Anda di halaman 1dari 30

WHY DO 

FIRMS 
CLUSTER?
KELOMPOK 2
NADYA INDRASWARI 165020100111013
ANAS NAUFALLANI 165020100111015
RAFI SHABRI MULYAWAN 165020100111022
SELFY YUNITA DEWI 165020101111010
SHEM DWI NEHEMIA 165020101111019
GALANG IHSAN 165020101111059
SHARING INTERMEDIATE 
INPUTS
• Dresses and Buttons

• High-Technology Firms

• Intermediate Inputs in the Movie Industry


Dresses 
• Production is subject to economies of scale

Menggunakan input dan tenaga


and  kerja tak terpisahkan, biaya per
Buttons kancing berkurang seiring
bertambahnya kuantitas.
Skala ekonomi relatif besar
terhadap permintaan kancing
dari penjahit individu, jadi
pembuat pakaian tidak akan
menghasilkannya kancing
sendiri tetapi akan membelinya
sebagai intermediate input dari
produsen kancing.
Dua asumsi dari dress-button model:
• Face Time
• Madification cost
Sebuah perusahaan yang terisolasi memiliki kancing­
kacingyang  relatif  tinggi  (titik  a).  Seperti  jumlah 
penjahit  dalam  sebuah  cluster  meningkat,  biaya  unit 
kancing  menurun  karena  perusahaan  menghasilkan 
permintaan  yang  cukup  untuk  mewujudkan  skala 
ekonomi  dalam  produksi  kancing  dan  dapat 
mendukung  berbagai  kancing  yang  lebih  luas.
High­
• Perusahaan memproduksi produk
teknologi tinggi menghadapi permintaan
Technology  yang berubah dengan cepat dari produk

Firms 
canggih.
• Perusahaan kecil dan perusahan inovatif
berbagi pemasok intermediate input,
seperti komponen elektronik, dan cluster
untuk mendapatkan waktu tatap muka
yang dibutuhkan untuk mencocokkan
komponen dan produk baru.
• Perusahaan teknologi tinggi yang inovatif
juga berbagi dengan perusahaan yang
menyediakan layanan pengujian produk
dan lokasi cukup dekat untuk cepat
menekan fasilitasnya.
Intermedi • Industri film A.S. terkonsentrasi di area
disekitar Hollywood, CA. Ada tujuh
ate Inputs  studio besar dan ratusan produsen film
independen. Kedua jenis produser film
in the  bergantung pada perusahaan lain untuk
Movie  menyediakan segala jenis intermediate .

Industry • Pasar untuk alat peraga film memberi


contoh intermediate input
SELF­REINFORCING  EFFECTS 
Pendahuluan pengelompokan dilakukan karena dapat
memungkinkan perusahaan
memanfaatkan ekonomi aglomerasi dari
input sharing dengan secara baik.

Saat ekonomi aglomerasi cukup kuat


untuk mengimbangi biaya
pengelompokan maka perusahaan akan
membentuk kelompok industri yang
nantinya menyebabkan perkembangan
kota-kota khusus.

Disini kita akan menggunakan contoh


pengelompokan produsen film untuk
mengeksplorasi biaya dan manfaat
pengelompokan.
Manfaat dan Biaya Clustering
Gambar 3-2 Di atas panel, kita dapat
melihat:
• Kurva miring negatif
menunjukkan biaya prop dari produsen
film biasa, yang menurun seiring jumlah
produsen di cluster film meningkat.dan
biaya rata-rata dan harga alat peraga
menurun.
• Kurva miring positif
Kurva menunjukkan biaya tenaga kerja
dari produsen film biasa. Semakin besar
jumlahnya
• Kurva berbentuk U
menunjukkan total biaya perusahaan,
sama dengan jumlah biaya prop dan
tenaga kerja
Panel tengah pada Gambar 3-2
menunjukkan profit dari produser film
biasa untuk jumlah produsen yang
berbeda dalam cluster

Panel bawah pada Gambar 3-2


menunjukkan kesenjangan antara
profit produser film dalam sebuah
cluster dan profit dari produsen
terisolasi ($ 10). Kesenjangan profit
tentu saja nol dengan cluster satu
perusahaan (titik A). Gap keuntungan
tumbuh menjadi $ 18 (titik B, dengan 2
perusahaan), lalu menyusut. Dalam
cluster lima perusahaan, gap profit lagi
nol (titik E).
SHARING A LABOUR POOL
BERBAGI KOLAM TENAGA 
KERJA

