Laporan Penelitian
Diajukan untuk memenuhi tugas
Metode Penelitian Analisis Teks media
Oleh:
AINUR ROHMAH
B76211117
Dosen Pembimbing:
Dr. Ali Nurdin, M.Ag
siapa yang bersungguh-sungguh, dia akan berhasil
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk orang-orang yang aku sayang dan cintai :
1. Ayah dan Ibu yang telah berjuang mengorbankan waktu dan tenaga
untuk ananda demi memperoleh pendidikan yang setinggi-tingginya.
Serta motivasi-motivasi pencakar langit yang berhasil menstimuli
ananda untuk tetap semangat dalam menggapai impian.
2. Robeth Saifun Nawas, adik semata wayangku yang selalu membuatku
tersenyum dikala kesedihan menggerogoti suasana hati.
3. Teman-teman pesaing bidadari Surga Pesantren Mahasiswa An Nur,
yang selalu ada dikala aku merasa sendiri, susah senang bersamamu.
Nafi, Erlina, Ayu dan Zahroh, Aku tanpa kalian, bagai butiran debu.
Kalian keluarga ke-2 ku.
4. Teman-teman 5/F3 Ilmu Komunikasi Public Relation yang
terlanjur aku sayangi. Makasih untuk segalanya.
KATA PENGANTAR
Sanjung syukur kehadirat Sang Maha Luhur, yang telah menaungkan
Rahmat serta HidayahNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini
dengan lancar. Seiring dengan itu, peneliti sampaikan dengan tulus, dari hati yang
terdalam dan yang tak terkira sebagai ungkapan terima kasih kepada ayah dan
bunda tercinta atas dukungan moral, moril serta motivasi-mativasi yang mampu
bangkitkan semangat peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian
ini dengan baik dan lancar dengan judul penelitian Konstruksi Pesan Motivasi
dalam Film Negeri 5 Menara (Telaah Analisis Semiotik Model Roland Barthes)
Penelitian ini tak mungkin terwujud sedemikian rupa jika tanpa adanya
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena, dalam kesempatan ini, peneliti
mengucapkan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada:
Ainur Rohmah
ABSTRAK
Ainur, 2014: Konstruksi Pesan Motivasi Dalam Film Negeri 5 Menara. (Telaah
Analisis Semiotik Model Roland Barthes)
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimanakah
konstruksi pesan motivasi dalam film Negeri 5 Menara.
Dalam komunikasi, pesan merupakan salah satu unsur yang sangat
penting. Proses komunikasi terjadi dikarenakan adanya pesan yang ingin
disampaikan kepada orang lain. Pesan tersebut dapat tertulis maupun lisan, yang
didalamnya terdapat simbol-simbol yang bermakna, yang telah disepakati antara
pelaku komunikasi. Konstruksi pesan adalah sebuah aktifitas yang bertujuan
untuk membangun suatu makna kepada orang lain.
motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang
yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk
memperoleh kesuksesan dalam kehidupan. Pesan motivasi yang disampaikan
dalam Film Negeri 5 Menara ini sangat kental sekali. Hak ini dibuktikan oleh
peneliti dengan menggunakan analisis semiotic model Roland Barthes. Teori
semiotik Berthes dikembangkan dari teori pertanda-pertanda yang dicetuskan
Ferdinand de Saussure. Salah satu teori Seussure yang dikembangkan Barthes
adalah signifikasi.
Penelitian ini peneliti tulis dengan pendekatan kritis dengan metode riset
analisis semiotika. Jenis riset deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi secara
sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat objek
tertentu.menggunaan pendekatan deskriptif kualitatif, karena penelitian ini
memuat tentang prosedur penelitian yang menghasilkan deskriptif berupa kata-
kata tertulis dan atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati. Kemudian
dalam penyajian data dan analisisnya peneliti menyusun hasil pengamatan, data
tertulis untuk selanjutnya peneliti melakukan analisis data dengan menggunakan
langkah-langkah reduksi data, display data, verifikasi data dan simpulan.
Kesimpulan yang didapat dari penelitian kualitatif ini adalah bahwa
Simbol-simbol yang digunakan dalam film Negeri 5 Menara ini sangat sesuai
dengan Analisis Semiotik Model Roland Barthes. Dimana pada dasarnya analisis
ini hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal
(things). Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan
dengan mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa objek-
objek tidak hanya membawa informasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem
terstruktur dari tanda.
Kata kunci: konstruksi pesan, motivasi, Film Negeri 5 Menara, Semiotik model
Roland Barthes.
DAFTAR ISI
COVER
MOTTO......................................................................................................................
i
PERSEMBAHAN......................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................
iii
ABSTRAK.................................................................................................................
iv
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang..............................................................................................1
B. Rumusan masalah........................................................................................4
C. Tujuan penelitian.........................................................................................4
D. Manfaat penelitian.......................................................................................4
E. Kajian hasil penelitian terdahulu.................................................................5
F. Definisi Operasional Konsep.......................................................................6
G. Metode Penelitian.......................................................................................12
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian...........................................................12
2. Unit Analisis.........................................................................................13
..................................................................................................................
3. Jenis dan Sumber Data.........................................................................13
4. Teknik Pengumpulan Data...................................................................14
5. Teknik Analisis Data............................................................................15
6. Sistematika Pembahasan......................................................................16
7. Jadwal penelitian..................................................................................17
BAB V : PENUTUP
A. Simpulan
........................................................................................................................
51
B. Saran
........................................................................................................................
51
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seperti yang kita tahu, bahwa media massa telah menyentuh hampir
semua aspek kehidupan sehari-hari kita. Penyiaran melalui media massa
merupakan wahana komunikasi massa dasar yang telah terbukti
efektifitasnya. Tanpa media komunikasi, manusia tidak mungkin bisa
mendistribusikan satu pesan ke banyak penerima secara global. Tanpa
perangkat seperti computer, microfilm dan perangkat siar digital lainnya,
manusia akan sangat terbatas dalam menyampaikan dan menerima pesan.
Dengan demikian, media memperluas komunikasi manusia dalam hal
produksi dan distribusi pesan, serta menerima, menyimpan dan menggunakan
kembali informasi. Produksi meliputi penciptaan pesan menggunakan media
komunikasi, sedangkan distribusi meliputi transmisi, yakni memindahkan
pesan, reproduksi yang diikuti amplifikasi (penjelasan) pesan, dan display
yakni membuat pesan tampak secara fisik ketika sampai ke tujuan.
Keberadaan media yang meluas tidak selalu menjadi kabar baik,
demikian kata beberapa ahli teori yang mengatakan bahwa melimpahnya
informasi dan akses ke ide-ide dan hiburan dapat menimbulkan kecemasan
informasi. Teori lain menyatakan bahwa media berita bahkan mendorong
keepasifan karena media member kesan bahwa liputannya sudah amat
lengkap sehingga tidak ada lagi yang perlu diketahui atau dilakukan.
Dari rentetan penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Sedang media
komunikasi yang dianggap media massa adalah radio siaran dan televisi.
Keduanya dikenal sebagai media elektronik, surat kabar dan majalah,
keduanya disebut dengan media cetak, serta media film.
