ABSTRAK
Perubahan bentuk jaringan distribusi radial menjadi bentuk jaringan spindle pada GI Ciawi
Bogor bertujuan untuk meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik dengan adanya
penyulang express yang dapat berfungsi sebagai suplai cadangan. Untuk menunjang sistem
yang handal maka diperlukan adanya sistem proteksi yang baik. Pada sistem proteksi jaringan
distribusi spindle digunakan rele arus lebih sebagai pengaman dari gangguan hubung singkat.
Tahapan awal dalam menentukan setting rele arus lebih adalah dengan melakukan studi aliran
daya untuk menentukan arus beban maksimum (nominal) yang melalui rele. Selanjutnya
dilakukan perhitungan arus gangguan hubung singkat untuk menentukan setting arus pada
rele. Skripsi ini akan membahas mengenai koordinasi proteksi rele arus lebih pada
perencanaan jaringan distribusi spindle GI Ciawi Trafo 1 Bogor. Berdasarkan hasil simulasi
didapatkan bahwa koordinasi antar rele telah bekerja sesuai urutan dengan waktu kerja antar
rele berkisar 0,1-0,2 detik.
Kata kunci : jaringan distribusi spindle; koordinasi proteksi; rele arus lebih
ABSTRACT
Changes in the radial distribution network form into the spindle network form at GI Ciawi
Bogor aims to increase the reliability of power system with the express feeder which could
serve as backup supply. To support the reliability of power system then it is necessary to
have a good protection system. The protection system of spindle distribution network uses the
overcurrent relay to protect from nuisance overcurrent. The first step of determining
overcurrent relay setting is perform power flow studies to determine the maximum load
current (nominal) passing through the relay. Further step is perform the short circuit fault
current calculations to determine the current setting of the relay. This thesis will discuss about
coordination of overcurrent relay in the planning of spindle distribution network in GI Ciawi
Transformers 1 Bogor. The result of simulations is the coordination between the relay has
been working sequentially with the work time of relay range is 0,1-0,2 seconds.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam meningkatkan keandalan dan mutu suplai listrik kepada beban-beban dalam upaya
menghindari pemadaman listrik secara keseluruhan pada pelanggan listrik, PLN Bogor
menerapkan perencanaan sistem jaringan distribusi spindle pada jaringan distribusi 20 kV di
GI Ciawi, Bogor, yang semula berbentuk jaringan distribusi radial. Oleh karena itu, untuk
menambah fungsi keandalan dalam jaringan distribusi spindle diperlukan peninjauan
mengenai penyetelan proteksi rele pada jaringan distribusi spindle. Dalam menentukan waktu
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Gambar 2. Karakteristik rele arus lebih waktu tertentu (Definite Time Relay)
Sumber : The Art and Science of Protective Relaying. C Russel Masson (2005)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pada setting OCR dan GFR, nilai arus nominal yang digunakan merupakan nilai arus
jatah (Ijatah) pada setiap gardu distribusi. Arus jatah merupakan arus yang harus ditanggung
sebuah gardu distribusi/seksi pada suatu penyulang, yaitu merupakan total nilai antara arus
nominal untuk gardu/seksi itu sendiri dan nilai arus nominal untuk gardu/seksi dibawahnya.
Alasan penggunaan nilai arus jatah dalam setting OCR dan GFR adalah dengan
mengasumsikan adanya pengaruh nilai nominal dari seksi lain yang berada dibawah gardu
distribusi yang dimaksud. Berikut ini adalah tabel nilai arus jatah untuk setiap gardu
distribusi pada setiap penyulang di GI Ciawi :
Tabel 1. Nilai arus jatah pada setiap gardu
Seksi yang
No. Penyulang Rele Arus Beban (A) I jatah (A)
dilalui arus
1. GI CIAWI R_GI 395,5 395,5
2. GD TIM R_1 67,4 153,1
3. GD KMI R_1a 47,9
85,7
Jeruk
4. GD MIC R_1c 28,6 37,8
5. GD YYK R_1e 9,2 9,2
6. Kiwi GD TFJ R_2 189,9 189,9
7. GD ANR R_4 138,3 436,2
8. GD PFP R_4b 132,9 297,9
9. Anggur GD PFB R_4d 108,2 165
10. GD UPB R_4f 44,5 56,8
11. GD IDO R_4h 12,3 12,3
Universitas Indonesia
4.3.1 Penentuan Setting Trafo Arus (CT) dan Trafo Tegangan (PT)
Tabel 2. Setting Nilai Rasio CT
Seksi yang dilalui Arus I jatah Rasio
No. Penyulang Rele
arus Beban (A) (A) CT
1. GI Ciawi GI CIAWI R_GI 395,5 395,5 400/5
2. GD TIM R_1 67,4 153,1 200/5
3. GD KMI R_1a 47,9 85,7 100/5
Jeruk
4. GD MIC R_1c 28,6 37,8 40/5
5. GD YYK R_1e 9,2 9,2 10/5
6. Kiwi GD TFJ R_2 189,9 189,9 200/5
7. GD ANR R_4 138,3 436,2 500/5
8. GD PFP R_4b 132,9 297,9 300/5
9. Anggur GD PFB R_4d 108,2 165 200/5
10. GD UPB R_4f 44,5 56,8 60/5
11. GD IDO R_4h 12,3 12,3 15/5
Kelas error CT yang digunakan adalah 7,5 VA Class 5P10 (IEC 60044-1), yaitu rating
burden sebesar 7,5 VA dengan error tidak melebihi 5% hingga batas akurasi rating
arusnya. Sedangkan untuk setting trafo tegangan (PT), rating yang digunakan adalah 20
kV/150 kV. Sedangkan kelas akurasi yang digunakan adalah kelas 3P, yaitu dengan batas
error sebesar 3% untuk trafo proteksi. Hal ini sesuai dengan standar IEC 60044-2.
Sebagai contoh, pada rele R_1 (GD_TIM) ditentukan nilai setting arus untuk relenya
adalah 1,2 dari arus jatahnya = 183,72 A. Maka nilai setting arus sekunder nya dapat
ditentukan sebagai berikut :
Universitas Indonesia
Berikut ini adalah tabel nilai setting arus pada rele fasa:
Tabel 3. Arus Setting Pada Rele Fasa
0,5 Arus
1,2 Arus Rasio Isetting
No. Penyulang Rele Gangguan
Jatah (A) CT sekunder (A)
Minimum (A)
1. GI Ciawi R_GI 474,6 5465 400/5 5,93
2. R_1 183,72 4145 200/5 4,59
3. R_1a 102,84 2210 100/5 5,14
Jeruk
4. R_1c 45,36 1830 40/5 5,67
5. R_1e 11,04 1705 10/5 5,52
6. Kiwi R_2 227,88 2855 200/5 5,70
7. R_4 523,44 4845 500/5 5,23
8. R_4b 357,48 2380 300/5 5,96
9. Anggur R_4d 198 2385 200/5 4,95
10. R_4f 68,16 2405 60/5 5,68
11. R_4h 14,76 2405 15/5 4,92
Sedangkan untuk rele tanah, setting arus pada rele tanah adalah sebagai berikut :
Tabel 4. Arus Setting Pada Rele Tanah
Arus Gangguan 0,2 Arus
Rasio Isetting
No. Penyulang Rele Minimum L-G Jatah
CT sekunder (A)
(A) (A)
1. GI Ciawi R_GI 12540 79,1 400/5 0,99
2. R_1 7850 30,62 200/5 0,77
3. R_1a 3660 17,14 100/5 0,86
Jeruk
4. R_1c 2960 7,56 40/5 0,95
5. R_1e 2710 1,84 10/5 0,92
6. Kiwi R_2 4960 37,98 200/5 0,95
7. R_4 9950 87,24 500/5 0,87
8. R_4b 4140 59,58 300/5 0,99
9. Anggur R_4d 4120 33 200/5 0,83
10. R_4f 4080 11,36 60/5 0,95
11. R_4h 4050 2,46 15/5 0,82
Universitas Indonesia
Dimana :
TMS (Time Multiplier Setting) adalah setting waktu atau kurva yang akan digunakan
(detik).
If//Is adalah perbandingan dari arus primer terhadap setting arus (Ampere).
K dan merupakan konstanta karakteristik rele arus lebih waktu terbalik. Masing-
masing karakteristiknya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5. Karakteristik operasi waktu jenis rele inverse time
(Catalogue Overcurrent Relay Type MC30/VAMP 40/MIFF II)
Universitas Indonesia
Waktu kerja pada bagian paling hilir ditetapkan adalah t = 0,3 detik. Hal ini diputuskan
atas pertimbangan agar rele tidak akan trip lagi akibat arus inrush yang timbul dari trafo-trafo
distribusi yang sudah tersambung pada jaringan distribusi ketika PMT penyulang tersebut
dimasukkan.
Tabel 6. Setting TMS pada rele fasa
Karakteristik
No. Penyulang Rele TMS (detik)
Kurva
1. GI Ciawi R_GI 0,925 SI/NI
2. R_1 0,848 SI/NI
3. R_1a 0,614 SI/NI
Jeruk
4. R_1c 0,459 SI/NI
5. R_1e 0,260 SI/NI
6. Kiwi R_2 0,143 SI/NI
7. R_4 0,816 SI/NI
8. R_4b 0,569 SI/NI
9. Anggur R_4d 0,516 SI/NI
10. R_4f 0,444 SI/NI
11. R_4h 0,263 SI/NI
Universitas Indonesia
Tabel 8. Setting rele OCR dan GFR untuk perencanaan jaringan spindle
Setting Rele
Rele Merek CT Fasa Tanah
Iset TMS Kurva Iset TMS Kurva
R_GI Siemens 7SJ512 (51) 400/5 5,93 0,925 SI/NI 0,99 1,523 SI/NI
R_1 Siemens 7SJ512 (51) 200/5 4,59 0,848 SI/NI 0,77 1,257 SI/NI
R_1a Siemens 7SJ512 (51) 100/5 5,14 0,614 SI/NI 0,86 0,890 SI/NI
R_1c Siemens 7SJ512 (51) 40/5 5,67 0,459 SI/NI 0,95 0,634 SI/NI
R_1e Siemens 7SJ512 (51) 10/5 5,52 0,260 SI/NI 0,92 0,337 SI/NI
R_2 Siemens 7SJ512 (51) 200/5 5,70 0,143 SI/NI 0,95 0,219 SI/NI
R_4 Siemens 7SJ512 (51) 500/5 5,23 0,816 SI/NI 0,87 1,349 SI/NI
R_4b Siemens 7SJ512 (51) 300/5 5,96 0,569 SI/NI 0,99 0,948 SI/NI
R_4d Siemens 7SJ512 (51) 200/5 4,95 0,516 SI/NI 0,83 0,796 SI/NI
R_4f Siemens 7SJ512 (51) 60/5 5,68 0,444 SI/NI 0,95 0,624 SI/NI
R_4h Siemens 7SJ512 (51) 15/5 4,92 0,263 SI/NI 0,82 0,342 SI/NI
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
4.5 Perbandingan Sistem Proteksi Pada Setiap Sisi Incoming Gardu Distribusi dengan
Sistem Proteksi Pada Sisi Penyulang
Berikut ini adalah tabel perbandingan hasil simulasi sistem pengamanan pada setiap sisi
incoming gardu distribusi dan sistem pengamanan pada sisi penyulang berdasarkan nilai
waktu kerja rele yang paling cepat tanggap/rele yang pertama kali bekerja ketika terdapat
gangguan :
Universitas Indonesia
Tabel 13. Data perbandingan waktu kerja rele tanah yang paling cepat tanggap
Berdasarkan hasil perbandingan antara waktu kerja rele yang paling cepat tanggap, dapat
terlihat bahwa waktu kerja rele pada sistem proteksi sisi incoming gardu distribusi lebih cepat
dibandingkan dengan waktu kerja rele pada sistem proteksi sisi penyulang saat terjadinya
gangguan. Terdapat selisih waktu kerja rele yang cukup besar pada kedua sistem. Pada saat
gangguan hubung singkat tiga fasa terjadi, selisih waktu kerja rele fasa antara kedua sistem
mencapai hingga + 400 mili detik. Sedangkan pada gangguan hubung singkat satu fasa ke
tanah, selisih waktu kerja rele tanah antara kedua sistem mencapai hingga + 180 milidetik.
Universitas Indonesia
V. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka dapat
disimpulkan beberapa hal, yaitu:
1. Langkah-langkah dalam menentukan setting arus pada rele adalah melakukan simulasi
aliran daya untuk mendapatkan arus nominal setiap seksi dan perhitungan arus gangguan
hubung singkat yang mungkin melewati rele. Penyetelan arus pada rele harus lebih besar
dari arus beban maksimum dan lebih kecil dari arus gangguan minimum.
2. Dari hasil simulasi koordinasi rele, terlihat bahwa koordinasi antar rele telah berjalan
dengan baik, yaitu bekerja sesuai urutan pada setiap seksi dengan waktu kerja antar rele
utama dan rele backup rata-rata 0,1-0,2 detik.
3. Sistem proteksi pada setiap sisi incoming gardu distribusi dapat diterapkan pada sistem
jaringan distribusi spindle untuk memperoleh sistem proteksi yang lebih selektif.
4. Waktu kerja rele pada sistem proteksi sisi incoming gardu distribusi lebih cepat
dibandingkan dengan waktu kerja rele pada sistem proteksi sisi penyulang saat terjadinya
gangguan, yaitu selisih waktu kerja rele pada saat gangguan hubung singkat tiga fasa
terjadi adalah + 400 mili detik dan selisih waktu kerja rele pada saat gangguan hubung
tanah mencapai hingga + 180 milidetik.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia