Anda di halaman 1dari 5

MACAM-MACAM BAHAN BLEACHING

Bahan pemutih gigi dapat berperan sebagai oksidator atau reduktor,

ebanyakan preparat yang tersedia adalah oksidator. Macam-macam bahan-bahan

pemutih gigi adalah sebagai berikut:

1. Hidrogen Peroksida

Hidrogen peroksida dikenal sebagai dihidrogen dioksida, hidrogen dioksida,

oksidol dan peroksida, dengan rumus kimia H2O2, pH 4.5, cairan bening, tidak

berwarna dan tidak berbau, dan lebih kental dari air. Memiliki sifat oksidator

yang sangat kuat dan digunakan sebagai bahan pemutih, juga sebagai

desinfektan. Hidrogen peroksida relatif tidak stabil dan mengalami dekomposisi

secara perlahan dan melepaskan oksigen. Hidrogen peroksida dapat larut dalam

air dan menyebabkan suasana asam, dan pH dipengaruhi oleh konsentrasinya,

untuk pH 1 % larutan adalah 5.0-6.0. Hidrogen peroksida dapat terurai menjadi

air dan oksigen secara spontan dengan reaksi sebagai berikut :

2 H2O2 2 H2O + O2 + Energi

Bahan pemutih ini yang paling sering digunakan, tidak berwarna, viskositas

rendah, merupakan oksidator kuat sehingga dalam penggunaannya harus hati-hati,

jangan tertelan / terinhalasi. Contoh Superoxol, merupakan bahan pemutih yang

mengandung 30 % H2O2, , dapat menyebabkan luka kulit Bahan ini dapat rusak /

terurai oleh cahaya sehingga perlu tempat penyimpanan yang sejuk dan kedap

cahaya.
Secara keseluruhan bahan pemutih hidrogen peroksida aman digunakan

apabila dipakai dalam batas konsentrasi yang diawasi, waktu yang tidak terlalu

lama (bila konsentrasi tinggi) dan dalam suatu interval waktu perawatan tertentu.

Berbagai persyaratan di atas menjadikan pemutihan gigi vital dapat dilakukan.

Hidrogen peroksida dalam berbagai konsentrasi merupakan bahan utama yang

digunakan pada proses pemutihan. Pada teknik in-office untuk gigi vital dan

walking bleach untuk gigi non vital, biasa digunakan hidrogen peroksida dengan

konsentrasi 30-35%. Beberapa produk OTC menggunakan hidrogen peroksida 6%

tersedia dalam bentuk pasta.

2. Sodium Perborat, Bentuk Granular NaBO3

Natrium perborat dengan rumus kimia NaBO3 berwarna putih, tidak berbau

dan dapat larut dalam air. Natrium perborat digunakan sebagai bahan pemutih

untuk pemutihan gigi non vital secara intrakoronal. Bahan ini juga memiliki sifat

antiseptik dan dapat bertindak sebagai disinfektan. Natrium perborat dapat

diperoleh dalam bentuk bubuk. Bahan ini bersifat alkali, lebih mudah dikontrol

dan lebih aman daripada cairan hidrogen pekat. Natrium perborat mengandung

kira-kira 95 % perborat dalam 9,9 % oksigen. Ketika natrium perborat bereaksi

dengan air akan membentuk sebuah basa kuat dengan reaksi sebagai berikut :

NaBO3.H2O2 + H2O2 + H2O------- NaOH + HBO2 + H2O2


Hidrogen peroksida sebagai bahan pemutih dan pengurai yang membebaskan

oksigen, reaksinya sebagai berikut :

2H2O2 ---------2H2O + O2

Penggunaan bahan campuran superoxol dengan sodium perborat, lebih efektif

efeknya untuk pemutihan gigi. Komplikasi penggunaan bahan pemutih yang

ceroboh, menimbulkan iritasi pada gingival dan akan menyebabkan resorbsi akar

external dan kebocoran mikro pada restorasi komposit

3. Karbamid Peroksida / Urea Hidrogen Peroksida

Karbamid peroksida, juga dikenal sebagai hidrogen peroksida urea, perhydrol

urea dan perhydelure. dengan rumus kimia CH6N2O3, atau CH4N2O.H2O2

dapat diperoleh dalam berbagai konsentrasi antara 3 sampai 15%. Preparat

komersial yang terkenal mengandung kira-kira 10% karbamid peroksida dengan

pH rata-rata 5 sampai 6,5. Karbamid peroksida merupakan kristal yang berwarna

putih, tidak toksik. Kandungan bahan pemutih gigi yang utama adalah karbamid

peroksida sebagai unsur aktif 10-15%, dan sisanya sekitar 85% adalah unsur non

aktif terdiri dari glyserin atau propilen glikol, sodium stannate, bahan penyegar

dan lain-lain. Karbamid peroksida dapat mengandung karbopol (polimer

karboksipolimetilen) sebagai campuran. Bahan ini dapat menambah kekentalan

dan daya lekat serta memperlambat proses pelepasan oksigen dari karbamid

sehingga memungkinkan oksigen bereaksi lebih lama dengan bahan yang

menyebabkan pewarnaan. Sejumlah asam akan ditambahkan untuk mengurangi

pH antara 5.0-6.5 yang akan meningkatkan shelf life. Rendahnya pH ini


diperdebatkan karena meningkatkan kemungkinan rusaknya email dan dentin.

Batas pH kritis yang ditetapkan untuk etsa email adalah 5.2-5.8 sedangkan untuk

dentin 6.0-6.8.

Karbamid peroksida memiliki struktur formula sebagai berikut:

Dalam beberapa preparat, ditambahkan carbopol, suatu resin yang larut dalam air,

untuk memperlama pelepasan peroksida aktif dan meningkatkan masa

penyimpanannya. Karbamid peroksida 10% akan terurai menjadi urea, amonia,

karbondioksida, dan sekitar 3,5% hidrogen peroksida. Dalam 10 % larutan encer

carbamid peroxide paling banyak digunakan pada home bleaching. Bahan ini

dapat dipecah lagi menjadi 3,35 % larutan hydrogen peroxide ( H2O2) dan 6,65 %

larutan ure (CHN2O). Untuk produk karbamid peroksida dengan konsentrasi lebih

dari 10% dianjurkan tidak digunakan di luar tempat praktek dokter gigi

berdasarkan faktor keamanan dan efektifitas oleh ADA. Pemutihan gigi

menggunakan karbamid peroksida 10% juga telah disetujui di beberapa negara

besar seperti Amerika (ADA), Canada (FDA) dan Eropa (SCCNFP) karena lebih

aman, murah dan efektif untuk pemutihan gigi vital. Beberapa penelitian

mengenai karbamid peroksida 10% menyatakan bahwa bahan ini membutuhkan

waktu lebih lama tetapi akan memutihkan gigi sama dengan konsentrasi tinggi,

tanpa perubahan ireversibel terhadap pulpa. Penggunaan bahan dengan

konsentrasi 30%-50% untuk in office bleaching, ternyata efektif, sedangkan pada


konsentrasi10%-16% diginakan untuk pemutihan ekstra korona Efektivitas bahan

pemutih intra korona dipengaruhi oleh pH, konsentrasi, suhu, waktu dan

penyimpanan. Pada pH basa, proses oksidasi lebih aktif. Penggunaan bahan

dengan konsentrasi tinggi prosesnya lebih cepat namun perlu hati-hati

kemungkinan dapat menyebabkan kaustik pada jaringan lunak. Pengaruh adanya

kenaikan suhu tinggi atau pemanasan / energi cahaya menyebabkan reaksinya

lebih cepat. Adanya kontak bahan pemutih yang lama hasilnya lebih baik.

Sistem karbamid peroksida digunakan pada pemutihan eksterna dan dikaitkan

dengan berbagai kerusakan gigi dan jaringan lunak di sekitarnya ( biasanya

ringan). Material ini dapat mempengaruhi kekuatan resin komposit serta

penutupannya dan meningkatkan proses korosi amalgam. Oleh karena itu,

material ini harus dipakai dengan sangat hati-hati, biasanya dibawah pengawasan

ketat dokter gigi.

Sumber :

Martin Dunitz. Bleaching Techniques in Restorative Dentistry. Alih Bahasa Linda


Greenwall. Cetakan 1, London,2004 :30 44

Anda mungkin juga menyukai