Anda di halaman 1dari 18

Ac Matic, Power Amplifier dan Inverter

Selamat datang di blog saya, saya menampilkan sesuatu yang serba sederhana, proyek kecil
kecilan untuk belajar mandiri.

Ac matic
Inverter

Sabtu, 19 September 2015


Membuat Power supply AC matic (SMPS) daya besar

ACmatic / SMPS HB
Sering di keluhkan membeli produk ditoko sebuah AC matic tidak sesuai
spesifikasinya dengan yang dipromosikan atau tertulis di bodi atau kit nya
tersebut.....mengapa bisa begini???? Masyarakat kita pada umumnya
menginginkan yang bagus besar dan murah....apakah hal itu tercapai??? Dalam
hal dunia bisnis sering pedagang memegang semboyan ada harga ada barang,
maksudnya kualitas barang tergantung pada harganya....adakah harga barang
murah dengan kualitas tinggi??? Kalo barang KONYOL (seko nyolong) bisa saja
atau SEPANYOL (separo nyolong) karena yang punya barang tidak tau
harganya....berapapun harganya jika ada yang beli pasti untung....hehehehehe.....
Kali ini saya akan berikan sebuah power supply yang berupa trafo elektronik
atau SMPS.
Ada berbagai macam jenis smps ini namun yang akan saya tampilkan smps yang
mempunyai topology Half Bridge atau HB dan topology ini terdiri atas 4 macam
systemnya ialah
1. HB topology non PFC
2. HB topologi PFC Boost Converter
3.HB topology PFC Buck Conveeter
4.HB topology PFC Boost and Buck Converter
Dari ke 4 nya masing masing punya keunggulan dan kekurangan bagi segi
teknisnya ataupun segi finansialnya, jga dari hal desainnya atau penampilan
tataletak juga ada kelebihan dan kekurangannya...... Kita akan memulai dari yang
paling atas ialah :

1. HB topology Non PFC


Topology ini adalah sirkit dan sistemnya yang paling sederhana dan dapat
dibuat ukuran sekecil kecilnya namun sayangnya sistem ini memiliki faktor
regulasi yang sangat rendah...maksimum peregulasian hanya sebesar 15%
saja...... Topology HB yang paling mudah dibuat dan memiliki efisiensi dan daya
output agak besar yaitu "HB topology Non PFC non Regulation" dan model ini
banyak yang suka karena lebih handal, efisien dan mudah dibuat serta menyerap
anggaran yang tidak terlalu besar.....efisiensi dalam hal transfer daya sangat
besar dibandingkan yang lainnya...namun kekurangannya tegangan outputnya se
irama dengan tegangan inputnya....atau tegangan output mengikuti tegangan
input.....
Banyak yang menyajikan model topology HB Non PFC Non Regulation dengan
menampilkan tentang kesederhanaannya diantaranya model "SELF OSCILATING"
dan model "FLIP FLOP"
Self oscilating sudah banyak yang menyuguhkan terutama di blog blog yg nota
bene terkenal sehingga saya akan menyuguhkan yg sederhana saja dan dengan
tampilan yang sederhana akan lebih menarik minat para pembaca...saya akan
menyuguhkan bagian yang kedua yaitu "FLIP FLOP"

SMPS HB dengan dasar operasi dari flip flip


Sering orang beranggapan flip flip adalah sirkit lampu hias yang kedap kedip
silih berganti, dan anggapan ini memang benar hanya disini bukanlah untuk
menyalakan lampu biar kedap kedip dengan tempo yang lambat akan tetapi
kedap kedipnya ini sangatlah cepat sehingga tidak nampak lagi kedap
kedipnya.....tempo kedap kedip ini bisa dalam ukuran yang sangat singkat yaitu
kurang dari 0,00005 detik atau istilahnya kurang dari 20 microdetik (us).
Bagaimana cara membangun atau membuat flip flop untuk SMPS ini???
Seperti kebiasaan lama saya, sirkit dibangun dengan komponen yang mudah
didapat baik dari rongsokan ataupun beli di pasaran, yang jelas sangat mudah
untuk membuatnya.
Untuk lebih jelasnya saya tampilkan gambar flip flop tersebut dan beginilah
gambarnya.

Apakah hanya seperti itu? Tentu ada yang mendukungnya yaitu beberapa
komponen tambahan sebagai pendukung agar dapat beroperasi dengan
sempurna.
Frekwensi operasi flip flop ini dengan harga komponen seperti diatas maka akan
terbangkit sebesar 22-25 KHZ dan frekwensi sebesar ini akan ideal diaplikasikan
untuk SMPS yang bahan bakunya sederhana...
Pendukung dari flipflop ini berupa buffer yang berfungsi untuk memperbesar
arus sinyal outputnya, sirkit buffer ini sering disebut dengan nama totempole
atau totem saja, yang dibangun dengan sepasang transistor NPN dan PNP, ini
deterapkan pada masing masing outputnya.
Sirkit pendukung lainnya adalah Driver yang berfungsi untuk mengendalikan
umpan ke sirkit switching yang berupa Power FET atau Mosfet atau Hexfet, driver
ini bisa berupa trafo yang disebut GDT (Gate Driver Transformer) atau berupa
Bootstrap yang berupa sirkit Lift up side signal, secara gambar blok seperti ini

Dan seperti apakah sirkit atu skema lengkapnya blok Buffer dan Driver nya???
Ini adalah sirkit untuk pendukung sirkit flip flop yang berupa Totempole dan GDT,
dan lengkapnya seperti skema berikut

Pada sekema Buffer terdapat terminal input sebanyak 2 buah ini dihubungkan
pada sirkit flip flop sebagai pembangkit frekwensi, sirkit ini disamping
memperkuat sinyal juga membelah sinyal menjadi 2 dan memiliki polaritas yang
berselisih 180 derajat, atau saling berkebalikan atau berlawanan, jadi input nya
ada 2 outputnya juga ada 2, namun pada outputnya sama sekali tidak
berhubungan dengan Ground, ini bertujuan agar pada masing masing sektor
bekerja sendiri sendi ri tanpa berhubungan dengan Ground
nya.....mengapa???????
Jika Output dari GDT langsung terkoneksi pada Gate power switch FET maka
pwer switch akan beroperasi tanpa jeda sedikitpun sehingga power switch akan
bekerja dengan seketika beralih bergantian, artinya jika output side up aktif maka
saat itu juga output side down non aktif, sehingga tidak ada jeda diantara output
aktif dan output non aktif, padahal pada input Gate FET terdapat sebuah
Capasitor semu yang akan berperan dalam mempengaruhi perubahan akif ke non
aktif ataupun sebaliknya dan ini meninggalkan tegangan sisa yang tidak
langsung hilang, hal ini dapat menyebabkan kedua input Gate FET mendapat
sinyal pacu dan FET aktif bersamaan, apa akibat nya????
Saat kedua power switch FET aktif atau "ON" bersamaan maka yang terjadi
adalah tegangan sumber akan di hubung singkat oleh FET tersebut akibatnya
sumber akan terbebani yang sangat berat yaitu beban hubung singkat. Pada
detak operasi frekwensi yang lebih tinggi unsur FET "ON" bersamaan adalah
sangat besar dan ini adalah sebuah kegagalan total dalam operasinya.... semakin
tinggi frekwensi operasi maka semakin besar pula prosentase power FET "ON"
bersamaan dan ini artinya kegagalan sistem semakin besar.....dan apa cara untuk
mengatasi agar power switch FET benar benar beroperasi bergantian dan hanya
sebuah saja yang beroperasi????
Sebuah cara yang mudah dilakukan adalah memberi jeda diantara switch aktif
dan non aktif, waktu yang dibutuhkan untuk jeda (spasi/istirahat) dinamakan
waktu mati atu istilah kerennya adalah Dead Time (DT) namun penyisipan waktu
jeda atau dead time sekecil kecilnya namun tidak sampai membuat power FET
"ON" bersama walau hanya dalam tempo yang sangat singkat, sebab penyisipan
dead time yang terlalu besar berakibat pengeluaran daya atau kemampuan daya
yang dihasilkan menurun, artinya semakin besar dead time maka daya yang
dihasilkan oleh SMPS tersebut akan semakin mengecil, maka dibuatlah dead time
sekecil kecilnya agar diperoleh daya sebesar besarnya. Perhatikan gambar sketsa
dibawah ini tentang peranan dead time tersebut....
Perhatikan tentang warna pada gambar diatas....Warna pink adalah sinyal yang
masuk ke GDT, Warna Merah dan Warna Magenta adalah bentuk sinyal output
GDT dan area warna abu abu adalah area power switch "ON" bersamaan dan
Warna Orange adalah titik dimana power switch FET benar benar maksimum,
area warna ini yang jadi penyebab kegagalan total SMPS terutama jika detak atau
basik frekwensi beroperasi pada status frekwensi tinggi......Gambar diatas adalah
GDT yang langsung terkoneksi ke Gate FET dan tidak ada sisipan Dead Time (DT).
Bagaimana cara menyisipkan Dead Time diantara kedua sinyal tersebut?
Berbagai macam cara para designer SMPS menyisipkan Dead Time, dari yang
sederhana sampai yang sangat rumit dan kompleks terutama jika power
switching beroperasi pada frekwensi sangat tinggi, semakin tinggi frekwensi
operasi switching semakin susah menyisipkan Dead Time yang sempurna,
namun secara garis besar nya cara cara penyisipan dead time ada 2 macam
yaitu :

1. Attenuator
Yaitu cara yang ditempuh untuk membuat dead time dengan menekan titik acuan
sinyal sampai dibawah titik Source FET sehingga didapat dead time yang
dikehendaki, cara ini adalah cara yang termudah sehingga banyak para designer
SMPS menerapkan cara ini, namun ada kekurangan dengan cara tersebut yaitu
kita kehilangan banyak daya karena puncak daya menjadi sempit, perhatikan
gambar berikut ini....
Banyak yang menerapkan cara ini dan bermacam macam pula bentuk sirkit
dengan Attenuator Dead Time karena lebih simpel dan praktis walaupun daya
yang dihasilkan hanyalah sebesar kotak hijau yang luasnya kurang dari 75% dari
maksimumnya.

2. Dellay ON Time
Yaitu suatu cara membuat dead time yang lebih rumit dan komplex namun
keunggulannya daya yang dihasilkan lebih besar dari cara yang pertama, sesuai
dengan namanya dellay atau tunda adalah menunda saat ON namun saat OFF
tidak ada tundaan atau OFF seketika. Para designer memilih cara ini karena
secara efisiensi daya akan lebih besar karena puncak daya nya lebar, walaupun
rumit dan komplex mengingat akan daya yang dihasilkan maka cara inipun
ditempuhnya, bagi pemula mungkin cara ini tidak dianjurkan akan tetapi tidak ada
salahnya walaupun pemula dapat membuat nya dengan baik karena sudah
disediakan komponen khusus untuk dead time dengan dellay, namun sayangnya
untuk driver GDT dengan dellay on time tidak ada komponen dipasaran yang
mendukung cara ini, sebab yang disediakan di pasaran adalah driver Gate
dengan Bootstrap.....dan bagaimana jika pakai GDT apakah bisa dengan
komponen dellay on time???????
Mungkin lebih baik saya langsung ke skematik diagram HB non pfc yang
sderhana dengan inti utama dari flip-flop :
Diposting oleh Cahyo Pranoto di 05.29
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Selasa, 17 Desember 2013


Battery Charger Autovolt 6Volt sampai 60Volt

AC Matic untuk baterry Charger


Pengisi battery autovolt dari 6Volt sampai 60Volt

Alat untuk mengisi ulang kondisi battery yang lemah dinamakan battery
charger, atau dengan istilah yang populer ialah cas bettery, atau battery cas.
Sudah banyak pemakaian ac matic dibidang elektronik, misalnya untuk pengisi
battery atau aki yang sudah lemah stromnya. Disini saya akan mengajak anda
untuk membuat battery charger yang universal, artinya serbaguna, yang
khususnya untuk pengisian ulang strom aki yang sudah habis. Bisa dipakai untuk
mengisi aki kering (SLA) maupun aki basah. Dalam hal ini kita mengacu pada
pemakaian aki kering atau basah untuk kapasiitas yang kecil saja, yaitu dengan
maximum pengisian 2 Ampere, atau untuk mengisi aki ukuran aki motor (3,5AH -
10AH).
Apa maksud dari istilah pengisi battery autovolt?
Auto artinya otomatis menyesuaikan kondisi, volt artinya tegangan, jadi
yang mempunyai arti secara otomatis dapat dipakai untuk menyetrom aki dengan
tegangan yang bervariasi, dari misalnya aki 6Volt, 12V, 36V(2 x 12V seri) dan
seterusnya tanpa mengubah setelan tegangan output, jadi dengan sendirinya
sudah sesuai dengan kondisi yang di strom, dan tanpa khawatir terjadi kelebihan
tegangan atau sebaliknya, sebab pengisian aki dengan tegangan yang terlalu
besar dapat merusak sel aki namun waktu pengisian lebih cepat penuh, atau jika
terlalu kecil akan sangat lama aki tersebut penuh. Dengan mempergunakan
sistem autovolt maka aki dapat penuh dengan pengisian standar yang aman. Alat
ini dapat dipergunakan dirumah untuk keperluan pribadi atau pun untuk
keperluan umum, mudah dibuat sederhana handal dan murah.
Inilah skema untuk strom aki (baterry charger) sistem autovolt sampai
maksimum 5 buah aki 12V distrom sekaligus disambung seri (60Volt total) atau
dapat dipakai untuk mengisi aki dari 1buah aki 6Volt, 12V, 2aki 12V, 3aki 12V
sampai maksimum 5 aki 12V, tertarik?

Untuk membuat trafo ac matic bisa anda baca artikel cara membuat
trafo ac matic yang sederhana atau klik disini

SELAMAT MENCOBA SEMOGA SUKSES


Diposting oleh Cahyo Pranoto di 08.27
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Ac matic
Lokasi: Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah, Indonesia
Sabtu, 14 Desember 2013
Inverter Untuk Power Supply Amplifier

Power Supply dengan Inverter

Power supply inverter untuk Audio Power Amplifier

Telah kita ketahui bahwa power supply saat sekarang ini berbagai macam
dan rupa, dengan tujuan utama ialah meningkatkan effisiensi daya listrik,
kemampuan besar dengan bentuk fisik yang kecil, stabil dan handal juga dengan
tidak kalah tentang prioritas utama yaitu biaya murah, murah bukan berarti
murahan lhooo....
Power supply model klasik yang menggunakan trafo biasa sudah dianggap
usang, kini bermunculan berbagai macam power supply selain dengan trafo biasa,
misalnya : power supply AC Matic, power supply Inverter dansebagainya.
Kini kita mempelajari sambil belajar, mengamati sambil berfikir, untuk
mencari jenis power supply yang murah, kecil, daya besar, efisiensi tinggi,
mudah dibuat. Mungkin power supply jenis Inverter yang memiliki
klasifikasi semacam itu. Kita sudah tahu bahwa, Inverter prinsip kerjanya,
mengubah tegangan DC menjadi tegangan AC. Lalu disearahkan lagi menjadi
tegangan DC kembali, namun dengan level tegangan yang berbeda. Prinsip kerja
keseluruhan sistim sebenarnya bukan hanya mengubah tegangan DC menjadi AC
namun juga mengubah tegangan AC menjadi DC kembali, sehingga di peroleh
nama baru yaitu Inverter DC ke DC, atau ada yang menyebut dengan istilah
Converter (pengubah suatu besaran menjadi besaran lain yang berbeda)
Saat sekarang pemakaian Power Amplifier untuk Audio (Soundsystem)
boleh dikatakan sudah dalam taraf kilowatt, ada yang mencapai 10 kilowatt, dan
tidak disangkal lagi sudah mencapai tingkat ratusan kilowatt. Jika keadaannya
demikian apakah tidak ada jalan lain sumber tenaga yang dibilang praktis?
Bayangkan saja setiap 1 watt daya listrik diperlukan trafo seberat kurang lebih
20gram. Daya 100 Watt sekitar 2 kg trafo, jika daya 1kilowat dibutuhkan trafo
seberat 20kg, jika daya sebesar 10KW sekitar 200kg alias 2 kwintal, untuk yang
lebih besar lagi fikir sajalah....ini dikarenakan mempergunakan trafo dengan
frekwensi 50 Hz - 60Hz.
Bekerjanya inverter yang saya paparkan disini bukan dengan frekwensi 50
atau 60 Hz, namun bekerjanya mempergunakan frekwensi yang jauh lebih tinggi,
yaitu sekitar frekwensi 30.000 Hz. Kalau dibanding dengan frekwensi model klasik
antara 500 sampai 600 kali lebih tinggi, dengan menaikan frekwensi setinggi itu
ada banyak perubahannya diantaranya : Jika frekwensi semakin dinaikan jumlah
lilitan semakin sedikit, bentuk fisik trafo semakin kecil dengan tarif daya yang
tetap. Bandingkan saja jika menggunakan trafo klasik untuk menghasilakn daya
sebesar 1 KW berat sekitar 20 kg, dengan trafo inverter dg frekwensi 30 Khz
beratnya kurang dari 1 Ons, perbedaan yang fantastik, atau spektakuler, atau
bahasa canggihnya mencolok.
Saya menggunakan bahasa yang mudah difahami agar tidak terjadi salah
faham, sebab pemahaman yang salah dapat timbul permasalahan....begitulah.
Kita memikirkannya jangan yang besar dulu, dari yang kecil dan juga sederhana,
mudah dianalisa, nah inilah contoh power supply dengan inverter dengan tarif
daya 100Watt, atau inverter DC ke DC berdaya 100 Watt, namun inverter disini
bukan mengubah tegangan DC Aki 12V ke 30VCt , namun mengubah tegangan
DC 300V ke DC 30VCt. Sebab pemakaian inverter disini untuk power amplifier,
yang umum dipakai dimasyarakat kita, yang menggunakan tegangan listrik PLN
220VAC, mengapa kita membuatnya dari DC300V ke DC30V bukan dari 220VDC
ke 30VDC? Tegangan listrik PLN sebesar 220VAC memiliki tegangan puncak
sebesar 220 dikalikan akar 2 sama dengan 300V, makanya kita buat inverter dari
300VDC ke 30VDCCt.
Lihat skema inverter sederhana 100 Watt yang bekerja mengkonversi
tegangan 300VDC ke 30VDC ct dibawah ini.

