Anda di halaman 1dari 24

T.O.T.

E (Test, Operate, Test, Exit) Strategy

T.O.T.E model dikembangkan oleh tiga orang


ilmuawan yang berbeda disiplin: George Miller, Eugene Galanter dan Karl H Pribram. TOTE
model ini dibahas dalam buku mereka yang berjudul: ‘Plans and the Structure of Behaviour’,
diterbitkan pada tahun 1960.

T.O.T.E = Test, Operate, Test, Exit; adalah siklus langkah yang didasarkan pada Computer
Modelling.
Pada 1960, pengetahuan psikologi didominasi oleh bahasan tentang perilaku dan teori
pembelajaran, yang menekankan pengamatan pada proses stimulus dan komponen respon
perilaku manusia dan binatang, sementara mengabaikan proses kognitif yang memediasi
hubungan antara stimulus dan respon. Dalam buku ini, Miller dan rekan-rekannya berusaha
untuk menyatukan teori pembelajaran dan perilaku. Mereka menamakan unit pemersatu ini
Model Strategi, TOTE; Mekanisme kontrol diri dalam ‘human tasking’ dijelaskan dengan baik
dari segi operasi dan proses pemantauan. Setiap operasi berulang akan terkait dengan proses
monitoring , untuk menguji apakah kontrol dimaksudkan cocok dan sesuai atau tidak.
Premisnya adalah bahwa algoritma umum untuk memecahkan masalah non - deterministik
dalam sistem yang kompleks, adalah untuk menguji sistem saat ini, dan kemudian melakukan
beberapa operasi untuk membuat perubahan, kemudian tes ulang, dan berulang sampai
jawabannya adalah memuaskan dan sesuai dengan yang diharapkan, dan proses tersebut
berakhir dan keluar dari model strategi tersebut.

Generik dari struktur T.O.T.E adalah:


(1) TEST untuk mendapatkan beberapa perwakilan dari ‘Problem State’
(2) OPERATION dalam mengintervensi beberapa cara dengan mengakses data
(3) TEST ulang untuk melihat apakah hasil yang diinginkan telah tercapai. Jika belum, loop kembali
untuk berOPERASI
(4) EXIT ketika tujuan tercapai dan masalah dapat dipecahkan

T.O.T.E banyak digunakan dalam berbagai disiplin ilmu di mana mereka mempergunakan
metode iteratif, seperti bidang teknik, kecerdasan buatan, dan cybernetics. Dalam psikologi,
secara eksplisit digunakan sebagai strategi kunci dalam pemrograman neuro - linguistik.

Prinsip konsep dari T.O.T.E adalah berikut:


(1) Perencanaan, terdiri dari unit T.O.T.E, sangat penting dalam proses kognitif .
(2) Pengendalian perilaku dengan memperlihatkan satu set potongan dan T.O.T.E unit

Namun, salah satu kelemahan model ini adalah bahwa hal itu tetap dan statis, tidak dinamis.
Tindakan yang ada terhadap lingkungan selalu sesuai dengan rencana yang sama. Hal ini
menciptakan sebuah loop yang tak terbatas.

Berikut ini adalah contoh sederhana T.O.T.E: Ketika Anda mengemudikan mobil dan mencari
cara yang tepat untuk berhenti.
 TEST: Berhenti?  Jawab: Tidak.
 OPERATION: Tetap mengemudi.
 TEST: Berhenti?  Jawab: Tidak.
 OPERATION: Tetap mengemudi.
 TEST: Berhenti?  Jawab: YA!
 EXIT: Strategy Selesai.
ini hanya untuk menemukan saat yang benar untuk berhenti, dan ketika benar, maka mobil
berhenti dan T.O.T.E strategi dihentikan.

Model ini menunjukkan bahwa ketika Anda tahu bahwa Anda menginginkan sesuatu, Anda akan
menjalankan strategi sampai Anda benar-benar mencapai tujuan Anda.
 TEST: Anda memeriksa, apakah sebuah strategi bekerja menghasilkan sesuatu?
 EXIT: Jika strategi bekerja dan Anda beroleh hasil.

Bila strategi tidak beroleh hasil?


o Uraikan strategi klien menjadi uraian lebih rinci, langkah demi langkah.
o Apa yang menjadikannya tidak menghasilkan atau bekerja dengan baik?
o Apa yang tidak dilakukan? Apa yang salah?
o Ambil strategi yang sudah bekerja dengan baik dalam konteks lain dan menerapkannya untuk
menyelesaikan masalah tersebut.

 OPERATION: Anda memperbaiki tindakan Anda.


 TEST: Pengujian Anda menunjukkan bahwa Anda telah berhasil.
 EXIT: Anda beroleh hasil.

Contoh T.O.T.E pada sebuah aktivitas membuat Ayam panggang:


Periksa Ayam panggang = belum matang.
Membiarkan proses memanggang.
Periksa Ayam panggang = Ya, matang.
Keluarkan kue dari panggangan, selesai.

Bagaimana penerapan T.O.T.E Stategi dalam NLP?

1. TEST pertama adalah trigger atau pemicu untuk mendapatkan pentujuk sehingga sebuah
Strategy menginginkan sebuah goal dimulai. Apakah goal tersebut memenuhi semua kriteria?
Pemicu ini menetapkan kriteria "bergerak maju" dan menggunakan perbandingan untuk TEST
kedua.
Contoh:
W: Apakah Anda sudah menemukan Goal dan asosiasinya? [TEST#1]
X: Ya, Goal saya. Berbicara dengan lancar di depan kelas pelatihan.

2. OPERATION dengan menggali informasi dan mengakses atau mengingat data, membuat, atau
mengumpulkan informasi yang diperlukan oleh Strategi dari dunia internal atau eksternal.
Contoh:
W: Okey, bila sudah. Bagus. Sekarang pelan-pelan masuklah ke dalam gambar dan
rasakan apa yang Anda lihat. [OPERATION]
X: Baik. Saya sudah mendapatkan gambar pelatihan dan saya bisa merasakannya.
W: Apa yang Anda miliki dan kuasai? Apakah Anda akan memodifikasinya? Meniru
model tertentu? Mengubahnya? Atau mengembangkan yang telah Anda miliki?
X: Saya akan memodifikasi dan mengembangkannya.

3. TEST kedua adalah perbandingan beberapa aspek dari data yang diakses dengan kriteria yang
ditetapkan oleh tes pertama. Dua hal dibandingkan dengan diwakili dalam Sistem
Representasi yang sama.
Contoh:
W: Apakah Anda nyaman dengan cara baru yang Anda miliki? Apakah Anda bisa
membandingkannya? Apakah sekarang Anda sudah merasa senang? Apakah cara
yang lama dan baru mempergunakan representative system yang sama? [TEST#2]
X: Ya, benar.. pak Wang.

4. EXIT, atau disebut Titik Keputusan (decision point), atau memilih, merupakan representasi
dari hasil tes. Jika ada cocok maka keluar dari Strategi. Jika ada ketidakcocokan, maka Strategi
berbalik mengulangi ke langkah OPERATION.
Strategi berbalik mengulangi ke langkah OPERATION, jika:
 Meninjau ulang sasaran goal ‘outcome’ atau strategi untuk mencapainya.
 Mengubah Kriteria, Chunking lateral atau Orientasi berbeda.
 Menjernihkan atau menentukan hasil yang lebih spesifik.
 Memerlukan akses data yang lebih banyak.

Contoh:
W: Okey. Bila Anda sudah merasa nyaman. Dan hasilnya sudah sesuai dengan yang Anda
harapan, hentikan sekarang dan keluar dari strategi tersebut. [EXIT]
Bila tidak maka lakukan siklus ulang ke OPERATION. [ReCYCLE Strategy]
Milton Model
Model Milton adalah bentuk hipnoterapi berdasarkan pola bahasa untuk komunikasi hipnotis
dari Milton Erickson sang pakar hipnoterapis. Milton model mengambarkan "cara
menggunakan bahasa untuk mendorong dan mempertahankan keadaan trance yang
menghubungkan sumber daya tersembunyi dalam kepribadian kita atau subconscious.

Komunikasi model Ericksonian adalah kemampuan untuk mengkomunikasikan pesan ke alam


sadar melalui moda linguistic dan pesan lainnya ke alam bawah sadar melalui moda non -
linguistik. Moda non-linguistik misalnya: PENANDA Analog (analog marking), dapat dilakukan
dengan menggunakan perubahan kualitas suara, intonasi, cepat atau lambatnya lagu, dan jeda
serta gerakan tubuh tertentu, contohnya mengangkat alis atau mengerakan bibir. Meski tanpa
suara, namun itu bisa mengandung arti pesan tertentu. Hal itu untuk menandai pesan yang
Anda sampaikan.

Perbedaan Meta Model dengan Milton Model

Seperti telah dibahas dalam NLP Model Komunikasi, kita


cenderung melakukan proses pemfilteran dalam merespon
stimulus yang masuk ke dalam diri kita dengan cara
mendistorsi, menyamaratakan dan penghapusan.
Pada teknik Meta Model terdahulu, kita telah membicarakan
bagaimana kita mengungkap ‘Deep Structure’ atau bawah
sadar ke atas permukaan dalam keadaan sadar ‘Surface
Structure’ dengan cara META MODEL.
Milton Model adalah teknik yang terbalik dari Meta Model.
Milton Model merupakan terobosan dalam hipnoterapi pada
umumnya dan Milton Erickson melakukannya secara
unconscious. Tiga hal penting pada bahasa Milton Model:
(1) Mengikuti dan mengarahkan realitas klien pada saat itu.
(2) Mengacak pikiran sadar (conscious mind).
(3) Mengakses pikiran bawah sadar (unconscious mind) dari sumber daya yang telah ada pada
klien.

Meta Model Milton Model


Mengaburkan dan menyamaratakan kalimat
Memperjelas kalimat dan bahasa klien dan bahasa klien
Bergerak dari bawah sadar ke permukaan Bergerak dari permukaan sadar ke bawah
pikiran sadar sadar
Menggali contoh-contoh agar lebih jelas dan Menggali dan menampilkan pengertian
terperinci umum
Bertujuan memunculkan kembali
pengalaman klien yang terkubur dalam Bertujuan mengakses sumber daya dalam
bawah sadar ke permukaan pikiran sadar pikiran bawah sadar
Mengusahakan agar klien lebih focus pada
hal-hal diluar dirinya sehingga klien dapat Mengajak klien agar focus pada system
keluar dari peta mentalnya internal dalam dirinya

Tahapan pembelajaran menurut Milton Erickson:


 Tidak sadar, tidak tahu
 Sadar, tidak tahu
 Sadar, tahu
 Tidak sadar, tahu

Model Milton memiliki tiga aspek utama:


 Pertama, untuk membantu membangun dan memelihara hubungan baik atau rapport dengan
klien.
 Kedua, membebani dan mengalihkan perhatian pikiran sadar sehingga komunikasi bawah
sadar dapat diutilisasi untuk mencapai outcome tertentu.
 Ketiga, untuk memungkinkan interpretasi atau kemungkinan dalam kata-kata yang ditawarkan
kepada klien sehingga klien dapat menemukan lebih dari dua opsi, sebab dua opsi artinya
double blind atau ikatan ganda, menjadikan klien tidak lagi berdaya. Dengan munculnya
alternative ketiga atau lebih, maka klien menjadi lebih berdaya dalam memilih tindakannya
untuk mencapai outcome.

#1: Hubungan Baik atau Rapport

Aspek pertama, membangun hubungan, atau empati, dilakukan untuk mencapai komunikasi
yang lebih baik dan responsif. NLP mengajarkan 'mirroring' atau pencocokan bahasa tubuh,
postur, pernapasan, predikat dan nada suara suara. Hubungan merupakan aspek 'meneri ma
dan memberi, ulang alik, dua arah' antara Anda dan klien. Kemudian setelah itu Anda baru bisa
mengarahkan atau leading setelah pacing terlebih dahulu.
O'Connor & Seymour dalam bukunya "Introducing NLP" menggambarkan hubungan sebagai
'tarian harmonis', perpanjangan dari keterampilan alam dalam mirroring namun tetap
mewaspadai kenyamanan kawan komunikasi agar tidak terlihat seperti mimikri. Sebab
mirroring yang berlebihan bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan rusaknya hubungan baik.

#2: Perhatian saat kondisi sadar

Aspek kedua dari model milton adalah bahwa ia menggunakan ambiguitas atau kerancuan
dalam bahasa dan komunikasi non-verbal. Ini mungkin juga dapat dikombinasikan dengan
ketidakjelasan ketika yang muncul adalah batas-batas makna yang tidak jelas. Penggunaan
ambiguitas dan ketidakjelasan mengalihkan pikiran sadar seperti mencoba untuk bekerja di
luar apa yang dimaksud dan memberikan pikiran bawah sadar kesempatan untuk lebih
berdaya.

#3: Komunikasi tidak langsung

Aspek ketiga dari model Milton adalah bahwa hal itu sengaja dikaburkan dan metaforis untuk
tujuan mengakses pikiran bawah sadar.

Hal ini digunakan untuk melunakkan model meta dan membuat saran tidak langsung. Sebuah
saran langsung hanya menyatakan apa yang diinginkan, misalnya, "ketika Anda berada di
depan dan berbicara kepada peserta training, Anda tidak akan merasa gugup".
Sebaliknya saran yang tidak langsung memungkinkan otoritas sadar menjadi berkurang dan
memberikan kesempatan untuk berinterpretasi berbeda, misalnya, "Ketika And a berada di
depan peserta, Anda mungkin menemukan diri Anda merasa percaya diri".

Contoh ini mengikuti metode tidak langsung meninggalkan kedua waktu tertentu dan tingkat
kepercayaan diri yang tidak ditentukan.

Mungkin dibuat bahkan lebih tidak langsung dengan mengatakan, "ketika Anda datang dan
memutuskan untuk berbicara di depan peserta pelatihan, Anda mungkin menemukan perasaan
Anda sudah berubah." Pilihan berbicara di depan peserta pelatihan, waktu yang tepat dan
kemungkinan mendapatkan tanggapan terhadap seluruh proses yang dibingkai dengan bahasa
tidak tepat atau dikaburkan atau rancu dan itu memberikan klien kesempatan untuk mengisi
rincian halus.

Saat kita memiliki pengalaman dan menjadi semakin ahli sejatinya kita menjadi tidak sadar
bahwa kita telah mengetahui kemampuan kita dan inilah yang dimaksud sedikit isi dan lebih
banyak berproses.

Kata-kata tidak bisa mengubah seseorang, pengalamanlah yang mengubah dirinya. Sebab setiap
orang tidak ingin mengalami hal buruk untuk kedua kalinya dan dari kesalahannya dirinya
menjadi belajar agar tidak terjadi hal buruk di kemudian hari. Demikian juga untuk hal baik.
Seseorang belajar dari sukses yang didapatkannya dan bahkan dirinya mempelajari cara -cara
orang lain dalam mencapai sukses. Berdasar pengalaman baik mencoba diulangnya dan ketika
dirinya sadar bahwa caranya tidak lagi memberikan hasil baik, dirinya belajar tentang proses
dan berupaya untuk meningkatkan hasil agar bisa didapatnya.
Kata-kata merupakan jangkar peta mental kita. Kata-kata memiliki pengaruh besar pada peta
mental seseorang. Seseorang memproses sebuah intruksi didasarkan atas pengalaman di masa
lalunya. Kita mengambil apa yang kita rasa penting dan kemudian kita mengolahnya. Setelah itu
kita menempatkannya sebagai dasar tindakan di masa depan pada keadaan, tempat dan
kejadian yang mungkin bisa diaplikasikannya. Pengetahuan atas pengalaman yang kita lakukan
untuk memperoleh hasil yang kita rasa penting.

Hal-hal yang bisa dipelajari dari pengalaman Milton Erickson tentang bahasa non -
verbal dan fisiologi dalam proses berkomunikasi yang diungkap oleh Dr. Sidney Rosen
dalam bukunya My Voice Will Go with You: The Teaching Tales of Milton H. Erickson:
(1) Mengakses keadaan emosi seseorang dari fisiologinya
Seseorang yang berada di dapur untuk menikmati kopinya kemudian dia berkata kepada Anda
bahwa bossnya sungguh menyebalkan. Bila saja Anda tanggapi perkataannya tersebut, mungkin
orang itu akan terus mengalir dengan kata-kata keluhannya. Namun dalam beberapa saat ketika
dia kembali bekerja ke mejanya, emosinya kembali normal saat berbicara dengan atasannya
tersebut. Dia bisa menyimpan rasa sebalnya. Mengapa? Apakah karena keadaan emosinya
menjadi berubah karena fisiologinya atau keadaan fisiknya berubah?
(2) Nada suara atau tonality
Orang yang marah cenderung menggunakan nada suara yang tinggi. Anda mungkin akan
merasa terganggu dengan nada tersebut. Anda mungkin akan tertawa ketika melihat seorang
yang marah dengan menggunakan nada yang melo, karena Anda merasa hal itu tidak selaras.
Nada suara sungguh bisa mempengaruhi keadaan komunikasi Anda. Maka berlatih
mempergunakan nada suara yang tepat dapat mempengaruhi seseorang.
(3) Gambar yang ditangkapnya saat berkomunikasi
Seseorang yang murung bisa saja dengan tiba-tiba tertawa karena cerita Anda yang berhasil
memunculkan gambar baginya yang membuatnya tertawa. Atau cerita Anda tentang keadaan
kesejukan pemandangan pegunungan dan berhasil ditangkap dalam gambar oleh seseorang,
dan menjadi mungkin orang tersebut menjadi terpengaruh oleh keadaan itu.

Pola-pola bahasa ‘Milton Model’ membuat pengguna mampu berkomunikasi secara tidak
langsung dengan unconscious mind untuk mengindari penolakan, serta membantu pendengar
dalam memilih bagain-bagian mana dari komunikasi yang hendak direspon.

KOMUNIKASI adalah…
(1) Kita semua perlu berkomunikasi, kita tidak bisa tidak berkomunikasi
(2) Maksud dari berkomunikasi adalah mendapatkan respon yang Anda inginkan
(3) Tubuh, pikiran dan jiwa adalah satu kesatuan system
(4) Tidak ada kegagalan yang ada adalah pembelajar (feedback)

Non-Specific Verb (bukan kata kerja spesifik)


Kata kerja yang spesifik adalah kata kerja yang menjelaskan tindakannya dengan jelas dan tidak
perlu dijelaskan atau ditanyakan karena sudah jelas. Non-specific verb atau bukan kata kerja
spesifik bila Anda ucapkan kata tersebut akan memunculkan pertanyaan ‘Bagaimana tepatnya?
Apa persisnya?’ Dan perlu penjelasan lebih lanjut.
Contoh:
Non Specific Verb: Talk = Say = Berkata
Specific Verb: Explain (menjelaskan), mumble (ngomel, komat-kamit) , murmur
(berbisik), yell (bersorak, memekik), scream (berteriak), pronounce
(mengucapkan, melafalkan), confess (mengakui),
admit (mengaku, mengijinkan)

Non Specific Verb: Walk = Go = berjalan


Specific Verb: march (gerakan, berbaris), strut (jalan dengan pamer, sombong),
shuffle
(menyeret kaki), amble (jalan seenaknya), pace (bolak-balik), stomp (menghentakan kaki),
stride (melangkah), mope (jalan dengan muka muram), trudge (berjalan dengan susah payah)

Effort = Upaya; Go = Pergi; Help = Membantu;


Live = Hidup; Try = Coba;

Connect = Terhubung; Work = Bekerja; Give = Memberi;


Send = Mengirim

Think = Berfikir; Explain = Menjelaskan; Belief = Keyakinan

Remember = Mengingat; Wonder = Kagum; Know = Tahu;


Experience = Pengalaman; Understand = Mengerti

Lean = Kecenderungan; Solution = Solusi; Relate = Terkait;


Fix = Memperbaiki

Unspecific Noun
Unspecific Noun atau kata benda tidak jelas atau tidak specifik, namun ketika kata -kata itu
disebutkan menjadikan kita seakan-akan memahami kebendaannya itu.
People = orang; Them = mereka; Sensation = sensasi;
They = mereka; Place = tempat;
It = dia (benda); Environment = lingkungan;
Things = benda; Certain situation = keadaan tertentu

Normalization
Normalization adalah kata yang perlu dibedah SIAPA aktornya dan BAGAIMANA tindakan actor
tersebut sehingga menjadi lebih jelas. Pembedaan atau Normalization lebih mudah dikenali
bentuknya dalam bahasa Inggris.

Kata-kata yang berbentuk Normalization adalah kata bentukan dengan


penambahan: …+ion/…+ty/…+ly/…+ment/…+sm/…+ness/…c … Meskipun demikian dalam
bahasa Indonesia pun bisa bisa dikenali dengan baik ‘Ke…+AN; ‘Pe(r)…+AN’, sederhananya
adalah apabila makna dari kata tersebut tidak bisa Anda sentuh atau Anda masukan ke dalam
wadah tertentu.

Motivation = Motivasi; Freedom = Kebebasan; Gravity = Gravitasi;


Knowledge = Pengetahuan; Compassion = Kasih; Wisdom = Bijaksana;
Balance = Kesimbangan; Intelligent = Kecerdasan; Curiosity = Penasaran

Change = Perubahan; Satisfaction = Kepuasan; Production = Hasil;


Security = Keamanan; Management = Manajemen; Resolve = Pemecahan;
Performance = Pertunjukan; Organization = Organisasi; Resource = Sumber daya;
Economic = Perekonomian; Discipline = Kedisiplinan

Vision = Visi Success = Keberhasilan Creativity = Kreativitas


Achievement = Pencapaian Spirit = Semangat Wellness = Kesehatan

Bentuk Normalization yang berhubungan dengan state atau keadaan emosi:

Confidence = Percaya diri Extremist = Ekstrimis Respect = Menghormati


Fear = Ketakutan Love = Mencintai Trust = Percaya
Anger = Kemarahan Patient = Kesabaran Hohor = Kehormatan
Humor = Kelucuan Kindness = Kebaikan Relax = Rileks

Casual Modeling (model sepintas lalu, sambil lalu)


… and … and … and… (dan… dan… dan…)
.. as, after, while, before, while … (..seperti, setelah, ketika, sebelum, saat…)
…make, cause, effect, produce, results … (membuat, sebab, akibat, memproduksi, hasil)

Fractionation Model (model memisahkan)


This(ini)…. … That (itu) …
Here (di sini) … There (di sana) ….
Apart (sebagian) … apart (sebagian lagi) …
Conscious mind (pikiran sadar) … unconscious mind (bawah sadar) …
Now (saat ini) … later (nanti) …
Mind reading
Seolah-olah Anda mampu membaca pikiran dengan menembus filter kawan bicara.
“Saya tahu bahwa Anda saat ini sedang berfikir tentang apa yang sedang kita bicarakan
saat ini.”

Lost Performative
Menghilangkan sumber asal kalimat dan pelakonnya.
“Tak ada hasil tanpa usaha yang baik. Jika belum berhasil itu bukan berarti gagal, kan?”
“Merupakan hal yang baik jika Anda mempraktikan apa yang Anda telah baca.”

Cause and Effect


Menghubungkan sebuah prilaku yang akan berpengaruh terhadap sesuatu, kadang-kadang
hampir tidak ada hubungan antara perilaku dan pengaruhnya, tetapi pengaruhnya tetap sama.
“Anda akan mendapatkan hasil yang maksimal jika Anda mau melatih diri Anda.”
“Berlatihlah dengan giat karena yang demikian membuatmu menjadi terbiasa.”

Complex Equivalence
Membuat satu hal menjadi sama artinya dengan hal yang lainnya.
“Jika melakukannya tanpa persiapan, itu sama saja dengan bunuh diri.” (benarkah sama
dengan bunuh diri akibatnya???)
“Membaca satu Koran sama dengan membaca lima buah buku.”

Presupositions
Asumsi. Asumsi yang dapat diterima dan akhirnya mengarahkan prilaku yang diharapkan.
Tujuan dari presupposition adalah untuk membatu orang lain dalam mengindentifikasikan
asumsi-asumsi dasar yang bisa jadi memperdangkal model dunianya dan alternatif-alternatif
untuk menghadapinya.

Aturan dalam mengidentifikasikan presupposition adalah dengan MENEGATIFKAN kalimatnya


lalu Anda perhatikan, apakah masih tetap benar?
Contoh:
Andi pergi ke pasar  Andi dan Pasar = ada. Bila Anda negatifkan menjadi  Andi tidak pergi
ke pasar  FAKTANYA: Andi tidak pergi ke pasar, dan Andi masih ada dan juga pasarnya pun
masih tetap ada. Tidak ada yang hilang dan dipertanyakan lagi.

Presupposition adalah salah satu pola ampuh dalam berbahasa ketika digunakan oleh seorang
komunikator yang menginginkan kata-katanya tidak dipertanyakan lagi oleh pendengarnya.

(1) Anak kalimat penunjuk waktu = Subordinate Clauses of Time

Before = sebelum After = sesudah Since = sejak


During = selama While = ketika When = kapan
Prior = lebih dahulu

“Sampai sore nanti Anda akan belajar banyak hal.”


“Sesudah Anda duduk dikursi ini, Anda dapat masuk ke dalam trance."
“Saat Anda mendengar suara saya, mengamati perasaan nyaman Anda itu, maukah Anda
masuk ke dalam trance yang lebih jauh dalam sebelum Anda makan malam.”

(2) Penggunaan kata ‘ATAU’


Kata ‘ATAU dapat dipergunakan untuk memperkirakan (presupposition) bahwa paling tidak
satu dari beberapa alternative akan terjadi atau dilakukan.

“Saat Anda merasakan napas Anda keluar ATAU masuk, rasakan perasaan nyaman di
tubuh Anda itu.”
“sebelum ATAU sesudah Anda duduk di kursi ini, Anda dapat merasakan kenyamanan
yang dalam.”

(3) Angka-angka urutan = Ordinal Numerals


First = pertama-tama Second = kedua …

“Pertama-tama, Anda dapat menyadari bahwa pada tarikan napas yang kedua Anda akan
mampu mengalami kembali pengalaman terakhir Anda masuk dalam trance yang
dalam.”
(4) Kata kata kerja penunjuk kesadaran = Awareness Predicative

Know = tahu Realize = menyadari Aware = sadar


See = melihat Recognize = mengenali Notice = mengetahui

“Anda mungkin tahu… Anda menyadarinya… sadar bahwa…”


“Tahukan Anda bahwa mata Anda sedang terpejam? Anda mungkin menyadari bahwa
trance Anda sudah semakin dalam.”

Universal Quantifiers
Awalan yang menunjukan jumlah dari sekumpulan benda dan ini tidak memberikan batasan
berapa jumlahnya (universal).
“Semua orang tahu bahwa jika Anda mau, hal itu dapat Anda capai.”
“Dalam usaha tidak pernah ada kata menyerah.”

Modal Operators
MOOD. Mengarahkan mood seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
“Anda DAPAT mencobanya jika MAU walaupun TIDAK SEHARUSNYA untuk dilakukan.”
“Bisa!”
“Harus!”
“Seharusnya!
“Tidak seharusnya …!”
“Semestinya!”
“Tidak semestinya… ”

Tags Questions
Pertanyaan yang ditambahkan setelah pertanyaan untuk mengarahkan pesan. Pada saat
memberikan baik pertanyaan langsung mau pun tersirat, Anda dapat menggunakan penanda
pertanyaan (tags question) untuk mengurangi penolakan dari bawah sadar pendengar.

“Tentu Anda masih dapat mengikuti apa yang sedang kita pelajari, bukan?”
“Ini seperti yang sedang Anda alami, Benar?”

Lack of Referential Index


Kalimat tanpa referensi pembicara atau pendengarnya. Tidak jelas siapa yang mengucapkannya
untuk membangun kedekatan. Indek petunjuk yang tidak jelas.

They = Mereka. It = Ini.

“Saat ia masuk dalam wilayah kesadaran yang lain.


“Membaca itu menyenangkan.”
“Setiap orang bisa berubah.”

Comparative Deletions
Kalimat perbandingan. Dengan menghilangkan pembandingnya akan memunculkan efek
generalisasi terhadap kondisi positif yang diinginkan.

Better = Lebih baik; Less = Lebih sedikit More = Lebih banyak

“Mungkin muncul semakin bingung Anda rasakan semakin baik Anda akan mengerti.
“Saat ini Anda dapat merasa lebih bahagia.”
“Bagaimana pun Anda lebih memahami calon pelanggan Anda.”

Pacing Current Experience


Cara membangun kedekatan.
“Sambil mendengarkan suara saya, Anda juga bisa merasakan bagaimana kejadian
sebenarnya.”

Double Blinds
Memberikan pilihan tanpa memerintah. Ikatan ganda sehingga membuat dilema yang akhirnya
mendorong seseorang untuk bertindak, tidak peduli mana pilihannya, ia akan memilih salah
satunya.
“Mau minum kopi atau teh?”
Extended Quotes dan In Quote
Pada keduanya berarti sama-sama menyampaikan pesan tetapi menggunakan kutipan agar
menjadi samar.

“Minggu lalu saya bertemu dengan orang dan dia mengatakan ini baik buat Anda.”
“Menurut kawan saya, kondisi trance akan menjadikan diri Anda semakin nyaman.”
“Kata teman saya, Jono. Jono mengatakan, ”Anda boleh santai sekarang!”

Selection Restriction Violation


Menempelkan atribut sifat-sifat manusia, hewan atau benda yang tidak bergerak: Menangis,
berteriak, gembira, diam, mengeras.
“Dan kamu tahu bahwa DINDING ini dapat mendengarkan apa yang kita bicarakan.”

Ambiguities
Bermakna ganda. Pikiran orang lain berbeda-beda, membiarkan pendengar untuk menemukan
maknanya sendiri. Pendengar akan memprosesnya menjadi sebuah pesan lebih dari satu cara
dan ia memiliki lebih banyak pilihan sehingga meningkatkan kemungkinan sebuah pesan
diterima dengan lebih baik. Kebinggungan dan kerancuan ini dapat digunakan untuk
menciptakan disorientasi yang bermanfaat saat melakukan induksi.

(a) Phonological (fonologi)


Kata-kata dengan satu kesamaan bunyi tetapi memiliki 2 atau lebih arti.
 BISA = racun dan mampu melakukan. Beruang = memiliki uang dan binatang

“Para mekanik sedang menggenggam TANG untuk memperbaiki mesin yang tank-tank
yang rusak.” (sebunyi namun memiliki arti yang jauh berbeda).
“Hari Rabu si Doel pergi ke Rebo Bank.”

(b) Syntactic
Pada saat fungsi sintaksis dari sebuah kalimat tidak dapat secara khusus ditentukan dari
konteknya dengan segera.
“Amir, anak Amir, sakit.” ~ (yang sakit: Amir?)
“Amir, anak, Amir, sakit.” ~ (3 orang sakit?)
“Amir! Anak Amir sakit.” ~ (yang sakit anak Amir?)

(c) Scope
Ketika hal itu tidak bisa segera diketahui dari kontek linguistiknya hal apa saya yang termasuk
di dalamnya.

“Ia pergi dengan anak dan ibunya yang cantik itu.”

(d) Punctuation ambiguity


Saling tumpang tindih 2 kalimat yang berbagi 1 kata atau frasa.

“Setelah bertemu adikmu (sekarang) saya minta Anda jangan marah lagi.”
“Ini bukan cinta (sekedar) cinta biasa.”

Conversational Postulate

Tidak ada jawaban ya atau tidak, kecuali


tindakan. Untuk membangun dalil pecakapan pertama-tama pikirkan perilaku yang Anda
inginkan agar pendengar melakukan sesuatu. Kemudian buatlah pertanyaan YA atau TIDAK
dengan menggunakan kata-kata: Dapatkah? Mungkinkah? Apakah? … yang pada umumnya
menimbulkan sebuah respon ketimbang jawaban lisan.
Kalimat tanya (kemampuan Pendengarnya) dengan jawaban Ya atau Tidak.

“Bisakah Anda menutup pintu itu?”


“Jam berapakah sekarang?”  Mengapa melihat jam di dinding? Siapa yang menyuruh?
“Dapatkah Anda masuk lebih dalam lagi dalam trance?”
“Sudahkah pintu itu dikunci?”  Siapa yang menyuruh memeriksa?

Casual Linguistic
Dengan menggunakan bahasa kausal Anda akan mampu membuat transisi atau perpindahan
mulus dari kata yang satu atau pengalaman yang satu ke pengalaman lainnya. Bentuknya
seperti jembatan atar kalimat atau kata, sehingga menjadi mudah dipahami.

(a) Simple Conjuction (kata hubung sederhana)


 Penggunaan kata: Dan, tetapi, namun, serta, ….
“Anda sedang merasakan napas Anda dan tubuh Anda merasa semakin nyaman, serta
rileks.

(b) Implied Causative (kausatif yang dinyatakan secara tidak langsung)


 As = saat; While = sementara; When = ketika; During = selama; After = sesudah; Before
= sebelum; Then = setelah
“Ketika tangan Anda mulai terangkat saat napas Anda semakin dalam”

(c) Causative Predicate (Kata kerja sebab musabab)


 BERHATI!!! Mengunggunakan kata-kata ini sebab bisa menyebabkan klien Anda terganggu …
karena kepastiannya dipertanyaakan  “AKAN MEMBUAT”
“Anda sedang mendengarkan suara saya, dan itu akan membuat Anda semakin nyaman”

Embedded Command
Perintah tersirat adalah bentuk alternative untuk memberi perintah secara tidak langsung.
Anda bisa menempatkan seluruh perintah di dalam keseluruhan struktur sebuah kalimat dan
menekankan dengan tekanan suara bahwa aspek dari kalimat tersebut merupakan sebuah
kalimat perintah.

“Anda sekarang sudah boleh membuka mata dan merasa lebih nyaman, sekarang!”

Embedded Question
Pertanyaan yang tersirat dalam keseluruhan struktur dari kalimat dan ditempatkan dalam
bingkai keingintahuan pembicaranya.

“Saya ingin tahu, dan saya ragu… “


“Saya ingin tahu, bila Anda tahu, betapa mudahnya untuk melakukan sebuah tindakan.”

Negative Commands
Perintah negative digunakan untuk menyatakan apa yang Anda ingin pendengar lakukan
dengan menggunakan bentuk kata negatif atau berlawanan. Contoh: JANGAN, TIDAK dan
DILARANG!

“Jangan sekali-kali! Dilarang! Anda masuk lebih dalam keadaan trance lebih dari yang
Anda butuhkan, sekarang!”

Ambiguities
Bermakna ganda. Pikiran orang lain berbeda-beda, membiarkan pendengar untuk menemukan
maknanya sendiri.

New Behavior Generator

Teknik membentuk perilaku baru merupakan


salah satu teknik yang memanipulasi submodalities untuk menciptakan perlaku baru yang
diinginkan. Ini adalah teknik NLP yang menggunakan citra mental atau latihan untuk
mendapatkan hasil jangka panjang.

Tujuan dari pada teknik ini adalah memungkinkan diri Anda untuk membentuk ‘PERILAKU
BARU’ dengan menerapkannya dalam pikiran (mind) sehingga mengaktifkan semua sumber
daya yang Anda miliki di system saraf (neurological resources). Beroperasi mempergunakan
strategi T.O.T.E dan secara alamiah akan meningkatkan kinerja seseorang setelah melakukan
latihan ini berkali-kali.

Kadang kita sering berpikir pesimis dan itu membuat otak kita beroperasi pada daya minimum
sehingga membuat diri kita tidak produktif.

Menciptakan dan menjaga kebiasaan baik membutuhkan perilaku dan respon yang disiplin,
terus menerus berfikir positif dan optimis, dan itu dilakukan dalam jangka panjang untuk
mencapainya

Menghasilkan prilaku baru yang


baik merupakan bentuk peta mental kompetensi tidak sadar untuk keterampilan. Ini mengatur
kita sehingga kita dapat mengembangkan keterampilan lebih mudah. Kita mendirikan struktur
mental bagi sistem saraf kita untuk mengikuti. Kita perlu berlatih dan menyempurnakannya
untuk menjadi benar-benar mendapatkan terampil pada kompetensi yang kita miliki.

Kita tidak harus belajar semuanya dari awal. Leverage atau mengungkit adalah tentang cara
belajar dari pengalaman diri sendiri dan orang lain. Anda bisa melakukannya dengan cara ATP
(Amati Tiru Persis) dan kemudian ATM (Amati Tiru Modifikasi). Kita memiliki banyak referensi
dan perilaku sudah sadar bahwa kita dapat mengatur dan mengurutkan agar bisa menjadi
keterampilan baru. Orang belajar melalui observasi, praktek dan perbaikan. Kita bisa
menciptakan strategi untuk mencapai hal-hal baik.

Strategi ini didasarkan pada sistim keyakinan yang kita miliki:


 Orang belajar perilaku baru dengan menciptakan peta mental baru dalam otak mereka.
 Semakin lengkap Anda membuat peta mental Anda, semakin besar kemungkinan Anda akan
mencapai perilaku baru yang Anda inginkan.
 Fokus pada tujuan Anda adalah cara tercepat untuk mencapai perilaku baru.
 Setiap orang memiliki sumber daya mental yang mereka butuhkan untuk mencapai perilaku
baru.
 Sukses adalah fungsi dari mengakses dan mengatur apa yang sudah ada.

Sebelum Anda membatu klien ada baiknya Anda memulai 7 langkah berikut:
(1) Bangunlah rapport dan lakukan kalibrasi dengan baik.
(2) Nyatakan intensi atau tujuan Anda kepada klien bahwa Anda ingin membantunya.
(3) Mintalah ijin dan bangun keyakinan klien serta dapatkan kepercayaan dari klien bahwa Anda
akan berhasil bila klien juga bisa diajak bekerja sama dengan baik.
(4) Buatlah kesepakatan dengan klien bahwa proses ini bisa berlangsung beberapa tahap. Tidak
harus selesai dalam satu sesi. Sampaikan kepada klien bahwa dirinya boleh saja mengakhiri
kapan pun dan juga Anda sampaikan kepada klien bahwa proses ini tidak lebih dari 45 menit.
Bila lebih maka akan dilanjutkan kepada sesi berikutnya.
(5) Mintalah klien untuk menyatakan outcome atau keinginan dengan jelas untuk menghindari
kesalah pahaman atau salah langkah dalam proses kerja sama tersebut.
(6) Tanyakanlah manfaat apa yang akan diperoleh bila klien mencapai apa yang diinginkannya itu?
Siapa saja yang akan beroleh keuntungan tersebut?
(7) Bila klien memulai dengan hal-hal yang tidak diinginkannya, maka tugas Anda adalah
membongkarnya sehingga klien benar-benar menemukan apa yang sebenarnya diinginkan.

Sepuluh langkah membentuk PERILAKU BARU:


Contoh untuk kasus pada seseorang yang takut menatap kawan bicara atau saat
berkomunikasi.
1) Mintalah klien untuk melihat ke kiri bawah
[1= Ad = Auditory Digital = self talk]. Posisinya Klien benar-benar berASOSIASI dengan dirinya.
“Jika saya telah berhasil dan mampu memiliki perilaku baru maka saya akan terlihat
percaya diri”.

2) Tahap ini adalah tahap DISASOSIASI. Mintalah klien untuk mengerakan bola mata ke kanan atas
[2 = Visual Construction = melihat rinci urutan proses]. Sekarang mintalah klien untuk melihat
dirinya sendiri ketika sedang berbicara dengan seseorang. Amati submodalities nya:
(a) Ukuran dan warna dari gambar saat perbincangan tersebut.
(b) Bagaimana ekspresi wajahnya?
(c) Bagaimana efek yang terjadi pada orang yang sedang Anda ajak berbincang?
***Berapa nilainya untuk skala 1 s/d 10***

3) Sekarang tempatkan klien pada posisi berASOSIASI dengan dirinya. Mintalah klien untuk
menggerakkan bola mata ke kanan bawah [3 = Kinesthetic = merasakan] untuk menghayati
perasaan yang terjadi pada gambar langkah #2. Amati submodilities nya***Berapa nilainya
untuk skala 1 s/d 10***

4) Tingkatkan perasaan dan keyakinan diri klien dengan mengajaknya menelusuri masa lampau
atau kenangan baik yang dimilikinya, mengingat sebuah keadaan yang berdaya dan penuh
percaya diri. Kemudian mintalah klien untuk mengerakan bola matanya kea rah kiri atas [X =
Visual Remember = mengingat-ingat]. Evaluasilah dengan submodalities.

5) Sekarang mintalah klien untuk mengerakan bola mata ke kanan atas [2 = Visual Construction]
dengan gambar dan sumber daya baru yang telah klien dapatkan pada langkah #4. Intesifkan
dan kuatkan ukuran gambarnya, warnanya, efek dan tampilannya. Analisalah den gan
submodilities.

6) Mintalah klien untuk mengerakkan bola mata ke kanan bawah [3 = Kinesthetic = merasakan]
dengan masuk ke dalam gambar baru. Dan analisa perasaan dalam gambar baru tersebut
dengan submodalities.

7) Amati perubahan fisiologinya ketika klien memasuki langkah #6. Lakukan kalibrasi. Periksalah
sekali lagi dengan memintanya mengerakan bola mata ke kanan bawah [3 = Kinesthetic =
merasakan] dan amati fisiologinya. Perhatikan dengan Model strategi T.O.T.E (Test, Operate,
Test, Exit).

8) Meskipun klien sudah menyatakan nilai submodalitiesnya adalah 8 atau 9, mintalah klien untuk
mengulanginya lagi. Semakin banyak berlatih akan menjadikan otak dan saraf otak klien
terintegrasikan dan memanifestasikan semua itu ke dalam kinerja yang dirasanya sebagai
kenyataan yang dialaminya.

9) Uji dan future pace. Sampaikan pertanyaan:


(a) Bagaimana nantinya PERILAKU BARU tersebut akan dipergunakan?
(b) Bagaimana dampaknya bagi klien dengan prilaku tersebut saat dirinya berkomunikasi?
(c) Apa yang membedakan dirinya sekarang dengan yang sebelumnya?
(d) Apakah sekarang jauh lebih nyaman dan menjadikan dirinya lebih berdaya?
Katakan padanya dan berikan sugesti: bahwa dirinya pantas untuk percaya diri dan dipercaya.
Dengan lebih percaya diri, maka orang lain akan menjadi lebih percaya untuk memberikan
wewenang dan tanggung jawab kepada dirinya.

Anda mungkin juga menyukai