Anda di halaman 1dari 8

ADAB-ADAB DALAM PERBEDAAN

MUQADDIMAH

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, kata Allah Audzubillahiminassyaitonirrojim (01.17-03.18).


Maka palingkanlah wajahmu, arahkanlah wajahmu, tetapkanlah pendirianmu pada sebuah agam yang
lurus saudaraku. Satu saja agama yang lurus itu, satu saja jalan yang kemudian menuntunmu ke surga,
satu saja saudaraku. (03.36). Itulah fitrah, itulah karunia dari Allah, itulah kesucian dari Allah, itulah
berkah dari Allah SWT yang kemudian diberikan kepada kalian, agama yang lurus saudaraku, yang anda
bayar dengan berapapun. Bahkan anda datang dengan lautan, kemudian habis lautan dan anda datang
lagi dengan lautan yang sama. Habis lagi, anda datang lagi dengan lautan yang sama seluasnya,
sedalamnya, dengan seisinya. Anda tidak akan pernah bisa membeli agama yang lurus ini.

Anda datang dengan langit, kemudian anda datang lagi dengan langit yang selanjutnya, langit
lagi yang selanjutnya, langit lagi yang selanjutnya. Anda tidak bisa beli agama ini saudaraku. (04.22).
Luruskan niatmu, kembalikan jalanmu, tidak usah belok-belok saudaraku. Ini agama yang lurus. Anda
perlu beristiqomah, betul di dalamnya ada duri, betul di dalamnya susah, betul di dalmnya banyak
cobaan, ujian. Tapi inilah agama itu saudaraku. Inilah sunnah itu. Inilah jalan yang kemudian diberikan
oleh Allah, dan telah disempurnakan olehnya, dan telah diutus seorang Rasul yang kemudian menjadi
uswah bagimu. (05.01). Telah datang kepadamu teladan yang baik dari seorang Rasul, Rasulullah SAW,
Muhammad ibni Abdillah. Uswatun hasanah, teladan yang baik. (05.30). Tidak akan anda dapatkan,
tidak akan anda temukan pengganti dari ciptaan-ciptaan Allah. Sehebat-hebatnya dokter gigi yang bisa
membuat gigi palsu.

Demi Allah saya katakan gigi palsu tersebut tidak akan pernah menyamai gigi asli manusia.
Berdiri. Antum dokter gigi. Sini Maju. Kita.Iya. Cepat, Waktu saya habis. Iya. Sini. Ayo. Hadap Sana. Sini.
Hadap sana. “Tahu gigi palsu?”,Iye Ust. “Universitas mana antum?”, Unhas Ust.”Unhas, Baik”. “Dokter
gigi unhas? Saya Tanya, pernah tidak kamu menemukan gigi yang dibuat dari mana saja, negara mana
saja, yang membuat professor mana saja, yang sudah ahli. Palsu yang kemudian menyamai gigi asli?”,
Tidak Pernah Ust. “Tidak pernah? Yakin Tidak pernah? Meskipun itu diimpor dari Jepang, dari Korea, dari
Amerika, meskipun?”. Iye ust. “Yakin?”. Iya ust. “Bagus. Thoyyib. Siapa Namanya?”. Ikram ust. “Ikram.
Sudah menikah? Sudah?”. Belum Ust. “Astagfirullah, baik, kapan mau nikah?”. ---.”Apa? Kasi jelas
suaramu, kapan? A? Tunggu gigi copot semua? Kapan?”. Secepatnya. “Secepatnya, baik ditunggu bulan
depan. Dudukmi. Iya. Terima Kasih”.

(07.29). Anda tidak akan temukan pengganti dari ciptaan-ciptaan Allah. Maka subhanallah, yang
anda miliki sekarang syukuri saudaraku. Jangan gara-gara masalah sedikit, lalu kemudian anda lalai dari
jalan yang lurus tadi. Jangan gara-gara cobaan yang kemudian, ck, sederhana semestinya, kemudian
kamu jadikan pusing. Gara-gara kertas pusing, gara-gara menikah pusing, gara-gara utang pusing, gara-
gara mau ninggalkan riba pusing, gara-gara mau copot KPR-KPRnya yang bukan syar’i pusing, gara-gara
mau meninggalkan jalan yang haram pusing. Akhawat di atas gara-gara mau cabut foto-fotonya yang
masih kemudian tampak di facebook-facebook pusing. Apalagi kalau tidak berjilbab.
Naudzubillahimindzalik. Hati-hati. Ini agama yang lurus saudaraku yang kemudian anda harus berpikir.
Bahwasanya ini adalah kesempatan yang kemudian anda telusuri, bertahan di dalamnya meskipun
cobaan ujian tantangan berat. Dan itu adalah sunnatullah.

