DISUSUN OLEH:
1801403633 / Paidu Sitinjak
1801490463/ Sherly Toresia
1801503081 / Bambang widiyanto
SISTEM INFORMASI
JAKARTA
2017
1
DAFTAR ISI
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam proses penerapan mobile application HANA ini untuk menggantikan system
absensi manual yang ada serta melengkapi system Web Based tentunya menghadapi
beberapa tantangan atau permasalahan, Tantangan atau permasalahan tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut :
User interface yang masih dianggap tidak terlalu user friendly oleh sebagaian
karyawan sebagai pengguna Aplikasi ini
Sehingga dalam proses evaluasi sistem ini, perlu diadakan analisis terhadap kegiatan
bisnis yang ada. Analisis tersebut untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan
yang ada dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas aplikasi HANA (HUMAN
INTELLIGENT PERSONAL ASSISTANCE) di PT. Telkom Akses.
1. Analisa penggunaan sistem aplikasi HANA pada PT. Telkom Akses dalam proses
absensi karyawan.
2. Objek penelitian yaitu, kegiatan kegiatan bisnis yang berjalan saat ini (current) di
PT. Telkom Akses yang meliputi proses HANA dalam proses absensi karyawan.
3. Memberikan saran dan perbaikan terhadap proses bisnis di dalam penggunaan
sistem aplikasi HANA sesuai dengan requirement perusahaan.
1. Memahami dampak terhadap kegiatan bisnis yang sedang berjalan dari penggunaan
sistem aplikasi HANA.
2. Berdasarkan hasil gap yang didapat dari evaluasi penggunaan sistem aplikasi
HANA, diharapkan dapat memberikan rekomendasi kepada PT. Telkom Akses
untuk meminimalkan celah (gap) yang didapat dari hasil evaluasi tersebut.
3. Berdasarkan perbaikan terhadap rekomendasi proses bisnis yang baru, akan dapat
berguna untuk memaksimalkan dalam penggunaan aplikasi HANA pada PT. Telkom
Akses.
c. Kuesioner
b. Risk Analysis
Metode ini bertujuan untuk menganalisis seberapa sering Gap yang
terjadi dan dampak yang ditemukan jika PT Telkom Akses tidak
menerapkan rekomendasi tersebut.
7
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika dari skripsi ini terdiri dari 5 bab dengan uraian sebagai berikut :
Bab 1 PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, ruang lingkup, tujuan dan manfaat
berdasarkan penelitian, observasi, serta pengumpulan data dan metode penelitian yang
digunakan dan sistematikan penulisan.
BAB 4 PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang pembahasan analisis kinerja aplikasi HANA pada PT. Telkom
Akses, rekomendasi atas masalah yang ditemukan, serta menginformasikan resiko dan
dampak resiko yang timbul dari permasalahan tersebut.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Resiko adalah ancaman atau kemungkinan suatu tindakan atau kejadian yang
menimbulkan dampak yang berlawanan dengan tujuan yang ingin dicapai. Setiap
aktifitas yang dilakukan manusia tidak terlepas dari kemungkinan adanya resiko.
Contohnya saja, jika seseorang bekerja kemungkinan ia akan mendapatkan resiko
berupa kehilangan waktu senggang, terganggunya kesehatan, bahkan kemungkinan
akan dipecat. Namun jika seseorang tidak bekerja, ia tidak akan memperoleh
keuntungan finansial dan karier. Begitulah banyaknya kemungkinan akan terjadi
resiko yang tidak diinginan.
Hal ini juga sangat erat dengan sebuah organisasi. Setiap organisasi memiliki visi dan
misi dan merupakan peluang untuk dicapai, tetapi terdapat juga berbagai macam
resiko untuk tidak tercapai. Sehingga di dalam sebuah organisasi rentan terjadinya
berbagai resiko.
Menurut Triadi, Norken, dan Dharma (2011 : 51) dikatakan bahwa identifikasi resiko
adalah merinci resiko-resiko yang ada sampai level yang detail dan kemudian
menentukan signifikansinya (potensinya) dan penyebabnya, melalui program survei
dan penyelidikan terhadap masalah-masalah yang ada. Untuk mengatasi kesulitan
dalam mengidentifikasi resiko dapat digunakan beberapa cara, antara lain menyusun
daftar (check list) resiko, wawancara dengan personel kunci (expert) yang terlibat,
dan melalui brain storming.
