Askep Keluarga Dengan Diabetes Melitus
Askep Keluarga Dengan Diabetes Melitus
Perubahan
polaeliminasi uri
Faktor etiologi Usia, keturunan,
infeksi, gaya hidup, kehamilan, obesitas Sel beta pancreas rusak/ terganggu Produksi insulin
meningkat Glokosa dalam darah meningkat Asam lemak Lipolisis meningkat bebas meningkat
glukoneogenesis Sel kelaparan Hiperosmolaritas Diabetes Melitus >20mg/dl Asam lemak
teroksidasi Kalori keluar Glukosuria Produksi energi metabolisme menurun Katabolisme protein
meningkat Sel tidak mampu menggunakan glukosa sebagai energi Rasa lapar Diuresis osmotik
Ketonuria Ketonemia polifagi Poliuri Dehidrasi
III. Pengkajian Fokus Asuhan Keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan keluarga adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis
untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, merencanakan
asuhan keperawatan dan melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai rencana
yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan yang dilaksanakan
terhadap keluarga. Proses keperawatan merupakan kerangka kerja dalam melaksanakan tindakan
yang digunakan agar proses asuhan keperawatan dan kesehatan terhadap keluarga menjadi lebih
sistematis (Effendy, 1998 : 46).
A Pengkajian Keluarga
Friedman (1998) membagi proses pengkajian keperawatan keluarga kedalam tahap-tahap
meliputi mengidentifikasi data, tahap dan riwayat perkembangan, data lingkungan, struktur
keluarga, fungsi keluarga dan koping keluarga.
1. Mengidentifikasi data
Data-data dasar yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan pasien dengan memakai
norma kesehatan keluarga maupun social yang merupakan system integritas dan kesanggupan
untuk mengatasinya (Friedman, 1998).
Pengumpulan data pada keluarga dengan Diabetes Mellitus difokuskan pada komponen-
komponen yang berkaitan dengan diabetes Mellitus.
2. Data Identitas
a. Umur
Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis yang secara drastic menurun dengan cepat
setelah usia 40 tahun. Diabetes sering muncul setelah seseorang memasuki usia rawan tersebut,
terutama mereka yang berat badannya berlebih karena tubuh tidak peka terhadap insulin,
semakin bertambah usia semakin tinggi resiko diabetes (Setiono, 2005 :24).
b. Jenis Kelamin
Wanita pada umumnya cenderung mudah terserang Diabetes Mellitus bila dibandingkan dengan
pria, hal ini dikarenakan wanita lebih banyak mempunyai factor yang mendorong terjadinya DM
seperti obesitas saat kehamilan, strees, kelelahan, serta makanan yang tidak terkontrol.
c. Pekerjaan
Penghasilan yang tidak seimbang mempengaruhi keluarga dalam melakukan perawatan dan
pengobatan pada anggota keluarga yang menderita Diabetes Mellitus. Salah satu penyebab
ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan dan perawatan adalah tidak
seimbangnya sumber-sumber yang ada dalam keluarga, misalnnya keuangan (Effendy,1998).
d. Pendidikan
Tingkat pendidikan mempengaruhi fungsi kognitif karena dengan pendidikan yang rendah, daya
ingat klien, afektif dan psikomotorik dalam pengelolaan penderita Diabetes Mellitus dan
akibatnya serta pentingnya fasilitas pelayanan kesehatan.
e. Hubungan (genogram)
Resiko terkena diabetes meningkat apabila ada anggota keluarga yang menderita diabetes.
Resiko juga meningkat pada keadaan kembar monozigot dan autosomal dominan.
f. Tipe atau Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga extended family yang mempunyai riwayat penyakit DM lebih cenderung
menderita DM dari pada keluarga yang ukurannya lebih kecil dan tidak mempunyai riwayat DM.
g. Latar Belakang atau Kebiasaan Keluarga
1) Kebiasaan Makan
Pola makan keluarga telah tergeser dari pola makan tradisional yang mengandung banyak
karbohidrat dan serat dari sayuran ke pola makan dengan komposisi makan yang terlalu banyak
mengandung protein, gula, lemak, garam, dan mengandung sedikit serat. Pola makan seperti
inilah yang beresiko terjadinya penyakit diabetes mellitus (Noer, 1996).
2) Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
Pemanfaatan fasilitas kesehatan merupakan factor penting dalam pengelolaan pasien dengan
Diabetes Mellitus. Effendy (1998) menyatakan bahwa fasilitas kesehatan yang terjangkau
memberikan pengaruh yang besar terhadap perawatan dan pengobatan pada keluarga yang
anggota keluarganya menderita Diabetes Mellitus. Bila keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan, maka dengan rajin mereka akan melakukan control dan memeriksakan dirinya secra
teratur apabila ada keluhan lemas-lemas ke tempat pelayanan kesehatan terdekat. Pada keluarga
yang kurang mampu memanfaatkan pelayanan fasilitas kesehatan, maka keluarga hanya
memeriksakan kesehatan apabila sakit saja, termasuk ketika merasakan adanya gejalagejala yang
terkait dengan Diabetes Mellitus.
3) Pengobatan Tradisional
Cara-cara yang lazim digunakan adalah meminum jamu tradisional. Namun perlu diperhatikan
dalam melakukan pengobatan tersebut harus kontrol teratur agar pengobatannya berhasil. Namun
mayoritas penderita Diabetes Mellitus telah memanfaatkan pengobatan modern untuk mengatasi
gejala dan keluhan Diabetes Mellitus.
h. Status Sosial Ekonomi
Diabetes Mellitus sering terjadi pada keluarga yang mempunyai status ekonomi menengah
keatas. Karena factor lingkungan dan gaya hidup yang tidak sehat, seperti makan berlebihan,
berlemak, kurang aktivitas fisik, dan strees berperan penting sebagai pemicu diabetes.
3. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga yang berisiko mengalami masalah Diabetes Mellitus adalah tahap
perkembangan keluarga dengan usia pertengahan dan lansia. Karena pada tahap ini terjadi proses
degeneratif yaitu suatu kemunduran fungsi system organ tubuh, termasuk penurunan fungsi dari
sel beta pancreas.
b Riwayat Kesehatan Keluarga
Diabetes Mellitus berkaitan erat dengan penyakit yang lain misalnya riwayat keluarga dengan
Diabetes Mellitus, Hiperensi, Penyakit ginjal, Stroke dan lain-lain.
4. Data Lingkungan
a Karakteristik Rumah
Penataan perabot rumah yang tidak teratur, penerangan atau pencahayaan yang kurang,
keadaan lantai yang licin, merupakan factor yang meningkatkan resiko injury karena pada
pendrita Diabetes Mellitus yang lanjut akan mengalami gangguan pada system persepsi sensori
terutama visual seperti adanya keluhan pandangan kabur.
b Karakteristik tetangga dan komunitasnya
Menjelaskan tentang karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat
1) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat menjelaskan mengenai waktu yang
digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
keluarga berinteraksi dengan masyarakat setempat
2) Fasilitas pelayanan kesehatan Adanya fasilitas pelayanan kesehatan sangat menentukan
pemulihan kesehatan, pencegahan penyakit serta pengobatan.
3) Fasilitas transportasi
Transportasi yang memadai sangat berpengaruh terhadap kemampuan keluarga untuk
menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan.
4) Sistem pendukung
Pengelolaan pasien yang menderita Diabetes Mellitus di keluarga sangat membutuhkan peran
aktif seluruh anggota keluarga, petugas dari pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat.
Semuanya berperan dalam pemberian edukasi, motivasi dan memonitor atau mengontrol
perkembangan kesehatan anggota keluarga yang menderita Diabetes Mellitus.
c Struktur keluarga
1) Pola komunikasi
Interaksi antar anggota keluarga yang positif akan menimbulkan saling pengertian satu sama lain
dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga dan merupakan tugas anggota keluarga yang
dapat menurunkan tingkat stress yang menjadi pemicu terjadinya suatu masalah kesehatan
(Effendy, 1998).