Film adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie. Film, secara
kolektif, sering disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata
kinematik atau gerak. Film juga sebenarnya merupakan lapisan-lapisan cairan
selulosa, biasa di kenal di dunia para sineas sebagai seluloid. Pengertian
secara harafiah film (sinema) adalah Cinemathographie yang berasal dari
Cinema + tho = phytos (cahaya) + graphie = grhap (tulisan = gambar = citra),
jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat
melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang
biasa kita sebut dengan kamera.
Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi
dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi. Kamera film
menggunakan pita seluloid (atau sejenisnya, sesuai perkembangan teknologi).
Butiran silver halida yang menempel pada pita ini sangat sensitif terhadap
cahaya. Saat proses cuci film, silver halida yang telah terekspos cahaya
dengan ukuran yang tepat akan menghitam, sedangkan yang kurang atau
sama sekali tidak terekspos akan tanggal dan larut bersama cairan
pengembang (developer).
Tema Film Negeri 5 Menara adalah Pendidikan, hal ini dapat kita lihat
sendiri dari lembaran-lembaran novel ini yang menceritakan bagaimana
tokoh-tokoh utama di dalamnya mengenyam pendidikan di dunia pesantren,
apalagi dalam Film ini dibuka dengan kata mutiara dari Imam Syafi'i yang
berhubungan dengan penuntutan ilmu.
Ahmad Fuadi, seorang mantan Wartawan Tempo dan VOA yang
ternyata adalah seorang alumnus Pondok Pesantren Modern Gontor,
Ponorogo, alumnus beberapa universitas terkemuka, baik di dalam maupu di
Luar Negeri, membawa nuansa baru dengan menerbitkan sebuah novel yang
di angkat menjadi sebuah film berlatar belakang cerita pesantren, yaitu Negeri
5 Menara.
Film negeri 5 menara telah sukses membawa pesan singkat namun
memiliki kekuatan pesan motivasi yang sangat kuat terutama bagi para tokoh
pemainnya. Pengalaman para tokoh di film ini mengajarkan mereka bahwa
apapun bisa mereka raih selama usaha dan doa mengiri setiap langkahnya.
Film ini dinilai sangat relevan hadir ditengah-tengah masyarakat dalam
zaman yang seperti ini, dimana banyak sekali anak-anak yang kurang
semangat belajar kemudian menyalahgunakan lembaga pendidikan hanya
sebagai sarana bermain dan meraih kebebasan. Karena mereka terlepas dari
pengawasan orang tua.
Film dapat memberi dampak pada setiap penontonnya, baik dampak
positif maupun dampak negatif. Melalui pesan yang terkandung didalamnya,
film mampu memberi pengaruh bahkan mengubah dan membentuk karakter
penontonnya. Dengan berbagai eksperimen dan melihat fenomena sekitar,
peneliti ingin mencari tahu simbol yang disampaikan oleh penulis novel
tentang apa yang dibuat. Karena film tidak hanya dimaknai sebagai karya seni
(film as art), akan tetapi oleh Turner lebih dimakanai sebagai praktik sosial,
serta Jowett dan Linton memaknai sebagai komunikasi massa.1
Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk
melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan
sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari
kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk
tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah
mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.
Motivasi dapat berupa motivasi intrinsic dan ekstrinsic. Motivasi yang
bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat
seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan
pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang
atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi
ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di
pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi
seperti status ataupun kompensasi.
Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang
dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya
manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa. Landy dan Becker
membuat pengelompokan pendekatan teori motivasi ini menjadi 5 kategori
yaitu teori kebutuhan, teori penguatan, teori keadilan, teori harapan, teori
penetapan sasaran.
Sebagai refleksi realitas kehidupan sosial, film seringkali menjadi tolok
ukur peristiwa yang terjadi di masyarakat yang akhirnya diangkat ke layar
lebar. Hal ini juga yang mendasari seorang sutradara Affandi Abdul Rachman
untuk mengangkat sebuah novel karya Ahmad Fuadi yang berjudul Negeri 5
Menara menjadi sebuah film.
Film ini secara singkat menceritakan perjalanan hidup manusia yang
menjejakkan kakinya di dunia pesantren. Dikisahkan secara ulet dan estetis
bagaimana pernak-pernik kehidupan dunia pesantren dengan enam tokoh
1 Eriyanto. Pengantar Analisis Teks Media, cetakan ke-2. Yogyakarta: LKiS. 2003. Hlm: 11
pemeran utamanya yang berbeda asal. Hingga akhirnya waktu mewujudkan
mimpi mereka masing-masing dalam negara dan benua yang berbeda.
Dengan berbagai macam tanda yang dimunculkan dalam film ini, untuk
diketahui berbagai macam model motivasi yang terkandung untuk diketahui
pesan apa yang ingin disampaikan oleh penulis novel untuk diperlihatkan di
masyarakat.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan rumusan
masalah yang timbul yaitu Bagaimanakah konstruksi pesan motivasi dalam
film Negeri 5 Menara?
C. Tujuan penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimanakah
konstruksi pesan motivasi dalam film Negeri 5 Menara.
D. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:
1. Teoritis
F. Definisi Konsep
Konsep merupakan abstraksi yang dibentuk dengan
menggeneralisasikan hal-hal yang khusus.2 Menurut Koentjaraningrat konsep
merupakan unsur pokok dari suatu konsep sebelumnya. Definisi singkat dari
sejumlah fakta atau gejala yang ada. 3 Definisi konsep ini memberikan
gambaran-gambaran konsepyang khusus dan menjelaskan bagian-bagian
yang terkandung dalam judul yang diambil.
a. Konstruksi pesan
Dari kamus ilmiah populer, konstruk merupakan konsepsi,bentuk
susunan (bangunan), rancang, menyusun, membangun, melukis dan
memasang.4 Dalam ilmu komunikasi, pesan merupakan suatu makna yang
ingin disampaikan oleh seorang komunikator kepada komunikan. Pesan
dimaksudkan agar terjadi kesamaan maksud antara komunikator dan
komunikan. Dalam komunikasi, pesan merupakan salah satu unsur yang
sangat penting. Proses komunikasi terjadi dikarenakan adanya pesan yang
ingin disampaikan kepada orang lain. Pesan tersebut dapat tertulis maupun
lisan, yang didalamnya terdapat simbol-simbol yang bermakna, yang telah
disepakati antara pelaku komunikasi. Massage merupakan seperangkat
lambang yang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.5
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa konstruksi pesan adalah sebuah
aktifitas yang bertujuan untuk membangun suatu makna kepada orang lain.
b. Motivasi
Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk
melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan
sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari
kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk
tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia
telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam
kehidupan.
2 Jallaludin Rachmad, Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: Remaja Rosda Karya. 1995. Hal.
12
3 Koentjaraningrat. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1994. Hal.
21
4 Pius A. Partanto, M. Dahlan Al Barry. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arloka. 1994. Hal. 365
5 Onong Effendi. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2002.
Hal: 18
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya
semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5
tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan
terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki
Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif
psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah
kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak
harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya
menjadi penentu tindakan yang penting.
Aktualisasi diri
penghargaan
sosial
keamanan
Faali
8 Alex Sobur. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2004. Hal. 105
9 Sobur. Semiotika...................hal. 125
G. Metode penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kritis dengan metode
riset analisis semiotika. Jenis riset deskriptif bertujuan untuk membuat
deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-
sifat objek tertentu. Melalui kerangka konseptual, peneliti melakukan
operasionalisasi konsep yang akan menghasilkan variabel beserta
indikatornya. Jenis riset ini untuk menggambarkan realitas yang sedang
terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar variabel. Hasil dari
pengumpulan data yang didapat peneliti mengenai Film Negeri 5 Menara
ini kemudian akan dianalisis melalui pendekatan Roland Barthes.
Dengan teknik penelitian menggunakan analisis Semiotik, yaitu
sebagai bahan kajiannya dalam melihat simbol dan tanda-tanda yang
menguatkan film ini dalam menyampaikan pesan dan makna pada Film
Negeri 5 Menara. Karena dalam penelitian ini lebih diutamakan kualitas
analisis yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan
fenomina yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai
metode yang ada.10
Analisis semiotik dalam penelitian ini berdasarkan teori Roland
Berthes. Dengan adanya teori ini diharapkan dapat membongkar pesan
motivasi yang terkandung dalam Film Negeri 5 Menara diamana Semiotik
bagi Berthes adalah mempelajari segala sistem tanda, apapun substansi dan
batasannya: gerak, bunyi, musik, objek dan asosiasi kompleks antara
semua itu. Bagi Barthes, wilayah kerja semiotik menjadi sangat luas, dan
bahasa menjadi salah satu bagian dari padanya selain ada banyak unsur
lain yang bisa dipelajari sebagai tanda (other than language).11
2. Unit analisis
Unit of analysis adalah pesan yang akan diteliti melalui analisis isi.
Pesan yang dimaksud berupa gambar, judul, kalimat, paragaraf, adegan
dalam film atau keseluruhan isi pesan.12
10 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal. 5
11 Sobur. Analisis Teks Media.............hal. 101
12 Dody M. Ghozali. Communication Measurement. (dalam skripsi Badruz Zaman. IAIN Sunan
Ampel Surabaya. 2007)
Obyek penelitian adalah Film Negeri 5 Menara yang di produseri oleh
Salman Aristo, Aoura Lovenson Chandra, Dinna Jasanti. Film ini dibuat
oleh Million Pictures pada tahun 2012 dengan setting waktu sekitar tahun
1980an dan tempat di Maninjau, Sumatra Barat, Ponorogo dan Pondok
Madani yang akan menjadi fokus kajian dalam penelitian adalah
keseluruhan tanda realitas untuk diketahui pesan komunikasi yang
dibangun dalam cerita yang terdapat dalam Film Negeri 5 Menara.
Subyek penelitian dalam penelitian ini berupa audio dan visualisasi
gambar sebagai bagian terpenting dari Film Negeri 5 Menara yang akan
dikaji oleh peneliti. Audio yang terrdapat dalam film berupa dialog antar
pemain, musik transisi, dan back sound yang ada. Sedangkan visualisasi
gambar meliputi foto, video, setting tempat, setting waktu dan gesture.
2. Data sekunder
Yaitu data tambahan atau pelengkap dari data primer yang ada.
Dalam penelitian ini data sekundernya berupa dokumentasi yang
didapat dari internet, info mengenai film Negeri 5 Menara, novel,
artikel maupun jurnal yang ada hubungannya dengan film Negeri 5
Menara.
b. Sumber data
Sumber data dari penelitian ini adalah file video Film Negeri 5
Menarayang di dapat dari Youtube.
13 Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 1998. Hal: 236
14 Pius..............hal: 533
15 M. Idrus. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Airlangga. 2009. Hal: 101
16 Sobur. Analisis Teks................ hal. 102
Analisis data dilakukan dengan cara peneliti sebagai instrumen riset
memberi makna kepada data berdasarkan tingkat reliabilitas dan validitas
data menggunakan cara berfikir induktif yaitu cara berfikir yang berangkat
dari hal-hal yang khusus (fakta empiris) menuju hal-hal umum (tataran
konsep).
Data yang diperoleh di lapangan melalui observasi, dokumen, studi
kepustakaan dan literatur diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori
tertentu dengan mempertimbangkan kevalidan. Setelah diklasifikasikan,
peneliti melakukan pemaknaan terhadap data. Pemaknaan ini merupakan
prinsip dasar riset kualitatif, yaitu bahwa realitas ada pada pikiran
manusia, realitas adalah hasil kontruksi manusia.17 Analisis data dalam
penelitian ini berdasarkan model semiotika Roland Barthes mengenai
makna denotasi, mekna konotasi, mitos dan ideologi dari tanda-tanda
visual teks dalam film.
Langkah pertama diawali dengan melihat dan memilah gambar dan
dialog yang ada dalam Film Negeri 5 Menara. Dengan menggunakan
analisis semiotika Roland Barthes, dialog dan gambar tgersebut dianalisis
ke dalam komponen-komponen semiotika, yaitu elemen signifikasi dua
tahap (makna denotasi, konotasi dan mitos) kemudian dihubungkan
dengan ideologi yang menghadirkan kritik sosial.
Dalam penelitian ini peneliti memakai teknik analisis Roland Barthes
yang menganalisis tanda-tanda komunikasi yang ia sebut dengan semiologi
komunikasi, yaitu mementingkan hubungan antara tanda dengan pengirim
dan penerimanya.18 Peneliti menganalisis tanda sesuai konteksnya.
Referensinya dapat menggunakan penjelasan sintaksis (ketatabahasaan)
dan analisis semantik (makna tanda-tanda) bahkan histoticalevents dan
objek termasuk teks tertulis.19 Dalam hal ini Roland Barthes menganalisis
tentang segala hal yang berhubungan dengan sistem simbolik dan
sistematik dari peradaban manusia seluruhnya.20
H. Sistematika Pembahasan
I. Jadwal penelitian
Adapun jangka waktu penelitian, peneliti menggunakan jadwal sebagai
berikut dengan tujuan agar penelitian bisa selesai dengan sesuai waktu yang
ditagetkan, sebagai berikut :
Waktu (minggu)
N
Uraian Kegiatan VII
o I II III IV V VI VII
I
1 Pra survey X
2 Merancang Proposal X X
3 Pengumpulan data X X X
4 Analisis data X X X
5 Penulisan laporan X X
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Pustaka
a. Konstruksi pesan
Dari kamus ilmiah populer, konstruk merupakan konsepsi, bentuk
susunan (bangunan), rancang, menyusun, membangun, melukis dan
memasang.21 Dalam ilmu komunikasi, pesan merupakan suatu makna yang
ingin disampaikan oleh seorang komunikator kepada komunikan. Pesan
dimaksudkan agar terjadi kesamaan maksud antara komunikator dan
komunikan. Dalam komunikasi, pesan merupakan salah satu unsur yang
sangat penting. Proses komunikasi terjadi dikarenakan adanya pesan yang
ingin disampaikan kepada orang lain. Pesan tersebut dapat tertulis maupun
lisan, yang didalamnya terdapat simbol-simbol yang bermakna, yang telah
disepakati antara pelaku komunikasi. Massage merupakan seperangkat
lambang yang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.22
Dalam teori konstruksionis Penman menguraikan empat kekuatan
komunikasi jika dilihat dari teori konstruksionis. Pertama, komunikasi itu
bersifat konstitutif; artinya, komunikasi itu sendiri yang menciptakan
dunia kita. Kedua, komunikasi itu bersifat kontekstual; artinya komunikasi
dipahami dalam batas-batas waktu dan tempat tertentu. Ketiga, komunikasi
bersifat beragam; artinya komunikasi itu dalam bentuk yang berbeda.
