Anda di halaman 1dari 43

BAB 1

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan

Praktek Kerja Lapangan adalah kegiatan pemagangan bagi mahasiswa di dunia kerja
merupakan mata kuliah yang wajib untuk ditempuh oleh seluruh mahasiswa dan
merupakan persyaratan wajib sebelum melakukan skripsi. Kegiatan ini bermaksud
agar mahasiswa mendapatkan pengalaman sebelum mereka memasuki dunia kerja
yang sesungguhnya, sehingga mahasiswa akan mendapatkan bekal dari Praktik Kerja
Lapangan yang sudah dilaksanakan. Dengan adanya Prakti Kerja Lapangan,
Mahasiswa akan mengetahui keterampilan dan pengetahuan yang perlu
dikembangkan dan perlu dipertahankan.

Pentingnya Praktek Kerja Lapangan pada perusahaan adalah agar mahasiswa bisa
belajar bekerja dan mempraktekkann teori teori yang sudah diajarkan pada bangku
kuliah. Penulis memilih Renovasi Mall Balcony Balikpapan sebagai tempat Praktek
Kerja Lapang dan kegiatan renovasi mall Balcony tersebut menggunakan jasa
KONTRAKTOR dari PT. PP (Persero) tbk tersebut merupakan perusahaan yang
cukup baik dan memiliki banyak kegiatan yang sesuai dengan bidang teknik sipil.

I.2 Tujuan Praktek Kerja

Dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan terdapat beberapa tujuan sebagai


berikut:

1. Mengetahui keadaan dan berinteraksi langsung dengan dunia kerja.


2. Mempraktekkan secara langsung dengan keterampilan yang dimiliki dan di dapat
dari bangku kuliah di suatu instansi atau perusahaan.
3. Meningkatkan kualitas pemikiran saya agar mandiri dan profesional.
4. Mempelajari lebih banyak lagi resiko dan kondisi dilapangan

I.3 Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

Pelakasanaan Praktek Kerja Lapangan dimulai pada tanggal 3 Oktober 2015 sampai
dengan 29 November 2016

Tabel II.1 Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

Oktober November Desember


No. Tahap Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan
2 Pelaksanaan
a. Peninjauan Proyek
b. Pengumpulan Data
3 Penyusunan Laporan

I.4 Manfaat Prakek Kerja Lapangan

Berikut manfaat Praktek Kerja Lapangan:

1. Bagi saya Praktek kerja lapangan merupakan sarana untuk menerapkan ilmu yang
didapat di bangku kuliah dan melihat hasilnya secara nyata.
2. Saya dapat mempraktekkan teori yang telah diajarkan pada bangku kuliah.
3. Belajar beradaptasi dan berkomunikasi dengan sekelompok orang yang sudah
berpengalaman di dunia kerja.

I.5 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

Pembuatan ramp pada renovasi mall balcony dimaksudkan untuk mengalihkan arus
kendaraan agara tidak melewati daerah pasar yang kurang enak dilewati sehingga
terlihat lebih elit. Pada pekerjaan ramp yang ada terdapat beberapa bagian struktur
yang dilaksanakan antara lain pondasi pancang, pile cap, tie beam, kolom, balok dan
plat beton. Pada kegiatan praktek kerja lapangan yang saya lakukan di PT. PP
(Persero) tbk dengan proyek renovasi mall balcony, saya hanya berfokus kepada
pengerjaan balok pada pekerjaan ramp saja.

I.6 Latar Belakang Proyek

Mall adalah jenis dari pusat perbelanjaan yang secara arsitektur berupa bangunan tertutup
dengan suhu yang diatur dan memiliki jalur untuk berjalan jalan yang teratur sehingga berada
di antara antar toko-toko kecil yang saling berhadapan. Karena bentuk arsitektur
bangunannya yang melebar (luas), umumnya sebuah mal memiliki tinggi tiga lantai.

Mall adalah jenis dari pusat perbelanjaan yang secara arsitektur berupa bangunan tertutup
dengan suhu yang diatur dan memiliki jalur untuk berjalan jalan yang teratur sehingga berada
di antara antar toko-toko kecil yang saling berhadapan. Karena bentuk arsitektur
bangunannya yang melebar (luas), umumnya sebuah mal memiliki tinggi tiga lantai.

Mall juga dapat diartikan sebagai kompleks pertokoan yang dikunjungi untuk
membeli atau melihat dan membandingkan barang-barang dalam memenuhi
kebutuhan ekonomi sosial masyarakat serta memberikan kenyamanan dan keamanan
berbelanja bagi pengunjung

Mall balcony adalah sebuah mall yang termasuk mall besar dengan desain koridor
yang luas dengan pemandangan laut. Pada awal pembangunan mall balcony selesai
dan mulai dipergunakan serta dibuka untuk masyarakat Balikpapan. Tetapi dari segi
kemajuan mall balcony dapat terbilang mall yang sepi dari pengunjung.

Karena mall yang seharusnya ramai dan banyak dikunjungi banyak orang karena dari
desain mall, hiburan, tempat belanja dan banyak lagi itu ternyata sepi pengunjung,
Dan mall Balcony yang berada di kota Balikpapan di Jl. Jendral Sudirman Balikpapan
adalah salah satunya sehingga dari pemilik mall Balcony melakukan renovasi untuk
memperbaiki dan membuat mall balcony menjadi ramai lagi. Mall Balcony ini akan
mengubah nama menjadi Mall Ocean Square.
Proyek Renovasi Gedung Balikpapan Ocean Square, Balikpapan Kota Kalimantan
Timur, yang dulunya Gedung Mall Balcony yang berada di Jln. Jendral Sudirman,
dengan nilai kontrak pekerjaan sebesar Rp. 55.000.000.000,00 adalah proyek swasta.
Proyek Renovasi Gedung Balikpapan Ocean Square, untuk memperbaharui salah satu
pusat ekonomi di Kota Balikpapan dan merupakan program kerja antara (sebagai
owner) dengan PT. Perusahaan Perumahan (Persero) Tbk, (sebagai kontraktor).

I.7 Tujuan Proyek


Tujuan dari proyek PT. PP (PERSERO) Tbk, Renovasi gedung Balikpapan Ocean
Square adalah:

1. Memperbaharui kualitas gedung agar lebih menarik bagi pengunjung


2. Melengkapi atau memenuhi kebutuhan suatu bangunan demi kenyamanan
pemilik maupun pengunjung bangunan tersebut.
3. Meningkatkan mutu pelayanan.

I.8 Data Proyek

Adapun data dari proyek renovasi mall Balcony adalah :

1. Nama Proyek
Pekerjaan renovasi dan revitalisasi proyek Balikpapan Ocean Square Jl. Jendral
Sudirman balikpapan
2. Nila kontrak
Rp. 55.000.000.000,00 (lima puluh lima milyard)
3. Biaya dan Sumber Dana
PT. PP PROPERTY

4. Jadwal / waktu pelaksanaan


Mulai : 07 SEPTEMBER 2016 – 06 MARET 2017
( 180 HARI KALENDER )
Pemeliharaan : 180 HARI KALENDER
5. Pemilik Proyek
PT. PP PROPERTY – PT. HASTA KREASIMANDIRI
6. Pelaksana Proyek
PT. PP (Persero) Tbk
7. Konsultan Pengawas
CV. Etam Cipta Konsultan

G R O U N D FLO O R LAYO U T AWAL


BAB II

PRA PELAKSANA

II.1 Pelelangan
Dalam melaksanakan suatu proyek ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan.
Tahap pertama yang harus dilaksanakan yaitu pada tahap para kontraktor akan
diseleksi kemampuannya untuk melaksanakan proyek. Dari tahap ini ditunjuk
kontraktor pelaksana yang akan menjalankan proyek ini dan diawasi oleh wakil dari
owner, dalam hal ini konsultan pengawas. Agar pelaksanaan pembangunan berjalan
dengan lancar digunakan suatu manajemen proyek yang mengatur pelaksanaan
kegiatan dari tahap perencanaan sampai berakhirnya kegiatan pembangunan.

Pelelangan adalah suatu cara yang digunakan oleh pemilik proyek untuk
mendapatkan pihak pelaksana (kontraktor) yang akan melaksanakan proyek tersebut
sesuai keinginan pemilik proyek. Pelelangan dapat didefinisikan sebagai serangkaian
kegiatan untuk menyediakan barang / jasa dengan cara menciptakan persaingan yang
sehat diantara penyedian barang / jasa yang setara dan memenuhi syarat, berdasarkan
metode dan tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti oleh pihak – pihak
yang terkait secara taat sehingga terpilih penyedia terbaik.

Dalam proyek ini tidak ada proses pelelangan di karenakan proyek tersebut langsung
di kerjakan pihak kontraktor oleh PT. PP (PERSERO).

II.2 Organisasi dan Personil


Organisasi merupakan suatu system dimana sekumpulan orang atau badan hukum
bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan penyusunan organisasi proyek
adalah untuk mengetahui posisi setiap unsur yang terlibat dalam proyek, tersebut
mencakup tugas, kewajiban dan deskripsi hubungan kerja.
Pemilik Proyek
PT. PP PROPERTY – PT. HASTA
KREASIMANDIRI

Konsultan Perencana Kontraktor Pelaksana Konsultan Pengawas


PT. MITRA TENAGA PT. PP (PERSERO) CV. ETAM CIPTA KONSULTAN
ANDALAN

Gambar II.1Hubungan Organisasi Proyek

Dalam melaksanakan suau proyek besar maupun kecil diperlukan suatu organisasi
yang mengelola dan mengontrol jalannya pelaksanaan proyek, organisasi proyek
tersebut harus mempunyai badan hukum serta personil yang dapat bekerjasama secara
kolektif dan kuantitatif agar mendapat hasil yang baik.

Struktur organisasi pekerjaa adalah satu kesatuan yang saling berhubungan dan tidak
bias dipisahkan satu sama lain dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Sedapat
mungkin segala urusan di dalam proyek dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya,
jika terdapat ketidakcocokan pendapat, maka dapat diselesaikan dengan baik-baik
demi kelancaran proyek.

1. Pemilik Proyek (owner)


Pemilik proyek (owner) adalah seseorang atau badan hukum baik swasta maupun
instansi pemerintah yang mempunyai dana, ide, gagasan, dan kehendak atas suatu
pekerjaan sehubungan dengan kepentingan akan hasil pekerjaan tersebut, dimana atas
dasar suatu kesepakatan memberikan kepercayaan kepada pihak lain, baik untuk
mengawasi (Konsultan Pengawas), maupun untuk melaksanakan pekerjaan
(Kontraktor Pelaksana).
Tugas-tugas dan tanggung jawab dari owner menurut Dipohusodo (1996) adalah:
a. Memberi tugas kepada perencana untuk membuat gambar rencana dan
hitungan rencana serta menyetujuinya bila telah disepakati.
b. Membayar seluruh biaya yang diperlukan untuk mewujudkan rencana sesuai
dengan persetujuan pemborong.
c. Memberikan surat perintah kerja kepada pelaksana/kontraktor.
d. Menolak hasil kerja bila tidak sesuai dengan bestek.

2. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh owner untuk bertindak selaku
perencana pekerjaan struktur, arsitektur, mekanikal, elektrikal, interior, dan
landscape dalam batas-batas yang telah ditentukan baik teknis maupun
administrative.

Tugas konsultan perencana adalah:


1. Merencanakan desain struktural, membuat gambar struktur serta menghitung
anggaran biaya proyek,
2. Menentukan standar dan peraturan struktur yang sesuai dengan perencanaan
sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan serta menentukan spesifikasi
teknis (persyaratan material, peralatan, dan metode kerja),
3. Menandatangani Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan surat perjanjian
dengan kontraktor,
4. Memberi instruksi kepada kontraktor melalui konsultan pengawas,
5. Menentukan keputusan akhir yang mengikat mengenai proyek,
6. Mengesahkan semua dokumen pembayaran kepada pihak kontraktor.

3. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek ( owner ) untuk
melaksanakan pekerjaan pengawasan. Konsultan pengawas dapat berupa badan usaha
atau perorangan. perlu sumber daya manusia yang ahli dibidangnya masing-masing
seperti teknik sipil, arsitektur, mekanikal elektrikal, listrik dan lain-lain sehingga
sebuah bangunan dapat dibangun dengan baik dalam waktu cepat dan efisien.

Tugas dan kewajiban konsultan pengawas adalah :


1. Memberikan bimbingan dan mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan
pekerjaan.
2. Melaksanakan surat menyurat yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
3. Membuat gambar tambahan jika perlu.
4. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan.
5. Mengawasi dan menguji kualitas dan mutu bahan bangunan.
6. Menyusun dan menyiapkan berita acara pekerjaan.

Tanggung jawab Konsultan Pengawas adalah:


1. Konsultan pengawas bertanggung jawab agar pekerjaan yang dikerjakan
kontraktor sesuai dengan kontrak, gambar rencana, peraturan, dan syarat.
2. Konsultan pengawas juga bertanggung jawab terhadap kesalahan yang
dibuat oleh kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan apabila pekerjaan
tersebut dilaksanakan dengan pengawasan dari konsultan pelaksana.

4. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor adalah orang atau badan yang menerima dan menyelenggarakan pekerjaan
bangunan menurut biaya yang telah tersedia. Kontraktor harus melaksanakan
pekerjan sesuai dengan peraturan, syarat dan gambar yang telah tersedia.

II.3 Organisasi Kontraktor

Dalam melaksanakan proyek pihak kontraktor perlu membentuk suatu organisasi


yang bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan dengan hasil maksimal. Susunan
organisasi tersebut memiliki pembagian tugas,jumlah personil, koordinasi dan kerja
sama guna mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
1. Kepala pelaksana
Tugas kepala pelaksana :
(a). Mengkoordinasi seluruh aktifitas yang ada di lapangan yang meliputi
pekerjaan sipil/arsitektur, mekanikal dan elektrikal serta sub kontraktor
yang terlibat.
(b). Melakukan pendayagunaan tenaga lapangan untuk efisiensi dan efektifitas
kerja.
(c). Melakukan pengontrolan ukuran-ukuran yang ada atau hasil riset di
lapangan sebelum aktifitas dimulai.
(d). Membuat time schedule, S-curve dan mengadakan evaluasi harian atau
mingguan.
(e).Membuat laporan kemajuan fisik pekerjaan setiap minggu dengan mengisi
formulir yang telah disiapkan.
(f). Membuat laporan kemajuan prestasi setiap bulan sekali.
(g). Membuat real cost dan daftar target bahan bangunan untuk mengevaluasi.
(h). Meneliti kontrak- kontrak dan menentukan batas tanggung jawab.
(i). Meneliti gambar-gambar teknis serta kebenaran dan kekurangannya

Wewenang kepala pelaksana :


(a). Membuat keputusan dilapangan yang berhubungan dengan masalah
teknis dan administrasi, sepanjang hal itu mendesak.
(b). Melakukan reschedule terhadap rencana schedule yang telah dibuat
karena terjadi perbuahan di lapangan.

Tanggung jawab kepala pelaksana :


(a). Bertanggung jawab atas seluruh kualitas pekerjaan proyek.
(b). Bertanggung jawab atas batas penyelesaian proyek dan keterlambatan.
(c). Bertanggung jawab atas barang-barang milik perusahaan, barang
berupa inventaris perusahaan maupun materi proyek.
(d). Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Pelaksana dibantu oleh tenaga
ahli yang bertanggung jawab dalam bidang struktur.

2. Pengukuran
Tugas pengukuran dalam hal ini juru ukur adalah menentukan ukuran-ukuran di
lapangan dan menentukan titik - titik yang diperlukan untuk kelancaran pekerjaan.
Untuk menduduki posisi ini dibutuhkan orang yang dapat menggunakan alat-alat ukur
seperti theodolit dan waterpassing dengan ketrampilan dan teliti.

3. Pelaksana
Tugas pelaksana adalah :
(a). Mengawasi dan melaksakan pekerjaan dilapangan sesuai dengan gambar
bestek dan schedule.
(b). Wajib lapor kepada pelaksana tentang keterlibatan di lapangan dan
apabila keadaaan mendesak, dapat langsung menghubungi kontraktor
yang berkepentingan.
(c). Mengawasi dan mengarahkan pekerja di lapangan untuk mendapatkan
kualitas hasil akhir yang sesuai dengan standar yang berlaku, dan segera
mengambil langkah-langkah yang tidak sesuai dengan standar.
(d). Mengatur kebutuhan bahan bangunan sesuai dengan schedule dan
pelaksanaan di lapangan.
Wewenang pelaksana :
(a). Menghentikan pekerjaan di lapangan apabila pekerjaan itu perlu untuk
dihentikan karena sesuatu hal yang sangat kritis.
(b). Menghentikan mandor, tukang, atau tenaga-tenaga lain yang kurang trampil
dan tidak sesuai dengan pekerjaan di lapangan.
(c). Mencari tenaga tukang, mandor,dan lain-lain dengan mengadakan seleksi
untuk mendapatkan tenaga yang berkualitas dan trampil
Tanggung jawab pelaksana:
(a). Bertanggung jawab kepada kepala pelaksana sesuai dengan tugas-tugas dan
wewenang yang dipikul
(b). Bertanggung jawab terhadap ketetapan dan ketenangan fisik di lapangan

II.4 Bagan Struktru Organisasi

Gambar II.2Struktur Organisasi


BAB III
PELAKSANAAN

III.1 Spesifikasi Bahan, Alat dan Tenaga Kerja


Sebelum memulai suatu pembangunan,kita harus memahami terlebih dahulu desain
perencanaan yang telah di buat oleh perencana,sehingga kita bisa menentukan jenis
bahan dan alat yang akan kita gunakan untuk proses pembangunan,dalam hal ini
pihak kontraktor harus memenuhi kebutuhan bahan sesuai dengan yang direncanakan
oleh pihak perencana dan harus di tanda tangani oleh kedua belah pihak.setelah semua
telah di setujui pihak kontraktor akan menyediakan tenaga kerja sesuai bidangnya
masing-masing agar proyek bisa berjalan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
di tentukan.

III.1.1 Spesifikasi bahan


1. Tiang Pancang Beton Mini Pile.

Gambar III.1Pancang Mini Pile


Pondasitiang pancang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya
orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan. Pondasi tiang pancang
dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang
pancang yang terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi.
2. Bahan Tulangan Struktur

Gambar III.2Bahan Tulangan Struktur

Dalam proyek renovasi Mall Balikpapan Ocean Square telah di tentukan spesifikasi
untuk pekerjaan struktur. Untuk ukuran tulangan yang digunakan tergantung dari
spesifikasi perencanaan yang telah dibuat.

Gambar III.3Korinplex Plywood


III.3 Bekesting

Bekesting digunakan sebagai acuan dalam pekerjaan struktur yang melakukan


pengecoran contohnua pekerjaan pondasi, sloof dan kolom. Bahan yang digunakan
bekisting pada renovasi Mall Balikpapan Ocean Square adalah korinplex plywood.
Selain menggunakan jenis plywood pada pekerjaan pondasi pile cap bekisting yang
digunakan yaitu pasangan batako.

Gambar III.4Pengecoran Beton dengan Ready Mix

3.Beton

Dalam proyek ini telah di tentukan untuk beton menggunakan ready mix dengan
Beton fc’ 30.untuk pekerjaan seluruh pekerjaan struktur pada Renovasi Balikpapan
Ocean Square.

3. Bahan Bata/Sejenisnya
Pada pekerjaan dinding bahan yang digunakan pada Renovasi Balikpapan Ocean
Square adalah, Hebel dan Dinding partisi dari plywood. Alasan menggunakan hebel
dikarenakan bahannya 60% ringan dari batu bata merah.

Gambar III.5Pengecoran Beton dengan Ready Mix

4. Semen
Semen digunakan sebagai plestesran, pengikat keramik, pengikat bahan
bata/sejenisnya. Semen yang digunakan adalah semen gresik dan sebagai pencampur
untuk plesteran digunakan pasir palu dan air, sesuai spesifikasi perencanaan.
Gambar III.6Semen Gresik

III.1.2 Alat kerja

Gambar III.7Hammer Diesel

a.Hammer diesel
Sistem kerja diesel Hammer adalah dengan pemukulan sehingga dapat menimbulkan
suara keras dan getaran pada daerah sekitar. Itulah sebabnya cara pemancangan
pondasi ini menjadi permasalahan tersendiri pada lingkungan sekitar.

Gambar III.8Theodolit
3.Theodolit

Digunakan untuk menyiku bangunan yang akan dibangun dan juga untuk menentukan
titik pancang sebelum memulai proses pemancangan,dan pekerjaan menggunakan
menggunakan alat ini bisa lebih cepat dan hasil akurasi lebih baik dibanding di
kerjakan secara manual.

Gambar III.9Alat Pertukangan

4.Alat pertukangan

Alat ini wajib di miliki setiap pekerja di lapangan karena dalam setiap pekerjaan pasti
membutuhkan alat tersebut.terutama pada saat memulai pekerjaan pondasi dan lain-
lain.
Gambar III.10Mobil Pickup

a.mobil pickup
Digunakan untuk mengantar atau membawa bahan dan barang keperluan proyek
renovasi bangunan mall Balikpapan Square.

III.1.3 Tenaga Ahli


Dalam proses pembangunan pergudangan Hariyono commercial center dilakukan
oleh tenaga ahli di bidangnya masing-masing,di mulai dari pekerjaan pemancangan
di lakukan oleh tenaga ahli di bidang tersebut, tidak melibatkan tenaga kerja untuk
konstruksi.sedangkan pada konstruksi baja di lakukan oleh pekerja yang mahir di
bidangnya sehingga masing-masing pekerjaan mempunyai tenaga ahli yang
bertanggung jawab di masing-masing pekerjaannya ,hal ini bertujuan untuk mencapai
target waktu pekerjaan yang lebih efisien dengan kualitas yang telah di rencanakan.

III.2 Metode dan Pelakasanaan Pekerjaan

Dalam proses renovasi mall Balikpapan Ocean Square metode pekerjaan saat
berpengaruh penting untuk menunjang sistem pekerjaan yang baik di
lapangan,sehingga proyek tersebut bisa berjalan dengan terartur dan terkontrol baik
dari segi kualitas maupun waktu .apabila metode tersebut tidak berjalan dengan
baik,resiko keterlambatan proyek bisa terjadi dan berpengaruh pada kualitas
bangunan akibat tidak teraturnya proses pekerjaan yang ada di lapangan. Dalam
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan para proyek renovasi terdapat berbagai
pekerjaan seperti pekerjaan ramp dan pekerjaan lainnya yang terdapat pada lampiran
uraian pekerjaan. berikut beberapa pekerjaan yang di lakukan pada proyek hariyono
commercial center:
 Pekerjaan Ramp (Area : Dekat Swissbele Hotel)
 Pekerjaan Pembongkaran (Area : Enterance)
 Pekerjaan Pembuatan Mesjid Baru (Area : Lt.2 Parkir)
 Pekerjaan Ramp (Area : Dekat Pasar)
 Pekerjaan Pagar (Area ; Samping Riverside)
Dalam hal ini semua pekerjaan mengacu pada setiap desain perencanaan yang telah
di tentukan sehingga,di butuhkan pengawasan yang baik dalam setiap masing-masing
pekerjaan yang di lakukan.

III.3 Proses pekerjaan


1. Pekerjaan Ramp (Area : Dekat Swissbel Hotel)

Gambar III.11 Pekerjaan Ramp (Area : Dekat Swissbel Hotel)


Pembuatan Ramp di area dekat Hotel ini sebagai pengalih arus jalan keluar masuk
kendaraan.

2. Pekerjaan Pembongkaran (Area : Enterance)

Gambar III.12 Pekerjaan Pembongkaran (Area : Enterance)

Pekerjaan Pembongkaran area enterance ini dilakukan untuk merenovasi tampilan


depan mall Balikpapan Ocean Square. Dengan tahap awal pekerjaan yaitu pekerjaan
pembongkaran (Area : Enterance).

3. Pekerjaan Pembuatan Mesjid Baru (Area : Lt. 2 Parkir)

Gambar III.12 Proses Pembuatan Mesjid Baru


Gambar III.12 Finishing Pembuatan Mesjid Baru

Pembuatan masjid baru di mall Balikpapa Ocean Square ini di lakukan untuk
memindahkan masjid existing yang telah ada di lantai 3 parkir.

4. Pekerjaan Ramp (Area : Dekat Pasar)

Pekerjaan Ramp area dekat pasar ini dibuat sebagai penghubung antara area parker
dengan jalan area belakang mall (dekat laut), diperuntukkan agar para pengunjung
yang membawa kendaraan tidak melewati daerah pasar yang tidak nyaman dilewati.
Pada pekerjaan ramp ini sampai saat ini baru mencapai pekerjaan pancang dan
bekisting untuk pile cap.
5. Pekerjaan Pagar (Area : Riverside)

Gambar III.12 Pekerjaan Pagar (Area : Riverside)

Pekerjaan pagar area riverside (dekat samping sungai) dilakukan selain untuk
pembatas area mall tapi untuk mempercantik tampak mall, dikarenakan tema/konsep
yang digunkan pada renovasi mall Balikpapan Ocean Square ini adalah kapal
ditengah laut. Pagar yang berada di area riverside ini dibuat dengan bentuk
bergelombang.

III.2 Organisasi dan Personil

Organisasi merupakan suatu system dimana sekumpulan orang atau badan hokum
bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan penyusunan organisasi proyek
adalah untuk mengetahui posisi setiap
unsur yang terlibat dalam proyek tersebut mencakup tugas, kewajiban dan deskripsi
hubungan kerja.

Kedudukan masing - masing pihak secara organisasi dimaksudkan bahwa pemilik


proyek langsung membawahi kontraktor pelaksana. Artinya. Kontraktor pelaksana
langsug bertanggung jawab atas hasil pekerjaannya kepada pemilik proyek sesuai
dengan penawaran. Sedangkan konsultan pengawas bertanggung jawab kepada
pemilik proyek sesuai dengan ruang lingkup tugas dan kontrak perjanjian masing-
masing. Hubungan kerja antara organisasi proyek dapat dilihat seperti Gambar III.1
berikut:

Dalam melaksanakan suau proyek besar maupun kecil diperlukan suatu organisasi
yang mengelola dan mengontrol jalannya pelaksanaan proyek, organisasi proyek
tersebut harus mempunyai badan hukum serta personil yang dapat bekerjasama secara
kolektif dan kuantitatif agar mendapat hasil yang baik.

Struktur organisasi pekerjaa adalah satu kesatuan yang saling berhubungan dan tidak
bias dipisahkan satu sama lain dalam melaksanakan suatu pekerjaan Sedapat mungkin
segala urusan di dalam proyek dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya, jika
terdapat ketidakcocokan pendapat, maka dapat diselesaikan dengan baik-baik demi
kelancaran proyek.
Tujuan dari proyek itu sendiri adalah:
1 Untuk mendapatkan mutu produktivitas pekerjaan yang baik.
2 Untuk memudahkan menjalin koordinasi dan komunikasi antara masing-masing
pekerjaan sehingga mendapatkan hasil pekerjaan yang baik.
3 Mempercepat pekerjaan karena adanya pembagian tagging jawab.
4 Mengembangkan dan menyatukan personil-personil proyek untuk mendapatkan
tujuan yang diharapkan.
Adapun pihak-pihak yang berperan di dalam organisasi proyek Proyek Renovasi dan
Rehability Balikpapan Ocean Square adalah :

4. Pemilik Proyek (owner)


Pemilik proyek (owner) adalah seseorang atau badan hukum baik swasta maupun
instansi pemerintah yang mempunyai dana, ide, gagasan, dan kehendak atas
suatu pekerjaan sehubungan dengan kepentingan akan hasil pekerjaan tersebut,
dimana atas dasar suatu kesepakatan memberikan kepercayaan kepada pihak lain,
baik untuk mengawasi (Konsultan Pengawas), maupun untuk melaksanakan
pekerjaan (Kontraktor Pelaksana).

A. Tugas-tugas dan tanggung jawab dari owner menurut Dipohusodo (1996) adalah:

e. Memberi tugas kepada perencana untuk membuat gambar rencana dan hitungan
rencana serta menyetujuinya bila telah disepakati.

f. Membayar seluruh biaya yang diperlukan untuk mewujudkan rencana sesuai


dengan persetujuan pemborong.

g. Memberikan surat perintah kerja kepada pelaksana/kontraktor.


h. Menolak hasil kerja bila tidak sesuai dengan bestek.

5. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh owner untuk bertindak selaku
perencana pekerjaan struktur, arsitektur, mekanikal, elektrikal, interior, dan
landscape dalam batas-batas yang telah ditentukan baik teknis maupun
administrative.

A. Tugas konsultan perencana adalah:


1. Merencanakan desain struktural, membuat gambar struktur serta menghitung
anggaran biaya proyek,
2. Menentukan standar dan peraturan struktur yang sesuai dengan perencanaan
sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan serta menentukan spesifikasi
teknis (persyaratan material, peralatan, dan metode kerja),

3. Menandatangani Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan surat perjanjian


dengan kontraktor,

4. Memberi instruksi kepada kontraktor melalui konsultan pengawas,

5. Menentukan keputusan akhir yang mengikat mengenai proyek,

6. Mengesahkan semua dokumen pembayaran kepada pihak kontraktor.

Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek ( owner ) untuk
melaksanakan pekerjaan pengawasan. Konsultan pengawas dapat berupa badan usaha
atau perorangan. perlu sumber daya manusia yang ahli dibidangnya masing-masing
seperti teknik sipil, arsitektur, mekanikal elektrikal, listrik dan lain-lain sehingga
sebuah bangunan dapat dibangun dengan baik dalam waktu cepat dan efisien.

A. Tugas dan kewajiban konsultan pengawas adalah :


1. Memberikan bimbingan dan mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan
pekerjaan.
2. Melaksanakan surat menyurat yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
3. Membuat gambar tambahan jika perlu.
4. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan.
5. Mengawasi dan menguji kualitas dan mutu bahan bangunan.
6. Menyusun dan menyiapkan berita acara pekerjaan.

Tanggung jawab Konsultan Pengawas adalah:


1 Konsultan pengawas bertanggung jawab agar pekerjaan yang dikerjakan kontraktor
sesuai dengan kontrak, gambar rencana, peraturan, dan syarat.
2 Konsultan pengawas juga bertanggung jawab terhadap kesalahan yang dibuat oleh
kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan apabila pekerjaan tersebut dilaksanakan
dengan pengawasan dari konsultan pelaksana.

5. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor adalah orang atau badan yang menerima dan menyelenggarakan
pekerjaan bangunan menurut biaya yang telah tersedia. Kontraktor harus
melaksanakan pekerjan sesuai dengan peraturan, syarat dan gambar yang telah
tersedia.

Proyek Renovasi mall Balcony kontraktor pelaksana adalah PT. PP (persero) tbk
struktur organisasi kontraktor pelaksana dapat dilihat pada Gambar III.2

Tugas dan wewenang kontraktor adalah :


1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan dan syarat
yang ditetapkan.
2. Menyerahkan pekerjaan setelah pekerjan selesai secara keseluruhan atau
perbagian sesuai dengan perjanjian
4.1 Hubungan Masing-masing Pihak Secara Organisasi

Kedudukan masing-masing pihak secara organisasi dimaksudkan bahwa pemilik


proyek langsung membawahi kontraktor pelaksana. Artinya, kontraktor pelaksana
langsung bertanggung jawab atas hasil pekerjaannya kepada pemilik proyek sesuai
dengan penawaran. Sedangkan konsultan pengawas bertanggung jawab kepada
pemilik proyek sesuai dengan ruang lingkup tugas dan kontrak perjanjian masing-
masing.

Jika hubungan kerja antara organisasi proyek tersebut tidak terjalin dengan baik maka
dapat menyebabkan hambatan pada pelaksanaan proyek. Hambatan tersebut dapat
menyebabkan kegagalan pada bangunan. Menurut undang-undang RI nomor 18 tahun
1999 tentang jasa konstruksi pasal 25, 26 dan 27, yaitu kegagalan bangunan dapat
terjadi akibat kesalahan perencana/pengawas konstruksi, pelaksana konstruksi, dan
pengguna jasa.

Kegagalan bangunan yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa, ditentukan


terhitung sejak penyerahan akhir pekerjaan konstruksi dan paling lama 10 (sepuluh)
tahun. Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena kesalahan perencana
atau pengawas konstruksi, dan hal tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak
lain, maka perencana atau pengawas konstruksi wajib bertanggung jawab sesuai
dengan bidang profesi dan dikenakan ganti rugi. Begitu juga apabila terjadi kegagalan
bangunan yang disebabkan karena kesalahan pelaksana konstruksi dan pengguna jasa
konstruksi. Hubungan Kerja Pemberi Tugas dan Konsultan Perencana.

Pemberi tugas dan konsultan perencana memiliki hubungan kerja yang dituangkan
dalam suatu kontrak atau surat perjanjian pekerjaan perencanaan. Hubungan kerja
yang dituangkan dalam perjanjian dimaksudkan agar kedua belah pihak memiliki
ikatan jelas mengenai pembagian tugas, kewajiaban, wewenang dan tanggung jawab
masing – masing. Penyimpangan yang terjadi dapat diselesaikan berdasarkan
ketentuan dan pasal – pasal yang tercantum dalam Surat Perjanjian Pekerjaan.
a. Hubungan kerja antara pemberi tugas dan kontraktor

Hubungan kerja ini dituangkan dalam kontrak atau Surat Perjanjian Pemborongan.
Hubungan kerja pemberi tugasndengan pengawas hubungan kerja ini dituangkan
dalam surat perjanjian pekerjaan pengawasan. Perencanaan merupakan suatu proses
dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan cara pencapaiannya.
Perencanaan memiliki 4 tahapan kegiatan yang berlaku untuk semua perencanaan
pada unsur jenjang organisasi.
1. Menetapkan serangkaian tujuan.
Tanpa rumusan dan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumberdaya
nya dengan tidak efektif.
2. Merumuskan keadaan sekarang
Analisa koordinasi organisasi yang dilakukan dapat menggambarkan kegiatan
selanjutnya, komunikasi yang terbuka dengan paa anggota organisasi, data
keuangan, dan statistic pada saat ini sangat dibutuhkan.
3. Identifikasi segala keudahan dan hambatan
Identifikasi ini sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi situasi, problem dan
kesempatan yang mungkin terjadi. Kegiatan identifikasi ini merupakan bagian
dari proses perencanaan.
4. Pengembangan serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan
Tahap terakhir ini merupakan tahap yang melibatkan pengembangan berbagai
alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan.
Perencanaan sangat penting dilakukan terutama oleh manejer proyek karena dalam
menjabarkan misi organisasi akan lebih mudah untuk dipahami. Melalui perencanaan
anggota dalam sebuah organisasi proyek dapat mempersiapkan diri dalam
menghadapi situasi yang berubah – ubah.
BAB IV

TUGAS KHUSUS

IV.1 Perkerjaan Masjid Lantai 2 Parkiran

Proyek kontruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali
dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan
tersebut, terdapat suatu proses yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu
hasil kegiatan yang berupa bangunan. Proses yang terjadi dalam rangkaian kegiatan
tersebut tentunya melibatkan pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek dibedakan
atas hubungan fungsional dan hubungan kerja. Dengan banyaknya pihak yang terlibat
dalam proyek konstruksi maka potensi terjadi konflik sangat besar sehingga dapat
dikatakan bahwa proyek kontruksi menggandung konflik yang sangat tinggi.

Dalam suatu pusat perbelanjaan dan hiburan yang berada ditengah kota yang
berkonsep mdern dan megah alangkah baiknya jika dilengkapi dengan tempat ibadah,
dan itu akan member rasa nyaman pada pengunjung yang datang ke pusat
perbelanjaan dan hiburan tersebut.

Jadi dimall Balcony yang berada dikota Balikpapan memberi tempat ibadah yaitu
masjid, dan masjid tersebut berada di parkiran lantai 3 , pada waktu pembangunan
awal mall balcony memiliki masjid yang berada diparkiran lantai 3. Masjid tersebut
sudah disahkan oleh mentri agama dari kota Balikpapan.

Karena pada tahun 2016 mall balcony yang merupakan pusat perbelanjaan dan
hiburan tidak memiliki kemajuan atas tingkat pengnjung yang signifikan, maka
pemilik mall balcony tersebut menjual asset tersebut kapada salah satu anak
perusahaan kontraktor yaitu PT PP (persero) yang sekarang dipegang oleh PT
HASTA KREASI MANDIRI dan PT PP PROPERTI.
IV.2 Tujuan
Tujuan dari renovasi dan revitalisasi yang dilakukan owner adalah ingin memberikan
bentuk baru dengan desain baru, memberi rasa nyaman dan rasa kemegahan pada
bangunan mall balcony tersebut.

Dengan itu dari pihak owner memakai jasa kontraktotr dari perusahaan induk yaitu
PT PP (persero) tbk . maka dalam tahap pengerjaan renovasi mall balcony tersebut
melakukan renovasi diseluruh lantai mall balcony, enterance, ramp, pagar, dan
tampak.

Salah satu dari pengerjaan renovasi dan revitalisasi tersebut membuat investor dari
pusat perbelanjaan yang besar di Indonesia berminat untuk menggunakan lantai 1,
lantai 2, dan lantai 3 untuk dipakai memperdagangkan semua
dagangannya.Perusahaan investor tersebut adalah CENTRO DEPARTMENT
STORE, yang merupakan perusahaan perdagangan barang dan jasa yang besar di
Indonesia. Maka dengan adanya investor yang akan menggunakan tempat di mall
balcony bisa mempengaruhi jumlah pengunjung yang akan meningkat. Sebab itu mall
balcony melakukan pekerjaan alih fungsi yang sebenarnya masjid berada di parkiran
lantai 3 dan akan dipindah ke parkiran lantai 2.

Pemindahan alih fungsi parkir lantai 2 menjadi masjid, Pada awalnya masjid pada
mall balcony berada di parkiran lantai 3, dikarenakan ada renovasi dalam mall dan
seluruh lingkungan mall serta tampak , bisa jadi akan membuat daya tarik mall yang
awalnya sepi pengunjung tersebut menjadi ramai pengunjung khususnya area lantai
1 2 dan 3 akan di pergunakan oleh Centro sebagai tempat pusat perbelanjaan yang
sangat luas dan bisa menambah daya pikat mall tersebut.Jadi untuk memberi rasa
nyaman pada pengunjung masjid dipindah keparkiran lantai 2 , agar lebih dekat
dengan centro pusat perbelanjaan.

IV. 3 Perkerjaan
Pekerjaan pada area parkir lantai 2 untuk menjadi masjid , finishing masjid yang
meliputi perkerjaan :
1. Lantai
2. Toilet dan tempat wudhu
3. Plasteran dinding

IV.4 Pekerjaan finishing

Pekerjaan finishing adalah pekerjaan akhir dari sebuah kegiatan pembangunan dalam
rangka menutupi, melapisi dan memperindah dari sebuah bangunan atau konstruksi
tersebut. Dalam rangka melakukan efisiensi terhadap pekerjaan finishing maka
kesalahan- kesalahan pekerjaan awal harus dihindari.

Manfaat dari pekerjaan finishing adalah menambah nilai estetika, merapikan,


melapisi meningkatkan keawetan bangunan gedung. Pekerjaan finishing terdiri dari
pekerjaan finishing basah dan pekerjaan finishing kering, finishing basah meliputi
pasangan batu bata, plesteran, acian, pekerjaan cat, pasangan tegel, pasangan kramik,
dan pasangan granit sedangkan finishing kering adalah pekerjaan yang dalam
aplikasinya tidak menggunakan air sebagai medianya yang meliputi pekerjaan
wallpaper dinding pertisi , karpet, dinding enamel dan lain lain.

Pada dasarnya perkerjaan finishing adalah perkerjaan akhir sebuah kegiatan


pembangunan gedung, jembatan, jalan maupun sebuah kegiatan lainnya. Perkerjaan
finishing merupakan perkerjaan yang memakan biaya tidak sedikit oleh sebab itu
seharusnya dihindari untuk mereduksi perkerjaan finishing memang tidak mudah tapi
dapat dilakukan dengan mengurangi kesalahan dan meningkatkan kualitas produksi
serta kompetensi tenaga kerja pada perkerjaan tersebut.
Perkerjaan finishing adalah upaya untuk menghaluskan dengan menambah beberapa
aksesoris sehingga bangunan tersebut menjadi lebih indah. Dangan melihat
pemahaman tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa perkerjaan finishing
adalah perkerjaan akhir dari sebuah bangunan atau konstruksi tersebut.

IV.5 Pengalihan letak masjid

Karena langkah awal melakukan finishing diparkiran lantai 2 untuk di gunakan menjadi
masjid. Maka terlebih dahulu yaitu menentukan letak mihrab dan mimbar.
Mihrab dan mimbar tersebut yaitu cirri-ciri khas masjid yang membedakannya dengan
bangunan lain.

Mihrab adalah tempat dibagian depan masjid yang di khususkan sebagai tempat shalat
imam. Tempat itu dinamakan mihrab karena tempat terhormat didalam masjid. Mimbar
adalah tempat berdiri imam untuk menyampaikan khotbah jum’at yang merupakan
mauziah atau nasihat mingguan yang wajib, yang menjadi syarat bagi sahnya shalat
jum’at.

Maka untuk menentukan letak dan arah kiblat untuk di masjid tersebut pihak dari tim
renovasi dan rehabilitasi mall balcony menggunakan atau mendatangkan dari pihat MUI
dikota Balikpapan untuk menentukan arah kiblat dan letak mihrab di masjid tersebut.

IV.5 Pembuatan mihrab


IV.5.1 Perancangan bentuk dan letak

Dari segi perancangan mihrab masjid dilihat dari denah masjid LT.PARKIR P2A
berbentuk segitiga siku-siku, yang dibagi tiga bagian yaitu meliputi tempat imam, ruang
persiapan dan ruang sound system.Luas ruang mihrab 4 m x 3,5 m. luas ruang persiapan
4,5 m x 3,5 m , luas ruang sound system 4,4 m x 3,5 m.
IV.5.2 Ruang sholat

Ruang sholat pria , ruang sholat wanita , lantai masjid menggunakan keramik berukuran
60 cm x 60 cm . dengan pola shaff untuk sholat.

IV.6 Toilet dan tempat wudhu


IV.6.1 Toilet
Toilet merupakan salah satu tempat penting yang harus ada didalam bangunan karena
Toilet adalah tempat membuang kotoran ada didalam tubuh. Toilet juga merupakan salah
satu syarat kelengkapan pada sebuah bangunan.

IV.6.2 Tempat wudhu


Tempat wudhu adalah tempat mensucikan diri sebelum melakukan ibadah sholat, dan
tempat wudhu tersebut juga syarat untuk kelengkapan pada bangunan masjid. Karena
parkir Lt. 2 akan di pindah alihkan menjadi masjid, maka dari itu dibuatkan tempat wudhu
ditempat itu.

IV.6.3
Pada pengerjaan toilet dan tempat wudhu menggunakan bahan dan perlengkapan:
Kramik lantai : 600 x 600 ex granito
Kramik dinding : 600 x 600 polish ex. Granite
Plester ACI finish cat emulsi
Urinoir (U57M) ex.toto
Dinding skat unrinoir A.100 Ex.toto
Kran ex.toto, type T23B13
Shower spray thx 20 NB P1V
Closet duduk CW 660 J / SW 660 J Ex toto
Wastafel L 521 V1A ex.toto
Floor drain TX 1 AV1 ex.toto
Kaca cermin T.5MM
IV.7 finishing kolom

Untuk pertama-tama kolom yang sudah ada dibersihkan dari cat cat yang menempel di
kolom tersebut dengan cara dipahat dengan alat pahat, secara tipis- tipis.

Gambar IV.1 Pekerjaan pembersihan kolom (Area : parkir Lt.2)


Pelapisan dengan plester pada kolom yang sudah di pahat dan dibersihkan dari cat
yang menempel dikolom:

Gambar IV.2 Pekerjaan plester (Area : parkiran Lt.2)

Pekerjaan pemulusan , agar kolom yang sudah diberi plester memiliki permukaan
yang halus dan rata.

Gambar IV.4 Pekerjaan penghalusan (Area : parkiran Lt.2)


IV.7 finishing lantai

Pada tahapan pemasangan kramik lantai masjid yaitu terutama perhatikan kualitas
kramik , bila kualitas rendah ankan susah memasang secara persisi. Untuk itu nat
kramik harus dipasang longgar karena kramik memiliki selisih 0,2 x 0,5 mm sehingga
tidak saling bertubrukan

Pada adukan dan dasar lantai yang akan dipasang harus bersih dari krikil, batu,
ganjalan lain yang akan membuat rongga dibawah kramik. Padatkan secara rata,
ketuk kramik yang baru dipasang dan pastikan tidak ada yang kopong atau bagian
dasar berongga karena itu akan membuat kramik lepas dikemudian hari. Periksa
ketinggian apakah sudah sama rata dengan benang yang ditarik untuk menentukan
ketinggian.

Nat kramik dipasang belakangan , jangan pasang semen oker atau nat pada sisi kramik
saat itu juga. Biarkan selama 2 atau 3 hari . hal ini akan membuat sisa udara yang
mengendap akan keluarc melalui nat yang belum ditutup. Setelah itu diberi semen nat
yang masih kosong dari kotoran yang mengendap. Dan apanila pasangan kramik
memiliki nat yang lurus dan saling bertemu dengan nat yang lain berate pasang
kramik tersebut rapi dan baik.

Gambar IV.5 Pekerjaan pasangan keramik (Area : parkiran Lt.2)


IV.8 Finishing dinding

Finishing dinding merupakan perkerjaan finishing basah, pasangan batu bata, atau
habel dikatagorikan perkerjaan finishing dengan mengacu pada pengertian perkerjaan
finishing yaitu untuk menutupi bagian bangunan .

Gambar IV.6 Pekerjaan plester (Area : parkiran Lt.2)


Perkerjaan pengecatan akan memperindah konstruksi bangunan dengan variasi warna
yang berbeda membuat bangunan akan menjadi indah namun ketahanan terhadap
pengaruh cuaca menjadikan perkerjaan finishing ini tidak awet.

Gambar IV.7 Pekerjaan pengecatan (Area : parkiran Lt.2)

Perkerjaan pasangan kusen dan dinding


Gambar IV.8 Pekerjaan pasangan kusen dan dinding (Area : parkiran Lt.2)
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

VII.1 Kesimpulan

Dalam hasil kegiatan PRAKTEK KERJA LAPANGAN ini saya mendapatkan


berbagai ilmu, pengalaman, dan kenalan baru. Begitu banyak yang bisa saya lihat
saya pelajari saya menyimpulkan apapun kegiatan apapun perkerjaan semua harus
ada perhitungan, terencana, dan disiplin.

Didalam laporan PRAKTEK KERJA LAPANGAN saya mendapat tugas khusus


untuk membahas finishing parkiran lantai 2 untuk dipindah alihkan kegunaanya
menjadi masjid.

Setiap pengerjaan , meski hanya finishing bukan berarti perkerjaan itu mudah , sebab
perkerjaan finishing juga sangat memerlukan ketelitian , keahlian, dan kedisiplinan.
Perkerjaan finishing juga harus terencana dengan baik dan benar, semua yang
mempengaruhi hasil berasal dari 5 faktor yaitu :

1. Bahan

2. Orang

3. Metode

4. Lingkungan

5. Alat

Apabila ke lima factor tersebut dapat berkerja sama dengan baik dan seimbang, maka
hasilnya akan memuaskan dan baik. Dan juga tidak lupa bila ke 5 faktor tersebut
sudah lengkap kita harus sering mengecek apabila yang pelaksanaan dilapangan
tersebut dilaksanakan sesuai rencana apa tidak , itu dilakukan agar tidak terjadi
kesalahan – kesalahan
VII. 2 Saran

Suatu proyek membutuhkan perencanaan, tenaga kerja, bahan, dan alat agar semua
berjalan dengan baik dan benar. Dan juga harus ada perhitungan waktu atau sceadule
agar pengerjaannya bisa tepat waktu dan tidak membuat biaya membengkak karna
kelalaian pada waktu.

Setiap pekerja harus dilengkapi dengan safety karna merupakan syarat dalam
pembangunan meski hanya pekerjaan finishing tidak menutup kemungkinan akan
hal-hal yang membahayakan.

Anda mungkin juga menyukai