Anda di halaman 1dari 10

ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 3 No.

3 Juli 2014

Avaliable online at
www.ilmupangan.fp.uns.ac.id

Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan


Universitas Sebelas Maret

Jurnal Teknosains Pangan Vol 3 No. 3 Juli 2014

PENGGUNAAN PEMANIS RENDAH KALORI PADA PEMBUATAN VELVA UBI JALAR


ORANYE (Ipomoea batatas L.)

The Use of Low Calorie Sweetener in Orange Sweet Potato (Ipomoea batatas L.) Velva Production

Betty Wulandari *), Dwi Ishartani S.TP., M.Si *), Dian Rahmawanti Afandi S.TP., MP *)
*)
Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta
email: bhe_thy20@yahoo.com

Received 1 Mei 2014; accepted 15 Juni 2014 ; published online 1 Juli 2014

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan pemanis rendah kalori terhadap sifat sensori velva yang terbaik,
selanjutnya dianalisis fisik (overrun dan daya leleh) serta kimia (kadar air, padatan terlarut, kadar pati, total kalori, aktivitas
antiosidan dan β-karoten) dibandingkan dengan kontrol (sukrosa). Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan satu faktor yaitu jenis pemanis rendah kalori (stevia, madu dan sorbitol). Tiap perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali
perulangan dan 2 kali analisis. Hasil analisis sensori menunjukkan bahwa penggunaan pemanis madu dan sorbitol memiliki tingkat
kesukaan lebih tinggi dibandingkan pemanis stevia pada semua parameter velva. Overrun velva dengan pemanis sukrosa 25,51%,
sorbitol 26,38% dan madu 27,04 %. Daya leleh velva dengan pemanis sukrosa 15,51 menit, sorbitol 15,38 menit dan madu 15,12
menit. Kadar air velva dengan pemanis sukrosa 70,94%, sorbitol 73,874% dan madu 77,398 %; padatan terlarut velva dengan
pemanis sukrosa 26,13°Brix, sorbitol 23,00°Brix dan madu 20,03°Brix; kadar pati velva dengan pemanis sukrosa 90,53%, sorbitol
25,83% dan madu 86,24%; total kalori velva dengan pemanis sukrosa 4058,28 kal/gram, sorbitol 3963,11 kal/gram dan madu
3594,55 kal/gram; aktivitas antioksidan velva dengan pemanis sukrosa 3,01%, sorbitol 2,75% dan madu 4,93% dan β-karoten velva
dengan pemanis sukrosa 28,77 μg/g, sorbitol 34,47 μg/g dan madu 87,50 μg/g.

Kata Kunci : Ubi Jalar Oranye, Velva, Stevia, Madu, Sorbitol

ABSTRACT

The purpose of this research to determine the effect of the use of low-calorie sweeteners on the sensory properties of the best Velva,
then analyzed the physical (overrun and melting power) and chemical (moisture content, soluble solids, starch content, total
calories, activity and β-carotene antiosidan) compared with control (sucrose). The research method employed a Completely
Random Design (CRD) with one factor, low-calorie sweetener type (stevia, madu, and sorbitol). Each treatment was repeated with
3 sample repetitions and 2 analyses. The result of sensory analysis showed that the use of honey and sorbitol sweeteners has a
preference level higher than stevia sweetener in all parameters velva. Velva overrun with sweetener sucrose of 25,51%, sorbitol of
26,38% and honey of 27,04%. Velva melting power 15,51 minutes sweetener sucrose, 15,38 minutes for sorbitol and 15,12 minutes
for honey. Velva water content with sweetener sucrose 70,94%, sorbitol 73,874% and honey 77,398%; velva dissolved solids with
sweetener sucrose 26,13oBrix, sorbitol 23,00oBrix and honey 20,03oBrix; velva starch content with sweetener sucrose 90,53%,
sorbitol 25,83%, and honey 86,24%; velva total calories with sweetener sucrose 4.058,28/gram, sorbitol 3.963,11 cal/gram and
honey 3594,55 cal/gram; velva antioxidant activity with sweetener sucrose 3,01%, sorbitol 2,75% and honey 4,93%) and β –
carotene velva sucrose sweetener 28,77 µg/g, sorbitol 34,47µg/g and honey 87,50 µg/g.

Keywords: Orange Sweet Potato, Velva, Stevia, Honey and Sorbitol.

12
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 3 No. 3 Juli 2014

*)
Corresponding author: [diisi alamat email salah satu penulis]