Untuk memperoleh daya yang lebih besar, mosfet type IRF830


dapat digandakan sampai daya yang dikehendaki, setiap pasang mosfet type
IRF830 dapat menghasilkan daya maximum 180 Watt, atau sengan mosfet type
2SK2053 atau 2SK1723(FET Gacun) dapat dihasilkan daya sampai 500 Watt
maximum. Agar tercapai daya yang lebih besar lagi misalnya sampai 2000 Watt
mosfet type 2SK2053 dapat digandakan sampai 4 pasang atau total 8 buah, tentu
saja trafo inverter disesuaikan juga dengan kapasitas sebesar itu, dengan daya
sebesar itu sudah seimbang dengan alat penyambung las listrik.

Inverter untuk las listrik


topik ini menunggu posting selanjutnya.....harap bersabar
Diposting oleh Cahyo Pranoto di 10.41
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Inverter
Lokasi: Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah, Indonesia

Jumat, 13 Desember 2013


Membuat Inverter Sendiri yang sederhana

Membuat Sendiri Inverter Sederhana


Assalamualaikum Wr Wb
Inverter artinya pembalik, inverting = membalik, invers = kebalikan, jadi
apakah yang dibalik? Secara umum inverter artinya mengubah arus DC (searah)
menjadi AC (bolak-balik), atau mengubah arus DC menjadi AC, itulah bekerjanya
inverter. Kegunaan inverter sangat banyak, dari yang sederhana sampai
perangkat industri. Kita membahas yang sederhana saja, dari komponen yang
dipakai sampai penggunaanya semua serba sederhana. Sebab sesuatu hal yang
sederhana lebih menarik daripada yang rumit2, seperti saya juga senang dg
sesuatu yang sederhana.
Untuk inverter frekwensi rendah sebagai pengganti listrik yang tiba tiba
padam, telah banyak yang membeberkan dan menelaah sampai detil sekali.
Disini saya akan membahas inverter dengan penggunaan sederhana dan
pada pemakaian khusus yang penggunaannya bukan untuk pengganti listrik yang
padam. Misalnya untuk Audio Amplifier di mobil, jenis yang digunakan adalah
inverter dari DC ke DC namun dengan tingkat tegangan yang berbeda, contoh
dimobil tegangan yang ada dari sumber tegangan Aki hanya 12 Volt, padahal
Audio Amplifier yang digunakan harus dicatu dengan tegangan 30Volt CT (OCL-
Amplifier) nah disinilah inverter yang dipakai haruslah bisa mengubah tegangan
DC 12V dari Aki menjadi 30V CT(2x30V =60V) sehingga secara rasio inverter
tersebut mengubah tegangan dari 12VDC ke 60VDC. Inverter ini kita bisa
membuat sendiri dengan bahan yang mudah didapat, mudah dibuat,
rangkaiannya sederhana dan yang jelas harganya lebih murah. Ada juga inverter
yang digunakan untuk mengubah tegangan tinggi DC ke tegangan rendah DC,
Misalnya untuk Audio Amplifier yang tidak menggunakan trafo biasa, melainkan
dengan trafo elektronik yang dikenal dengan Power Source Puls, artinya sumber
daya yang menerapkan sistim denyut, denyut ini mempunyai selang waktu yang
sangat pendek yang dapat mencapai 30.000 denyutan dalam waktu 1 detik, atau
waktu yang diperlukan untuk sebuah denyut adalah 1/30.000 detik. Selain untuk
keperluan Audio Amplifier, inverter dari tegangan tinggi DC ke tegangan DC yang
rendah digunakan juga untuk mesin penyambung, atau las listrik.
Ingat......ukuran trafo semakin kecil jika frekwensi semakin di tinggikan. Puls
(denyut) yang terjadi sebanyak 30.000 kali setiap detik atau memiliki frekwensi
30KHz sudah jelas berapa kali dibanding dengan listrik PLN yang punya
frekwensi 50Hz, sebesar 600 kalinya.
Lihat kembali tentang frekwensi AC Matik.
Inverter hampir sama dengan AC Matic, perbedaanya pada tegangan output
inverter mengikuti tegangan masuknya, jika tegangan masukan turun, maka
tegangan output inverter juga ikut turun, jadi fungsinya bukan untuk
menstabilkan tegangan, kalau AC Matic fungsinya untuk menstabilkan tegangan
outputnya, walaupun tegangan masukan berubah ubah, tegangan keluaran akan
stabil. Keunggulan inverter menggunakan frekwensi tinggi dibanding frekwensi
rendah selain ukuran fisik jadi kecil, rugi tembaga jadi kecil juga, sebab panjang
kawat menjadi sangat pendek, sehingga nilai tahanan dalam (rd) mendekati nol.

Inverter 12V DC ke 300V DC untuk lampu elektronik (triphospor).

Hampir seluruhnya lampu penerangan sekarang ini menggunakan lampu


jenis tripospor atau yang dikenal dimasyarakat lampu neon model jari, sebab
ukurannya sebesar jari, atau yang lebih populer dikenal dengan sebutan lampu
elektronik, sebab memang lampu tersebut bekerja dengan komponen elektronik.
Lampu ini bekerja dengan prinsip inverter juga, dengan frekwensi yang tinggi
juga, sehingga auto trafo (balast) bentuknya kecil juga, alias serba kecil.
300V DC apa tidak terlalu besar untuk lampu elektronik? Lihatlah pada lampu
elektronik tertera tegangan AC yang direkomendasikan adalah 220VAC 50 - 60 Hz,
ini adalah tegangan yang terukur oleh volt meter, tegangan ini dinamakan
tegangan efektif atau RMS dan tegangan puncaknya adalah 220V x 1,4 = 308V
nah disinilah mengapa kita harus membuat 12V ke 300V.

Cara membuatnya :
Cara membuat trafo untuk inverter hampir sama dengan trafo untuk AC Matic,
untuk bahan yang digunakan sama persis, misal pakai ferit bekas flyback TV.
Perbedaannya pada penyambungan feritnya, kalau AC Matic harus ada celah
udara, namun untuk Inverter justru dibuat serapat rapatnya, agar tidak ada celah
udara.
Kita rancang dulu inverter yang kita buat ini untuk menyalakan lampu berapa
watt, misalnya 100 Watt, atau lampu 20 Watt sebanyak 5 buah, ini untuk
menentukan besarnya kawat yang digunakan untuk lilitan.

I = P/V = 100/12 = 8,2 Amp.

Arus sebesar 8,2 Ampere kita bulatkan keatas menjadi 10 Amp, biar mudah tidak
pakai koma komaan, ingat pembulatan harus keatas agar lebih besar. Ingat juga
tentang besarnya kawat terhadap arus. Semakin besar arus semakin besar pula
luas penampang kawat yang digunakan.
Setiap luas penampang 1,5 mm2(dibaca millimeter persegi) kawat tembaga
mampu dialiri arus sebesar 10Amp. Luas penampang tidak sama dengan
diameter, lihat rumus untuk konversi luas penampang ke diameter.

L = 1,5mm2
L = phi r^2 (dibaca phi er kwadrat)
D = 2xr
phi = 3,14

atau dengan rumus lain :

L = phi/4 . D^2

D = v 4L/phi (dibaca akar kwadrat dari 4L/phi)


= v 1,5 = 1,22mm

untuk lilitan primer digunakan kawat dengan diameter 1,2 mm

Untuk luas penampang kawat lilitan sekunder

I = P/V = 100/300 = 0,33 A


L = 0,33/10 x 1,5 = 0,05mm2
D = 0,25mm

untuk lilitan skunder digunakan kawat dengan diameter 0,25mm

Untuk jumlah gulungan referensinya belum menemukan rumusnya, namun


saya menggunakan jumlah lilitan yang aman untuk lilitan per volt, saya memakai
setiap 1 lilit di hasilkan tegangan 1,5 Volt, jadi untuk 12 V saya memakai 8 lilitan.
Pada lilitan sekunder saya menerapkan penyearah dengan sistim ganda (doubler
rectifier) sehingga dapat mengurangi jumlah lilitan menjadi setengahnya, namun
luas penampang kawat dibesarkan 2 kalinya, menjadi :

L = 0,05mm2 menjadi 0,1mm2


D = 0,36 mm

Dengan lilitan per volt didapat untuk jumlah lilitan sebanyak 200 lilit,
diterapkannya sistim ganda jumlah lilitan menjadi 100 lilit saja.

Sehingga dengan data diatas diperoleh :


Untuk : Lilitan primer = 8 lilit diameter kawat = 1,2mm
Lilitan skunder = 200 lilit diameter kawat = 0,25mm .....normal
Lilitan skunder = 100 lilit diameter kawat = 0,36mm ......ganda
Untuk gambar skema inverter 100Watt lihat dibawah ini :

Seandainya anda punya mobil sendiri dan ingin membuat soundsystem di


mobil anda dapat mengaplikasikan inverter ini ntuk perangkat elektronik sesuai
kebutuhan. Yang kita buat disini tidak sama dengan yang dibuat pabrikan,
kalau sama dengan pabrik ya alias buatan pabrik dong. Pabrik biasanya untuk
inverter dengan menggunakan inti ferrit yang berbentuk toroid, seperti kue donat,
namun yang kita buat memakai inti ferrit dari bekas trafo flyback TV yang telah
rusak, dan ferritnya masih utuh, untuk inverter yang dipakai untuk Audio Mobil
khususnya untuk power amplifier OCL yang harus dicatu dari tegangan simetrik
anda dapat mengubah rangkaian skema diatas lalu disesuaikan dengan
kebutuhan (Power Amplifier OCL) lihat gambar berikut ini.
Kadangkala anda menemukan kawat email yang ukurannya tidak tahu persis,
kadang sekedar kira kira saja, misal kita membongkar kawat email bekas trafo
jadi tidak tahu ukuran diameternya berapa, menjadi ragu ragu karena tidak
mengetahui ukuran yang sebenarnya, sebab kawat email nya kecil kita hanya
memiliki ukuran pakai mistar biasa, susah jadinya untuk mengukur diameter
kawatnya.
Memang di toko yang menjual kawat email sudah dituliskan besar
diameterkawat dari berbagai macam ukuran pada tempatnya (Gelok bhs jawa)
sang penjual tinggal mengambilkannya dan juga ditoko tersebut sudah ada alat
pengukur kawat email yaitu micrometer (Zigmat) barangkali ada pembeli yang
cuma bawa contoh sepotong kawat yang mau dibelinya, jika kita sudah punya
kawat apa mesti beli biar tahu ukurannya?
Tidak usah membeli, kita punya metoda untuk mengukur kawat email yang
sangat mudah, pakai alat sederhana namun hasil pengukuran tidak kalah dengan
zigmat milik toko penjual kawat email, inilah metode pengukurannya :

Saya telah membuat sebagai contoh seperti apa bentuknya setelah kita
susah susah mengikuti petujuk tutorial ini, lihat gambar berikut ini, contoh trafo
inverter dari ferrit bekas trafo flyback :

Dengan ulasan dan panduan diposting ini saya berharap................


SEMOGA BERMANFAAT UNTUK ANDA

Wassalamualaikum Wr Wb.
Diposting oleh Cahyo Pranoto di 06.08
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Inverter
Lokasi: Pemalang, Jawa Tengah, Indonesia

Rabu, 04 Desember 2013


Membuat sendiri AC Matic yang sederhana
Membuat AC-Matic sendiri
Saat sekarang power supplay hampir sebagian besar sudah menggunakan
AC Matic, dengan alasan bentuk fisik yang kecil, biaya lebih rendah dan lebih
handal pada kondisi listrik yang kondisinya sangat buruk.
Bayangkan saja dengan ukuran fisik kecil yang beratnya kurang dari 1
kg menghasilkan daya dapat mencapai 500 watt, sedangkan dengan trafo biasa
beratnya dapat mencapai 12 kg, mengapa?
Dalam hal ini teknik yang diterapkan adalah menaikan frekwensi setinggi
mungkin agar didapat lilitan yang sesedikit mungkin, semakin tinggi
frekwensinya lilitan yang digunakan akan semakin sedikit, jadi berbanding
terbalik antara jumlah lilitan dengan besarnya frekwensi.
Kita semua sudah tahu jika jala-jala listrik dinegeri kita mengikuti setandar
eropa yakni frekwensi jala-jala listrik besarnya 50 Hertz, trafo AC-Matic dengan
menerapkan frekwensi setinggi 25000 Hz saja dapat diartikan menaikan frekwensi
sebesar 500 kali, apakah jumlah lilitan akan berkurang jadi 500 kalinya?
Jawabannya...................ya!
Dengan catatan kalau besar fisik dari trafo tersebut sama. Namun dengan
ukuran fisik yang sama seperti trafo frekwensi 50 Hz tidak lazim lagi, sehingga
bentuk fisik dibuat lebih kecil, misalnya menjadi 20 kalinya lebih kecil, maka di
dapatkan yang semula jumlah lilitan 500 kali lebih sedikit, akan menjadi 500
dibagi 20, berapa? Ya jadi 25 kali saja, tapi tidak masalah kan?
Secara perhitungan, misal semula pakai frekwensi 50 Hz beratnya 10 kg
dengan jumlah lilitan 500 lilit, setelah frekwensi dinaikan menjadi 25000 Hz,
beratnya 0,5 kg jumlah lilitannya menjadi 20 lilit saja, hal inilah yang menarik dan
uniknya material yang dipergunakan juga beda namanya terutama pada inti yang
digunakan sebagai tempat lilitan. Semula pakai inti besi lunak atau plat besi, dan
yang ini pakai serbuk besi yang dipadatkan, atau yang umum disebut ferrit,
sehingga trafo ini menggunakan inti ferrit, adalagi trafo yang menggunakan inti
bukan plat besi atau ferrit namun hanya udara, alias tidak ada intinya, lilitan dililit
pada inti dari material paramagnetic, seperti kayu, kertas, udara, kaca dll yang
material tersebut sama sekali tidak tertarik oleh magnit. Untuk trafo jenis ini biasa
dipakai pada frekwensi sangat tinggi atau yeng dikenal frekwensi radio (RF) maaf
trafo ini tidak dibahas disini.
Saya akan berbagi ilmu cara membuat trafo Ac matic sendiri dengan bahan
sebagai inti adalah ferrit, misalnya bekas trafo ac matic tv, monitor atau dari
sumber bekas lain yang penting bisa dililit dan mudah untuk melilitnya, misal
ferrit bekas trafo flyback TV, Monitor, Fotocopy dsb, atau bisa juga dari bekas
defleksi TV atau monitor, maka barang bekas yang saya maksud diatas sekiranya
masih ada jangan dibuang masih bisa dimanfaatkan untuk membuat power
supply yang mumpuni, dan dapat untuk mensupply peralatan elektronik yang
memukau dan menjadi kebanggaan anda jika anda bisa membuatnya sendiri.
Saya tidak menguraikan secara detil sistim kerja ac matic, anda bisa baca
artikel sistem kerja secara detil terperinci artikel ac matic dilokasi yang lain bukan
disini, oke?
Disini yang akan dijelaskan yang diartikel lain belum ada, yaitu tentang celah
udara, ini penting diketahui oleh anda, celah udara yang mana ya?
Perhatikan gambar dibawah ini:

Dengan melihat gambar disamping maksud celah udara sudah jelas bukan?
Seberapa besar celah udara yang harus kita buat?
Bagaimana caranya untuk membuat celah udara yang benar?
Kedua pertanyaan tersebut memang perlu dijawab dengan seksama dan
sejelas jelasnya, sebab unsur celah udara yang menentukan keberhasilan kita
dalam membuat trafo AC Matic atau lebih tepatnya Power supply Ac matic.
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari kita lanjutkan dulu, sebab
untuk membuat celah udara sangat mudah, tinggal direnggangkan dan diberi
sekat ya sudahlah, itu juga celah udara. Namun sebenarnya untuk membuat celah
udara yang benar atau tepat kita membutuhkan alat yakni sebuah generator
frekwensi. Fungsinya untuk memgetahui resonansi dari trafo AC Matic yang kita
buat, sebab Power Supply AC Matic, haruslah yang benar benar optimal sesuai
dengan kebutuhan daya yang nantinya dibutuhkan, dengan susah payah kita
membuat AC Matic kalau fungsinya tidak sesuai dengan kebutuhan, maka akan
sia sia lah usaha kita. Sehingga saya memandu anda untuk menghasilkan AC
Matic yang saya sebut optimal, yaitu daya yang dihasilkan besar, rangkaian
sederhana sehingga mudah dibuat, power supply aman artinya tidak panas
dengan beban yang besar, stabil dengan lonjakan beban, yang terakhir harga
untuk membuatnya rendah alias murah.
Berdasarkan pengalaman saya selama bereksperimen tentang AC Matic
saya telah mendapatkan suatu data yang mungkin terbaik bagi saya, ternyata AC
Matic yang optimal jika trafo AC Maticnya mempunyai resonansi lilitan primer
dengan frekwensi antara 38Khz sampai 45Khz, jika dihubungkan dengan
kapasitor sebesar 10nanoFarrads (10nF). Kita harus memiliki terlebih dahulu
generator frekwensi dengan scan frekwensi dari 10Khz sampai 50Khz. Apakah
harus membeli? Dimana harus membelinya, dan berapakah harganya?
Pertanyaan ini tidak perlu dijawab. Kita dapat membuat sendiri dengan
mudah dengan komponen yang tidak perlu mahal. Inti dari generator frekwensi
adalah sebuah flipflop bistabil. Pada salah satu outputnya diperkuat dengan
sebuah amplifier kelas B, sebab bukan frekwen audio yang dipergunakan tetapi
jauh lebih tinggi dari spektrum frekwensi audio, ingat jangkah frekwensi audio
berkisar dari 20Hz sampai 20Khz, proyek kita mempergunakan frekwensi 38 - 45
Khz.
Kita bangun sendiri alat ini, yaitu flip flop bistabil seperti skema berikut :

Mungkin saat pengaturan celah udara akan mengalami kesulitan lantaran


terlalu jauh jangkauannya dari frekwensi yang ditentukan, sehingga untuk
memudahkan kita buat flip flop yang memiliki sapuan frekwensi, sehingga
frekwensi resonansi dapat tertangkap, yang kemudian kita dapat mengatur
dengan mudah, berdasarkan hasil pantauan dari generator frekwensi tersebut.
Untuk dapat menunjukan frekwensi resonansi, flip flop harus diperbesar dayanya,
segingga level tegangan dapat terbaca pada indikatornya, untuk skema lengkap
generator frekwensi adalah seperti gambar berikut ini :

Dalam skema ada blok yang diberi warna merah, itu adalah rangkaian
resonansi yang terdiri dari Cx dan Lp, Cx adalah kapasitor yang besarnya
10nF/2KV, dan Lp adalah lilitan primer trafo AC matic yang akan ditentukan celah
udaranya.

Anda mungkin juga menyukai