Kebijakan Ppi
Kebijakan Ppi
NUSANTARA
UNIT RUMAH SAKIT PABATU
KANTOR PUSAT : JL. GAJAH MADA NO. 47 RUMAH SAKIT PABATU : DESA KEDAI DAMAR,
MEDAN, SUMATERA UTARA - 20154 KEC. TEBING TINGGI, KAB. SERDANG BEDAGAI
Telp. 061-4147147 - Fax. 061-4568794 No. Hp: 0821-3433-4676
Email : Prima.Medica.Nusantara@gmail.com Email : rs_Pabatu@ptpn4.co.id
Menimbang : a. bahwa dalam rangka untuk mewujudkan visi dan misi Rumah Sakit
Pabatu serta dalam rangka menghadapi tuntutan akan pelayanan
rumah sakit yang berkualitas serta mengutamakan keselamatan
pasien, maka diperlukan kebijakan pencegahan dan pengendalian
infeksi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelayanan di Rumah
Sakit Pabatu;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, perlu menetapkan keputusan Direktur Rumah Sakit Pabatu tentang
Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
Pabatu;
Mengingat : 1. Undang-undang:
a. No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
b. No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
2. Peraturan Pemerintah;
a. No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI
a. No. 269 Tahun 2008 tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
b. No. 1438 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran;
c. No. 1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
5. Keputusan Direktur No. / / tentang Pemberian Izin Operasional
Tetap Rumah Sakit Pabatu;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PT PRIMA MEDICA
NUSANTARA
UNIT RUMAH SAKIT PABATU
KANTOR PUSAT : JL. GAJAH MADA NO. 47 RUMAH SAKIT PABATU : DESA KEDAI DAMAR,
MEDAN, SUMATERA UTARA - 20154 KEC. TEBING TINGGI, KAB. SERDANG BEDAGAI
Telp. 061-4147147 - Fax. 061-4568794 No. Hp: 0821-3433-4676
Email : Prima.Medica.Nusantara@gmail.com Email : rs_Pabatu@ptpn4.co.id
Ditetapkan : RS.Pabatu
Pada Tanggal : 2017
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PABATU
NOMOR: / /SK/ /2016
TENTANG KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI DI RUMAH SAKIT PABATU
I. PENGERTIAN
A. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS)
PPIRS adalah kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan serta
pembinaan dalam upaya menurunkan angka kejadian infeksi rumah sakit (IRS) pada pasien
PT PRIMA MEDICA
NUSANTARA
UNIT RUMAH SAKIT PABATU
KANTOR PUSAT : JL. GAJAH MADA NO. 47 RUMAH SAKIT PABATU : DESA KEDAI DAMAR,
MEDAN, SUMATERA UTARA - 20154 KEC. TEBING TINGGI, KAB. SERDANG BEDAGAI
Telp. 061-4147147 - Fax. 061-4568794 No. Hp: 0821-3433-4676
Email : Prima.Medica.Nusantara@gmail.com Email : rs_Pabatu@ptpn4.co.id
atau petugas RS dan mengamankan lingkungan rumah sakit dari resiko transmisi infeksi yang
dilaksanakan melalui manajemen resiko, tata laksana klinik yang baik dan pelaksanaan
kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit.
D. Surveilains
Adalah kegiatan pengamatan sistematis aktif dan terus menerus terhadap timbulnya dan
penyebaran IRS pada suatu peristiwa yang menyebabkan meningkatnya atau menurunnya
resiko tersebut.
E. Dekontaminasi
Adalah suatu proses untuk menghilangkan/memusnahkan mikroorganisme dan kotoran yang
PT PRIMA MEDICA
NUSANTARA
UNIT RUMAH SAKIT PABATU
KANTOR PUSAT : JL. GAJAH MADA NO. 47 RUMAH SAKIT PABATU : DESA KEDAI DAMAR,
MEDAN, SUMATERA UTARA - 20154 KEC. TEBING TINGGI, KAB. SERDANG BEDAGAI
Telp. 061-4147147 - Fax. 061-4568794 No. Hp: 0821-3433-4676
Email : Prima.Medica.Nusantara@gmail.com Email : rs_Pabatu@ptpn4.co.id
melekat pada peralatan medis/ obyek sehingga aman untuk penggunaan selanjutnya, meliputi
pembersihan, desinfeksi, sterilisasi.
F. Sterilisasi
Adalah suatu proses menghilangkan seluruh mikroorganisme dari benda/ alat kesehatan
termasuk endospora bakteri melalui cara fisika atau kimia.
