Anda di halaman 1dari 24

BUKU PEDOMAN

tentang
STANDART PERHITUNGAN TENAGA KEPERAWATAN

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum

a. Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasarannya serta


kemampuan menghadapi tantangan internal maupun eksternal sangat ditentukan
oleh kemampuan mengelola SDM setepat-tepatnya.

b. Kualitas yang diberikan dapat diukur melalui pelayanan keperawatan


dengan melihat kepada kepuasan pasien dan evaluasi kinerja, sedangkan
produktivitas dipengaruhi oleh tenaga keperawatan.

c. Perencanaan kebutuhan tenaga keperawatan harus sesuai dengan


kebutuhan, maka perlu dibuat standar pola ketenagaan bagi tenaga perawat RS X.

2. Maksud dan tujuan

a. Maksud. Pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan petunjuk tentang


cara merencanakan kebutuhan tenaga perawat pada masing-masing ruang
perawatan RS X.

b. Tujuan. Tujuan pedoman ini agar dapat dijadikan sebagai pedoman


dalam mendapatkan jumlah tenaga perawatan yang dibutuhkan ruang rawat inap,
ruang intensive care, ruang tindakan dan rawat jalan.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang lingkup. Lingkup pembahasan ini meliputi tata cara perhitungan


kebutuhan tenaga sesuai standar.
b. Tata Urut. Pedoman ini disusun dengan tata urut sebagai berikut :

1) Bab I Pendahuluan.
2) Bab II Ketentuan Umum.
3) Bab III Pengorganisasian.
4) Bab IV Pelaksanaan Kegiatan.
5) Bab V Penutup.

4. Landasan.

a. Undang-undang Republik Indonesia No.23 Tahun 1992.


b. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI 436/Menkes/SK/VI/1993 tanggal 3
Juni 1993 tentang Berlakunya Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar
Pelayanan Medis di Indonesia.
c. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 1333/Menkes/SK/XII/1999 tanggal 8
Desember 1999 tentang Penerapan Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar
Pelayanan Medik.
d. Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor: Kep/50/XII/2006 tanggal 29
Desember 2006 tentang Organisasi dan Tugas Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat
Gatot Seobroto (Orgas RS X).
e. Instrumen Akreditasi Rumah Sakit Versi Tahun 2007 Departemen
Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Komisi Akreditasi Rumah.

5. Pengertian (Sublampiran A).

BAB II
KETENTUAN UMUM
6. Umum. Penyelenggaraan perhitungan ketenagaan keperawatan di RS X
ditentukan dengan mengacu pada standar perhitungan yang telah ditetapkan sesuai
standar dan DSPP Angkatan Darat.

7. Tujuan. Mendapatkan ketentuan dan cara perhitungan tenaga yang


dibutuhkan sesuai standar

8. Sasaran.

a. Terselenggaranya tata cara penyelenggaraan perhitungan tenaga


keperawatan di Instalasi rawat Inap, rawat jalan instalasi reanimasi dan ruang
tindakan

b. Terlaksananya perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan di seluruh


instalasi : rawat inap, rawat jalan, reanimasi dan ruang tindakan.

9. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan. Dilaksanakan perhitungan kebutuhan tenaga


disemua Instalasi dengan berpedoman pada cara perhitungan yang telah ditetapkan.

10. Ketentuan Administrasi. Perhitungan tenaga dibuat ditingkat Kaur, yang


dilanjutkan ke tingkat Kasub/Kaunit, Kainstalasi dan Kabagwat merekapitulasi untuk
dikelola dan diproses dalam bentuk mutasi dan rekruitmen.

BAB III
PENGORGANISASIAN

11. Umum. Kebutuhan tenaga keperawatan di RS X ditentukan dengan cara


perhitungan sesuai standar yang telah ditetapkan yang kemudian dibuat dalam bentuk
perencanaan kebutuhan tenaga.
12. Organisasi Pelaksana. Pelaksanaan perhitungan tenaga di tingkat Kaur
Kasubinstal, Kainstalasi dan Kabagwat RS X.
13. Tugas dan Tanggung Jawab. Bertugas membuat perhitungan tenaga dengan
berpedoman pada standar perhitungan ketenagaan dan bertanggung jawab dalam
pengelolaan dan pengaturan tenaga di ruangan.

BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN

14. Umum. Pelaksanaan kegiatan perhitungan kebutuhan tenaga dilaksanakan


dengan mengetahui sistem ketenagaan, beban kerja perawat, sensus pasien, kategori
keperawatan pasien dan kebutuhan perawatan pasien.

15. Metode Pelaksanaan. Dilaksanakan diseluruh ruang rawat Inap, rawat jalan,
Instalasi Reanimasi dan ruang tindakan dengan berpedoman pada standar.

16. Kegiatan Dalam Penghitungan Kebutuhan Tenaga dimulai dengan


Menentukan Kebutuhan Tenaga Perawat, Standar dan Pola Tenaga, Pelaksanaan
Penghitungan dan Rekapitulasi Kebutuhan Tenaga. Dibawah ini akan dijabarkan cara
menentukan kebutuhan tenaga perawat.

a. Persiapan dalam Menentukan Kebutuhan Tenaga Perawat.

1) Sistem Ketenagaan. Pendekatan sistem digunakan dalam


menentukan ketenagaan, dimana komponen dasarnya meliputi : Input,
Proses, Out put, Control dan Feed Back. Untuk jelasnya komponen sistem
ketenagaan adalah sebagai berikut :

a) Input (Masukan). Masukan meliputi rata-rata sensus


harian pasien, kebutuhan keperawatan pasien, kemampuan
perawat, klasifikasi pasien, kuantitas dan jenis supervisi, protokol
prosedur keperawatan, standar asuhan keperawatan, orientasi dan
jawaban untuk aspek legal.
b) Proses. Proses adalah perhitungan jumlah perawat dan
kombinasi dari kebutuhan tenaga.
c) Out Put (Keluaran). Output adalah jadwal personil,
dinas dan libur, lembar penugasan pekerjaan untuk setiap personil
dan laporan kegiatan Keperawatan.

d) Controling. Meliputi pengaturan pekerjaan, rasio perawat


pasien atau kualifikasi pekerjaan.

e) Feedback (Umpan Balik). Umpan balik digunakan


untuk penyusunan kembali jadwal dinas, umpan balik merupakan
informasi tenatang frekuensi perubahan dinas, akhir minggu, jumlah
hari libur, hari besar, cuti yang diambil oleh masing-masing
personil.

2) Beban Kerja Perawat.


Langkah penting dalam meningkatkan efektifitas ketenagaan
adalah meningkatkan keseimbangan antara jumlah personil, dalam
beban kerja masing-masing unit, akan lebih baik dilanjutkan dengan
rotasi tugas sehingga jumlah tenaga yang ditentukan dapat
dipenuhi, faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja perawat
dipengaruhi oleh faktor luar dan dalam :

a) Faktor dari dalam yang mempengaruhi beban kerja


perawat adalah :

(1) Jumlah klien yang dirawat dalam hari/bulan/tahun di unit


tersebut.
(2) Tingkat ketergantungan klien.
(3) Rata-rata hari perawatan.
(4) Pengukuran keperawatan langsung, tidak langsung
dan penyuluhan kesehatan tiap klien.
(5) Frekuensi tindakan keperawatan yang dibutuhkan
klien.
(6) Rata-rata waktu keperawatan langsung, tidak langsung
dan penyuluhan kesehatan klien.
b) Faktor dari luar yang mempengaruhi beban kerja
perawat.

(1) Sosial ekonomi.


(2) Bencana alam.
(3) Masalah komunitas.
(4) Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
(5) Hukum dan peraturan pemerintah.

3) Sensus Pasien.
Data sensus pasien setiap hari, bulan dan tahun digunakan untuk
prediksi beban kerja perawat yang akan dating dan sebagai dasar untuk
menentukan kebutuhan tenaga. Data sensus pasien berupa Bed Occupancy
Rate (BOR) dan Length of Stay (LOS).

4) Kategori Keperawatan Pasien.

a) Kategori IV (Intensive Care)


Pasien membutuhkan intervensi dan observasi perawat secara
terus menerus, sering membutuhkan observasi yang intensive dan
pengobatan dokter. Pasien-pasien post operasi segera atau post
cardiac arrest, paralysis otot-otot pernafasan dan reflek akibat
narkotik, central venous pressure (CVP), mendapat transfuse,
hiperalimentasi, multiple intra vena fluids, coma, bingung dan tidak
kooperatif. Tidak stabil tanda vital, masalah pembekuan atau
gangguan renal dan hepar, isolasi, perawatan luka yang besar dan
sering membutuhkan ganti verban atau dialysis.

b) Kategori III (Total Care).


