik dilakukan pada
hari Sabtu dan Minggu. Tapi perusahaan harus mengeluarkan biaya pelatihan yang
diperkirakan sebesar 30 juta rupiah. Program collaborative relationships ini
membutuhkan waktu 4 minggu untuk merealisasikannya.

32. perusahaan juga melakukan kolaborasi dengan 3 distributor produk O dan V. Dengan
kolaborasi ini, PT Model mendapatkan akses tentang data persediaan (termasuk juga
sistem persediaan yang diterapkan) dan data penjualan dari setiap distributor, sehingga
permintaan dari setiap distributor dapat diketahui dengan pasti.

33. Penggunaan Sumber Daya Per Produk


1.2 Interest Stakeholder
Jika diamati secara baik-baik, maka perusahaan memiliki 2 jenis stakeholder, yaitu:

1. Stakeholder internal
a. Direktur utama
b. Direktur Produksi
c. Manajer Produksi
d. Manajer Pemasaran
e. Tim Pengendalian Kualitas
f. Tim Kendali Mutu
g. Karyawan Produksi

2. Stakeholder eksternal
a. Pelanggan
b. Supplier Subkontrak
c. Distributor
d. Industri Kecil
e. Pesaing

1.3 Gap (Celah)


Dari kasus PT.Model TI ini deskripsi celahnya (gap) adalah sebagai berikut :
1. Pangsa Pasar perusahaan saat ini adalah 67,3%. Dan proyeksi permintaan pasar dari
kedua produk di atas untuk 4 minggu ke depan diberikan pada Tabel 3.

Tabel 3: Proyeksi Permintaan Produk - Minggu ke 1 s/d Minggu ke 4


Sedangkan,

Jenis Minggu ke Minggu ke Minggu ke 3


Minggu ke 4
Produk 1 2

Produk O 1650 2100 950 1800

Produk V 3200 2750 2900 2600

Dari pengalaman masa lalu kesalahan pada proyeksi ramalan permintaan relatif besar,
yaitu 15-25%.
Dari laporan gudang diketahui bahwa persediaan pada awal minggu 1 untuk produk O
dan V masing-masing 400 unit dan 550 unit.
Data masa lalu menunjukkan bahwa rata-rata inventori per minggu adalah 300 unit
untuk produk O dan 500 unit untuk produk V.
Stakeholder: Manajer Produksi
2. Dalam rangka memperkuat posisi sebagai market leader, perusahaan akan memenuhi
permintaan pasar dengan harga dan kualitas yang bersaing. Namun, persentase produk
cacat berkisar antara 1.5% sampai dengan 3% dari jumlah produksi per minggu, harga
bahan baku dan komponen mengalami kenaikan sebesar 10-30%.
Stakeholder: Manajer Produksi & Tim Pengendalian Kualitas

3. Perusahaan akan memenuhi permintaan pasar dengan harga dan kualitas yang bersaing.
Namun Divisi CB dan CH ditutup dan karyawannya dipindahkan ke Divisi Final
Assembly dan Quality Control. Perusahaan harus mengeluarkan biaya pelatihan yang
diperkirakan sebesar 30 juta rupiah. Pemindahan karyawan ke Divisi lainnya memerlukan
proses belajar sehingga diperlukan kegiatan training.
Stakeholder: Direktur Produksi

4. Manager Pemasaran menekankan perlunya memaksimasi layanan kepada konsumen atau


dengan kata lain permintaan produk untuk setiap minggu harus dapat dipenuhi pada
minggu tersebut. Tetapi program collaborative relationships ini membutuhkan waktu 4
minggu untuk merealisasikannya.
Stakeholder: Direktur Produksi & Manajer Pemasaran
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH

2.1 Penemuan Masalah

Masalah yang ada pada PT Model sebagian besar terletak pada divisi Produksi, yaitu:
1. Kesalahan pada proyeksi ramalan permintaan relatif besar, yaitu 15-25%.
2. Persentase produk cacat berkisar antara 1.5% sampai dengan 3% dari jumlah produksi
per minggu.
3. Harga bahan baku dan komponen mengalami kenaikan sebesar 10-30%.
Kesimpulannya adalah adanya peningkatan biaya produksi dikarenakan kenaikan bahan
baku dan produk cacat yang cukup banyak. Apabila kebutuhan pasar tidak terpenuhi, maka akan
mengakibatkan perusahaan kehilangan keuntungan per unit serta juga hilangnya reputasi di
pasaran diperkirakan setara dengan 3-4 kali dari keuntungan per unit. Disamping itu terdapat
perusahaan pesaing yang menawarkan produk dengan harga lebih murah.

2.2 Formulasi Masalah

Berikut formulasi penyelesaian masalah:


1. Direksi perusahaan menetapkan program cost reduction dalam rangka memelihara
dan meningkatkan tingkat keuntungan, karena harga produk sangat tergantung pada
kondisi persaingan - tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan.
2. Program insentif yang menarik disediakan kepada individu maupun Gugus Kendali
Mutu/Tim Kendali Mutu yang saran perbaikannya dapat menurunkan ongkos.
3. Direksi perusahaan mengambil kebijakan tentang perlunya meminimumkan
terjadinya kehilangan penjualan.
4. Direktur Produksi juga meminta kepada Manajer Produksi untuk menjajaki
kemungkinan menggunakan outsourcing jika kapasitas pabrik tidak mencukupi.
5. Direktur Produksi memiliki suatu gagasan yang lain yaitu memasok saja komponen
Circuit Board dan Chasis dari IKM (Industri Kecil dan Menengah).
6. Perusahaan juga melakukan kolaborasi dengan 3 distributor produk O dan V.

2.3 Wider System dan Narrow System

1. Wider System
Wider System pada PT Model adalah system optimalisasi pada harga dan kualitas
produk.
2. Narrow System
Narrow System pada PT Model adalah system untuk meminimalisasi biaya produksi.
Yang terdiri dari system minimalisir biaya overhead, dan system pemenuhan
permintaan pelanggan.

2.4 Problem Owner, User, Customer dan Problem Solver

1. Problem Owner adalah Manajer Produksi, dikarenakan kesalahan peramalan sehingga


mengalami kekurangan stok.
2. Problem User adalah Karyawan Produksi dikarenakan tidak sanggup untuk
memenuhi permintaan.
3. Problem Customer adalah Pelanggan dikarenakan mereka membutuhkan produk yang
dibuat oleh PT Model
4. Problem Solver adalah Kami sebagai konsultan yang diperuntukkan memperbaiki
system perusahaan.

2.5 Tujuan Studi

Tujuan studi PT Model untuk mengetahui sistem produksi yang optimal dari pembuatan
produk Oscilocope dan Voltmeter melalui perencanaan dan pengendalian produksi
dimana proses produksi melibatkan tiga stasiun kerja dan mengoptimalkan biaya
produksi dalam memenuhi permintaan.

2.6 Ukuran Performansi

Ukuran performansi dari sistem adalah untuk meneliti penjadwalan stasiun kerja yang
optimal berdasarkan waktu proses pada setiap stasiun kerja dan total biaya keseluruhan
pada perusahaan,sesuai dengan tujuan perusahaan PT Model untuk meningkatkan
keuntungan agar dapat terus tumbuh dan berkembang, memaksimasi layanan kepada
konsumen atau permintaan produk untuk setiap minggu harus dipenuhi pada minggu
tersebut, biaya pembelian material agar dapat memenuhi kebutuhan produksi, biaya
produksi yang minimum, biaya overhead yang minimum, penentuan harga yang relative
lebih murah dari pesaing, penentuan kualitas produk yang bersaing, jumlah produk untuk
pemenuhan permintaan konsumen.

2.7 Alternatif Tindakan/Variabel Keputusan

1. Memenuhi permintaan pasar dengan harga dan kualitas yang bersaing.


2. Perusahaan merencanakan proses produksi pabriknya untuk 4 minggu ke depan.
3. Memaksimasi layanan kepada konsumen dengan memenuhi permintaan konsumen
setiap minggu.
4. Menetapkan cost reduction dengan mengurangi ongkos produksi dan inventori serta
biaya overhead perusahaan sebesar 10-25%.
5. Menggalakkan perbaikan proses secara berkelanjutan untuk seluruh ongkos bisnis.
6. Meminimumkan terjadinya kehilangan penjualan.
7. Menggunakan outsourching jika kapasitas pabrik tidak mencukupi, memasok
komponen circuit board dan chasis dari luar perusahaan.
8. Melakukan kerja sama jangka panjang (collaborative relationship) dengan beberapa
industri kecil elektronik.
9. Melakukan kolaborasi dengan semua distributor (3 distributor) produk oscilocope
dan voltmeter.
BAB III
SISTEM RELEVAN

3.1 Pendekatan untuk Menjelaskan Sistem Relevan, Lingkungan, I/O,


Komponen
Aspek Identifikasi

Permintaan Pasar Input (uncontrollable)

Presentase Produk Cacat Input (uncontrollable)

Fraksi Produk Cacat Input (uncontrollable)

Kenaikan Harga Bahan Baku dan Komponen Input (uncontrollable)

Dinamika Bisnis Input (uncontrollable)

Kapasitas Gudang Input (controllable)

Kapasitas Produksi Input (controllable)

Jam Kerja Input (controllable)

Waktu Proses assembly Input (controllable)

Biaya Outsourcing per unit Input (controllable)

Biaya Produksi Input (controllable)

Biaya Pelatihan Input (controllable)

Oscilloscope (O) Output

Voltmeter (V) Output

Profit Output

Harga Jual Per unit Output

Total Biaya per Unit Output

Stasiun Kerja Component

Biaya Lost Sales Component

Jumlah Demand Component


Biaya Inventori Component

Biaya Overhead Component

Biaya Bahan Baku Component

Biaya Tenaga Kerja Component

Proses Produksi Sub-System

Inspeksi dan Pengujian Sub-System

Upaya Optimasi Sub-System

Kesalahan Proyeksi Error


3.2 Influence Diagram

Total Demand

Harga jual
Total waktu
memenuhi
Demand O Demand V demand

Kapasitas
lembur
Harga Bahan
Harga Bahan baku v Total kapasitas Pendapatan
baku O jam kerja
(reguler)