G. Desinfeksi
Adalah suatu proses untuk menghilangkan sebagian atau semua mikroorganisme dari alat
kesehatan kecuali endospora bakteri.
J. Pengelolaan Lingkungan
Merupakan bagian upaya pengendalian infeksi untuk meminimalkan potensi reservoir
tumbuh dan berkembangbiaknya agen pathogen dilingkungan rumah sakit sehingga
mencegah tranmisi kepada pasien, petugas maupun lingkungan yang luas.
II.TUJUAN
A. Tujuan Umum
Terciptanya lingkungan rumah sakit yang memenuhi standart untuk menjamin pencegahan
IRS dan membantu program serta proses penyembuhan pasien, agar dapat meningkatkan
mutu pelayanan berfokus pada keselamatan (pasien, petugas, pengunjung dan lingkungan)
dan efisien.
B. Tujuan Khusus
Dapat melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi dengan baik.
III.KEBIJAKAN
A. Kewaspadaan Standar adalah prinsip kewaspadaan sebagai bagian manajemen resiko pada
PT PRIMA MEDICA
NUSANTARA
UNIT RUMAH SAKIT PABATU
KANTOR PUSAT : JL. GAJAH MADA NO. 47 RUMAH SAKIT PABATU : DESA KEDAI DAMAR,
MEDAN, SUMATERA UTARA - 20154 KEC. TEBING TINGGI, KAB. SERDANG BEDAGAI
Telp. 061-4147147 - Fax. 061-4568794 No. Hp: 0821-3433-4676
Email : Prima.Medica.Nusantara@gmail.com Email : rs_Pabatu@ptpn4.co.id
pengendalian infeksi RS yang dilaksanakan secara menyeluruh oleh setiap petugas berdasarkan
perhitungan besar resiko transmisi infeksi yang dihadapi pada setiap pelayanan rawat jalan
maupun rawat inap untuk melindungi pasien, petugas, pengunjung maupun lingkungan Rumah
Sakit. Prinsip Kewaspadaan standar meliputi peralatan perawatan pasien, pengendalian
lingkungan, kebersihan tangan, penggunaan APD, etika batuk, praktik menyuntik yang aman,
praktek untuk lumbal punksi, pemrosesan peralatan dan penatalaksanaan linen, kesehatan
karyawan, penempatan pasien. Kewaspadaan standar diterapkan secara menyeluruh di semua
area RS dengan mengukur semua resiko yang dihadapi pada setiap situasi dan aktivitas
pelayanan sesuai panduan PPIRS.
B. Kebersihan tangan dilaksanakan dengan mengunakan sabun antiseptik dengan air mengalir
atau dengan handrub menggunakan larutan antiseptik. Kebersihan tangan wajib
diimplementasikan di RS oleh setiap Petugas RS sesuai dengan panduan kebersihan tangan di
RS (berdasarkan pedoman Internasional WHO maupun pedoman nasional )
B.3 Cuci tangan menggunakan sabun dan air, dan handrub yang tersedia di area rumah sakit
wajib dilakukan setelah petugas melaksanakan kebersihan tangan dengan handrub 5
kali.
B.4 Komite PPIRS melakukan monitoring , evaluasi dan memberikan rekomendasi untuk
meningkatkan perilaku kebersihan tangan secara efektif dan efisien serta melakukan audit
cuci tangan.
C. Kewaspadaan Isolasi merupakan tambahan kewaspadaan standar diterapkan pada pasien rawat
PT PRIMA MEDICA
NUSANTARA
UNIT RUMAH SAKIT PABATU
KANTOR PUSAT : JL. GAJAH MADA NO. 47 RUMAH SAKIT PABATU : DESA KEDAI DAMAR,
MEDAN, SUMATERA UTARA - 20154 KEC. TEBING TINGGI, KAB. SERDANG BEDAGAI
Telp. 061-4147147 - Fax. 061-4568794 No. Hp: 0821-3433-4676
Email : Prima.Medica.Nusantara@gmail.com Email : rs_Pabatu@ptpn4.co.id
inap yang suspek atau telah ditentukan jenis infeksinya, berdasarkan cara transmisi kontak,
droplet atau airbone. Tatalaksana administratif meliputi percepatan proses diagnosis, pemisahan
penempatan pasien, mempersingkat waktu pelayanan di RS penyediaan paket pelindung
petugas. Tatalaksana lingkungan penyediaan paket pelindung petugas yang meliputi alur pasien,
penataan sistem ventilasi natural. Tatalaksana penyediaan dan penggunaan APD.
C.1 RS menyiapkan ruang dengan ventilasi natural yang baik untuk perawatan pasien
infeksi,khususnya infeksi airbone, yang terpisah dari pasien noninfeksi dan khususnya
terpisah dari pasien dengan immunocompromised dengan kohort.
C.2 Pasien Infeksi yang penularannya melalui kontak dan droplet ditempatkan di ruang rawat
secara kohort, diutamakan di ruang rawat infeksi.
C.3 Tatalaksana perawatan pasien isolasi diterapkan berdasarkan prinsip kewaspadaan isolasi
sesuai cara transmisi spesifik. Petugas menerapkan prinsip kewaspadaan kontak atau
droplet atau airbone atau kombinasi.
C.4 Transportasi pasien infeksi dari unit satu ke unit lainnya harus dibatasi seminimal mungkin
dan bila terpaksa harus mempertahankan prinsip kewaspadaan isolasi.
D. Pencegahan dan Pengendalian infeksi Tubercolusis (PPITB)
Merupakan bagian tidak terpisahkan dari PPIRS, khususnya kewaspadaan infeksi airbone,
dimaksudkan untuk lebih memprioritaskan kewaspadaan terhadap resiko transmisi penyakit TB-
MDR
D.1 Skrining batuk dilakukan saat pasien datang ke RS oleh petugas terlatih.
D.2 Pasien Suspek batuk TB dikhususkan untuk diagnosis cepat, mengamankan alur pelayanan
bagi pasien, pengunjung, lingkungan RS, mempersingkat waktu kontak di RS.
D.3 Pasien rawat inap TB BTA (+) di tempatkan di ruang rawat inap infeksi airbone dengan
pengaturan ventilasi natural sedang untuk kelas 1 dan 2 di ruang rawat biasa.
D.5 Tatalaksana Perawatan pasien TB BTA (+) diterapkan berdasarkan prinsip kewaspadaan
isolasi airbone, khususnya pada aktivitas/tindakan medis yang menghasilkan aerosol. Alat
pelindung diri : masker untuk pasien, masker untuk petugas. Khususnya untuk dugaan
MDR TB bila kondisi pasien sudah stabil dirujuk yang memiliki fasilitas untuk perawatan
tersebut.
D.6 Paket Kesehatan Kerja meliputi : Pemantauan kesehatan dan pada surveilans TB petugas,
pemeriksaan rutin prakarya dan berkala, pemberian terapi profilaksis maupun terapeutik
belum bisa dilaksanakan karena tidak dianggarkan pada tahun 2016. Sehingga untuk paket
kesehatan kerja di Rumah Sakit Pabatu saat ini hanya berdasarkan laporan kejadian yang
dialami oleh petugas dan pengaturan shift bertugas dilakukan bersama sub bagian
kepegawaian , bagian pelayanan dan unit kesehatan dan keselamatan (K3). Tahun 2017
mulai dianggarkan secara bertahap terhadap karyawan yang bertugas di ruang terpapar
infeksi.
evaluasinya oleh komite PPIRS bersama unit K3, instalasi Farmasi dan Sub Bagian
Umum, Sub Penunjang medik dan Kepegawaian Rumah Sakit agar mudah dan dapat cepat
diakses saat dibutuhkan, efektif dan efisien.
E.1 APD digunakan berdasarkan prinsip kewaspadaan standar dan isolasi dengan selalu
mengukur potensi resiko spesifik pada setiap aktivitas pelayanan/ tindakan medik
sehingga tepat, efektif dan efisien.
E.2 APD habis pakai disediakan instalasi Farmasi.
E.3 APD yang lain disediakan bagian kerumahtanggaan.
E.4Komite PPIRS melakukan monitoring dan audit ketepatan penggunaan APD sebagai
bahan komite PPIRS dalam evaluasi dan rekomendasi.
F. Surveilance Infeksi Rumah Sakit (SIRS) dilakukan secara sistematis aktif oleh IPCN
(Infections Prevention Control Nurse - perawat pengendali purna waktu ) dan IPCLN
( (link nurse-perawat penghubung pengendali infeksi) menggambarkan tingkat kejadian
berbagai penyakit infeksi target sesuai pedoman Surveilains Infeksi Rumah Sakit
Kemenkes dan Penyakit endemis di RS, target Surveilains yaitu : ISK terkait kateterisasi,
Infeksi Daerah Operasi, Infeksi Aliran Darah Primer, Plebitis, dekubitus, ventilator
Associated Pneumonia (VAP) dan Hospital Associated Pneumonia (HAP)
F.1 Analisis , evaluasi dan rekomendasi tindak lanjut data infeksi dilakukan komite PPIRS
di bawah koordinator dokter penanggung jawab PPI (IPCO) untuk tujuan
pengendalian, manajemen resiko, dan kewaspadaan terhadap kejadian luar biasa.
F.2 Pengendalian angka infeksi rumah sakit menggunakan target sasaran sesuai program
PPI, sasaran angka IRS di evaluasi setiap 3 bulan.
F.3 Kejadian luar biasa IRS ditetapkan oleh Direktur RS berdasarkan pertimbangan komite
PPIRS pada hasil evaluasi epidemiologi kecenderungan angka IRS melalui
surveilans. Kecenderungan kejadian IRS yang terus meningkat signifikan selama 3
bulan berturut-turut atau peningkatan signifikan angka kejadian pada suatu waktu
pengamatan tertentu diwaspadai sebagai KLB. Pencegahan dan pengendalian resiko
penyebaran kejadian yang berpotensi menjadi KLB dilakukan segera secara sinergi
melalui kerjasama lintas unit satuan kerja oleh komite PPIRS.
F.4 Laporan IRS disampaikan komite PPIRS kepada direktur minimal 3 bulan sekali.
H. Sterilisasi Alat/ Instrumen kesehatan pasca pakai di RS dilakukan dengan 2 cara yaitu
secara fisika dan kimia , melalui tahapan pencucian (perendaman dan pembilasan)
dilakukan di ruangan yang mengirim. Pengemasan, pengeringan ,Labeling, indikatorisasi,
sterilisasi, penyimpanan, distribusi diikuti dengan pemantauan dan evaluasi proses serta
kualitas di instalasi pelayanan Sterilisasi.
H.1 Pemrosesan alat instrumen pasca pakai di pilih berdasrkan kriteria alat, dilakukan
dengan sterilisasi untuk alat Kritikal;
H.2 Kriteria pemilihan desinfektan didasari telaah secara cermat terkait kriteria memiliki
spectrum luas dengan daya bunuh kuman yang tinggi toksisitas rendah, waktu
desinfeksi singkat, stabil dalam penyimpanan, tidak merusak bahan dan efisiensi. Unit
kerja yang bertanggung jawab terhadap penyediaan desinfektan dan antiseptik di RS
sesuai rekomendasi Komite PPIRS adalah Instalasi Farmasi.
H.3 Unit Pelayanan Sterilisasi bertanggung jawab menyusun panduan dan prosedur tetap,
mengkoordinasikan serta melakukan monitoring dan evaluasi proses serta
kualitas/mutu hasil sterilisasi dengan persetujuan komite PPIRS.
I. AMHP (alat Medis Habis Pakai) dapat digunakan sesuai dengan rekomendasi
manufacturnya. Alat medis sekali pakai dapat digunakan ulang (RE-Use of single Use
devices) sesuai kebijakan RS tentang AMHP reuseable.
I.1 AMHP dapat digunakan ulang apabila AMHP dapat diproses secara benar/ tepat
(rasional) dan hasil sterilisasi masih efektif dan efisien baik secara fisik, fungsi
kualitas serta aman digunakan bagi pasien.
I.2 Kriteria AMHP yang disterilkan kembali adalah AMHP yang sangat dibutuhkan tetapi
secara fisik dan fungsi masih baik, AMHP yang sangat dibutuhkan tetapi sulit
PT PRIMA MEDICA
NUSANTARA
UNIT RUMAH SAKIT PABATU
KANTOR PUSAT : JL. GAJAH MADA NO. 47 RUMAH SAKIT PABATU : DESA KEDAI DAMAR,
MEDAN, SUMATERA UTARA - 20154 KEC. TEBING TINGGI, KAB. SERDANG BEDAGAI
Telp. 061-4147147 - Fax. 061-4568794 No. Hp: 0821-3433-4676
Email : Prima.Medica.Nusantara@gmail.com Email : rs_Pabatu@ptpn4.co.id
diperoleh atau mahal harganya. Daftar AMHP yang di reuse dan berapa kali pakai
batas maksimal reuse ditentukan rumah sakit melalui rapat Komite Nakes lain dan
Komite PPIRS
I.3 Mekanisme pemrosesan AMHP yang di reuse dan disterilkan kembali dengan
pencacatan dan pengawasan mutu serta batas maksimal reuse di Instalasi Pelayanan
Sterilisasi.
J.9 Untuk pemusnahan sampah infeksius dilakukan kerjasama dengan pihak ketiga
(PT.ABS)
J.10 Baku mutu dan parameter pengendalian lingkungan dievaluasi periodik pada
pemeriksaan kimia – biologi surveilans angka dan pola kuman lingkungan
berdasarkan standar Kepmenkes RI no 416/Menkes/Per/X/1990 tentang kualitas air
bersih dan air minum , Kepmenkes RI no 492/Menkes/SKA/II/2010 tentang
persyaratan kualitas air Minum , Kepmenkes RI no 1204/Menkes/X/2004 tentang
persyaratan kesehatan lingkungan.
J.11 Penggunaan TPS Limbah B3 yang baru dan ijin masih sedang proses di
kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
K. Pengelolaan linen kotor dan bersih secara terpisah untuk mengurangi risiko infeksi pada
pasien, petugas dan lingkungan dilakukan menyeluruh dan sistematis agar mencegah
kontaminasi, di bawah tanggung jawab Unit Laundry berkoordinasi dengan Komite PPI
RS.
K.1. Jenis linen di RS diklasifikasikan menjadi linen bersih, linen steril, linen infeksius,
linen non infeksius.
K.2. Pencegahan kontaminasi lingkungan maupun pada petugas dilakukan dengan
desinfeksi kereta linen, pengepelan/desinfeksi lantai, implementasi praktik
kebersihan tangan, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai potensi risiko
selama bekerja.
K.3. Pemenuhan kebutuhan linen di Rumah Sakit Pabatu baru berdasarkan permintaan
kebutuhan ruangan dimana untuk tahun 2017 belum mencakup semua kebutuhan
yang dianggarkan berdasarkan kebutuhan par linen.
N. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) petugas di RS terkait resiko penularan infeksi
karena merawat pasien maupun identifikasi resiko petugas yang mengidap penyakit
menular dilaksanakan oleh K3RS berkoordinasi dengan komite PPIRS.
N.1 Peencegahan penularan infeksi dari dan pada petugas dilakukan dengan pengendalian
administratif untuk petugas yang rentan tertular infeksi ataupun beresiko menularkan
infeksi , saat ini masih berdasarkan laporan dari petufgas yang bersangkutan
dikoordinasikan dengan K3RS bersama komite PPI dan Bagian Tata Usaha sub
Bagian kepegawaian serta seksi Diklat berupa penataan dan penempatan SDM dan
sosialisasi PPI berkala khususnya di tempat resiko tinggi sedangkan utuk pemberian
imunisasi rumah sakit belum dilaksanakan karena baru akan dianggarkan untuk
tahun 2017 secara bertahap.
N.2 Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kondisi kesehatan karyawan dan petugas baik
medis, paramedis ataupun non medis dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan
karyawan yang bersifat berkala sesuai faktor resiko di tempat kerja, untuk saat ini
belum dapat dilaksanakan sepenuhnya untuk seluruh karyawan rumah sakit
dikarenakan baru dianggarkan tahun 2017 secara bertahap.
N.3 Perencanaan pengadaan dan pengawasan penggunaan APD petugas resiko infeksi
yang berupa alat dan bahan habis pakai dikelola unit farmasi bekerjasama dengan
komite PPIRS.
N.4 K3RS berkoordinasi dengan komite PPIRS mengembangkan panduan dan menyusun
PT PRIMA MEDICA
NUSANTARA
UNIT RUMAH SAKIT PABATU
KANTOR PUSAT : JL. GAJAH MADA NO. 47 RUMAH SAKIT PABATU : DESA KEDAI DAMAR,
MEDAN, SUMATERA UTARA - 20154 KEC. TEBING TINGGI, KAB. SERDANG BEDAGAI
Telp. 061-4147147 - Fax. 061-4568794 No. Hp: 0821-3433-4676
Email : Prima.Medica.Nusantara@gmail.com Email : rs_Pabatu@ptpn4.co.id
standar pelaporan dan penanganan kejadian kecelakaan kerja terkait pajanan infeksi,
mensosialisasikan, memonitor pelaksanaan, serta melakukan evaluasi kasus dan
menyusun rekomendasi tindak lanjutnya.
N.5 Surveilains pada petugas dan pelaporannya dilakukan secara teratur
berkesinambungan, periodik oleh unit K3Rs berkoordinasi dengan komite PPIRS.
P.2 Untuk pasien rawat jalan disampaikan pada promosi kesehatan RS yang
dilaksanakan secara teratur berkesinambungan.