PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui maksud atau makna dari pada tujuan pembelajaran.
2. Mengetahui bagaimana konsep, klasifikasi, teori, dan cara merumuskan didalam
dunia pendidikan atau pembelajaran.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2 STEP II (PERTANYAAN)
1. Apabila pasien tidak mampu membuang feses melalui anus, infeksi pada anus atau
usus besar,atau adanya penyumbatan pada anus dan usus besar.
2. Dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan pasien, mengganti kantong kolostomi,
serta menjaga rasa aman dan nyaman pasien.
3. Perawat dapat memberikan edukasi tentang bagaimana caramembersihkan kantong
kolostomi, mengatur nutrisi atau makanan yang masuk ke dalam tubuh pasien.
4. Keterbatasan pengetahuan pasien atau keluarga dalam menindaki post colostomy,
keterbatasan pengetahuan perawat dalam memberikan asuhan perawatan post
colostomy, serta ketidakmampuan pasien atau keluarga dalam memahami edukasi
yang diberikan perawat.
5. Bagaimana pasien dapat menjaga dan merawat kantong kolostomi, kemudian pasien
merasa nyaman dengan tindakan yang ia dapati, meningkatnya citra diri, serta
mengetahui penyebab dan apa yang harus dihindari dalam menjaga kesehatannya.
6. Perawat harus tahu mengenai pendidikan pasien dan keluarga serta keterampilan dan
kebutuhan pasien yang harus dipenuhi melalui tiga aspek yang ada.
7. Aspek kognitif: pasien maupun keluarga dapat mengetahui dan menjelaskan
mengenai post colostomy
3
Aspek psikomotorik: pasien atau keluarga mampu menjaga dan melakukan
penggantian kantong kolostomi
Aspek Afektif: Pasien merasa nyaman dan senang dengan pujian atau penghargaan
yang
diberikan perawat.
8. - Kognitif: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan
(application), penguraian (analysis), memadukan (synthesis), penilaian (evaluation).
- Afektif: penerimaan (receiving), sambutan (responding), penilaian (valuing),
pengorganisasian (organization), karakterisasi (characterization).
- Psikomotorik: kesiapan (set), peniruan (imitation), membiasakan (habitual),
menyesuaikan (adaptation), dan menciptakan (origination).
9. Tidak akan tercapai, karena ketiga aspek harus terpenuhi.
4
2.4 STEP IV (MIND MAPING)
Post Colostomy
Perawatan Sepenuhnya
oleh Perawat
Perawat Merencanakan
Pendidikan Kesehatan
Taksonomi Bloom
5
2.5 STEP V (LEARNING OBJECTIVE)
1. Definisi tujuan pembelajaran, TIK dan TIU
2. Teknik dalam penyusunan tujuan pembelajaran
3. Komponen tujuan instruksional
4. Arti dan letak taksonomi dalam taksonomi bloom
5. Kelebihan dan kekurangan tujuan pembelajaran
6. Fungsi tujuan pembelajaran
7. Langkah-langkah cara menggunakan taksonomi bloom
8. Teknik lain dalam penyusunan pembelajaran
9. Definisi outcome dan kompetensi
10. Jelaskan tingkat tujuan pembelajaran
11. Jelaskan tujuan instruksional
12. Jelaskan domain tujuan pembelajaran
13. Pentingnya merumuskan tujuan pembelajaran
14. Kata kerja dalam tujuan pembelajaran
6
dengan mengatakan “siswa akan membuktikan penghargaannya terhadap seni tari
nasional dengan ikut membawakan suatu tarian dalam perpisahan kelas”.
B. Teknik dalam Penyusunan Tujuan pembelajaran
Audience yaitu subjek belajar ( siapa yang harus mencapai tujuan belajar itu?
Misalnya : mahasiswa, siswa, peserta latihan/penataran
Behavior yaitu merupakan tingkah laku khusus/ perilaku yang dapat diamati
sebagai hasil belajar ( berbentuk kata kerja aktif, operasional dan spesifik)
Condition yaitu kondisi yang dituntut pada saat subjek belajar
menampilkan/melakukan sesuatu sebagai hasil belajar. Misalnya harus bekerja
mandiri, tidak boleh membuka buku, boleh membuka buku, tidak boleh
menggunakan kalkulator, dengan alat-alat mesin, diberikan bahan dan alat,dll.
Degree of Competence yaitu tingkat keberhasilan yang ditargetkan harus dicapai
peserta didik dalam mempertunjukkan perilaku hasil belajar/ tingkat hasil belajar
baik kuantitas maupun kualitas.
Contoh :
Yang harus selesai dalam watu 200 menit dan hasilnya memenuhi standar
indikator yang telah ditentukan = D
Tujuan instruksional terbagi menjadi 2 yaitu tujuan intruksional umum (TIU) dan
tujuan instruksional khusus (TIK). Komponennya ialah:
a. Kurikulum
b. Pendidik / pengajar
c. Peserta didik
d. Metode pembelajaran
7
e. Materi pembelajaran
f. Alat pembelajaran (media)
g. Evaluasi
Secara bahasa taksonomi diambil dari bahasa Yunani yaitu tassein dan nomos.
Tassein yang berarti untuk mengelompokkan dan nomos yang berarti aturan.
Taksonomi dapat pula diartikan secara istilah yaitu, sebagai pengelompokan suatu hal
berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. Di mana taksonomi yang lebih tinggi
bersifat lebih umum atau masih luas dan taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih
spesifik atau lebih terperinci.
Benjamin Bloom (February 21, 1913 - September 13, 1999) adalah seorang
ahli psikologi pendidikan Amerika yang memberikan sumbangan pemikiran yang
cukup berarti, yaitu mengklasifikasikan tujuan pembelajaran (classification of
educational objectives) dan teori belajar tuntas (the theory of mastery learning). Dari
hasil penelitiannya, Bloom membangun taksonomi tujuan pembelajaran
atau "taxonomy of educational objectives" yang mengklasifikasikan tujuan
pembelajaran yang berbeda-beda.
8
Membantu pendengar atau mahasiswa mengembangkan kesiapan, serta
penguasaan keterampilan dalam proses kognitif.
Mampu mengarahkan cara murid belajar sehingga memiliki motivasi dalam
belajar.
Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat.
Pokok bahasan dapat dibuat seimbang sehingga tidak ada materi
pembelajaran dibahas terlalu mendalam dan terlalu sedikit.
Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pembelajaran secara
tepat.
Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi belajar
mengajar yang paling cocok dan menarik.
Guru dapat mempersiapkan dengan mudah berbagai keperluan peralatan
maupunbahan dalam pembelajaran.
Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar
Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan
dengan hasil belajar dengan tujuan yang tidak jelas.
Kekurangan
9
G. Langkah-Langkah Cara Menggunakan Taksonomi Bloom
10
H. Teknik Lain dalam Penyusunan Taksonomi Bloom
Banyak kritik telah dilemparkan kepada Bloom cs. tentang pembagian
taksonomi ini, sehingga timbul teori-teori sebagai adaptasi, modifikasi atau kategori
baru.
1. Mc. Guire (1963), Klickmann (1963) telah menyusun taksonomi dalam bidang
Biologi, Wood (1968) untuk matematika, Leuis (1965) untuk Ilmu
Pengetahuan Alam. Sebagai contoh, dihasilkan oleh The National
Longitudinal of Mathematical Abilities (NLSMA)
a. Knowledge of facts
b. Computation
c. Comprehension
d. Application
e. Analysis
2. Guilferd telah menggambarkan pola yang merupakan struktur intelek dalam
bentuk kubus. Selanjutnya Guilford juga telah berbicara lebih luas tentang
implikasi model ini di bidang pendidikan. Dikatakan bahwa untuk melatih
kemampuan intelektual tertentu, dibutuhkan latihan tertentu pula.
3. Gagne dan Merrill juga mengemukakan taksonomi lain. Di dalam bukunya
The Conditions of Learnings (1965). Gagne menyebutkan ada 8 katagori yan
oleh Merrill (1971) ditambah 2 buah kategori lagi.
Delapan hierarki tingkah laku menurut Gagne adalah :
a. Signal learning
b. Stimulus-respone learning
c. Chaining
d. Verbal association
e. Discrimination learning
f. Concept learning
g. Rule learning
h. Problem solving
4. Garlach dan Sullivan beranggapan bahwa taksonomi Bloom mempunyai
kegunaan yang terbatas pada alat untuk perencanaan dan pengembangan
kurikulum. Mereka mencoba mengganti gambaran tentang proses dalam
rumusan yang umum menjadi tingkah laku siswa dapat diamati. Kategori yang
diajukan adalah :
11
a. Identify
b. Name
c. Describe
d. Construct
e. Order
f. Demonstrate
5. De Block mengatakan bahwa taksonomi Bloon diilhami oleh evaluasi. Jika
Gage dan Merrill bertitik tolak pada kondii belajar make De Block (1972)
mengemukakan model yang didaarkan pada tujuan-tujuan mengajat. Ia
mengajukan 3 arah dalam kegiataan belajar mengajar:
a. From partial to more integral learning
b. From limited to fundamental learning
c. From special to general learning
12
5. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK ) Adalah suatu tujuan yang bersifat
operasional bertitik tolak dari perubahan tingkah laku, dapat diamati dan terukur.
K. Tujuan Instruksional
1. Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar
kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara
lebih mandiri;
2. Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar;
3. Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media
pembelajaran;
4. Memudahkan guru mengadakan penilaian.
Menurut pendapat Benjamin S. Bloom dkk pada tahun 1956, menurut bloom,
tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain dan setiap ranah atau domain
tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.
Tujuan pendidikan dikelompokkan dengan mengacu kepada 3 jenis domain atau ranah
yang melekat di dalam diri peserta didik, diantaranya:
13
Pengorganisasian
Karakterisasi
3. Domain psikomotor / keterampilan ( psychomotor domain)
Berisi perilaku- perilaku yang menekankan aspek keterampilan motoric seperti
tulis tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Kata kerja tujuan pembelajarannya:
Meniru
Menggunakan
Ketepatan
Merangkaikan
Naturalisasi
14
4) Menerangkan
5) Memperluas
6) Menyimpulkan
7) Menggeneralisasikan
8) Memberikan contoh
9) Menuliskan kembali
10) Memperkirakan
3. Aplikasi (C-3) 1) Mengubah
2) Menghitung
3) Mendemonstrasikan
4) Menemukan
5) Memanipulasikan
6) Memodifikasikan
7) Mengoperasikan
8) Meramalkan
9) Menyiapkan
10) Menghasilkan
11) Menghubungkan
12) Menunjukkan
13) Memecahkan
14) Menggunakan
4. Analisis (C-4) 1) Memerincikan
2) Menyusun diagram
3) Membedakan
4) Mengidetifikasikan
5) Mengilustrasikan
6) Menyimpulkan
7) Menunjukkan
8) Menghubungkan
9) Memilih
10) Memisahkan
11) Membagi
5. Sintesis (C-5) 1) Mengkategorikan
15
2) Mengkombinasikan
3) Mengarang
4) Menciptakan
5) Membuat desain
6) Menjelaskan
7) Memodifikasikan’
8) Mengorganisasikan
9) Menyusun
10) Membuat Rencana
11) Mengatur Kembali
12) Merekonstruksikan
13) Menghubungkan
14) Mereorganisasikan
15) Merevisi
16) Menuliskan kembali
17) Menceriterakan
18) Menuliskan
6. Evaluasi (C-6) 1) Menilai
2) Membandingkan
3) Menyimpulkan
4) Mempertentangkan
5) Mengkritik
6) Mendeskripsikan
7) Membedakan ‘
8) Menerangkan
9) Memutuskan
10) Menafsirkan
11) Menghubungkan
12) Membantu
16
2) Memilih
3) Mendeskripsikan
4) Mengikuti
5) Memberikan
6) Mengidentifikasi
7) Menyebutkan
8) Menunjukkan
9) Menjawab
2. Responding (A-2) 1) Menjawab
2) Membantu
3) Mendiskusikan
4) Menghormat
5) Berbuat
6) Melakukan
7) Membaca
8) Memberikan
9) Menghafal
10) Melaporkan
11) Memilih
12) Menceriterakan
13) Menulis
3. Valuing (A-3) 1) Melengkapi
2) Menggambarkan
3) Membedakan
4) Menerangkan
5) Mengikuti
6) Membentuk
7) Mengundang
8) Menggabung
9) Mengusulkan
10) Membaca
11) Melaporkan
12) Memiliih
17
13) Bekerja
14) Mengambil bagian
15) Mempelajari
4. Organization (A-4) 1) Mengubah
2) Mengatur
3) Menggabungkan
4) Membandingkan
5) Melengkapi
6) Mempertahankan
7) Menerangkan
8) Menggeneralisasikan
9) Mengidentifikasikan
10) Mengintegrasikan
11) Memodifikasikan
12) Mengorganisir
13) Menyiapkan
14) Menghubungkan
15) Mensitesiskan
5. Characterization by Value or 1) Membedakan
Value Complex (A-5) 2) Menerapkan
3) Mengusulkan
4) Memperagakan
5) Mempengaruhi
6) Mendengarkan
7) Memodifikasikan
8) Mempertunjukkan
9) Menanyakan
10) Merevisi
11) Melayani
12) Memecahkan
13) Menggunakan
18
PSYCHOMOOTOR DOMAIN (RANAH KETERAMPILAN)
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
James Popham, Eva L Baker. 2009. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: Rineka
cipta
Evelin Siregar, Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia
Indonesia
Nana Sudjana, Ahmad Rival. 2010. Teknologi Pembelajaran. Bandung : Sinar baru
algensindo
Siswanto, Budi Tri. 2010. Perumusan Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta : P3Ai UNY
21