Biaya bahan Biaya bahan Biaya tenaga


Biaya lembur
baku O baku V kerja (reguler)
Total biaya
lembur

Total biaya
reguler
Total Biaya
Bahan Baku

Total biaya
Total demand kapasitas
Biaya
yang tidak terpenuhi
subkontrak
Biaya terpenuhi
Outsourching

Biaya inventory

Total biaya
subkontrak

Total Biaya Total biaya


Inventory Outsourching

Biaya total
kapasitas tidak
terpenuhi Biaya tenaga
kerja

Biaya tata letak


Biaya training
Biaya produksi
Biaya overhead

Total Biaya LR

Total biaya PT.


Model

Keuntungan
3.3 Horison Waktu

Horison waktu yang dipakai oleh PT Model yaitu horizon waktu jangka panjang,
dikarenakan perusahaan ingin mencapai kondisi perusahaan yang butuh waktu panjang
dalam pencapaiannya, diantaranya memenuhi demand konsumen dan juga terdapat
kebijakan kerjasama jangka panjang dengan perusahaan supplier dan distributor.

3.4 White / Black Box

Sistem yang ada di PT. Model 2008 memiliki karakteristik white box, karena di
dalamnya tidak hanya input dan outputnya saja yang terlihat, melainkan semua persoalan
yang dapat mempengaruhi hasil. Hal ini ditunjukkan melalui alat dan data statistik yang
ditampilkan sehingga dapat menjadi alat bantu dalam memprediksikan fenomena yang
berhubungan.

3.5 Statis / Dinamis

Model sistem statis merupakan model sistem yang tetap atau tidak akan berubah-ubah
walaupun lingkungan yang ada berubah. Sedangkan model sistem dinamis adalah model
sistem yang bisa berubah menyesuaikan dari lingkungan yang ada. PT Model 2008
menggunakan model sistem dinamis. Hal ini dapat dilihat karena PT. Model 2008
melakukan perubahan sistem demi memenuhi kebutuhan pasarnya, Hal ini dapat dilihat
dari awal mula nya produksi Chasis dan Circuit Board dilakukan sendiri oleh perusahaan
lalu menerapkan sistem Sub Kontrak sehingga Divisi dari komponen tersebut ditutup dan
tenaga kerja dipindahkan ke Divisi Final Assembly dan Quality Control.

3.6 Diskrit / Kontinyu

Pada PT Model, system yang terjadi adalah sistem kontinyu. Karena status yang terjadi
pada PT Model terjadi berubah secara kontinyu terhadap waktu. Status yang terjadi
secara kontinyu itu secara bersamaan mempengaruhi keberadaan PT Model. Misal hal
yang terjadi adalah seperti biaya kebutuhan produksi yang mengalami kenaikan sebesar
3-10% dari biaya per bulan.

3.7 Deterministik / Probabilistik

Pada kasus PT Model ini , termasuk system deterministic karena semua aspek yang
diperlukan oleh perusahaan sudah disiapkan dengan detail, seperti kapasitas jam kerja,
kapasitas inventory, data ongkos produksi dan harga jual, serta proyeksi permintaan
produk dan biaya bahan baku. Dari semua aspek ini, berarti perusahaan mempunyai input
dan output yang sudah jelas sehingga perusahaan dapat memilih target-target yang harus
dilakukan untuk mengembangkan perusahaan.

3.8 Open / Closed

Suatu sistem dapat dikategorikan sebagai sebuah sistem terbuka atau sistem
tertutup.Sistem tertutup adalah sebuah sistem yang tidak menerima apapun dari
lingkungannya, dan tidak memberikan apapun kepada lingkungannya. Sistem jenis ini
tidak memiliki input maupun output. Dalam kehidupan nyata, tidak benar-benar ada yang
disebut sistem tertutup. Sistem nyata manapun memiliki sebuah lingkungan dimana ia
berinteraksi dengannya, sekalipun hanya dalam porsi yang sangat kecil.
Pada PT Model 2008 ini memggunakan model sistem Open karena sistem pada
perusahaan ini dapat terbuka terhadap lingkungan-lingkungan yang ada. Dimulai dari
banyaknya kebijakan dari atasan untuk melakukan perubahan dan pembaruan agar sistem
semakin membaik dari hari ke hari dan ini merupakan pengaruh dari lingkungan
sekitar.Lalu lingkungan internal perusahaan seperti banyak karyawan untuk
memproduksi, kemampuan perusahaan dalam meproduksi untuk memenuhi permintaan,
kebijakan-kebijakan perusahaan. Dan lingkungan eksternal seperti harga bahan baku,
jumlah permintaan, persaingan pada perusahaan lain dengan harga yang lebih murah.
Dari pengaruh lingkungan tersebut akan menghasilkan sistem yang saat ini telah dibuat
PT Model 2008.

Anda mungkin juga menyukai