Anda di halaman 1dari 9

A.

PERSIAPAN
1. Persiapan Bahan
Logam-logam yang dapat dilas dengan las gas metal adalah aluminium dan
paduannya, magnesium paduan, tembaga dan paduannya, nikel dan paduannya,
titanium dan paduannya, baja tahan karat austenit, serta baja karbon dengan kadar
karbon rendah serta baja karbon paduan rendah maupun baja karbon dengan kekuatan
yang lebih tinggi. Tabel 1 di bawah memberikan data baik jenis bahan dasar yang akan
dilas dengan bahan tambah yang akan diberikan berikut dengan klasifikasi AWS, ukuran
elektroda, berikut dengan arus yang akan digunakan.
Tabel 1. Klasifikasi Bahan dan Elektroda dalam Las Gas Metal
Logam Elektroda yang Direkomendasikan Spesifikasi Kisaran Arus
Dasar Tipe Bahan Klasifikasi Elektroda AWS mm Arus (A)
Aluminium 1100 ER110, ER 4043 0,8 50 – 175
dan 3003, 3004 ER1100, ER5356 1,2 90 – 250
Aluminium 5052, 5454 ER5554, ER5356, ER5183 A5.10 1,6 160 – 350
Paduan 5083, 5086 5456 ER5556, ER5356 2,4 225 – 400
6061, 6063 ER4043, ER5356 3,2 350 – 475
Magnesium AZ10A ERAZ61A, ERAZ92A 1,0 150 – 300*
Paduan AZ31B, AZ61A, AZ80A ERAZ61A, ERAZ92A 1,2 160 – 320*
ZE10A ERAZ61A, ERAZ92A 1,6 210 – 400*
ZK21A ERAZ61A, ERAZ92A 2,4 320 – 510*
AZ63A, AZ81A, AZ91C ERAZ92A A5.19 3,2 400 – 600*
AZ92A, AM100A ERAZ92A
HK31A, HM21A
HM31A EREZ33A
LA141A EREZ33A
Tembaga Silikon Perunggu ERCuSi-A 0,9 150 – 300
dan Cu Deoksidasi ERCu 1,2 200 – 400
Tembaga Paduan Cu-Ni Perunggu ERCuNi A5.7 1,6 250 – 450
Paduan Al. Perunggu Phospor ERCuAl-A1, A2 atau A3 2,4 350 – 550
ErCuSn-A
Nikel dan Paduan Monel** 400 ERNiCu-7 0,5 –
Nikel Paduan Inconel ** 600 ERNiCrFe-5 0,8 –
Paduan A5.14 0,9 100 – 160
1,2 150 – 260
1,6 100 – 400
Titanium Murni Gunakan grade lebih 0,8 –
dan Ti-0.15 Pd rendah dari ER Ti-0.2 Pd, 0,9 –
A5.16
Titanium Ti-5A1-2.5Sn ER Ti-5A1-2.5Sn atau 1,2 –
Paduan murni
Baja Tahan 201 ER308 0,5 –
Karat 301, 302, 304, 308 ER308 0,6 –
Austenit 304L ER308L A5.9 0,8 75 – 150
310 ER310 0,9 100 – 160
316 ER316 1,2 140 – 310
321 ER321 1,6 280 – 450
347 ER347 2,0 –
2,4 –
2,8 –
3,2 –
Baja Baja karbon rol panas ER70S-3, ER70S-1 0,5 –
atau pembentukan ER70S-2, ER70S-4 0,6 –
dingin ER70S-5, ER70S-6 0,8 40 – 220
0,9 60 – 280
1,2 125 – 380
A5.18
1,6 260 – 460
2,0 275 – 450
2,4 –
2,8 –
3,2 –
Baja Baja karbon kekuatan ER80S-D2 0,9 60 – 280
yang lebih tinggi dan 1,2 125 – 380
baja paduan rendah 1,6 275 – 450
A5.28 2,0 –
2,4 –
3,2 –
4,0 –
Keterangan: * Mode pemindahan pancar, ** Merk Nikel

2. Persiapan Mesin Las


Las gas metal adalah proses pengelasan di mana busur terjadi karena adanya
kontak antara elektroda terumpan dengan benda kerja. Elektoda ini berfungsi ganda
yaitu sebagai pencipta busur las dan sekaligus sebagai logam pengisi pada sambungan
las. Elektroda pada las gas metal berbentuk gulungan dengan panjang bisa ratusan
meter. Pada waktu pengelasan, elektroda ini digerakkan oleh motor penggerak
pemakanan kawat yang dapat diatur kecepatannya. Untuk melindungi elektroda dan
benda kerja yang cair selama pengelasan dari pengaruh udara luar, gas lindung
digunakan di dalam pengelasan ini. Gas lindung yang biasa dipakai dalam pengelasan
ini antara lain gas karbon dioksida (CO2), argon (Ar), dan helium (He).
Perangkat yang dipakai dalam pengelasan las gas metal adalah:
a. Mesin las DC
b. Tabung gas lindung
c. Regulator gas lindung
d. Flowmeter untuk gas
e. Selang gas dan perlengkapan pengikatnya
f. Kabel masa
g. Sistem kendali
h. Motor penggerak pemakanan kawat
i. Gulungan kawat las berikut dudukannya
j. Pembakar las (welding torch)
k. Susunan dari perangkat las gas metal ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Diagram Mesin Las Gas Metal Berikut Perlengkapannya

Bentuk sambungan yang akan dilas akan mempengaruhi bentuk nozzle yang
akan dipakai dalam pengelasan. Untuk pengelasan sambungan tumpul biasa digunakan
nozzle yang lurus tetapi untuk pengelasan dengan model sudut, perlu digunakan model
yang sesuai untuk itu.

Gambar 2. Bentuk Nozzle Sesuai Untuk Pengelasan Bentuk Khusus

Sebelum dilakukan pengelasan, perlu dilakukan penyetelan-penyetelan pada


peralatan las. Hal ini dilakukan agar peralatan atau mesin las disiapkan sesuai dengan
jenis dan tuntutan pekerjaan. Penyetelan penyetelan tersebut dilakukan, baik pada
mesin las maupun pada alat-alat pendukung lainnya, seperti wire feeder dan pada tang
las serta nozzle.
Penyetelan perlengkapan atau peralatan las MIG (Metal Inert Gas) mungkin
kedengarannya mudah. Tetapi apabila dalam pemasangannya teledor dapat
mengakibatkan kerusakan dalam mesin las. Dalam penyetelan perlengkapan atau
peralatan las MIG harus sesuai dengan prosedur aman yang telah ditentukan. Adapun
prosedur penyetelan perlengkapan las MIG adalah sebagai berikut:
a. Hubungkan kabel mesin las ke sumber tenaga, lalu hidupkan mesin.
b. Setel pengontrol penggerak kawat pada posisi nol, supaya kawat tidak jalan dulu
sebelum waktunya.
c. Buka katup-katup pada tabung gas dan tabung air pendingin.
d. Tarik pelatuk pistol las, buka kran aliran gas pada pengaturnya, kemudian setel aliran
gas menurut ketentuan.
e. Sekarang setel kecepatan gerak kawat.
f. Setel besar tegangan yang sesuai dengan ketentuan.
g. Setel stick out
h. Setel besarnya tegangan, sebaiknya ambil rata-rata tegangan jangan terlalu rendah
maupun terlalu tinggi.
i. Setelah semua selesai dengan baik, pengelasan dapat dimulai. Sentuhkan ujung
elektroda ke benda kerja sehingga timbul busur listrik, dan pelatuk segera di tarik.
Jika mengalami kesulitan dalam mengawali pengelasan, dapat di gunakan balok
sebagai pembantu untuk lonjatan busur api.
j. Demi keselamatan, sebelum mempraktekkan proses las MIG sebaiknya pelajari dulu
cara penyesuaian mengelas dan membenahi perlengkapannya.

B. PENGATURAN PARAMETER
Parameter yang paling penting dalam pengelasan adalah arus las, ekstensi
elektroda, tegangan las dan kecepatan pengelasan (arc travel speed). Parameter ini akan
mempengaruhi hasil las secara langsung.
1. Pengaturan Besar Arus
Besarnya arus dan tegangan pengelasan adalah tergantung pada tebal bahan dan
diameter kawat elektroda serta posisi pengelasan atau berdasarkan WPS (Welding
Prosedure Specification) pekerjaan tersebut. Arus las adalah arus listrik yang digunakan
untuk melakukan proses pengelasan. Dalam proses pengelasan MIG, arus las secara
langsung berhubungan dengan kecepatan wirefeed. Jika arus las dinaikkan maka
kecepatan wirefeed juga seharusnya naik. Hubungan ini biasanya disebut karakteristik
“burn-off”.
2. Pengaturan Tegangan
Tegangan busur las adalah tegangan diantara ujung elektroda dan benda kerja.
Tegangan listrik pada pengelasan memegang peranan penting pada jenis transfer logam
yang diinginkan. Transfer logam arus pendek membutuhkan tegangan yang rendah,
sementara transfer logam spray membutuhkan tegangan yang lebih tinggi lagi. Jika arus
listrik dinaikkan, maka tegangan las juga harus dinaikkan untuk menghasilkan
kestabilan.
3. Kecepatan Kawat Las
Kecepatan pengelasan berbanding secara linier dengan pergerakan busur las
sepanjang benda kerja. Parameter ini biasanya dinyatakan dalam meter per menit.
Pernyataan yang berhubungan dengan kecepatan penglasan:
a. Dengan meningkatnya ketebalan material, kecepatan harus diturunkan
b. Dengan material dan jenis penyambungan yang sama, jika arus listrik meningkat,
maka kecepatan pengelasan juga harus meningkat
c. Kecepatan pengelasan yang lebih tinggi dapat menggunakan teknik pengelasan maju
(forehand technique)
4. Stick out
Ekstensi elektroda atau biasa disebut dengan “stick-out” adalah jarak antara titik
terujung dari kontak listrik, biasanya ujung dari pipa kontak, dengan ujung dari
elektroda. Jarak tersebut akan mempengaruhi besarnya arus listrik yang dibutuhkan
untuk melelehkan elektroda.

Gambar 3. Ekstensi Elektroda

Berbeda dengan SMAW yang besarnya arus dipengaruhi oleh besarnya celah
elektroda dengan benda kerja, GMAW tidak demikian, besarnya celah tersebut tidak
berpengaruh terhadap arus las, namun panjangnya jarak ujung tip (ekstensi elekroda)
ini sangat berpengaruh terhadap besar arus las. Semakin jauh jarak tersebut semakin
kecil arus yang dihasilkan.

Gambar 4. Pengaruh Ekstensi Elektroda

5. Pengaturan Aliran Gas


Tabung gas pelindung dilengkapi dengan flow meter, yaitu alat untuk mengatur
laju aliran gas sesuai dengan arus dan ketebalan benda kerja. Pada dasarnya prinsip
kerja alat ini sama dengan regulator gas, namun gas yang keluar diukur berdasarkan
laju gas yang keluar berbeda dengan regulator gas yang keluar diukur dengan
tekanannya.
Gambar 5. Flow Meter