9
mungkin mempengaruhi sebuah proyek dan mendokumentasi karakteristik dari
masing-masing risiko.
Secara sederhana, analisis resiko atau risk analysis dapat diartikan sebagai sebuah
prosedur untuk mengenali satu ancaman dan kerentanan, kemudian menganalisanya
untuk memastikan hasil pembongkaran, dan menyoroti bagaimana dampak-dampak
yang ditimbulkan dapat dihilangkan atau dikurangi. Analisis resiko juga dipahami
sebagai sebuah proses untuk menentukan pengamanan macam apa yang cocok atau
layak untuk sebuah sistem atau lingkungan (ISO 1799, “An Introduction To Risk
Analysis”, 2012).
Menurut Schwalbe (2010 : 434), identifikasi risiko adalah sebuah proses pemahaman
kejadian potensial mana yang dapat merugikan atau meningkatkan sebuah obyek
tertentu. Sangat penting untuk menentukan risiko potensial lebih cepat, tetapi juga
harus berlanjut untuk mengidentifikasi risiko yang berdasarkan perubahan lingkungan
proyek. Di dalam identifikasi risiko terdapat penentuan risiko mana yang mungkin
mempengaruhi sebuah proyek dan mendokumentasi karakteristik dari masing-masing
risiko. Output dari proses ini adalah permulaan dari sebuah risk register.
Menurut Marchewka (2010 : 217), adalah penentuan tiap kemungkinan resiko yang
terjadi dan akibatnya pada proyek.
Dari definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa, riskanalysis adalah sebuah
tolak ukur yang digunakan untuk mengendalikan kemungkinan-kemungkinan resiko
yang mungkin muncul dalam proses pengembangan software.
Untuk menganalisis dan menilai risiko proyek, terdapat dua pendekatan dasar yang
dapat digunakan, yaitu :
Lebih lanjut, Meritt menerangkan bahwa dua metode tersebut dapat berkombinasi
menjadi satu, yang kemudian dikenal sebagai metode hibrida atau Hybrid method.
Metode Hibrida merupakan sebuah kombinasi dari dua metode analisis resiko
kuantitatif dan kualitatif, dan dapat digunakan untuk menerapkan komponen-
komponen yang memanfaatkan informasi yang tersedia sekaligus memperkecil
matriks yang terkumpul dan dihitung. Metode ini, sayangnya, kurang intinsif secara
numeric (tetapi lebih murah biayanya) dibandingkan dengan sebuah metode
analisis yang dilakukan secara lengkap dan mendalam.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa qualitative risk analysis adalah
kegiatan yang berfokus pada penilaian ukuran maupun prioritas dari kemungkinandan
dampak risiko yang telah teridentifikasi ke dalam tiga golongan, yaitu High, Medium,
dan Low. Sedangkan pendekatan kuantitatif pada proyek analisis risiko mencakup
teknik perhitungan matematik atau statistik, sehingga memungkinkan untuk
memodelkan situasi risiko tertentu.
Menurut J. W. Meritt, terdapat beberapa hal atau langkah yang perlu diperhatikan
dalam menerapkan metode analisis resiko secara umum, yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan ruang lingkup (scope statement). Hal ini harus dipercayai oleh
semua kalangan pihak yang menaruh perhatian pada masalah. Dalam
menentukan ruang lingkup ini, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu
menentukan secara tepat apa yang harus dievaluasi, mengemukakan apa jenis
analisis resiko yang akan digunakan, dan mengajukan hasil yang diharapkan.
2. Menetapkan aset (asset pricing). Pada langkah kedua ini, semua sistem
informasi ditentukan secara spesifik ke dalam ruang lingkup yang telah
dirancang, kemudian ditaksir ‘harga’ (price)-nya.
Semua aset memiliki kerentanan yang tidak sama terhadap suatu resiko. Oleh
sebab itu perlu dicermati dan diteliti sejauh mana sebuah aset dikenali
sebagai hal yang rentan terhadap sesuatu, serta perbandingannya dengan aset
yang justru kebal sama sekali.
Pada poin ini, Meritt menjelaskan bahwa aset-aset yang berbeda akan
menanggapi secara berbedap pula ancaman-ancaman yang diketahui.
8. Controls atau pengendalian, yaitu segala hal yang kemudian diterapkan untuk
mencegah, mendeteksi, dan meredakan ancaman serta memperbaiki sistem.
12
9. Melakukan analisis terhadai control atau pengendalian. Ada dua metode yang
dapat dilakukan dalam menganalisis aksi kontrol ini, yaitu cost and benefit
ratio dan risk or control.
(2) menakar atau menilai resiko yang ada (assess the risk);
2. Accessibility, yakni akses atau jalan masuk terhadap target. Faktor ini
mempertanyakan semudah apa sebuah target dapat disentuh, baik melalui
cara penyusupan (infilotrasi) maupun dengan menggunakan alat atau
senjata (weapons)?
14
6. Recognizability, yakni kemudahan dalam mengenali sebuah target.
Hasil dari analisis tentang ketujuh faktor tersebut menjadi rumusan dasar bagi
pengelolaan dalam membangun dan mengembangkan strategi pengamanan.
VSAT juga menggunakan sebuah garis penilaian dan analisis penyempurnaan untuk
menghitung Risk Reduction Units dari ‘tindakan balasan yang ditentukan’ dalam
proses analisis. Biaya dari modifikasi ini kemudian dikalkulasi, dan hasilnya menjadi
patokan untuk menentukan biaya adau modal dalam melaksanakan rancangan
pengamanan. Terdapat sebelas langkah penilaian dalam metode VSAT, yaitu
1) mengidentifikasi asset;
2) mengeidentifikasi ancaman;
7) menetapkan kerentanan;
15
9) mengembangkan tindakan balasan (countermeasure) baru;
Menurut Schwalbe (2010 : 465), seorang manajer proyek dapat menuangkan dalam
bentuk grafik peluang dan dampak risiko pada Matriks Peluang/Dampak. Sebuah
Matriks Peluang/Dampak mendaftarkan peluang dari sebuah risiko yang muncul pada
satu sisi dari matriks dan dampak yang berhubungan dengan risiko pada sisi lainnya.
Banyak tim proyek memperoleh keuntungan dengan menggunakan teknik sederhana
ini untuk membantu mereka mengidentifikasikan risiko yang perlu mereka perhatikan.
Untuk menggunkana pendekatan ini, project stakeholder mendaftarkan risiko-risiko
yanng mereka perkirakan mungkin muncul atas proyek yang dilaksanakan. Mereka
kemudian menentukan apakah risiko tersebut termasuk dalam kategori High (tinggi).
Medium (Sedang), atau Low (Rendah) atas peluang timbulnya dan dampaknya jika
risiko tersebut muncul.
16
Sumber : Schwalbe. (2010 : 464), Information Technology Project Management.
(6th Edition).
Berikut penjelasan penentuan tingkat probability dan impact pada matrix tersebut :
c. LOW: dampak yang ditimbulkan dari risiko sangat kecil bahkan tidak
mempengaruhi aktivitas utama proses bisnis perusahaan.
2.2.1 Pengertian
Menurut Pol dan Paturkar (2011: 2), Fit/Gap Analysis (FGA) adalah metodologi yang
digunakan untuk membandingkan proses bisnis dengan fungsi sistem dimana akan di
17
lakukan evaluasi dan di urutkan prioritasnya untuk melihat pencapaian apakah terjadi
kecocokan (Fit) dan kesenjangan (Gap).
Menurut Hoffman dan Bateson (2006: 334), Gap Analysis adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengetahui mengenai kondisi aktual yang sedang berjalan di
perusahaan tersebut, untuk kemudian diperbandingkan dengan sumber daya
perusahaan tersebut. Hal tersebut dilakukan agar dapat mengetahui apakah suatu
perusahaan sudah bergerak di proses bisnisnya secara optimal untuk memaksimalkan
kinerja perusahaan tersebut.