PENDAHULUAN Madu merupakan cairan manis yang


Ubi jalar oranye merupakan salah satu umbi- dihasilkan oleh lebah madu berasal dari sumber
umbian yang memiliki kandungan senyawa nektar (Badan Standar Nasional, 2004). Menurut
fungsional yaitu betakaroten. Menurut Depkes RI Purbaya (2007) dan Sakri (2012), rasa manis pada
(1981) dalam Ditjen Bina Produksi Tanaman Pangan madu alami memiliki tingkat kemanisan mencapai
(2002), vitamin A pada ubi jalar memiliki 1,5 kali dari gula putih atau pasir dan kandungan
kandungan beta karoten (provitamin A) yang tinggi kalori pada madu yaitu 3,04 kkal/gram.
yaitu sebesar 7700 SI/100 gram terutama ubi jalar Menurut Cahyadi (2006) dan Badan Standar
yang daging umbinya berwarna oranye atau jingga. Nasional (2004), sorbitol merupakan pemanis yang
Betakaroten merupakan salah satu jenis memiliki tingkat kemanisan 0,5 kali sampai dengan
karotenoid, disamping mempunyai aktivitas biologis 0,7 kali gula tebu (sukrosa) dan aman dikonsumsi
sebagai provitamin A, juga dapat berperan sebagai oleh manusia terutama penderita diabetes mellitus,
antioksidan untuk melawan radikal bebas pada karena kalorinya rendah. Nilai kalori pada sorbitol
tubuh. Tetapi betakaroten mudah mengalami yaitu sebesar 2,6 kkal/g atau setara dengan 10,87
perubahan struktur terutama pada saat pengolahan kJ/g.
(Sinaga, 2011). Penggunaan pemanis rendah kalori seperti
Salah satu diversifikasi pengolahan bahan stevia, madu dan sorbitol sebagai penganti sukrosa
pangan yang disukai masyarakat adalah frozen pada pembuatan velva ubi jalar oranye diduga dapat
desert yang menggunakan teknologi pembekuan. mempengaruhi sifat organoleptik dan karakteristik
Contoh produk yang diolah dengan teknologi fisikokimia yang dihasilkan velva ubi jalar oranye.
pembekuan adalah es krim dan velva. Menurut Dewi Berdasarkan uraian diatas maka akandikaji
(2010), velva merupakan salah satu jenis makanan “Penggunaan Pemanis Rendah Kalori pada
beku serupa dengan es krim tetapi berkadar lemak Pembuatan Velva Ubi Jalar Oranye (Ipomoea
rendah karena tidak menggunakan lemak susu sama batatas L.)”.
sekali. Kandungan lemak yang rendah pada velva
berasal dari bahan baku yang digunakan karena tidak METODE PENELITIAN
menggunakan lemak susu, maka dapat dijadikan Bahan
alternatif pengganti es krim.
Bahan yang digunakan dalam penelitian
Dalam proses pembuatan velva juga terdiri dari ubi jalar oranye varietas Beta 1 MSU
ditambahkan gula pasir (sukrosa). Dengan adanya 01015-07 Malang, Carboxy Methyl Cellulose
penambahan gula sebagai pemanis menyebabkan (CMC), asam sitrat, sorbitol, madu randu merk
nilai kalori pada produk velva menjadi tinggi.
“Wanajava” daun stevia kering,jeruk nipis dan gula
Menurut Cahyadi (2006), jumlah kalori dari sukrosa pasir merk “Gulaku”. Bahan lain yang digunakan
yaitu 3,94 kkal/gram. Sedangkan sebagian dalam analisis kimia yaitu Kadar Pati (eter, alkohol
konsumen menghendaki nilai kalori yang rendah 10% dan 80%, HCl dan aquades). Aktivitas
karena dapat mengendalikan berat badan, antioksidan (larutan DPPH, methanol dan aquades).
memberikan pilihan bagi penderita diabetes mellitus, Analisa betakaroten (petroleum eter, aquades dan
obesitas dan diet rendah lemak. alkohol 96%) dan Total kalori (aquades dan gas O2)
Pemanis alternatif dengan nilai kalori yang
rendah sangat dibutuhkan khususnya bagi penderita Alat
diabetes mellitus seperti stevia, madu dan sorbitol. Alat yang digunakan dalam pembuatan velva
Daun stevia merupakan bahan pemanis non tebu ubi jalar oranye adalah freezer, ice cream maker,
yang memiliki kandungan senyawa glikosida mixer, blender, baskom, timbangan, sendok, pisau,
diterpen dengan tingkat kemanisan antara 200-300 dandang, kompor, cup gelas, talenan dan pengaduk.
kali gula tebu (Rukmana, 2003). Analisa kimia pada produk velva ubi jalar oranye
rendah kalori menggunakan beberapa alat guna
13
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 3 No. 3 Juli 2014

penunjang proses penelitian. Adapun alat-alat yang jenis pemanis rendah kalori. Konsentrasi pemanis
digunakan dalam analisa yaitu analisa Sensoris yang terpilih yaitu stevia 15%, madu 18% dan
(nampan, cup gelas, sendok dan borang pengujian). sorbitol 26% kemudian dilakukan analisa sensoris.
Kadar air thermogravimetri (oven, kurs, timbangan, Analisis Sifat Sensori, Fisik dan Kimia
penjepit dan desikator). Kadar pati (timbangan Analisis sensori dengan Uji Hedonik
analitik, erlenmeyer 250 ml, gelas piala 250 ml, (Soekarta,1985), sifat fisik overrun dan daya leleh
pendingin balik, penangas air, gelas ukur 50 ml, Marshal dan Arbuckle (1996) dan Bodyfelt et al.,
pengaduk, labu takar 500 ml, kertas saring dan (1996) dalam Nugraha (2003). Sifat kimia kadar air
corong). Padatan terlarut (hand refractometer). dengan metode thermogravimetri (Sudarmadji dkk.,
Aktivitas antioksidan (spektrofotometer, timbangan, 1997), kadar pati metode hidrolisis asam
tabung reaksi, pro pipet, vortex dan spatula). (Sudarmadji dkk., 1997), padatan terlarut Metode
Betakaroten (spektrofotometer, timbangan, tabung refraktrometri (Apriyantono dkk., 1989), total kalori
reaksi, pro pipet, vortex dan sentrifuse). Total kalori metode Bomb Kalorimeter (Mulyaningsih dan
(seperangkat alat Bomb Kalorimeter) Rosida, 2002), aktivitas antioksidan metode DPPH
(Hardoko dkk., 2010) dan β-karoten
Tahapan Penelitian
Spektrofotometri (Carr Price, 1992).
Tahapan penelitian terdiri dari penelitian
pendahuluan dan utama. Penelitian pendahuluan
dilakukan dengan membuat puree ubi jalar oranye HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan perbandingan daging buah dan air yaitu 1:1, A. Analisis Sensori
Hasil pengujian analisis sensori dengan
1:2 dan 2:1 dan konsentrasi gula yang digunakan
metode skoring velva ubi jalar oranye dengan
(dari berat puree) yaitu 15%, 20% dan 25%.
penambahan pemanis rendah kalori dapat dilihat
Berdasarkan hasil uji sensoris didapatkan hasil
pada Tabel 4.1.
kombinasi puree yang terbaik adalah 1:2 dan
konsentrasi penambahan sukrosa 20%. Penelitian
utama untuk mengetahui konsentrasi terbaik pada
Tabel 4.1 Tingkat Kesukaan terhadap Velva Ubi Jalar Oranye dengan Pemanis Rendah Kalori
Jenis Pemanis Velva Parameter
Warna Rasa Tekstur Aroma Overall
a a a a
Stevia 15% 2,10 2,07 2,00 2,90 2,21a
b b b b
Madu 18% 4,17 3,97 4,00 3,47 4,10b
b b b b
Sorbitol 26% 4,07 3,93 3,63 3,33 3,83b
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan adanya beda nyata pada taraf sig
α= 0,05 Skor : 1 = sangat tidak suka, 2 = tidak suka, 3 = netral, 4 = suka, 5 = sangat suka
dapat menghasilkan warna seperti klorofil,
1. Warna alkaloid, tanin, steroid, flavonoid dan
Berdasarkan Tabel 4.1, tingkat makromolekul (Isdianti, 2007). Dengan
penerimaan panelis terhadap warna velva ubi penggunaan pemanis stevia warna velva ubi
jalar oranye yang dihasilkan berkisar 2,10- jalar oranye yang dihasilkan menjadi coklat.
4,17 yaitu pada tingkat tidak suka sampai Warna velva ubi jalar oranye dengan
disukai. Warna velva ubi jalar oranye yang pemanis madu dan sorbitol yang dihasilkan
disukai yaitu pada velva dengan penambahan yaitu kuning. Penggunaan pemanis madu dan
pemanis madu 18% dan sorbitol 26% yang sorbitol tidak memberikan pengaruh terhadap
tidak memberikan pengaruh terhadap tingkat warna velva yang dihasilkan. Meskipun
kesukaan warna velva. Warna velva ubi jalar warna dasar madu yang ditambahkan yaitu
oranye dengan penambahan pemanis stevia berwarna kuning kecoklatan seperti gula
15% tidak disukai panelis dengan skor karamel. Warna madu dipengaruhi oleh
terendah yaitu 2,10. Hal ini dikarenakan sumber nektar, usia madu dan penyimpanan
warna velva ubi jalar oranye dipengaruhi (Suranto, 2007). Sorbitol yang ditambahkan
oleh kandungan senyawa daun stevia yang
14
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 3 No. 3 Juli 2014

dalam pembuatan velva yaitu sorbitol cair 3. Tekstur


yang memiliki warna bening. Sehingga Berdasarkan Tabel 4.1, tingkat
warna kuning yang dihasilkan pada velva penerimaan panelis terhadap tekstur velva
hanya berasal dari ubi jalar oranye yang ubi jalar oranye yang dihasilkan berkisar
ditambahkan. Menurut Juanda dan Bambang 2,00-4,00 yaitu pada tingkat tidak suka
(2000), warna daging ubi jalar tergantung sampai disukai. Tekstur velva ubi jalar
dari jenis dan pigmen yang terdapat di oranye yang disukai yaitu dengan
dalamnya seperti putih, kuning, oranye dan penambahan pemanis madu 18% dan sorbitol
ungu. Warna daging kuning atau oranye pada 26% yang tidak memberikan pengaruh
ubi disebabkan oleh adanya pigmen terhadap tingkat kesukaan tekstur velva.
karotenoid. Tekstur velva ubi jalar oranye dengan
2. Rasa penambahan pemanis stevia 15% tidak
Dari Tabel 4.1 dapat diketahui disukai panelis dengan skor terendah yaitu
bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap rasa 2,00.
velva ubi jalar oranye yaitu berkisar 2,07- Tekstur yang dihasilkan dengan
3,97 pada tingkat tidak suka sampai penambahan pemanis stevia adalah tekstur
cenderung suka. Penambahan pemanis madu yang kasar. Hal ini disebabkan karena stevia
18% dan sorbitol 26% tidak memberikan yang ditambahkan dalam bentuk ekstrak
pengaruh terhadap tingkat kesukaan rasa sehingga jumlah padatan yang dihasilkan
velva. Rasa velva ubi jalar oranye dengan lebih sedikit sehingga kristal-kristal es yang
penambahan pemanis stevia 15% tidak dihasilkan menjadi besar. Tekstur velva
disukai panelis dengan skor terendah yaitu dianalogikan dengan es krim. Menurut
2,10. Arbuckle (1986), total padatan yang rendah
Penambahan dengan stevia menyebabkan jumlah air yang membeku
memberikan rasa yang kurang disukai semakin besar sehingga udara yang
panelis. Hal ini dikarenakan rasa velva ubi terperangkap pada es krim sedikit dan
jalar oranye dengan pemanis stevia memiliki pengembangan es krim akan terbatas
after taste sepat dan pahit ketika dikonsumsi. akibatnya overrun menurun. Menurut
Komponen ekstrak stevia yang menghasilkan Marshall dan Arbuckle (1996), semakin
rasa pahit yaitu alkaloid dan tanin (deMan, meningkatnya total padatan dalam bahan
1997). Rasa madu yang khas disebabkan oleh dapat menghasilkan tekstur es krim yang
kandungan asam organik dan karbohidratnya, lebih halus. Hal ini dikarenakan peningkatan
serta jenis nektarnya. Sebagian besar madu tersebut dapat menyebabkan penghambatan
mempunyai rasa manis dan agak asam. mekanis terhadap pertumbuhan kristal es.
Tingkat kemanisan madu ditentukan oleh 4. Aroma
rasio karbohidrat yang terkandung dalam Aroma merupakan salah satu
nektar tanaman yang menjadi sumber madu. penentu pada kualitas produk makanan. Dari
Madu kapuk atau randu memiliki rasa manis, Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa tingkat
lebih legit dan agak gurih (Suranto, 2007). penerimaan panelis terhadap aroma velva ubi
Sorbitol memiliki rasa yang cukup manis jalar oranye yang dihasilkan berkisar 2,90-
dengan tingkat kemanisan cukup tinggi yaitu 3,47 yaitu pada tingkat cenderung netral
sekitar 0,5 sampai 0,7 kali gula tebu sampai netral. Penggunaan pemanis madu
(sukrosa) (Badan Standar Nasional, 2004). 18% dan sorbitol 26% tidak memberikan
3 pengaruh terhadap tingkat kesukaan aroma

15
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 3 No. 3 Juli 2014

velva yang dihasilkan. Aroma velva ubi jalar B. Analisis Fisik


oranye dengan penambahan pemanis stevia Analisis fisik velva ubi jalar oranye
15% tidak disukai panelis dengan skor dengan penambahan sukrosa (kontrol), madu
dan sorbitol ditunjukkan pada Tabel 2.
terendah yaitu 2,90. Tabel 4.2 Hasil Analisis Sifat Fisik Velva Ubi Jalar
Aroma velva ubi jalar oranye dengan Oranye dengan Pemanis
penambahan madu lebih dominan aroma Sifat Fisik Velva Ubi Velva Ubi Velva Ubi
Jalar Jalar Jalar
madu dibandingkan dengan aroma ubi jalar Oranye Oranye Oranye
oranye. Menurut Suranto (2007), aroma dengan dengan dengan
madu yang khas disebabkan oleh kandungan Pemanis Pemanis Pemanis
Sukrosa Madu Sorbitol
zat organiknya yang mudah menguap (Kontrol)
(volatile). Aroma velva ubi jalar oranye
Overrun 25,50±0,16a 27,04±0,08c 26,38±0,04b
dengan pemanis sorbitol 26% yang
dihasilkan memiliki aroma ubi jalar. Hal ini Daya Leleh 15,51±0,01c 15,12±0,05a 15,33±0,04b
dikarenakan syarat mutu sorbitol cair adalah
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang berbeda
tidak berbau (SNI, 1996), sehingga aroma pada kolom yang sama menunjukkan
ubi jalar yang lebih dominan. Aroma velva adanya beda nyata pada taraf sig α= 0,05
ubi jalar oranye dengan pemanis stevia 15% 1. Overrun
Overrun merupakan kenaikan volume
memiliki aroma yang bercampur yaitu antara
es krim antara sebelum dan sesudah
aroma ubi jalar dan aroma bau langu dari pembekuan. Hasil pengukuran overrun velva
stevia. Menurut Lutony (1993), penggunaan ubi jalar oranye dengan penambahan pemanis
stevia dalam jumlah banyak dapat sukrosa (kontrol), madu dan sorbitol dapat
menimbulkan bau langu yang tidak enak. dilihat pada Tabel 4.2. Hasil analisis
Maka dengan penambahan stevia tingkat menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa,
kesukaan aroma paling rendah. madu dan sorbitol memberikan pengaruh
terhadap nilai overrun velva ubi jalar oranye
5. Overall yang dihasilkan. Nilai overrun tertinggi
Overall merupakan penilaian terdapat pada velva dengan penambahan
terhadap semua parameter mutu meliputi pemanis madu 18% yaitu 27,04%. Nilai
warna, rasa, tekstur dan aroma yang overrun terendah dihasilkan velva dengan
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemanis sukrosa 20% (kontrol) yaitu 25,51%.
kesukaan panelis terhadap velva ubi jalar Overrun velva ubi jalar oranye
oranye dengan pemanis rendah kalori. dianalogikan dengan overrun es krim.
Berdasarkan Tabel 4.1, tingkat penerimaan Menurut Padaga dan Manik (2005), dengan
panelis terhadap overall velva ubi jalar semakin tingginya padatan pada campuran es
oranye yang dihasilkan berkisar 2,21-4,10 krim maka akan menyebabkan campuran es
yaitu pada tingkat tidak suka sampai disukai. krim menjadi lebih kental dan sulit untuk
Overall velva ubi jalar oranye yang disukai mengembang, es krim yang memiliki overrun
adalah velva ubi jalar oranye dengan yang rendah cenderung memiliki kecepatan
penambahan pemanis madu 18% dan sorbitol meleleh atau resistensi yang cenderung lebih
26%, sedangkan dengan penambahan lama. Es krim yang memiliki overrun rendah
pemanis stevia 15 % tidak disukai. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat banyak
dikarenakan pada penambahan pemanis padatan di dalamnya sehingga untuk meleleh
madu 18% dan sorbitol 26% memiliki atau mencair membutuhkan waktu yang lebih
tingkat kesukaan lebih tinggi dibandingakan lama daripada es krim yang memiliki overrun
dengan penambahan pemanis stevia 15% tinggi yang di dalamnya lebih banyak
pada semua parameter. gelembung udara sehingga dapat mencair
lebih cepat. Es krim yang berkualitas
memiliki overrun 70-80%, sedangkan untuk
16
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 3 No. 3 Juli 2014

industri rumah tangga 35-50%. Menurut dan produk akan menjadi lambat meleleh
Arbuckle (1986), adonan yang kental akan (Dewi, 2010). Kekentalan dipengaruhi oleh
menyebabkan overrun yang rendah, karena bahan-bahan penyusun velva salah satunya
adonan mengalami kesulitan untuk ubi jalar oranye. Serat dalam ubi jalar dapat
mengembang dan udara sukar menembus meningkatkan kandungan padatan dalam
masuk permukaan adonan. adonan velva yang menyebabkan adonan
2. Daya leleh semakin kental. Hal ini disebabkan oleh
Hasil analisis menunjukkan bahwa kemampuan serat mengikat air yang
penggunaan sukrosa, madu dan sorbitol menyebabkan kadar air menjadi rendah dan
memberikan pengaruh terhadap nilai daya lebih padat sehingga waktu pelelehan akan
leleh velva ubi jalar oranye. Nilai daya leleh semakin lama (Oksilia dkk., 2012).
tertinggi dihasilkan pada velva dengan C. Analisis kimia
penambahan pemanis sukrosa 20% (kontrol) Analisis kimia yang dilakukan pada
yaitu 15,51 menit. Nilai daya leleh terendah velva ubi jalar oranye dengan penggunaan
dihasilkan velva dengan pemanis madu 18% pemanis madu 18%, sorbitol 26% dan
yaitu 15,12 menit. sukrosa 20% (kontrol) meliputi pengujian
Daya leleh es krim berkaitan dengan kadar air, padatan terlarut, pati, total kalori,
tekstur dan kekentalan adonan es krim. aktivitas antioksidan dan β-karoten. Hasil
Semakin banyak kandungan padatan dalam pengujian kimia velva ubi jalar oranye dapat
adonan maka akan lebih kental sehingga pada dilihat pada Tabel 4.3.
saat pembekuan akan menurunkan titik
bekunya sehingga struktur produk lebih padat
Tabel 4.3 Hasil Analisis Kimia Velva Ubi Jalar Oranye dengan Pemanis
Sifat Kimia Velva Ubi Jalar Oranye Velva Ubi Jalar Velva Ubi Jalar Oranye
dengan Pemanis Oranye dengan dengan Pemanis
Sukrosa (Kontrol) Pemanis Madu Sorbitol
Kadar Air (% wb) 70,94±0,97a 77,40±0,88c 73,87±0,32b
Padatan Terlarut 26,13±0,80c 20,03±0,95a 23,00±0,00b
(° Brix)
Kadar Pati (% db) 90,53±1,87c 86,24±2,86b 25,83±0,44a
c c a
Total Kalori (kal/gram db) 4058,28 ±54,91 3594,55±25,88 3963,11±7,81b
a b
Aktivitas Antioksidan (% 3,01±0,17 4,93±0,43 2,75±0,21a
penangkapan radikal bebas)
β-karoten (μg/gr db) 28,77±0,37a 87,50±1,67b 34,47±0,66a
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan adanya beda nyata pada taraf
sig α= 0,05

dapat mengikat air bebas. Menurut Yulistiani


1. Kadar Air dkk., (2013), sukrosa merupakan senyawa
higroskopis yang mampu mengikat air bebas
Hasil pengukuran kadar air velva ubi jalar
menjadi air terikat yang sulit diuapkan pada saat
oranye dengan pemanis sukrosa (kontrol), madu
pemasakan.
dan sorbitol dapat dilihat Tabel 4.3. Hasil
Sorbitol merupakan humektan yang dapat
analisis menunjukkan bahwa penggunaan
mengikat air dalam makanan atau air bebas yang
pemanis sukrosa (kontrol), madu dan sorbitol
terdapat dalam bahan diikat oleh sorbitol.
memberi pengaruh terhadap kadar air velva ubi
Semakin tinggi penambahan sorbitol maka air
jalar oranye. Kadar air tertinggi pada velva ubi
bebas yang dapat diikat dan ditahan dalam bahan
jalar oranye dengan penambahan pemanis madu
juga semakin banyak (Zubaidah, 2002).
18% yaitu sebesar 77,40% dan kadar air
Menurut Sihombing (2005) dan Winarno
terendah ditunjukkan pada penggunaan pemanis
(2004), madu bersifat higroskopis (mudah
sukrosa 20% (kontrol) yaitu 70,94%.
menarik air bebas) karena secara alami
Sukrosa, madu dan sorbitol merupakan
mengandung konsentrasi gula yang tinggi.
pemanis yang memiliki sifat higroskopis yang
17
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 3 No. 3 Juli 2014

Karena itu madu dapat digunakan sebagai Kadar pati velva ubi jalar oranye dengan
humektan yang memiliki kemampuan untuk pemanis sukrosa 20% memiliki nilai kadar pati
menarik air sehingga dapat mempertahankan tertinggi. Kadar pati dipengaruhi jumlah bahan
kadar air dalam makanan. Berdasarkan yang ditambahkan yaitu ubi jalar oranye dan
penelitian yang dilakukan sukrosa. Komponen utama pada ubi jalar adalah
2. Padatan Terlarut karbohidrat dimana sebagian besar adalah pati.
Berdasarkan Tabel 4.3 total padatan Kandungan pati pada ubi jalar oranye Beta 1
terlarut dengan penambahan pemanis sukrosa, yaitu 73,25% (db) dalam 100 gram (Balitkabi,
madu dan sorbitol memberi pengaruh terhadap 2012). Sedangkan sukrosa bila dihidrolisis akan
total padatan terlarut velva ubi jalar oranye. pecah menjadi satu unit glukosa dan satu unit
Velva ubi jalar oranye dengan pemanis sukrosa fruktosa (Almatsier, 2001).
20% (kontrol) memiliki total padatan terlarut Kadar pati dengan pemanis madu berasal
tertinggi sebesar 26,13°Brix dibandingkan dari ubi jalar oranye dan kandungan gula dalam
dengan velva ubi jalar oranye dengan pemanis madu yang ditambahkan. Madu mengandung
madu 18% sebesar 20,03°Brix dan pemanis karbohidrat golongan monosakarida yang
sorbitol 26% sebesar 23,00°Brix. biasanya terdiri fruktosa dan glukosa.
Penambahan pemanis sukrosa (kontrol) Karbohidrat madu terdiri dari 38,5% fruktosa
menghasilkan nilai padatan terlarut tertinggi. Hal dan 31% glukosa (Parwata dkk., 2010). Velva
ini dikarenakan sukrosa merupakan komponen ubi jalar oranye dengan pemanis sorbitol
penyusun dari total padatan terlarut. Menurut memiliki nilai kadar pati paling rendah. Hal ini
Buckle et al., (1987), gula pasir mengandung dikarenakan kandungan pati dengan pemanis
sukrosa sebesar 99,8%. Sorbitol sebagai sorbitol hanya berasal dari ubi jalar oranye dan
humektan yang merupakan agensia pengikat air jumlah ubi yang ditambahkan lebih sedikit.
dalam makanan atau air bebas yang terdapat Sorbitol berasal dari gula alkohol merupakan
dalam bahan diikat oleh sorbitol (Zubaedah, hasil reduksi dari glukosa di mana semua atom
2002). Golongan poliol selain berfungsi sebagai oksigen dalam molekul gula alkohol yang
pemanis buatan dapat pula berfungsi sebagai sederhana terdapat dalam bentuk kelompok
perisa, bahan pengisi, penstabil, pengental, hidroksil (Soesilo dkk., 2005). Menurut Suseno
antikempal, humektan, sekuestran dan bahan dkk., (2008), sorbitol terbuat dari glukosa yang
utama (Badan Standar Nasional, 2004). Total dihidrogenasi dengan tekanan yang tinggi.
padatan terlarut yang dihasilkan dengan pemanis Sehingga komposisi sirup sorbitol hanya hanya
sorbitol tinggi diduga karena air bebas diikat terdiri dari komponen sorbitol sendiri.
oleh sorbitol sehingga konsentrasi bahan yang 4. Total Kalori
larut meningkat. Hasil analisis total kalori velva ubi jalar
Velva dengan pemanis madu 18% oranye dengan pemanis gula, madu dan sorbitol
memiliki kandungan padatan terlarut terendah. yang ditambahkan berpengaruh nyata terhadap
Hal ini dikarenakan konsentrasi penambahan total kalori. Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat
pemanis madu lebih sedikit yaitu 18%. Senyawa bahwa total kalori tertinggi pada velva ubi jalar
pada madu yang terhitung sebagai padatan oranye dengan penambahan pemanis sukrosa
terlarut adalah sukrosa 2%, fruktosa 38,5%, 20% (kontrol) yaitu sebesar 4.058,28
glukosa 31% dan asam organik (Purbaya, 2007 kalori/gram, penambahan pemanis sorbitol 26%
dan Parwata dkk., 2010). yaitu sebesar 3.963,11 kalori/gram dan total
3. Kadar Pati kalori terendah ditunjukkan pada penggunaan
Pemanis sukrosa, madu dan sorbitol yang pemanis madu 18 % yaitu 3.594,55 kalori/gram.
ditambahkan berpengaruh nyata terhadap kadar Penambahan sukrosa sebagai pemanis
pati. Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa menyebabkan nilai kalori pada produk velva
kadar pati tertinggi pada velva ubi jalar oranye menjadi tinggi. Menurut Cahyadi (2006), jumlah
dengan penambahan pemanis sukrosa 20% kalori dari sukrosa yaitu 3,94 kkal/gram.
(kontrol) yaitu sebesar 90,53% dan kadar pati Semakin tinggi penambahan sukrosa maka
terendah ditunjukkan pada penggunaan pemanis jumlah kalori yang dihasilkan juga semakin
sorbitol 26% yaitu 25,83%. tinggi. Sukrosa sering dijadikan sebagai tolak
18
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 3 No. 3 Juli 2014

ukur bagi tingkat kemanisan gula. Sukrosa yang terdapat pada velva ubi jalar oranye dengan
memiliki intensitas rasa manis sebesar 100%. pemanis sukrosa dan sorbitol hanya berasal dari
Kandungan kalori pada ubi jalar oranye yaitu ubi jalar oranye yang digunakan dalam
123 kalori dalam 100 gram (Departemen pembuatan velva.
Kesehatan RI, (1981) dalam Ditjen Bina Dari Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa
Produksi Tanaman Pangan, (2002). aktivitas antioksidan velva ubi jalar oranye
Menurut Purbaya (2007) dan Sakri (2012), dengan pemanis madu memiliki aktivitas
rasa manis pada madu alami memiliki tingkat antioksidan tertinggi. Hal ini dikarenakan madu
kemanisan mencapai 1,5 kali dari gula putih atau mengandung berbagai jenis senyawa yang dapat
pasir dan kandungan kalori pada madu yaitu 3,04 berperan sebagai antiradikal bebas seperti
kkal/gr. Sehingga dengan tingkat kemanisan flavonoid, asam fenolik, β-karoten, vitamin C
madu yang lebih tinggi maka penggunaannya dan vitamin E yang bermanfaat sebagai
lebih sedikit dibandingkan dengan sukrosa. antioksidan tinggi. Sehingga pada madu terdapat
Madu mengandung karbohidrat sederhana yang banyak nutrisi yang berfungsi sebagai
mudah diserap oleh tubuh. Jenis karbohidrat antioksidan dan semua senyawa tersebut
yang dominan dalam hampir semua madu adalah bekerjasama dalam melindungi sel normal dan
monosakarida levulosa (fruktosa) dan hanya menetralisir radikal bebas (Parwata dkk., 2010).
sebagian kecil madu yang kandungan Aji (2011), menyatakan bahwa penambahan
dekstrosanya (glukosa) lebih tinggi dari levulosa konsentrasi madu berpengaruh nyata terhadap
(Panjaitan, 2000). peningkatan aktivitas antioksidan minuman
Menurut Cahyadi (2006) dan Badan fungsional sari buah naga putih, semakin tinggi
Standar Nasional (2004), sorbitol adalah jumlah konsentrasi madu yang ditambahkan
pemanis dengan tingkat kemanisan 0,5 kali maka semakin tinggi aktivitas antioksidan yang
sampai dengan 0,7 kali gula tebu (sukrosa) dan dihasilkan.
aman dikonsumsi oleh manusia terutama Rendahnya kandungan aktivitas
penderita diabetes mellitus, karena kalorinya antioksidan pada penambahan pemanis sukrosa
rendah. Nilai kalori pada sorbitol yaitu sebesar dan sorbitol, dikarenakan kandungan antioksidan
2,6 kkal/g atau setara dengan 10,87 kJ/g. hanya berasal dari ubi jalar oranye yang
Menurut Mc Williams (1997) dalam Suseno digunakan. Selain itu, berat ubi jalar oranye yang
dkk., (2008), menjelaskan bahwa dibandingkan ditambahkan dalam pembuatan velva juga lebih
dengan sukrosa, penyerapan sorbitol oleh tubuh rendah dibandingkan dengan madu.
lebih lambat sehingga ketika digunakan kenaikan 6. β-Karoten
glukosa darah dan respon insulin yang β-karoten merupakan senyawa organik
berhubungan dengan proses pencernaan glukosa yang tidak larut dalam air dan pelarut organik
terkurangi. Sorbitol menjadi salah satu pemanis yang bersifat polar seperti metanol dan etanol. β-
alternatif bagi penderita diabetes melitus. karoten masuk dalam golongan pigmen
karotenoid yang mempunyai aktifitas biologis
5. Aktivitas Antioksidan sebagai provitamin A (Andarwulan, 1989).
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa
bahwa aktivitas antioksidan tertinggi pada velva kandungan β-karoten tertinggi pada velva ubi
ubi jalar oranye dengan penambahan pemanis jalar oranye dengan penambahan pemanis madu
madu 18% yaitu sebesar 4,93% dan aktivitas 18% yaitu sebesar 87,50 μg/g dan kandungan β-
antioksidan pada penggunaan pemanis sukrosa karoten terendah ditunjukkan pada penggunaan
20% dan sorbitol 26% tidak berbeda yaitu 3,01% pemanis sukrosa 20% (kontrol) yaitu 28,77
dan 2,75%. μg/g.
Aktivitas antioksidan velva ubi jalar Kandungan β-karoten velva ubi jalar
oranye dengan penambahan pemanis sukrosa dan oranye dengan penambahan pemanis sukrosa dan
pemanis sorbitol tidak berbeda nyata. Hal ini pemanis sorbitol tidak berbeda nyata. Hal ini
disebabkan sukrosa dan sorbitol tidak memiliki disebabkan tidak adanya kandungan β-karoten di
kandungan senyawa yang dapat berperan sebagai dalam sukrosa dan sorbitol. Sehingga kandungan
antiradikal bebas. Sehingga aktivitas antioksidan β-karoten yang terdapat pada velva ubi jalar
19
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 3 No. 3 Juli 2014

oranye dengan pemanis sukrosa dan sorbitol meningkatkan diversifikasi pengolahan bahan
hanya berasal dari ubi jalar oranye yang pangan yang memiliki nilai fungsional tinggi.
digunakan dalam pembuatan velva.
Kandungan β-karoten tertinggi velva ubi
DAFTAR PUSTAKA
jalar oranye dengan pemanis madu. Menurut
Parwata dkk., (2010), kandungan senyawa Aji, Purwono Soleh. 2011. Kajian Penambahan
fungsional yang terdapat dalam madu salah Berbagai Jenis Madu sebagai Alternatif
satunya adalah β-karoten yang berfungsi sebagai Pemanis Minuman Sari Buah Naga Putih
antioksidan. Kadar β-karoten yang terdapat pada (Hylocereus undatus). Skripsi. Jurusan
madu randu yaitu 3,6327 mg/100 gram. Hasil Teknologi Hasil Pertanian Fakultas
tersebut menunjukkan bahwa kadar β-karoten Pertanian. Universitas Sebelas Maret.
madu randu dapat memenuhi kebutuhan vitamin Surakarta.
A dalam tubuh, dimana vitamin A sangat sedikit Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
diproduksi oleh tubuh (Winarno, 2002). Selain Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
itu, kandungan β-karoten pada velva paling
banyak berasal dari ubi jalar oranye yang Andarwulan, N. 1989. Prinsip Teknologi Pangan.
digunakan. Menurut Balitkabi (2012), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
kandungan β-karoten dalam ubi jalar varietas Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat
Beta-1 yaitu 12.032 μg/100 gram wb. Antar Universitas. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
KESIMPULAN Apriyantono, A., Dedi, F., N.L. Puspitasari.,
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai
Sedarnawati, dan Selamet, B. 1989. Petunjuk
berikut :
Laboratorium Analisis Pangan. PAU Pangan
1. Hasil analisa sensoris menunjukkan velva ubi
dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
jalar oranye dengan penambahan pemanis madu
dan sorbitol tidak berpengaruh terhadap tingkat Arbuckle, W. S. 1986. Ice Cream. The AVI
kesukaan velva dibandingkan dengan pemanis Publishing Company Inc., Westport,
stevia yang tidak disukai pada semua parameter. Connecticut. London.
2. Hasil analisis fisik overrun velva dengan Balitkabi. 2012. Deskripsi Varietas Unggul Kacang-
pemanis sukrosa 25,51%, sorbitol 26,38% dan Kacangan dan Umbi-Umbian.
madu 27,04 %. Daya leleh velva dengan pemanis http://balitkabi.litbang.deptan.go.id/publikas
sukrosa 15,51 menit, sorbitol 15,38 menit dan i/deskripsi-varietas.html.Diakses pada
madu 15,12 menit. Analisis kimia meliputi kadar tanggal 24 Mei 2014.
air velva dengan pemanis sukrosa 70,94%,
sorbitol 73,874% dan madu 77,398 %; padatan Buckle K.A, Edward RA, Fleet GH, Wooton M.
terlarut velva dengan pemanis sukrosa 1987. Ilmu Pangan. Hari Purnomo,
26,13°Brix, sorbitol 23,00°Brix dan madu Adiyono, penerjemah. UI Press. Jakarta
20,03°Brix; kadar pati velva dengan pemanis Terjemahan dari Food Science.
sukrosa 90,53%, sorbitol 25,83% dan madu Cahyadi, Wisnu. 2006. Analisis dan Aspek
86,24%; total kalori velva dengan pemanis kesehatan Bahan Tambahan Pangan.
sukrosa 4.058,28 kal/gram, sorbitol 3.963,11 Penerbit Bunga Aksara. Jakarta
kal/gram dan madu 3594,55 kal/gram; aktivitas
antioksidan velva dengan pemanis sukrosa Daryanti. 2012. Pemanfaatan Stevia sebagai
3,01%, sorbitol 2,75% dan madu 4,93% dan β– Pemanis Alami pada Sari Buah Belimbing.
karoten velva dengan pemanis sukrosa 28,77 Agrineça, Vol. 12 No. 2.
μg/g, sorbitol 34,47 μg/g dan madu 87,50 μg/g. Dewi, Rini Kartika. 2010. Stabilizer Concentration
A. Saran and Sucrose to the Velva Tomato Fruit
Perlu dilakukan penelitian lanjutan Quality. Jurusan Teknik Kimia Fakultas
mengenai indeks glikemik, penggunaan pemanis Teknologi Industri Institut Teknologi
rendah kalori selain stevia, madu dan sorbitol Nasional Malang. Malang. Jurnal Teknik
pada produk pangan. Sehingga diharapkan dapat KimiaVol.4, No.2.
20
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 3 No. 3 Juli 2014

DeMan, J. M. 1997. Kimia Makanan. Institut Purbaya, Rio J. 2007. Mengenal dan Memanfaatkan
Teknologi Bandung Press. Bandung Khasiat Madu Alami. Pionir Jaya. Bandung.
Hardoko, Lianan Hendarto dan Tagor M.S. 2010. Rini, K.A., Ishartani, Dwi., dan Basito. 2012.
Pemanfaatan Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Pengaruh Kombinasi Bahan Penstabil CMC
batatas L. Poir) Sebagai Pengganti dan Gum Arab Terhadap Mutu Velva Wortel
sebagian Tepung Terigu dan Sumber (Daucus carota L.) Varietas Selo dan
Atioksidan pada Roti Tawar. Jurnal Varietas Tawangmangu. Jurnal Teknosains
Teknologi dan Industri Pangan. Pangan Vol 1 No 1. Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
Isdianti, Fifi. 2007. Penjernihan Ekstrak Daun
Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni) dengan Sarwono, B. 2001. Kiat Mengatasi Permasalahan
Ultrafiltrasi Aliran Silang. Skripsi. Institut Praktis Lebah Madu. PT. Agro Media
Pertanian Bogor. Bogor Pustaka. Jakarta.
Jariyah., Rosida dan Dewi Wijayanti. 2000. Sakri, Faisal M. 2012. Madu dan Khasiatnya:
Pembuatan Marmalde Jeruk Bali (Kajian Suplemen Sehat Tanpa Efek Samping.
Proporsi Daging Buah : Albedo) dan Diandra Pustaka Indonesia. Yogyakarta
Penambahan Sukrosa. Universitas Sihombing, D. T. H. 2005. Ilmu Ternak Lebah
Pembangunan Nasional Veteran Jawa Madu. Universitas Gadjah Mada Press.
Timur. Yogyakarta.
Kartika, Bambang, Pudji Hastuti dan Wahyu Suranto, Adji. 2004. Khasiat dan Manfaat Madu
Supartono. 1988. Pedoman Uji Inderawi Herbal. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Bahan Pangan. Universitas Gadjah Mada
Press. Yogyakarta. Suranto, Adji. 2007. Terapi Madu. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Lutony, T. L. 1993. Tanaman Sumber Pemanis.
Penebar Swadaya. Jakarta. Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. 1997.
Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan
Marshall, R.T. dan W.S. Arbuckle. 1996. Ice Cream, dan Pertanian. Penerbit Liberty.
5th edition. International Thomson Yogyakarta
Publishing. New York.
Soekarto S.T. 1985. Penilaian Organoleptik untuk
Nugraha, Romi. 2003. Pengaruh Jenis dan Industri Pangan dan Hasil Pertanian.
Konsentrasi Bahan Penstabil Terhadap Bhratara Karya Aksara. Jakarta
Mutu Produk Velva Labu Jepang Standar Nasional Indonesia 06-4258-1996. 1996.
(Cucurbita maxima L.). Skripsi. Fakultas Sorbitol Cair. Badan Standar Nasional.
Pertanian. Institut Teknologi Bogor. Bogor. Jakarta.
Padaga, M dan Manik E. Sawitri, 2005. Es Krim Winarno, FG. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT.
yang Sehat. Trubus Agrisarana. Surabaya. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Panjaitan, S. 2000. Kadar Hidrosi Metil Furfural Winarno, FG. 2004. Kimia Pangan dan Gizi.PT.
Madu Segar Apis Cerana dari Beberapa Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Daerah Di Jawa Barat. Fakultas
Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Mulyaningsih, Yeni dan Rosida Jernih. 2002.
Membandingkan Hasil Nalisis Energi Total
Parwata, O. A, K. Ratnayani, dan A. Listya. 2010. Menggunakan Bom Kalorimeter dengan
Aktivitas Antiradikal Bebas serta Kadar Hasil analisis Proksimat. Balai Penelitian
Beta Karoten pada Madu Randu (Ceiba Ternak Ciawi. Bogor.
pentandra) dan Madu Kelengkeng
(Nephelium longata L.). Universitas Zubaidah, E. 2002. Pengaruh Penambahan Sorbitol
Udayana. Bali. dan Pengovenan Setelah Proses Terhadap
Daya Simpan Produk (Makanan Khas Jawa
Timur). Seminar Nasional. PATPI. Malang.

21

Anda mungkin juga menyukai