Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Secara filosofis tujuan pembelajaran sama dengan tujuan hidup. Pentingnya
tujuan dalam proses pembelajaran sama hal pentingnya pembelajaran dalam proses
kehidupan. Mungkin tidak ada tujuan pembelajaran bagi orang yang tidak memiliki
tujuan hidup. Tanpa adanya tujuan yang jelas seperti dikatakan Davies (1976:73) semua
perencanaan itu bagaikan mimpi yang tak mungkin dilakukan. Tujuan pembelajaran
merupakan sama dengan tujuan hidup, kenapa demikian ?
Karena pembelajaran ataupun pendidikan merupakan sebuah proses dari mulai
manusia di lahirkan sampai dia menginjak masa remaja, dewasa, dan seterusnya.
Mungkin tidak ada tujuan pendidikan bagi orang yang tidak memiliki tujuan hidup.
Tanpa adanya tujuan yang jelas, seperti yang di katakan salah seorang yang bernama
“davies” (1976) semua perencanaan itu bagaikan mimpi yang tak mungkin dilakukan.
Dalam hal ini, kita harus menggambarkan idealisme dan mempelajari bagaimana tujuan
atau rumusan didalam suatu pendidikan/pembelajaran. Oleh sebab itu, tujuan adalah
merupakah salah satu hal yang sangat penting didalam sebuah kegiatan pendidikan.

1.2 Rumusan masalah


Rumusan masalah yang kami temukan dan akan kami bahas adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan tujuan pembelajaraan ?
2. Bagaimana konsep tujuan pembelajaran ?
3. Bagaimana klasifikasi tujuan pembelajaran ?
4. Apa-apa saja teori didalam pembelajaran itu ?
5. Bagaimana cara merumuskan tujuan pembelajaran tersebut ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui maksud atau makna dari pada tujuan pembelajaran.
2. Mengetahui bagaimana konsep, klasifikasi, teori, dan cara merumuskan didalam
dunia pendidikan atau pembelajaran.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 STEP I (TERMINOLOGI)

 Post Colostomy : Operasi yang dilaksanakan dengan pembuatan kolon


yang bertujuan untuk mengganti fungsi usus dalam
mengeluarkan kotoran dan apabila terdapat infeksi pada
usus.
 Kompetensi : Suatu wewenang atau kemampuan seseorang
melakukan tugas untuk mendapatkan sikap atau pikiran
yang bertanggung jawab.
 Aspek Afektif : Kemampuan dalam menilai atau segala sesuatu yang
berhubungan dengan emosi. Contohnya: sikap,
minat,dan apresiasi.
 Taksonomi Bloom : Pengkategorian kognisi dan tujuan pembelajaran dari
tingkat tinggi ke rendah mencakup aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor.
 Learning Outcome : Ungkapan tujuan pendidikan dalam proses
pembelajaran.
 Analisis Tujuan Belajar : Perilaku atau hasil belajar.
 Aspek Kognitif : Perilaku yang menekankan kepada intelektual.
Contohnya: pengetahuan, pengertian, dan keterampilan
berpikir.
 Aspek Psikomotor : Perilaku yang menekankan kepada keterampilan
motorik. Contohnya: tulisan tangan, mengetik, dan
mengoperasikan mesin.
 Sasaran Belajar : Pernyataan yang lebih khusus tentang apa yang akan
kita berikan kepada peserta, misalnya dengan empat
kategori A,B,C,D.
 Daftar Kerja : Daftar atau tahapan dari tindakan yang akan dilakukan.
 Pendidikan Kesehatan : Suatu promosi kesehatan yang dilakukan kepada
masyarakat.

2
2.2 STEP II (PERTANYAAN)

1. Bagaimana kriteria pasien yang akan diberi tindakan colostomy?


2. Perawatan seperti apa yang dapat diberika perawat kepada pasien post colostomy?
3. Pendidikan seperti apa yang dapat diberikan perawat ketika pasien kembali ke rumah?
4. Apa saja faktor yang dapat menghambat perawat dalam memberikan tujuan
pembelajaran kepada pasien?
5. Apa outcome yang harus dicapai pasien?
6. Analisis tujuan pembelajaran seperti apa yang dapat dilakukan perawat kepada pasien
atau keluarga?
7. Identifikasi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik seperti apa yang harus dimiliki
oleh pasien atau keluarganya?
8. Apa saja aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik menurut taksonomi bloom?
9. Jika salah satu aspek dari tiga domain tidak tercapai, apakah tujuan pembelajaran
dapat dilaksanakan?

2.3 STEP III (MENJAWAB PERTANYAAN)

1. Apabila pasien tidak mampu membuang feses melalui anus, infeksi pada anus atau
usus besar,atau adanya penyumbatan pada anus dan usus besar.
2. Dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan pasien, mengganti kantong kolostomi,
serta menjaga rasa aman dan nyaman pasien.
3. Perawat dapat memberikan edukasi tentang bagaimana caramembersihkan kantong
kolostomi, mengatur nutrisi atau makanan yang masuk ke dalam tubuh pasien.
4. Keterbatasan pengetahuan pasien atau keluarga dalam menindaki post colostomy,
keterbatasan pengetahuan perawat dalam memberikan asuhan perawatan post
colostomy, serta ketidakmampuan pasien atau keluarga dalam memahami edukasi
yang diberikan perawat.
5. Bagaimana pasien dapat menjaga dan merawat kantong kolostomi, kemudian pasien
merasa nyaman dengan tindakan yang ia dapati, meningkatnya citra diri, serta
mengetahui penyebab dan apa yang harus dihindari dalam menjaga kesehatannya.
6. Perawat harus tahu mengenai pendidikan pasien dan keluarga serta keterampilan dan
kebutuhan pasien yang harus dipenuhi melalui tiga aspek yang ada.
7. Aspek kognitif: pasien maupun keluarga dapat mengetahui dan menjelaskan
mengenai post colostomy

3
Aspek psikomotorik: pasien atau keluarga mampu menjaga dan melakukan
penggantian kantong kolostomi
Aspek Afektif: Pasien merasa nyaman dan senang dengan pujian atau penghargaan
yang
diberikan perawat.
8. - Kognitif: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan
(application), penguraian (analysis), memadukan (synthesis), penilaian (evaluation).
- Afektif: penerimaan (receiving), sambutan (responding), penilaian (valuing),
pengorganisasian (organization), karakterisasi (characterization).
- Psikomotorik: kesiapan (set), peniruan (imitation), membiasakan (habitual),
menyesuaikan (adaptation), dan menciptakan (origination).
9. Tidak akan tercapai, karena ketiga aspek harus terpenuhi.

4
2.4 STEP IV (MIND MAPING)

Laki-Laki Usia 50 Tahun

Post Colostomy

Perawatan Sepenuhnya
oleh Perawat

Luka Membaik dan Akan


Dilakukan Perawatan di
Rumah

Perawat Merencanakan
Pendidikan Kesehatan

Taksonomi Bloom

Analisis Tujuan 3 Aspek Domain Rumusan Sasaran


Daftar Kerja
Pembelajaran Belajar

Kognitif Afektif Psikomotor

5
2.5 STEP V (LEARNING OBJECTIVE)
1. Definisi tujuan pembelajaran, TIK dan TIU
2. Teknik dalam penyusunan tujuan pembelajaran
3. Komponen tujuan instruksional
4. Arti dan letak taksonomi dalam taksonomi bloom
5. Kelebihan dan kekurangan tujuan pembelajaran
6. Fungsi tujuan pembelajaran
7. Langkah-langkah cara menggunakan taksonomi bloom
8. Teknik lain dalam penyusunan pembelajaran
9. Definisi outcome dan kompetensi
10. Jelaskan tingkat tujuan pembelajaran
11. Jelaskan tujuan instruksional
12. Jelaskan domain tujuan pembelajaran
13. Pentingnya merumuskan tujuan pembelajaran
14. Kata kerja dalam tujuan pembelajaran

2.6 STEP VI DAN VII (ANALISIS DAN SINTESIS)


A. Definisi Tujuan Pembelajaran, TIK dan TIU
Tujuan pembelajaran (instructional objective) adalah perilaku hasil belajar
yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran tertentu.
Tujuan instruksional umum (TIU) adalah tujuan pengajaran yang perubahan
prilaku siswa yang belajar masih merupakan perubahan internal yang belum dapat
dilihat dan diukur. Kata kerja dalam tujuan umum pengajaran masih mencerminan
perubahan prilaku yang umumnya terjadi pada manusia, sehingga masih
menimbulkan beberapa penafsiran yang berbeda-beda. Contoh TIU: “setelah
melakukan pelajaran siswa diharapan dapat memahami penjumlahan dengan benar”.
Kata kerja “memahami penjumlahan” merupakan kata kerja- yang bersifat umum
karena pemahaman penjumlahan dapat ditafsirkan berbeda.
Tujuan instruksional khusus (TIK) adalah tujuan pengajaran dimana
perubahan prilaku telah dapat dilihat dan diukur. Kata kerja yang menggambarkan
perubahan prilaku telah spesifik sehingga memungkinkan dilakukan pengukuran
tanpa menimbulkan lagi berbagai perberdaan penafsiran. Contoh : “Siswa akan
menunjukkan sikap positif terhadap kebudayaan nasional”, dapat lebih dikhususkan

6
dengan mengatakan “siswa akan membuktikan penghargaannya terhadap seni tari
nasional dengan ikut membawakan suatu tarian dalam perpisahan kelas”.
B. Teknik dalam Penyusunan Tujuan pembelajaran

Menurut Mager (1975) adapun Teknik dalam penyusunan tujuan pembelajaran


adalah sebagai berikut.

 Audience yaitu subjek belajar ( siapa yang harus mencapai tujuan belajar itu?
Misalnya : mahasiswa, siswa, peserta latihan/penataran
 Behavior yaitu merupakan tingkah laku khusus/ perilaku yang dapat diamati
sebagai hasil belajar ( berbentuk kata kerja aktif, operasional dan spesifik)
 Condition yaitu kondisi yang dituntut pada saat subjek belajar
menampilkan/melakukan sesuatu sebagai hasil belajar. Misalnya harus bekerja
mandiri, tidak boleh membuka buku, boleh membuka buku, tidak boleh
menggunakan kalkulator, dengan alat-alat mesin, diberikan bahan dan alat,dll.
 Degree of Competence yaitu tingkat keberhasilan yang ditargetkan harus dicapai
peserta didik dalam mempertunjukkan perilaku hasil belajar/ tingkat hasil belajar
baik kuantitas maupun kualitas.

Contoh :

Diberikan gambar, bahan dan alat-alat = C

Mahasiswa Jurusan Keperawatan Fkp UNRI = A

Dapat membuat karya tulis ilmiah tentang kesehatan = B

Yang harus selesai dalam watu 200 menit dan hasilnya memenuhi standar
indikator yang telah ditentukan = D

C. Komponen Tujuan Instruksional

Tujuan instruksional terbagi menjadi 2 yaitu tujuan intruksional umum (TIU) dan
tujuan instruksional khusus (TIK). Komponennya ialah:

a. Kurikulum
b. Pendidik / pengajar
c. Peserta didik
d. Metode pembelajaran

7
e. Materi pembelajaran
f. Alat pembelajaran (media)
g. Evaluasi

D. Arti dan Letak Taksonomi dalam Taksonomi Bloom

Secara bahasa taksonomi diambil dari bahasa Yunani yaitu tassein dan nomos.
Tassein yang berarti untuk mengelompokkan dan nomos yang berarti aturan.
Taksonomi dapat pula diartikan secara istilah yaitu, sebagai pengelompokan suatu hal
berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. Di mana taksonomi yang lebih tinggi
bersifat lebih umum atau masih luas dan taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih
spesifik atau lebih terperinci.

Taksonomi bloom merujuk pada tujuan pembelajaran yang diharapkan agar


dengan adanya taksonomi ini para pendidik dapat mengetahui secara jelas dan pasti
apakah tujuan instruksional pelajaran bersifat kognitif, afektif atau
psikomotor. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarki dari sesuatu atau prinsip yang
mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian
sampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema
taksonomi.

Benjamin Bloom (February 21, 1913 - September 13, 1999) adalah seorang
ahli psikologi pendidikan Amerika yang memberikan sumbangan pemikiran yang
cukup berarti, yaitu mengklasifikasikan tujuan pembelajaran (classification of
educational objectives) dan teori belajar tuntas (the theory of mastery learning). Dari
hasil penelitiannya, Bloom membangun taksonomi tujuan pembelajaran
atau "taxonomy of educational objectives" yang mengklasifikasikan tujuan
pembelajaran yang berbeda-beda.

E. Kelebihan dan Kekurangan Tujuan Pembelajaran


Kelebihan
 Membentuk kerangka tujuan instruksional
 Pendidik wajib memberitahukan kerangka tujuan pembelajaran
 Menjelaskan macam-macam ragam kegiatan belajar

8
 Membantu pendengar atau mahasiswa mengembangkan kesiapan, serta
penguasaan keterampilan dalam proses kognitif.
 Mampu mengarahkan cara murid belajar sehingga memiliki motivasi dalam
belajar.
 Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat.
 Pokok bahasan dapat dibuat seimbang sehingga tidak ada materi
pembelajaran dibahas terlalu mendalam dan terlalu sedikit.
 Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pembelajaran secara
tepat.
 Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi belajar
mengajar yang paling cocok dan menarik.
 Guru dapat mempersiapkan dengan mudah berbagai keperluan peralatan
maupunbahan dalam pembelajaran.
 Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar
 Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan
dengan hasil belajar dengan tujuan yang tidak jelas.

Kekurangan

 Keberhasilan pembelajaran didasarkan pada kemampuan peserta didik


 Pendidik dituntut mengikuti keaktifan peserta didiknya.
 Fasilitas harus mendukung.
 Tidak semua anak mengerti dan dapat mengajukan pendapat.
 Mudah menjurus kepada hal yang tidak dibahas.

F. Fungsi Tujuan Pembelajaran


Berikut ini fungsi tujuan pembelajaran
1. Dapat menjadi arah/tujuan pendidik
2. Mendorong pendidik melakukan pembelajaran yang efektif dan efisien
3. Memperoleh kompetensi
4. Memudahkan komunikasi
5. Membantu pendidik menentukan media belajar
6. Membimbing peserta didik
7. Kriteria merancang materi

9
G. Langkah-Langkah Cara Menggunakan Taksonomi Bloom

Dalam kaitannya dengan tugas pengajar/widyaiswara dalam menyusun


kurikulum, pemilihan kata kerja kunci yang tepat memegang peranan penting dalam
menjelaskan tujuan program diklat, kompetensi dasar dan indikator pencapaian agar
konsep materi tersampaikan secara effektif. Kata kerja kunci tersebut merupakan
acuan bagi instruktur dalam menentukan kedalaman penyampaikan materi, apakah
cukup memahami saja, mendemonstrasikan, menilai, dan sebagainya.

Langkah-langkah yang harus digunakan dalam menerapkan Taksonomi Bloom


adalah sebagai berikut:

1. Tentukan tujuan pembelajaran


2. Tentukan kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai apakah peningkatan
knowledge skills atau attitude. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan karakteristik
mata diklat, dan peserta didik
3. Tentukan ranah kemampuan intelektual sesuai dengan kompetensi pembelajaran.
a. Ranah kognitif : Tentukan tingkatan taksonomi, apakah pada tingkatan
Mengingat, Memahami,Menerapkan, Menganalisis, Menilai, Membuat.
b. Ranah Psikomotorik : Kategorikan ranah tersebut, Pemilihan kata kerja kunci
yang tepat memegang peranan penting dalam menjelaskan tujuan program diklat,
kompetensi dasar dan indikator pencapaian agar konsep materi tersampaikan
secara effektif.10apakah termasuk Persepi, Kesiapan, Reaksi yang diarahkan,
Reaksi natural (mekanisme), Adaptasi, Reaksi yang kompleks Kreativitas.
c. Ranah Afektif: Kategorikan ranah tersebut, apakah termasuk penerimaan,
Responsif, Nilai yang dianut (Nilai diri), Organisasi dan Karakterisasi.
4. Gunakan kata kerja kunci yang sesuai, untuk menjelaskan instruksi kedalaman
materi, baik pada tujuan program diklat, kompetensi dasar dan indikator
pencapaian.
5. Sebagai tambahan, untuk penerapan taksonomi bloom dalam ranah kognitif, dapat
ditentukan pula media pembelajaran yang sesuai dengan mengacu pada Bloom’s
Cognitive Wheel.

10
H. Teknik Lain dalam Penyusunan Taksonomi Bloom
Banyak kritik telah dilemparkan kepada Bloom cs. tentang pembagian
taksonomi ini, sehingga timbul teori-teori sebagai adaptasi, modifikasi atau kategori
baru.
1. Mc. Guire (1963), Klickmann (1963) telah menyusun taksonomi dalam bidang
Biologi, Wood (1968) untuk matematika, Leuis (1965) untuk Ilmu
Pengetahuan Alam. Sebagai contoh, dihasilkan oleh The National
Longitudinal of Mathematical Abilities (NLSMA)
a. Knowledge of facts
b. Computation
c. Comprehension
d. Application
e. Analysis
2. Guilferd telah menggambarkan pola yang merupakan struktur intelek dalam
bentuk kubus. Selanjutnya Guilford juga telah berbicara lebih luas tentang
implikasi model ini di bidang pendidikan. Dikatakan bahwa untuk melatih
kemampuan intelektual tertentu, dibutuhkan latihan tertentu pula.
3. Gagne dan Merrill juga mengemukakan taksonomi lain. Di dalam bukunya
The Conditions of Learnings (1965). Gagne menyebutkan ada 8 katagori yan
oleh Merrill (1971) ditambah 2 buah kategori lagi.
Delapan hierarki tingkah laku menurut Gagne adalah :
a. Signal learning
b. Stimulus-respone learning
c. Chaining
d. Verbal association
e. Discrimination learning
f. Concept learning
g. Rule learning
h. Problem solving
4. Garlach dan Sullivan beranggapan bahwa taksonomi Bloom mempunyai
kegunaan yang terbatas pada alat untuk perencanaan dan pengembangan
kurikulum. Mereka mencoba mengganti gambaran tentang proses dalam
rumusan yang umum menjadi tingkah laku siswa dapat diamati. Kategori yang
diajukan adalah :

11
a. Identify
b. Name
c. Describe
d. Construct
e. Order
f. Demonstrate
5. De Block mengatakan bahwa taksonomi Bloon diilhami oleh evaluasi. Jika
Gage dan Merrill bertitik tolak pada kondii belajar make De Block (1972)
mengemukakan model yang didaarkan pada tujuan-tujuan mengajat. Ia
mengajukan 3 arah dalam kegiataan belajar mengajar:
a. From partial to more integral learning
b. From limited to fundamental learning
c. From special to general learning

I. Definisi Outcome dan Kompetensi


Capaian pembelajaran (learning outcomes) adalah suatu ungkapan tujuan
pendidikan, yang merupakan suatu pernyataan tentang apa yang diharapkan diketahui,
dipahami, dan dapat dikerjakan oleh peserta didik setelah menyelesaikan suatu
periode belajar. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui
internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan akumulasi
pengalaman kerja.

J. Tingkatan Tujuan Pembelajaran


Tingkatan-tingkatan tujuan pendidikan mulai dari tujuan yang sangat luas dan
umum sampai ke tujuan yang spesifik :
1. Tujuan Pendidikan Nasional Adalah suatu tujuan pendidikan yang pencapaiannya
dalam jangka waktu tertentu suatu negara, terutama di Indonesia.
2. Tujuan institusional. Adalah suatu tujuan yang pencapaiannya bersifat
kelembagaan.
3. Tujuan kurikuler. Adalah suatu tujuan yang ingin dicapai dari masing-masing
setiap bidang studi.
4. Tujuan Instruksional Umum ( TIU ) Adalah suatu tujuan yang hendak dicapai
setelah selesai satu mata pelajaran.

12
5. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK ) Adalah suatu tujuan yang bersifat
operasional bertitik tolak dari perubahan tingkah laku, dapat diamati dan terukur.

K. Tujuan Instruksional
1. Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar
kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara
lebih mandiri;
2. Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar;
3. Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media
pembelajaran;
4. Memudahkan guru mengadakan penilaian.

L. Domain Tujuan Pembelajaran

Menurut pendapat Benjamin S. Bloom dkk pada tahun 1956, menurut bloom,
tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain dan setiap ranah atau domain
tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.
Tujuan pendidikan dikelompokkan dengan mengacu kepada 3 jenis domain atau ranah
yang melekat di dalam diri peserta didik, diantaranya:

1. Domain kognitif / proses berpikir ( cognitive domain)


Berisi perilaku- perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti :
 Pengetahuan
 Pemahaman
 Penerapan
 Analisis
 Evaluasi
 Kreasi
2. Domain afektif / sikap/ perasaan ( affective domain)
Berisi perilaku- perilaku yang menekankan pada aspek perasaan atau emosi,
seperti:
 Penerimaan
 Pemberian respon
 Penilaian

13
 Pengorganisasian
 Karakterisasi
3. Domain psikomotor / keterampilan ( psychomotor domain)
Berisi perilaku- perilaku yang menekankan aspek keterampilan motoric seperti
tulis tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Kata kerja tujuan pembelajarannya:
 Meniru
 Menggunakan
 Ketepatan
 Merangkaikan
 Naturalisasi

M. Pentingnya Merumuskan Tujuan Pembelajaran


1. Digunakan sebagai pedoman
2. Digunakan sebagai sistem pembelajaran
3. Memudahkan guru mengadakan penilaian
4. Sebagai arah sasaran kegiatan pembelajaran
5. Menjadi acuan materi strategi

N. Kata Kerja dalam Penyusunan Tujuan Pembelajaran

COGNITIVE DOMAIN (RANAH PENGETAHUAN )

1. Pengetahuan (C-1) 1) Mendefinisikan


2) Mendeskripsikan
3) Mengidentifikasi
4) Mendaftarkan
5) Menjodohkan
6) Menyebutkan
7) Menyatakan
8) Mereproduksi
2. Pemahaman (C-2) 1) Mempertahankan
2) Membedakan
3) Menduga

14
4) Menerangkan
5) Memperluas
6) Menyimpulkan
7) Menggeneralisasikan
8) Memberikan contoh
9) Menuliskan kembali
10) Memperkirakan
3. Aplikasi (C-3) 1) Mengubah
2) Menghitung
3) Mendemonstrasikan
4) Menemukan
5) Memanipulasikan
6) Memodifikasikan
7) Mengoperasikan
8) Meramalkan
9) Menyiapkan
10) Menghasilkan
11) Menghubungkan
12) Menunjukkan
13) Memecahkan
14) Menggunakan
4. Analisis (C-4) 1) Memerincikan
2) Menyusun diagram
3) Membedakan
4) Mengidetifikasikan
5) Mengilustrasikan
6) Menyimpulkan
7) Menunjukkan
8) Menghubungkan
9) Memilih
10) Memisahkan
11) Membagi
5. Sintesis (C-5) 1) Mengkategorikan

15
2) Mengkombinasikan
3) Mengarang
4) Menciptakan
5) Membuat desain
6) Menjelaskan
7) Memodifikasikan’
8) Mengorganisasikan
9) Menyusun
10) Membuat Rencana
11) Mengatur Kembali
12) Merekonstruksikan
13) Menghubungkan
14) Mereorganisasikan
15) Merevisi
16) Menuliskan kembali
17) Menceriterakan
18) Menuliskan
6. Evaluasi (C-6) 1) Menilai
2) Membandingkan
3) Menyimpulkan
4) Mempertentangkan
5) Mengkritik
6) Mendeskripsikan
7) Membedakan ‘
8) Menerangkan
9) Memutuskan
10) Menafsirkan
11) Menghubungkan
12) Membantu

AFFECTIVE DOMAIN (RANAH SIKAP)

1. Reseving (A-1) 1) Menanyakan

16
2) Memilih
3) Mendeskripsikan
4) Mengikuti
5) Memberikan
6) Mengidentifikasi
7) Menyebutkan
8) Menunjukkan
9) Menjawab
2. Responding (A-2) 1) Menjawab
2) Membantu
3) Mendiskusikan
4) Menghormat
5) Berbuat
6) Melakukan
7) Membaca
8) Memberikan
9) Menghafal
10) Melaporkan
11) Memilih
12) Menceriterakan
13) Menulis
3. Valuing (A-3) 1) Melengkapi
2) Menggambarkan
3) Membedakan
4) Menerangkan
5) Mengikuti
6) Membentuk
7) Mengundang
8) Menggabung
9) Mengusulkan
10) Membaca
11) Melaporkan
12) Memiliih

17
13) Bekerja
14) Mengambil bagian
15) Mempelajari
4. Organization (A-4) 1) Mengubah
2) Mengatur
3) Menggabungkan
4) Membandingkan
5) Melengkapi
6) Mempertahankan
7) Menerangkan
8) Menggeneralisasikan
9) Mengidentifikasikan
10) Mengintegrasikan
11) Memodifikasikan
12) Mengorganisir
13) Menyiapkan
14) Menghubungkan
15) Mensitesiskan
5. Characterization by Value or 1) Membedakan
Value Complex (A-5) 2) Menerapkan
3) Mengusulkan
4) Memperagakan
5) Mempengaruhi
6) Mendengarkan
7) Memodifikasikan
8) Mempertunjukkan
9) Menanyakan
10) Merevisi
11) Melayani
12) Memecahkan
13) Menggunakan

18
PSYCHOMOOTOR DOMAIN (RANAH KETERAMPILAN)

1. Moscular or Motor Skills (P- 1) Mempertontonkan gerak


1) 2) Menunjukkan hasil
3) Melompat
4) Menggerakkan
5) Menampilkan
2. Manipulations of Materials or 1) Mereparasi
objects (P-2) 2) Menyusun
3) Membersihkan
4) Menggeser
5) Memindahkan
6) Membentuk
3. Neuromoscular Coordination 1) Mengamati
(P-3) 2) Menerapkan
3) Menghubungkan
4) Menggandeng
5) Memadukan
6) Memasang
7) Memotong
8) Menarik
9) Menggunakan

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tujuan pendidikan merupakan suatu elemen penting dalam pengembangan kurikulum.


Tujuan pendidikan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam merancang kurikulum, terutama
dalam memilih dan menetapkan materi, metode/proses, dan menetapkan alat evaluasi. Tujuan
juga sebagai alat untuk mengukur keberhasilan sebuah rancangan kurikulum.Oleh karena itu,
tujuan belajar harus mengacu kepada tujuan-tujuan pendidikan yang mendahuluinya dan
sesuai dengan kebutuhan pembelajar/mahasiswa. Dalam sistem instruksional tujuan belajar
menjadi acuan semua komponen yang lain, sehingga tujuan belajar harus dirumusakn secara
hati-hati, tepat/benar. Tujuan belajar harus dirumuskan dalam bentuk perubahan kemampuan
aktual/tingkah laku yang dapat ditampilkan, diamati, dan diukur hasilnya. Perumusan tujuan
belajar menggunakan klasifikasi dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Makin tinggi
jenjang pendidikan dalam perumusan tujuan belajar makin tinggi proporsi peringkat tinggi
dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

B. Saran

Merumuskan tujuan pembelajaran memang bukanlah pekerjaan yang mudah karena


akan menentukan arah bagi perkembangan bangsa selanjutnya. Untuk itu diperlukan keahlian
dan kesadaran apa sebenarnya kemampuan yang diinginkan pendidik ke peserta didik. Oleh
karena itu, sebagai seorang pendidik harus benar-benar memahami sumber-sumber tujuan
pendidikan yang akan ditetapkan dalam kurikulum dan perkembangan disiplin ilmu.
Kesemua sumber itu kemudian direkonstruksi dalam sebuah rumusan yang pantas, konsisten,
representatif, jelas, dan terpertahankan.

20
DAFTAR PUSTAKA

James Popham, Eva L Baker. 2009. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: Rineka
cipta

Evelin Siregar, Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia
Indonesia

Nana Sudjana, Ahmad Rival. 2010. Teknologi Pembelajaran. Bandung : Sinar baru
algensindo

Siswanto, Budi Tri. 2010. Perumusan Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta : P3Ai UNY

Santoso, Megawati. 2015. Paradigma Capaian Pembelajaran. Jakarta : Ristekdikti

Hakim, Lukmanul. 2010. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima

21

Anda mungkin juga menyukai