Pasien membutuhkan intervensi dan observasi perawat
secara intensif. Kebutuhan intervensi medis yang sedang,
respirator tanpa high positif end expiratory pressure atau proses
weaning, infus atau CVP.

c) Kategori II (Partial Care).


Pasien yang membutuhkan observasi dan intervensi yang
sedang dari perawat, membutuhkan minimal terapi medis.

d) Kategori I (Self care).


Pasien membutuhkan pengobatan medis minimal,
intervensi perawat minimal dan membutuhkan observasi perawat
yang minimal. Tanda vital dan psikologi stabil, satu vena line, oksigen
mask, renal dan hepar baik.

5) Kebutuhan Keperawatan Pasien.


Dalam menentukan kebutuhan tenaga, ditinjau juga dari waktu
keperawatan keperawatan, yang dibagi menjadi waktu perawatan langsung,
waktu perawatan tidak langsung dan waktu penyuluhan kesehatan
akan diuraikan sebagai berikut :

a) Waktu Keperawatan Langsung.


Perkiraan jumlah tenaga dapat dihitung berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien, rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk
keperawatan langsung kurang lebih 4-5 jam per pasien/hari. Menurut
Minetti dan Hurchinsum (1975) yang dikutip Gillies (1989 : hal 245)
waktu yang dibutuhkan untuk perawatan langsung berdasarkan
kategori sebagai berikut :

(1) Kategori IV (Intensive Care) : 2x4 jam = 8 jam/hari.


(2) Kategori III (Total Care) : 1-1 ½ x 4 jam = 4-6 jam/hari.
(3) Kategori II (Partial Care) : ¾ x 4 jam = 3 jam/hari.
(4) Kategori I (Self Care) : ½ x 4 jam = 2 jam/hari.

Menurut Hanson kategori ketergantungan pasien dan


waktu yang dibutuhkan untuk perawatan dalam 24 jam sebagai
berikut :

(1) Kategori V (Intensive Care) membutuhkan waktu 10-14


jam rata-rata waktu efektif 12 jam/24 jam.
(2) Kategori IV (Modified Intensive Care), membutuhkan
waktu 7-8 jam, rata-rata waktu efektif 7,5 jam/24 jam.
(3) Kategori III (Intermediate Care), membutuhkan waktu 5-
6 jam, rata-rata waktu efektif 5,5 jam/24 jam.
(4) Kategori II (Minimal Care), membutuhkan waktu 3-4
jam, rata-rata waktu efektif 5,5 jam/24 jam.
(5) Kategori I (Self Care), membutuhkan waktu 1-2 jam,
rata-rata waktu efektif 1,5 jam/24 jam.

b) Waktu Keperawatan Tidak Langsung.


Waktu yang dibutuhkan perawat pada saat membuat
perencanaan, menyusun dan menyediakan alat-alat, konsultasi
dengan anggota tim lainnya, menulis dan membaca laporan,
melaporkan kondisi pasien ke tim kerja. Menurut Gillies (1989 : hal
245) membutuhkan waktu 1 jam pasien/hari.

c) Waktu Penyuluhan Kesehatan.


Waktu yang dibutuhkan untuk memberi penyuluhan kesehatan
pada pasien + 15 menit/pasien/hari. Cara menghitung waktu yang
dibutuhkan untuk perawatan pasien perhari yaitu menjumlahkan
waktu yang dibutuhkan untuk perawatan langsung, tidak langsung
dan penyuluhan kesehatan.

b. Pelaksanaan Penghitungan Tenaga sesuai Standar Perhitungan


Ketenagaan.

1) Rumus Standar dan Ketenagaan.


Pelaksanaan tugas secara efektif dan efisien dengan penugasan
secara tim perlu dilihat jumlah ketenagaan. Untuk mencapai standar
ketenagaan berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga menurut Gilies,
1989. Perumusan tenaga dilihat dari :

a) Jumlah jam kerja perawat per hari.


b) Jumlah hari kerja efektif dalam setahun.
c) Jumlah jam kerja tak efektif dalam setahun.
d) Jumlah jam keperawatan setiap pasien dalam sehari.
e) Jumlah hari efektif dalam satu minggu.
f) Fasilitas tempat tidur (TT).
g) Rata-rata pasien dalam satu hari = BOR X TT.
h) Jumlah pasien.
i) Kategori pasien meliputi :

(1) Keperawatan mandiri (Self Care) = ½ x 4 jam = 2


jam.
(2) Keperawatan sebagian (Partial Care) = ¾ x 4 jam
= 3 jam.
(3) Keperawatan total (Total Care/Extensive Care) =
1-1/12 x 4 jam = 4-5 jam.
(4) Keperawatan Intensive = 2 x 4 jam = 8 jam.

2) Pembahasan.
a) Keperawatan langsung, meliputi atau sesuai dengan kondisi
ketergantungan klien.
b) Keperawatan tidak langsung dilihat dari satu hari dengan
jumlah BOR klien per hari.
c) Waktu penyuluhan kesehatan setiap klien satu hari mendapat
pendidikan kesehatan 15 menit per hari.

3) Total Jam Keperawatan Klien per Hari.


Nilai dari masing-masing total jam keperawatan yang dibutuhkan
klien per hari untuk nilai keperawatan langsung. Keperawatan tidak
langsung dan pendidikan kesehatan (penkes) dijumlahkan lalu dibagi
dengan jumlah klien.

Keperawatan langsung + keperawatan tak langsung + Penkes = jam/klien

Jumlah Klien

4) Jumlah Tenaga yang Dibutuhkan.


∑ Jam wat yg Rata-rata ∑ Hari ∑ jam wat yg
= Dibutuhkan klien/hr X klien/hr X pertahun = dibutuhkan/thn =
Hari/thn-Hari libur msg wat X ∑ jam kerja wat/hr ∑ jam kerja prwt

= ∑ Tenaga perawat + 20 % (Keperawatan yang dibutuhkan)

Contoh perhitungan ruangan Lt. VI Perawatan Umum RSPAD Gatot Sobroto Ditkesad.

5) Keterangan Ketentuan Waktu.


a) Jumlah jam kerja perawat/hari = 8 Jam.
b) Jumlah hari kerja efektif dalam setahun = 225 hari.
c) Jumlah hari kerja tidak efektif dalam setahun = 140 hari.
d) Jumlah jam keperawatan tidak langsung setiap pasien
dlm 1 hari = 60 menit.
e) Jumlah hari efektif dalam seminggu = 5 hari.

6) Kapasitas TT, Bor dan Katagori Pasien.


a) Kapasitas tempat tidur = 58 TT.
b) Rata-rata BOR = 53%.
c) Rata-rata pasien dalam satu hari = 53% X 58 TT = 31 Orang.
d) Kategori pasien :

(1) Perawatan mandiri = 2 jam.


(2) Perawatan sebagian = 3 jam.
(3) Perawatan total = 5 jam.

7) Pembahasan.
a) Total jam perawatan yang dibutuhkan pasien/hari :
(1) Perawatan langsung.
(a) Perawatan mandiri : 7 X 2 = 14 jam.
(b) Perawatan sebagian : 12 X 3 = 36 jam.
(c) Perawatan total : 12 X 5 = 6 jam

Jumlah = 110 jam

(2) Perawatan tidak langsung


= 31 Pasien X 60 = 31 jam
60

(3) Penyuluhan Kesehatan


= 31 pasien X 15 = 7,75 jam
60

b) Total jam perawat yang dibutuhkan klien/hari

= Perawatan langsung + Perawatan tidak langsung + Penkes

Jumlah klien

= 110 + 31 + 7,75 = 148,75 = 4,8 jam/hari

31 31

c) Perhitungan dengan rumus


.
∑ Jam wat yg Rata-rata ∑ hari ∑ jam wat
= Dibutuhkan klien/hr X klien/hr X pertahun = yg dibutuhkan/thn =
Hari/thn - Hari libur msg wat X ∑ jam kerja wat/hr ∑ jam kerja prwt

= ∑ tenaga perawat + 20 % ( Keperawatan yang dibutuhkan )

= 4,8 X 31x365 X 20 % = 54312+20% = 36,12 orang


1800 1800

Riil perawat Lantai VI PU = 34 Orang


Standar tenaga perawat Lantai VI PU = 36 Orang

Kebutuhan tenaga perawat = - 2 Orang

c. Penghitungan tenaga di Kamar Operasi


1) Dasar perhitungan tenaga di kamar operasi
2) Jumlah dan jenis operasi
3) Jumlah kamar operasi
4) Pemakaian kamar operasi (diprediksi 6 jam perhari) pada hari kerja.
5) Tugas perawat di kamar operasi : instrumentator, perawat sirkulasi
(2 orang/tim).
6) Ketergantungan pasien :
a) Operasi besar : 5 jam/1 operasi.
b) Operasi sedang : 2 jam/1 operasi.
c) Operasi kecil : 1 jam/ 1 operasi.

Rumus :

Jumlah jam perawatan/hari X jumlah operasi X jumlah perawat dlm tim


=
Jumlah hari efektif 1 thn X jumlah jam kerja efektif / hari

Contoh : Suatu RS terdapat 30 operasi perhari, dengan perincian :


a. Operasi besar : 6 orang
b. Operasi sedang : 15 orang
c. Operasi kecil : 9 orang

Perhitungan kebutuhan waktu keperawatan sebagai berikut :

= {(6x5 jam)+(15x2 jam)+(9x1 jam)} = 2,3 jam/pasien

30 pasien

Jumlah tenaga yang dibutuhkan :

∑ jam wat Rata-rata ∑ prwt yg


= Yg dibthkan X Pemakaian OK X hr/thn X Jmlh tim = dibutuhkan/thn + 10% = ∑ tenaga prwt

Hari/thn libur X Jam kerja perawat

= 2,3 x 18 x 52 x 7 x 3 = 25 + 2,5 = 27,6 orang


1800

Di ruang penerimaan dan RR.


Ketergantungan pasien di ruang penerimaan : 15 menit
Ketergantungan pasien RR : 1 jam
= 1,25 x 30 = 5,3 orang (dibalutkan 5 orang)
7
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di ruang penerimaan dan RR
adalah 5 orang. Kebutuhan tenaga di kamar operasi = 32,6 =33 orang
Perhitungan di atas dengan kondisi : alat tenun dan set operasi dipersiapkan oleh
TSSU.
d. Perhitungan di Unit Gawat Darurat
Dasar perhitungan di unit Gawat Darurat adalah :
1) Rata-rata jumlah pasien per hari.
2) Jumlah jam perawatan per hari.
3) Jam efektif perawat/hari.
4) Jumlah minggu efektif.

Jadi kebutuhan tenaga perawat di IGD :

= Jumlah jam perawat x 52 x 7 x jumlah kunjungan/hari

Jumlah minggu efektif x 40 jam

Contoh =
- Rata-rata jumlah pasien/hari = 50
- Jumlah jam perawat = 4 jam
- Jam efektif/hari = 7 jam

4 jam x 52 mg x 7 x 50 = 72800 = 44,39 = 45 orang


41 X 40 jam 1640

e. Perhitungan tenaga Rawat Jalan


1) Rata-rata jumlah pasien/hari.
2) Jumlah jam perawat/hari, tanpa tindakan = 0,5 jam.
3) Jumlah jam perawat/hari, dengan tindakan = 0,75 jam.

Jadi kebutuhan tenaga perawat di rawat jalan :

= Jumlah Kunjungan x 52 x 7 x Jam Perawat/hari x 10 %


Jumlah minggu efektif x 40 jam
Contoh :
Rata-rata kunjungan pasien 90/hari

= 90 x 52 x 7 x 0,5 = 16380 + 10% = 9,9 + 0,9 = 10


41 x 40 jam 1640
f. Perhitungan tenaga di Kamar Bersalin.
1) Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan mencakup kala I
s.d IV = 4 jam/pasien.
2) Jam efektif kerja bidan 7 jam/hari.
3) Rata-rata jumlah pasien setiap hari = 10 pasien.

= Jumlah kunjungan x 52 x 7 x jam perawatan/hari x 20 %


Jumlah minggu efektif x 40 jam

Contoh perhitungan

= 4 jam x 52 x 7 x 10 = 14560 + 20% = 10,65 = 11 orang


41 X 40 jam 1640

g. Perhitungan tenaga di Ruang Tindakan


1) Jumlah rata-rata pasien yang dilakukan tindakan perhari.
2) Jumlah jam perawat yang dibutuhkan per pasien (1 jam/2 jam/5 jam).
3) Jumlah hari kerja efektif dalam setahun = 225 hari/ 277 bila sabtu
masuk.
4) Jumlah jam kerja perawat per hari.
Contoh : Ruang tindakan haemodialisa :
(a) Jumlah rata-rata kunjungan pasien per hari = 38 pasien.
(b) Lamanya perawat melakukan tindakan dan observasi per
pasien = 5 jam.
(c) Jumlah hari kerja efektif = 277 hari (hari sabtu masuk).
(d) Jumlah jam kerja perawat per hari.

= 5 x 38 x 365 = 69350 = 31,29 = 31 orang

8 2216

h. Perhitungan Tenaga ICU dan Peristi


Penetapan jumlah dan kualifikasi tenaga keperawatan di unit perawatan
intensif direkomendasikan formulasi ketenagaan menurut Hatson :
Kategori Intensive Care 10 – 14 Jam / 24 jam
Menghitung kebutuhan tenaga perawat dengan formula Gillis

Tenaga Perawat (TP) = A X B X 365


(365 – C) x Jam Kerja / hari
A : Jam Perawatan/24 jam (waktu perawatan yg dibutuhkan pasien)
B : Sensus harian (BOR x Jumlah Tempat Tidur)
C : Jumlah hari libur
365 : Jumlah hari kerja selama setahun
Jam Kerja : 8 jam kerja
Tenaga tambahan untuk libur, sakit (dalam %) biasanya 20 %

Contoh : tenaga keperawatan ICU


A : 14 B : 16 C : 225 hari

= 14 x 16 x 365 = 81760 = 45,4 + 20 % = 57


225 x 8 1800

Jumlah tenaga yang dibutuhkan : 57 tenaga


Jumlah tenaga pengelola (kaur) : 4 tenaga
(Kaur alat, penunjang, perawat) 61 tenaga

17. Pengakhiran. Kegiatan akhir dari perhitungan Ketenagaan dengan menghitung


kebutuhan tenaga diseluruh ruang rawat inap, rawat jalan dan ruang tindakan dan dibuat
dalam tabel (Sublampiran B).

BAB V
PENUTUP
18. Keberhasilan. Keberhasilan pelaksanaan perhitungan tenaga perawat
ditentukan oleh kesungguhan dan kecermatan manajer keperawatan (Kaur, Kasub) dalam
menentukan tenaga perawat baik dari kualitas maupun kuantitas dengan perhitungan
sesuai standar perhitungan tenaga perawat.

19. Penyempurnaan. Bila dalam evaluasi pelaksanaan perhitungan kebutuhan


tenaga ini dikemudian hari terdapat kekurangan, saran penyempurnaan agar disampaikan
kepada Ka RS X.

PENGERTIAN

1. BOR (Bed Occupancy Rate). Bed Occupancy Rate adalah jumlah pasien yang
dirawat dalam satuan waktu dibagi jumlah tempat tidur (TT) yang tersisa dikali 100% rata-
rata pemakaian TT di suatu unit.

2. Beban Kerja. Beban kerja adalah waktu perawatan yang dibutuhkan per
pasien dalam suatu unit dengan mempertimbangkan :
a. Jumlah klien yang dirawat setiap
hari/bulan/tahun di unit tersebut.
b. Kondisi/tingkat ketergantungan.
c. Pengukuran keperawatan langsung,
perawatan tidak langsung dan pendidikan kesehatan.
d. Frekuensi tindakan yang dibutuhkan klien.
e. Rata-rata waktu perawatan langsung, tidak
langsung dan pendidikan kesehatan.

3. Keperawatan mandiri (Self Care). Keperawatan Mandiri adalah pasien


memerlukan bantuan minimal dalam melakukan tindakan keperawatan dan pengobatan :
aktivitas perawatan diri dapat dilakukan mandiri oleh pasien.

4. Keperawatan Sebagian (Partial Care).Keperawatan sebagian adalah pasien


memerlukan bantuan sebagian dalam tindakan keperawatan dan pengobatan tertentu,
misalnya pemberian obat Intra Vena, mengatur posisi dan lain lain.

5. Keperawatan Total (Total Care). Keperawatan Total adalah klien


memerlukan bantuan secara penuh dalam perawatan diri dan memerlukan observasi
secara ketat.

6. Perawat Cuti. Perawat Cuti adalah perawat yang menjalankan cuti 12 hari
kerjasetelah bekerja secara terus menerus selama 1 tahun.

7. Perawatan Intensif (Intensive Care). Perawatan Intensif adalah klien


memerlukan observasi dan tindakan keperawatan yang terus menerus.

8. Perawat sakit. Perawat sakit adalah perawat yang mendapatkan perawatan di


rumah sakit dan menjalankan istirahat sakit dengan menunjukkan surat keterangan dari
dokter.

9. Perhitungan Tenaga Keperawatan. Perhitungan Tenaga Keperawatan adalah


metode yang digunakan untuk mengetahui jumlah tenaga keperawatan professional
berdasarkan tingkat ketergantungan dan jumlah pasien dalam 1 tahun.
10. Tingkat Ketergantungan. Tingkat Ketergantungan adalah penilaian
terhadap kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan dasar pasien akan tindakan
keperawatan dan pengobatan.

11. Waktu Perawatan Langsung (Direct Care). Waktu Perawatan Langsung adalah
waktu rata-rata yang dibutuhkan perawatan dalam melakukan tindakan keperawatan
kepada pasien.

12. Waktu Perawatan Tidak Langsung (Indirect Care). Waktu Perawatan Tidak
Langsung adalah waktu yang dibutuhkan perawatan dalam mempersiapkan perawatan
sebelum melakukan tindakan keperawatan.

13. Waktu Pendidkan Kesehatan. Waktu Pendidikan Kesehatan adalah rata-rata


waktu yang dibutuhkan perawat dalam pemberian informasi dan pengetahuan kepada
pasien dan keluarganya tentang cara perawatan pasien.

DAFTAR HASIL PERHITUNGAN KETENAGAAN PERAWAT


RS X
BERDASARKAN BOR TAHUN 2008

NOMOR CONTOH HALAMAN


ISI CONTOH
URUT NOMOR
1 2 3 4
1. Hasil Perhitungan Ketenagaan Perawat Instalasi 1 22
Rawat Inap RS X
Berdasarkan Bor Tahun 2008
2. Hasil Perhitungan Ketenagaan Perawat Instalasi 2 23
Rawat Jalan RS X Tahun 2008
Hasil Perhitungan Ketenagaan Perawat Instalasi
3. Tindakan RS X Tahun 2008 3 24
Hasil Perhitungan Ketenagaan Perawat Yanmasum
RS X Berdasarkan Bor Tahun 2008
4. Rekapitulasi Ketenagaan Perawat RS X dan 4 25
Yanmasum Tahun 2008

5. 5 26

HASIL PERHITUNGAN KETENAGAAN PERAWAT INSTALASI RAWAT INAP


RS X
BERDASARKAN BOR TAHUN 2008

TENAGA KET

N BOR/ RIIL STANDAR WAT PP


RUANGAN TT
O KUNJUNGAN
WAT PP WAT PP WAT PP
I SUB IRNA A
Penyakit Dalam
Lantai I 17 65% (12) 16 7 16 7 - -
Lantai II 20 70% (13) 18 8 18 8 - -
Lantai III 35 75% (27) 23 7 29 7 <6 -
Lantai V 36 60% (22) 22 7 27 7 <5 -
Lantai VI 60 75% (45) 45 13 44 12 >1 >1

Jumlah 168 124 42 134 41


II SUB IRNA B
Dep. Bedah
Lantai III 7 60% (5) 13 2 16 2 <3 -
Lantai IV 26 65% (17) 26 8 21 7 >5 >1
Lantai V 43 85% (37) 34 8 35 8 <1 -
Unit Stroke 8 71% (6) 18 6 18 6 - -
Unit Dokmil 43 60% (26) 25 5 27 7 <2 <2

Jumlah 120 116 29 117 30


III SUB IRNA C
Lantai I IKA 22 50% (11) 16 5 18 5 <2 -
Lantai II IKA 53 70% (38) 37 11 40 11 <3 -
Obgyn I 22 50% (11) 17 9 15 9 >2 -
Obgyn II 26 50% (13) 16 8 17 8 <1 -
Unit Peristi 16 75% (12) 28 3 32 3 <4 -

Jumlah 139 114 36 122 36


IV SUB IRNA D
Lantai I Paru 9 60% (6) 17 6 17 6 - -
Lantai II Jantung 11 65% (8) 14 5 15 5 < 1 -
Lantai IV Paru 24 65% (16) 16 9 20 9 < 4 -
Pav. Amino 24 61% (15) 20 5 20 5 - -

Jumlah 68 67 25 72 25
V INSTALASI 12 85% (11) 50 9 51 9 <1 -
REANIMASI/
ICU
Jumlah 507 471 141 496 141 < 25 -

