Anda di halaman 1dari 18

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 06.04.

02
RUMAH SAKIT TK.III DR. R. SOEHARSONO

PENETAPAN DAN PEMBERLAKUAN


INFECTION PRVENTION CONTROL NURSE (IPCN) DAN
INFECTION PRVENTION CONTROL LINK NURSE (IPCLN)
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RUMKIT TK.III DR.R.SOEHARSONO

BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar belakang

Sebagai institusi kesehatan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya,


Rumkit Tk.III Dr.R. Soeharsono wajib memenuhi ketentuan/peraturan
perundang-undangan yang berlaku yang oleh Kepala Rumkit Tk.III Dr.R.
Soeharsono secara operasional dituangkan dalam berbagai kebijakan umum
tentang program kegiatan disetiap unit pelayanan maupun unit terkait.
Sebagaian dari program kegiatan tersebut ada yang harus dilaksanakan
secara terpadu yang melibatkan bebargai unit pelayanan dilingkungan
Rumkit Tk.III Dr.R. Soeharsono salah satu diantaranya adalah program
pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) Rumkit Tk.III Dr.R. Soeharsono.
Dengan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang perawatan pasien di
rumah sakit yang dilakukan suatu tindakan medis oleh petugas kesehatan
dengan tujuan perawatan dan penyembuhan pasien, bila dilakukan tidak
sesuai dengan prosedur berpotensi untuk menularkan penyakit infeksi, baik
pada pasien maupun pada petugas kesehatan itu sendiri.

Potensial resiko terjadinya infeksi terhadap pasien bisa diakibatkan


petugas tidak melaksanakan prosedur atau ketentuan dalam pelaksanaan
pencegahan dan pengendalian infeksi dan hal ini bisa berdampak terhadap
pasien rumah sakit, berpengaruh terhadap lama hari perawatan,
meningkatnya biaya, morbilitas, dan mortalitas, mutu pelayanan rumah sakit
menurun, bahkan dapat terjadi tuntutan hukum.

Karena itu untuk mencegah terjadinya infeksi terhadap pasien,


petugas, dan pengunjung perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi yang dalam pelaksanaannya memerlukan
landasan/pedoman berupa pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi
dengan tujuan sebagai panduan bagi petugas medis, paramedis maupun
non medis dalam melaksanakan pelayanan maupun dalam melakukan
tindakan medis kepada pasien sehingga infeksi tidak terjadi di Rumkit Tk.III
Dr.R. Soeharsono

II. Visi

Pengendalian infeksi Rumkit Tk.III Dr.R. Soeharsono merupakan


upaya rumah sakit untuk memberikan pelayanan kesehatan yang dapat
dibanggakan prajurit, PNS, dan keluarga serta masyarakat umum.

III. Misi

1. Meyelenggarakan penelitian dan pengembangan tentang upaya


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di rumah sakit melalui Surveilans
2. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan tentang upaya Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi bagi tenaga kesehatan dan non kesehatan
(Administrasi, cleaning service, petugas pengelolaan linen, petugas
kamar jenazah, dan teknik).
3. Mensosialisasikan upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi kepada
pegawai baru dan mahasiswa yang akan praktek klinik di Rumah Sakit
TK.III Dr. R. Soeharsono Banjarmasin.
4. Menganalisis dan memdistribusikan hasil surveilans agar dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang dibanggakan prajurit.

IV. Tujuan
1. Mencegah dan mengendalikan terjadinya Infeksi di Rumah Sakit TK.III
Dr. R. Soeharsono Banjarmasin.
2. Mengurangi hasil rawat pasien / LOS melalui Pengendalian Infeksi.
3. Mengurangi angka morbilitas dan mortalitas.
4. Dengan usaha Pengendalian Infeksi diharapkan angka kejadian infeksi
rendah, sehingga dapat mengurangi biaya operasional rumah sakit
maupun biaya yang ditanggung oleh pasien.

V. Falsafah

Meningkatkan kemampuan pelayanan kepada prajurit / PNS TNI AD


dan keluarga serta masyarakat umum dengan mengupayakan pencegahan
terjadinya infeksi .

VI. Fungsi dan Wewenang

1. Fungsi perencanaan yaitu :


a) Merencanakan kegiatan PPI diseluruh unit kerja rumah sakit
b) Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana pendukung kegiatan
PPI di seluruh unit kerja rumah sakit.
2. Fungsi penggerakan dan pelaksanaan, yaitu :
a) Mengorganisasikan dan menggerakkan pelaksanaan kegiatan PPI
diseluruh unit kerja rumah sakit sehingga sesuai dengan program
kerja yang telah ditetapkan
b) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang PPI bagi
seluruh petugas rumah sakit
c) Mendorong pemenuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan PPI diseluruh unit kerja minimal sakit sesuai
dengan aspek pekerjaan masing-masing
3. Fungsi Pemantauan, Pengendalian dan Penilaian
a. Mengendalikan kondisi yang berpotensi timbulnya kasus PPI diseluruh
unit kerja rumah sakit
b. Memantau kasus PPI di seluruh unit kerja rumah sakit
c. Menilai dan melaksanakan tindak lanjut penanganan kasus PPI
d. Memberikan masukan dan rekomendasi kepada Kepala Rumkit dalam
pengambilan keputusan dan kebijakan dibidang (PPI)

VII. Ruang Lingkup

Ruang lingkup program IPCN dan IPCLN adalah lingkungan Rumkit


Tk. III Dr.R. Soeharsono yang meliputi semua ruangan atau lapangan,
terbuka atau tertutup bergerak atau tetap dimana pegawai rumah sakit
bekerja, pasien dilayani pengunjung atau penunggu pasien melewati atau
mendatangi, terutama tempat-tempat yang potensial menjadi sumber bahaya
baik diatas atau dibawah permukaan tanah atau air maupun di udara di
lingkungan Rumkit Tk.III Dr.R. Soeharsono termasuk di dalamnya adalah
pegawai Rumkit Tk.III Dr.R. Soeharsono sendiri agar tidak membahayakan
dirinya sendiri, rekannya ataupun orang lain.
BAB II

URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB IPCN dan IPCLN

I.Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

1. IPCN (INFECTION PREVENTION AND CONTROL NURSE)

a. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi


yang terjadi di lingkungan kerjanya, baik rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya.
b. Memonitor pelaksanaan PPI, penerapan SOP dan kewaspadaan
isolasi.
c. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada Ketua
Panitia PPI.
d. Bersama Ketua Panitia PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan
tentang PPI di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
e. Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama sama Ketua
Panitia PPI memperbaiki kesalahan yang terjadi.
f. Memonitor petugas kesehatan untuk mencegah penularan infeksi dari
petugas kesehatan ke pasien atau sebaliknya.
g. Bersama Komite PPI menganjurkan prosedur isolasi dan memberi
konsultasi tentang pencegahan dan pengendalian infeksi yang
diperlukan pada kasus yang terjadi di rumah sakit.
h. Audit pencegahan dan pengendalian infeksi termasuk terhadap
limbah, laundry, gizi, dan lain lain dengan menggunakan daftar tilik.
i. Memonitor kesehatan lingkungan.
j. Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotika yang
rasional.
k. Mendesain, melaksanakan, memonitor, dan mengevaluasi surveilans
infeksi yang terjadi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
l. Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke Ketua Panitia PPI
dan Kepala Rumah Sakit.
m. Memberikan motivasi dan teguran tentang kepatuhan pelaksanaan
PPI.
n. Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan
prinsip PPI.
o. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang
PPI.
p. Meningkatkan kesadaran pasien, pengunjung, dan keluarga tentang
topik infeksi yang sedang berkembang di masyarakat, infeksi dengan
insiden tinggi.
q. Sebagai koordinator antara Unit dalam mendeteksi, mencegah, dan
mengedalikan infeksi rumah sakit.