Menurut Maren Franklin (2006: 2), gap analysis adalah suatu proses yang digunakan
untuk memutuskan keadaan dan tujuan suatu proyek dengan cara membandingkan
kinerja saat ini dengan kinerja yang diharapkan.
Menurut P Prakash, Patukar M (2011: 2), fit / gap analysis adalah suatu metodologi
yang digunakan dalam membandingkan dan mengevaluasi proses perusahaan dengan
fungsi sistem untuk memperlihatkan kecocokan (fit) dan ketidakcocokan (gap)
diantaranya.
Berdasarkan ehow.com, fit / gap analysis adalah suatu metode untuk mengevaluasi
setiap area fungsional dalam sebuah proyek atau proses bisnis untuk mencapai tujuan
spesifik. Termasuk mengidentifikasi data acuan (key data) atau komponen-komponen
yang fit di dalam sistem bisnis dan gap yang membutuhkan solusi untuk memenuhi
requirement di dalam suatu proyek atau proses bisnis.
Selain itu menurut businessdictionary.com, fit / gap analysis adalah suatu teknik yang
digunakan bisnis dalam menentukan langkah yang perlu diambil dengan tujuan untuk
berpindah dari keadaan sekarang ke keadaan yang diharapkan. Berdasarkan
itaontario.ca, fit / gap analysis digunakan untuk mengevaluasi setiap area fungsional
dalam proses bisnis untuk meraih tujuan spesifik, termasuk mengidentifikasi data atau
komponen yang sesuai dengan sistem bisnis (fit) dan gap yang membutuhkan solusi.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa fit / gap analysis adalah suatu
metodologi yang digunakan untuk menganalisis perbedaan antara kebutuhan
perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya dengan kinerja sistem dalam
memenuhi kebutuhan perusahaan tersebut.
18
2.2.2 Tujuan
Tujuan melakukan Fit/Gap Analysis adalah untuk menilai kinerja perusahaan. Tujuan
utama Fit/Gap Analysis pada setiap proyek adalah untuk memastikan bahwa setiap
proyek diekseskusi atau dilaksanakan berdasarkan metode yang efektif dan efisien.
Mengukur perbedaan antara keadaan sistem saat ini dan keadaan sistem
yang diharapkan.
Dalam fit / gap analysis terdapat empat metode yang digunakan secara luas,
diantaranya adalah :
1) Simulation based
20
3) Questionnaire Based
Pada metode ini, fit / gap analysis dilakukan melalui proses pengisian
kuesioner oleh stakeholder perusahaan. Jawaban yang didapat dari kuesioner
kemudian dibandingkan dengan fungsionalitas sistem untuk mendapatkan fit
dan gap dari sistem tersebut. Kuesioner yang digunakan pada umumnya
terstruktur dan disiapkan oleh konsultan sistem. Struktur kuesioner ini
berhubungan antara kebutuhan perusahaan dan fungsionalitas sistem.
21
4) Hybrid Type
Pada metode ini, ketiga metode fit / gap analysis berupa simulation based,
brainstorming based, dan questionnaire based digunakan. Pada umumnya,
metode hybrid dimulai dengan brainstorming dan pengisian kuesioner ketika
simulasi sistem dilakukan. Pertama, agenda dipersiapkan pada sesi
brainstorming yang dilakukan oleh konsultan sistem dan stakeholder
perusahaan. Kemudian, konsultan sistem mempresentasikan fitur sistem
sekaligus memberikan demonstrasi mengenai penggunaan sistem tersebut.
Setelah presentasi, stakeholder perusahaan diminta untuk mengisi kuesioner
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kebutuhan perusahaan.
Berdasarkan diskusi brainstorming dan jawaban kuesioner pada setiap sesi,
konsultan sistem dapat mendokumentasikan fit dan gap dari sistem.