Tidak murah. Bukan tidak murah. Tidak mudah orang kemudian mengatakan saya mau masuk
surga lalu kemudian dia tidur dan bangun masuk surga. Tidak bisa. Surga dibeli, surga di usahakan. Surga
iru kemudian adalah reward, balasan, pahala dari Allah bagi orang-orang yang bertakwa, bagi orang-
orang yang beriman, bagi orang-orang yang sudah kemudian berusaha. Pernah kita bahas ayat Allah
amhasibtum antadkhulul jannah. Apakah kalian mengira akan masuk surga. (09.07). Sedangkan Allah
belum tahu mana di antara kalian berjuang dan mana diantara kalian yang sabar. (09.17). Di ayat lain
sedangkan apakah kalian mengira akan masuk surga sedangkan belum kalian temukan ujian-ujian orang-
orang sebelum kalian.

Nah saudaraku yang dimuliakan oleh Allah. Ayat ini dimulai judul kita tentang tentunya “Adab-
adab dalam Menyikapi Perbedaan”. Kalau bahasa Arabnya kemudian kita katakana “Al Akhlak fi masailil
khilaf”. Jadi akhlak dalam kemudian menyikapi perbedaan-perbedaan khilaf-khilaf antara golongan-
golongan ulama-ulama dan seterusnya. Tapi anda perlu paham awal dari kemudian ayat ini kemudian
dikatakan fa akim waj (10.04). Ini adalah surah Ar-Rum yang kemudian kita akan ujung dari ayat ini nanti
(10.07) kullu hisbi bima ladaini faa ri hum.

Anda harus mengerti. Ambil awal ayatnya, dua ayat setelahnya baru anda mengerti nanti. Allah
kemudian katakan luruskan pandanganmu tetapkan pandanganmu kuatkan tekadmu teguhkan dirimu
istiqomahkan dirimu liddini khanifah pada agama yang lurus. Faakim waj aka liddini khanifa fitratallahi
lati fatarannasa alaiha. Itulah agama yang kemudian difitrahkan oleh Allah, diberikan oleh Allah,
dikaruniakan oleh Allah. Untuk siapa? An-nas, manusia semuanya. Manusia yang kata Allah dalam Al-
Hujurat. (10.41) Yaa ayyuhannas. Hai manusia. (10.46). Inna khalaqnakum mindzakari wa unsa. Kami
ciptakan kalian. Hai manusia kami ciptakan kalian min dzakar, dari laki laki wa unsa dari perempuan. Waj
alnakum lalu kami jadikan kalian. Syu’ubawwaqoobaail. Kami jadikan kalian bersuku-suku berbangsa-
bangsa. Untuk apa? Ini ayat Allah saudaraku. Saya hanya membacakan kepada anda supaya anda
mengerti bahwasanya aslinya memang kita sudah berbeda-beda bersuku-suku berbangsa-bangsa
berdaerah-daerah beradat-adat. Tidak usah kemudian semuanya fanatic dengan adatnya. Tidak usah
semuanya fanatik dengan budayanya negaranya daerahnya.

Saudaraku akhir ayat ini menentukan. Inna kholaqnakum mindzakari wa unsa waj alnakum
syu’ubawwaqobaail li ta’arafu. Agar kalian saling mengenal kok. Kami jadikan kalian manusia bersuku-
suku berbangsa-bangsa. Kami ciptakan laki-laki kami ciptakan perempuan supaya nikah. Percaya tidak?
Percaya tidak? Supaya kalian menikah. Kemudian dari kalianlah turun turunan keturunan-keturunan
yang akan mempertahankan agama ini. Kalau tidak percaya, saya akan membacakan ayatnya dalam Ar-
Rum. Mau? Wa min aayatihi. Dari tanda tandanya. Ankholaqlakum min amfusikum azwaja. Dijadikannya
kalian itu dari tanda-tanda Allah, tanda-tanda kekuasaan Allah, tanda-tanda kehebatan Allah.

Kalian ini dijadikan, diambil pasangan kalian dari jenis kalian. Sama kan matanya? Sama kan
telinganya? Sama kan hidungnya di depan? Kalau ada pasanganmu hidungnya di belakang,
dipertanyakan? Kalau ada pasanganmu jalannya kaki empat, dipertanyakan?. Kalau ada pasanganmu
terbang, nyamuk. Kalau ada pasanganmu kemudian hinggap di pohon di pohon di pohon, ya kera. Iya.
Hati-hati. Maka kemudian dijadikannya kalian dari golongan yang sama jenis yang sama. Min ayaati wa
min aayati dan tanda-tandanya. Amkholaqlakum min amfusikum azwaja, dijadikan dari kalian dari
jenismu saudaraku. Tapi dijadikan berbeda laki-laki perempuan. Sebagaimana ayat Allah tadi dalam Al-
Hujurat. Hai manusia kami ciptakan kalian dari laki-laki dan dari perempuan. Min dzakar wa unsa.

