Anda di halaman 1dari 5

Kisah Kepiting & Kera

Pada suatu hari, kepiting bertemu dengan kera. Saat itu


kepiting ingin mencari butir-butir padi diladang. Sang kera merasa iri
kepada kepiting dan ia ingin mencari sesuatu pula diladang. Jadi ia
mencari-cari dengan teliti diladang. Tetapi kera, hanya menemukan
butir biji kesemek diladang, ia merasa kurang senang hati dengan
penemuannya itu. Kera menginginkan butir-butir padi seperti yang
ditemukan oleh kepiting.

Kemudian kera pun berkata, Hai, kepiting bagaimana kalau


kamu menukar butir-butir biji padimu dengan biji kesemek milikku?
Butir biji padi memang cantik, tetapi kamu tidak bisa memakannya.
Sebaliknya biji kesemek ini lebih baik untukmu. Buktikan saja! Kamu
bisa memakan buahnya atau membuat jus kesemek sepanjang
hidupmu.

Sesaat kepiting memikirkan tawaran itu, dan akhirnya ia pun


setuju untuk menukar butir biji padi miliknya dengan biji kesemek
milik si kera.

Baiklah kera, benar juga katamu.kata kepiting dan setelah


kepiting dan kera saling menukar, mereka pun kembali kerumah
mereka masing-masing.

Setelah tiba dirumah, kepiting langsung menanam biji kesemek


itu dikebun miliknya. Setiap hari ia menyiraminya dengan air dan
memberinya pupuk serta sambil berkata, Tumbulah kau lebih cepat,
hai biji kesemek. Jika tidak kau tidak keluar, maka kuncupmu akan
aku capit!
Setiap kali, ia berkata begitu sambil menyiraminya dengan air
dan memupuki biji kesemek itu. Tak kemudian, memang biji kesemek
itu mulai mengeluarkan kuncupnya.

Kepiting pun berkata lagi, Hai kau kuncup kesemek, cepatlah


menjadi sebatang pohon yang indah. Apabila tidak, maka akan aku
capit kamu!

Tak berapa lama, kuncup kesemek itu menjadi sebuah pohon


kesemek dan kepiting pun berkata lagi, Hai kau pohon kesemek,
cepatlah kau berbuah, jika tidak maka akan aku capit kamu!

Dan tidak lama kemudian, pohon kesemek itu mengeluarkan


buah-buahannya yang ranum dan lebat. Kepiting pun merasa senang
sekali. Bagus, aku akan membuat jus kesemek,katanya. Lalu ia
cepat-cepat memanjat pohon kesemek itu yang disaksikan oleh anak-
anaknya. Ia pun mencapitkan capitnya kepohon kesemek itu dan
berusaha menarik badannya keatas pohon itu, akan tetapi pohon
kesemek itu licin dan berulang kali kepiting jatuh ketanah.

Saat itulah sang kera datang. Ia melihat buah kesemek yang


ranum itu dan langsung merasa tergiur lalu ia berkata pada kepiting,
Aku yang menemukan bisi kesek itu dulu. Jadi semestinya, aku juga
berhak untuk ikut merasakan buahnya.

Kera memanjat pohon kesemek itu dengan mudahnya. Lalu ia


memetik buah yang paling ranum dan menikmati buah kesemek itu
sendiri diatas pohondengan melihat hal itu, kepiting pun berkata, Hai
kera, aku juga ingin buah kesemek itu. Tolong bawakan satu!

Kera yang licik itu lalu memilih buah kesemek yang masih
mentah dan keras. Dengan jahatnya dilemparkannya buah kesemek itu
ke arah kepiting. Buah kesemek itu langsung menghantam tubuh
kepiting dengan keras. Melihat kepiting terlika karena lemparannya,
kera langsung kabur.

Kepting kecil menyaksikan kejadian itu melihat induknya terluka


kepiting kecil langsung menangis sedih sambil tersedu-sedu.
Tangisannya terdengar oleh seekor lebah.

Hai kepiting kecil, mengapa kamu menangis? tanya lebah.

Ibuku terluka akibat dilempar buah kesemek oleh kera.


Padahal pohon kesemek ini ditanam oleh ibuku sendiri, jawab
kepiting kecil.

Jahat sekali kera itu, omel lebah kesal.

Lalu datang buah kastanye dan berkata, Kepiting kecil, kenapa


kamu menangis?

Kepiting kecil pun kembaku menceritakannya nasibnya yang


malang itu kepada buah kastanye.

Buah kastanye mengutuk kera yang jahat itu. Lalu tidak berapa
lama kemudian alu dan sapi yang datang ke tempat itu kemudian
sama-sama mengutuk kera itu dan akhirnya mereka sepakat pergi ke
rumah kera untuk menghukumnya.

Untungnya kera belum pulang ke rumahnya. Mereka cepat-cepat


bersembunyi menanti kedatangan kera. Buah kastanye masuk ke
dalam perapian di dalam rumah kera. Kepiting kecil bersembunyi di
wadah cuci tangan. Lebah bersembunyi di langiit-langit rumah kera.
Ali bersembunyi di atas atap rumah kera dan yang terakhir sapi
bersembunyi di bawah tangga rumah kera.

Tak lama kemudian, kera kembali ke rumahnya dan berkata.


Oh, aku kedinginan, katanya sambil langsung duduk di dekat
perapian. Akan tetapi saat itu jugalah bauh kastanye yang telah
menjadi api yang merah memebara karena terlalu lama berada di
perapian lalu ia melompat ke punggung tangan kera.

Auuww....!!! jerit kera kesakitan dan terburu-buru berlari ke


tempat wadah cuci tangan, namun begitu ia mencelupkan tangannya ke
air yang ada di dalam wadah itu, kepiting kecil langsung mencapit
tangannya kera kuat-kuat.

Kera pun menjerit lebih kencang karena kesakitan. Ia berniat


kabur, tetapi saat akan membuka pintu, lebah yang berada di langit-
langit rumahnya langsung menyengatnya. Kera yang kesakitan itu
segera berlari keluar rumah. Saat itulah api menjegal kakinya di
bawah tangga dan membuat kera berguling-guling jatuh dari tangga.
Belum pulih rasa sakit dan takutnya, tiba-tiba alu menerjunkan
dirinya dari atas atap rumah menimpa kera.

Bletak... Kepala kera tertimpa oleh alu dengan sangat kerasnya.

Aduhh... Sakit. Ampun, ampun... Jangan pukul aku lagi, alu. Aku
mengaku salah, rintih kera memohon ampun kepada alu.

Itulah akibatnya kalau kamu berbuat jahat, kata sapi

Ya, jangan kamu kira kita yang bertubuh kecil tak mampu untuk
mengalahkanmu yang bertubuh besar, timbal lebah.

Aku menyesal... Tolong maafkanlah aku, wahai anak kepiting,


rengek kera ketakutan.

Suahlah. Aku akan memaafkanmu. Lain kali janganlah kamu


berbuat jahat pada hewan lain, ujar anak kepiting.

Sejak saat itulah, kera yang jahat mengubah kelakuannya


menjadi baik. Setiap hari kera selalu menolong hewan lain yang
sedang mengalami kesulitan.
Jadi teman-teman sekalian Janganlah kita berbuat jahat
kepada orang lain meskipun orang itu lemah, pastinya suatu hari nanti
orang tersebut akan menuntut balasan yang lebih buruk dari apa yang
telah engkau perbuat.

By: Eka Wahyunitianningsih.

Anda mungkin juga menyukai