2. IPCLN (INFECTION PREVENTION AND CONTROL LINK NURSE)

a. Mengisi dan mengumpulkan formulir suveilans setiap pasien di unit


rawat inap masing masing, kemudian menyerahkannya kepada
IPCN ketika pasien pulang.
b. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan
PPI pada setiap personel ruangan di unit rawatnya masing masing.
c. Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya infeksi
kepada pasien.
d. Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB,
penyuluhan bagi pengunjung di ruang rawat masing masing,
konsultasi prosedur yang harus dijalankan bila belum paham.
e. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam
menjalankan standar isolasi.
II. Unsur Pendukung IPCN dan IPCLN
a. Membantu Pelaksanaan Program PPI
b. Membantu Mobilisasi ketika terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa)
BAB III

FASILITAS DAN PERALATAN

Peralatan diperlukan untuk mendukung proses kegiatan pelaksanaan


IPCN dan IPCLN agar dapat berjalan lancarr meliputi:

1. Sarana dan prasarana:


a. Ruang Sekretariat dan tenaga sekretaris
b. Komputer, printer, internet
c. Telepon dan faksimili
d. Alat tulis kantor untuk kerja, formulir pemantauan, pengendalian,
penilaian dan tindak lanjut etik layanan kesehatan di rumah sakit.
e. Buku Pedoman Panitia PPI dari Depkes RI
f. Buku Pedoman PPI RS Tk.III Dr.R. Soeharsono
g. Prosedur Kerja Panitia PPI
2. Tenaga
Dibutuhkan minimal 11 (sebelas) orang staf medis fungsional, 2 (dua)
orang Staf keperawatan (Tim IPCN), 23 orang Staf keperawatan dan
penunjang medis (IPCLN), 1 orang staf administrasi.
3. Dana
Diperlukan anggaran pembiayaan untuk menunjang kegiatan operasional
. Rencana anggaran ini disusun dan di ajukan pada setiap tahun
anggaran melalui rencana usulan kegiatan PPI, dan dimasukkan dalam
anggaran operasional rumah sakit.
BAB IV

KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROSEDUR KERJA

Kebijakan

1. Kebijakan Eksternal
Kebijakan dan komitmen Kepala Rumah Sakit sebagai landasan IPCN
dan IPCLN adalah :
a. Bahwa rumah sakit berkewajiban memberikan perlindungan
kesehatan dan keselamatan kerja kepada seluruh karyawan,
mahasiswa akper ataupun kedokteran yang mau melaksanakan
praktek dan karyawan medis maupun non medis selama menjalankan
fungsi dan tugasnya di rumah sakit melalui Panitia PPI
b. Bahwa pasien dan pengunjung berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan yang maksimal untuk mencegah terjadinya resiko infeksi
selama dirawat di rumah sakit.
2. Kebijakan internal
a. IPCN dan IPCLN merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
manajemen rumah sakit.
b. Setiap bentuk dan pelaksanaan kegiatan PPI harus selalu
berpedoman pada visi, misi Panitia PPI, buku pedoman pencegahan
dan pengendalian infeksi yang dikeluarkan oleh Kepala Rumkit
Ciremai.
c. PPI harus di jadikan sebagai budaya, bagi setiap individu yang bekerja
di rumah sakit
3. Kebijakan Pengelolaan
Prinsip Pengelolaan: Membentuk IPCN dfan IPCLN ditempat kerja
dengan melibatkan unsur manajemen, sumberdaya manusia, kondisi dan
lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan
mengurangi angka infeksi yang diakibatkan karena pelayanan yang
diberikan di rumah sakit.
Pengelolaan program/kegiatan IPCN dan IPCLN di lingkungan
Rumkit Tk.III Dr.R. Soeharsono dilakukan secara komprehensif,
terintegrasi serta berkelanjutan oleh masing-masing unit terkait, serta
dikoordinasikan oleh suatu panitia PPI yang kedudukan dan susunan
anggotanya terdiri dari unsur pimpinan dan staf pelaksana Rumkit Tk.III
Dr.R. Soeharsono yang terlatih dan panitia ini bertanggung jawab
iangsung kepada Kepala Rumah Sakit. Kedudukan, tugas dan fungsi
ketua dan anggota, ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala
Rumkit Rumkit Tk.III Dr.R. Soeharsono.
Dalam melaksanakan kegiatannya IPCN dan IPCLN harus
mengacu pada pedoman pelaksanaan PPI di Rumkit Tk.III Dr.R.
Soeharsono yang ditetapkan oleh Kepala Rumah Sakit, dan selalu harus
berkoordinasi dengan setiap bagian, instalasi, unit fungsional maupun
non fungsional dalam upaya mewujudkan terlaksananya pelaksanaan
PPI di rumah sakit yang berperan dalam memantau, mengawasi dan
mengendalikan pelaksanaan PPI.
Program kegiatan IPCN dan IPCLN mendapat dukungan dana
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB) Rumkit Tk.III Dr.R.
Soeharsono setiap tahun maupun sumber pendanaan lain yang sah
yang kemudiaan dialokasikan baik secara terintegrasi melalui program
PPI di masing-masing bagian / unit pelayanan terkait maupun khusus
melalui panitia PPI Rumkit Tk.III Dr.R. Soeharsono.
Panitia PPI berkewajiban menyusun rencana program tahunan 1
(satu) bulan sebelum penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja (RAPB) Rumkit Tk.III Dr.R. Soeharsono untuk mendapat
persetujuan dari Ka Rumkit, kemudian ketika program sedang berjalan
harus menyusun sistem pemantauan dan evaluasi serta menyampaikan
laporan kepada Ka Rumkit.
IPCN dan IPCLN merupak bagian dari Panitia PPI berperan aktif
bersama unit-unit terkait dalam penyusunan pedoman pelaksanaan PPI
untuk selanjutnya memintakan persetujuan dan pemberlakuan dari
Ka.Rumkit Rumkit Tk.III Dr.R. Soeharsono.
4. Kebijakan pelaksanaan
a. Tata cara pelaksanaan program/kegiatan PPI di lingkungan Rumkit
Tk.III Dr.R. Soeharsono dilaksanakan menurut pedoman yang disusun
berdasarkan peraturan perundang - undangan serta kebijakan umum
ini, untuk kemudian dilaksanakan dilapangan menurut prosedur tetap
ataupun petunjuk teknisnya sebagai penjabaran operasional dari
pedomannya.
b. Prosedur tetap dan atau petunjuk teknis dibuat oleh Panitia PPI
maupun oleh unit-unit pelaksanaan terkait sesuai dengan
kepentingannya, sedangkan pendokumentasian dan
pengadministrasiannya dilakukan oleh panitia PPI
c. Agar seluruh program PPI dilingkungan Rumkit Tk.III Dr.R.
Soeharsono dapat terselenggara dengan cara efisien, efektif dan
produktif maka pelaksanaannya melalui penerapan sistem
rnanajemen PPI.

Strategi

1. Penyelenggara dan pengelola rumah sakit memberikan dukungan penuh


terhadap pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi
2. IPCN dan IPCLN pada Tim pencegahan dan pengendalian Infeks (PPI)
perlu di dukung oleh :
a. Struktur organisasi, ketentuan, peraturan, tata tertib dan prosedur
operasional yang lengkap sehingga dapat berjalan dengan baik
b. Sarana dan Prasarana yang memadai setiap unit kerja disesuaikan
dengan kegiatan yang dilaksanakan di unit tersebut yang sesuai
dengan standar yang ditetapkan oleh panitia PPI.
c. Tenaga professional dan tenaga yang terlatih serta mempunyai
pengetahuan dibidang PPI sehingga semua kegiatan yang
dilaksanakan dapat berjalan optimal.
Prosedur Kerja

Prosedur kerja adalah acuan kerja bagi staf dalam melaksanakan


tugasnya, sehingga tidak terjadi kesimpang siuran karena ketidak jelasan.
Beberapa prosedur kerja yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan
kegiatan panitia PPI adalah :

1. Protap kebijakan cuci tangan


2. Protap prosedur cuci tangan
3. Protap dekontaminasi
4. Protap penggunaan APD (alat pelindung diri)
5. Protap perlindungan minimum bagi semua pasien
6. Penanganan pasien dengan mrsa
7. Pengambilan spesimen pada dugaan infeksi nosokomial : infeksi luka
operasi
8. Protap perawatan luka
9. Protap dekontaminasi tumpahan darah (cairan tubuh)
10. Protap dekontaminasi alat-alat kesehatan
11. Protap dekontaminasi meja kerja / operasi
12. Protap alat pelindung diri (APD) untuk petugas linen
13. Protap pembersihan kereta dorong untukbarang-barang yang kotor
14. Protap pelayanan sterilisasi di luar jam kerja

Dasar Hukum

Perumusan dan penyusunan pedoman penyelengaraan PPI mengacu


kepada :

1. Undang-undang No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan


2. Peraturan Menkes RI No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3. Peraturan Menkes RI No. 159b/Menkes/Per/II/1998 tentang Rumah
Sakit
4. SK.Menkes RI No. 1333 Menkes/SK/XlI/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit.
5. Peraturan MENAKER No. 5/Men/1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
6. Peraturan MENKES No. 986/Menkes/Per/XI/1992 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
7. Peraturan MENKES No. 159b/Menkes/Per/lI/1988 tentang Pengaturan
Cara-cara Akreditasi Rumah Sakit
8. SK Dirjen Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI
NoYM.00.03.2.2.571 tentang Sertifikat Akreditasi Rumah sakit
BAB V

PENGEMBANGAN STAF DAN PROGRAM PENDIDIKAN

Pengembangan Staf dan program pendidikan panitia Pencegahan dan


Pengendalian Infeksi (PPI) di dasarkan pada pengembangan tenaga
professional yang sudah terlatih dan pelaksanaan PPI sehingga program PPI
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien dalam rangka menurunkan
angka kejadian infeksi.

Pengembangan Panitia PPI

Perencanaan pengembangan panitia PPI di bagi dalam 3 tahap yaitu :

1. Program jangka pendek


a. Melengkapi sarana, prasarana dari peralatan minimal yang diperlukan
untuk mendukung operasional kerja panitia PPI, sehingga dapat
bekerja secara efektif dan efisien.
b. Melaksanakan fungsi administrasi umum panitia PPI agar proses
kegiatan berjalan lancar dan mengacu pada standart prosedur
operasional yang telah ditetapkan.
c. Melaksanakan fungsi pengendalian PPI, agar sesuai dengan
pedoman yang telah ditetapkan.

2. Program jangka menengah


Melaksanakan fungsi pelayanan dan pengawasan PPI dengan tujuan
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit melalui PPI yang dilaksanakan
oleh Komite dan Tim PPI di semua unit terkait di Rumkit Tk.III Dr.R.
Soeharsono secara lengkap dan obyektif sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
3. Program jangka panjang
Melaksanakan fungsi penelitian dan pelatihan PPI sehingga dapat
dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan sehingga selalu dapat
menyesuaikan tuntutan dan perkembangan ilmu dan teknologi di bidang PPI

Pengembangan Staf

Pengembangan anggota IPCN dan IPCLN diarahkan untuk mendukung


terlaksananya program-program pengembangan Panitia PPI, yang dibagi
dalam 3 tahap, yaitu :

1. Tahap pertama
a. Pemahaman anggota IPCN dan IPCLN terhadap pedoman
pengorganisasian PPI dan Prosedur kerja yang telah ditetapkan
b. Pembudayaan cara kerja anggota IPCN dan IPCLN yang selalu
konsisten dengan prosedur kerja yang telah di bakukan
2. Tahap kedua
Pembekalan kepada anggota IPCN dan IPCLN tentang proses dan
mekanisme pelaksanaan, pengendalian, dan penilaian PPI yang sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan, sehingga tiap anggota paham dan
dapat memberikan informasi tentang PPI
3. Tahap ketiga
a. Pembekalan kepada anggota IPCN dan IPCLN mengenai prinsip
dasar PPI sehingga mampu membuat perencanaan peningkatan mutu
PPI rumah sakit.
b. Pembekalan kepada anggota IPCN dan IPCLN tentang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan PPI, sehingga
mempunyai wawasan yang luas tentang pelaksanaan, pengendalian
dan penilaian PPI serta mengadakan suatu upaya-upaya peningkatan
mutu PPI.
Pendidikan Staf

Pendidikan staf diarahkan pada upaya pembekalan anggota IPCN dan


IPCLn yang merupakan bagian dari Tim PPI mampu melaksanakan tugasnya
dengan maksimal sesuai hak dan kewenangannya sehingga fungsi IPCN
dan IPCLN dapat maksimal. Program Pendidikan ini ditujukan kepada
seluruh staf secara terbuka, sepanjang memenuhi persyaratan dan kriteria
yang ditentukan. Cara pendidikan staf dapat ditempuh dengan formal
maupun informal pada setiap ada kesempatan, dapat berupa kegiatan :
Study pustaka, Study banding, temuan ilmiah, kursus, pelatihan, in house
training atau pendidikan formal yang berkaitan dengan PPI, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Langkah-langkah kegiatan program
pendidikan staf ini disusun sesuai kesempatan dan kemampuan yang ada,
adalah sebagai berikut :

1. Prioritas pertama
Study kepustakaan, dengan cara mempelajari buku-buku pedoman
tentang PPI, Buku Pedoman Pengorganisasian Panitia PPI prosedur
kerja yang telah ditetapkan.
2. Prioritas kedua
a. Study banding ke rumah sakit lain yang lebih baik dalam hal
pengelolaan panitia PPI
b. Mengikuti kursus/pelatihan ilmiah yang berkaitan dengan PPI pada
setiap ada kesempatan.
3. Prioritas ketiga
Mengikuti pendidikan formal yang berkaitan dengan PPI atau
mengangkat staf fungsional yang berpengalaman dalam upaya
peningkatan mutu PPI di rumah sakit.
BAB VI

EVALUASIDAN PENGENDALIAN MUTU

Keberhasilan PPI di Rumkit Tk.III Dr.R. Soeharsono ditentukan oleh


keberhasilan IPCN dan IPCLN ini dalam upaya melaksanakan tugas dan
fungsinya. Oleh sebab itu untuk evaluasi dan pemantauan pelaksanaan
program/kegiatan PPI perlu dilihat dari sistem panitianya, yaitu aspek
masukan, proses dan outputnya.

Kriteria Evaluasi

Aspek Masukan

Tersedianya buku pedoman pelaksanaan administrasi dan manajemen


panitia PPI dan prosedur kerjanya dan formulir kegiatan PPI di Rumkit
Tk.III Dr.R. Soeharsono.
Adanya unit pelaksanaan yang bertanggung jawab melaksanakan
program/kegiatan PPI
Adanya dana dan sarana untuk kegiatan panitia PPI
Disusunnya program kerja dari panitia PPI

Aspek Proses

Dilaksanakan rencana kegiatan panitia PPI sesuai dengan perencanaan,


antara lain :
a. Pemantauan pelaksanaan program/kegiatan PPI di Rumkit Tk.III
Dr.R. Soeharsono
b. Pencegahan dan pengendalian Infeksi terhadap pasien, petugas dan
pengunjung di Rumkit Tk.III Dr.R. Soeharsono
c. Pemantauan dan peningkatan upaya keselamatan pasien rumah
sakit
d. Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans
infeksi yang terjadi di rumah sakit.
e. Memonitor pelaksanaan PPI, penerapan SOP, kewaspadaan isolasi
f. Memonitor kesehatan lingkungan

Aspek Output

Terselenggaranya program/kegiatan PPI di Rumkit Tk.III Dr.R.


Soeharsono yang lancar tepat waktu dan tepat sasaran.

Bentuk Kegiatan

Evaluasi dan pemantauan program/kegiatan PPI dilaksanakan oleh Panitia


PPI melalui berbagai cara/pendekatan yang ada antara lain :

Laporan kegiatan bulanan dari Panitia PPI


Laporan tahunan dari Panitia PPI

Ditetapkan : Di Banjarmasin
Pada Tanggal : Desember 201

Disetujui
Kepala Rumah Sakit

dr. M. Wicaksono, T.P, Sp.B


Letkol Ckm NRP 11930096670968

Anda mungkin juga menyukai