JUDUL PROGRAM
BIDANG KEGIATAN
Diusulkan Oleh :
SEMARANG
2017
i
PENGESAHAN PKM-GAGASAN TERTULIS
1. Judul Kegiatan :Peningkatan Mutu Pendidikan
2. Bidang Kegiatan : PKM-GT
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Rofi Nasrul Hidayat
b. NIM : 5201417002
c. Jurusan : Teknik Mesin
d. Universitas : Universitas Negeri Semarang
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jalan Asem RT 04 / 06 Maos Lor,
Kec. Maos, Kab. Cilacap dan
087803705411
f. Alamat email : rofinasrul@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIDN :
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP :
Wakil Rektor
Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................…………………….. i
RINGKASAN.............................................................……………………… iv
BAB I PENDAHULUAN...........................................……………………… 1
LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 11
iii
RINGKASAN
Makna dari Pasal 31 UUD 1945 tersebut adalah setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan tanpa kecuali. Pada kenyataannya, dengan kondisi
negara Indonesia yang sangat luas dan terdiri dari ribuan pulau, mulai Sabang
sampai Merauke, kita dihadapkan dengan berbagai permasalahan pelayanan
pendidikan bagi masyarakat. Padahal pendidikan merupakan faktor utama dalam
menentukan kemajuan sebuah bangsa. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi,
maka akan semakin baik sumber daya manusia yang ada, dan pada akhirnya akan
semakin tinggi pula daya kreatifitas pemuda Indonesia dalam mengisi
pembangunan sebuah bangsa. Namun di Indonesia, untuk mewujudkan
pendidikan yang baik dan berkualitas sesuai dengan standar nasional saja masih
sangat sulit.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Keadaan alam pulau ini berbukit-bukit dengan puncak tertinggi hanya 655 meter di
atas permukaan laut. Angin laut yang berhembus ke pulau itu dapat mengakibatkan curah
hujan cukup tinggi dan mengakibatkan kelembaban yang cukup tinggi pula. Iklim yang
terwujud terasa cukup segar dibandingkan dengan iklim di pesisir utara pulau Jawa.
Sebagian besar tanah di sekitar pantai merupakan lumpur dan pasir yang mengendap.
Secara umum pulau ini tidak terlalu cocok untuk pertanian.
Kekhasan pulau Bawean ini memiliki suaka margasatwa rusa Bawean (Axix
hyelaphax kuhihi), satu jenis rusa yang langka di dunia. Berdasarkan surat keputusan
Menteri Pertanian tahun 1970 rusa Bawean ini dilindungi dan tidak boleh diusik dari
habitat aslinya di pulau Bawean ini. Rusa ini termasuk berukuran kecil. Rusa jantan
berukuran panjang total 1.400 mm, tinggi sampai bahu 650 mm dan berat badan 45
kilogram. Tinggi bahu lebih rendah dari pada pantat sehingga menunjukkan sikap
merunduk. Masing-masing tanduk mempunyai tiga cabang, yang satu pendek dan dua
cabang lain panjang seperti garpu. Bulunya berwarna coklat kecuali di bagian leher dan
sering di sekitar matanya berwarna putih. Perlindungan dan pelestarian rusa ini diawasi
oleh delapan orang petugas.
5
Pada mulanya, pulau ini dihuni oleh penduduk yang berasal dari Madura. Sementara
pendapat menyatakan proses masuknya orang Madura kesini adalah sekitar tahun 1.350.
Namun sekarang penduduk pulau ini tidak mau disebut orang Madura atau turunan orang
Madura. Mereka ini memang merupakan hasil pembauran dengan para pendatang dari
Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera, sehingga lahirlah satu masyarakat yang
menamakan dirinya orang Bawean. Orang dari Sulawesi itu adalah orang-orang Bugis,
dan yang dari Sumatera adalah orang Palembang yang di Bawean disebut "Kemas".
Beberapa data penduduk pulau ini, misalnya data sensuk penduduk tahun 1930
menunjukkan jumlah 29.860 jiwa. Sekitar 30 tahun kemudian, yaitu dalam sensus
penduduk tahun 1961 telah menjadi 52.472 jiwa, dan pada sekitar 30 tahun berikutnya
lagi menjadi 61.802 jiwa. Perlu dicatat bahwa apabila dibandingkan antara tahun 1987
yang jumlah penduduknya 66.231 jiwa, maka jumlah penduduk pulau ini menjadi turun
dibandingkan tahun 1990 tersebut di atas. Gejala lain yang juga menarik bahwa bila
dilihat jumlah menurut jenis kelamin pada setiap sensus itu, jumlah jenis kelamin
perempuan selalu lebih besar dari pada laki-laki. Itulah sebabnya pulau ini biasa pula
dijuluki dengan nama "Pulau Wanita".
Sebagian besar orang Bawean hidup dari pertanian sawah dan menangkap ikan
(nelayan). Pertanian sawah ada yang dilaksanakan dengan setengah teknis dengan
menggunakan irigasi, sedangkan sebagian lain merupakan sawah tadah hujan. Pada masa
terakhir ini para nelayannya telah sering menggunakan perahu motor sehingga hasilnya
bisa langsung dibawa ke Jawa atau ke pulau Madura. Ikan yang ditangkap adalah ikan
tuna dan ikan bingkul. Selain itu penduduknya ada yang membuat tikar sebagai hasil
kerajinan.
6
meningkat, yang juga ditunjukkan bahwa jumlah mereka di pulau Bawean menjadi lebih
sedikit dari pada di perantauan itu.
Pada awalnya orang Bawean ini menganut kepercayaan yang animistis. Kemudian
masuk pengaruh Hindu dan Buddha sesuai dengan peninggalan yang terdapat di desa
Sidogedong Batu. Kini mereka adalah pemeluk agama Islam, yang diperkirakan setidak-
tidaknya sejak sekitar tahun 1601. Pengalaman agama terbilang cukup kuat yang terlihat
dari banyaknya tempat-tempat ibadah, seperti masjid, langgar dan madrasah. Anak-anak
laki-laki yang berusia enam atau tujuan tahun mendapat pelajaran Agama atau mengaji di
langgar. Anak perempuan mendapat pelajaran mengaji dan menginap di rumah kiyai
perempuan.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Karya tulis ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pemerintah dan
masyarakat diantaranya :
1. Membantu program pemerintah dalam menangani permasalahan pendidikan di
indonesia.
2. Membantu program pemerintah dalam mencari solusi pengangguran guru (sarjana
pendidikan) di indonesia.
3. Sebagai inovasi baru dalam menyelesaikan permasalahan tempat pelatihan guru
(sarjana pendidikan).
4. Melatih diri mahasiswa untuk berfikir kreatif melalui tulisan karya ilmiah,dan dapat
dikembangkan di masa yang akan datang.
7
BAB II
GAGASAN
Pulau bawean
Bawean adalah sebuah pulau yang terletak di Laut Jawa, sekitar 80 Mil atau 120
kilometer sebelah utara Gresik. Secara administratif sejak tahun 1974, pulau ini termasuk
dalam wilayah Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur di mana tahun sebelumnya sejak
pemerintahan kolonial pulau Bawean masuk dalam wilayah Kabupaten Surabaya.
Belanda (VOC) masuk pertama kali ke Pulau ini pada tahun 1743.
Tokoh yang berasal dari Pulau Bawean yaitu Pahlawan Nasional Harun Thohir,
Yahya Zaini, Syekh Zainuddin Bawean Al Makki, Syekh Muhammad Hasan Asyari
Albaweani, dan keturunan bawean seperti Datuk Aziz Sattar dan masih banyak lainnya.
Kata Bawean berasal dari bahasa Sanskerta, yang berarti ada sinar matahari. Menurut
legenda, sekitar tahun 1350, sekelompok pelaut dari Kerajaan Majapahit terjebak badai
di Laut Jawa dan akhirnya terdampar di Pulau Bawean pada saat matahari terbit. Dalam
kitab Negarakertagama menyebutkan bahwa pulau ini bernama Buwun sedangkan dalam
catatan Serat Praniti Wakya Jangka Jaya Baya penduduk Bawean bermula pada tahun 8
Saka di mana sebelumnya pulau ini tidak berpenghuni, Pemerintah Koloni Belanda dan
Eropa pada abad 18 menamakan pulau ini dengan sebutan
Lubeck,Baviaan,Bovian,Lobok, Awal abad ke-16 tepatnya pada tahun 1501 agama Islam
masuk ke Bawean yang dibawa oleh Sayyid Maulana Ahmad Sidik atau yang dikenal
dengan nama Maulana Umar Mas'ud atau Pangeran Perigi sekaligus menjalankan tata
pemerintahan di Pulau Bawean selanjutnya Pulau Bawean di pimpin oleh keturunan
Umar Masud seperti Purbonegoro, Cokrokusumo dan seterusnya hingga yang terakhir
Raden Ahmad Pashai. Pada tahun 1870-1879 Pulau Bawean menjadi Asistent Resident
Afdeeling dibawah Resident Soerabaya pada masa inilah Pulau Bawean di bagi menjadi
dua kecamatan yaitu kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak yang di pimpin
oleh seorang Wedana dengan Wedana terakhir bernama Mas Adi Koesoema ( 1899-
1903).
8
Penduduk bawean
Sementara kendala umum, yaitu sumber daya guru yang masih kurang. Tenaga
mengajar yang direkrut sebagai guru tidak sesuai bidangnya, umumnya rata-rata sarjana
pendidikan agama atau S.Ag. Padahal untuk bidang studi seperti matematika, fisika dan
bahasa inggris yang diujikan dalam ujian nasional mutlak dipelukan guru sesuai
bidangnya.
Kendala SDM guru di Pulau Bawean, umumnya disebabkan gaji guru yang sangat
rendah. Gaji guru umumnya 1 jam rata-rata Rp. 10.000. Contohnya, Pak Yanto mengajar
di MTs. Bawean dengan 10 jam selama 1 minggu x Rp.10.000 sama dengan Rp.100.000.
Jadi penghasilan Pak Yanto mengajar selama 1 bulan adalah Rp. 100.000. Sebab
minggu ke 2, 3 dan 4 tidak masuk hitungan. Itulah rumus umum penghasilan guru di
Pulau Bawean.Jadi dengan minimnya gaji yang diberikan oleh pihak sekolah, terkadang
guru lebih banyak mencari penghasilan lain diluar sekolah. Seperti ikut nelayan, jadi
petani dan lainnya, akibatnya seringkali kita melihat kondisi sekolah di kelas tanpa ada
gurunya. Sampah merupakan salah satu permasalahan terbesar di negara ini. Di sungai,
di jalan, bahkan di dalam rumah kitapun bisa kita temui sampah. Sampah ini biasanya
berasal dari hasil buangan atau limbah pabrik dan limbah rumah tangga. Lalu,
bagauimana cara menanggulangi permasalahan sampah di negeri tercinta ini?
9
2.2 Solusi yang pernah ditawarkan
Ada banyak cara untuk mengurangi sampah. Misalnya di daerah tertentu, ada suatu
organisasi yang bernama bank sampah. Bank sampah ini bertujuan untuk mengurangi
sampah dengan cara menabung sampah. Jika kita menabung sampah di sana, sampah
yang kita berikan akan berubah menjadi uang. Sampah yang ditabung akan dijual lagi ke
tukang sampah dengan harga yang agak mahal dari harga aslinya. Sisanya akan diberikan
kepada orang yang menabung sampah di bank sampah.
Tapi, ada juga beberapa cara yang paling mudah untuk mengurangi sampah,
diantaranya melakukan 4R.
Replace ( Mengganti )
Yaitu mengganti barang-barang yang tidak tahan lama dan bisa menghasilkan banyak
sampah dengan bahan yang awet dan menghasilkan hanya sedikit sampah. Misalnya
gelas kaca. Untuk mengurangi sampah dan barang menjadi tahan lama, Gelas kaca bisa
kita ganti dengan gelas plastik yang tidak mudah pecah.
Yaitu memanfaatkan kembali barang yang telah terpakai untuk membuat barang lain
yang bermanfaat. Misalnya kerajinan tangan, dan mainan.
Reduce ( Mengurangi )
Yaitu dengan mengurangi pemakaian barang agar sampah yang dihasilkan akan
berkurang juga.
Namun, selain cara mengatasi masalah sampah dengan 4R, ada beberapa cara lagi
untuk menangani sampah yang berserakan dimana-mana. Yaitu.
1. Penimbunan Sampah
Yaitu penanganan sampah dengan cara menimbun sampah di bawah tanah. Menimbun
sampah ini bertujuan agar bisa mempercepat penguraian dan mencegah timbulnya bau.
2. Pembakaran Sampah
Yaitu penanganan sampah dengan cara membakar habis sampah agar musnah
3. Pengelompokan Sampah
10
Orang sebaiknya menyadari apa akibat-akibat dalam membuang sampah
sembarangan. Jadikanlah lingkungan tempat tinggalmu menjadi lingkungan yang sehat,
nyaman, dan asri dengan membuang sampah pada tempatnya.
1. Komposter
TPA yang dapat dikembangkan sebagai reusable landfill dan mining landfill.
Kompos hasil penambangan dapat digunakan sebagai bahan penutup timbunan sampah,
sehingga keberadaan TPA dapat berkelanjutan. Penimbunan sampah sistem Semi
Aerobik dengan menggunakan pipa manifold berdiameter besar (80cm). Sudah
diujicobakan di TPA Cikundul, Kota Sukabumi.
Teknologi yang pernah diujicobakan pada TPA Cikundul Kota Sukabumi dan
TPA Kota Banjar, dengan konsep revitalisasi TPA ini, memiliki keuntungan menguran gi
dampak yang ditimbulkan, mendapatkan tanah penutup dan kompos dari hasil
penambangan, dan lahan bekas penambangan yang masih dapat dimanfaatkan kembali
sebagai TPA.
11
6. Model Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis 3 R
Menyimak enam produk litbang PUPR yang telah dihasilkan ini, sebenarnya
sudah merupakan bentuk teknologi dan inovasi sederhana yang dapat diterapkan di
masyarakat. Khususnya, model Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis 3 R (Reduce,
Reuse, Recycle). Pengelolaan sampah yang dimulai dengan mencegah timbulnya sampah,
menggunakan kembali sampah, dan melakukan daur ulang sampah.
Saat ini umumnya masyarakat Indonesia juga telah mengenal tiga jenis sampah
yang ada, yakni sampah organik (sampah basah dan bahan mudah membusuk), sampah
anorganik (sampah kering dan sulit terurai), serta sampah B3 (bahan beracun dan
berbahaya).
Masyarakat, terutama di kota besar pun sudah sering melihat adanya dua atau tiga
jenis tempat sampah yang diletakkan di pinggir jalan ataupun di dalam taman. Sejumlah
perkantoran pun juga menyediakan tempat sampah organik dan anorganik.
Namun demikian, kenyataannya di sisi yang sama saat ini, jika kita melebarkan
pandangan mata, di jalan-jalan masih banyak sampah yang bertebaran, bertumpuk di
sudut-sudut jalan yang menimbulkan bau tidak sedap dan memancing untuk menutup
hidup saat melintasinya. Kenapa hal ini terjadi?
12
Peran Pemerintah dalam Pengelolaan Lingkungan
Setiap orang adalah bagian dari masyarakat dan masyarakat memiliki hak,
kewajiban dan peran yang sama dalam pengelolaan lingkungan, tanpa terkecuali
masyarakat desa, pelosok maupun kota, karena ruang lingkup lingkungan bukan hanya
ditempat-tempat tertentu saja namun seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Keberadaan masyarakat akan efektif sekali jika peranya dalam mengontrol
pengelolaan lingkungan yang ada.
13
BAB III
KESIMPULAN
1
DAFTAR PUSTAKA
2
LAMPIRAN-LAMPIRAN