Permintaan
Model penyatuan tenaga setiap
kerja perusahaan yang
berbeda
The  • Merupakan keadaan dimana sebuah
perusahaan yang terisolasi di luar
Isolated  klaster industri manapun. Perusahaan
yang terisolasi tidak menghadapi
Firm persaingan kerja sama di dalam
kotanya, dan untuk menyederhanakan
masalah, kami berasumsi bahwa
pasokan tenaga kerja di tempat yang
terisolasi sangat inelastis.
• Ini berarti bahwa upah akan naik dan
turun seiring permintaan akan produk
perusahaan. Bila permintaan akan
produk perusahaan tinggi, begitu pula
permintaan akan tenaga kerja
KURVA
Locating in  • Perbedaan antara situs yang terisolasi
dan cluster, menyangkut persaingan
a cluster untuk tenaga kerja dan variabilitas
upah.
• Pekerja di cluster dapat memilih dari
sejumlah besar perusahaan. Untuk
setiap perusahaan yang menghadirkan
pekerja, ada sebuah perusahaan yang
tidak dapat menghadirkan mereka.
• Oleh karena itu, total permintaan
tenaga kerja di cluster konstan, dan
begitu pula upah ekuilibrium.
Prices  • Pekerja bergerak di antara lokasi yang
terisolasi dan cluster, dan dalam
adjust to  ekuilibrium mereka akan acuh tak acuh

generate 
di antara dua lokasi tersebut,

locational 
• Di lokasi yang terisolasi, upah tidak
pasti, menjadi $ 16 selama permintaan
equilibrium tinggi atau $ 4 selama permintaan
rendah.
Profesi yang
Diharapkan Kabar
Lebih Tinggi di
Cluster
baiknya saat
permintaan
tinggi

Berita buruk
saat
permintaan
rendah.
LABOUR MATCHING
Clustering  • Perusahaan dan pekerja tidak selalu
sangat cocok
untuk  • Ketidakcocokan membutuhkan biaya
Memfasilita pelatihan untuk menghilangkan

si 
kesenjangan keterampilan
• Tunjukkan bahwa kota yang lebih besar
Pencocokan  menghasilkan kecocokan yang lebih

Buruh baik
Asumsi  1. Variasi dalam keterampilan kerja.

dari Model 
2. Pilihan perusahaan dalam memasuki
pangsa pasar

Labor  3. Adanya biaya pelatihan

Matching 4. Persaingan dalam pekerjaan


5. Produksi tunduk pada skala ekonomi
6. Persaingan hanya akan menghasilkan
nol keuntungan
Model of Labour Matching terkait dengan 
ekonomi perkotaan
• Misal : seorang
karyawan menerima
upah kotor $12 dan
biaya pelatihan $24.
dalam panel disamping
ditunjukkan (panel A)
kesenjangan
ketrampilan dalam
sebuah perusahaan
sebesar 1/8 jadi
diperoleh :
• Upah bersih = $12-
1/8.$24
Upah bersih = Upah bruto+kesenjangan 
• = $9 keterampilan+biaya pelatihan/unit  
Perekonomian Aglomerasi
Dalam hal ini secara umum dengan
adanya peningkatan jumlah tenaga
kerja semakin rendah biaya training
yang harus dikeluarkan oleh karyawan.
URBANISATION ECONOMICS
EKONOMI URBANISASI

Sharing Pooling Matching Kepadatan skill pekerja


Penyatuan tenaga
Pembagian input dalam kota
kerja terjadi karena
intermediate sehingga menurunkan
perbedaan permintaan
biaya menjadi lebih ketidakcocokan
dalam berbagai
murah. dengan kebutuhan skill
industri.
perusahaan.
Kantor Pusat Perusahaan dan Spesialisasi Fungsional
• Perusahaan menempatkan kantor pusatnya di perkotaan
untuk memanfaatkan keuntungan ekonomi urbanisasi.

• Kota besar akan terspesialiasi menuju fungsi manajerial,


sedangkan kota kecil akan terspesialisasi menuju fungsi
produksi.
Knowledge Spillovers
• Kedekatan manusia secara fisik akan memfasilitasi terjadinya
pertukaran pengetahuan yang kemudian menghasilkan ide baru.
• Faktor yang mempengaruhi knowledge spillover (Carlino dan Hunt,
2009):
– Kepadatan pekerjaan
– Jumlah pekerjaan
– Sumber daya manusia
– Besarnya kota
Pembuktian Ekonomi Urbanisasi
• Elastisitas produksi terhadap populasi berada pada jarak 0,03 hingga 0,08
(Rosenthal dan Strange, 2004).
• Keragaman akan mendorong pertumbuhan pekerjaan, terutama dalam
industri baru dan inovatif (Glaeser, Kallal, Scheinkman, dan Schleifer,
1992, dan Henderson, Kuncoro, dan Turner, 1995).
• Pertumbuhan industri jangka panjang akan lebih besar di kota yang
memiliki industri-industri yang beragam (Hanson, 2001)

Anda mungkin juga menyukai