Anda di halaman 1dari 5

CHANCROID

DEFINISI
Chancroid adalah penyakit pada kelamin yang dapat disebabkan oleh Haemophilus
ducreyi, sebuah basil Gram-negatif, dan dapat membentuk rantai pendek.

ETIOLOGI
Ulkus mole disebabkan oleh basil Haemophilus ducreyi (Streptobacillus ducreyi), yang
ditemukan oleh Ducrey pada tahun 1889. Bakteri ini merupakan bakteri Gram negatif, anaerobik
fakultatif yang membutuhkan Faktor X (hemin) untuk pertumbuhannya. Morfologinya seperti
batang kecil atau pendek dengan ujung bulat, tidak motil dan tidak menbentuk spora. Pada bahan
apusan dari ulkus dengan pewarnaan Gram didapatkan susunan sejajar menyerupai rel kereta api
atau sekawanan ikan. Sifat khas lainnya adalah dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit, tes oksidase
positif, katalase negatif, dan menghasilkan alkali fosfatase

Gambar 1. Tampak lesi chancroid pada genital laki pria (3)

PATOFISIOLOGI
Haemophilus ducreyi menyebar dari orang ke orang melalui kontak seksual vagina, anal,
dan oral. Pria yang tidak disunat sekitar tiga kali lebih mungkin dibandingkan pria yang disunat
untuk menjadi paparan berikutnya dari Haemophilus ducreyi yang terinfeksi. Berhubungan seks
tanpa kondom, seks untuk narkoba, dan melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan seorang
pekerja seksual adalah faktor risiko lainnya. Banyak kasus chancroid di Amerika Serikat terjadi
pada orang yang telah melakukan perjalanan ke negara-negara di mana penyakit ini lebih umum.
Chancroid Haemophilus ducreyi terjadi ketika menembus kulit melalui trauma, seperti goresan
atau dipotong. Setelah melewati permukaan kulit, kehangatan, kelembaban, dan nutrisi
memungkinkan bakteri untuk tumbuh pesat. Tanda pertama dari chancroid adalah papul kecil
merah yang terjadi dalam tiga sampai tujuh hari setelah terinfeksi oleh bakteri, tetapi bisa
memakan waktu hingga satu bulan. Biasanya dalam satu hari, papul menjadi ulkus. Ulkus
chancroid sangat menyakitkan, mudah terjadi pendarahan, ada nanah yang berwarna abu-abu atau
kekuningan. Ulkus ini dapat bervariasi dalam ukuran dari seperdelapan, satu inci sampai dua inci.
Pria biasanya hanya memiliki satu ulkus, tetapi wanita sering memiliki empat atau lebih.Tanda-
tanda bahwa infeksi telah menyebar ke kelenjar getah bening yakni munculnya sekitar satu
minggu setelah pembentukan ulkus kelamin. Kelenjar getah bening adalah organ kecil dalam
sistem limfatik bahwa bahan-bahan limbah filter dari hampir setiap organ dalam tubuh. Infeksi
kelenjar getah bening disebut "limfadenitis" dan node, getah bening menyakitkan disebut "bubo."
Para bubo, yang muncul sebagai benjolan, merah bulat, dapat menembus kulit, melepaskan nanah
tebal dan membentuk ulkus lain. (1)

GEJALA KLINIK
Masa inkubasi penyakit pada pria antara 2-35 hari, dengan rata-rata waktu 7 hari.
Sedangkan pada wanita sulit ditentukan karena sering asimptomatik. Penyakit lebih sering
mengenai pria heteroseksual dibandingkan homoseksual. Port d’entrée
bakteri adalah daerah yang sering atau gampang terkena abrasi, erosi, ekskoriasi yang
dapat disebabkan oleh trauma, infeksi lain, iritasi karena hygiene perorangan buruk. Pada pria
umumnya mengenai preputium, meatus uretra eksternus, sulcus coronarius, frenulum penis dan
phalus. Pria yang tidak disunat berisiko tinggi terinfeksi Haemophilus Ducreyi. Pada wanita
sering mengenai fourchette, sekitar meatus uretra, dan labia minora, klitoris, vestibuli. Ulkus
mole tidak memberikan gejala prodromal sebelum timbul ulkus maupun gejala sistemik. Pada
penderita pria keluhan utama berhubungan dengan ulkus dan adenopati inguinal yang
menyertainya. Lesi awal berupa papul kecil dengan eritema ringan. Bagian sentral papul akan
berpustulasi dan cepat mengalami erosi, dan dalam 48 jam akan membentuk ulkus yang diliputi
eksudat nekrotik kuning keabuan. Ulkus ini bersifat multipel, sangat nyeri bila terkena pakaian
atau urin, tepi tidak rata atau bergaung, berbatas tegas dikelilingi eritema ringan. Dasar ulkus
kotor, rapuh, mudah berdarah dan nekrotik. Diameter ulkus berkisar antara 2-3 cm. Ulkus dapat
menyebar ke perineum, anus, skrotum, paha atau abdomen bagian bawah karena autoinokulasi.
Pada wanita, ulkus mole sering tidak memberikan gejala karena tidak disadari sehingga
baru datang berobat setelah penyakit dalam keadaan lanjut. Keluhan pada wanita kadang tidak
berhubungan dengan ulkusnya seperti disuria, dispareunia, duh vagina, nyeri saat defekasi. Lesi
tidak senyeri pada pria dan dapat menyebar ke intravaginal, serviks, perineum, anorektum,
orofaring, conjunctiva, mammae, digiti.
Jenis-jenis ulkus mole
1. Giant chancroid Ulkus kecil yang meluas secara cepat menutupi suatu daerah dan meluas
ke tepinya karena autoinokulasi.
2. Ulkus mole serpiginosum Beberapa lesi yang berkonfluensi dan membesar akibat
perluasan dan autoinokulasi, bersifat destruktif.
3. Dwarf chancroid Lesi sangat kecil menyerupai lesi herpes genitalis dengan dasar tidak
teratur dan tepi berdarah.
4. Ulkus mole gangrenosum (phagedenic) Varian ulkus mole disertai dengan superinfeksi
oleh bakteri fusospirochaeta sehingga menimbulkan ulkus phagedenic yang menyebabkan
destruksi jaringan yang cepat dan dalam.
5. Transient chancroid (chancre mou valant) Ulkus kecil yang sembuh spontan dalam waktu
beberapa hari diikuti timbulya limfadenitis regional akut 2-3 minggu kemudian.
6. Ulkus mole folikularis (follicular chancroid) Ulkus kecil multipel yang timbul pada folikel
rambut. Lesi superfisial pada vulva dan daerah sekitar genital yang berambut.
7. Ulkus mole papular (ulcus molle elevatum) Diawali dengan papul yang berulserasi dan
granulomatosa. Gambaran menyerupai donovanosis atau kondiloma lata sifilis stadium II.
DIAGNOSA
Diagnosis dan diagnosis penunjang Diagnosis ditegakkan berdasarkan keluhan dan gejala
klinis serta pemeriksaan laboratorium. Harus dipikrikan juga kemungkinan adanya infeksi
campuran. Pemeriksaan serologis untuk sifilis perlu dilakukan untuk menyingkirkan adanya
sifilis. Diagnosis penunjang untuk ulkus mole antara lain:
1. Pemeriksaan langsung Bahan pemeriksaan diambil dari dasar ulkus yang bergaung,
kemudian diwarnai dengan Gram. Dapat pula diwarnai dengan Wright, Unna-papenheim,
Giemsa. Sebelum pemeriksaan lesi dibersihkan dengan kain kasa yang dibasahi larutan NaCl
fisiologis, kemudian serum diambil dengan lidi kapas steril dan diapuskan pada object glass
dalam satu arah. Pada pewarnaan Gram didapatkan basil kecil Gram negatif yang berderet
seperti rantai/rel kereta api/kawanan ikan. Sensitivitas dan spesifisitas kurang dari 50%.
2. Kultur Haemophilus ducreyi Diagnosis dengan cara ini lebih akurat. Bahan pemeriksaan
didapat dari dasar ulkus yang purulen atau pus bubo setelah eksudat nekrotik diangkat
dengan NaCl steril. Bahan pemeriksaan harus segera diinokulasi karena belum ada media
transpor yang memuaskan. Pemakaian 2 jenis media perlu agar hasil yang diperoleh optimal.
Media kultur yang digunakan adalah agar gonococcal dan agar Mueller Hinton. Keduanya
mengandung hemoglobin, serum embrio sapi 5%, koenzim, asam amino. Dapat ditambahkan
Iso-Vitalex 1% yang mengandung 3mcg/ml vancomycin untuk mengurangi kontaminasi.
Biakan diinkubasi pada lingkungan mengandung CO2 5%, suhu 33-35°C, kelembaban
tinggi. Koloni tumbuh dalam 2-7 hari. Koloni yang khas tampak kecil, nonmukoid, kuning
keabuan, tetap utuh bila diangkat ke permukaan agar.
3. Tes serologis Tes fiksasi komplemen, presipitin dan aglutinin menunjukkan hasil positif. Tes
ELISA memakai whole lysed H.ducreyi sebagai antigen memiliki spesifisitas dan sensitivitas
tinggi.
4. Biopsi Pada gambaran histopatologis ditemukan: pada daerah superfisial didapat neutrofil,
fibrin, eritrosit, jaringan nekrotik. Pada daerah tengah didapat proliferasi endotel yang
menyebabkan trombosis. Pada daerah dalam ditemukan infiltrat yang terdiri sel-sel plasma
dan sel-sel limfoid.
5. Tes kulit Ito-Reenstierna Tes ini sudah tidak dipakai lagi karena tidak spesifik. Tes ini
menggunakan vaksin (Dmelcos) mengandung 225 juta kuman mati/ml disuntikkan sebanyak
0,1 ml intradermal pada bagian volar lengan bawah, digunakan kontrol berupa cairan pelarut
pada sisi lain. Hasil positif jika timbul infiltrat dengan diameter minimal 0,5 cm setelah 48
jam sedangkan kontrol negatif. Tes ini positif 6-11 hari setelah ulkus mole muncul dan tetap
positif selama beberapa tahun sampai seumur hidup.
6. Autoinokulasi Tes ini tidak dilakukan lagi. Bahan pemeriksaan diambil dari lesi dan
diinokulasikan pada kulit sehat daerah lengan bawah atau paha penderita yang sudah digores
lebih dahulu sehingga pada tempat tersebut akan timbul ulkus mole.
DIAGNOSA BANDING
1. Herpes Genitalia
Pada herpes genitalia kelainan kulitnya ialah vesikel yang berkelompok dan jika pecah
menjadi erosi, bukan ulkus seperti pada ulkus mole. Tanda-tanda radang akut lebih
mencolok pada ulkus mole. Kecuali itu pada ulkus mole, pada sediaan hapus berupa bahan
yang diambil dari dasar ulkus tidak ditemukan sel raksasa berinti banyak.
2. Sifilis stadium I
Pada sifilis stadium I (ulkus durum), ulkus bersih, indolen, terdapat indurasi, dan tidak
terdapat tanda- tanda radang akut. Jika terjadi pembesaran kelenjar getah bening regional
juga tidak disertai tanda-tanda radang akut kecuali tumor, tanpa disertai periadenitis dan
perlunakan.
Pada Ulkus mole, hasil pemeriksaan sediaan hapus dengan mikroskop lapangan gelap
sebanyak tiga kali berturut-turut negatif.

Gambar 2. Lesi pada sifilis(6)

3. Limfogranuloma venerium ( L.G.V )


Pada L.G.V afek primer tidak spesifik dan cepat hilang. Terjadi pembesaran kelenjar getah
bening inguinal, perlunakannya tidak serentak. (5)
4. Granuloma inguinal
Yang khas pada penyakit ini ialah ulkus dengan granuloma. Pada sediaan jaringan tidak
tampak badan Donovan. (5)
Terapi ulkus mole

1. Terapi sistemik Obat pilihan tergantung dari beberapa faktor seperti ketersediaan fasilitas
kultur, hasil tes resistensi, ketersediaan obat, harga relatif obat. Regimen yang optimal
untuk pengobatan ulkus mole harus dapat menyembuhkan semua penderita dengan ulkus
genital dan bubo disertai eradikasi cepat H.ducreyi. Berikut adalah beberapa regimen yang
masih efektif (menurut CDC 1998):

- Ceftriaxone 250 mg intramuskular dosis tunggal

- Erythromycin 4 x 500 mg/ hari selama 7 hari


- Amoxicillin 500 mg + asam klavulanat 125 mg 3x/ hari selama 7 hari
- Ciprofloxacine 2 x 500 mg/ hari selama 3 hari
2. Terapi lokal Terapi dengan kompres, irigasi atau rendam dalam larutan NaCl fisiologis
untuk menghilangkan debris nekrotik dan mempercepat penyembuhan ulkus. Antiseptik
lokal merupakan kontraindikasi karena dapat mengganggu pemeriksaan untuk diagnosis
dini sifilis dengan mikroskop lapang gelap. Aspirasi dianjurkan untuk bubo berukuran 5cm
atau lebih dengan fluktuasi di bagian tengahnya untuk mencegah pecahnya bubo.
Komplikasi

1. Adenitis inguinal (bubo inflamatorik) Komplikasi pada 50% kasus. Bila tidak diobati bubo
akan pecah dan menimbulkan sinus yang kemudian menjadi ulkus chancroid.

2. Ulkus mikstum (mixed chancre) Infeksi campuran dengan sifilis. Gambaran awal seperti
ulkus mole lama kelamaan nyeri berkurang dan lebih indurasi.

3. Infeksi campuran Infeksi penyerta dengan Borrelia vincenti sehingga ulkus makin
destruktif.

4. Fimosis atau parafimosis Terjadi karena sikatrisasi pada lesi di preputium.


5. Fistula Fistula uretra terjadi jika ulkus di glans penis ditandai dengan nyeri saat miksi dan
lama kelamaan menyebabkan striktur uretra. Pada wanita dapat terjadi fistula rectovagina

Djuanda A. 2007 Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai