Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
PENDAHULUAN
1
defisiensi besi Fe sangat rentan pada masa remaja khususnya mahasiswa terutama wanita.
Selain itu,akibat yang ditimbulkan pada penderita anemia defisiensi zat besi seperti penurunan
performa kerja, terganggunya fungsi otot, mudah capek, dll.
Maka dari itu penulis ingin mempelajari penyebab dan mencari langkah pencegahan
anemia defisiensi zat besi (Fe) dengan cara pemenuhan nutrisi dengan konsumsi pangan yang
sehat, bergizi lengkap, dan ekonomis sesuai dengan gaya hidup mahasiswa.
2
1.4 HIPOTESA
1.4.1 Gaya hidup mahasiswa yang mandiri ( diluar pengawasan orang tua ) yang
cenderung bersifat hemat dan fasilitas makanan yang murah, higienis, dan tercukupi
kandungan gizinya sangat minim, maka kebutuhan gizi terutama mineral makro
maupun mikro , salah satunya zat besi sangat kecil bahkan tidak diperhatikan
sehingga dapat memicu terjadinya anemia defisiensi zat besi
1.4.3 Proses anemia defisiensi zat besi ditandai dengan reendahnya konsentrasi
hemoglobin ( Hb ) atau hematokrit nilai ambang batas ( referensi ) yang
disebabkan oleh rendahnya produksi sel darah merah ( eritrosit ) dan Hb,
meningkatnya kerusakan eritrosit ( hemolisis )/ kehilangan darah yang
berlebihan.jenis anemia ada 3 yaitu anemia defisiensi zat besi ( Fe ), anemia
kekurangan asam folat, dan anemia kekurangan vitamin B12.
1.4.4 Akibat yang ditimbulkan dari anemia defisiensi zat besi bermacam-macam
gejalanya. Seperti lemah,letih lesu, sering mengantuk, cara berpikir yang mulai
lambat, kndisi fisik terlihat pucat, dll
1.4.5 Faktor yang menyebabkan anemia defisiensi zat besi pada mahasiswa adalah
nutrisi yang belum tercukupi Karena faktor sosialekonomi, lingkungan, dan
gangguan dari faktor internal.
1.4.6 Langkah pencegahan dapat dilakukan dengan cara mengatur dan mengganti dengan
makanan yang sehat, ekonomis, dan mencukupi nutrisinya terutama Fe.
1.5 TUJUAN
1.5.1 Untuk mengetahui bahwa gaya hidup mahasiswa yang jauh dari pantauan orang tua
terutama dalam hal konsumsi makanan dapat menyebabkan anemia defisiensi zat
besi
1.5.2 Untuk mengetahui proses terjadinya anemia defisiensi zat besi pada tubuh dan jenis
anemianya
1.5.3 Untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari anemia defisiensi zat besi
1.5.4 Untuk mengetahui penyebab anemia defisiensi zat besi yang menyerang kalangan
mahasiswa yang hidup jauh dari pantaua orang tua
1.5.5 Untuk mengetahui langkah pencegahan anemia defisiensi zatt besi yang sesuai
3
dengan gaya hidup mahasiswa
1.6 MANFAAT
1.6.1 Menginformasikan kepada masyarakat pada umunya dan mahasiswa pada khususnya,
bahwa gaya hidup dapat menjadi salah satu penyebab anemia defisiensi zat besi
1.6.2 Menambah pengetahuan tentang faktor-faktor penyebab anemia defisiensi zat besi
termasuk dalam pemenuhan nutrisi
1.6.3 Mengetahui langkah pencegahan anemia defisiensi zat besi dengan pemenuhan
nutrisi baik melalui maknan pengganti maupun makanan tambahan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapat
terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, tumor atau kebanyakan akibat penyebab
yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis
(destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang
tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel
darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah (disolusi)
terjadi terutama dalam sistem fagositik atau dalam sistem retikuloendotelial terutama dalam
hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit
akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau
kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera.
6
optimal) akibat diare kronis, pembedahan tertentu pada saluran pencernaan seperti lambung.
Zat besi diabsorpsi dari saluran pencernaan. Sebagian besar, zat besi diabsorpsi dari usus halus
bagian atas terutama duodenum. Bila terjadi gangguan saluran pencernaan, maka absorpsi zat
besi dari saluran pencernaan menjadi tidak optimal. Hal itu menyebabkan kurangnya kadar zat
besi dalam tubuh sehingga pembentukan sel darah merah terhambat.
Mahasiswa yang menderita anemia atau kekurangan darah tidak akan memiliki
semangat beiajar yang tinggi karena sulit untuk berkonsentrasi. Kadar hemoglobin yang
rendah pada mahasiswa akan menurunkan kemampuan belajar dan daya tahan tubuh.
Akibatnya, seperti yang telah disebutkan bahwa anemia secara tidak langsung berpengaruh
terhadap proses belajar mahasiswa.
7
ditemukan penjual-penjual jus buah, sehingga tidaklah susah untuk mengkonsumsi jus jeruk
bagi mahasiswa. Vitamin C membantu tubuh menyerap zat besi dengan baik. Jika tak suka
mengonsumsi buah utuh, jus jeruk bisa menjadi sumber vitamin C yang baik untuk tubuh.
Solusi lain dengan cara Fortifikasi Besi.
Fortifikasi Besi
Dibandingkan dengan strategi lain yang digunakan untuk perbaikan anemi gizi besi, fortifikasi
zat gizi besi dipandang oleh beberapa peneliti sebagai strategi termurah untuk memulai,
mempertahankan, mencapai/mencakup jumlah populasi yang terbesar, dan menjamin
pendekatan jangka panjang. Fortifikasi zat besi tidak menyebabkan efek samping pada saluran
pencernaan. Inilah keuntungan pokok dalam hal keterterimaannya oleh konsumen dan
pemasaran produk-produk yang diperkaya dengan besi. Penetapan target penerima fortifikasi
zat besi, yaitu mereka yang rentan defisiensi zat besi, merupakan strategi yang aman dan
efektif untuk mengatasi masalah anemi besi. Pilihan pendekatan ditentukan oleh prevalensi
dan beratnya kekurangan zat besi. Tahapan kritis dalam perencanaan program fortifikasi besi
adalah pemilihan senyawa besi yang dapat diterima dan dapat diserap. Terdapat beberapa
fiortifikan yang umum digunakan untuk fortifikasi besi seperti besi sulfat besi glukonat, besi
laktat, besi ammonium sulfat, dan lain-lain.
8
BAB 3
KESIMPULAN
1. Anemia keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein
pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal.
3. Gejala Anemia pada mahasiswa antara lain : Lesu, lemah, letih, lelah, lalai, Nafsu
makan berkurang, Pucat (mata, bibir, telapak tangan), Kemampuan belajar berkurang,
Pertumbuhan terhambat, Mudah terkena penyakit infeksi, Menganggu pengaturan suhu
tubuh, Lebih mudah keracunan timbal, Refleks berkurang.
5. Dampak Anemia menyerang para mahasiswa pola hidup yang buruk. Terutama jarang
makan pada mahasiwa, baik makanan sumber hewani sebagai sumber zat besi dan
sebagainya.