Keempat, komunikasi itu bersifat tidak lengkap; artinya komunikasi itu
berada dalam proses oleh karenanya selalu berjalan dan berubah.23
21 Pius A. Partanto, M. Dahlan Al Barry. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arloka. 1994. Hal. 365
22 Onong Effendi. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2002.
Hal: 18
23 Fathurin Zen, Nu Politik; Analisis Wacana Media. Hal. 51
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa konstruksi pesan adalah sebuah
aktifitas yang bertujuan untuk membangun suatu makna kepada orang lain.
b. Motivasi
Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk
melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan
sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari
kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk
tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia
telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam
kehidupan.
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya
semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5
tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan
terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki
Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif
psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah
kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak
harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya
menjadi penentu tindakan yang penting.
Aktualisasi diri
penghargaan
sosial
keamanan
Faali
c. Film
Film adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie. Film, secara
kolektif, sering disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata
kinematik atau gerak. Film juga sebenarnya merupakan lapisan-lapisan
cairan selulosa, biasa di kenal di dunia para sineas sebagai seluloid.
Pengertian secara harafiah film (sinema) adalah Cinemathographie yang
berasal dari Cinema + tho = phytos (cahaya) + graphie = grhap (tulisan =
gambar = citra), jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya.
Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan
alat khusus, yang biasa kita sebut dengan kamera.
Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk
fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi. Kamera
film menggunakan pita seluloid (atau sejenisnya, sesuai perkembangan
teknologi). Butiran silver halida yang menempel pada pita ini
sangat sensitif terhadap cahaya. Saat proses cuci film, silver halida yang
telah terekspos cahaya dengan ukuran yang tepat akan menghitam,
sedangkan yang kurang atau sama sekali tidak terekspos akan tanggal dan
larut bersama cairan pengembang (developer).
Definisi Film Menurut UU 8/1992, adalah karya cipta seni dan budaya
yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat
berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita
video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya
dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses
elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat
dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem Proyeksi mekanik,
eletronik, dan/atau lainnya.
Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis plastik
yang dilapisi dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering
disebut selluloid. Dalam bidang fotografi film ini menjadi media yang
dominan digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap
lensa. Pada generasi berikutnya fotografi bergeser padapenggunaan media
digital elektronik sebagai penyimpan gambar. Dalam bidang sinematografi
perihal media penyimpan ini telah mengalami perkembangan yang pesat.
Berturut-turut dikenal media penyimpan selluloid (film), pita analog, dan
yang terakhir media digital (pita, cakram, memori chip). Bertolak dari
pengertian ini maka film pada awalnya adalah karya sinematografi yang
memanfaatkan media selluloid sebagai penyimpannya.
Sejalan dengan perkembangan media penyimpan dalam bidang
sinematografi, maka pengertian film telah bergeser. Sebuah film cerita
dapat diproduksi tanpa menggunakan selluloid (media film). Bahkan saat
ini sudah semakin sedikit film yang menggunakan media selluloid pada
tahap pengambilan gambar. Pada tahap pasca produksi gambar yang telah
diedit dari media analog maupun digital dapat disimpan pada media yang
fleksibel. Hasil akhir karya sinematografi dapat disimpan Pada media
selluloid, analog maupun digital.
Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah mengubah
pengertian film dari istilah yang mengacu pada bahan ke istilah yang
mengacu pada bentuk karya seniaudio-visual. Singkatnya film kini
diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang menggunakan audio
(suara) dan visual (gambar) sebagai medianya.Istilah film pada mulanya
mengacu pada suatu media sejenis plastik yang dilapisi dengan zat peka
cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid. Dalam bidang
fotografi film ini menjadi media yang dominan digunakan untuk
menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap lensa.
Pada generasi berikutnya fotografi bergeser padapenggunaan media
digital elektronik sebagai penyimpan gambar. Dalam bidang sinematografi
perihal media penyimpan ini telah mengalami perkembangan yang pesat.
Berturut-turut dikenal media penyimpan selluloid (film), pita analog, dan
yang terakhir media digital (pita, cakram, memori chip). Bertolak dari
pengertian ini maka film pada awalnya adalah karya sinematografi yang
memanfaatkan media selluloid sebagai penyimpannya.
Sejalan dengan perkembangan media penyimpan dalam bidang
sinematografi, maka pengertian film telah bergeser. Sebuah filmcerita
dapat diproduksi tanpa menggunakan selluloid (media film). Bahkan saat
ini sudah semakin sedikit film yang menggunakan media selluloid pada
tahap pengambilan gambar. Pada tahap pasca produksi gambar yang telah
diedit dari media analog maupun digital dapat disimpan pada media yang
fleksibel. Hasil akhir karya sinematografi dapat disimpan Pada media
selluloid, analog maupun digital. Perkembangan teknologi media
penyimpan ini telah mengubah pengertian film dari istilah yang mengacu
pada bahan ke istilah yeng mengacu pada bentuk karya seniaudio-visual.
Singkatnya film kini diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang
menggunakan audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya. Unsur-
unsur film
i. Unsur Intrinsik
Unsur yang terdapat di dalam karya sastra.yang mempengaruhi
karya sastra tersebut,unsure intrinsik dalam cerita meliputi :
- Tema
Merupaka pokok persoalan dalam cerita.
- Karakter tokoh
Tokoh dalam cerita. Karakter dapat berupa manusia, tumbuhan
maupun benda. Karekter dapat dibagi menjadi:
Karakter utama: tokoh yang membawakan tema dan memegang
banyak peranan dalam cerita.
Karakter pembantu: tokoh yang mendampingi karakter utama.
Protagonis : karakter/tokoh yang mengangkat tema.
Antagonis : karakter/tokoh yang memberi konflik pada tema dan
biasanya berlawanan dengan karakter protagonis. (Ingat, tokoh
antagonis belum tentu jahat).
- Konflik
Konflik adalah pergumulan yang dialami oleh karakter dalam
cerita dan . Konflik ini merupakan inti dari sebuah karya sastra
yang pada akhirnya membentuk plot. Ada empat macam konflik,
yang dibagi dalam dua garis besar:
Konflik internal
Individu-diri sendiri: Konflik ini tidak melibatkan orang lain,
konflik ini ditandai dengan gejolak yang timbul dalam diri sendiri
mengenai beberapa hal seperti nilai-nilai. Kekuatan karakter akan
terlihat dalam usahanya menghadapi gejolak tersebut.
Konflik eksternal
Individu Individu: konflik yang dialami seseorang dengan orang
lain.
Individu alam: Konflik yang dialami individu dengan alam.
Konflik ini menggambarkan perjuangan individu dalam usahanya
untuk mempertahankan diri dalam kebesaran alam. Individu-
Lingkungan/ masyarakat : Konflik yang dialami individu dengan
masyarakat atau lingkungan hidupnya.
- Seting
Keterangan tempat, waktu dan suasana cerita. Sebuah cerita harus
jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta
keadaan ketika cerita berlangsung.
- Plot / Alur
Jalan cerita dari awal sampai selesai.
Eksposisi : penjelasan awal mengenai karakter dan latar (bagian
cerita yang mulai memunculkan konflik/permasalahan)
Klimaks : puncak konflik/ ketegangan.
Falling action: penyelesaian.
- Sudut pandang
Sudut pandang yang dipilih penulis untuk menyampaikan
ceritanya.
Orang pertama: penulis berlaku sebagai karakter utama cerita, ini
ditandai dengan penggunaan kata aku. Penggunaan teknik ini
menyebabkan pembaca tidak mengetahui segala hal yang tidak
diungkapkan oleh sang narator. Keuntungan dari teknik ini adalah
pembaca merasa menjadi bagian dari cerita.
Orang kedua: teknik yang banyak menggunakan kata kamu atau
Anda. Teknik ini jarang dipakai karena memaksa pembaca untuk
mampu berperan serta dalam cerita.
Orang ketiga: cerita dikisahkan menggunakan kata ganti orang
ketiga, seperti: mereka dan dia.
- Teknik penggunaan bahasa
Dalam menuangkan idenya, penulis biasa memilih kata-kata yang
dipakainya sedemikian rupa sehingga segala pesannya sampai
kepada pembaca. Selain itu, teknik penggunaan bahasa yang baik
juga membuat tulisan menjadi indah dan mudah dikenang. Teknik
berbahasa ini misalnya penggunaan majas, idiom dan peribahasa.
- Amanat
Nilai (amanat) : pesan atau nasihat yang ingin disampaikan
pengarang malalui cerita.
B. Kajian Teori
1. Dasar pemaknaan Roland Barthes dan teorinya
Roland Barthes merupakan penerus pemikiran Saussure. Roland
Barthes menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman personal
dan kultural penggunanya. Gagasan Roland Barthes ini dikenal dengan
order of signification, mencakup denotasi dan konotasi. Disinilah titik
perbedaan Saussure dan Barthes, meskipun Barthes tetap mempergunakan
istilah signifier-signified yang diusung Saussure.
Roland Barthes melihat aspek lain dari penandaan yaitu mitos yang
menandai suatu masyarakat. Mitos menurut Barthes terletak pada tingkat
penandaan kedua, jadi setelah terbentuk sistem signifier-signified, tanda
tersebut akan menjadi penanda baru yang kemudian memiliki petanda
kedua dan membentuk tanda baru. Jadi, ketika tanda memiliki makna
konotasi lalu berkembang menjadi makna denotasi, maka makna denotasi
tersebut menjadi mitos.
Selain itu, ada juga perbedaan antara Barthes dengan Saussure yang
lainnya yaitu Barthes mengkaji lima kode dalam setiap tanda; kode
heurmenetik (teka-teki), kode semik (makna konotatif), kode simbolik,
kode proaretik (logika tindakan), kode gnomic atau kode cultural. Tujuan
analisis Barthes ini adalah untuk menunjukkan bahwa tindakan yang
paling meyakinkan, atau teka-teki yang paling menarik, merupakan produk
buatan dan bukan tiruan yang nyata.24
25 Peter Pericles Trifonas. Dalam skripsi Pesan Komunikasi Dalam Film Takva. Laila tanzil al
Quran. 2012. Hal. 60
26 Ibid., hal. 60
27 Stuart Hall. Budaya Media Bahasa. Yogyakarta: Jalasutra. 2002. Hal. 15
28 Ibid., hal 15
29 Shobur. Semiotika.......... hal. 107
signified) sebagai upaya menjelaskan bagaimana kita dalam kehidupan
bermasyarakat didominasi oleh konotasi.30 Konotasi adalah pengembangan
segi petanda (makna/isi tanda) oleh pemakai tanda sesuai sudut
pandangnya. Kalau konotasi sudah menguasai masyarakat, akan menjadi
mitos. Salah satu contoh yang diambil oleh Barthes adalah olahraga gulat
di Perancis.. ternyata menurutnya, gulat bukan olahraga, tetapi tontonan.31
Menurut Barthes, pada tingkat denotasi, bahasa menghadirkan konvesi
atau kode-kode sosial yang bersifat eksplisit, yakni kode-kode yang
tandanya bermuatan makna tersembunyi. Makna tersembunyi ini adalah
makna yang menurut Barthes merupakan kawasan dari ideologi atau mitos.
Bentuk
Denotasi penanda konotasi
32 Alex sobur. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2004. Hal. 110
Film merupakan bidang kajian yang amat relevan bagi analisis
semiotik. Seperti dikemukakan Van Zoest,33 dalam film dibangun dengan
tanda semata-mata. Tanda-tanda itu termasuk berbagai sistem tanda yang
bekerja sama dengan baik untuk mencapai efek yang diharapkan. Berbeda
dengan fotografi statis, rangkaian gambar dalam film menciptakan
imajidan sistem penandaan. Memang ciri gambar-gambar film adalah
persamaannya dengan realitas yang ditunjuknya. Gambar yang dinamis
dalam film merupakan ikonis bagi realitas yang dinotasikaanya. Dalam
film pemberi arti dan yang diberi arti hampir identik. Sebuah gambar
mempunyai hubungan langsung dengan apa yang ia beri arti, sedangkan
kata tidak seperti itu melakukannya.
33 Alex sobur. Analisis Teks Media; Suatu Pengantar Unruk Analisis Wacana, Analisis Semiotik
dan Analisis Framing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2004. Hal. 128
BAB III
PENYAJIAN DATA
4. Kru Film
- Sutradara : Affandi Abdul Rachman
- Produser :Salman Aristo, Aoura Lovenson Chandra, Dinna
Jasanti
- Penulis : Salman Aristo
- Musik : Aghi Narotama
- Penyunting : Cesa David Luckmansyah
- Distribusi : Million Pictures
- Durasi : 120 menit
- Negara : Bendera Indonesia Indonesia
- Bahasa : Bahasa Indonesia
5. Pemain
- Gazza Zubizareta sebagai Alif
- Doni alamsyah sebagai Ust.Salman
- Ernest Samudra sebagai Said
- Billy Sandy sebagai Baso
- Rizki Ramdani sebagai Atang
- Aris Putra sebagai Dulmajid remaja
- Jiofani Lubis sebagai Raja
- Eriska Rein sebagai Sarah
- Sakurta Ginting sebagai Randai
- Lulu Tobing sebagai Amak
- Andhika Pratama sebagai Fahmi
Raja Lubis
Dia merupakan teman Alif pada waktu di PM.
Secara Fisiologis : seorang anak laki-laki berusia sekitar 17
tahun, berambut hitam cepak, berkulit sawo matang, berbadan
sedang, tinggi. Secara Sosiologis : berasal dari Medan, pindah
dari SMA dan masuk Pondok Madani, berasal dari keluarga
menengah bawah, sahabat Alif di Pondok Madani. Secara
Psikologis : tempramental, tetapi sebenarnya baik, keras, pintar
bermain alat musik, beragama islam.
Berikut Cuplikannya : Untuk menarik perhatian pendengar,
selain menggunakan suara yang lantang, ikat meraka dengan
matakau, pandang mata mereka dengan lekat, saran Raja
sambil mengarahkan 2 jari kemataku. Arti harfiahya Kotak,
bukan lemari (tempat pakaian buku dan segala macam yang kita
punya.Lemari kecil yang lebih menyerupai kotak, terang raja
yang memiliki banyak informasi dan dengan senang hati
berbagi.
Baso Salahuddin
Dia adalah teman alif di PM.
Secara Fisiologis: seorang anak laki-laki berusia sekitar 15
tahun, berambut hitam, deretan gigi tidak rapih, berkulit hitam,
kurus, tidak terlalu tinggi. Secara Sosiologis: berasal dari Goa
Gorontalo, berasal dari keluarga menengah kebawah, yatim
piatu, kental dengan agama islam, sahabat Alif di Pondok
Madani.Secara Psikologis: baik hati, cerdas, paling pintar
diantara shahibul menara, pintar baca alquran, kurang fasih
dalam berbahasa inggris, bijaksana, sabar, beragama islam.
Berikut kutipan ceritanya : melihat yang bukan mukhrim bisa
menghilangkan hapalan Al-Quran ku, kata baso dengan suara
rendah.
Said Jufri
Dia adalah teman alif di PM
Secara Fisiologis: seorang anak laki-laki berusia sekitar 15
tahun, berambut hitam, berkulit hitam, montok, tinggi. Secara
Sosiologis: berasal dari Surabaya, berasal dari keluarga
menengah, sahabat Alif di Pondok Madani. Secara Psikologis:
baik hati, senang bercanda, beragama islam.
Berikut kutipan ceritanya : tenang akhi , sebentar lagi kita akan
selamat. asrama tinggal 100 m lagi insyaallah tidak akan kena
hukum, kata said dengan sangat optimis. Said , Ya akhi ,
sebelum keasrama ,kita ke studio foto dulu yuk . kapan lagi tiga
orang berkepala shaolin berfoto pakai sarung. , said memang
selalu tau bagaimana mengambil sisi positif dari setiap bencana.
Atang
Dia adalah teman Alif pada waktu di PM.
Secara Fisiologis: seorang anak laki-laki berusia sekitar 15
tahun, berambut hitam cepak, berkulit sawo matang, kurus, tidak
terlalu tinggi. Secara Sosiologis: berasal dari Bandung, berasal
dari keluarga menengah bawah, bahasa sundanya kental sekali,
pintar elektronik, sahabat Alif di Pondok Madani. Secara
Psikologis: ramah, ceplas-ceplos, pintar dalam elektronik,
beragama islam.
Berikut kutipan ceritanya : Eh......kenalkan nama saya Atang,
sambil menyorongkan tangannya, dan buru buru dia
menambahkan , saya dari Bandung urang sunda, Said, ingat
jangan kita menjadi Jasus 2x dalam 2 bulan, sahut Atang disaat
hendak melakukan kesalahan. Aku juga tidak punya duit
sekarang, tapi aku bisa menjamin tinggal kalian selama
diBandung. Pergi ke Bandung jelas tidak bayar karena naik
mobil bapakku, untuk ongkos kembali dari Bandung ke PM aku
bisa meminjamkan nanti, bujuk Atang pada saat ingin
mengajak Alif dan Baso.
Dulmajid
Dia adalah teman Alif juga pada waktu di PM.
Secara Fisiologis: seorang anak laki-laki berusia sekitar 15
tahun, berkulit hitam, berambut hitam, berpostur tubuh tinggi,
montok. Secara Sosiologis: berasal dari Madura, berasal dari
keluarga menengah, sahabat Alif di Pondok Madani. Secara
Psikologis: baik hati, senang bercanda, beragama islam.
Berikut kutipan ceritanya : Lif, aku akan menunggumu sampai
kamu selesai mengerjakan tugas itu , kata Dulmajid
Amak
Beliau merupakan Ibu Alif.
Secara Fisiologis: seorang Ibu berusia sekitar 35 tahun,
berjilbab, berkulit sawo matang, berpostur tubuh tidak terlalu
tinggi, bertubuh sedang. Secara Sosiologis: berasal dari padang
daerah sekitar Danau Maninjau, kental dengan agama Islam,
keluarga menengah bawah. Secara Psikologis: keras kepala, baik
hati, teguh pada pendirian, beragama islam.
Berikut kutipan ceritanya : Bang Ambo ingin berlaku adil , dan
keadilan hrus dimulai dari diri sendiri, bahkan anak sendiri.
Aturannya siapa yang tak mau praktek menyanyi dapat angka
merah, kata Amak ketika Ayah bertanya, kok tega memberi
angka buruk pada anak. Kita disini adalah pendidik. Kalau
kayak begini ini bukan mendidik, kemana muka kita
disembunyikan dari Allah yang maha melihat.Ambo tak mau
ikut bersokongkol dalam ke tidak jujuran ini, frontal dan pas di
ulu hati.
Ayah Alif
Secara Fisiologis: seorang Ayah berusia sekitar 40 tahun,
berambut hitam, berkulit sawo matang, berpostur tubuh tinggi,
tidak terlalu kurus. Secara Sosiologis: berasal dari Padang
daerah sekitar Danau Maninjau, kental dengan agama Islam,
keluarga menengah bawah. Secara Psikologis: lemah lembut,
sabar, bijaksana, beragama islam.
Berikut kutipa ceritanya : Pak anak ambo kelakuanya baik dan
NEMnya termasuk paling tinggi di Agam, kami kirim untuk
mendalami agama, ucap ayah pada saat berbicara dengan pak
Sutan yang menjengkelkan.
Kyai Rais
Beliau adalah guru besar Alif pada waktu di PM.
Secara Fisiologis: seorang laki-laki berusia sekitar 50 tahun,
berkulit hitam, berambut hitam sedikit beruban, bertubuh tinggi
besar. Secara Sosiologis: seorang kiai Pimpinan Pondok Madani,
berpendidikan, ahli agama. Secara Psikologis: berwibawa,
bijaksana, cerdas, baik hati, beragama islam.
Berikut kutipan ceritanya : Mandirilah maka kamu akan jadi
orang merdeka dan maju. Itimad Ala Nafsi, bergantung pada
diri sendiri, jangan dengan orang lain, cukuplah bantuan Tuhan
yang menjdi panutanmu, Nasihat Kyai Rais.
