Anda di halaman 1dari 1

Retensi urin adalah keadaan di mana seseorang tidak dapat berkemih spontan sesuai

kehendak. Retensi urin bisa dibagi menjadi 2 keadaan yaitu akut dan kronik. Retensi urin yang akut
adalah ketidak mampuan berkemih yang tiba-tiba dan disertai rasa sakit meskipun kandung kemih
terisi penuh, berlangsungkurang dari 24 jam. Berbeda dengan kronis, tidak ada rasa sakit karena
sedikit demi sedikit menimbunnya, dan berlangsung lebih dari 24 jam. Kondisi yang terkait adalah
tidak dapat berkemih sama sekali, kandung kemih penuh, terjadi tiba-tiba, disertai rasa nyeri, dan
keadaan ini termasuk kedaruratan dalam urologi.
Normalnya manusia memproduksi urin dalam waktu 24 jam adalah sebanyak 1000-
1500cc, sedangkan kapasitas buli-buli secara umum adalah sebanyak 300cc saja. Pengeluaran
urine secara normal timbul akibat kontraksi yang simultan otot detrusor dan relaksasi
saluran kemih. Berkemih yang normal melibatkan relaksasi uretra yang diikuti dengan kontraksi
otot-otot detroser. Pengosongan kandung kemih secara keseluruhan dikontrol di dalam
pusat miksi yaitu di otak dan sakral. Terjadinya gangguan pengosongan kandung kemih
akibat dari adanya gangguan fungsi di susunan saraf pusat dan perifer atau di dalam genital dan
traktus urinarius bagian bawah.
Dalam hal ini terdapat penyebab akut dan kronik dari retensi urine. Pada penyebab akut lebih
banyak terjadi kerusakan yang permanen khususnya gangguan pada otot detrusor, atau ganglion
parasimpatis pada dinding kandung kemih. Pada kasus yang retensi urine kronik, perhatian
dikhususkan untuk peningkatan tekanan intravesical yang menyebabkan reflux ureter, penyakit
traktus urinarius bagian atas dan penurunan fungsi ginjal.
Retensi urine memberikan gejala gangguan berkemih, termasuk di antaranya kesulitan
buang air kecil; pancaran kencing lemah, lambat, dan terputus-putus; ada rasa tidak
puas, dan keinginan untuk mengedan atau memberikan tekanan pada supra pubik saat
berkemih.
Ketika kandung kemih menjadi sangat menggembung diperlukan kateterisasi, kateter
Foley ditinggal dalam kandung kemih selama 24-48 jam untuk menjaga kandung kemih tetap
kosong dan memungkinkan kandung kemih menemukan kembali tonus normal dan sensasi. Bila
kateter dilepas, pasien harus dapat berkemih secara spontan dalam waktu 4 jam. Setelah berkemih
secara spontan, kandung kemih harus dikateter kembali untuk memastikan bahwa residu urine
minimal. Bila kandung kemih mengandung lebih dari 100 ml urine, drainase kandung kemih
dilanjutkan lagi. Karena terjadinya retensi urine yang berkepanjangan, maka kemampuan elastisitas
vesica urinaria menurun, dan terjadi peningkatan tekanan intra vesika yang menyebabkan
terjadinya reflux, sehingga penting untuk dilakukan pemeriksaan USG pada ginjal dan ureter
atau dapat juga dilakukan foto BNO-IVP.

Anda mungkin juga menyukai