Salah satu variabel yang ikut menentukan kualitas sambungan las GMAW adalah
komposisi campuran gas pelindung. Pengaturan komposisi gas pada las ini dilakukan
oleh alat yang disebut Mixer. Alat ini berfungsi untuk mengatur laju gas pelindung dan
komposisi gas tersebut sesuai yang dikehendaki. Lubang input gas pada Mixer
dihubungkan dengan selang gas ke dua atau tiga tabung gas, sedangkan
lubang output gas dihubungkan dengan kontrol mesin GMAW.
Berikut adalah tabel aliran gas berdasarkan ketebalan bahan (Cary, 1993: 141).
Tabel 2. Parameter Pengelasan Gas Metal
Ketebalan Diameter Tegangan Kecepatan Kecepatan Aliran
Arus
Bahan Elektroda Busur Kawat Geser Gas
(A)
(mm) (mm) (V) (inch/menit) (inch/menit) (CFH)
0,6 0,8 30 – 50 15 – 17 85 – 100 12 – 20 15 – 20
0,8 0,8 40 – 60 15 – 17 90 – 130 18 – 22 15 – 20
0,9 0,9 55 – 85 15 – 17 70 – 120 35 – 40 15 – 20
1,3 0,9 70 – 100 16 – 19 100 – 160 35 – 40 15 – 20
1,6 0,9 80 – 110 17 – 20 120 – 180 30 – 35 20 – 25
2,0 0,9 100 – 130 18 – 20 160 – 220 25 – 30 20 – 25
3,2 0,9 120 – 160 19 – 22 210 – 290 20 – 25 20 – 25
3,2 1,1 180 – 200 20 – 24 210 – 240 27 – 32 20 – 25
4,7 0,9 140 – 160 19 – 22 210 – 290 14 – 19 20 – 25
4,7 1,1 180 – 205 20 – 24 210 – 245 18 – 22 20 – 25
6,4 0,9 140 – 160 19 – 22 240 – 290 11 – 15 20 – 25
6,4 1,1 180 – 225 20 – 24 210 – 290 12 – 18 20 – 25
Catatan :
- Data di atas berlaku untuk jalur tunggal (single pass) posisi datar dan fillet posisi
horisontal. Untuk pengelasan vertikal dan di atas kepala kurangi arus 10 – 15%.
- Untuk fillet ukuran pengelasan sama dengan tebal plat, untuk groove celah akar
dibuat sama dengan ½ tebal plat.
- Untuk gas lindung menggunakan CO2 atau campuran 75% Argon dan 25% CO2.
C. METODE PENGELASAN
1. Posisi dan arah
Teknik pengelasan yang paling utama dalam mempengaruhi karakteristik las
adalah posisi torch. Posisi welding gun sangat menentukan kualitas sambungan las. Hal
ini berkaitan dengan heat input, bentuk rigi las, dan optimalisasi fungsi gas pelindung.
Untuk dapat mengelas sudut dengan baik maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Berapa ketebalan plat yang akan dilas
b. Gunakan diameter kawat yang sesuai dengan ketebalan plat
c. Gunakan arus yang sesuai untuk ketebalan, posisi, dan diameter kawat
d. Aturlah besarnya aliran gas lindung yang sesuai
e. Buatlah celah sebagaimana yang direkomendasikan
f. Pengelasan dilakukan dengan menjaga kestabilan posisi pengelasan dan kecepatan
penggeseran.
g. Sebelum dilas permukaan plat harus bersih dari minyak, oli, karat, serta bentuk
kotoran yang lain serta bebas dari kelembaban yang disebabkan oleh air.

Pada posisi horisontal (2 F) benda kerja berdiri tegak, sedangakan pengelasannya


berjalan arah mendatar (horisontal) sejajar dengan pundak operator. Hasil
pengelasannya biasanya akan sedikit menurun bila dibandingkan dengan posisi
downhand.

Gambar 6. Posisi Pengelasan Horisontal

Arah pengelasan yang dapat dilakukan pada las menggunakan GMAW ada dua,
yaitu arah maju dan arah mundur. Pengelasan arah maju adalah apabila holder atau
welding gun dipegang tangan kanan, arah pengelasan dimulai dari sisi kanan ke kiri.
Pengelasan arah mundur adalah apabila holder atau welding gun atau tang las dipegang
tangan kiri, arah pengelasan dimulai dari sisi kiri ke kanan.
Dari kedua arah pengelasan tersebut, untuk konstruksi yang sedang dan berat,
arah maju lebih dianjurkan, dengan alasan dalam proses pengelasan akan terjadi
cleaning action pada permukaan yang disambung lebih baik, di samping itu jalur yang
akan dilas akan dapat dilihat dengan lebih jelas apabila dibanding dengan arah mundur.
Walaupun demikian arah pengelasan mundur lebih sering digunakan pada pengelasan
logam yang tipis.
2. Sudut pengelasan
Salah satu faktor yang ikut menentukan kualitas hasil pengelasan adalah sudut
pengelasan. Yang dimaksud dengan sudut pengelasan adalah sudut yang dibentuk
oleh permukaan bahan dengan welding gun. Sudut pengelasan yang disarankan
pada posisi horisontal (2 F) adalah seperti pada gambar berikut:

Gambar 7. T Joint Posisi Pengelasan Horisontal

3. Gerakan pengelasan
Gerakan las pada (welding gun) pada MIG (metal inert gas) terutama dipengaruhi
oleh bentuk sambungan, tebal bahan, lebar persiapan sambungan, jenis bahan dan
posisi pengelasan. Gerakan atau ayunan welding gun diupayakan lurus, apabila tidak
memungkinkan gerakan lurus (misal pengelasan arah naik) diusahakan menggunakan
ayunan ke samping seminimal mungkin. Misal lebar ayunan untuk setiap jalur maksimal
15 mm. Berikut ini disajikan beberapa bentuk gerakan/ayunan pengelasan yang banyak
digunakan pada pengelasan menggunakan MIG (metal inert gas), terutama pengelasan
pada posisi tegak.

Flat/Horisontal/OH Posisi tegak Setengah


Menusuk/segitiga
(tanpa ayunan) (tanpa ayunan) melingkar/zig-zag
Gambar 8. Gerakan/ayunan Las MIG (Metal Inert Gas)

4. Cara pengelasan
Prinsip pengoperasian las gas metal terletak pada pengendalian tiga hal yaitu
pembakar las, unit pemakanan kawat, dan sumber tenaga. Pembakar las ini akan
memandu elektroda, arus las dan gas lindung bekerja bersama-sama dengan komposisi
kecepatan pemakanan kawat dan tekanan kerja gas lindung yang sesuai untuk
menghasilkan pengelasan yang baik. Unit pemakanan kawat berfungsi untuk mengatur
kecepatan kawat yang sesuai dengan arus dan ketebalan sambungan las.
Sumber tenaga berfungsi mensuplai arus yang sesuai untuk pengelasan. Besarnya
arus ini bervariasi tergantung ketebalan plat yang akan disambung maupun posisi
pengelasannya. Ada 3 mode pemindahan logam yang terjadi di dalam las gas metal
yaitu pemindahan pancar aksial (axial spray transfer), globular, dan hubung pendek
(short circuiting transfer).
Pancar aksial dan globular amat berkaitan erat dengan energi busur yang relatif
tinggi. Dengan memberikan pengecualian mode pemindahan pancar pada diameter
elektroda yang amat kecil, pancar aksial dan globular biasanya terbatas hanya pada
posisi pengelasan datar dan horizontal dengan ketebalan plat tidak lebih dari 3,2 mm.
Pemindahan hubung pendek membutuhkan energi rendah biasanya terbatas pada
ketebalan plat tidak lebih dari 3,2 mm dan dapat digunakan untuk pengelasan pada
semua posisi. Gambar 9 memberikan ilustrasi di dalam memahami mode pemindahan
hubung pendek.

Gambar 9. Mode Pemindahan Hubungan Pendek

Untuk menghasilkan sambungan pipa dan flens yang baik perlu diperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
a. Berapa ketebalan plat yang akan dilas
b. Gunakan diameter kawat yang sesuai dengan ketebalan plat
c. Gunakan arus yang sesuai untuk ketebalan, posisi, dan diameter kawat
d. Aturlah besarnya aliran gas lindung yang sesuai
e. Pengelasan dilakukan dengan menjaga kestabilan posisi pengelasan dan kecepatan
penggeseran.
f. Sebelum dilas permukaan plat harus bersih dari minyak, oli, karat, serta bentuk
kotoran yang lain serta bebas dari kelembaban yang disebabkan oleh air.

D. PEMBERSIHAN
Pembersihan mesin dan alat pengelasan
1. Lepas pelatuk pistol las; bila pengelasan sudah selesai kawat dan gas berhenti
mengalir. Jauhkan pistol las dari benda kerja sehingga busur listrik terputus dan mati.
2. Tutup katup gas pelindung
3. Setel kecepatan kawat pada posisi nol
4. Tutup katup gas yang terdapat pada regulator
5. Matikan mesin penggerak kawat
6. Matikan mesin las
7. Bereskan alat-alat yang telah dipakai
8. Bersihkan tempat kerja

Anda mungkin juga menyukai