HASIL PERHITUNGAN KETENAGAAN PERAWAT INSTALASI RAWAT JALAN


RS X TAHUN 2008

TENAGA KET

BOR/ RIIL STANDAR


NO RUANGAN
KUNJUNGAN
WAT PP WAT PP WAT PP
I SUB INSTAL WAT LAN A
Poli Mata 37 14 2 15 2 <1 -
Poli THT 29 16 1 16 1 - -
Poli IKA 46 11 3 12 3 <1 -

II SUB INSTAL WAT LAN B


Poli Paru 35 11 1 11 2 - <1
Poli Jantung 97 14 2 14 2 - -
Poli Keswa 36 5 4 6 4 <1 -

III SUB INSTAL WAT LAN C


Poli IPD 213 15 2 23 4 <7 <2

IV SUB INSTAL WAT LAN D


Poli Kul Kel 48 10 3 11 3 <1 -
Poli Obgyn 55 13 1 13 1 - -
Poli Syaraf 44 15 3 11 3 >4 -

V SUB INSTAL WAT LAN E


Poli Gilut 81 33 2 30 2 >3 -
Poli Bedah 74 17 1 14 1 >3 -
JUMLAH 174 25 176 28 <2 <3

HASIL PERHITUNGAN KETENAGAAN PERAWAT INSTALASI TINDAKAN


RS X TAHUN 2008

TENAGA KET
N BOR/
RUANGAN TT RIIL STANDAR
O KUNJUNGAN
WAT PP WAT PP WAT PP

1 Instalasi Gadar 40 46 8 52 8 <6

Instalasi Reanimasi 21 33 - 35 - <2


2
anastesi
3 IKO 21 33 - 39 - <4
4 OKG 6 6 17 2 17 2
5 KB 16 2 15 2 <1
6 Unit Rikkes 15 15 - 15 -
7 Unit Nosokomial 5 2 5 2
8 Haemodialisa 20 38 22 3 30 3 <8

Endoscopi/USG/ 91 12 - 13 - <1
9
Haematologi
5 6 1 5 1 <1
10 Kateterisasi Jantung

Jumlah 205 18 228 18 <16

HASIL PERHITUNGAN KETENAGAAN PERAWAT YANMASUM


RS X BERDASARKAN BOR TAHUN 2008

TENAGA KET
N BOR/ RIIL STANDAR
RUANGAN TT
O KUNJUNGAN
WAT PP WAT PP WAT PP

1 Paviliun Kartika 95 60% (54) 110 26 118 26 <8 -


2 Lantai IV/PU 60 70% (42) 43 12 46 12 <3 -
3 Paviliun Darmawan 45 65% (30) 48 7 49 7 <1 -
4 PIS : Ibu 17 40% (7) 15 1 15 1 - -
Bayi 8 (4)
Jumlah 225 216 46 228 46 12
REKAPITULASI KETENAGAAN PERAWAT
RS X
DAN YANMASUM TAHUN 2008

RIIL TENAGA STANDAR KET


NO TEMPAT TUGAS
PRWT PP PRWT PP PRWT PP
1 Rawat Inap RSPAD 471 141 496 141 < 25 -

2 Rawat Jalan RSPAD 174 25 176 28 <2 <3


3 Ruang Tindakan 205 18 220 18 < 15 -
4 Staff Keperawatan 142 - 142 - - -
5 KTT Akper 12 - 12 - - -
6 KTT Akbid 8 - 8 - - -
Jumlah 1012 184 1054 187 < 37 <3

RIIL TENAGA STANDAR KET


NO TEMPAT TUGAS
PRWT PP PRWT PP PRWT PP
1 Paviliun Kartika 110 26 118 26 <8 -
2 Pavilin Darmawan 48 7 49 12 <3 -
3 Lantai IV PU 43 12 46 7 <1 -
4 Paviliun Imam Sujudi 15 1 15 1 - -
Jumlah 216 46 228 46 < 12 -

NO TEMPAT TUGAS RIIL TENAGA STANDAR KET


PRWT PP PRWT PP PRWT PP

1 RSPAD GS 1012 184 1054 187 < 37 <3


2 Yanmasum 216 46 228 46 < 12 -
Jumlah 1228 230 1282 233 < 49 <3

Anda mungkin juga menyukai