22
2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Metode Fit / Gap Analysis
Berdasarkan pada tahapan dari empat metode fit / gap analysis di atas, dapat
disimpulkan kelebihan dan kekurangan utama dari setiap metode sebagai berikut :
23
Ranking requirement diperlukan tim proyek dan sponsor proyek untuk memastikan
proses bisnis yang penting dapat ditampung selama implementasi sistem baru. Selain
itu, ranking requirement juga memungkinkan tim proyek untuk fokus pada area yang
paling penting bagi organisasi agar functionality yang baru dapat memberikan nilai
tambah bagi perusahaan dalam meningkatkan proses bisnis. Hasil pengevaluasian
dengan menggunakan metode Fit/Gap Analysis menghasilkan point-point yang akan
menunjukkan kebutuhan atau requirements perusahaan. Tingkat kebutuhan tersebut
dapat dikelompokkan menjadi :
Merupakan requirement yang sangat penting untuk kegiatan operasi dan tanpa
requirement tersebut perusahaan tidak dapat berfungsi, termasuk didalamnya
kebutuhan akan pelaporan internal dan eksternal yang penting.
Merupakan requirement yang hanya menambah nilai yang kecil / minor value
bagi proses bisnis perusahaan apabila requirement tersebut dipenuhi.
a. Fit (F)
b. Gap (G)
24
Software tidak dapat memenuhi kebutuhan. Komentar, alternatif saran dan
rekomendasi yang dibuat akan menghasilkan rekomendasi untuk melakukan
customization terhadap software.
Setiap organisasi atau perusahaan memerlukan data yang bersifat riil dari setiap
tingkatan manajemennya. Data tersebut disusun dan dikelola dalam sebuah sistem
informasi. Salah satu sistem informasi yang berperan penting dalam suatu
organisasi/perusahaan adalah sistem informasi sumber daya manusia/ Human
Resource Information System (SISDM/HRIS). HRIS merupakan sebuah sistem yang
digunakan untuk memperoleh, menyimpan, memanipulasi, menganalisis, mengambil,
dan mendistribusikan informasi tentang organisasi sumber daya manusia (Kavanagh,
Johnson, & Thite, 2011).
Sebuah HRIS bukan hanya mengenai perangkat keras dan perangkat lunak yang
berhubungan dengan pengelolalan sumber daya manusia saja, namun di dalamnya
termasuk juga manusia , kebijakan, prosedur, dan data.
Hal ini menjadikan HRIS sebuah bentuk interseksi/ pertemuan antara bidang ilmu
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dan teknologi informasi yang
menggabungkan MSDM sebagai suatu disiplin utamanya dan mengaplikasikan bidang
teknologi informasi ke dalam aktivitas-aktivitasnya seperti dalam hal perencanaan dan
menyusun sistem pemrosesan data dalam serangkaian kegiatan yang terstandarisasi.
25
2.7 komponen HRIS
Secara khusus, Sistem Informasi Sumber Daya Manusia ini memberikan layanan
berupa:
Human resource information system yang paling efektif memberikan pelayanan pada
perusahaan berupa:
Daftar kehadiran
Penerimaan pelatihan
Sebuah HRSI yang efektif memberikan informasi apa yang dibutuhkan perusahaan
untuk menganalisa karyawan, mulai dari karyawan lama, karyawan baru dan pelamar.
Dengan sebuah HRIS yang cocok, staf sumber daya manusia memungkinkan para
karyawan melakukan pemutakhiran data sehingga membebaskan staf HRD untuk
melakukan fungsi yang lebih strategis.
Pada akhirnya, Manajer bisa mengakses informasi yang mereka butuhkan secara
resmi, etis dan secara efektif mendukung kesuksesan karyawan yang mereka nilai
sehingga bisa mengambil keputusan. Karakteristik informasi yang diberikan dan
Human Resource Information system adalah tepat waktu, akurat, ringkas, relevant dan
lengkap.
Kita bisa melihat model HRIS ini dari tiga parameter yakni input, proses dan output.
Dari segi input, HRIS terdiri dari 3 subsistem:
27
Intelijen Sumber Daya manusia yang berfungsi mengumpulkan data yang
berhubungan dengan sumber daya manusia dari lingkungan perusahaan
yang meliputi:
28
Dari model subsistem input HRIS dimasukkan ke dalam suatu database yang telah
dirancang oleh perusahaan tersebut. Database bukan hanya data mengenai pegawai
tetapi juga mengenai perorangan dan organisasi di lingkungan perusahaan yang
mempengaruhi arus personil (turn over)
30