Jadi kalau ada orang LGBT, itu dia melampaui batas. Diberikan yang normal, yang indah yang
nikmat kemudian dia mau cari yang lebih daripada itu bahkan naudzubillah lebih hina bahkan. Kambing
saja tidak mau. Kambing jantan tidak mau cari kambing jantan. Kambing pak, makannya rumput.
Kerjanya makan tidur buang air bahkan tidur buang air, itu tidak mau dengan sesama jantan, nyarinya
betina. Itu tidak punya akal saudaraku. Kamu sudah banyak betina-betina kamu diamkan.

Coba jujur angkat tangan, ini mungkin saya harus keluar negeri tanggal 24. Jadi mungkin tidak
tahulah nanti pulang dari luar negeri ini lanjut atau apa tidak? Coba angkat tangan yang belum menikah
sampai sekarang? Angkat tangan. Jujur saja. Kalau tidak angkat tangannya berarti dia kemudian
berbohong di masjid lagi berbohong. Dosa besar. Angkat tangan. Iya. Yang atas juga angkat tangan,
akhawat di atas angkat tangan. Iya. Jangan-jangan. Iya saya lihat yang di atas coba. Iya coba. Ada kaca di
sini pantul di atas. Iya. Coba yang tinggi yang tinggi yang belum nikah. Subhanallah. Allah. Astagfirullah.
Iya turunkan turunkan.

Ya Allah ya rabb. Iya. Saya sudah berdakwah ya Allah. Saya sudah menyindir. Saya sudah
menyinggung. Saya sudah mengeluarkan kata-kata yang sakit dan kata-kata yang menghibur tetapi
mereka tidak sadar-sadar ya Allah. Saya berdoa kepada Allah semoga yang belum menikah cepat
menikah. Aamiin. Semoga Allah SWT memudahkan jodoh-jodohnya. Aamiin. Semoga Allah SWT
mempertemukan yang baik dengan yang baik. Aamiin. Dan semoga Allah SWT mengistiqomahkan yang
sudah menikah untuk kemudian terus dalam ketakwaan di dalam ketaatan-ketaatan kepada Allah SWT.
Aamiin. Berjanji dari sekarang dalam hatimu masing-masing saudaraku. Yang belum nikah niatkan ya
Allah sesegera mungkin ya Allah nikahkan diriku, niatkan. Innamal a’malu binniyat saudaraku. Hati-hati.
Baik.

Saudaraku yang dimuliakan oleh Allah SWT. Waj alnakum syu’uban wa qobail lita’arufu. Kami
jadikan kalian bersuku-suku berbangsa-bangsa agar kalian saling mengenal. Apa ayat penutup dari ayat
ini? Apa kata penutup dari ayat ini? Kata Allah Inna akramakum indallah, iina akramakum indallahi
atqokum innallaha alimun khobir. Kata Allah inna akromakum sungguh yang paling mulia di antara
kalian dari yang suku-suku yang berebeda tadi, dari bangsa-bangsa yang berbeda tadi, dari adat-adat
yang berbeda tadi, dari daerah-daerah yang berbeda tadi, yang paling mulia di antara kalian bukan
dokter giginya, bukan profesornya, bukan dokternya, bukan dokter hewannya, bukan tentaranya, bukan
panglimanya bukan presidennya, bukan pemilik daerahnya, bukan pemilik pulaunya, bukan raja di
sebuah daerah, bukan raja di sebuah kota, bukan walikota, bukan gubernur, bukan. Bukan yang paling
kaya, bukan yang paling mewah kendaraannya, bukan yang paling cantik istrinya, bukan yang paling
tampan dirinya, bukan.

Siapa? Inna akromakum indallah atqokum. Sungguh yang paling bertakwa yang paling mulia di
antara kalian di sisi Allah. Indallah. Atqokum yang paling bertakwa di antara kalian, takwa saudaraku.
Takwa. Kalau ini sudah menjadi pedoman di antara kita semua, kita sudah memilikinya maka saya yakin
in syaaAllah inilah kunci pertama agar kemudian perbedaan-perbedaan itu disikapi dengan bijak. Agar
kemudian perbedaan-perbedaan tidak lagi menjadi sengjeta. Agar kemudian perbedaan-perbedaan itu
tidak lagi menjadi masalah besar. Apalagi kalau perbedaan itu hanya pada masalah-masalah cabang-
cabang. Bukan masalah inti, maka kemudian takwa ini menjadi inti dalam segala macam problem.

Takwa. Mau selesai problem-mu bertakwa. Mau selesai masalahmu bertakwa. Mau kemudian
disatukan dengan saudaramu yang kau pernah berbuat dzolim kepadanya, takwalah kepada Allah. Mau
kemudian engkau dimaafkan, mau meminta maaf, agar mudah meminta maaf, agar mudah kemudian
menyikapi kebenaran, agar kemudian mudah menyikapi kesalahan dan kemaksiatan. Bagaimana
bersikap di depan umum? Bagaimana bersikap ketika sendiri? Takwa saudaraku. Kuncinya takwa. Dan
Allah sudah katakana dari yang suku-suku tadi, dari yang bangsa-bangsa tadi, dari yang adat-adat tadi itu
takwa yang paling mulia di sisi Allah. Mereka yang bertakwa. Allah tidak pernah membedakan kaum
Arab dengan yang bukan Arab. Padahal bahasa Al-Qur’an bahasa Arab. Tidak. Tidak ada kemuliaan di
antara orang arab dan bukan orang arab. Semua sama di sisi Allah.

Maka kemudian saudaraku, takwa. Inilah jawaban pertama dan inilah adab pertama saudaraku
dalam menyikapi perbedaan-perbedaan. Takwa. Jadilah dulu orang yang bertakwa. La allakum tattakun.
Dalam ayat yang banyak sekali, agar kalian bertakwa. Ya ayyuhannas. Hai manusia. Abudu. Sembahlah.
Robbakumulladzi kholaqokum. Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian. Walladzina minqoblikum.
Dan orang-orang sebelum kalian. La allakum tattakun. Agar kalian bertakwa.

Takwa itu kata Ali bin Abi Tholib, sederhananya, kita ambil perkataan Ali bin Abi Tholib meskipun
ulama banyak sekali memiliki penafsiran-penafsiran yang berbeda tentang takwa. Takwa itu empat. Kata
Ali bin Abi Tholib. Al khaufu minal jalil wal imanu bittandzil walqonaatu bil qolil wal istiadadu yaumil
akhir. Empat saja. Takwa itu anda punya empat ini, anda bertakwa in syaaAllah. Kata beliau Ali bin ABi
Tholib, menantunya Rasulullah. Orang yang paling pertama masuk islam dari golongan anak-anak dari
golongan pemuda.

Kata beliau takwa itu empat. Satu Al khaufu minal jalil, takut kepada Allah. Dua al imanu
bittandzil, beriman kepada yang diturunkan, Al-Qur’an dan Rasullah SAW. Yang ketiga qonaatu bil qolil,
merasa cukup dari yang sedikit. Selalu merasa puas bahagia dengan pemberian-pemberian Allah,
sedikitnya banyaknya. Puas, merasa nyaman, merasa nikmat. Bedakan antara kemudian banyak dengan
berkah saudaraku. Banyak kemudian memiliki yang banyak tetapi tidak berkah. Banyak memiliki yang
sedikit tapi berkah. Berkahnya ingat. Pernah saya sampaikan berkali-kali dalam taklim-taklim saya,
kajian-kajian saya. Saya selalu sampaikan usia itu bukan panjangnya, tapi berkahnya. Ilmu itu bukan
banyaknya, tapi berkahnya. Apalagi? Harta itu bukan banyaknya, tapi berkahnya. Iya. Suami itu bukan
gantengnya, berkahnya. Sama kebalikannya, berkahnya. Anak itu bukan banyaknya, berkahnya. Apalagi?
Semua saudaraku. Berkahnya. Barokah. Berkah itu ketika kemudian semua dipakai dalam ketaatan,
berkah. Semua dinikmati manfaatnya oleh orang lain. Berkah. Dan menjadi fasilitator dalam kebaikan.
Berkah. Berkahnya saudaraku. Maka kemudian adab pertama dalam menyikapi perbedaan saudaraku,
yaitu takwa. Ustadz saya tidak paham caranya, ustadz saya tidak mengerti, ustadz saya tidak bisa begini,
takwa kepada Allah. Itu tadi yang ketiga alqonaatu bil qolil. Kata Ali bin Abi Tholib yang ketiga adalah
merasa puas dengan yang sedikit. Qonaah, merasa cukup. Lalu yang keempat adalah wal isti’dadu
yaumil akhir, mempersiapkan diri untuk sebuah hari kepergian. Arrokhil, kepergian. Hari apa itu?
Kematian. Orang yang bertakwa mempersiapkan dirinya untuk kematian, bukan hanya untuk menikah
saudaraku. Bukan hanya untuk menikah. Targetmu jangan menikah. Targetmu menikah jadi saranamu
untuk kemudian bertakwa. Karena tentu berbeda orang yang sudah menikah dengan yang belum. Paling
tidak satu sunnah Rasulullah sudah dia kerjakan yang lain belum.

Maka saudaraku yang dimuliakan oleh Allah SWT, takwa menjadi kunci pertama untuk
menyikapi perbedaan. Takwa itu empat tadi. Satu takut kepada Allah, Al jalil yang Maha Agung. Al
khaufu minal jalil. Takut kepada yang Maha Agung. Yang kedua, Al imanu bittandzil, beriman kepada
yang diturunkan. Yang ketiga Alqonaatu bil qolil, merasa cukup dari yang sedikit. Yang keempat Al
isti’dadu yaumil akhir. Mempersiapkan diri dari kematian. Maka kalau kemudian hartamu
menjadikanmu semakin dekat dengan Allah berarti kamu sudah semakin bertakwa. Kemudian anak-
anakmu, kemudian yang kamu lahirkan dan kemudian kamu bimbing, kamu bina. Kemudian sama-sama
sekalian saling mengingatkan dalam ketakwaan, maka kemudian ini sudah menjurus kepada ketakwaan.
Kalau kemudian harta-hartamu mengingatkanmu kepada kematian. Anak-anakmu mengingatkanmu
kepada kematian. Maka kemudian engkau mempersiapkan dirimu untuk kematian tersebut, maka itulah
juga termasuk takwa.

Ustadz bagaimana caranya? Ustadz bagaimana bisa? Bagaimana mungkin? Ustadz mustahil.
Ustadz seperti ini. Kata Allah sederhana Wattaqullah wayuallikumullah. Dalam sebuah ayat, dalam surah
Al-Baqarah. Setelah Allah menjelaskan ayat utang piutang. Di akhir ayat, Allah mengatakan wattaqullah
wayuallikumullah. Ini selalu saya jadikan motto saya. “Bertakwalah kepada Allah maka Allah akan
mengajarimu”. Setiap kali ditanya Curriculum Vitae dan seterusnya, saya katakana bertakwalah maka
Allah akan mengajarimu. Bertakwa. Bertakwa. Allah ajari. Allah tunjukkan jalan. Allah ajari. Bagaimana
caranya keluar dari kemaksiatan? Bagaimana caranya lari dari kemudian orang-orang yang mengajakmu
kepada kemaksiatan? Bagaimana kemudian menyelesaikan masalah-masalah apa saja? Ribamu, apa
saja, kebohonganmu, apa saja, kedustaanmu, apa nak, apa saja fitnah-finahmu akan keluar. Bagaimana
caranya? Bertakwa saja. Bertakwa.

Yang empat tadi. Kerjakan yang empat tadi. Miliki yang empat tadi. Takut selalu kepada Allah,
takut adzabnya Allah. Yang kedua selalu beriman dengan apa yang diturunkan. Ikuti sunnah Rasulullah.
Baca Qur’an mu baca kitabmu. Baca sejarah Rasulmu, baca sirah nabimu. Ikuti, yakin saja orang mau
cemooh, orang mau olok-olok, bertakwa saja. Allah yang akan ajari bagaimana caranya terlepas dari
mereka-mereka. Tidak ada yang abadi di dunia ini. Sebagaimana tidak ada kenikmatan yang abadi, maka
tidak ada ejekan olokan yang abadi saudaraku. Anda akan pergi dari olokan olokan itu. Anda akan
kemudian terselamatkan dari ejekan-ejekan tersebut. Sebagaimana tidak ada kenikmatan kebahagiaan
yang abadi, tidak ada caci makian olok-olokan ejek-ejekan yang akan abadi. Maka bertakwa saja. Semua
akan selesai. Anda bertakwa, Allah yang akan selesaikan. Maka adab pertama saudaraku dalam
menyikapi permasalahan perbedaan di antara kita. Yang tadi kata Allah kita bersuku-suku berbangsa-
bangsa berdaerah-daerah. Subhanallah.

Ada lima belas negara yang sudah saya kunjungi. Saya tidak usah sebutkan di sini. Tapi ada lima
belas negara kira-kira yang sudah saya kunjungi. Subhanallah. Allah mengajari kepada kami bagaimana
menyikapi perbedaan dengan orang yang berbeda-beda, bahasa yang berbeda-beda kalau dari segi
bahasa, warna kulit yang berbeda-beda. Subhanallah. Apalagi kami kuliah di International University of
Africa. International University itu di dalamnya pasti mesti banyak orang-orang yang kemudian dari
berbagai negara. Terakhir, update-an terakhir kalau saya tidak salah itu tahun 2015 tahun lalu itu ada
sekitar 76 negara di kampus kami. Terkadang anda sholat dalam satu shaf itu, apalagi kami di Afrika ya
isinya semua berkulit hitam, kecuali di depan anda. Tinggi-tinggi besar-besar, padahal kalau di Indonesia
kulit seperti ini sudah sangat mendekati hitam. Tapi apalah jadinya kalau hitam itu menjadi manis
saudaraku. Hitam boleh, tapi manis itu juga boleh. Iya. Bahkan ada yang mengatakan manis itu lebih
bagus daripada tampan. Iya.

Nah saudaraku yang dimuliakan oleh Allah. Anda tahu perbedaan-perbedaan itu kemudian
menjadikan kita menyikapinya dengan dewasa. Melihat ciptaan Allah. Melihat bagaimana Allah
menciptakan perbedaan tersebut. Itulah kenapa di dalam Surah AR-Rum juga dikatakan wa min ayaatihi
kholqussamawati wal ard. Di antara tanda-tandanya Allah, kekuasaan Allah. Kholqussamawati wal ard.
Allah ciptakan langit yang bertingkat-tingkat dan bumi dan seisinya. Wakhtilafu alsinatikum wa
alwanikum. Dan perbedaan bahasa kalian. Dan perbedaan warna kulit kalian. Al wann. Tahu tidak? Allah
ini sebutkan dalam Al-Qur’an saudaraku. Ini ayat Allah dalam Al-Qur’an. Saya hanya menyampaikan.
Wakhtilafu alsinatikum, berbedanya bahasa kalian. Wa alwanikum, berbedanya warna kulit kalian.
Maka kemudian pandangan orang kepada orang-orang itu berbeda. Iya.

Kalau anda tanya kepada saya, siapa orang yang paling cantik? Maka saya akan katakana kepada
anda istri saya, ibu saya. Sebagaimana anda juga demikian. Kenapa? Karena pandangan orang relatif.
Ada yang mengatakan cantik itu relatif, betul. Jelek itu mutlak, katanya. Tidak juga. Tidak ada yang jelek
di dunia ini karena semua ciptaan Allah. Tidak ada, kita sepakat semua orang tidak ada yang jelek.
Semua orang adalah kemudian sebaik-makhluk yang telah diciptakan oleh Allah. Laqadkhalaqnal
insaana fii ahsani taqwim. Kami telah menciptakan manusia dengan sebaik baik penciptaan. Maka
kemudian semua anda adalah orang terbaik tercakep tercantik menurut orang yang kemudian
menganggap anda cakep. Betul tidak? Menurut orang yang kemudian menganggap anda cantik. Jadi
masing-masing relatif. Tidak perlu ada di antara kita “Saya adalah orang tercakep di antara kalian” Oh
tidak bisa. Mungkin menurut dia iya, menurut saya tidak. Iya.

Orang mengatakan bahwa Aston Biber itu adalah orang cakep, beh maasyaaAllah begini begini
begini. Saya lihat, wah biasayyaji. Tidak ada. Bahkan naudzubillah, masa dijadikan Aston Biber sebagai
anunya, apa? Siapa? Oh kaumi yang paling tahu. Kau jangan-jangan mantan fansnya. Bukanji? Iya. Justin
Bieber bede yang betul. Iya. Pokoknya siapa saja. Orang kafir kok dijadikan fans. Asftagfirullah.
Naudzubillahi min dzalik. Hati-hati kena hadits dari Rasulullah SAW. Mantasyabbah habi kaumin fa huwa
min. Siapa yang mencontoh kaum kaum, ngefans sama kaum-kaum, orang-orang yang dari kaum lain.
Maka kemudian dia termasuk dari kaum tersebut. Naudzubillahi min dzalik.

Maka saudaraku yang dimuliakan oleh Allah SWT. Bertakwa satu. Dan ingat perbedaan itu Allah
sudah sebutkan di dalam Al-Qur’an. Wakhtilafu alzinatikum wa alwanikum waminaayatihi. DI antara
tanda-tandanya Allah. Allah ciptakan langit yang bertingkat-tingkat dan bumi dan seisinya.
Khalkussamawati wal ard wakhtilafu alzinatikum wa alwanikum inna fi dzalikala ayat lil alamin. Kata
Allah, meskipun sebagian ayat mengatakan lil alimin. Ada yang mengatakan sungguh itu tanda-tanda
bagi rang yang berpikir, berilmu, alim. Ulama jamaknya, tapi ada juga yang membaca lil alamin. Sungguh
itu tanda tanda bagi semua yang ada di muka bumi ini, alam semesta ini. Maka berbeda, burung saja
berbeda, kamu berbeda, ikan berbeda. Bayangkan satu ikan mas saja. Namanya sama-sama ikan mas
atau sama sama ikan lele saja ada yang kemudian warnanya berbeda, ada yang kemudian kumisnya
berbeda, ekornya berbeda. Ini ikan, satu jenis saudaraku. Bayangkan ribuan, milayaran triliunan mgkin
ikan berbeda2 jenis, anda ga tau. Dan itu adalah tanda dr Allah swt. Na sekarang menyikapinya seperti
apa ? iman dan takwa, dan itulah td ayat2nya. Jd semua sdh diatur oleh Allah swt.

Maka sodaraku yg dimuliakan oleh Allah swt. Ketika Allah sdh bertakwa maka Allah akan
mengajarinya bagaimana cara menyikapi perbedaan, masalah, ujian dan tantangan2nya. Wattakullah
wayyuallimu, bertakwalah sama Allah, Allah yg akan mngajarimu.

Yg kedua, sodaraku yg dimuliakan oleh Allah swt. Kembali kepada man hajj, yg benar. Jika kalian
berbeda pada sesuatu hal, maka kalian kembalikanlah kepada Allah. Fardhu ilallah. Man hajj yg benar itu
apa ustadz ? al quran kitabullah. Satu adalah alquran. Yg kedua adalah hadisu, wafi’lu rasulullahi saw.
Perkataan2 dan perbuatan2 dr rasulullah saw. Ada yg mengatakan, ustadz bagaimana kalau ini misal al
quran bertentangan dgn al hadist, ini menyuruh ini melarang, sy akatakan tdk ada yg bertentangan
antara al quran dgn hadist rasulullah saw. Semuanya menyempurnakan satu sama lain. Kadang anda tdk
dapatkan di al quran anda dapatkan di hadis rasulullah saw, anda tdk dapatkan di hadis rasulullah saw,
allah telah jelaskan di al quran, dan itu ada, saling melengkapi. Dan ingat ! rumus agama ini anda harus
percaya bahwa semuanya sdh sempurna dan disempurnakan “34.43” hr ini aku sempurnakan agama
kalian akmaltu lakum dinakum dan kemudian ada yg nambah2 apa yg tdk d kerjakan rasulullah, dia
seakan2 menuduh 2 hal. 1, menuduh Allah belum menyempurnakan agama ini, artinya menuduh Allah
berdusta padahal Allah sdh mengatakan al yaumil wala akmaltum dinakum. Yg kedua menuduh
rasulullah saw tdk amanah, dan ini berbahaya kedua2nya. Maka jgn ada yg mngatakan amalan yg tdk
diamalkan oleh rasulullah saw. Kata rasulullah saw “35.27” siapa yg membuat amalan2 di perkara2 kt
dlm agama islam, malaisa minhu yg mana tdk ada contohnya dr asalnya, al quran dan rasulullah saw,
fawwaraddun, maka itu akan tertolak amalannya. Yg kata Allah dalam al quran ketika menyifati org2 yg
telah beramal dan mereka mengatakan “36.00” mereka mengatakan kami dlu telah melakukan amalan2
mengerjakan ibadah2, apa kata Allah “36.14” mereka katakan ya Allah kami dlu beribadah2 beramal dgn
amalan2, Allah katakan “36.40” kami jadikan amalanmu debu yg beterbangan. Ada, tp terbang. Kenapa
? ga ada pahalanya, capeknya saja, hausnya saja, laparnya saja. Ga nemu di catatan kebaikan. Ya Allah
astagfirullah. Maka yg kedua, kembalikan pada mahraj yg benar sodaraku. Dan itu dilengkapi dgn
turunnya al quran oleh Allah swt, ini bagian dari perhatiannya Allah swt kepada kita. Diberikan kpd kita
mahraj yg sudah jelas. Anda ga perlu lg seperti sahabat dahulu antara satu ayat sampai ayat yg lain
menunggu. Antara satu ayat dgn ayat yg lain turun sebab2nya. Anda tggal baca. Anda ga perlu sahabat2
yg langsung ayat turun langsung dkerjakan, turun ayat perang, perang. Andaikan tdk sodaraku, sdh jadi
ayat2nya. Anda sdh terkumpul oleh org2 sebelum2 kita yg mengumpulkannya dgn setengah mati. Dgn
perjuangan yg luar biasa, dikumpulkan di zaman abubakar baru jadi 2 mushab d zaman usman,
bayangkan perjuangan yg luar biasa, itu adalah pengorbanan untuk org2 setelah mereka. Agar kita ini
mudah, nah justru sebaliknya naudzu billahi min dzalik, org2 yg sekarang memilikinya sdh tggal
membacanya, sdh tggal mentadabburinya, menghafalkannya, mengamalkannya, tdk mau
melakukannya. Bahkan menjadikan al quran sebagai sesuatu yg diabaikan. Dan itu sdh dikatakan oleh
rasulullah saw. Dan ada dlm al quran, Allah swt sdh mngtakan melalui perkataan rasulullah saw “38.41”
berkata rasul kita muhammad saw, “38.47” hai tuhanku ya Allah “38.49” sungguh kaumku, telah
menjadikan al quran ini ya Allah. “39.01” ya Allah berkata rasul kita muhammad saw, sngguh ada
sebagian kaum ku dan inilah org2 yg dzalim dan org2 yg jauh dr manhaj2 yg benar, mengatakan “39.17”
sungguh kaumku telah menjadikan al quran sesuatu yg diabaikan, brp jus dalam sehari, brp banyak ayat
yg kau tadabburi dlm sehari, atau justru ayat2 itu hanya ada dan akan bergerak di lidahmu dan di
mulutmu ketika ramadhan datang, atau justru ayat itu akan kamu baca ketika ada yg mau menemui
mautnya. Maka kembalilah ke man hajj. Dan org gabsa kembali ke manhaj kalau dia ga kenal man hajj.
Jgn2 ada diantara kalian yg mnjadikan manhaj.nya undang2 dasar, itu bukan manhajj sodaraku, dia
adalah rumusan sebuah negara bukan rumusan seorang muslim untuk ber manhajj, bukan. Anda sebagai
seorang muslim mempunyai manhajj yg besar, benar, berat, knapa berat ? dia kaulan saqila, perkataan
yg berat yg rasululllah saw ketika menerimanya menggigil sampai bahkan berdebar2 jantungnya,
subhanallah, keadaan yg berbeda2, dan ingat 30 juz, bayangkan, 6000-an ayat datang diterima, dan
berat menerimanya. Karn harus diamalkan. Amalannya ga tanggung2, jihad, berperang.

Sodaraku yg dimuliakan oleh Allah swt, dan org yg kembali ke manhajj adalah org yg sdh
mengenal manhajjnya, maka saran saya pertama, kenali manhajj mu, al quran. Bagaimana cara
mengenalnya ? baca. Terus apa ? tadabburi, gmana caranya ? buka terjemahannya. Cari tafsiran2 yg
mempunyai risalah, ibnu kasir yg plg mudah. Anda tdk punya alasan untuk tdk mengerti man hajj ini.
Sesibuk apapun anda tdk bs mengatakan tdk pnya waktu untuk membaca manhajj, anda tdk punya
alasan saya cmn mngikuti ustad, kmudian sy tdk mau mengenal man hajj. Tidak bisa. Ustad mu manusia,
dia bsa salah, khilaf, ujung hidupnya ga ada yg tahu sodaraku. Maka kalau ngefans sm ustad, biasa2 saja,
siapapun. Dia manusia, slama dia tdk mninggal dan tdk dikethui akhir hidupnya, dia manusia, bs jdi akhir
hidupnya khusnul khatimah, tdk ada yg tau. Siapapun dia termasuk org yg ada d hadapan anda.
Kemudian kta istiqamah d jalan Allah, slng mendoakan di jalan Allah, mngingatkan dlm kebaikan,
kesbaran, wa taanu ilal birr, sling menolong dlm kebaikan, wattaqwa, dan slng menolong dlm
ketakwaan, wala antum ala ikh, dan jgn slg tolong menolong dlm perbuatan dosa. Wal udwad, dan jgn
slg tolong menolong dlm permusuhan. Ingat, itulah man hajj. Tp kalau anda ingin menjdikan ustad2 anda
fasilitas, sarana untuk mengenal man hajj, boleh, tp ingat tdk boleh berlebihan, kasian ustad2 anda,
termasuk saya. sy tdk melarang mau nge fans sama siapa, tp ingat (43.19)

Anda mungkin juga menyukai