Kak Iskandar
Dia adalah ketua asrama Al barq, tenpat Alif dengan Sahibul
yang lain tidur. Secara Fisiologis: seorang laki-laki berusia
sekitar 19 tahun, berpostur tubuh tinggi, berkulit sawo matang,
berambut hitam, memakai peci, jas, tidak terlalu kurus. Secara
Sosiologis: kelas 4 di Pondok Madani, kepala asrama
indonesia. Secara psikologis: baik hati, bijaksana, beragama
islam. Berikut kutipannya : Sebelum tidur, kami akan bacakan
Qonun, aturan tidak tertulis yng tidak boleh dilanggar.
Pelanggaran pasti akan diganjar sesuai dengan kesalahannya dan
ganjaran paling berat adalah dipulangkan dari PM selama
lamanya, katanya dengan serius dan tegas.
Randai
Dia adalah teman kecil (teman akrab) Alif di Maninjau
(dikampungnya). Secara Fisiologis: seorang anak laki-laki
berusia sekitar 15 tahun, berambut hitam ikal, bergigi sedikit
tonggos, berkulit hitam, kurus, tidak terlalu tinggi. Secara
Sosiologis: berasal dari Padang daerah sekitar Danau Maninjau,
baru lulus MTs ( Madrasah Tsanawiyah) setara dengan SMP,
berasal dari keluarga menengah bawah, kental dengan agama
islam, sahabat karib Alif. Secara Psikologis: sedikit sombong,
pintar, beragama islam. Berikut kutipannya:Kamu belum
pernah lihat Komputer kan ? nah disini semua murid ikit belajar
komputer karena sekolahku baru membuat Lab komputer yang
paling modern di kota kita,senagnya katanya dengan bangga
hati.
Ust Faris
Dia adalah Guru Alif di PM, beliau mengajar Al- Quran Hadist.
Secara Fisiologis: seorang laki-laki berusia sekitar 50 tahun,
berkulit hitam, berambut hitam sedikit beruban, bertubuh tinggi
besar. Secara Sosiologis: seorang kiai Pimpinan Pondok Madani,
berpendidikan, ahli agama. Secara Psikologis: berwibawa,
bijaksana, cerdas, baik hati, beragama islam. Berikut
kutipannya : Bacalah Al Quran dan Al Hadist dengan mata
hati kalian, resapi dan lihatlah mereka secara menyeluruh, saling
berkait menjadi pelita bagi kehidupan kita, katanya dengan
suara Bariton yang sangat terjaga vibranya.
Ust Kholid
Beliau adalah ustad yang sangat berpengalaman, dia juga pernah
menuntut ilmu di Kairo, orangnya baik. Berikut kutipannya :
Iya sederhanya, kalau kita mewaqafkan tanah jesekolah maka
tanah itu berpindah ketangan sekolah itu selamanya untuk
kepentingan sekolah dan umat. Dan saya, karena tidak punya
tanah, yang saya waqafkan diri saya sendiri, kata Ust Khalid.
Ust Salman
Beliau adalah Wali Kelas Alif di PM, beliau mengajar pelajaran
sejarah di PM. Secara Fisiologis: seorang laki-laki berusia
sekitar 30 tahun, berambut hitam, berkulit putih, tidak terlalu
kurus, berpostur tubuh tinggi, selalu memakai peci, baju koko.
Secara Sosiologis: salah satu staff pengajar di Pondok Madani,
berpendidikan, Ahli Ilmu Agama. Secara Psikologis: semangat,
berapi-api, bijaksana, senang memberi motivasi, cerdas, baik
hati, beragama islam. Berikut kutipannya : Sejarah bukan seni
bernostalgia, tapi sejarah adalah ibrah pelajran yng bisa kita
tarik ke masa sekarang, untuk mempersiapkan masa depan yang
lebih baik, jelasnya. Jadi pilihlah suasana hati kalian, dalam
situasi paling kacau sekalipun, karena kalianlah master dan
penguasa hati kalian. Dan hati yang selalu bisa dikuasai
pemiliknya adalah hati orang sukses, tandasnya dengan mata
berkila - kilat.
Fahmi
Secara Fisiologis: seorang laki-laki berusia sekitar 19 tahun,
berkulit sawo matang, berambut hitam, memakai kacamata,
bertubuh tinggi kurus. Secara Sosiologis: Pimpinan Majalah
Syam (majalah di Pondok Madani), siswa kelas 4 di Pondok
Madani. Secara Psikologis: baik hati, tegas, cerdas, beragama
islam.
Ahmad
Secara Fisiologis: seorang laki-laki berusia sekitar 40 tahun,
berkulit sawo matang, berambut hitam, berpostur tubuh tidak
terlalu tinggi, kurus. Secara Sosiologis: asisten kiai Rais. Secara
Psikologis: baik hati, beragama islam.
Sarah
Secara Fisiologis: seorang anak perempuan berusia sekitar 15
tahun, berkulit putih, cantik, berjilbab, bermata sipit, bertubuh
langsing, tinggi. Secara Sosiologis: keponakan Kiai Rais,
berpendidikan, kental dengan Agama Islam. Secara Psikologis:
baik hati, pintar fotografi, agamis, beragama islam.
Anisa
Secara Fisiologis: seorang anak perempuan berusia sekitar 15
tahun, berkulit putih, berjilbab, bertubuh langsing, tidak terlalu
tinggi. Secara Sosiologis: Anak perempuan Kiai Rais. Secara
Psikologis: baik hati, penurut, beragama islam.
Istri Kyai Rais
Secara Fisiologis: seorang perempuan berusia sekitar 40 tahun,
berkulit putih, berjilbab, bertubuh montok, tidak terlalu tinggi.
Secara Sosiologis: istri dari Kiai Rais, berpendidikan. Secara
Psikologis: baik hati, beragama islam.
- Tokoh Antagonis, yaitu tokoh yang biasanya memiliki prilaku
yang jelek atau jahat, dalam Novel ini tokoh yang bertidak
sebagai tokoh antagonis yakni :
Tyson ( Rajab Sujai). Dia merupakan orang terhoror (paling di
takuti) Alif selama di PM. Secara Fisiologis: seorang laki-laki
berusia sekitar 19 tahun, berambut hitam, berkulit hitam,
berwajah sangar, berpostur tubuh tinggi besar, selalu memakai
sepeda. Secara Sosiologis: disegani murid-murid di Pondok
Madani, bertugas menjaga keamanan di Pondok Madani, siswa
kelas 4 di Pondok Madani, selalu dijuluki mike tison oleh
anggota Shahibul Menara. Secara Psikologis: tegas, berwibawa,
keras, disiplin, beragama islam.
Berikut kutipannya : Hei...... nanti dulu, kalian tetap dihukum,
di PM tidak ada kesalahan yang berlangsung tanpa dapat
ganjaran. hardik si Tyson.
Ust Torik. Dia adalah orang kedua yang paling ditakuti setelah
Tyson. Secara Fisiologis: seorang laki-laki berusia sekitar 30
tahun, berkulit sawo matang, berambut hitam, bertubuh tinggi
besar. Secara Sosiologis : seorang ustadz pemimpin club bulu
tangkis, berpendidikan,selain itu memegang surat izin untuk
keluar masuk Pondok Madani. Secara Psikologis : disiplin,
tegas, mahir bermain bulu tangkis, beragama islam.
Berikut kutipannya : Kamu ngomong apa ??? bicara yang jelas,
lihat mata saya, potongnya , matanya yang dalm mencorong
tajam.
c. Setting
Waktu
Sekitar tahun 1980. Bukti : Yang punya tangan adalah presiden
Soeharto yang datang meresmikan PLTA Maninjau tahun 1983.
Tempat
- Maninjau, Sumatra Barat. Bukti :Jalan mendaki dengan 44
kelok patah. Kawasan Danau Maninjau menyerupai kuali
raksasa, dan sekarang memanjat pinggir kuali untuk keluar.
- Pondok Madani. Bukti :Terima kasih atas kepercayaannya,
semoga kalian betah. Mulai sekarang kalian semua adalah
bagian dari keluarga besar Pondok Madani.
- Ponorogo. Bukti :untuk menuju Ponorogo yang berjarak
sekitar 20 kilometer, kami hanya menyewa sepeda ontel dari
rumah penduduk.
d. Suasana
- Mengharukan. Bukti: Kami mendekat dan merangkul bahunya.
Dalam hati aku berjanji akan membantunya sekuat mungkin.
Baso mengganguk0angguk nerterima kasih sambil meniup-niup
hidungnya yang tersumbat karena duka.
- Menegangkan. Bukti:Harapan yang terlalu indah. Tiba-tiba
.....wusss...Sebuah bayangan hitam berkelibat kencang dan
berhenti mendadak di depan kami yang sedang ngos-ngosan.
Jejak sepedanya membentuk setengah lingkaran menghalangi
jalan kami.
Qif...Akhi... BERHENTI SEMUA suara keras mengguntur
membuat kami terpaku kaget. Rasanya darah surut dari wajahku.
Gerimis semakin rapat. Langit senja semakin kelam.
- Menyenangkan. Bukti: Kini, untuk satu minggu, kami akan
bebas menggunakan waktu yang selama ini begitu mahal. Tidak
ada belajar, yang ada hanya rileks, bersantai, olah raga, membaca,
jalan-jalan dan tidur.
e. Alur
Alur yang ada dalam film yang di angkat dari novel Negeri 5
Menara, yaitu alur maju-mundur. Hal ini dibuktikan oleh beberapa
tahapan sebagai berikut:
- Pengenalan / Awal cerita. Awal cerita dalam film ini dibuka oleh
Alif yang telah tinggal di Washington DC, Amerika Serikat
dengan pekerjaannya sebagai Wartawan VOA, lalu setelah itu ia
kembali mengingat masa lalunya saat konflik dimulai ["Aku
tersenyum. Pikiranku langsung terbang jauh ke masa lalu. Masa
yang sangat kuat terpatri dalam hatiku"]
- Timbulnya konflik / Titik awal pertikaian. Awal Pertikaian
dimulai saat Amak menyuruh Alif untuk tidak melanjutkan
sekolahnya ke SMA tetapi ke Pesantren dan Alif menolak
permintaan Amak pada saat baru diberitahukan. Tetapi akhirnya,
Alif pun bersedia bersekolah di pesantren yang terletak di luar
pulau Sumatera walaupun hanya setengah hati : [Jadi Amak
minta dengan sangat waang tidak masuk SMA. Bukan karena
uang tapi supaya ada bibit unggul yang masuk madrasah aliyah.]
- Puncak konflik/Titik puncak cerita. Titik puncak cerita dimulai
saat Alif sudah naik kelas 6 di Pondok Madani (PM) dan menjadi
puncak rantai makanan alias kelas tertinggi di Pondok Madani:
[Seketika rasa ini melempar ingatanku kembali ke PM, ketika
kami naik kelas enam, kelas pemuncak di PM.]
- Antiklimaks. Antiklimaks dalam film ini dimulai pada saat Alif
serta santri PM lainnya akan mengadakan ujian akhir yang
dilaksanakan oleh siswa tahun terakhir PM. [Inilah ujian yang
paling berat yang paling berat yang anak-anak temui di PM]
- Penyelesaian masalah. Pada akhirnya, setelah alif menyelesaikan
ujian pamungkas di PM serta lulus dari PM, cerita berbalik ke
Alif yang telah sampai di London untuk bertemu dengan Atang
dan Raja yang merupakan anggota Sahibul Menara.
f. Sudut Pandang. Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam
film tersebut, yaitu sudut pandang orang pertama tunggal dengan
Aku sebagai tokoh utama. Hal ini dibuktikan oleh pengarang
yang selalu menyebut tokoh utama dengan kata Aku saat di
narasi, di mana seakan-akan pengarang adalah si tokoh utama :
[Iseng aja, aku mendekat ke jendela kaca dan menyentuh
permukaannya dengan ujung telunjuk kananku]
g. Gaya Bahasa
- Majas Personifikasi. [Hawa dingin segera menjalari wajah dan
lengan kananku]
- Majas hiperbola. [Muka dan kupingku bersemu merah tapi
jantungku melonjak-lonjak girang.]
- Majas Metafora. [Matahari sore menggantung condong ke barat
berbentuk piring putih susu]
h. Amanat. Dalam film Negeri 5 Menara ini terdapat banyak sekali
amanat yang terkandung didalamnya, baik yang tersirat maupun
tersurat. Baik dalam bentuk symbol-simbol berupa aktivitas yang
dikerjakan oleh para pemain hingga lokasi yang digunakan dalam
pembuatan filmnya. Amanat lebih lengkap dan detail akan dibahas
dalam bab berikutnya.
Semiotik secara etimologi berasal dari kata Yunani semeion yang berarti
tanda. Secara terminologi semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang
tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial/masyarakat dan
kebudayaan itu merupakan bentuk dari tanda- tanda. Semiotik juga
mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang
memungkinkan tanda-tanda tersebut memiliki arti.
Simbol verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata
atau lebih. Bahasa juga dapat dianggap sebagai sistem kode verbal. 35 Bahasa
dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol dengan aturan untuk
mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami
suatu komunitas. Simbol verbal dalam film Negeri 5 Menara adalah doa atau
dzikir, lokasi (pesantren), dsb.
Melalui sudut pandang Alif, Negeri 5 Menara memotret kisah suka duka
Alif dan kelima temannya dari berbagai pulau selama menjadi pelajar
menengah pertama di pondok tersebut. Ada Baso dari Goa yang polos tetapi
punya cita-cita tinggi, Raja dari Medan yang sangat cinta musik, Atang dari
Bandung yang bercita-cita memiliki Partai, Said dan Dulmajid.
Jika dikaitkan dengan semiotic model Barthes, sikap yang dilakukan oleh
si Alif telah memenuhi syarat dalam pemaknaan symbol, dengan diiringi
dengan gaya bahasa yang digunakan, sikap yang ditampilkan ketika
berkomunikasi dengan Ustadz Thorik.
Waktu berjalan begitu cepat. Dan sesuai janji mereka, mereka akan
menaklukkan 5 menara yang telah mereka janjikan dibawah menara pondok
Madani.
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran