Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN

PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA


Pemetaan menggunakan Terrestial Laser Scanner

Disusun Oleh :
Kelompok 6A
1. Ardhito Rizang N. (15/380715/SV/08522)
2. Latifah Darojat (15/380725/SV/08532)
3. Zaffa Hisa (15/380734/SV/08541)
4. Rheza Aprianto (15/384659/SV/09016)
5. Yeni Isaroh (15/384661/SV/09018)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK GEOMATIKA


DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan yang berjudul

LAPORAN PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA

Telah disahkan pada :

hari, tanggal : Rabu,06 Desember 2017

Guna melaporkan praktikum

“Pemetaan menggunakan Terrestial Laser Scanner “

yang dilaksanakan di Candi Plaosan, Klaten, Jawa Tengah.


disusun oleh,

Kelompok 6A

Ardhito Rizang N Latifah Darojat


NIM 15/380715/SV/08522 NIM 15/380725/SV/08532

Zaffa Hisa Rheza Aprianto Yeni Isaroh


NIM 15/380734/SV/08541 NIM 15/384659/SV/09016 NIM 15/384661/SV/09018

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Dosen

Dedi
Ruli Atunggal
Andaru, S.T.,
SP ST.,
M.Eng.
M.Sc Anindya Sricandra Ni Putu Praja Chintya, ,
Prasidya, S.T., M.Eng. S.T.,M.Eng

2
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Rahmat dan Kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Laporan
Praktikum Survei Rekayasa “Pemetaan Terrestial Laser Scanner” yang dilaksanakan
di Laboratirium Geodesi. Terima kasih kepada orangtua yang telah memberi
dukungan secara moriil dan materiil, kepada Kepala Diploma III Teknik Geomatika
yang telah mendukung kegiatan ini, dan juga tidak lupa kepada Dosen Pembimbing
yang telah membimbing dalam teori maupun praktikum.
Pembuatan laporan ini sebagai bentuk pertanggungjawaban atas praktikum
yang telah dilakukan. Proses praktikum hingga hasil praktikum akan dibahas dalam
laporan ini. Penulis berharap laporan yang penulis buat dapat bermanfaat bagi orang
lain dan dapat menambah pengetahuan.
Penulis merasa masih butuh saran dan kritik untuk menjadi lebih baik lagi pada
laporan selanjutnya. Jika ada salah ejaan, kata, maksud, teori ataupun lain-lain, penulis
meminta maaf sebesar-besarnya. Demikian dari penulis, Terima kasih.

Yogyakarta, 10 Desember 2017

Kelompok 6

3
DAFTAR ISI

LAPORAN PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA...........................................................1

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................................1

KATA PENGANTAR .........................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................4

I.1 Latar Belakang ............................................................................................................5

I.2 Tujuan dan Manfaat ....................................................................................................7

I.3 Landasan Teori............................................................................................................7

BAB II PELAKSANAAN .................................................................................................22

II.1 Alat dan Bahan ........................................................................................................22

II.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ..............................................................................22

II.3 Langkah Kerja .........................................................................................................22

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................................24

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................................25

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................26

LAMPIRAN .......................................................................................................................27

4
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Teknologi pemindaian laser (laser scanning) merupakan salah satu teknik terbaru dalam
survey pemetaan 3D dan merupakan teknologi survey terkini dalam memperoleh informasi
data spasial. Sudah banyak jenis alat ukur yang menggunakan teknologi pemindaian laser
dengan berbagai kemampuan. Dalam bidang survey pemetaan, peralatan pemindai laser
merupakan suatu dimensi baru dalam pengumpulan data spasial. Dokumentasi merupakan
suatu hal yang penting, karena dibutuhkan untuk perencanaan dan evaluasi suatu kegiatan.
Menurut Hiremagalur, et.al (2009) TLS adalah teknologi yang relatif baru yang telah
digunakan di berbagai aplikasi dalam bidang rekayasa.

TLS merupakan instrumen survei terbaru yang telah populer dan semakin banyak
digunakan untuk pengadaan data as-built dan pemodelan dalam aplikasi transportasi,
termasuk pengukuran tanah, studi arkeologi, arsitektur, struktur jembatan, dan survei jalan
raya. Berenyi, et.al (2010) menyimpulkan bahwa TLS dapat diaplikasikan dalam bidang
survey rekayasa seperti pengukuran uji beban jembatan dan mendeteksi perpindahan yang
disebabkan oleh suhu lingkungan yang berbeda.

