Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN RISET DESAIN INTERIOR | RI 141313

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Signage banyak ditemui pada area public. Adanya signage bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai keberadaan suatu tempat atau memberikan
himbauan maupun larangan. Keberhasilan dari signage terletak pada penempatan
dan desain signage yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, sehingga mudah
dipahami oleh orang.
Objek yang dijadikan penelitian mengenai desain signage yaitu panti asuhan.
Panti asuhan merupakan lembaga perlindungan lembaga perlindungan anak yang
berfungsi untuk memberikan perlindungan terhadap hak-hak anak. Mayoritas
penghuni panti asauhan yakni anak-anak dan remaja yang memiliki karakter yang
berbeda. Permasalahan yang sering dihadapi pengasuh, bagaimana menumbuhkan
kesadaran berperilaku disiplin terhadap anak, terbukti dengan adanya signage yang
dipasang pada dinding yang memuat peraturan, larangan, dan himbauan.
Salah satu panti asuhan yang dapat dijadikan objek kajian riset yaitu Panti
Asuhan Muhammadiyah Karangpilang berlokasi di jalan Mastrip No. 64-66
Karangpilang Surabaya. Panti Asuhan Muhammadiyah Karangpilang merupakan
suatu lembaga pelayanan kesejahteraan sosial di bawah naungan Pembinaan
Kesejahteraan Umat (PKU). Bidang pelayanan yang diberikan adalah memberikan
pelayanan, bimbingan, dan pengarahan dalam hal pemenuhan kebutuhan fisik,
mental, dan spiritual. Prioritas anak asuh diperuntukkan untuk Yatim Piatu, Yaitim,
Piatu, dan Dhuafah mereka dibina menjadi generasi robbani dan berwawasan Al-
Quran yang berkompeten dalam bidang dakwah.
Hasil dari kajian signage pada Panti Asuhan Muhammadiyah Karangpilang
mengetahui panduan desain signage yang sesuai karakter pengguna yaitu anak dan
remaja penghuni panti dengan jenis kelamin laki-laki.

1
Kajian Desain Signage di Panti Asuhan Muhammadiyah Karangpilang yang
Sesuai dengan Karakter Anak Asuh

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana membuat desain signage yang sesuai dengan karakter anak asuh
Panti Asuhan Muhammadiyah Karangpilang sehingga dapat memberikan
dampak pada perilaku pengguna?

1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang desain signage yang sesuai
dengan karakter anak asuh Panti Asuhan Mauhammadiyah Karangpilang sehingga
dapat memberikan dampak pada perilaku pengguna. Kajian ini diharapkan
menghasilkan panduan desain singage yang sesuai dengan hasil penelitian.

1.4 Definisi Judul


Judul riset desain interior adalah Kajian Desain Signage di Panti Asuhan
Muhammadiyah Karangpilang yang sesuai dengan Karakter Anak Asuh. Definisi
judul akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Kajian
Hasil mempelajari; memeriksa; memikirkan (mempertimbangkan dan
sebagainya) ; menguji; menelaah suatu perkara.
2. Desain Signage
Tanda/petunjuk jalan dari yang diolah dengan desain grafis yang diciptakan
untuk menampilkan informasi ke orang lain.
3. Panti Asuhan Muhammadiyah Karangpilang
Lembaga sosial muhammadiyah nirlaba yang menampung, mendidik dan
memelihara anak-anak yatim, yatim piatu dan anak telantar yang berada di
Karangpilang, Surabaya.
4. Sesuai dengan Karakter Anak Asuh
Sesuai dengan sifat-sifat kejiwaan, akhlak dan budi pekerti anak yang diasuh
oleh untuk diberikan bimbingan, pemeliharaan, perawatan, pendidikan, dan
kesehatan, karena orang tuanya atau salah satu orang tuanya tidak mampu
menjamin tumbuh kembang anak secara wajar.

2
LAPORAN RISET DESAIN INTERIOR | RI 141313

BAB II
STUDI PUSTAKA

2.1 Signage
2.1.1 Pengertian Signage
Secara umum, sign berarti segala macam bentuk komunikasi yang
mengandung sebuah pesan. Sebuah signage adalah sign secara kolektif. Sebuah
Sign tidak terbatas pada kata-kata namun juga termasuk gambar, gerakan, bau, rasa,
tekstur, dan suara, atau dengan kata lain segala macam cara bagaimana sebuah
informasi dapat disampaikan atau diekspresikan oleh mahkluk hidup.
Sign atau signage menurut Oxford Advance Learner Dictionary of Current
English adalah sebuah kata atau kata-kata, desain dan lain-lain pada sebuah papan
atau lempengan untuk memberikan peringatan atau untuk mengarahkan seseorang
menuju sesuatu. Menurut Lawrence K.Frank, arti sign adalah pesan atau informasi
yang muncul secara berturut-turut atau teratur dalam hubungannya dengan tanda-
tanda yang penting dan menimbulkan respon pada manusia.
Menurut pengertian-pengertian di atas, sebuah sign selalu berkaitan dengan
pesan atau informasi yang ingin disampaikan ke orang lain, dan menimbulkan
respon pada manusia. Media untuk penyampaian pesan tersebut sangat bervariasi.
Walaupun biasanya sebuah sign biasa tertera pada lempengan atau papan seperti
yang dijabarkan oleh Oxford Advance Learner Dictionary of Current English,
media lain juga bisa digunakan dan tidak terbatas pada penyampaian melalui
gambar dan tulisan saja, seperti gerakan, bau, tekstur, dan suara seperti pada
pengertian pertama.
Pengertian menurut oxford memperlihatkan arti sign dari segi visual, yang
menonjolkan kata-kata atau desain yang tertera pada papan atau lempengan yang
berarti dapat dikenali dengan cara dilihat, untuk kemudian dipahami informasinya.
Lawrence menyebutkan juga bahwa sebuah sign muncul secara berturut-turut atau
teratur, tapi maksud dari berturut-turut atau teratur ini tidak dijelaskan lebih lanjut
sehingga untuk saat ini hal itu tidak akan menjadi pertimbangan pengertian sebuah
sign.
Dengan kata lain, didapat dua pengertian sign, yaitu pengertian sign secara

3
Kajian Desain Signage di Panti Asuhan Muhammadiyah Karangpilang yang
Sesuai dengan Karakter Anak Asuh

umum yang melingkupi semua indra manusia sebagai sarana untuk


mengidentifikasinya, dan pengertian sign secara lebih khusus yang dilihat dari cara
manusia mengenali sign tersebut, yaitu hanya dengan cara visual. Dalam hal ini,
akhirnya harus dipilih pengertian yang mana yang harus diambil sebagai pedoman
awal agar pengkajian mengenai sign kali ini dapat diarahkan dengan jelas dan fokus,
serta mudah dimengerti.

2.1.2 Fungsi dan Peranan Signage


Sign memiliki beberapa fungsi penting bagi manusia. Secara ringkas, menurut
SEGD (US Society of environmental Graphic Designer) fungsi sign adalah:
1. Sebagai alat untuk membantu manusia dengan cara mengarahkan,
mengidentifikasi ruang atau struktur dan memberi informasi manusia dalam
melakukan kegiatan dalam suatu ruang.
2. Memperkuat kualitas lingkungan secara visual
3. Melindungi kepentingan umum
Sebuah sign seperti dijelaskan pada poin-poin di atas juga memiliki fungsi
sebagai alat untuk memperkuat kualitas lingkungan secara visual, yang berarti di
samping mengarahkan dan memberi informasi, sebuah sign juga dapat membuat
manusia lebih merasakan ruang di sekitarnya dan memberi ciri tersendiri agar ruang
atau lingkungan tersebut mudah diingat oleh manusia, dengan begitu orang tersebut
akan lebih mudah saat ia ingin kembali ke tempat tersebut.

2.1.3 Visibilitas, Readibilitas dan Legibilitas Signage


Penggunaan signage sebagai alat untuk menyampaikan informasi kepada
orang lain harus mempertimbangkan berbagai aspek yang membuat keberadaannya
dapat disadari dan dapat berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, aspek-aspek yang
sudah seharusnya menjadi syarat sign yang baik adalah :
1. Visibilitas, yaitu tingkat kemudahan bagaimana sign tersebut dapat dilihat oleh
manusia. Hal-hal yang mendukung hak tersebut antara lain penempatan,
pengunaan warna dan material, bentuk, pemasangan, peletakan kumpulan sign
yang teratur dan sebagainya yang berkaitan dengan sign tersebut secara
keseluruhan.

4
LAPORAN RISET DESAIN INTERIOR | RI 141313

2. Readibilitas, yaitu bagaimana informasi yang ingin ditunjukkan oleh sign


tersebut agar dapat dimengerti oleh orang lain dengan mudah ketika disajikan
dalam bentuk kata atau kalimat. Hal itu tergantung dari konstruksi kalimat sign
dapat dimengerti atau tidak, dan isi kalimat tersebut.
3. Legibilitas, yaitu bagaimana informasi paling penting dalam sebuah signage
dapat dibaca dengan jelas, seperti kemampuan sebuah kata utama muncul dan
mencolok atau menarik perhatian dibandingkan backgroundnya. Hal ini
tergantung pada format penyampaian informasinya, seperti typeface (karakter
huruf) atau jenis font yang berbeda-beda dalam penulisannya, spasi penulisan,
kekontrasan kalimat atau kata-kata terhadap background sign, dan lain-lain.

2.1.4 Elemen-Elemen Signage dan Prinsip Dasar Desainnya


Signage sebagai elemen yang memiliki fungsi utama sebagai alat komunikasi
antar manusia dalam suatu bangunan atau lingkungan mengandung beberapa
elemen penting. Elemen-elemen ini akan membentuk image atau fisik keseluruhan
dari sign yang juga berperan dalam keberhasilan penyampaian informasi yang ingin
ditunjukkan oleh sign tersebut. Elemen- elemen itu adalah :
1. Typography (Teks).
Setiap teks memiliki style yang berbeda-beda, yang lebih kita kenal dalam
dunia pengetikan dengan nama font style seperti Times New Roman, Garamond,
dll. Times Roman adalah sebuah typefaces family, sedangkan Typeface sendiri
adalah anggota single dari satu family. Penggunaan jenis typeface yang dipilih
menimbulkan nilai estetika dan atmosfir yang berbeda-beda sebagai efek dari
bentuk huruf yang bervariasi dan unik.
2. Warna.
Elemen warna sangat berperan penting terhadap keberhasilan dan kemudahan
sebuah sign dapat disadari keberadaannya atau tidak. Warna dapat diterapkan pada
setiap elemen sign yang lain, seperti pada teks, simbol, dan background dari sign
tersebut. Penggunaan warna dalam suatu sign juga harus dipertimbangkan
keefektifitasannya dalam hal pemilihan jenis warna. Salah satu aspek yang harus
diperhatikan dalam penggunaan warna untuk teks, symbol, dan background dari
suatu sign adalah kadar kekontrastan yang cukup dari tiap-tiap elemen.

5
Kajian Desain Signage di Panti Asuhan Muhammadiyah Karangpilang yang
Sesuai dengan Karakter Anak Asuh

3. Simbol
Simbol merupakan salah satu elemen grafis yang sering digunakan pada
sebuah sign. Simbol biasa merepresentasikan sesuatu dan merupakan cara yang
sederhana untuk mengkomunikasikan sesuatu yang terhalang oleh bahasa yang
berbeda.Di samping itu sebuah simbol dapat didesain sedemikian rupa agar
memiliki nilai estetika tersendiri dan dapat digunakan untuk memberikan sebuah
ciri atau kepribadian pada sign-sign di tempat sign tersebut berada.
4. Panah (Arrow)
Panah (Arrow) sebagai elemen sign juga memegang peranan penting dalam
keberhasilan penyampaian pesan dari sebuah sign. Panah berfungsi untuk
menunjukkan arah/orientasi, yang biasa disertai dengan teks untuk memperjelas
maksud dari tanda, seperti tempat apa yang sedang diarahkan oleh gambar panah
tersebut. Panah sebagai salah satu jenis simbol yang bersifat universal karena
digunakan hampir di seluruh dunia, cara pengunaaanya juga harus dipertimbangkan
dalam sign agar sign tersebut dapat berkomunikasi secara efektif.
5. Pencahayaan
Pencahayaan pada signage adalah hal yang penting untuk menjaga visibilitas
dan legibilitas sign, terutama apabila daerah di sekitar sign cukup gelap sehingga
sign tidak akan terlihat tanpa cahaya. Cahaya yang sesuai dan tidak berlebihan juga
dapat membuat penampilan sign lebih menarik (contoh gambar Pencahayaan yang
digunakan dapat berasal lampu dari spot light, downligt, dan lain-lain.

2.1.5 Kategori Signage


Berdasarkan jenis isi atau informasi yang disampaikan, signage secara umum
dapat dikategorikan menjadi:
1. Pemberi orientasi
2. Pemberi informasi
3. Pemberi identitas
4. Penunjuk arah
5. Pemberi peringatan
6. Pemberi dekorasi

6
LAPORAN RISET DESAIN INTERIOR | RI 141313

2.1.6 Tipe-tipe Signage


Signage dapat dinikmati atau dibuat dalam bentuk dua dimensi ataupun tiga
dimensi. Menurut sifat pemasangannya, signage dapat dipasang di suatu tempat
secara permanen ataupun sementara/temporer. Sedangkan menurut cara
pemasangannya signage dibedakan menjadi free-standing (yang terpisah dengan
bangunan dan dapat berdiri sendiri) dan signage yang menempel pada bagian dari
bangunan. Sign yang dipasang dengan cara free-standing biasa disangga oleh tiang
tiang atau kaki yang membuat sign tersebut dapat berdiri dengan baik namun ada
juga sign yang berbentuk segitiga atau A-shape sehingga dapat berdiri dengan
sendirinya. Beberapa contoh cara pemasangan signage yang menempel pada bagian
bangunan menurut daviscalifornia.com yaitu:
1. Wall signs, yaitu sign yang menempel pada dinding bangunan dengan ketinggian
tertentu.
2. Awning and canopy signs, adalah sign yang di tulis atau di lukis di kanopi
bangunan. Sign seperti ini biasanya bertujuan untuk memberikan warna pada
lingkungan komersial selain sebagai identitas dari suatu tempat.
3. Projecting signs, adalah sign yang dipasang pada bangunan dengan cara
bergantung pada tiang penyangga horizontal yang menempel pada bagian
bangunan (dinding, kolom, etc), dan bagian depan dari sign tersebut terproyeksi
secara tegak lurus dengan dinding dari bangunan.
4. Hanging signs, adalah sign yang dipasang hampir sama dengan projecting signs,
tetapi digantung tidak pada tiang horizontal yang menempel pada dinding
melainkan pada kanopi atau langit-langit bangunan.
5. Window signs, yaitu sign yang ditulis, ditempel atau dilukis pada bagian interior
bangunan yang transparan, seperti pada jendela atau pintu kaca.

2.1.7 Tipe-tipe Signage


Signage sebagai elemen pemberi informasi dalam lingkungan atau di dalam
bangunan, menurut sifatnya atau golongan masyarakat yang dilayani oleh sign
tersebut tersebut dibedakan menjadi dua jenis :
1. Public Sign, yaitu sign yang berisi informasi-informasi yang berkaitan dengan

7
Kajian Desain Signage di Panti Asuhan Muhammadiyah Karangpilang yang
Sesuai dengan Karakter Anak Asuh

kepentingan umum mengenai lingkungan dimana sign tersebut berada. Sign jenis
ini memberi informasi arah, identitas dan lain-lain yang mendukung kepentingan
navigasi semata-mata untuk masyarakat umum, tanpa tujuan atau kepentingan
pribadi. Contohnya adalah life safety sign (sign exit,sign tangga kebakaran), toilet,
dan musholla.
2. Private sign, yaitu signage yang berisi informasi khusus yang sifatnya individual,
dan memiliki tujuan-tujuan pribadi seperti memperkenalkan atau mempromosikan
sesuatu dan memberi informasi kepemilikan suatu tempat. Sign jenis ini sering
digunakan untuk tujuan komersil.

2.2 Tipografi
2.2.1 Pengertian Tipografi
Tipografi adalah pengetahuan mengenai huruf yang dapat dipelajari dalam
sebuah disiplin seni (Sihombing, 2001:3). Sumber lain mendefinisikan tipografi
sebagai ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya
pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat
menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal
mungkin (id.wikipedia.org).
Sebagai salah satu pembahasan dalam ilmu desain, tipografi memiliki prinsip
yang sama dengan berbagai ilmu desain lainnya: membuat sesuatu menjadi beguna,
dan mudah digunakan. Fungsi utama dari tipografi ialah membuat teks menjadi
berguna dan mudah digunakan,sehingga membuat orang awam memiliki
kemudahan membaca teks (readability) dan kemudahan mengenali setiap huruf dan
kata (legibility).tujuan diciptakannya tipografi yaitu :
a. Membuat teks menjadi menarik, sehingga pembaca penasaran dan ingin
membaca teks.
b. Tipografi memenjara pembaca dalam teks: sekali pembaca mulai membaca,
berhenti membaca dan melakukan hal lain akan menjadi sulit
c. Tipografi diciptakan untuk menghargai konten (teks) dengan memaksimalkan
penampilan koten tersebut.
d. Tipografi diciptakan untuk memanjakan pembaca dengan memberikan
pengalaman yang menarik dalam membaca teks.

8
LAPORAN RISET DESAIN INTERIOR | RI 141313

2.2.2 Klasifikasi Huruf Tipografi


Alexander Lawson (dalam Rustan, 2010:46) memperkenalkan kasifikasi
yang dikelompokkan berdasarkan sejarah dan bentuk huruf. Klasifikasi ini menjadi
klasifikasi huruf yang paling umum digunakan orang. Klasifikasi tersebut, yaitu:
a. Serif
Memiliki tanda dekoratif pada ujung dari setiap huruf. Tanda dekoratif tersebut
dikenal dengan nama Serif. Jenis huruf ini umum digunakan pada bagian
heading dari dokumen.
b. Sans-serif
Jenis huruf sans serif adalah jenis huruf yang tidak memiliki garis-garis kecil
dan bersifat solid. Jenis huruf seperti ini lebih tegas, bersifat fungsional dan lebih
modern. Contoh font yang digolongkan kepada sans serif adalah : Arial, Futura,
Avant Garde, Bitstream Vera Sans, Century Gothic dan lain sebagainya.
c. Monospace
Pada jenis huruf ini, setiap huruf memiliki ukuran lebar yang sama, sehingga
huruf dapat disusun dengan rapi (sama panjang dan lebar). Biasanya huruf jenis
ini digunakan untuk kode program.
d. Cursive Font Cursive,
Seperti Comic Sans MS pada contoh di atas memang kelihatannya cukup
ramah dibaca, tetapi akan memunculkan kesan kurang profesional sehingga
umumnya tidak disukai.
e. Fantasy
Huruf yang mengandung simbol atau berbagai jenis dekorasi pada setiap
karakter. Misalnya, huruf a dapat saja berbentuk kelinci. Huruf ini biasanya
digunakan sama seperti cursive, untuk memperindah bagian tertentu dari
dokumen.

2.3 Panti Asuhan


2.3.1 Definisi Panti Asuhan
Panti sosial asuhan anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial
pada anak terlantar dengan melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak
terlantar, memberikan pelayanan pengganti orang tua/wali anak dalam memenuhi

9
Kajian Desain Signage di Panti Asuhan Muhammadiyah Karangpilang yang
Sesuai dengan Karakter Anak Asuh

kebutuhan fisik, mental dan sosial kepada anak asuh sehingga memperoleh
kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi pengembangan kepribadiannya
sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita-cita
bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif dalam bidang pembangunan
nasional (Depsos RI, 2004:4).
Santoso (2005) memberikan pengertian sebuah panti asuhan sebagai suatu
lembaga yang sangat terkenal untuk membentuk perkembangan anak-anak yang
tidak memiliki keluarga ataupun yang tidak tinggal bersama dengan keluarga.
Anak-anak panti asuhan diasuh oleh pengasuh yang menggantikan peran orang tua
dalam mengasuh, menjaga dan memberikan bimbingan kepada anak agar anak
menjadi manusia dewasa yang berguna dan bertanggung jawab atas dirinya dan
terhadap masyarakat di kemudian hari.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa panti asuhan
merupakan salah satu lembaga perlindungan anak yang berfungsi memberikan
perlindungan terhadap hak anak-anak sebagai wakil orang tua dalam memenuhi
kebutuhan mental dan sosial pada anak asuh agar mereka memiliki kesempatan
untuk mengembangkan diri sampai mencapai tingkat kedewasaan yang matang
serta mampu melaksanakan perannya sebagai individu dan warga negara didalam
kehidupan bermasyarakat.

2.3.2 Fungsi dan Tujuan Panti Asuhan


Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia (1997), panti asuhan
memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Pusat pelayanan kesejahteraan sosial anak. Panti asuhan berfungsi sebagai
pemulihan, perlindungan, pengembangan dan pencegahan.
2. Pusat data dan informasi serta konsultasi kesejahteraan sosial anak.
3. Pusat pengembangan keterampilan (yang merupakan fungsi penunjang). Panti
asuhan sebagai lembaga yang melaksanakan fungsi keluarga dan masyarakat
dalam perkembangan dan kepribadian anak-anak remaja.
Tujuan panti asuhan menurut Departemen Sosial Republik Indonesia (1997)
yaitu:

10
LAPORAN RISET DESAIN INTERIOR | RI 141313

1. Memberikan pelayanan yang berdasarkan pada profesi pekerja social kepada


anak terlantar dengan cara membantu dan membimbing mereka ke arah
perkembangan pribadi yang wajar serta mempunyai keterampilan kerja,
sehingga mereka menjadi anggota masyarakat yang dapat hidup layak dan penuh
tanggung jawab, baik terhadap dirinya, keluarga dan masyarakat.
2. Penyelenggara pelayanan kesejahteraan sosial anak di panti asuhan sehingga
terbentuk manusia-manusia yang berkepribadian matang dan berdedikasi,
mempunyai keterampilan kerja yang mampu menopang hidupnya dan hidup
keluarganya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan panti asuhan
adalah memberikan pelayanan, bimbingan dan keterampilan kepada anak asuh
agar menjadi manusia yang berkualitas.

2.3.4 Klasifikasi Jenis Kegiatan Panti Asuhan


Berdasarkan Standar Nasional Pengasuhan Untuk Lembaga Kesejahteraan
Sosial Anak, klasifikasi kegiatan/pekerjaan dapat disimpulkan menjadi:
1. Penghuni
a. Anak-anak
Pada dasarnya seorang anak yang menjadi penghuni panti asuhan tidak
diperkenankan/dilarang untuk diperkerjakan dalam pekerjaan berbahaya atau yang
pekerjaan yang dapat membahayakan kesehatan, keselamatan, dan moral anak-
anak.
Anak-anak di panti asuhan juga tidak dilibatkan dalam pekerjaan yang dapat
menghambat pemenuhan kebutuhan dan hak-hak anak. Kegiatan sehari-hari yang
dilakukan oleh anak-anak panti asuhan seperti piket dibatasi pada jenis pekerjaan
yang ditujukan untuk meningkatkan keterampilan hidup/life skill seperti
membersihkan kamar anak, mencuci dan menyetrika baju pribadi, serta membantu
menyiapkan makanan pada hari libur anak.
b. Pengasuh
Pengasuh dalam sebuah panti asuhan tidak diperkenankan merangkap tugas
lain selain mengasuh anak-anak panti asuhan. Jumlah pengasuh juga disesuaikan
dengan gender serta kebutuhan anak berdasarkan usia dan tahap perkembangan
anak penghuni panti asuhan. Sangat disarankan bagi panti asuhan untuk

11
Kajian Desain Signage di Panti Asuhan Muhammadiyah Karangpilang yang
Sesuai dengan Karakter Anak Asuh

menciptakan lingkungan tempat tinggal yang menyerupai keluarga dan


memungkinkan anak asuh untuk memperoleh pengasuhan dari pengasuh tetap/tidak
berubah-ubah seperti halnya dari orang tua dengan perbandingan minimal satu
orang pengasuh bagi lima anak.
c. Petugas Keamanan
Melakukan pengamanan di lingkungan panti asuhan dan memahami tentang
perlindungan anak, mencakup berpatroli malam.
d. Petugas Kebersihan
Membersihkan lingkungan panti asuhan.
e. Juru Masak
Menyiapkan makanan yang memenuhi standar pemenuhan nutrisi dengan
prinsip higienis.
2. Pekerja Sosial Profesional
Mengacu kepada Permensos No. 108/HUK/2009 tentang sertifikasi bagi
Pekerja Sosial Profesional dan Tenaga Kesejahteraan Sosial, seorang pekerja sosial
melaksanakan fungsi dan peran/tugas secara langsung yang mencakup fungsi
penanganan masalah anak dan keluarganya, fungsi pengelolaan sumber dan fungsi
edukasi. Pelayanan yang dilakukan oleh seorang pekerja sosial mencakup lingkup
anak-anak sebagai penghuni panti asuhan, pengasuh anakanak panti asuhan,
keluarga anak, komunitas dan pemerintah yang diwakili oleh Dinas Sosial/Instansi
Sosial.

2.3.5 Persyaratan Umum Panti Asuhan


Keputusan Menteri Sosial RI No. 50/HUK/2004 tentang Standarisasi Panti
Sosial dan Pedoman Akreditasi Panti Sosial memuat kondisi dan kinerja tertentu
bagi penyelenggaraan sebuah panti sosial dan atau lembaga pelayanan sosial
lainnya yang sejenis, dalam hal ini panti asuhan termasuk salah satunya.
Persyaratan umum sebuah panti asuhan adalah:
1. Kelembagaan, meliputi:
a. Legalitas Organisasi. Mencakup bukti legalitas dari instansi yang berwenang
dalam rangka memperoleh perlindungan dan pembinaan profesionalnya.
b. Visi dan Misi. Memiliki landasan yang berpijak pada visi dan misi.

12
LAPORAN RISET DESAIN INTERIOR | RI 141313

c. Organisasi dan Tata Kerja. Memiliki struktur organisasi dan tata kerja dalam
rangka penyelenggaraan kegiatan.
2. Sumber Daya Manusia, mencakup dua aspek:
a. Aspek penyelenggara panti, terdiri dari tiga unsur:
Unsur Pimpinan, yaitu kepala panti dan kepala-kepala unit yang ada
dibawahnya.
Unsur Operasional, meliputi pekerja sosial, instruktur, pembimbing
rohani, dan pejabat fungsional lainnya.
Unsur Penunjang, meliputi pembina asrama, pengasuh, juru masak,
petugas kebersihan, satpam dan sopir.
b. Pengembangan personil panti seperti SDM.
3. Sarana Prasarana, mencakup:
a. Pelayanan Teknis. Mencakup peralatan asesmen, bimbingan sosial,
ketrampilan fisik dan mental.
b. Perkantoran. Memiliki ruang kantor, ruang rapat, ruang tamu, kamar mandi,
WC, dan peralatan kantor seperti: alat komunikasi, alat transportasi dan
tempat penyimpanan dokumen.
c. Umum. Memiliki ruang makan, ruang tidur, mandi dan cuci, kerapihan diri,
belajar, kesehatan dan peralatannya (serta ruang perlengkapan).
4. Pembiayaan
a. Memiliki anggaran yang berasal dari sumber tetap maupun tidak tetap.
5. Pelayanan Sosial Dasar
a. Memiliki pelayanan sosial dasar untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari
klien, meliputi: makan, tempat tinggal, pakaian, pendidikan, dan kesehatan.
6. Monitoring dan Evaluasi, meliputi:
a. Monev Proses, yakni penilaian terhadap proses pelayanan yang diberikan
kepada klien.
b. Monev Hasil, yakni monitoring dan evaluasi terhadap klien, untuk melihat
tingkat pencapaian dan keberhasilan klien setelah memperoleh proses
pelayanan.

13
Kajian Desain Signage di Panti Asuhan Muhammadiyah Karangpilang yang
Sesuai dengan Karakter Anak Asuh

BAB III
METODOLOGI RISET

3.1 Bagan Proses Riset

1. Latar Belakang

2. Pengumpulan Data

Data Data
Lapangan Literatur

3. Analisa Data

4. Kesimpulan Hasil Analisa

5. Konsep Desain

Berdasarkan bagan di atas terdapat 5 tahapan dalam proses riset. Masing-


masing tahap akan dijelaskan berikut ini.
1. Permasalahan dan Tujuan
Merumuskan permasalahan pada objek yang berkaitan dengan pengguna dan
aspek interior. Setelah permasalahan dirumuskan, kemudian merumuskan tujuan
berdasarkan permasalahan tersebut.

14
LAPORAN RISET DESAIN INTERIOR | RI 141313

2. Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam proses riset adalah data lapangan dan data
literatur.
a. Data Lapangan
Data lapangan merupakan data yang diperoleh objek penelitian. Data
lapangan yang dibutuhkan adalah keadaan signage eksisting objek, aktivitas
pengguna, fasilitas dan pendapat mengenai kondisi signage pada objek. Data
lapangan diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan kuesioner.
b. Data Literatur
Data literatur merupakan data yang diperoleh melalui buku, jurnal, artikel dan
situs internet. Data literatur yang dibutuhkan adalah data mengenai subjek
penelitian (signage), objek penelitian (panti asuhan) dan dasar-dasar tipografi
sebagai penunjang signage. Data literatur dapat melengkapi data lapangan yang
diperoleh dan menjadi landasan teori dalam menganalisis permasalahan.

3. Analisis Data
Data lapangan dan data literatur yang diperoleh kemudian dianalisis satu
persatu. Analisis data berfungsi untuk mengubah data menjadi informasi. Informasi
tersebut dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan dan dapat menjadi solusi
permasalahan.

4. Kesimpulan Hasil Analisis


Informasi-informasi yang diperoleh sebagai pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Gagasan-gagasan
yang diperoleh dapat disusun menjadi hasil analisis permasalahan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara langsung di Panti Asuhan Muhammadiyah
Karangpilang Surabaya yang terletak di Jalan Mastrip No. 64 66, Karangpilang
Barat, Karangpilang, Karang Pilang, Kota Surabaya.
2. Waktu Penelitian

15
Kajian Desain Signage di Panti Asuhan Muhammadiyah Karangpilang yang
Sesuai dengan Karakter Anak Asuh

Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah 26 Oktober 2017 sampai 2


November 2017.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Observasi
Metode observasi dilaksanakan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Dengan teknik ini peneliti
mengamati subjek secara langsug, dan melibatkan diri dalam situasi yang diselidiki
atau melakukan pengamatan. Teknik observasi ini disebut juga observasi non partisipan.
Teknik observasi digunakan untuk mengetahui permasalahan mengenai perilaku
kedisiplinan anak asuh, sehingga dapat diselesaikan melalui perencanaan interior
berupa aplikasi tipografi pada Panti Asuhan Muhammadiyah Karangpilang.
2. Wawancara
Interview atau wawancara adalah Tanya jawab lisan antara dua orang atau
lebih secara langsung. Interview yang digunakan dalam penelitian ini adalah bebas
terpimpin, dengan pelaksanaan interview yang memberikan kebebasan dalam
memberi jawaban, namun tidak terlepas dari pedonam atau pokok pertanyaan yang
telah disusun.
Teknik ini dipakai untuk memperoleh sumber data utama yang ditujukan
kepada informan (pengurus, pengasuh, karyawan). Data yang diperoleh dengan
metode interview untuk mengetauhui permasalahan interior panti, sehingga dapat
mempengaruhi perilaku disiplin terhadap anak asuh.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan metode penunjang yang digunakan untuk
memperoleh data yang belum didapatkan dalam metode observasi, yaitu untuk
mengetahui data yang berhubungan Dengan Panti Asuhan Muhammadiyah
Karangpilang.
4. Kuesioner
Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir yang
berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau

16
LAPORAN RISET DESAIN INTERIOR | RI 141313

sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang
diperlukan oleh (Mardalis: 2008: 66) Penelitian ini menggunakan angket atau
kuesioer, daftar pertanyaannya dibuat secara berstruktur dengan bentuk pertanyaan
pilihan berganda (multiple choice questions) dan pertanyaan terbuka (open
question). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang persepsi desain
interior dari responden.

Daftar pertanyaan dan analisis


a. Huruf yang menarik bagi anak.
Pertanyaan ini bertujuan untuk menganalisis jenis huruf seperti apa yang
menarik pada anak. Terdapat tiga pilihan jenis huruf yang dijadikan pilihan, yaitu
serif, ada,sdasa. Dari ketiga huruf tersebut berdasarkan jenjang pendidikan anak,
akan dapat dianalisis jenis huruf seperti apa yang menarik mereka. Dari jenis huruf
yang terpilih dapat dianalisis karakter anak sesuai dengan bentuk huruf.
NO. PILIHAN ANALISIS
Font Cursive
(Mf Hug Me Tight)
Jenis font ini merupakan pengembangan
dari bentuk-bentuk yang sudah ada dan
1. biasa digunakan untuk desain yang
berhubungan dengan imajinasi seperti
teks pada komik dan produk anak-anak.

Kesan font: dekoratif, ornamental


Font Serif
(Georgia)
Jenis font ini sangat populer di kalangan
masyarakat karena sering digunakan
2.
untuk hardcopy atau hasil cetak media
offline seperti buku, majalah, koran dan
sebagainya. Memiliki ciri-ciri sirip
dibagian ujung huruf.

17
Kajian Desain Signage di Panti Asuhan Muhammadiyah Karangpilang yang
Sesuai dengan Karakter Anak Asuh

Kesan font: feminim, klasik, lemah


gemulai.
Font Script
(Nabila)
Font ini sering disebut dengan
handwriting font atau font tulisan tangan
karena bentuknya yang menyerupai
goresan tangan yang dikerjakan dengan
3. pena. Biasanya font ini digunakan untuk
desain yang berhubungan dengan
kemewahan, misalkan undangan
pernikahan.

Kesan font: mewah, akrab, anggun,


personalis.

b. Warna yang menarik bagi anak.


Pertanyaan ini bertujuan untuk menganalisis perpaduan warna apa yang
menarik bagi anak. Disediakan tiga macam pilihan warna yaitu, warna cerah, warna
aksentuasi, dan warna monokrom. Dari ketiga jenis pilihan warna tersebut akan
dapat dianalisis warna apa yang menarik perhatian anak ketika diaplikasikan pada
signage.
NO. PILIHAN ANALISIS
Warna Cerah
Warna cerah yang digunakan yaitu
tropical pink, deep yellow, dan sea green.
1. Ketika warna ini merupakan terapan
warna dasar yaitu merah, kuning dan biru.
Biasanya warna cerah dapat menarik
perhatian anak. Warna cerah tersebut

18
LAPORAN RISET DESAIN INTERIOR | RI 141313

dijadikan satu dalam pengaplikasian


desain.
Warna Aksentuasi
(Georgia)
Perpaduan warna ini menggunakan warna
ocean green, olive dan deep yellow. Dari
ketiga warna ini warna ocean green
2.
berperan sebagai aksentuasi.
Penggunaannya yaitu warna olive dan
deep yellow menjadi dasar desain dan
sedikit warna ocean green untuk menarik
perhatian anak.
Warna Monokrom
Perpaduan warna ini menggunakan warna
yang sama yaitu biru hanya saja berubah
menjadi monokrom biru yaitu navi blue,
3.
light blue green, dan ocean green. Ketiga
warna ini digunakan bersamaan dalam
satu desain untuk mengetahui ketertarikan
anak.

c. Gambar yang menarik bagi anak.


Pertanyaan ini bertujuan untuk menganalisis bentuk gambar seperti apa yang
menarik perhatian anak apabila diaplikasikan pada signage. Terdapat tiga pilihan
yaitu, simbol, gambar kartun, dan karakter. Pertanyaan kali ini berhubungan dengan
himbauan mencuci tangan. Dari ketiga jenis gambar ini akan dapat dianalisis jenis
gambar seperti apa yang menarik perhatian anak.

19
Kajian Desain Signage di Panti Asuhan Muhammadiyah Karangpilang yang
Sesuai dengan Karakter Anak Asuh

NO. PILIHAN ANALISIS


Simbol
Bentuk simbol sering digunakan dalam
penerapan signage di tempat umum.
1. Bentuk gambarnya pun mudah dipahami
segala usia. Penggunaan simbol ini dapat
menjadi edukasi pengenalan simbol-
simbol umum pada anak.
Gambar Kartun
Bentuk gambar ini merupakan bentuk
kartun dari kegiatan yang ingin
disampaikan. Seperti contoh di samping
2. yaitu gambar seorang anak yang sedang
mencuci tangan. Dari gambar ini anak
dapat melihat secara langsung visual
himbauan yang ingin disampaikan dan
desainnya pun terkesan akrab.
Gambar Karakter
Bentuk gambar ini merupakan bentuk
gambar karakter yang berhubungan
dengan himbauan yang ingin
disampaikan. Seperti contoh di samping
merupakan gambar botol sabun tangan
3.
yang mengisyaratkan anak untuk mencuci
tangan. Gambar karakter biasanya lebih
akrab dan mudah diterima oleh anak.
Gambar ini juga membuat anak berpikir
kegiatan apa yang berhubungan dengan
gambar tersebut.

20
LAPORAN RISET DESAIN INTERIOR | RI 141313

d. Bentuk yang menarik bagi anak.


Pertanyaan ini bertujuan untuk menganalisis bentuk poster seperti apa yang
menarik bagi anak. Terdapat tiga pilihan yaitu, square, landscape, dan portrait.
Dari ketika bentuk tersebut dapat dianalisis bentuk seperti apa yang menarik dan
nyaman dibaca oleh anak.
NO. PILIHAN ANALISIS
Square
Bentuk square sering digunakan sebagai
1. bentuk signage di tempat umum.
Pengaplikasian desain biasanya memiliki
proporsi yang baik dalam bentuk ini.
Landscape
Bentuk landscape juga sering digunakan
sebagai bentuk signage. Bentuk ini
2. dianggap mudah diaplikasikan karena
memiliki luasan cukup besar untuk
menaruh himbauan. Bentuk ini sudah
sering digunakan masyarakat.

Portrait
Bentuk ini cukup jarang dijadikan bentuk
signage, tetapi sering dijadikan bentuk
3.
poster. Biasanya jarang digunakan karena
cenderung sulit mengatur proporsi tulisan
dalam bentuk ini.

e. Contoh desain signage yang menarik bagi anak.


Pertanyaan ini bertujuan untuk menggabungkan empat indikator yang sudah
dijelaskan di awal dan mengaplikasikannya dalam bentuk signage. Pengaplikasian
desain dibuat acak agar anak tidak terpaku pada urutan pilihan yang sebelumnya.
Dari pertanyaan ini dapat dianalisis bagaimana anak menyimpulkan indikator-
indikator yang sudah dipilihnya dan menjadikan satu pilihan di akhir.

21
Kajian Desain Signage di Panti Asuhan Muhammadiyah Karangpilang yang
Sesuai dengan Karakter Anak Asuh

NO. PILIHAN ANALISIS


Desain 1
Desain ini menggunakan bentuk square.
Bentuk gambar menggunakan simbol dan
1. warna monokrom serta font serif. Kalimat
yang dituliskan berupa himbauan secara
formal. Desain ini mewakili signage yang
sudah sering dijumpai di tempat umum.
Desain 2
Desain ini menggunakan bentuk
landscape. Bentuk gambar menggunakan
karakter dan warna cerah serta font script.
2.
Kalimat yang dituliskan berupa ajakan
dengan bahasa tidak formal. Desain ini
mewakili signage yang biasanya sering
digunakan orang awam.
Desain 3
Desain ini menggunakan bentuk portrait.
Bentuk gambar menggunakan kartun dan
warna aksentuasi serta font cursive.
3.
Kalimat yang digunakan berupa nasehat.
Desain ini mewakili signage yang desain
dan komposisinya dipikirkan dengan baik-
baik oleh desainer.

5. Literatur
Studi literatur merupakan mencari referensi teori yang relevan melalui buku,
jurnal, artikel, dan situs internet. Tujuan dari studi literatur adalah untuk
memperkuat dan melengkapi data yang didapatkan serta sebagai dasar teori dalam
mendesain.

22
LAPORAN RISET DESAIN INTERIOR | RI 141313

BAB IV
ANALISIS DATA

4.1 Data
4.1.1 Hasil Obervasi
Observasi pada objek penelitian meliputi kondisi signage pada eksisting.
Baik dalam segi desain maupun peletakan. Berikut hasil obervasi signage pada
objek penelitian:
No. Kondisi Signage Keterangan
Area wudhu
Penempatan signage sudah
tepat dan dapat dilihat dengan
jelas, namun tidak terdesain
1. dengan baik.
Kalimat himbauan yang tertera
kurang dipahami oleh anak
asuh

Area kamar mandi Pada depan kamar mandi juga


terdapat signage, namun tidak
dapat dibaca dengan jelas.
Banyaknya himbauan sehingga
2. kurang mendapat perhatian dari
pembaca,
Penempatan signage yang
secara asal dan kurang
terdesain dengan baik.

23
Kajian Desain Signage di Panti Asuhan Muhammadiyah Karangpilang yang
Sesuai dengan Karakter Anak Asuh

Halaman panti

Kondisi signage yang sama


seperti pada area tempat wudlu
3.
dan kamar mandi, tidak dapat
dibaca dengan jelas.

Asrama Panti
Pada ruang asrama terdapat
aturan mengenai tata tertib
kamar tidur, berukuran besar dan
4.
memuat 8 aturan dengan bahasa
formal, sehingga kurang dapat
dipahami oleh anak.

4.1.2 Hasil Wawancara


Wawancara dilakukan dengan ketua dan pengasuh di Panti Asuhan
Karangpulang Surabaya. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui kondisi panti
asuhan dari sudut pandang Ketua Panti. Berikut hasil wawancara tersebut:
1. Hasil wawancara dengan ketua panti asuhan.
No. Pertanyaan Jawaban
Kalau kondisi lingkungan ya seperti
Bagaimana kondisi lingkungan ini, biasa saja. Semua fasilitas tersedia
1.
panti asuhan saat ini? untuk anak-anak. Hanya saja saat ini kami
kekurangan tenaga untuk pengasuh.
Kepribadian mereka sebenarnya
Bagaimana kepribadian dan
baik, tetapi kurang disiplin. Banyak dari
2. perilaku anak-anak panti asuhan
mereka yang melanggar aturan-aturan
saat ini?
yang ada di panti asuhan. Sekalipun sudah

24
LAPORAN RISET DESAIN INTERIOR | RI 141313

diperingatkan berkali-kali tetapi tetap saja


tidak mempan.
Sebenarnya ini mungkin bukan
hanya masalah di panti asuhan disini saja,
tetapi hampir semua panti asuhan di
Indonesia. Sebab ini yang kami didik
memang anak dengan latar belakang
berbeda-beda dan mereka juga tidak punya
orangtua. Sehingga susah mendidiknya,
mau dikerasi nanti mereka memberontak,
tapi tidak dikerasi mereka juga tidak
disiplin.
Mereka selain kurang disiplin juga
kurang mempunyai rasa memiliki. Setiap
Selain kedisiplinan, apa lagi kami beri fasilitas baru di panti, seperti
kekurangan kepribadian dan lemari baju, peralatan makan, tempat tidur,
3.
perilaku anak-anak panti saat semuanya rata-rata cepat rusak dan tidak
ini? dirawat dengan mereka. Mereka seperti
kurang memiliki kesadaran diri untuk
menjaga fasilitas yang ada di panti asuhan.
Sudah banyak upaya kami lakukan.
Apakah sudah ada upaya untuk Mulai dari mendatangkan psikolog,
memperbaiki kepribadian dan mengadakan seminar, mengadakan
4.
perilaku anak-anak panti pertemuan, semuanya sudah dilakukan.
asuhan? Tetapi memang sulit untuk mengubah
mereka menjadi lebih baik.
Akhir-akhir ini diterapkan
Apakah upaya yang dilakukan kesepakatan apabila mereka tidak
sudah membawa perubahan mematuhi peraturan di panti, maka uang
5.
pada kepribadian dan perilaku saku akan dipotong. Hal itu sedikit
anak-anak panti asuhan? membuat perubahan di anak-anak dan
membuat mereka lebih baik.

25
Kajian Desain Signage di Panti Asuhan Muhammadiyah Karangpilang yang
Sesuai dengan Karakter Anak Asuh

Sebenarnya tidak ada masalah


interior, hanya saja mungkin di beberapa
Dari segi interior, pada bagian
tempat masih terlihat kotor. Tapi itu juga
6. mana yang pihak panti asuhan
karena anak-anak tidak menjaga
ingin diperbaiki?
kebersihan. Semua ruangan yang
dibutuhkan anak-anak sudah ada.
Signage sudah banyak sekali
tertempel di panti asuhan. Hampir di setiap
Dari segi signage, di panti sisi bangunan ada. Terkadang dipatuhi,
asuhan sudah banyak terpasang, terkadang juga tidak. Padahal sebenarnya
7.
apakah itu dipatuhi oleh anak- kami ingin menanamkan nilai-nilai lewat
anak? poster-poster yang sudah kami pasang.
Agar mereka memiliki motivasi dan
mimpi-mimpi.
Dibilang perlu juga sebenarnya
Apakah signage di panti asuhan signage-nya tidak rusak. Tetapi apabila
8.
perlu diganti yang baru? ada ide dan saran untuk memperbarui,
kami rasa bagus-bagus saja.
Mungkin untuk aturan-aturan yang
ada di kamar tidur dan di kamar mandi.
Signage pada bagian mana yang
9. Aturan-aturan seperti larangan, himbauan,
perlu diganti?
perintah, itu yang kurang diperhatikan
anak-anak.
Kalau sejauh ini signage-nya kan
Apakah menurut Bapak, dengan kurang dipatuhi, kami juga tidak tahu apa
digantinya signage yang lama penyebabnya. Mungkin nanti dengan
dengan yang baru akan diperbaruinya signage yang ada disini,
10.
membawa dampak pada entah sedikit atau banyak, entah dalam
kepribadian dan perilaku anak- waktu dekat atau tidak, tentu akan
anak panti asuhan? membawa perubahan pada anak-anak.
Apalagi kalau desain signage-nya menarik

26
LAPORAN RISET DESAIN INTERIOR | RI 141313

perhatian mereka. Tentu akan membawa


dampak pada diri mereka.

2. Hasil wawancara dengan pengasuh panti asuhan.


No. Pertanyaan Jawaban
Memberikan sanksi kepada anak yang
melanggar aturan yang disepakati
bersama. Sanksi nya itu berupa point.
Untuk kasus menghilangkan fasilitas
tersebut, anak-anak dikurangi uang saku
Apa solusi dari permasalahan atau tidak diberikan fasilitas lagi. Ketua
1.
kedisiplinan anak panti? panti memberikan peringatan kepada
anak-anak, jika sampai 3 kali masih
terulang uang saku yang dipotong adalah
selama 5 bulan dan tidak dibelikan
barang-barang kebutuhan, seperti sandal
atau baju seragam baru.
Belum. Anak-anak masih cenderung
Setelah berkeliling, ada slogan cuek. Seperti contoh, di tempat wudhu
dan himbauan yang tertempel tertempel tulisan SAAT WUDHU
2. di tembok. Apakah semua itu ALAS KAKI HARAP DILEPAS tapi
sudah dipatuhi oleh anak- mereka tetap saja memakai alas kaki saat
anak? wudhu, akibatnya lantai tempat wudhu
jadi kotor semua.
Menurut anda, jika slogan dan Selama itu bisa menjadikan anak-anak
3. himbauan tersebut diganti yang menjadi lebih patuh dan sifta disiplinnya
baru, setuju atau tidak? meningkat ya tidak masalah.
Menurut anda, Slogan dan
Di tempat wudhu, arah menuju tangga,
4. himbauan bagian mana yang
pintu masuk kamar.
harus diperbarui?

27
Kajian Desain Signage di Panti Asuhan Muhammadiyah Karangpilang yang
Sesuai dengan Karakter Anak Asuh

4.1.3 Hasil Kuesioner dan Analisis


Kuisioner ditujukan kepada anak asuh, terdapat 3 jenjang berdasarkan
pendidikan yaitu sekolah dasar usia 7-12 tahun (15 orang), sekolah menengah
pertama usia 13-15 tahun (7 orang), dan sekolah menengah atas usia 16-17 (3 orang)
Anak asuh yang tinggal dipanti berjumlah 25 anak.
1. Huruf yang menarik bagi responden.

32% Font Cursive


Font Serif
60%
Font Script
8%

Hasil dari kuisioner pertanyaan nomor 1 tentang huruf yang menarik bagi
responden, sebanyak 60 persen responden atau 15 anak memilih jawaban font
Cursive. Mayoritas responden yang memilih jenis huruf ini adalah dari tingkat
pendidikan SD.
Melansir dari website teoridesain.com huruf Cursive merupakan jenis font
pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada dan biasa digunakan untuk
desain yang berhubungan dengan imajinasi seperti teks pada komik, produk anak
anak untuk menarik pehatian mereka dengan bentuknya yang cute dan unik, dan
lain-lain. Huruf cursive memiliki kesan dekoratif dan ornamental.
Karakteristik huruf ini mempengaruhi anak untuk memilih jawaban tersebut
karena cenderung menarik dan sudah mereka kenali lewat buku-buku yang selama
ini mereka baca.

28
LAPORAN RISET DESAIN INTERIOR | RI 141313

2. Warna yang menarik bagi responden.

12%
Warna Cerah
16%
Warna Aksentuasi
Warna Monokrom
72%

Hasil kuesioner pertanyaan nomor 2 tentang warna yang menarik bagi


responden, sebanyak 72 persen responden atau 18 anak memilih jawaban warna
cerah sebagai perpaduan warna yang menarik bagi mereka.
Melansir artikel dari situs health.detik.com berjudul Warna Bisa Pengaruhi
Psikologi Anak menyebutkan bahwa Departemen Pengembangan Anak di
California State Univercity Fullerton pernah melakukan studi tentang warna dan
asosiasi terhadap emosional anak-anak. Dalam studi tersebut, anak-anak usia antara
5 hingga 6 tahun diminta untuk memilih warna favorit dari 9 warna yang diberikan
secara acak sesuai dengan perasaan mereka saat itu. Sebanyak 69 persen dari anak-
anak memilih warna-warna cerah yang mengungkapkan kebahagiaan dan
kegembiraan seperti pink, biru dan merah.
Warna cerah cenderung menunjukkan kesan bahagia dan kegembiraan yang
membuat anak tertarik. Selain itu perpaduan warna cerah juga menonjol dan dapat
menarik perhatian anak daripada warna monokrom dan aksentuasi.

29
Kajian Desain Signage di Panti Asuhan Muhammadiyah Karangpilang yang
Sesuai dengan Karakter Anak Asuh

3. Gambar yang menarik bagi responden.

12%
Simbol
40%
Kartun
Karakter
48%

Hasil kuesioner pertanyaan nomor 3 tentang gambar yang menarik bagi


responden, sebanyak 48 persen atau 12 anak memilih jawaban kartun sebagai
gambar yang menarik bagi mereka.
Melansir dari artikel pada situs kompasiana.com yang berjudul Pengaruh
Film Kartun Upin Ipin Terhadap Anak-anak yang Ada di Indonesia menyebutkan
bahwa film kartun memiliki jalan cerita yang menarik bagi anak-anak untuk diikuti.
Selain itu anak-anak juga menikmati visualisasi yang memberikan fantasi bagi
mereka.
Gambar kartun yang memberikan fantasi bagi anak, membuat anak lebih
tertarik dan senang melihat visualisasi tersebut dibandingkan simbol dan karakter.
Selain itu gambar kartun juga sudah akrab di ingatan mereka karena sering melihat
atau menonton film kartun kesukaan mereka.

30
LAPORAN RISET DESAIN INTERIOR | RI 141313

4. Bentuk yang menarik bagi responden.

28% 32% Square


Landscape
Portrait

40%

Hasil kuesioner pertanyaan nomor 4 tentang bentuk yang menarik bagi anak,
sebanyak 40 persen atau 10 anak memilih jawaban bentuk landscape sebagai
bentuk yang menarik bagi mereka.
Bentuk landscape peneliti anggap sebagai perwakilan dari bentuk signage
yang sering terlihat di tempat umum namun dibuat oleh orang awam dalam artian
tidak terdesain dengan matang. Orang awam kebanyakan membuat signage dalam
bentuk landscape karena memiliki luasan yang cukup untuk diberi tulisan yang
banyak. Tanpa disadari, bentuk ini sering dijumpai masyarakat baik di tempat
umum atau tidak.
Bentuk landscape ini sendiri juga sering dijumpai di signage dalam panti
asuhan, sehingga responden memilih bentuk tersebut karena sudah akrab dengan
bentuknya dibandingkan 2 bentuk yang lain yaitu square dan portrait.

5. Contoh desain yang menarik bagi responden.

12%
Desain 1
Desain 2
56% 32%
Desain 3

31
Kajian Desain Signage di Panti Asuhan Muhammadiyah Karangpilang yang
Sesuai dengan Karakter Anak Asuh

Hasil dari pertanyaan nomor 5 tentang contoh poster yang menarik bagi
responden, sebanyak 56 persen atau 14 anak memilih desain poster nomor 3 yang
menarik bagi mereka.
Desain poster nomor 3 ini menggunakan bentuk portrait dengan warna
aksentuasi, bergambar kartun dan menggunakan bahasa yang akrab terkesan tidak
menggurui anak, menjadi pilihan yang menarik bagi mereka. Poster ini menarik
bagi anak karena mereka jarang menemui desain poster seperti itu di lingkungan
sekitar. Sehingga menjadi hal baru dan menarik perhatian mereka.

4.2 Hasil Desain


Berdasarkan hasil penelitian dan kuesioner, berikut ini merupakan desain
signage yang dibuat dengan memperhatikan poin-poin jawaban pada pertanyaan
kuesioner. Peneliti membuat desain signage ini sebagai himbauan yang bertujuan
dalam upaya membentuk kesadaran anak dalam menaati aturan yang berlaku di
Panti Asuhan Muhammadiyah Karangpilang.
1. Desain signage sebagai himbauan membuang sampah pada tempatnya.

32
LAPORAN RISET DESAIN INTERIOR | RI 141313

2. Desain signage sebagai himbauan untuk melepas sandal ketika berwudhu.

3. Desain signage sebagai himbauan untuk mengucapkan salam sebelum


memasuki ruangan.

33
Kajian Desain Signage di Panti Asuhan Muhammadiyah Karangpilang yang
Sesuai dengan Karakter Anak Asuh

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Signage banyak ditemui pada area public. Adanya signage bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai keberadaan suatu tempat atau memberikan
himbauan maupun larangan. Keberhasilan dari signage terletak pada penempatan
dan desain signage yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, sehingga mudah
dipahami oleh orang. Namun pada Panti Asuhan Muhammadiyah Karangpilang
Surabaya, desain signage kurang diperhatikan sehingga kurang menarik perhatian
anak dan berdampak pada anak-anak yang masih melanggar peraturan.
Berdasarkan hasil penelitian, responden yang merupakan anak-anak Panti
Asuhan Karangpilang, anak-anak memilih beberapa elemen signage yang menarik
bagi mereka yaitu font cursive, perpaduan warna cerah, gambar kartun dan juga
bentuk landscape. Hasil ini dapat dijadikan panduan dalam membuat desain
signage yang menarik bagi anak sehingga dapat memberikan dampak pada
kesadaran diri mereka.

5.2 Saran
Penelitian ini masih memiliki beberapa kekurangan. Berikut beberapa saran
yang diberikan peneliti untuk penelitian sejenis kedepannya:
1. Responden yang hanya berjenis kelamin laki-laki sehingga sudut pandang hasil
penelitian ini hanya berasal dari anak laki-laki. Sebaiknya responden juga
berasal dari anak berjenis kelamin perempuan sehingga hasil penelitian lebih
mencakup psikologi anak secara umum.
2. Objek penelitian hanya satu tempat sehingga kurang dapat mewakili kondisi
semua Panti Asuhan yang ada di Surabaya. Sebaiknya objek penelitian ditambah
agar dapat mewakili kondisi signgage pada Panti Asuhan yang ada di Surabaya.

34

Anda mungkin juga menyukai