Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENUGASAN BLOK ORGAN INDERA

JOURNAL READING

Oleh :

Nama /NIM : Rakhmad Harissono (09711025)

Tiara Innotata (09711318)

Kelompok : 26

Tutor : dr. Imam Manggalya A.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2012
LAPORAN JURNAL READING

Judul tulisan : The Effectiveness of Patient-Delivered Partner Therapy and Chlamydial and
Gonococcal Reinfection in San Francisco
Penulis : Sally C. Stephens, MPH, Kyle T. Bernstein, PHD, ScM, Mitchell H. Katz, MD,
Susan S. Philip, MD, MPH, Jeffrey D. Klausner, MD, MPH
Nama Jurnal, volume, nomor dan tahun terbit: American Sexually Transmitted Diseases
Association, 2010, Volume 37, no. 8. 10.1097/OLQ.0b013e3181d8920f

Analisis PICO
Problem Pasien penderita urethritis gonorrhea
Intervention Patient-Delivered Partner Therapy
Comparison Terapi konvensional
Outcome Apakah dengan metode Patient-Delivered Partner Therapy dapat
mengurangi kejadian rekurensi atau reinfeinfeksi urethritis
gonorrhea?

Topik No Keterangan
Judul dan Abstrak 1 Terdapat pada halaman: 525
Judul menggambarkan dengan jelas subjek yang
diteliti yaitu mencari efektivitas pada pasien yang
mendapatkan program Patient-Delivered Partner Therapy
Abstrak memberi kesimpulan yang informatif yaitu
berisi tentang latar belakang, metode, hasil, dan
interpretasi yang seimbang. Disamping itu juga dijelaskan
mengenai perbandingan antara pasien yang menerima
program Patient-Delivered Partner Therapy dengan pasien
yang menerima terapi konvensional (tidak menggunakan
Patient-Delivered Partner Therapy)
Introduksi
Latar belakang 2 Terdapat pada halaman: 525
Patient-Delivered Partner Therapy merupakan suatu
terapi dimana pasien dari suatu penyakit menular seksual
(PMS) merekomendasikan atau memberikan obat pada
pasangan seksualnya tanpa melalui pemeriksaan oleh
dokter. Patient-Delivered Partner Therapy memiliki
beberapa keunggulan yaitu dapat meningkatkan jangkauan
terapi pada beberapa pasien yang malu untuk berobat,
namun terdapat beberapa keterbatasan seperti
kemungkinan untuk terjadinya komorbiditas lain yang tidak
terdeteksi seperti trichomoniasis, dan infeksi HIV.
Patient-Delivered Partner Therapy pada beberapa
tahun terakhir telah menunjukkan kenaikan dari angka
pasangan seksual yang telah mendapatkan terapi, namun
efikasinya masih belum jelas. Oleh karena itulah peneliti
mencoba membandingkan efikasi dari program Patient-
Delivered Partner Therapy dengan program konvensional
(pasien diperiksa langsung oleh dokter dengan standar
pengobatan yang berlaku).

Tujuan 3 Terdapat pada halaman: 525


Tujuan utama dari penelitian ini adalah
membandingkan antara program Patient-Delivered Partner
Therapy dan program konvensional dalam menangani
infeksi menular seksual yang diakibatkan oleh infeksi
gonococcal maupun chlamydia.

Bahan dan Cara


Bahan 4 Terdapat pada halaman: 525-526
Data dikumpulkan berdasarkan kunjungan pasien
yang didiagnosis infeksi chlamydia sebanyak 4418
kunjungan, dan gonorrhea sebanyak 2115 kunjungan yang
berlangsung pada waktu antara 31 oktober 2005 hingga 31
maret 2008. Data pasien tersebut kemudian di screening
dan dianalisis menggunakan metode tertentu sehingga
didapatkan hasil yang mencerminkan dari program Patient-
Delivered Partner Therapy.
Subjek penelitian 5 Terdapat pada halaman: 526-527
Pasien yang berpartisipasi pada penelitian ini yaitu
yang didiagnosis infeksi chlamydia sebanyak 4418
kunjungan dan gonorrhea sebanyak 2115 kunjungan.
Kriteria pasien untuk dimasukkan dalam penelitian
yaitu pasien yang didiagnosis menderita infeksi gonorrhea,
chlamydia, maupun urethritis non-gonorrhea. Selain itu
tidak dibatasi baik dari segi umur, ras, penderita HIV, yang
memiliki pasangan seksual lebih dari satu, pengguna obat-
obatan dengan jarum suntik, riwayat menderita PMS
sebelumnya, dll.
Intervensi 6 Terdapat pada halaman: 526
Dari pasien yang didiagnosis infeksi chlamydia,
sebanyak 1911 (43,3%) pasien mendapat program Patient-
Delivered Partner Therapy. Sedangkan untuk pasien yang
didiagnosis gonorrhea sebanyak 921 (43,6%) pasien
mendapat Patient-Delivered Partner Therapy.
Outcome 7 Terdapat pada halaman: 525, 528
Outcome yang dicari adalah efektivitas dari program
Patient-Delivered Partner Therapy yang didapat melalui
penghitungan faktor resiko.
Besar sampel 8 Terdapat pada halaman: 526
Besar sampel yang digunakan adalah pasien yang
didiagnosis infeksi chlamydia sebanyak 4418 kunjungan
dan gonorrhea sebanyak 1911 kunjungan.

Metode Statistik 9 Terdapat pada halaman: 526


Metode statistik yang digunakan adalah Pearson X2
dan fisher exact test statistics. Untuk menentukan
perbedaan mendasar pada pasien yang mendapat Patient-
Delivered Partner Therapy dengan metode konvensional,
peneliti menggunakan propensity score approach, yaitu
suatu metodologi yang berfungsi untuk membandingkan
grup yang non-randomized. Propensity score approach
melibatkan kalkulasi kemungkinan setiap pasien yang
mendapat Patient-Delivered Partner Therapy dengan
beberapa faktor kemudian membandingkannya dengan
metode konvensional.
Untuk analisis dari keseluruhan total populasi,
dilihat berdasatkan waktu yaitu bulan ke-3, ke-6, dan ke-9.
Dan analisis keseluruhan menggunakan metode SAS 9.1
(SAS Institute Cary, NC)

Hasil
Alur penelitian 10 Terdapat pada halaman: 525-526
Penelitian dimulai pada tanggal 31 oktober 2005
hingga maret 2008. Semua pasien yang datang pada San
Fransisco City, muncipal STD clinic dan didiagnosis
dengan urethritis gonorrhea, chlamydia, non-gonococcal,
dimasukkan dalam penelitian ini. Jika pasien telah datang
beberapa kali, maka kunjungan pertamanya lah yang
dihitung.
Pasien kemudian diperiksa dan di screening
mengenai adanya reinfeksi chlamydia/gonorrhea dalam
jangka waktu 1 tahun terakhir. Reinfeksi didefinisikan
sebagai adanya infeksi chlamydia/gonorrhea dalam waktu
30 hari hingga 365 hari setelah diagnosis pertama.
Pasien yang telah didiagnosis infeksi
chlamydia/gonorrhea tersebut kemudian diberi pengarahan
untuk memberi tahu pasangan seksualnya untuk menjalani
tes pemeriksaan, selain itu dokter juga memberikan
program Patient-Delivered Partner Therapy bagi pasien
yang bersedia. Program Patient-Delivered Partner Therapy
diberikan paket yang disebut “patner packs” yang berisi
kondom, obat, dan instruksinya.
Obat-obatan yang diberikan antara lain berisi
Azithromycin untuk pasangan seksual wanita dan
Doxycycline untuk pasangan seksual laki-laki yang
menderita infeksi chlamydia, sedangkan pada gonorrhea
pasien diberikan cefpodoxine baik untuk pasangan seksual
laki-laki maupun wanita.
Setelah diberikan patner packs tersebut, pasien di data.
Data tersebut berisi jumlah yang digunakan, distribusinya,
dan progresifitas penyakit pasangannya. Setelah data
didapatkan selanjutnya dianalisis dan di kalkulasi secara
total.

Outcome dan estimasi 11 Terdapat pada halaman: 526-528


Pada penelitian ini didapatkan beberapa hasil yaitu:
Faktor resiko reinfeksi C. trachomatis
Faktor resiko kasar yang menunjukkan terjadinya
reinfeksi oleh C. trachomatis menunjukkan angka yang
lebih kecil pada pasien yang mendapat program Patient-
Delivered Partner Therapy dibanding dengan metode
konvensional. Hal ini dapat dilihat dari jumlah reinfeksi
pada pasien dengan program Patient-Delivered Partner
Therapy yang mencapai 317 (16,3%) dibandingkan dengan
metode konvensional yang berjumlah 399 pasien (15,9%).
Selain itu pada subgrup MSM (men who have sex
with men, atau kaum gay) juga menunjukkan faktor resiko
yang lebih kecil pada program Patient-Delivered Partner
Therapy yatiu 192 (18,57%) dibandingkan dengan yang
tidak 264 (18,95%). Sedangkan pada heteroseksual jumlah
ini tidak terlalu mencerminkan perbedaan yang mencolok.
Faktor resiko reinfeksi N. gonorrhoeae
Faktor resiko kasar yang menunjukkan terjadinya
reinfeksi oleh N. gonorrhoeae menunjukkan angka yang
lebih kecil pada pasien yang mendapat program Patient-
Delivered Partner Therapy dibanding dengan metode
konvensional. Hal ini dapat dilihat dari jumlah reinfeksi
pada pasien dengan program Patient-Delivered Partner
Therapy yang mencapai 123 (13,4%) dibandingkan dengan
metode konvensional yang berjumlah 180 pasien (15,1%).
Selain itu pada subgrup MSM (men who have sex
with men, atau kaum gay) juga menunjukkan faktor resiko
yang lebih kecil pada program Patient-Delivered Partner
Therapy yatiu 114 (15,75%) dibandingkan dengan yang
tidak 169 (17,62%). Sedangkan pada heteroseksual pasien
dengan program Patient-Delivered Partner Therapy
menunjukkan angka reinfeksi sebanyak 6 orang (4,17%)
dan yang tidak sebanyak 9 orang (5,92%).

Diskusi
Interpretasi 12 Terdapat pada halaman: 528-529
Meskipun penelitian ini tidak menggunakan
randomized controlled trials yang menjadi gold standard
dari pengujian efikasi dari treatment, penelitian ini
menggunakan observational studies yang langsung
diterapkan pada kondisi klinis sehingga dapat mengetahui
langsung efek dari suatu treatment. Peneliti menggunakan
prospensity scores untuk mengkalkulasikan dari berbagai
macam karakteristik dari grup Patient-Delivered Partner
Therapy versus non-Patient-Delivered Partner Therapy
sehingga dapat mengurangi bias pada outcome yang
diharapkan
Bias
Pada studi kali ini, reinfeksi yang terjadi pada
pasien tergantung pada tes ulang dalam jangka waktu 1
tahun dari diagnosis pertama. Pada studi cohort
retrospektif hal ini dapat menimbulkan bias akibat
kecenderungan pasien untuk mendapatkan tes ulang. Bias
yang terjadi akan mempengaruhi estimasi resiko yang ada.
Kekurangan
Kekurangan dari penelitian ini adalah efektivitas
dari program ini yang cukup kecil perbedaannya sehingga
mungkin akan cukup sulit dilihat efeknya dalam penerapan
dari program Patient-Delivered Partner Therapy. Selain itu
pada analisis dengan prospensity scores tidak
diperhitungkan mengenai perbedaan yang tidak diamati
(yang bervariasi tiap orang) dan perbedaan tersebut tidak
terbagi rata antara 2 grup.
Keterbatasan
Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian
ini antara lain yaitu tidak dapat mengontrol kepatuhan
konsumsi dari pasangan seksual pasien, waktu studi yang
pendek (1 tahun per pasien), dan peneliti tidak dapat
menentukan apakah reinfeksi yang terjadi melalui
pasangan seksual yang sama atau oleh pasangan seksual
yang lain.

Generalizability 13 Terdapat pada halaman: 529


Hasil penelitian ini seharusnya dapat diterapkan
pada kondisi klinis, namun harus ada pertimbangan khusus
mengenai hal ini, yaitu mempertimbangkan keadaan
masyarakat dari berbagai hal, terutama mengenai SDM
yang ada. Pada beberapa masyarakat yang memiliki
pengetahuan cukup mungkin hal ini dapat diterapkan.
Tetapi jika terdapat suatu miskomunikasi dapat
menyebabkan salah treatment. Maka dari itu program ini
seharusnya dapat dievaluasi terlebih lanjut sesuai dengan
pertimbangan klinisi masing-masing.
Overall evidence 14 Bukti secara keseluruhan mengenai hasil dari
penlitian ini menunjukkan bukti terkini yang valid.

Anda mungkin juga menyukai