Anda di halaman 1dari 85

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke kehadirat Allah SWT, karena atas

rakhmat dan karunianya Kami Pimpinan dan Staf Puskesmas Baleendah

telah dapat menyelesaikam Laporan Tahunan Puskesmas Baleendah Tahun

2008.

Laporan tahunan ini disusun berdasarkan hasil pencapaian program

kegiatan puskesmas yang telah dilaksanakan selama kurun waktu tahun 2008

Selanjutnya laporan ini kami jadikan sumber data dasar untuk penyusunan

rencana kerja tahun selanjutnya.

Kami menyadari laporan tahunan yang Kami susun ini masih jauh dari

sempurna, akan tetapi du balik segala kekurangannya, semoga laporan ini

mampu menyajikan informasi sebagai acuan penyusunan rencana kerja

puskesmas selanjutnya dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan

terhadap masyarakat serta dalam pencapaian program.

Semoga laporan tahunan ini dapat berguna bagi Puskesmas

Baleendah khususnya, dan pada umumnya bagi semua pihak yang

membaca.

Baleendah, Januari 2009


Kepala Puskesmas baleendah
dr. Evi Rufaida
NIP. 140 245 413

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I .PENDAHULUAN 1
I. 1. Latar Belakang 2

I.2. Tujuan 4

I.3. Sistematika Penyajian 5

BAB II. DATA UMUM 7

II.1. DATA FISIK PUSKESMAS 7

II.2. DATA DEMOGRAFI 9

II.3. DATA KETENAGAAN 11

BAB III .VISI DAN MISI PUSKESMAS BALEENDAH 16

BAB IV .S T R A T E G I K E G IATAN 18

BAB V .EVALUASI HASIL KEGIATAN 27

PROGRAM PUSKESMAS BALEENDAH

BAB VI PENUTUP 70
BAB I

PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang

Dalam Undang Undang No 23 Tahun 1992 tentang kesehatan

dijelaskan bahwa perlu pengembangan Sistem Informasi Kesehatan yang

mantap agar dapat menunjang sepenuhnya pelaksanaan manajemen

upaya kesehatan.sepenuhnya pelaksanaan manajemen upaya kesehatan

Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat diharapkan

dapat mengelola kegiatan kesehatan diwilayah kerjanya dengan tujuan

untuk meningkatkan kesehatan masyarakat yang sudah menjadi

tanggung jawabnya dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang

meliputi pelayanan medik tingkat pertama dan pelayanan kesehatan

masyarakat.

Dewasa ini sistem Informasi kesehatan belum sepenuhnya berfungsi

secara efektif dan efisien dalam menunjang program program

kesehatan, sementara itu kebutuhan akan data/informasi untuk

menunjang bidang kesehatan semakin meningkat.Salah satu hambatan

dalam penyediaan informasi yang akurat dan tepat waktu adalah antara
lain data yang selama ini dikumpulkan melalui Sistem Pencatatan dan

Pelaporan disetiap jenjang administrasi belum seluruhya diolah, dianalisa,

disajikan dan dimanfaatkan secara maksimal.

Sejalan dengan perubahan sosial budaya masyarakat dan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kedokteran, maka

tuntutan masyarakat akan pelayanan yang lebih bermutu dan canggih

meningkat.

Sasaran pembangunan kesehatan dalam GBHN ditegaskan untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta meningkatkan mutu dan

kemudahan pelayanan kesehatan yang harus semakin terjangkau oleh

seluruh lapisan masyarakat.Sasaran pembangunan tersebut dapat tercapai

dengan didukung oleh manajemen yang semakin mantap, berdayaguna dan

berhasilguna .Manajemen uapaya kesehatan tersebut meliputi perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan sampai dengan penilaian dilaksanakan secara

terpadu dan menyeluru, dinamis serta didukung oleh Sistem Informasi

Kesehatan yang mantap.

Adapun pungsi puskesmas adalah sebagai ujung tombak pelayanan

kesehatan kepada masyarakat untuk mewujudkan tujuan pembangunan

nasional, yaitu untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang

optimal. Puskesmas diharapkan dapat lebih mengembangkan salah satu misi

puskesmas sebagai puskesmas yang responsif yaitu puskesmas yang

tanggap terhadap kebutuhan masyarakat Puskesmas Baleendah saat ini

berusaha untuk mewujudkan puskesmas yang mampu menyelenggarakan


pelayanan kesehatan yang efektif, efisien, inisiatif dan bermutu, terjangkau

dan memenuhi masyarakat di wilayah kerjanya, bahkan di luar wilayah kerja.

Dalam menjalankan misi kesehatan masyarakat ini, Puskesmas Baleendah

senantiasa berusaha melaksanakan palayanan yang sebaik-baiknya. Upaya

ini diharapkan dapat mendukung terwujudnya Indonesia Sehat 2010.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan Program Puskesmas, maka

dilakukan evaluasi sebagai bahan perencanaan kegiatan tahun

mendatang.Untuk tersedianya data /informasi tentang gambaran kesehatan

secara menyeluruh maka berdasarkan kebijaksanaan yang digariskan oleh

Defartemen kesehatan Republik Indonesia, maka Puskesmas Baleendah

berupaya untuk menyusun Laporan Tahunan Kesehatan Puskesmas

Baleendah Tahun 2008.

I.2. TUJUAN

Tujuan dari penyusunan Laporan Tahunan Kesehatan Puskesmas Baleendah

adalah :

A. TUJUAN UMUM

Memberikan gambaran kesehatan yang menyeluruh di wilayah Puskesmas

Baleendah, dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan yang

berhasilguna dan berdayaguna.

B. TUJUAN KHUSUS
a) Tersediannya data/Informasi umum dan lingkungan Puskesmas

Baleendah yang meliputi data lingkungan fisik/biologik, data perilaku

kesehatan masyarakat, data demografi dan data sosial ekonomi.

b) Tersediannya dat/Informasi tentang upaya kesehatan di Puskesmas

Baleendah, yang meliputi cakupan kegiatan dan sumber daya

manusia.

c) Diperolehnya data/Informasi tentang status kesehatan masyarakat di

Puskesmas Baleendah yang meliputi angka kematian, angka

kesakitan dan status gizi.

d) Tersedianya alat untuk pemantauan ( Monitoring ) dan penilaian

evaluasi tahunan tentang program program kesehatan di

Puskesmas Baleendah.

e) Tersediannya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan

oleh berbagai sistem pencatatan dan pelaporan yang ada di

Puskesmas.

f) Tersediannya alat memacu penyempurnaan sistem pencatatan dan

pelaporan kesehatan.

g) Tersediannya bahan untuk penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas

Baleendah Dinas Kesehatn Kabupaten Bandung.

h) Adapun Konsep dasar Puskesmas adalah berdasarkan pada

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor

128/Menkes/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar Pusat Kesehatan

Masyarakat. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas

kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.


I.3. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Dalam rangka meningkatkan kemampuan pengelolaan tersebut, disusunlah Laporan

Tahunan Puskesmas ini dengan sistematika penyajian sebagai berikut :

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I : Pendahuluan
Latar Belakang
BAB II : Data Umum
Data Wilayah Kerja
Data Kepegawaian
BAB III : Visi dan Misi Puskesmas
BAB IV : Strategi Kegiatan
A. Kegiatan Utam (Basic 7)
1. Kesehatan ibu dan anak
2. Kesehatan Lingkungan
3. Perbaikan Gizi
4. Pemberantasan Penyakit Menular
5. Pengobatan
6. PHN
7. Promosi Kesehatan
B. Kegiatan Pengembangan
BAB V : Evaluasi Kegiatan
a. Evaluasi Kegiatan Utama
b. Evaluasi Kegiatan Pengembangan
BAB VI : Penutup
BAB II

DATA UMUM

II.1. DATA FISIK PUSKESMAS

Puskesmas Baleendah merupakan Puskesmas Kecamatan yang

berlokasi di Jalan Raya Banjaran II,5 km, Kecamatan Baleendah, Kabupaten

Bandung, Propinsi Jawa Barat. Memiliki luas wilayah kerja 1025 m2, dan

membawahi dua kelurahan, yaitu Kelurahan Andir dan Kelurahan Baleendah,

dengan jumlah 325 RT dan 41 RW.

Batas wilayah administrasi Puskesmas Baleendah adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kecamatan Dayeuhkolot.

Sebelah Selatan : Kecamatan Pameungpeuk.

Sebelah Barat : Kecamatan Margahayu.

Sebelah Timur : Kecamatan Ciparay.


Jarak Puskesmas Baleendah dari Dinas kesehatan Kabupaten Bandung

+15,2 Km, dan dapat ditempuh dengan menggunakan berbagai sarana

transportasi kendaraan umum maupun pribadi.

Puskesmas Baleendah secara administratif pemerintahan terdiri dari dua

kelurahan binaan meliputi :

a Kelurahan Baleendah.

b Kelurahan Andir.

Untuk lebih jelasnya, data fisik Puskesmas ditampilkan pada tabel data

berikut :

Tabel 1
Data Fisik Puskesmas Baleendah
Tahun 2008
II.2. DATA DEMOGRAFI

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Baleendah tahun 2008

adalah 69.645 jiwa dengan komposisi laki-laki 19.396 jiwa dan perempuan

50.249 jiwa.

Untuk lebih jelasnya, jumlah penduduk yang ada di wilayah Puskesmas

baleendah adalah sebagai berikut :

Tabel 2
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin.
Di Wilayah Kerja Puskesmas Baleendah Tahun 2008
GRAFIK 1

KOMPOSISI PENDUDUK DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS BALEENDAH TAHUN 2008

28%

72% Laki - Laki

Perempuan

Tabel 3
Jumlah Penduduk Menurut Umur
Di Wilayah kerja Puskesmas Baleendah Tahun 2008
Tabel 4
Jumlah penduduk Miskin
Di Wilayah Kerja Puskesmas Baleendah Tahun 2008
Grafik 2

JUMLAH KELUARGA MISKIN (GAKIN) DAN NON GAKIN DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS BALEENDAH TAHUN 2008

GAKIN
32%

NON GAKIN
68%

II.3. DATA KETENAGAAN

A. Jenis Ketenagaan

Tabel 5
Jenis Ketenagaan DI Puskesmas BaleendahTahun 20 08
Tabel 6
Ketenagaan Menurut Pendidikan
Di Puskesmas Baleendah Tahun 2008
B. Nama, Jabatan, Pendidikan

Tabel 7
Daftar Ketenagaan Puskesmas Baleendah Tahun 2008

NO NAMA JABATAN PENDIDIKAN


1 dr. Evi Rufaida Kepala Puskesmas F.KED
2 drg. Hj. Dwi Ratna Dokter Gigi Puskesmas F.KED
3 dr. Yessi Kartalina Dokter PTT F.KED
4 Murtini Rahayu Staf TU SMEA
5 Surahmat Staf TU SMEA
6 Ina Wahyu Sofiati Perawat Gigi SPRG
7 Kuraesin Ningsih Petugas Gizi SPAG
8 Nina Eti Perawat SPK
9 Siti Aspinah Perawat SPK
10 Tini Nurhasanah Petugas Obat SMF
11 Dedi Suryadi Perawat SPK
12 Ineu Maemunah Bidan DI Kebidanan
13 Mema Garsari Perawat Akper
14 Yanti Suheryanti Sanitarian SPPH
15 Nurmila Petugas Laboratorium SMAK
16 Nunung Warsinah Bidan D 3 Kebidanan
17 Agus Staf TU SLTA
18 Yeni Bidan Bidan
19 Aan Maemunah Bidan D 3 Kebidanan
20 Eneng Sukwan SMA
21 Yayang Sukwan SMA
22 Agus S Sukwan SMA
23 Jejen Sukwan SD

C. Jenis Pelatihan

Tabel 8
Jenis Pelatihan Yang Pernah Diikuti Oleh Karyawan
Puskesmas Baleendah Tahun 2008

NO Jenis Pelatihan JML Tahun Penyelenggara

1. Program Imunisasi
Pararamedis 2 2008 Dinkes.Kab.Bdg
Bidan 2 2008 Dinkes.Kab.Bdg
Petugas Cold 1 2008 Dinkes.Kab.Bdg
Chain
2. Program P2 TB Paru
Dokter
Paramedis 2 2008 Dinkes.Kab.Bdg
Kader
PMO
3. Program Surveilans
Dokter
Paramedis 2 2008 Dinkes.Kab.Bdg
4. Program P2 ISPA
Dokter
Paramedis 4 2008 Dinkes.Kab.Bdg
Bidan
5. KIA
Dokter 3 2008 Dinkes.Kab.Bdg
Paramedis
Bidan 4 2008 Dinkes.Kab.Bdg
Bidan desa
6. Gizi
Dokter
Petugas Gizi 4 2008 Dinkes.Kab.Bdg
7. Kesling 2 2008 Dinkes.Kab.Bdg
8. Surveilans 2 2008 Dinkes.Kab.Bdg
9 Promkes 3 2008 Dinkes.Kab.Bdg
BAB III

VISI DAN MISI PUSKESMAS BALEENDAH

A. Visi Puskesmas Baleendah

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas

Baleendah adalah tercapainya kecamatan sehat untuk menuju terwujudnya

Indonesia sehat.

Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan

yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang

hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk

menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta

memiliki derajat kesehatan yang optimal.

Dalam menjalankan visi pembangunan kesehatan Puskesmas Baleendah

menetapkan Visi yaitu menjadi Puskesmas mandiri yang Bersahabat dengan

sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional untuk meningkatkan

derajat kesehatan pekerja industri dan masyarakat sekitar.

Untuk itu, Puskesmas Baleendah memiliki slogan S A H A B A T yang

merupakan singkatan dari :

S : Senyum
A : Akrab
H : Hangat
A : Asri
B : Bersih
A : Aman
T : Tertib

B. Misi Puskesmas Baleendah

Untuk mewujudkan Visi, Puskesmas Baleendah mempunyai misi yaitu :

1) Meningkatkan mutu pelayanan

2) Menggerakan pembangunan berwawasan lingkungan

3) Meningkatkan kemitraan dengan pihak yang terkait

4) Mewujudkan puskesmas yang bersih dan indah


BAB IV

STRATEGI KEGIATAN

IV.1. TUJUAN

A. Tujuan Umum

Secara umum, tujuan penyusunan Laporan Tahunan adalah untuk

memberikan gambaran keadaan kesehatan yang menyeluruh di wilayah

kerja Puskesmas Baleendah sebagai landasan untuk menyusun program

kegiatan Puskesmas tahun selanjutnya.

Tercapainya lingkungan fisik dan sosial kecamatan (Wilayah kerja

Puskesmas) yang optimal dengan memaksimalkan seluruh potensi

kehidupan masyarakat secara mandiri sehingga menjadi kecamatan yang

dapat memberi rasa aman, nyaman, sehat, bagi masyarakat.

B. Tujuan Khusus

1. Tersedianya data dan informasi kesehatan wilayah kerja Puskesmas

Baleendah Tahun 2008


2. Tersedia gambaran upaya kesehatan yang telah dilaksanakan

Puskesmas Baleendah dalam meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat di wilayah kerjanya selama periode tahun 2008

3. Tersedianya informasi hambatan dalam pelaksanaan program

kesehatan tahun 2008 yang dapat menjadi pertimbangan dan untuk

diselesaikan pada tahun berikutnya

4. Terbentuknya Desa sehat secara terus menerus

5. Terbentuknya Kecamatan sehat secara terus menerus

6. Memberdayakan masyarakat dalam upaya untuk perbaikan kesehatan

lingkungan fisik an sosial kota dalam rangka pembangunan kota yang

bersifat bottom up, dimulai dari lingkungan keluarga

7. Meningkatkatkan kualitas lingkungan fisik dan sosial secara bertahap

diawali dari masalah kesehatan lingkungan mikro

8. Memadukan perencanaan pembangunan dari masyarakat dan

pemerintah daerah kedalam mekanisme perencanaan pembangunan

wilayah kerja puskesmas.

IV.2. SASARAN

Terselenggaranya upaya peningkatan lingkungan fisik,

sosial dan budaya dengan memaksimalkan potensi sumber daya

secara mandiri untuk mencapai Kabupaten Sehat

Terwujudnya kecamatan sehat yang mampu menjalin kerjasama

antar masyarakat, pemerintah daerah dan pihak swasta, serta dapat


menampung aspirasi masyarakat dan kebijakan pemerintah secara

berkelanjutan

Terselenggaranya upaya peningkatan lingkungan fisik, sosial dan

budaya dengan memaksimalkan potensi sumberdaya secara

mandiri untuk mencapai kabupaten sehat.

Terelenggaranya pola mekanisme kerja yang transparan antar

berbagai pihak yang terkait dalam proes pengelolaan pembangunan

kabupaten

Terwujudnya produktivitas masyarakat luas melalui kebijakan dan

pengaturan yang adil dan transparan.

IV.3. KEBIJAKAN

Penerapan pendekatan Kecamatan sehat masing-masing wilayah

didasarkan pada permasalahan setampat dimulai dari prioritas masalah

yang ada sebagaimana tertuang pada model pilihan pendekatan

kecamatan sehat

1) Pelaksanaan kegiatan kecamatan sehat sepenuhnya dibiayai dan

dilaksanakan oleh daerah yang bersangkutan dengan

menggunakan mekanisme pendekatan kecamatan sehat, yaitu

menggunakan pendekatan konsep pendekatan masyarakat, dari,

oleh dan untuk masyarakat.

2) Pendekatan kegiatan kecamatan sehat melibatkan peran aktif

seluruh masyarakat dalam suatu proses penyelenggaraan


pembangunan di daerah, sehingga seluruh potensi masyarakat

dapat diberdayakan secara optimal, dalam rangaka meningkatkan

kualitas hidup masyarakat.

3) Evaluasi kegiatan kecamatan sehat dilakukan oleh forum desa

sehat bersama pemerintah daerah, LSM serta media masa selaku

pelaku pembangunan.

IV.4. STRATEGI

1) Pendekatan kegiatan kecamatan sehat dimulai dari

pembentukan desa sehat, yang diharapkan berkembang secara

terus menerus secara dinamik

2) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui forum dan

pokja sehat serta pendampingan dari sektor terkait untuk dapat

memahami permasalahan, menyusun perencanaan dan dapat

melaksanakan kegiatan kecamatan sehat.

3) Pembentukan desa sehat dimulai dari keberhasilan pencapaian

desa bina raksa yang diserti upaya penyuluhan terus menerus

untuk mendorong masyarakat menanfaatkan sarana Raksa

sebagaimana mestinya ndan berprilaku sehat secara terus

menerus.
4) Pembentukan kecamatan sehat terjadi setelah sebagian besar

desa dalam wilayahnya menjadi desa sehat yang disertai dengan

peningkatan tempat-tempat umum dan tempat pengolahan

makanan

5) Meningkatkan pembaerdayaan masyarakat melalui forum dan

POKJA sehat, serta pendampingan dari sektor terkait untuk dapat

memahami permasalah, menyususn perencanaan dan dapat

melaksanakan kegiatan kabupaten sehat.

6) Menggali potensi wilayah dan kemitraan dengan swasta, LSM,

Pemerintah, Legislatif, didalam menyelenggarakan kegiatan

kecamatan sehat.

7) Memasyarakatkan pembangunan yang berwawasan kesehatan,

didalam mewujudkan kecamatan sehat.

8) Menjadi suatu kecamatan sebagai kecamatan kembar dari

kecamatan sehat di provinsi atau negara lain.

9) Meningkatkan promosi dan penyuluhan agar masyarakat hidup

dalam kondisi yang tertib hukum, dan peka terhadap lingkungan

fisik, sosial dan budaya yang sehat.

IV.5. PROGRAM OPERASIONAL DAN KEGIATAN

1. Program Kegiatan Utama

a. Pelaksanaan program kesehatan ibu dan anak

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program Kesehatan ibu dan anak :


Pemeriksaan kehamilan untuk mengetahui secara dini bila

terdapat kelainan pada masa kehamilannya

Pemerikasaan kehamilan baik didalam gedung maupun diluar

gedung

Pelayanan Persalinan

Pemberian imunisasi pada bayi dan ibu hamil dalam rangka

menurunkan angka kematian ibu dan bayi

b. Perbaikan Gizi

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program perbaikan Gizi :

Melaksanakan perbaikan pola konsumsi pangan yang

beraneka ragam. Seimbang dan bermutu gizi melalui

pemberdayaan keluarga dan masyarakat.

Melaksanakan peningkatan mutu pelayanan gizi kelompok

institusi

Melaksanakan upaya gizi pencegahan dan penanggulangan

masalah gizi.

Pemanfaatan sistem kewaspadaan sistem pangn dan gizi.

c. Pemberantasan penyakit menular

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program Pemberantasan penyakit

menular :

Melaksanakan sistem kewaspadaan dini (SKD)/ penyakit

Melaksanakan imunisasi

Pencegahan dan pemberantasan deman berdarah


Pencegahan dan penanggulangan penyakit TBC

Pencegahan dan penanggulangan penyakit pnemoni pada balita

Pencegahan dan penanggulangan penyakit Diare pada balita

Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular seksual

(PMS) dan HIV / AIDS

Eliminasi penyakit kusta

Eradikasi Polio, tetanus neonatorum, dan reduksi campak.

d. Program Penyehatan lingkungan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program penyehatan

lingkungan:

Melaksanakan inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih

Melaksanakan inspeksi Sanitasi Sarana Jamban Keluarga

Melaksanakan inspeksi Sanitasi Sarana Air Limbah

Melaksanakan pembinaan peningkatan keluarga yang

menggunakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan

Melaksanakan pembinaan peningkatan keluarga yang

menggunakan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan

Melaksanakan pembinaan peningkatan keluarga yang

menggunakan sarana air limbah yang memenuhi syarat

kesehatan

Melaksanakan pembinaan/penyuluhan kepada keluarga yang

menggunakan sarana air limbah yang tidak memenuhi syarat

kesehatan
Melaksanakan pembinaan kepada keluarga yang menggunakan

sarana air bersih yang tidak memenuhi syarat kesehatan

Melaksanakan pembinaan/penyuluhan kepada keluarga yang

menggunakan saranajamban keluarga yang tidak memenuhi

syarat kesehatan

Melaksanakan pemantauan jentik berkala selama tiga bulan

sekali

Melaksanakan penyuluhan penyakit yang disebabkan oleh faktor

lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

Melaksanakan pendataan keluarga yang menggunakan air

bersih,jaga,spal,sampah,rumah dan tempat-tempat umum

Melaksanakan klinik sanitasi

e. Program promosi dan pemberdayaan mayarakat

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program Promosi dan

pemberdayaan Mayarakat :

Melaksanakan promosi program kesehatan

Pelaksanakan peningkatan prilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS)

Melaksanakan revitalisasi posyandu / Posbindu

f. Program pengobatan dasar

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program pengobatan dasar :


Melaksanakan peningkatan mutu pelayanan kesehatan dasar

Melaksanakan peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan dasar

termasuk pelayanan kesehatan terhadap keluarga miskin.

g. Perawatan kesehatan Masyarakat (PHN)

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program Perawatan kesehatan

masyarakat :

Melaksanakan kunjungan rumah kepada kelompok masyarakat

yang beresiko tinggi terhadap penyakit

Memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang

dikunjungi

Melaksanakan pemantauan kepada masyarakat yang

mempunyai penyakit yang bisa mengakibatkan penularan

kepada masyarakat di lingkungan disekitarnya

Pendataan dan pemetaan

2. Program Pengembangan

Program-program yang dikembangkan di Puskesmas Baleendah,

antara lain :

a. Kesehatan Gigi dan mulut

b. Usaha kesehatan sekolah

c. Kesehatan jiwa

d. Usila
e. Program obat, makanan dan bahan berbahaya

f. Laboratorium

g. JAMKESMAS

h. Pelayanan kesehatan reproduksi remaja

BAB V

EVALUASI HASIL KEGIATAN

PROGRAM PUSKESMAS BALEENDAH

Evaluasi kegiatan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil


/cakupan yang telah dicapai oleh masing-masing program kesehatan yang
ada di Puskesmas Baleendah, baik itu program utama (Basic Seven)
maupun program pengembangan.
Adapun yang termasuk pada Program utama Puskesmas Baleendah
adalah program:
a) Promosi Kesehatan

b) Penyehatan Lingkungan

c) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

d) Perbaikan Gizi Masyarakat

e) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)

f) Pengobatan

g) PHN

Sedangkan proram pengembangan terdiri dari Program :

a) Kesehatan Gigi

b) Kesehatan Mata

c) Kesehatan Jiwa

d) JPS BK, dll

Untuk lebih jelasnya, evaluasi program kegiatan di Puskesmas Baleendah

dapat dilihat pada Hasil kegiatan sebagai berikut :

V.1. KEGIATAN UTAMA

1. Promosi Kesehatan

Promosi atau penyuluhan kesehatan masyarakat mempunyai

peranan cukup besar dalam pembangunan kesehatan yaitu untuk


merubah persepsi, kesadaran, sikap dan perilaku masyarakat untuk hidup

sehat.

Kegiatan Promosi kesehatan yang telah dilakukan oleh Program

Promosi Kesehatan Puskesmas Baleendah adalah :

Pembinaan dan pengembangan Posyandu

Rakor tingkat Desa dan Kecamatan

Lokakarya Mini tingkat Puskesmas

Lokakarya Bulanan Puskesmas

Pertemuan PKK tingkat Desa dan Kecamatan

Pengkajian PHBS pada tatanan Rumah tangga, Sekolah/ Institusi

Pendidikan, dan tempat kerja.

Gaya hidup masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan di

wilayah kerja Puskesmas Baleendah sangat berhubungan dengan pola

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Namun mengingat PHBS baru

dilakukan sebagian, dimana diambil 210 KK secara random sebagai sampel

untuk mewakili seluruh desa, sehingga perilaku kesehatan masyarakat

wilayah kerja Puskesmas Baleendah belum tergambarkan secara tepat.

Indikator dalam kuisioner PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas

Baleendah :

a. pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

b. ASI ekslusif selama 6 bulan

c. tidak merokok dalam rumah


d. aktifitas fisik (olah raga minimal 1 minggu sekali)

e. makanan dengan gizi seimbang perhari (makan sayur dan buah setiap

hari )

f. peserta JPKM (askes, askeskin, astek, jamsostek, dana sehat)

g. menggunakan air bersih

h. menggunakan jamban

i. kepadatan penghuni 8 m2/orang

j. lantai rumah tidak dari tanah.

k. berobat ke sarana kesehatan

l. Tersedianya tempat sampah

m. Tersedianya SPAL (Sarana Pembuangan Air Limbah)

Klasifikasi PHBS :

Strata I jika jawaban ya 1 3 indikator

Strata II jika jawaban ya 4 5 indikator

Strata III jika jawaban ya 6 7 indikator

Strata IV jika jawaban ya 8 10 indika

Tabel 9
Persentase Rumah Tangga Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas
Baleendah Tahun 2008
Rumah Tangga
Jumlah Jumlah yang Dihuni Diperiksa
N Str
Desa Rumah Stra Stra Stra Jumlah %
0 a
Tangga ta ta ta Jmlh % Sehat Sehat
ta
II III IV
I
1 Baleendah 10.557 - - - 210 168 80
2 Andir 5.458 - - - 210 98 46,7
Sumber : Laporan bulanan PHBS Puskesmas Baleendah

Dari tabel tersebut dapat diketahui terdapat 1 desa yaitu desa Andir dengan

persentase rumah sehatnya kurang dari target yang ditetapkan Dinas Kesehatan

Kab. Bandung yaitu (55%) desa Baleendah sudah melebihi target yaitu 80 %.

Tabel 10
Kegiatan Promosi Kesehatan Masyarakat
Puskesmas Baleendah Tahun 2008

No Kegiatan Jumlah
1 Jumlah kader aktif 190
2 P2HBS
Tatanan rumah tangga 420
Tatanan intuisi kesehatan 2
Tatanan pendidikan 10
3 Pembinaan TOGA -
4 Pembinaan ALB -
5 Penyuluhan Kesehatan 18
6 Pembinaan kader 6
7 Rapat koordinasi kec. 4

Perilaku Pencarian Pengobatan


Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan merupakan

perilaku untuk melakukan atau mencari pengobatan, misalnya usaha-usaha

mengobati sendiri penyakitnya, atau mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas

kesehatan modern maupun tradisional.

Kebiasaan masyarakat Baleendah untuk mengetahui masalah

kesehatan (sakit) dilakukan dengan cara bervariasi, sesuai dengan

kemampuan dari masing-masing individu/KK. Untuk dapat lebih jelas, dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 11
Pola Pencarian Pengobatan
di Wilayah Kerja Puskesmas Baleendah
Tahun 2008
Sumber : Laporan bulanan PHBS Puskesmas Baleendah

Kelembagaan Bersumber Daya Masyarakat

Pelayanan kesehatan perlu didukung oleh sumber daya kesehatan

yang memadai dan handal. Peran serta masyarakat dibutuhkan untuk

mencapai pelayanan kesehatan yang optimal, dalam hal ini diwujudkan dalam

bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM).

Salah satu bentuk UKBM yang berkembang di wilayah kerja

Puskesmas Baleendah adalah Posyandu.

Tabel 12
Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat di Wilayah
Kerja Puskesmas Baleendah Tahun 2008

Klp Posyandu
Nama Kader Polin Wahana JPKM/
No Batra Pra Pur Man
Desa Aktif Des Yandes Dana Madya
sehat tama nama diri
1 Baleendah 1 229 - - - - 32 6 -
2 Andir - 115 - - - - 10 3 -
Sumber : Laporaran Bulanan Tahun 2008Puskesmas Baleendah

Kategori penilaian posyandu yang digunakan sebagai sarana Telaah Mawas

Diri bagi masing-masing Posyandu,dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 13
Kategori Posyandu

No. Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri


1. Frekuensi penimbangan <8 >8 >8 >8
2. Rerata kader tugas <5 >5 >5 >5
3. Rerata cakupan D/S <50% <50% >50% >50%
4. Cakupan kumulatif KB <50% <50% >50% >50%
5. Cakupan kumulatif KIA <50% <50% >50% >50%
6. Cakupan kumulatif <50% <50% >50% >50%
7. imunisasi - - + +
8. Program tambahan <5% <50% <50% >50%
Cakupan dana sehat

Dari tabel tersebut diatas, tampak wilayah kerja Puskesmas Baleendah

sudah memiliki cukup Posyandu yang tersebar di setiap RW. Dari 41 posyandu yang

terdapat di wilayah kerja Puskesmas Baleendah, 32posyandu sudah mencapai

tingkat madya, ini berarti posyandu tersebut memiliki kesinambungan program yang

baik namun cakupannya masih rendah, 9 purnama yang artinya posyandu tersebut

memiliki kesinambungan program dan cakupan yang cukup baik dan memiliki

program kegiatan tambahan, puskesmas Baleendah belum ada posyandu tingkat

Mandiri. posyandu yang sudah mencapai tingkat mandiri yang artinya selain memiiki

kesinambungan program dan cakupan yang cukup baik, cakupan dana sehat

posyandu tersebut juga sudah cukup baik.

Untuk lebih jelasnya, hasil kegiatan Program Promosi Kesehatan di

Puskesmas Baleendah tergambar dalam Tabel di bawah ini

Tabel 14
LAPORAN TAHUNAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
PUSKESMAS BALEENDAH
TAHUN 2008

NO KEGIATAN JUMLAH
ADA
1 Jumlah Puskesmas Keliling 1
2 Jumlah Desa dengan Polindes 0
3 Jumlah Polindes 0
* Pratama 0
* Madya 0
* Purnama 0
* Mandiri 0
4 Jumlah Posyandu 41
* Pratama 0
* Madya 32
* Purnama 9
* Mandiri 0
5 Jumlah Desa dengan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) 0
6 Jumlah Pondok Pesantren (Pontren) 1
7 Jumlah Pontren dengan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) 1
8 Jumlah Santri Husada 15
9 Jumlah Pontren dengan Pola JPKM 1
10 Jumlah Santri Husada 15
11 Jumlah Pontren dengan pola JPKM 1
12 Jumlah Kelompok Perajin 0
Jumlah Kelompok Perajin dengan Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) 0
13 Jumlah Kelompok Petani 0
Jumlah Kelompok Petani dengan Pos UKK 0
14 Jumlah Pabrik 6
Jumlah Pabrik dengan Poliklinik 0
15 Jumlah SD/MI 26
Jumlah SD dengan Dana Sehat pola JPKM 0
16 Jumlah SLTP / sederajat 11
Jumlah SLTP dengan Dana Sehat pola JPKM 0
17 Jumlah SMU /sederajat 7
Jumlah SMU dengan Dana Sehat pola JPKM 0
18 Jumlah Perguruan Tinggi (PT) 2
Jumlah PT dengan dana sehat pola JPKM 0
19 Jumlah Koperasi Unit Desa (KUD) /Koperasi
Jumlah KUD/Koperasi dengan Dana Sehat pola JPKM 2
20 Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) 0
Jumlah LSM dengan Dana Sehat pola JPKM 7
21 Jumlah Desa dengan Dana Sehat pola JPKM 0
Jumlah kelompok denan Dana Sehat pola JPKM 0
Jumlah KK anggota Dana Sehat pola JPKM 0
22 Jumlah Peserta PT. ASKES 0
23 Jumlah Peserta PT. ASTEK 0
24 Jumlah Kwaran dengan Saka Bakti Husada (SBH) 0
25 Jumlah Pasukan/anggota SBH 1
26 Jumlah Dukun/Pengobatan Tradisional (Batra) 10
27 Jumlah Dukun/Batra terlatih/dibina Program Kesehatan 1
28 Jumlah Kaang Taruna Husada 0
29 Jumlah Lansia 12
Jumlah Kader Usiala Yang Ada 1325
Jumlah Kelompok Usila/ Paguyuban/ Posbindu yang Ada 29
30 Jumlah Desa denga Wahana Pelayanan Kesehatan Dasar (WPKD) 10
31 Jumlah Desa PHBS (Prilaku Hidup Berswih dan Sehat) 0
KlassifikasiDesa PHBS 2
Klassifikasi I 0
Klassifikasi II 0
Klassifikasi III 1
Klassifikasi IV 1
32 Jumlah Jumlah Sekolah PHBS 0
Klasifikasi Sekolah PHBS 10
Klassifikasi I 0
Klassifikasi II 0
Klassifikasi III 3
Klassifikasi IV 7
33 Jumlah Tempat Ibadah PHBS 5
Klassifikasi Tempat Ibadah PHBS 0
Klassifikasi I 0
Klassifikasi II 2
Klassifikasi III 3
Klassifikasi IV 0
34 Jumlah Puskesmas Pembantu (Pustu) PHBS 0
Klassifikasi desa PHBS 0
Klassifikasi I 0
Klassifikasi II 0
Klassifikasi III 0
Klassifikasi IV 0
35 Jumlah Tempat Kerja PHBS 10
Klassifikasi Tempat Kerja PHBS 0
Klassifikasi I 0
Klassifikasi II 2
Klassifikasi III 8
Klassifikasi IV 0
36 Jumlah rumah tangga yg didata 420 kk
Jumlah rumah tangga sehat 266 kk
Jumlah rumah tangga tidak sehat 154 kk

2. Kesehatan Lingkungan

Kondisi lingkungan fisik, kimia, dan bakteriologi di kelurahan baleendah

dan kelurahan Andir pada saat ini belum memadai, sehingga berdampak

terhadap kesehatan terutama mengakibatkan tingginya angka kesakitan di


masyarakat baik penyakit inspeksi dan penyakit parasit yang berkaitan erat

dengan faktor lingkungan seperti penyakit perut, kulit, mata, dan lain-lain,

atau penyakit yang di sebabkan paparan polutan seperti penyakit penyakit

saluran pernafasan. Semakin tingginya tingkat pencemaran air, udara, dan

tanah serta meningkatnya jumlah industri/pabrik, meningkatnya jumlah

kendaraan dan meningkatnya jumlah penduduk mempunyai andil yang cukup

besar terhadap pengrusakan alam.

a. Sarana Air Bersih

Berdasarkan Survei Perumahan Lingkungan (SPL) Puskesmas

Baleendah Tahun 2008, penduduk di wilayah kerja Puskesmas Baleendah

memperoleh air bersih dari sumur gali, sumur pompa, air ledeng (PDAM), dan

mata air. Secara keseluruhan cakupan sarana air bersih mencapai 64 % ,

sudah mencapai target dari target minimal 60%.

Tabel 15
Jumlah Sarana Air Bersih Di Puskesmas Baleendah
Tahun 2008
Jenis Sarana Jumlah
1. Sumur Gali 3904
2. Pompa Tangan / Listrik 11494
3. KU/TA/HU/PMA 49
4.PDAM 2252
Jumlah 17699
Sumber : Data Kesling Puskesmas Baleendah Tahun 2008

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa masyarakat baleendah

sebagian besar memanfaatkan sarana air bersih dengan jenis sarana sumur
pompa dan sebagian kecil yang menggunakan sarana Perlindungan Mata Air

(PMA).Pada Untuk mengetahui tingkat resiko pencemaran Sarana Air Bersih

dilakukan kegiatan Inspeksi Sanitasi.Dari hasil Inspeksi Sanitasi masih ada

sarana dengan tingkat pencemaran yang amat tinggi, meskipun sebagian

besar memiliki tingkat pencemaran yang rendah.Hal ini menunjukan bahwa

kualitas SAB di wilayah kerja Puskesmas Baleendah masih ada yang belum

memenuhi syarat, oleh karena itu berpotensi terhadap terjadinya penyakit

yang berbasis lingkungan terutama yang disebabkan oleh rendahnya kualitas

air seperti penyakit diare.Sebagai gambaran kasus diare pada tahun 2008 di

Puskesmas Baleendah adalah sebesar 2378 kasus.

b. Pembuangan Kotoran Manusia

Sistem pembuangan kotoran manusia sangat erat kaitannya dengan

kondisi lingkungan dan risiko penularan penyakit khususnya penyakit saluran

pencernaan. Jamban keluarga memegang peranan penting dalam kebersihan

sanitasi di setiap KK.

Tabel 16
Jumlah Sarana JAGA Di Wilayah Kerja Puskesmas Baleendah Tahun 2008

Jenis Jumlah

Sarana
1. Leher 16332

Angsa
2. MCK 89
Jumlah 16421
Sumber : Data Kesling Puskesmas Baleendah Tahun 2008
Dari tabel di atas terlihat di wilayah kerja Puskesmas Baleendah

sebagian besar penduduk menggunakan jenis leher angsa .Dengan cakupan

61,10 % ini artinya bahwa masih ada penduduk yang membuang kotorannya

disungai,selokan kebun, hal ini akan mengakibatkan penyakit-penyakit yang

berhubungan dengan kesehatan lingkungan akan tetap tinggi seperti

kecacingan dan diare.

c. Saluran Pembuangan Air Limbah

Berdasarkan Survei Perumahan Lingkungan (SPL) di Wilayah Kerja

Puskesmas Baleendah tahun 2008, cakupan saluran pembuangan air limbah

(SPAL) yang memenuhi syarat di wilayah kerja Puskesmas Baleendah belum

mencapai target (45,53%), kurang dari target yang telah ditentukan yaitu 7,19

%. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada tabel berikut.

Tabel 17
Sarana Pembuangan Air Limbah

Di wilayah Kerja Puskesmas Baleendah Tahun 2008

Jenis Sarana Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi syarat


1.SPAL 4403 11858
Sumber : Data Kesling Puskesmas Baleendah Tahun 2008
GRAFIK 3
KEADAAN SARANA PEMBUANGAN AIR LIMBAH DI
WILAYAH PUSKESMAS BALEENDAH
27%

73%

Memenuhi Syarat Kesehatan


Tidak memenuhi syarat Kesehatan

Jumlah SPAL di Wilayah kerja Puskesmas Baleendah masih kurang,

hal ini dikarenakan SPAL yang ada masih banyak yang belum memenuhi

syarat (kedap air dan tertutup ).

d. Tempat Pembuangan Sampah

Jumlah tempat pembuangan sampah sementara yang ada wilayah

kerja Puskesmas Baleendah adalah 17893, yang memenuhi syarat 7526 dan

yang tidak memenuhi syarat 10367 . Tempat pembuangan sampah yang tidak

memenuhi syarat akan menimbulkan pencemaran lingkungan terutama pada

kualitas air bersih disekitarnya, bau dan kepadatan lalat. Data pencemaran

yang di timbulkan oleh tempat pembuangan sampah yang tidak memenuhi

syarat belum ada, oleh karena itu diperlukan survei untuk mengetahui

dampak dari sampah terhadap lingkungan sekitar.


Tabel 18

Sarana Tempat Pembuangan Sampah Rumah Tangga


Puskesmas Baleendah Tahun 2008

Kependudukan Tempat Pembuangan


Nama (Jumlah) Sampah Rumah Tangga
No.
Desa
Rmh. KK Pend. MS Pmk TMS Pmk
1. Baleendah 11875 11570 41289 5083 16484 6792 24726
2. Andir 6016 7791 28127 2443 5532 257 22126

Jumlah 16909 18518 68868 5509 22016 11400 46852

e. Rumah Sehat

Perumahan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang

harus dapat dipenuhi setelah pangan dan sandang.

Syarat perumahan yang sehat adalah : rumah yang dilengkapi dengan

sarana air bersih, sarana pembuangan air limbah, tempat sampah dan

ventilasi yang mencukupinya.

Berdasarkan hasil inspeksi sanitasi rumah tahun 2006 di wilayah kerja

Puskesmas Baleendah dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 19
Klasifikasi Rumah Di wilayah Kerja
PKM Baleendah Tahun 2008

Jenis JML MS TMS


Rumah
l. 13251 9780 3471
Permane
n
2. Semi 3763 768 2995
Permane
n
3. 867 21 846
Panggun
g
Sumber : Data Kesling Puskesmas Baleendah Tahun 2008

3. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Tabel 20
DATA SASARAN KIA
SASARAN
KELURAHAN IBU
PENDUDUK BULIN NEONATAL BAYI BALITA
HAMIL
BALEENDAH 41210 1236 1195 1154 697 3107
ANDIR 27658 830 802 774 722 2115
PUSKESMAS 68868 2066 1997 1928 1419 5222

Tabel 21
PWS KIA

K IB
U
L K IV RESTI O/ NAKES RESTI O/ MASY
A
N
TAR- HASIL TAR- HASIL HASIL HASIL
TAR- TAR-
GET SISA GET AB SISA AB SISA SISA
GET GET ABS
(%) ABS % (%) S
%
S
% %
Jan7
88 4,26 3,65 7,08 72 3,48 3,60 1,67 5 0,24 1,43 0,83 3 0,14 0,69
,91
Feb
14,6
15,8 196 9,50 6,32 168 8,13 6,47 3,34 16 0,77 2,57 1,66 10 0,48 1,18
0
2
Mar
16,1 21,2 14,4
27,7 334 7,56 299 6,77 5,09 32 1,74 3,35 2,49 20 0,96 1,53
7 4 7
3
Apr3 508 24,5 7,05 28,3 467 22,6 5,72 6,68 53 2,56 4,12 3,32 34 2,69 0,63
1,64 9 2 0
Mei3 33,6 35,4 31,0
696 5,86 641 4,37 8,30 80 3,86 4,44 4,15 51 2,46 1,69
9,55 9 0 3
Juni
43,1 42,0 39,9
47,4 892 4,28 826 2,29 10,02 109 5,27 4,75 4,98 65 3,76 1,22
8 8 9
6
Juli5 52,7 49,1 48,6
1090 1,03 1005 0,52 11,69 136 6,93 5,30 5,81 80 3,87 1,94
5,37 6 6 4
Ags
62,2 56,2 57,0
63,2 1286 1,03 1197 - 13,33 165 7,99 7,34 6,97 93 4,50 1,97
5 4 7
8
Sep
71,2 63,3 65,3
71,1 1472 - 1350 - 15,03 125 6,23 8,80 7,47 108 5,38 1,24
4 2 4
9
Okt7 82,0 70,4 75,7
1646 - 1519 - 16,70 161 8,02 8,60 8,30 127 6,23 2,07
9,10 5 0 2
Nop
88,1 77,4 81,9
87,0 1821 - 1692 - 18,37 202 9,77 8,60 9,13 149 7,21 1,92
4 8 0
1
Des 96,3 89,7
1991 - 85 1854 - 20% 243 12,41 7,50 10% 174 8,67 1,33
95 6 4

U PENDAMPINGAN
NEONATAL ANEMIA
L PERSALINAN
A
N
HASIL HASIL HASIL HASIL
TAR- TAR- TAR- TAR-
SISA AB SISA AB SISA SISA
GET ABS % GET % GET % GET ABS %
S S
Jan6
63 3,15 3,52 7,08 63 3,28 3,80 - 7 0,38 - - 2 0,90 -
,67
Feb
14,1
13,3 147 7,44 5,90 149 7,72 6,40 - 16 0,80 - - 7 0,33 -
6
4
Mar
13,6 21,2 14,4
20,0 270 6,35 278 6,86 - 36 1,80 - - 14 0,68 -
6 8 2
1
Apr2 21,1 28,3 21,7
421 5,58 420 6,54 - 62 3,09 - - 15 0,74 -
6,68 0 2 8
Mei3 29,2 35,4 29,9
584 4,10 578 5,43 - 89 7,44 - - 19 1,54 -
3,35 5 0 7
Juni
37,9 42,0 38,7
40,0 758 2,05 747 3,34 - 120 6,22 - - 24 1,16 -
7 8 4
2
Juli4 45,9 49,1 47,0
918 0,72 910 2,12 - 144 7,10 - - 28 1,40 -
6,69 7 6 4
Ags
53,4 56,2 55,6
53,3 1067 - 1072 0,64 - 170 8,53 - - 32 1,55 -
3 4 0
6
Sep
60,0 63,3 63,4
60,0 1199 - 1224 - - 189 9,46 - - 39 1,95 -
4 2 8
3
Okt6 67,0 70,4 71,5
1339 - 1379 - - 204 10,21 - - 47 2,34 -
6,70 5 0 2
Nop
74,7 77,4 80,4
73,3 1493 - 1551 - - 223 15,67 - - 56 2,71 -
5 8 5
7
Des 82,1 88,9
1641 - 85% 1715 - - 238 11,92 - - 62 3,00 -
80% 7 5
Tabel 22
LAPORAN AMP

JUMLAH JUMLAH
KASUS
KASUS KEMATIAN
Perdarahan 8 -
Infeksi jalan lahir - -
Eklampsi / preeklampsi 14 -
BBLR 4 -
Asfiksia 1 1
CVP 2 -
Gamelli 5 -
KPSW 10 -
Kelainan Letak 6 -
Penyakit Jantung 3 2
Bayi lahir mati 3 -
Jumlah 56 3

Tabel 23
DATA DUKUN

1. Jumlah Persalinan Oleh Dukun


KELURAHAN JUMLAH
Baleendah 161
Andir 156
Puskesmas 317

2. Jumlah Dukun
DUKUN
KELURAHAN TIDAK
TERLATIH JUMLAH
TERLATIH
Baleendah 14 3 17
Andir 7 - 7
Puskesmas 21 3 24
3. Nama Dukun
U PENDIDIKAN
NAMA M TIDAK
NO ALAMAT TERLATIH TIDAK
DUKUN U TERLATIH SD SMP SLA
SEKOLAH
R
1. Ma Epon 62 Baleendah 2/13
2. Ma Eni 71 Baleendah 3/6
3. Ma Karsih 69 Baleendah 8/11
4. Ma Ukar 76 Baleendah 5/4
5. Ma Anih 76 Baleendah 6/21
6. Ma Wiwi 67 Baleendah 3/9
7. Ma Euis 75 Baleendah 1/
8. Ma Anggit 63 Baleendah 2/2
9. Ma Aisyah 68 Baleendah 2/20
10. Ma Emar 61 Baleendah 4/23
11. Ma Iyat 70 Baleendah 1/12
12. Ma Imas 54 Baleendah 3/18
13. Ma Neno 44 Baleendah 2/6
14. Ma Nenti 60 Baleendah 20/
15. Ma Iyos 50 Baleendah 4/5
16. Ma Epon 72 Baleendah 8/5
17. Ma Nia 31 Baleendah 2/13
18. Ma Uyun 72 Andir 2/7
19. Ma Enah 81 Andir 2/12
20. Ma Emay 59 Andir 1/13
21. Ma Ecim 61 Andir 4/8
22. Ma Iting 75 Andir 7/9
23. Ma Eneng 52 Andir 5/5
24. Ma Teteh 50 Andir 5/5
Tabel 24
DATA KB

1. Jumlah Akseptor Baru

JENIS AL KON
BULAN
IUD IMPLANT PIL SUNTIK MOW MOP
Januari 26 - 6 73 - -
Februari 4 - 8 83 - -
Maret 4 - 4 89 - -
April 5 - 3 93 - -
Mei 4 - 6 104 - -
Juni 9 - 2 101 - -
Juli 4 6 2 109 - -
Agustus 7 - 4 111 - -
September - - 1 91 - -
Oktober 5 - 2 87 - -
Nopember 7 - - 80 - -
Desember 7 - 4 80 - -
Jumlah 82 6 42 1008 - -

2. Jumlah Akseptor Aktif

JENIS AL KON
BULAN
IUD IMPLANT PIL SUNTIK MOW MOP
Januari 2092 30 2255 4223 129 124
Februari 2105 30 2259 4264 129 124
Maret 2109 30 2161 4299 129 124
April 2112 30 2260 4310 129 124
Mei 2120 30 2269 4342 129 124
Juni 2127 30 2272 4369 129 124
Juli 2221 36 2270 4398 129 124
Agustus 2228 36 2273 4452 129 124
September 2227 36 2273 4494 129 124
Oktober 2237 36 2283 5023 129 124
Nopember 2241 36 2301 5022 129 124
Desember 2249 36 2340 5048 129 124

3. Jumlah Efek Samping Yang Dilayani

Jenis Alat Kontrasepsi


KELURAHAN
IUD IMPLANT PIL SUNTIK MOW MOP
Baleendah 16 2 - 1 11 -
Andir 13 3 - 2 9 -
Jumlah 29 5 - 3 20 -

4. Tempat Pelayanan KB

YANG
TEMPAT PELAYANAN KB YANG ADA
MELAPORKAN
Klinik KB 4 4
Dokter Praktek Swasta 6 -
Bidan Praktek Swasta 15 9
Rumah Sakit 1 -
Jumlah 26 13

Selama tahun 2008 Puskesmas Baleendah telah melaksanakan

kegiatan KIA / KB dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat dan menurunkan AKI dan AKB, tetapi masih ada cakupan

pelayanan KIA / KB yang belum mencapai target dan masih ada kasus

kematian ibu dan bayi yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas

Baleendah, yaitu Kelurahan Baleendah dan Kelurahan Andir.

Dari bulan Januari sampai Desember 2008 tercatat ada 1

kasus kematian ibu yang disebabkan oleh penyakit jantung, dan 1 kasus
kematian bayi akibat asfiksia, disamping itu persalinan masih banyak

dilakukan oleh dukun paraji sehingga persalinan oleh tenaga kesehatan

belum mencapai target.

Untuk mengatasi masalah tersebut di atas, Puskesmas Baleendah

terus berupaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

terutama KIA / KB. Salah satu upaya tersebut adalah dengan menyusun

laporan kegiatan KIA / KB pada tahun 2008 yang akan dijadikan sebagai

data dasar dan acuan untuk melaksanakan kegiatan KIA / KB pada

tahun yang akan datang.

Dengan adanya laporan kegiatan KIA / KB tahun 2008 ini

diharapkan adanya suatu evaluasi yang baik untuk merencanakan

kegiatan selanjutnya, sehingga dapat meningkatkan hasil pencapaian

program dan menurunkan angka kematian ibu dan bayi di wilayah kerja

Puskesmas Baleendah pada masa sekarang dan masa yang akan

datang.

5. Perbaikan Gizi Masyarakat

Keadaan status gizi Balita dan pencapaian program gizi di wilayah

kerja Puskesmas Baleendah dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 25

Perbaikan Gizi Masyarakat


di Wilayah Kerja Puskesmas Baleendah Tahun 2008
Sumber : Laporaran Bulanan Tahun 2008 Puskesmas Baleendah

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa cakupan kegiatan perbaikan gizi

masyarakat khususnya balita di wilayah kerja Puskesmas Baleendah K/S

(96,50%), N/S (86,65%) dan D/S (61,20%) hal tersebut menunjukkan bahwa
hasil cakupan program yang telah melebihi target yang ditentukan. Walaupun

demikian masih ditemukan adanya balita dengan gizi kurang dan gizi buruk.

Tabel 26

Formulir Pencatatan Bulan Penimbangan Balita (BPB)


Tingkat Puskesmas Tahun 2008
JUMLAH 6921 737 13 28 137 239 638 6015 17 203
Status Gizi
Jmlh Jmlh Buruk Kurang Baik Lebih
Desa KK Gakin
Ga Ga Ga Ga
No Punya Punya Non Non Non Non
Kin kin kin kin
Balita Balita Gakin Gakin Gakin Gakin

1 Baleendah 4089 409 18 19 63 153 379 3529 11 116


2 Andir 2832 328 13 9 74 86 259 2486 6 87
Sumber : Laporaran Bulanan Tahun 2008 Puskesmas Baleendah

Pada tahun 2008 jumlah gizi buruk dan gizi kurang yang ditemukan

masih cukup banyak. Jumlah gizi buruk yang ditemukan adalah 59 balita,

yang terdiri dari 31 gakin dan 28 non gakin. Untuk gizi kurang ditemukan 376

balita , yang terdiri dari 137 gakin dan 239 non gakin.

Ditemukannya cukup banyak kasus gizi buruk dikarenakan kondisi

sosial ekonomi yang rendah walaupun kasus yang banyak ditemukan adalah

non gakin, namun untuk kasus gizi buruk yang berasal dari non gakin telah

ditangani dengan pemberian makanan tambahan pemulihan.

Tabel 27
Cakupan Pelayanan Gizi
di Wilayah Kerja Pusesmas Baleendah Tahun 2008

Desa Vitamin A Kesen Tablet Fe Tar Kesen


N Targ
o Jml % et jangan Jml % get Jangan
1 Baleendah 4082 97,63 90 - 1152 93,20 90 -
2 Andir 2800 100 - 789 95,06 -

Rata-rata -
Sumber : Laporaran Bulanan Tahun 2008 Puskesmas Baleendah

Cakupan pemberian kapsul vitamin A dua kali dalam setahun yaitu 100

% dengan target yang ditentukan yaitu sebesar 100%, begitupun dengan

cakupan ibu hamil yang mendapat tablet Fe 90,00% dari target yang

ditentukan (90,1%).

5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P3M)

a. Imunisasi

Pencapaian program imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Baleendah

tahun 2008 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 28
Pencapaian Target Imunisasi
di Wilayah Kerja Puskesmas Baleendah Tahun 2008

BCG DPT1 DPT2 DPT3 POL1 POL2 POL3 POL4 CMP HB1 HB2 HB3 TT TT2
Bulan (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
Jan 5,6 6 5,9 5 6,9 5,3 4,7 4,9 5 6 5,9 5 4,3 3,9
Feb 13,3 13,1 12,6 12 14,8 12,1 10,5 11,6 10,3 13,3 12,6 12 8,3 7,3
Mar 22,1 20.7 19,7 18,6 22,3 19,8 17,1 17,4 18,5 20,7 19,7 18,6 12,7 10,6
Apr 30,5 28,6 27,3 26 32,2 28,5 26,2 25,3 31,5 28,6 27,3 26 19 16,5
Mei 35,5 37,6 35,6 32,7 41,6 37,3 34,2 33 41 37,6 35,6 32,7 26,8 22,2
Jun 44 46,7 44 40,6 50,1 44,3 40,6 40,9 47,2 46,7 44 40,6 33,1 27,9
Jul 51,5 55,4 51,8 48,9 58,8 52 48 49 54,8 55,4 51,8 48,9 39,8 34,2
Agu 59,5 64,3 60,3 57,3 67 59,9 56,1 56,7 61,5 64,3 60,3 57,3 46,7 40,8
Sep 65,5 65,2 66 62,8 74 66,3 62,1 63,5 66,8 65,3 66 62,8 53,3 47,1
Okt 72,3 76,7 72,3 69,1 80,8 72,2 68,7 68,9 73 76,7 72,3 69,1 60,5 54
Nop 76,6 84 78,8 76 88,5 80,1 76,3 75,5 79,5 89 78,8 76 68,6 61,2
Des 8,3 92,2 86,4 82,7 96,7 80,1 83,9 82,5 85,3 92,2 86,4 82,7 79,5 71,7
Sumber : Laporaran Bulanan Tahun 2008 Puskesmas Baleendah

Tabel 29
Hasil Imunisasi Terhadap Target
di Wilayah Kerja Puskesmas BaleendahTahun 2008
Sumber : Laporaran Bulanan Tahun 2008 Puskesmas Baleendah

Dari data kedua tabel diatas dapat dilihat bahwa masih terdapat

kegiatan imunisasi yang belum mencapai target diantaranya yaitu DPT

1 dengan kesenjangan sebesar 3,5%, DPT 2 (-2,1 %), polio 1 (-46,2%),

polio 3 (-49,9%), polio 4 (-47,4%), polio 4 (-35,2%), HB 2 (-31,7%) dan

HB 3 (-27%). Sedangkan untuk kegiatan imunisasi yang lainnya sudah

mencapai target yang ditentukan.

b. Diare

Banyaknya kasus diare baik rawat jalan maupun rawat inap di

wilayah kerja Puskesmas Baleendah tahun 2008 dapat dilihat pada table

berikut:

Tabel 30
Hasil Penemuan Penderita Diare Rawat Jalan
Dalam dan Luar Wilayah Kerja Puskesmas BaleendahTahun 2008

N BULAN PENDERITA DIARE DISARANA KESEHATAN


O
<1 thn 1-4 thn >5thn
1 Januari 20 13 5
2 Pebruari 7 0 0
3 Maret 12 15 35
4 April 10 33 55
5 Mei 2 39 69
6 Juni 6 8 24
7 Juli 35 29 47
8 Agustus 18 6 32
9 September 14 39 48
1 Oktober 21 59 37
0
1 Nopember 39 58 95
1
1 Desember 14 56 72
2
JUMLAH 198 472 519
Tabel 31
Penderita Diare Hasil Penemuan Kader Posyandu

N BULAN PENDERITA DIARE TEMUAN KADER


O
<1 thn 1-4 thn >5thn
1 Januari 20 13 5
2 Pebruari 7 0 0
3 Maret 2 17 48
4 April 10 50 100
5 Mei 21 37 37
6 Juni 19 37 23
7 Juli 56 64 27
8 Agustus 14 33 43
9 September 36 41 31
1 Oktober 36 44 56
0
1 Nopember 85 66 36
1
1 Desember 42 14 38
2
JUMLAH 198 472 519
Cakupan penemuan kasus diare di wilayah kerja puskesmas

Baleendah pada tahun 2008 cukup tinggi, penderita diare dengan jumlah

tertinggi pada usia diatas lima tahun (959kasus).

c. TB Paru

Jumlah penderita TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Baleendah

tahun 2008 dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 32
Hasil Penemuan TB Paru
di Wilayah Kerja Puskesmas Baleendah Tahun 2008

BULAN SUSPEK KASUS BTA REJIMEN YG DIBERIKAN

BTA+Baru BTA-DO+ Kambuh Anak 1 2 3 A

Januari 32 6 3 1 2 9 1 0 2

Pebruari 30 1 3 1 0 2 1 2 0

Maret 21 1 2 0 1 3 0 0 1

April 46 10 1 0 0 10 0 1 0

Mei 23 7 2 0 2 8 0 1 2

Juni 31 5 0 0 1 5 0 0 1

Juli 11 5 1 1 1 6 1 0 1

Agustus 16 3 1 0 1 4 0 0 1

September 23 5 2 0 1 6 0 1 1

Oktober 40 7 2 0 3 8 0 1 3

Nopember 19 5 2 0 0 7 0 0 0
Desember 28 5 1 0 1 5 0 1 1

Jumlah 320 60 20 3 13 73 3 7 13

Pada tahun 2008 dari 320 tersangka yang diperiksa ditemukan 60

penderita TB paru dengan BTA (+). Hasil penemuan tersebut merupakan hasil

penemuan penderita yang datang langsung ke puskesmas. Kegiatan yang

dilakukan yaitu :

Pemantauan Minum Obat (PMO)

Direct Observer Treatmen Strategy (DOTS)

Pemantauan TB mangkir (DO)

Pemeriksaan tersangka TB paru kontak langsung.

Tabel 33
Hasil Akhir Pengobatan Penderita TBC
di Wilayah Kerja Puskesmas Baleendah Tahun 2008

NO BULAN BERHENTI BEROBAT


SEMBUH PL MENINGGAL GAGAL LALAI PINDAH
1 Januari 4 4 0 0 0 0
2 Pebruari 4 1 1 0 0 0
3 Maret 4 4 0 0 0 1
4 April 3 6 1 0 0 0
5 Mei 8 5 0 0 0 0
6 Juni 3 6 1 0 0 0
7 Juli 3 4 0 0 0 0
8 Agustus 1 2 0 0 0 0
9 September 6 1 0 0 0 0
10 Oktober 6 3 1 0 0 0
11 Nopember 4 1 0 0 0 0
12 Desember 5 1 0 0 0 0
Jumlah 51 38 4 0 0 1

6. Pengobatan/ Pelayanan kesehatan di Puskesmas

Tabel 34
Jumlah Kunjungan Pasien Berobat Ke Puskesmas Baleendah

Berdasarkan Tempat Pelayanan Tahun 2008

BP/IGD BPG KIA LAB


1632 208 211 157

2029 228 190 176

2026 252 195 199

1572 209 205 218


1669 285 182 138

1582 231 217 304

2053 194 209 87

1409 311 210 79

2027 248 220 78

1612 297 261 111

2398 253 242 77

1986 269 181 54

21995 2985 2523 1678

Tabel 35

Jumlah Pasien Yang Berobat Ke Puskesmas Baleendah

Berdasarkan Jenis Pasien Tahun 2008

BULAN UMUM ASKES JPKMM JUMLAH


Januari 2446 472 702 3620
Pebruari 2566 449 633 3648
Maret 2891 416 501 3888
April 2848 440 565 3853
Mei 2618 454 642 3709
Juni 2513 559 578 3430
Juli 2387 397 520 3304
Agustus 2255 455 678 3386

Septemb 2182 391 804 4367


er
Oktober 2620 418 1012 4050

Nopemb 2767 337 2146 5250


er
Desemb 2436 456 4751 7643
er
Jumlah 30529 5062 14532 50143

Dari data yang ada terlihat bahwa sebagian besar pasien rawat jalan

di puskesmas Baleendah adalah pasien umum (30529 pasien) dan Askes

(5062pasien) dan yang paling sedikit adalah pasien yang memakai JPKMM

(1432 pasien). Jumlah pasien terbanyak di Puskesmas Baleendah

berobat ke balai pengobatan gigi (3594 pasien). Jumlah paling sedikit

adalah pengunjung KIA (2523pasien). Dari data terlihat penggunaan sarana

laboratorium (1678 pasien)

Dari jumlah kunjungan pasien tersebut diperoleh data penyakit-

penyakit yang banyak terdapat di Puskesmas Baleendah

Tabel 36
SEPULUH BESAR PENYAKIT
DI PUSKESMAS BALEENDAH TAHUN 2008

N JENIS PENYAKIT JUMLAH


O
1 ISPA 6236
2 GEJALA DAN TANDA UMUM LAINNYA 4362

3 TUKAK LAMBUNG 3471

4 DEMAM YANG TIDAK DIKETAHUI SEBABNYA 2899

5 HYPERTENSI 2705

6 NASO PARINGITIS AKUT 2620

7 DIARE 2380

8 PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS 1899

9 PENYAKIT PULPA DAN JARINGAN PERIAPIKAL 1659

1 MYALGIA 1161
0

JUMLAH 29392

Dari table diatas, kasus ISPA terlihat selalu menduduki urutan pertama

dalam tiga tahun terakhir (2004-2008), hal tersebut kemungkinan dikerenakan

kepadatan penduduk yang cukup tinggi sehingga memudahkan penularan

penyakit tersebut hal ini tergambar dari data kesehatan lingkungan bahwa

dalam satu rumah yang ditinggali rata-rata lebih dari satu Kepala Keluarga.

Gastritis dan demam bergantian menduduki urutan ketiga dan keempat ,

diikuti dengan penyakit-penyakit gigi, myalgia dan influenza. Hipertensi pada

umumnya diderita oleh usia lanjut, sedangkan diare lebih banyak diderita oleh

balita kedua penyakit ini juga masuk dalam sepuluh besar penyakit. Common

cold berada di urutan yang sama dalam tiga tahun terkhir ini.

B. Kegiatan Pengembangan

1. Kesehatan Gigi Mulut


Kunjungan rawat jalan di balai pengobatan gigi (BPG) Puskesmas

Baleendah dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 37

KASUS PENYAKIT DI BP GIGI


PUSKESMAS BALEENDAH TAHUN 2008

N KASUS JUMLAH %
O
1 Karies Gigi 27

2 Kelainan pulpa dan jaringan periodontal 2491

3 Kelainan gusi dan jaringan periodontal 4

4 Penyakit lain lain 116

Data tindakan di BP Gigi :


Tumpatan gigi tetap 27

Tumpatan gigi sulung 1

Pengobatan pulpa 7

Pengobatan gigi tetap 87

Pengobatan gigi sulung 482

Pengobatan periodontal 233

Lain - lain 119

JUMLAH 3594

Jenis Kegiatan pelayanan serta jenis kelainan gigi yang terjadi pada

pasien rawat jalan di BP gigi Puskesmas Baleendah dapat dilihat pada tabel

berikut:
Tabel 38
KUNJUNGAN BALAI PENGOBATAN GIGI
DI PUSKESMAS BALEENDAH TAHUN 2008

NOBULAN KUNJUNGAN MASYARAKAT ANAK


UMUM SEKOLAH
1Januari 272 272 0

2Pebruari 276 228 48

3Maret 241 241 0

4April 318 270 48

5Mei 278 249 59

6Juni 271 244 0

7Juli 202 220 0

8Agustus 353 279 74


9September 248 248 0

10Oktober 294 294 0

11Nopembe 252 252 44


r
12Desembe 273 240 33
r
JUMLAH 3236 2974 262

Program pengembangan di BP Gigi Puskesmas Baleendah dengan

sasaran murid sekolah dasar (SD) adalah program Usaha Kesehatan Gigi

Sekolah (UKGS). Cakupan hasil kegiatan UKGS dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 39
Data Program UKS/UKGS
Di Wilayah Kerja Puskesmas Baleendah Tahun 2008

Bulan Sekolah Murid Yang


Diperiksa
Januari - -
Februari - -
Maret 1 50
April 3 570
Mei 1 150
Juni - -
Juli - -
Agustus - -
September - -
Oktober - -
Nopember 2 103
Desember 4 140

7. Program Lanjut Usia

Masyarakat yang berusia lanjut perlu pembinaan kesehatan

kesehatannya minimal satu bulan sekali sehingga lansia tetap produktif dan

mandiri. Kegiatannya berupa penyuluhan pemeriksaan fisik dan laboratorium

serta bila perlu pengobatan.

Tabel 40
Data Usila Di Wilayah Kerja Puskesmas Baleendah
Tahun 2008

Golongan Umur Jumlah


Uraian
4559 THN 60 69 THN >70 THN
Lansia Tercatat 1212 402 108 1722

Lansia Dibina 661 253 69 983

C. Analisis Masalah dan Pemecahan Masalah


1. Promosi Kesehatan

Setelah dilakukan pemeringkatan terhadap masalah-masalah dalam

program promosi kesehatan yang dihadapi di Puskesmas Baleendah dengan

menggunakan teknik Delbecq, didapatkan bahwa rendahnya ketersediaan

tempat sampah di lingkungan rumah tangga penduduk Desa Andir menjadi

prioritas pertama untuk diintervensi.

Sebanyak 29,5% KK di Desa Baleendah yang disurvei PHBS-nya tidak

memenuhi indikator ketersediaan tempat sampah di rumahnya masing-

masing. Padahal 29,5% dari jumlah KK tersebut merupakan KK dengan

klasifikasi III, yang otomatis akan meningkat klasifikasinya menjadi klasifikasi

IV bila indikator ketersediaan tempat sampah dapat dipenuhi. Peningkatan

jumlah KK berklasifikasi IV selanjutnya akan meningkatkan strata PHBS

Baleendah

Tujuan akhir yang diharapkan dari intervensi yang akan dilakukan ialah

peningkatan strata PHBS Desa Baleendah, saat ini masih tergolong strata lV,

difokuskan pada indikator penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan

sehat. Selain itu untuk lebih memantapkannya dipandang perlu dilakukan

suatu strategi advokasi atau pendekatan institusi pada institusi pendidikan

dan institusi kerja yang ada di Desa Sukamanah agar dimunculkan suatu

kebijakan berwawasan kesehatan dalam hal perilaku hidup bersih dan sehat.

2. Kesehatan Lingkungan
Menurut Hendrik L Blum, secara garis besar faktor resiko yang

mempengaruhi derajat kesehatan dikelompokkan dalam empat faktor yaitu :

a. Lingkungan

mencakup faktor lingkungan fisik,biologi, kimiawi, dan sosial

b. Perilaku

mencakup sikap,gaya hidup serta tingkat pengetahuan

c. Pelayanan Kesehatan

mencakup usaha promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif

d. Keturunan

secara alami dimiliki oleh penduduk sendiri yaitu keturunan atau

herediter

Faktor- faktor resiko tersebut kemudian dilakukan analisis sesuai dengan

keadaan atau situasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan yang terjadi

di suatu wilayah. Selanjutnya hasil analisis tersebut dapat digunakan untuk

menentukan penyebab masalah dan intervensi yang akan dilakukan.

Cakupan penduduk yang menggunakan air bersih pada tahun 2008

adalah 64% sedangkan sisanya 35,87 % masih menggunakan sumber air

yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Penduduk yang menggunakan air

bersih ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2007 yaitu 62,59

%.Prosentase penduduk yang menggunakan air bersih telah mencapai target

yang ditetapkan secara kuantitas, tetapi secara kualitas belum memenuhi

sebagaimana yang diharapkan.


Prosentase penduduk yang menggunakan jamban keluarga pada tahun

2008 adalah 77,03 % , cakupan ini meningkat dibandingkan dengan tahun

sebelumnya, masih 23 % penduduk belum menggunakan dan memiliki

jamban keluarga.

8. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Dari data PWS KIA dapat dilihat bahwa kegiatan kunjungan ibu

hamil baik K1 maupun K4 sudah mencapai target yaitu bentuk K1 dari target

95% sudah mencapai 96,36%, sedangkan K4 dari target 85% hasil yang

dicapai 89,74%, kunjungan neonatal juga sudah mencapai target yaitu dari

target 85% hasil yang dicapai 88,95%.

Sedangkan untuk Deteksi Resiko Tinggi ibu hamil oleh tenaga

kesehatan maupun oleh masyarakat dan persalinan oleh tenaga kesehatan

belum mencapai target yaitu Deteksi Resti bumil oleh nakes dari target 20%

hanya mencapai 12,41%, oleh masyarakat dari target 10% hasil yang dicapai

8,67%, dan persalinan nakes target 85% baru tercapai 82,17%.

Dari hasil analisis ada beberapa masalah yang menyebabkan adanya

cakupan PWS KIA tidak mencapai target diantaranya : kurangnya koordinator

dalam pelaporan kegiatan dari Bidan Swasta, kurangnya pengetahuan

masyarakat tentang resiko tinggi ibu hamil dan belum berjalannya program

kemitraan dengan paraji, hal ini dapat dilihat dari data paraji, jumlah

persalinan oleh paraji masih cukup banyak yaitu sekitar 317 orang atau

15,87% dan dari 23 orang paraji masih ada yang tidak terlatih 3 orang.
Dari data AMP terlihat kasus yang paling banyak adalah eklampsi dan

preeklampsi yaitu 14 orang, sedangkan kematian ibu ada 2 orang karena

penyakit jantung di rumah sakit dan kematian bayi 1 orang karena asfiksia,

bayi lahir mati ada 3 orang.

Berdasarkan data KB dapat dilihat bahwa pencapaian akseptor baru KB

paling banyak adalah suntik yaitu 1008 orang, sedangkan IUD 82 orang, pil

42 orang dan implan 6 orang. Hal ini disebabkan karena akseptor lebih

senang memakai suntik dengan berbagai alasan diantaranya suntik lebih

aman.

PRIORITAS MASALAH

Berdasarkan analisa masalah terdapat beberapa masalah yang diprioritaskan

NO MASALAH PENYEBAB MASALAH

1. Persalinan oleh tenaga - Kemitraan dengan paraji


kesehatan belum mencapai belum berjalan dengan baik
target
- Laporan dari BPS belum
terkoordinir

2. Rendahnya cakupan deteksi - Laporan dari BPS belum


resiko tinggi baik oleh nakes terkoordinir
maupun oleh masyarakat
- Masih kurang
pengetahuan masyarakat
tentang resiko tinggi ibu
hamil

Alternatif Penanggulangan Masalah


Berdasarkan beberapa alternatif penanggulangan masalah dalam

Tabel tersebut, maka untuk memperoleh data cakupan ibu hamil risiko tinggi

yang lebih akurat dilakukan beberapa kegiatan, seperti sosialisasi


pemeriksaan kehamilan di Puskesmas, mengadakan pengawasan wilayah

setempat KIA, pertemuan dengan bidan swasta, konseling, penyuluhan, dan

pengaktifan kembali pemeriksaan kehamilan di Posyandu.

9. Perbaikan Gizi

Besarnya angka gizi buruk/kurang pada balita juga menjadi prioritas

masalah di program gizi di wilayah kerja Puskesmas Baleendah. Penentuan

prioritas masalah ini dilakukan dengan menggunakan metode Delbecq

Technique yang ditetapkan oleh kepala puskesmas, penanggung jawab

program, staf puskesmas. Besarnya angka gizi buruk/kurang pada balita

diambil sebagai prioritas masalah karena masalah nasional ini seperti

layaknya fenomena gunung es, bahwa ancaman yang sebenarnya jauh lebih

besar dan perlu segera diambil langkah antisipasinya dari sekarang. Pada

jangka pendek gizi buruk akan mengancam jiwa dan pada jangka panjang

akan menjadi ancaman hilangnya sebuah generasi penerus bangsa.

Masalah lingkungan pada teori Blum dapat dibagi menjadi 2, yaitu

lingkungan alamiah dan lingkungan buatan manusia. Faktor lingkungan

mencakup lingkungan fisik, biologis, kimiawi dan sosial. Penyebab terpenting

kedua kekurangan gizi, apalagi di negara sedang berkembang seperti

Indonesia, adalah kesadaran akan kebersihan/personal hygiene yang masih

kurang, serta ancaman endemisitas penyakit tertentu, khususnya infeksi

kronik seperti misalnya tuberculosis (TBC) masih sangat tinggi.


Berdasarkan analisis faktor risiko/determinan, maka alternatif

penanggulangan masalahnya sebagai berikut :

Alternatif Penanggulangan Masalah

MASALAH PENYEBAB ALTERNATIF


Gizi kurang Sosio ekonomi yang rendah PKPS-BBM
atau buruk Adanya penyakit penyerta Skrining
Riwayat TBC di keluarga Skrining
Pola makan dan pola asuh Pembinaan kader
yang salah Penyuluhan oleh
kader
Pos Gizi
Kurangnya penyuluhan Peningkatan
tentang gizi penyuluhan
tentang gizi di
posyandu oleh
Kurangnya kader
penyebaran PMT-Pemulihan Peningkatan
penyebaran PMT-
Kurangnya Pemulihan
pengawasan konsumsi PMT- Peningkatan
Pemulihan pengawasan
PMT-Pemulihan
oleh kader

5. Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit (P2P)

Peningkatan kasus baru TBC menjadi masalah utama P2P karena

TBC merupakan suatu penyakit menular dan merupakan masalah global. Dari
analisis situasi, Proporsi penderita BTA positif diantara suspek sebanyak

8,87%. Keadaan ini menunjukkan penjaringan yang telah dilakukan masih

kurang. Setelah dilakukan analisis situasi dari data diharap sumber penularan

TBC dapat ditanggulangi dengan lebih efektif.

Untuk menangani masalah TBC, kegiatan yang dilakukan adalah case

finding active (penemuan kasus baru) di masyarakat dengan melakukan

pemberdayaan kader posyandu. Melakukan pengobatan kasus TBC dan

Pelatihan PMO serta pemberian makanan tambahan pada balita gizi buruk

dan kurang yang menderita TBC.

6. Pengobatan Dasar

Dari hasil analisis di atas, maka kami dapat merumuskan alternatif

penyebab masalah kurangnya pendayagunaan puskesmas pembantu dan

puskesmas keliling di wilayah kerja puskesmas Baleendah, sebagai berikut :

a. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang menunjukkan perlunya pendayagunaan

puskesmas pembantu ataupun puskesmas keliling di wilayah kerja

Puskesmas Baleendah adalah :

Cukup jauhnya jarak yang ditempuh oleh masyarakat untuk mencapai

sarana pelayanan kesehatan (puskesmas).

adanya desa yang memiliki gedung pustu tapi karena faktor tenaga

kerja yang kurang, mengakibatkan pustu tidak jalan.

Cukup besarnya biaya yang dikeluarkan untuk mencapai puskesmas

dari tempat tinggal masyarakat.


b. Faktor Perilaku

Faktor perilaku yang memperlihatkan perlunya pendayagunaan

puskesmas pembantu dan puskesmas keliling di wilayah kerja Puskesmas

Baleendah adalah :

Tingginya kebutuhan akan pentingnya kesehatan bagi masyarakat di

wilayah kerja puskesmas Baleendah.

Tingginya pola pengobatan ke puskesmas pada masyarakat di wilayah

kerja Puskesmas Baleendah.

Masih kuranganya pengetahuan masyarakat mengenai keberadaan

dan fungsi puskesmas.

Tingginya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan

(puskesmas pembantu/puskesmas keliling).

c. Faktor Pelayanan Kesehatan

Faktor pelayanan kesehatan yang memperlihatkan perlunya

pendayagunaan puskesmas pembantu dan puskesmas keliling adalah :

Masih banyaknya masyarakat yang tidak puas terhadap pelayanan di

puskesmas maupun di puskesmas pembantu.

Menurut P2KT, untuk mencatat faktor-faktor apa saja yang merupakan

faktor penyebab bagi prioritas masalah yang telah ditentukan adalah dengan

cara mengisi secara naratif kolom lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan

dan kependudukan/keturunan. Sehingga faktor-faktor penyebab dapat

disajikan sebagai berikut :

Alternatif penyebab masalah


Masalah Faktor Penyebab (Determinan)
Pelayanan Lingkungan Perilaku Yankes Keturunan
Kesehatan
Kurangnya Cukup Tingginya Ketidakpuasan -
pendayagunaan jauhnya jarak kebutuhan akan masyarakat
puskesmas ke kesehatan terhadap
pembantu dan puskesmas pelayanan
puskesmas Tingginya pola puskesmas
keliling Masih ada pengobatan ke /pustu
desa yang puskesmas/Pustu
belum
memiliki Masih kurangnya
Pustu pengetahuan
masyarakat
Besarnya tentang pustu
ongkos ke
puskesmas Kebutuhan akan
pelayanan
kesehatan
(Pustu/Pusling)

Berdasarkan analisis faktor penyebab di atas, maka alternatif

penanggulangan masalahnya adalah sebagai berikut :

Alternatif Penanggulangan Masalah


Masalah Penyebab Alternatif
Kurangnya Cukup jauhnya jarak ke Mengaktifkan pustu di desa
pendayagunaan puskesmas dan mengaktifkan pusling
puskesmas
pembantu/puskesmas Masih ada desa yang tidak Membentuk pustu di desa
keliling memiliki pustu

Masih kurangnya pengetahuan Sosialisasi tentang pustu /


masyarakat tentang pustu pusling

Kebutuhan akan pustu / pusling Membentuk pustu dan


mengaktifkan pusling

Ketidakpuasan akan pelayan Meningkatkan mutu


an puskesmas / pustu pelayanan di puskesmas /
pustu

Dari tabel diatas maka alternatif penanggulangan masalah yang dapat

dilakukan adalah mengaktifkan puskesmas keliling ke desa-desa, dan

membentuk puskesmas pembantu di desa yang jaraknya cukup jauh dari

puskesmas. Setelah itu melakukan sosialisasi tentang puskesmas pembantu

dan puskesmas keliling dan juga meningkatkan mutu pelayanan di

puskesmas/puskesmas pembantu.
BAB VI

P E N U T U P

Demikianlah uraian laporan tahunan Puskesmas Baleendah Tahun

2008 yang sekaligus merupakan sarana untuk memantau dan mengevaluasi

pencapaian program kesehatan.

Selain itu juga dapat digunakan sebagai sumber data dan informasi

untuk perencanaan pengembangan keputusan dan manajemen kesehatan.

Berbagai upaya perbaikan dan peningkatan terhadap derajat kesehatan

masyarakat telah dilakukan dalam rangka mewujudkan visi dan misi

Puskesmas Baleendah.

Penanggulangan kesehatan, terutama untuk masyarakat tidak mampu

melalui JAMKESMAS bidang kesehatan. Bagaimanapun kita telah melakukan

yang terbaik untuk masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai