Selamat datang di blog saya, saya menampilkan sesuatu yang serba sederhana, proyek kecil
kecilan untuk belajar mandiri.
Ac matic
Inverter
ACmatic / SMPS HB
Sering di keluhkan membeli produk ditoko sebuah AC matic tidak sesuai
spesifikasinya dengan yang dipromosikan atau tertulis di bodi atau kit nya
tersebut.....mengapa bisa begini???? Masyarakat kita pada umumnya
menginginkan yang bagus besar dan murah....apakah hal itu tercapai??? Dalam
hal dunia bisnis sering pedagang memegang semboyan ada harga ada barang,
maksudnya kualitas barang tergantung pada harganya....adakah harga barang
murah dengan kualitas tinggi??? Kalo barang KONYOL (seko nyolong) bisa saja
atau SEPANYOL (separo nyolong) karena yang punya barang tidak tau
harganya....berapapun harganya jika ada yang beli pasti untung....hehehehehe.....
Kali ini saya akan berikan sebuah power supply yang berupa trafo elektronik
atau SMPS.
Ada berbagai macam jenis smps ini namun yang akan saya tampilkan smps yang
mempunyai topology Half Bridge atau HB dan topology ini terdiri atas 4 macam
systemnya ialah
1. HB topology non PFC
2. HB topologi PFC Boost Converter
3.HB topology PFC Buck Conveeter
4.HB topology PFC Boost and Buck Converter
Dari ke 4 nya masing masing punya keunggulan dan kekurangan bagi segi
teknisnya ataupun segi finansialnya, jga dari hal desainnya atau penampilan
tataletak juga ada kelebihan dan kekurangannya...... Kita akan memulai dari yang
paling atas ialah :
Apakah hanya seperti itu? Tentu ada yang mendukungnya yaitu beberapa
komponen tambahan sebagai pendukung agar dapat beroperasi dengan
sempurna.
Frekwensi operasi flip flop ini dengan harga komponen seperti diatas maka akan
terbangkit sebesar 22-25 KHZ dan frekwensi sebesar ini akan ideal diaplikasikan
untuk SMPS yang bahan bakunya sederhana...
Pendukung dari flipflop ini berupa buffer yang berfungsi untuk memperbesar
arus sinyal outputnya, sirkit buffer ini sering disebut dengan nama totempole
atau totem saja, yang dibangun dengan sepasang transistor NPN dan PNP, ini
deterapkan pada masing masing outputnya.
Sirkit pendukung lainnya adalah Driver yang berfungsi untuk mengendalikan
umpan ke sirkit switching yang berupa Power FET atau Mosfet atau Hexfet, driver
ini bisa berupa trafo yang disebut GDT (Gate Driver Transformer) atau berupa
Bootstrap yang berupa sirkit Lift up side signal, secara gambar blok seperti ini
Dan seperti apakah sirkit atu skema lengkapnya blok Buffer dan Driver nya???
Ini adalah sirkit untuk pendukung sirkit flip flop yang berupa Totempole dan GDT,
dan lengkapnya seperti skema berikut
Pada sekema Buffer terdapat terminal input sebanyak 2 buah ini dihubungkan
pada sirkit flip flop sebagai pembangkit frekwensi, sirkit ini disamping
memperkuat sinyal juga membelah sinyal menjadi 2 dan memiliki polaritas yang
berselisih 180 derajat, atau saling berkebalikan atau berlawanan, jadi input nya
ada 2 outputnya juga ada 2, namun pada outputnya sama sekali tidak
berhubungan dengan Ground, ini bertujuan agar pada masing masing sektor
bekerja sendiri sendi ri tanpa berhubungan dengan Ground
nya.....mengapa???????
Jika Output dari GDT langsung terkoneksi pada Gate power switch FET maka
pwer switch akan beroperasi tanpa jeda sedikitpun sehingga power switch akan
bekerja dengan seketika beralih bergantian, artinya jika output side up aktif maka
saat itu juga output side down non aktif, sehingga tidak ada jeda diantara output
aktif dan output non aktif, padahal pada input Gate FET terdapat sebuah
Capasitor semu yang akan berperan dalam mempengaruhi perubahan akif ke non
aktif ataupun sebaliknya dan ini meninggalkan tegangan sisa yang tidak
langsung hilang, hal ini dapat menyebabkan kedua input Gate FET mendapat
sinyal pacu dan FET aktif bersamaan, apa akibat nya????
Saat kedua power switch FET aktif atau "ON" bersamaan maka yang terjadi
adalah tegangan sumber akan di hubung singkat oleh FET tersebut akibatnya
sumber akan terbebani yang sangat berat yaitu beban hubung singkat. Pada
detak operasi frekwensi yang lebih tinggi unsur FET "ON" bersamaan adalah
sangat besar dan ini adalah sebuah kegagalan total dalam operasinya.... semakin
tinggi frekwensi operasi maka semakin besar pula prosentase power FET "ON"
bersamaan dan ini artinya kegagalan sistem semakin besar.....dan apa cara untuk
mengatasi agar power switch FET benar benar beroperasi bergantian dan hanya
sebuah saja yang beroperasi????
Sebuah cara yang mudah dilakukan adalah memberi jeda diantara switch aktif
dan non aktif, waktu yang dibutuhkan untuk jeda (spasi/istirahat) dinamakan
waktu mati atu istilah kerennya adalah Dead Time (DT) namun penyisipan waktu
jeda atau dead time sekecil kecilnya namun tidak sampai membuat power FET
"ON" bersama walau hanya dalam tempo yang sangat singkat, sebab penyisipan
dead time yang terlalu besar berakibat pengeluaran daya atau kemampuan daya
yang dihasilkan menurun, artinya semakin besar dead time maka daya yang
dihasilkan oleh SMPS tersebut akan semakin mengecil, maka dibuatlah dead time
sekecil kecilnya agar diperoleh daya sebesar besarnya. Perhatikan gambar sketsa
dibawah ini tentang peranan dead time tersebut....
Perhatikan tentang warna pada gambar diatas....Warna pink adalah sinyal yang
masuk ke GDT, Warna Merah dan Warna Magenta adalah bentuk sinyal output
GDT dan area warna abu abu adalah area power switch "ON" bersamaan dan
Warna Orange adalah titik dimana power switch FET benar benar maksimum,
area warna ini yang jadi penyebab kegagalan total SMPS terutama jika detak atau
basik frekwensi beroperasi pada status frekwensi tinggi......Gambar diatas adalah
GDT yang langsung terkoneksi ke Gate FET dan tidak ada sisipan Dead Time (DT).
Bagaimana cara menyisipkan Dead Time diantara kedua sinyal tersebut?
Berbagai macam cara para designer SMPS menyisipkan Dead Time, dari yang
sederhana sampai yang sangat rumit dan kompleks terutama jika power
switching beroperasi pada frekwensi sangat tinggi, semakin tinggi frekwensi
operasi switching semakin susah menyisipkan Dead Time yang sempurna,
namun secara garis besar nya cara cara penyisipan dead time ada 2 macam
yaitu :
1. Attenuator
Yaitu cara yang ditempuh untuk membuat dead time dengan menekan titik acuan
sinyal sampai dibawah titik Source FET sehingga didapat dead time yang
dikehendaki, cara ini adalah cara yang termudah sehingga banyak para designer
SMPS menerapkan cara ini, namun ada kekurangan dengan cara tersebut yaitu
kita kehilangan banyak daya karena puncak daya menjadi sempit, perhatikan
gambar berikut ini....
Banyak yang menerapkan cara ini dan bermacam macam pula bentuk sirkit
dengan Attenuator Dead Time karena lebih simpel dan praktis walaupun daya
yang dihasilkan hanyalah sebesar kotak hijau yang luasnya kurang dari 75% dari
maksimumnya.
2. Dellay ON Time
Yaitu suatu cara membuat dead time yang lebih rumit dan komplex namun
keunggulannya daya yang dihasilkan lebih besar dari cara yang pertama, sesuai
dengan namanya dellay atau tunda adalah menunda saat ON namun saat OFF
tidak ada tundaan atau OFF seketika. Para designer memilih cara ini karena
secara efisiensi daya akan lebih besar karena puncak daya nya lebar, walaupun
rumit dan komplex mengingat akan daya yang dihasilkan maka cara inipun
ditempuhnya, bagi pemula mungkin cara ini tidak dianjurkan akan tetapi tidak ada
salahnya walaupun pemula dapat membuat nya dengan baik karena sudah
disediakan komponen khusus untuk dead time dengan dellay, namun sayangnya
untuk driver GDT dengan dellay on time tidak ada komponen dipasaran yang
mendukung cara ini, sebab yang disediakan di pasaran adalah driver Gate
dengan Bootstrap.....dan bagaimana jika pakai GDT apakah bisa dengan
komponen dellay on time???????
Mungkin lebih baik saya langsung ke skematik diagram HB non pfc yang
sderhana dengan inti utama dari flip-flop :
Diposting oleh Cahyo Pranoto di 05.29
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Alat untuk mengisi ulang kondisi battery yang lemah dinamakan battery
charger, atau dengan istilah yang populer ialah cas bettery, atau battery cas.
Sudah banyak pemakaian ac matic dibidang elektronik, misalnya untuk pengisi
battery atau aki yang sudah lemah stromnya. Disini saya akan mengajak anda
untuk membuat battery charger yang universal, artinya serbaguna, yang
khususnya untuk pengisian ulang strom aki yang sudah habis. Bisa dipakai untuk
mengisi aki kering (SLA) maupun aki basah. Dalam hal ini kita mengacu pada
pemakaian aki kering atau basah untuk kapasiitas yang kecil saja, yaitu dengan
maximum pengisian 2 Ampere, atau untuk mengisi aki ukuran aki motor (3,5AH -
10AH).
Apa maksud dari istilah pengisi battery autovolt?
Auto artinya otomatis menyesuaikan kondisi, volt artinya tegangan, jadi
yang mempunyai arti secara otomatis dapat dipakai untuk menyetrom aki dengan
tegangan yang bervariasi, dari misalnya aki 6Volt, 12V, 36V(2 x 12V seri) dan
seterusnya tanpa mengubah setelan tegangan output, jadi dengan sendirinya
sudah sesuai dengan kondisi yang di strom, dan tanpa khawatir terjadi kelebihan
tegangan atau sebaliknya, sebab pengisian aki dengan tegangan yang terlalu
besar dapat merusak sel aki namun waktu pengisian lebih cepat penuh, atau jika
terlalu kecil akan sangat lama aki tersebut penuh. Dengan mempergunakan
sistem autovolt maka aki dapat penuh dengan pengisian standar yang aman. Alat
ini dapat dipergunakan dirumah untuk keperluan pribadi atau pun untuk
keperluan umum, mudah dibuat sederhana handal dan murah.
Inilah skema untuk strom aki (baterry charger) sistem autovolt sampai
maksimum 5 buah aki 12V distrom sekaligus disambung seri (60Volt total) atau
dapat dipakai untuk mengisi aki dari 1buah aki 6Volt, 12V, 2aki 12V, 3aki 12V
sampai maksimum 5 aki 12V, tertarik?
Untuk membuat trafo ac matic bisa anda baca artikel cara membuat
trafo ac matic yang sederhana atau klik disini
Telah kita ketahui bahwa power supply saat sekarang ini berbagai macam
dan rupa, dengan tujuan utama ialah meningkatkan effisiensi daya listrik,
kemampuan besar dengan bentuk fisik yang kecil, stabil dan handal juga dengan
tidak kalah tentang prioritas utama yaitu biaya murah, murah bukan berarti
murahan lhooo....
Power supply model klasik yang menggunakan trafo biasa sudah dianggap
usang, kini bermunculan berbagai macam power supply selain dengan trafo biasa,
misalnya : power supply AC Matic, power supply Inverter dansebagainya.
Kini kita mempelajari sambil belajar, mengamati sambil berfikir, untuk
mencari jenis power supply yang murah, kecil, daya besar, efisiensi tinggi,
mudah dibuat. Mungkin power supply jenis Inverter yang memiliki
klasifikasi semacam itu. Kita sudah tahu bahwa, Inverter prinsip kerjanya,
mengubah tegangan DC menjadi tegangan AC. Lalu disearahkan lagi menjadi
tegangan DC kembali, namun dengan level tegangan yang berbeda. Prinsip kerja
keseluruhan sistim sebenarnya bukan hanya mengubah tegangan DC menjadi AC
namun juga mengubah tegangan AC menjadi DC kembali, sehingga di peroleh
nama baru yaitu Inverter DC ke DC, atau ada yang menyebut dengan istilah
Converter (pengubah suatu besaran menjadi besaran lain yang berbeda)
Saat sekarang pemakaian Power Amplifier untuk Audio (Soundsystem)
boleh dikatakan sudah dalam taraf kilowatt, ada yang mencapai 10 kilowatt, dan
tidak disangkal lagi sudah mencapai tingkat ratusan kilowatt. Jika keadaannya
demikian apakah tidak ada jalan lain sumber tenaga yang dibilang praktis?
Bayangkan saja setiap 1 watt daya listrik diperlukan trafo seberat kurang lebih
20gram. Daya 100 Watt sekitar 2 kg trafo, jika daya 1kilowat dibutuhkan trafo
seberat 20kg, jika daya sebesar 10KW sekitar 200kg alias 2 kwintal, untuk yang
lebih besar lagi fikir sajalah....ini dikarenakan mempergunakan trafo dengan
frekwensi 50 Hz - 60Hz.
Bekerjanya inverter yang saya paparkan disini bukan dengan frekwensi 50
atau 60 Hz, namun bekerjanya mempergunakan frekwensi yang jauh lebih tinggi,
yaitu sekitar frekwensi 30.000 Hz. Kalau dibanding dengan frekwensi model klasik
antara 500 sampai 600 kali lebih tinggi, dengan menaikan frekwensi setinggi itu
ada banyak perubahannya diantaranya : Jika frekwensi semakin dinaikan jumlah
lilitan semakin sedikit, bentuk fisik trafo semakin kecil dengan tarif daya yang
tetap. Bandingkan saja jika menggunakan trafo klasik untuk menghasilakn daya
sebesar 1 KW berat sekitar 20 kg, dengan trafo inverter dg frekwensi 30 Khz
beratnya kurang dari 1 Ons, perbedaan yang fantastik, atau spektakuler, atau
bahasa canggihnya mencolok.
Saya menggunakan bahasa yang mudah difahami agar tidak terjadi salah
faham, sebab pemahaman yang salah dapat timbul permasalahan....begitulah.
Kita memikirkannya jangan yang besar dulu, dari yang kecil dan juga sederhana,
mudah dianalisa, nah inilah contoh power supply dengan inverter dengan tarif
daya 100Watt, atau inverter DC ke DC berdaya 100 Watt, namun inverter disini
bukan mengubah tegangan DC Aki 12V ke 30VCt , namun mengubah tegangan
DC 300V ke DC 30VCt. Sebab pemakaian inverter disini untuk power amplifier,
yang umum dipakai dimasyarakat kita, yang menggunakan tegangan listrik PLN
220VAC, mengapa kita membuatnya dari DC300V ke DC30V bukan dari 220VDC
ke 30VDC? Tegangan listrik PLN sebesar 220VAC memiliki tegangan puncak
sebesar 220 dikalikan akar 2 sama dengan 300V, makanya kita buat inverter dari
300VDC ke 30VDCCt.
Lihat skema inverter sederhana 100 Watt yang bekerja mengkonversi
tegangan 300VDC ke 30VDC ct dibawah ini.
Cara membuatnya :
Cara membuat trafo untuk inverter hampir sama dengan trafo untuk AC Matic,
untuk bahan yang digunakan sama persis, misal pakai ferit bekas flyback TV.
Perbedaannya pada penyambungan feritnya, kalau AC Matic harus ada celah
udara, namun untuk Inverter justru dibuat serapat rapatnya, agar tidak ada celah
udara.
Kita rancang dulu inverter yang kita buat ini untuk menyalakan lampu berapa
watt, misalnya 100 Watt, atau lampu 20 Watt sebanyak 5 buah, ini untuk
menentukan besarnya kawat yang digunakan untuk lilitan.
Arus sebesar 8,2 Ampere kita bulatkan keatas menjadi 10 Amp, biar mudah tidak
pakai koma komaan, ingat pembulatan harus keatas agar lebih besar. Ingat juga
tentang besarnya kawat terhadap arus. Semakin besar arus semakin besar pula
luas penampang kawat yang digunakan.
Setiap luas penampang 1,5 mm2(dibaca millimeter persegi) kawat tembaga
mampu dialiri arus sebesar 10Amp. Luas penampang tidak sama dengan
diameter, lihat rumus untuk konversi luas penampang ke diameter.
L = 1,5mm2
L = phi r^2 (dibaca phi er kwadrat)
D = 2xr
phi = 3,14
L = phi/4 . D^2
Dengan lilitan per volt didapat untuk jumlah lilitan sebanyak 200 lilit,
diterapkannya sistim ganda jumlah lilitan menjadi 100 lilit saja.
Saya telah membuat sebagai contoh seperti apa bentuknya setelah kita
susah susah mengikuti petujuk tutorial ini, lihat gambar berikut ini, contoh trafo
inverter dari ferrit bekas trafo flyback :
Wassalamualaikum Wr Wb.
Diposting oleh Cahyo Pranoto di 06.08
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Inverter
Lokasi: Pemalang, Jawa Tengah, Indonesia
Dengan melihat gambar disamping maksud celah udara sudah jelas bukan?
Seberapa besar celah udara yang harus kita buat?
Bagaimana caranya untuk membuat celah udara yang benar?
Kedua pertanyaan tersebut memang perlu dijawab dengan seksama dan
sejelas jelasnya, sebab unsur celah udara yang menentukan keberhasilan kita
dalam membuat trafo AC Matic atau lebih tepatnya Power supply Ac matic.
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari kita lanjutkan dulu, sebab
untuk membuat celah udara sangat mudah, tinggal direnggangkan dan diberi
sekat ya sudahlah, itu juga celah udara. Namun sebenarnya untuk membuat celah
udara yang benar atau tepat kita membutuhkan alat yakni sebuah generator
frekwensi. Fungsinya untuk memgetahui resonansi dari trafo AC Matic yang kita
buat, sebab Power Supply AC Matic, haruslah yang benar benar optimal sesuai
dengan kebutuhan daya yang nantinya dibutuhkan, dengan susah payah kita
membuat AC Matic kalau fungsinya tidak sesuai dengan kebutuhan, maka akan
sia sia lah usaha kita. Sehingga saya memandu anda untuk menghasilkan AC
Matic yang saya sebut optimal, yaitu daya yang dihasilkan besar, rangkaian
sederhana sehingga mudah dibuat, power supply aman artinya tidak panas
dengan beban yang besar, stabil dengan lonjakan beban, yang terakhir harga
untuk membuatnya rendah alias murah.
Berdasarkan pengalaman saya selama bereksperimen tentang AC Matic
saya telah mendapatkan suatu data yang mungkin terbaik bagi saya, ternyata AC
Matic yang optimal jika trafo AC Maticnya mempunyai resonansi lilitan primer
dengan frekwensi antara 38Khz sampai 45Khz, jika dihubungkan dengan
kapasitor sebesar 10nanoFarrads (10nF). Kita harus memiliki terlebih dahulu
generator frekwensi dengan scan frekwensi dari 10Khz sampai 50Khz. Apakah
harus membeli? Dimana harus membelinya, dan berapakah harganya?
Pertanyaan ini tidak perlu dijawab. Kita dapat membuat sendiri dengan
mudah dengan komponen yang tidak perlu mahal. Inti dari generator frekwensi
adalah sebuah flipflop bistabil. Pada salah satu outputnya diperkuat dengan
sebuah amplifier kelas B, sebab bukan frekwen audio yang dipergunakan tetapi
jauh lebih tinggi dari spektrum frekwensi audio, ingat jangkah frekwensi audio
berkisar dari 20Hz sampai 20Khz, proyek kita mempergunakan frekwensi 38 - 45
Khz.
Kita bangun sendiri alat ini, yaitu flip flop bistabil seperti skema berikut :
Dalam skema ada blok yang diberi warna merah, itu adalah rangkaian
resonansi yang terdiri dari Cx dan Lp, Cx adalah kapasitor yang besarnya
10nF/2KV, dan Lp adalah lilitan primer trafo AC matic yang akan ditentukan celah
udaranya.