d Struktur kekuasaan
Pada masyarakat Indonesia kebanyakan pemegang kekuasaan yang lebih dominant adalah
patriarkal yaitu pemegang kekuasaan yang tertinggi di pihak ayah (Effendy, 1998).
e Struktur peran
Friedman (1986), menyatakan peran atau status seseorang dalam keluarga dan masyarakat
mempengaruhi gaya hidupnya, peran dalam keluarga terbagi dalam peran sebagai suami, ayah,
istri, ibu, anak, kakak, adik, cucu, dan lain-lain.
f Nilai-nilai dalam keluarga
Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga adalah yang bertentangan dengan masalah
DM seperti halnya pergi ke dukun dan bukan pada petugas fasilitas kesehatan (Effendy, 1998).
g Fungsi keluarga
1) Fungsi Afektif
Bagaimana keluarga merasakan hal-hal yang dibutuhkan oleh individu lain dalam keluarga
tersebut. Keluarga yang kurang memperhatikan keluarga yang menderita DM akan menimbulkan
komplikasi lebih lanjut (Noer, 1996).
2) Fungsi Sosialisasi
Keluarga yang memberikan kebebasan kepada anggota keluarga yang menderita DM untuk
berinteraksi dengan lingkungan akan mengurangi tingkat stress keluarga. Biasanya penderita DM
akan kehilangan semangat oleh karena merasa jenuh dengan pengobatan yang berlaku seumur
hidup.
3) Fungsi Perawatan Kesehatan
Pengetahuan keluarga tentang penyakit dan penanganan masalah Diabetes Mellitus:
(a) Mengenal masalah kesehatan keluarga
Ketidak sanggupan keluarga mengenal masalah pada DM salah satu factor penyebabnya adalah
karena kurang pengetahuan tentang DM (Effendy, 1998). Apabila keluarga tidak mampu
mengenal masalah Diabetes Mellitus, penyakit tersebut akan mengakibatkan komplikasi.
(b) Mengambil keputusan bagi anggota keluarga yang sakit
Ketidak sanggupan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam melakukan tindakan
disebabkan karena tidak memahami tentang sifat, berat, dan luasnya masalah yang dihadapi dan
masalah yang tidak begitu menonjol. Penyakit Diabetes Mellitus yang tanpa penanganan akan
mengakibatkan komplikasi.
(c) Merawat anggota keluarga yang sakit
Ketidak mampuan ini disebabkan karena tidak mengetahui keadaan penyakit, tanda dan gejala,
penyebab dan pengelolaan pada Diabetes Mellitus (Effendy, 1998).
(d) Ketidak sanggupan keluarga dalam memelihara lingkungan yang dapat berpengaruh terhadap
kesehatan.
Ketidak mampuan ini disebabkan karena sumber-sumber dalam keluarga tidak mencukupi,
diantaranya adalah biaya (Effendy, 1998).
(e) Ketidakmampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas kesehatan
Hal ini sangat penting sekali untuk keluarga yang mempunyai masalah Diabetes Mellitus. Agar
penderita dapat memeriksakan kesehatan secara rutin dan sebagai tempat jika ada keluhan
(Effendy, 1998).
h Koping keluarga
Apabila terdapat stressor yang muncul dalam anggota keluarga, sedangkan koping keluarga tidak
efektif, maka ini akan menjadi stress pada anggota keluarga yang menderita diabetes, karena
salah satu cara mengatasi kekambuhan yaitu dengan menjaga diit yang teratur, dan mengurangi
stress.
B Diagnosa Keperawatan
Perubahan Arteroskleosis vasikuler Diagnosa keperawatan adalah pernayataan tentang
factor-faktor yang mempertahankan respon atau tanggapan yang tidak sehat dan menghalangi
perubahan yang diharapkan (Effendy, 1998). Diagnosa adalah yang mungkin timbul pada
keluarga dengan diabetes melitus antara lain (Doengoes, 2000: 51):
1. Kekurangan volume cairan, kemungkinan dibuktikan oleh peningkatan pengeluaran urine, urine
encer, kelemahan, haus, penurunan berat badan, kulit atau membrane mukosa kering, turgor kulit
buruk, hipotensi, takikardia, pelambatan pengisian kapiler. Berhubungan dengan
a Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
b Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat.
c Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
d Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan.
e Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, kemungkinan dibutuhkan oleh masukan
makanan yang tidak adekuat, kurang minat pada makanan, penurunan berat badan 10-20% atau
lebih dari yang diharapkan, kelemahan, tonus otot buruk, diare berhubungan dengan
a Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
b Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat
c Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
d Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan.
e ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan:
a Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
b Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat
c Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
d Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan.
e Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
4. Resiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori, dapat diterapkan adanya tanda-tanda dan
gejala-gejala untuk membuat diagnosa aktual berhubungan dengan
a Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
b Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat
c Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
d Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan.
e ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
5. Kelelahan, kemungkinan dibuktikan oleh kurang energi yang berlebihan, ketidakmampuan untuk
mempertahankan rutinitas biasanya, penurunan kinerja biasanya biasanya berhubungan dengan
a Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
b Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat
c Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
d Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan.
e ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
C Rencana Keperawatan
a. Menyusun prioritas
Setelah menentukan diagnosis keperawatan, selanjutnya adalah melakukan prioritas masalah
kesehatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan (Effendy, 1998):
a Masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan dalam keluarga tidak dapat
diatasi sekaligus.
b Mempertimbangkan masalah yang dapat mengancam kesehatan.
c Respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.
d Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi.
e Sumber daya keluarga yang menunjang masalah kesehatan keluarga atau keperawatan keluarga.
f Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.
b. Kriteria prioritas masalah (Effendy, 1998: 52):
Kriteria masalah, dikelompokkan menjadi ancaman kesehatan, keadaan sakit atau kurang sehat,
dan situasi krisis. Bobot terbesar adalah kurang sehat kemudian ancaman kesehatan dan yang
ketiga adalah krisis.
Kemungkinan masalah diabetes mellitus dapat diubah, hal-hal yang harus diperhatikan:
a. Pengetahuan, teknologi, dan tindakan untuk menangani diabetes mellitus.
b. Sumber daya keluarga, diantaranya keuangan, tenaga, sarana dan prasarana.
c. Sumber daya keperawatan, diantaranya adalah pengetahuan tentang diabetes mellitus,
ketrampilan dalam perawatan.
d. Sumber daya masyarakat, dapat dalam bentuk fasilitas, organisasi seperti posyandu, polindes
dan sebagainya.
c. Potensi masalah untuk dicegah
Adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan dapat dikurangi / dicegah melalui
tindakan keperawatan dan kesehatan misalnya dengan memberikan informasi tentang diabetes
mellitus, cara mencegah dan merawat, serta menganjurkan keluarga untuk memeriksakan
kesehatan anggota keluarga dengan diabetes mellitus ke pelayanan kesehatan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam melihat potensi pencegahan masalah diabetes mellitus:
a. Kesulitan masalah diabetes mellitus, berkaitan dengan beratnya penyakit diabetes mellitus yang
menunjukkan kepada prognosa DM (Diabetes Mellitus).
b. Lamanya masalah berhubungan dengan terjadinya masalah diabetes mellitus, dan kemungkinan
masalah diabetes mellitus dapat dicegah.
c. Tindakan yang sudah dan sedang dilakukan untuk mencegah dan memperbaiki masalah diabetes
mellitus dalam rangka meningkatkan status kesehatan keluarga.
d. Adanya kelompok resiko tinggi dalam keluarga atau kelompok yang sangat peka menambah
potensi untuk mencegah masalah.
d. Masalah yang menonjol
Adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah diabetes mellitus dalam hal beratnya dan
mendesak untuk diatasi melalui intervensi keperawatan (Effendy, 1998: 49).
e. Penyusunan Tujuan
Perencanaan meliputi perumusan tujuan yang berorientasi pada klien, penyusunan tujuan
bersama tersebut terdiri atas kemungkinan sumber-sumber, menggambarkan pendekatan
alternatif untuk memenuhi tujuan, menyeleksi intervensi keperawatan yang spesifik dan
mengoperasionalkan perencanaan (menyusun prioritas dan menulis bagaimana rencana tersebut
dilaksanakan dalam fasenya).
a. Tujuan umum
Setelah diberikan informasi kepada keluarga mengenai diabetes mellitus, maka keluarga mampu
mengenal masalah diabetes mellitus, mampu mengambil keputusan untuk mengambil tindakan
yang tepat bagi anggota keluarga yang mengalami diabetes mellitus.
b. Tujuan khusus
Masalah tentang diabetes mellitus dalam keluarga dapat teratasi atau tidak bertambah buruk
keadaanya.
f. Menentukan kriteria evaluasi
Kriteria yang akan dicapai adalah:
1) Respon verbal kognitif, keluarga dapat menyebutkan tentang masalah kesehatan diabetes
mellitus, yaitu pengertian, penyebab, tipe, tanda dan gejala, dan perawatan diabetes mellitus.
2) Respon afektif dari keluarga, mampu mengungkapkan secara verbal akan mengambil tindakan
yang tepat bagi anggota keluarga yang menderita diabetes mellitus.
3) Respon motorik keluarga dan evaluasi perilaku yaitu keluarga mampu melakukan perawatan
diabetes mellitus dan mencegah terjadinya komplikasi diabetes mellitus.
g. Menentukan standar evaluasi:
Pengertian, tipe-tipe, penyebab, tanda dan gejala, perawatan diabetes mellitus.
h. Fokus Intervensi
1) Kekurangan volume cairan
(a) Afektif / pengetahuan
(1) Berikan informasi kepada keluarga dan klien tentang manifestasi klinik kekurangan volume
cairan sebagai tanda memberatnya penyakit Diabetes Mellitus.
(2) Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang cara mengatasi kekurangan
volume cairan.
(b) Kognitif / sikap
(1) Anjurkan kepada klien untuk selalu memonitor keluaran urine.
(2) Motivasi klien untuk menimbang berat badannya ke pelayanan kesehatan terdekat.
(c) Psikomotor / ketrampilan
(1) Anjurkan kepada keluarga untuk membawa klien ke pelayanan kesehatan.
(2) Motivasi klien untuk patuh atau kooperatif dalam regimen pengobatan.
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
(a) Afektif / pengetahuan
(1) Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga klien tentang pengertian pentingnya gizi bagi
penderita Diabetes Mellitus.
(2) Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara diit yang benar bagi penderita
Diabetes Mellitus.
(b) Kognitif / sikap
(1) Berikan informasi pada klien dan keluarga tentang adanya resiko nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh pada penderita Diabetes Mellitus.
(2) Demonstrasikan cara diit yang benar bagi klien dan keluarga.
(c) Psikomotor / ketrampilan
(1) Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara diit yang benar bagi penderita
Diabetes Mellitus.
(2) Motivasi klien untuk melakukan cara diit yang benar bagi penderita Diabetes Mellitus.
3) Resiko infeksi
(a) Afektif / pengetahuan
(1) Berikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga tentang adanya resiko tinggi infeksi pada
luka penderita Diabetes Mellitus.
(2) Ajarkan pada klien cara mencegah infeksi pada luka penderita Diabetes Mellitus.
(b) Kognitif / sikap
(1) Ajarkan cara perawatan luka yang benar pada klien dan keluarga agar terhindar dari infeksi.
(2) Motivasi klien dan keluarga untuk mendemonstrasikan cara perawatan luka yang benar.
(c) Psikomotor / ketrampilan
(1) Anjurkan keluarga untuk membawa klien ke pelayanan kesehatan agar mendapatkan perawatan
luka yang benar.
(2) Rujuk ke pelayanan kesehatan .
4) Resiko gangguan persepsi sensori
(a) Afektif / pengetahuan
(1) Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang gangguan persepsi sensori
visual (pandangan kabur) sebagai manifestasi penyakit Diabetes Mellitus.
(2) Anjurkan klien untuk memeriksakan kesehatan matanya ke pelayanan terdekat.
(b) Kognitif / sikap
(1) Berikan informasi pada klien dan keluarga tentang adanya penurunan ketajaman penglihatan
sebagai manifestasi dari terjadinyya komplikasi Diabetes Mellitus yang lanjut.
(2) Anjurkan kepada klien untuk menggunakan alat bantu penglihatan jika terjadi gangguan
penglihatan.
(c) Psikomotor / ketrampilan
(1) Anjurkan keluarga untuk membawa klien ke pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan lanjutan,
penggunaan kacamata dan penggunaan obat.
(2) Motivasi klien untuk patuh dalam pengobatan.
5) Kelelahan, kelemahan
(a) Afektif / pengetahuan
(1) Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga klien tentang pengertian pentingnya gizi bagi
penderita Diabetes Mellitus.
(2) - Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara diit yang benar bagi penderita
Diabetes Mellitus.
(b) Kognitif / sikap
(1) Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara diit yang benar bagi penderita
Diabetes Mellitus.
(2) Demonstrasikan cara diit yang benar bagi klien dan keluarga.
(c) Psikomotor / ketrampilan
(1) Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara diit yang benar bagi penderita
Diabetes Mellitus.
(2) Motivasi klien untuk melakukan cara diit yang benar bagi penderita Diabetes Mellitus.
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN KELUARGA
I. Data Umum
1. Nama KK : Tn. S
2. Umur : 60 Tahun
3. Alamat : Gemarang barat, Watualang, Ngawi
4. Pekerjaan : Tani
5. Pendidikan : SD
6. Komposisi keluarga :
Hub. Riw.
No Nama Umur L/P Pendidikan Pekerjaan
keluarga kesehatan
1. Tn. S 62 L KK SD Tani Hipertensi
2. Ny. S 57 P Istri SD - DM
Genogram
Tn.SD
Tn. SY
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: meninggal
1. Vital sign :
TD : 180/90 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36 o C
RR : 18 x/menit
2. Kepala
3. Leher
4. Dada
Paru :
Inspeksi : simetris, tidak ada retraksi, tidak ada luka
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara sonor
Auskultasi : suara paru vesikuler dan bronchovesikuler. tidak terdengar suara
wheezing
. Jantung :
Inspeksi : denyut jantung normal, tidak ada dorongan.
Palpasi : tidak ada pulsasi
Perkusi : ukuran dan bentuk jantung dalam batas normal
Auskultasi : terdengar suara lup dan dup, suara jantung tunggal.
5. Abdomen :
a. Atas
1) Kanan : Tidak ada keluhan
2) Kiri : Tidak ada keluhan
b. Bawah
1) Kanan : Tidak ada keluhan
2) Kiri : Tidak ada keluhan.
5 5
c. Kekuatan otot =
5 5
Ny. S
8. Vital sign :
TD : 140/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36 o C
RR : 18 x/menit
9. Kepala
10. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar gondok, bentuk leher normal.
11. Dada
Paru :
Inspeksi : simetris, tidak ada retraksi, tidak ada luka
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara sonor
Auskultasi : suara paru vesikuler dan bronchovesikuler. tidak terdengar suara
wheezing
. Jantung :
Inspeksi : denyut jantung normal, tidak ada dorongan.
Palpasi : tidak ada pulsasi
Perkusi : ukuran dan bentuk jantung dalam batas normal
Auskultasi : terdengar suara lup dan dup, suara jantung tunggal.
12. Abdomen :
13. Ekstremitas :
d. Atas
1) Kanan : Kadang – kadang terasa kesemutan dan nyeri pada telapak tangan kanan
2) Kiri : Kadang – kadang terasa kesemutan dan nyeri pada telapak tangan kiri
e. Bawah
1) Kanan : Kadang – kadang terasa kesemutan dan nyeri pada telapak kaki kanan
2) Kiri : Kadang – kadang terasa kesemutan dan nyeri pada telapak kaki kiri.
5 5
f. Kekuatan otot =
5 5
14. Genetalia : Tidak terkaji
Tjokronegoro, Arjatmo, 2002. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.
Carpenito, Lynda Juall, 1997. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih, Jakarta
: EGC..
Doenges, Marilyn E, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made
Sumarwati, Jakarta : EGC.
Ikram, Ainal, 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi
ketiga, Jakarta : FKUI.
Luecknote, Annette Geisler, 1997. Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani, Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta :
EGC.