Anda di halaman 1dari 3

PERSAHABATAN YANG ABADI

Cerpen Karangan: Annisa Berliana Dewi


Kategori: Cerpen Motivasi, Cerpen Persahabatan
Lolos moderasi pada: 3 February 2013

Sebut saja Iqbal, laki-laki berumur 13 tahun. Ia terlahir


dengan satu ginjal. Saat dia berumur 4 tahun, dokter
mengatakan, bahwa ginjalnya yang dapat berfungsi,
hanya satu. Tentu saja, Lelah menjadi pantangan dalam
hidupnya. Senyum indah tak selalu hadir di bibirnya.
Dalam satu hari, 32 suntikan injeksi harus menancap
tajam di kulitnya, untuk mengatasi rasa sakit. Ia sangat
memimpikan kehidupan normal seperti yang lain pada
umumnya. Tapi, sahabat sejatinya, Horan, selalu
membuat hidup Iqbal penuh semangat. Horan selalu
mengatakan, Hanya memiliki satu ginjal, tak akan
membuatmu kehilangan hak untuk dapat hidup normal
Itu membuat Iqbal merasa bahagia.
Suatu hari, Iqbal terlihat sangat lemas. Horan yang
melihatnya, tak dapat menahan rasa iba.
Ada apa? tanya Horan.
Tidak, aku tak apa-apa. jawab Iqbal
Hey, sudah kubilang jangan ikut pelajaran olahraga!
kata Horan.
Ah, aku hanya ingin mencoba melakukan itu. Apa salah?
Satu kali saja. jawab Iqbal
Suasana pun terhening.
Ya, aku tau. Tapi kondisimu sangat tidak
memungkinkan, kau tau itu? jawab Horan
Aku sangat tau itu, Horan.
Sudahlah, kau ingin persahabatan kita berakhir hanya
karena pelajaran olahraga? sambung Iqbal sembari
meninggalkan Horan. Horan terlihat sangat kecewa
mendengar jawaban sahabatnya.
Aku tak tau apa yang harus kulakukan untukmu, sobat.
Aku hanya bisa mengingatkan kondisimu, tak ada yang
lain kata Horan dalam hati.
Hari-hari Iqbal, sungguh sangat menyedihkan. Tapi, Iqbal
tak pernah menunjukkan itu.Apalagi, di depan
sahabatnya, Horan.
Hari itu, Iqbal sedang belajar kelompok di rumah Horan.
Horan sudah lama menceritakan tentang Iqbal kepada
Ibunya. Ibu Horan, sudah menganggap Iqbal seperti
anaknya sendiri, sejak kedua orang tua Iqbal meninggal
dunia. Iqbal tinggal bersama Bibinya sejak itu.
Horan, kau itu.. sahabat sejatiku kata Iqbal dengan
senyum
Tiba-tiba saja, Iqbal merasa kesakitan. Horan dan ibunya
sangat kebingungan. Mereka pun memutuskan untuk
membawa Iqbal ke rumah sakit.
Saat di rumah sakit, Dokter mengatakan kepada Ibu
Horan, bahwa keadaan Iqbal semakin parah. Satu-satunya
jalan untuk mengatasinya, adalah pendonoran ginjal.
Horan mendengar itu. Ia segera berkata kepada Ibunya,
Ibu, biarkan aku yang melakukan itu.
Nak, apa kau sungguh-sungguh? tanya Ibu Horan
dengan sedih.
Tentu, Bu. Iqbal sudah ku anggap seperti saudara
sendiri. Ibu juga,sudah menganggapnya sebagai anak ibu.
Apa ibu tega membiarkan Iqbal merasa kesakitan terus
setiap harinya? Horan menanggapi.
Sementara Iqbal, belum tersadar. Baiklah jawab Ibu
Horan sambil memeluk Horan.
Pendonoran pun berlangsung sekitar 2 jam, dan itu
berhasil.Horan dan Iqbal saling menatap di atas kasur
rumah sakit mereka.
Hey, Horan,apa yang kau lakukan di sini? tanya Iqbal
lemas.
Hey, Iqbal. Impianmu akan segera tercapai, sobat. Kau
akan merasakan nikmatnya hidup normal bersama aku
dan keluargamu jawab Horan.
Bagaimana bisa? tanya Iqbal
Sudahlah.. jangan pikirkan itu. Yang penting, sekarang
kamu dapat hidup dengan bahagia jawab Horan tak
berdaya.
Setelah pendonoran itu, Iqbal dan Horan pun dapat
bergembira bersama. Mereka, lebih dekat dibandingkan
siapapun.
5 bulan kemudian, Horan pun meninggal dunia. Semua
menangisi kepergiannya, terutama Iqbal. Horan
meninggalkan keluarganya. Ibu menjelaskan apa yang
telah Horan lakukan untuknya, dan juga selama ini dia
rahasiakan kepada Iqbal.
Iqbal tercengang. Ia tak tau apa yang harus ia lakukan
untuk membalas kebaikan Horan. Ia tak dapat berhenti
menangisi kepergian Horan.
Selamat Jalan.. Horan. Bahagialah di sana, aku akan
berusaha untuk menyusulmu dengan senyuman nanti, dan
membalas kebaikanmu Iqbal pun terisak.
Selesai

Anda mungkin juga menyukai