Fai S, et.al (2011) menyelidiki Building Information Modelling (BIM) dengan


menggabungkan aset kuantitatif dan kualitatif, kemudian melakukan pemodelan dengan
menggunakan perangkat lunak BIM untuk melihat perubahan di masa lalu dan proyeksi ke
masa depan, serta dapat digunakan untuk pengelolaan bangunan cagar budaya dan
lansekap (landscape).

Gikas (2012) melakukan penelitian 3D laser scanning untuk dokumentasi dan


pengelolaan konstruksi terowongan jalan raya selama pekerjaan galian, yaitu dengan
membandingkan dan menganalisa metode pemindaian laser dengan teknik survey
konvensional.

Menurut Alkan dan Karsidag (2012), data yang diperoleh dari alat pemindai laser
memiliki kualitas yang tinggi dan banyak digunakan diberbagai bidang, khususnya survey-
survey yang termasuk survey topografi, lingkungan dan industri. Hasil pemindaian objek
merupakan data mentah informasi spasial yaitu data titik-titik dalam sistem point-cloud
5
yang berjumlah ribuan, kemudian diolah untuk memperoleh model visualisasi permukaan
dijital, Digital Terrain Model (DTM), model kota 3D, model jalan raya, model saluran
listrik, model objek 3D warisan budaya dan sejarah untuk dokumentasi, dan lain-lain.

Keuntungan utama dari survey pemetaan menggunakan teknologi pemindaian laser,


dapat memberikan fasilitas yang lengkap dalam melakukan akuisisi data dan dapat
memberikan data secara detail dalam bentuk 3D, serta hasilnya dapat diperoleh dengan
cepat dam biayanya dapat direduksi secara signifikan. Selain itu, membandingkan panjang
sisi pada model yang diperoleh dari survei TLS dengan panjang sisi yang diperoleh dari
survei dengan menggunakan alat caliper dalam kaitannya dengan jarak pemindaian dan
intensitas, dan hasilnya menyatakan bahwa selisihnya berbanding terbalik dengan

6
I.2 Tujuan dan Manfaat

A. Tujuan

 Mahasiswa dapat mengenal alat Terrestial Laser Scanner.

 Mahasiswa dapat melakukan pengukuran menggunakan alat Terrestial


Laser Scanner.
 Mahasiswa dapat mengolah data hasil pengukuran Terrestial Laser
Scanner.

B. Manfaat

 Mahasiswa mengetahui penggunaan alat Terrestial Laser Scanner untuk


penggukuran terestis dan dapat mengetahui pengolahan data hasil
pengukuran tersebut.

I.3 Landasan Teori

Terrestrial Laser Scanner (TLS) adalah sebuah teknik akuisisi data spasial
menggunakan sinar laser yang dipancarkan dari sebuah instrumen yang didirikan pada
permukaan bumi untuk memindai permukaan yang ada disekitar instrumen. Hasilnya
direpresentasikan dalam bentuk titik yang jumlahnya sangat banyak yang disebut sebagai
point clouds. Setiap titik memiliki nilai koordinat tiga dimensi relatif terhadap tempat berdiri
alat.
Teknologi laser scanning dibagi menjadi dua kategori, yaitu statis dan dinamis. Statis
apabila pada saat akuisisi data, scanner berada dalam posisi yang tetap. Keunggulan dari
kategori ini ialah kepresisian yang tinggi dan kerapatan titik yang relatif tinggi. Selanjutnya,
laser scanning dikategorikan dinamis apabila pada saat akuisisi data, scanner dipasang pada
wahana bergerak (Genechten, 2008).

7
Gambar I. 1 Pengambilan data dengan TLS (Abbas, 2014)
Gambar I.1 menunjukkan prinsip penentuan posisi titik pada pengukuran laser
scanner, posisi suatu titik dapat diketahui dari jarak dan sudut yang terbentuk dari posisi
relatif objek terhadap scanner.

Prinsip Kerja Laser Scanner


Laser scanner tidak memerlukan reflektor dalam proses perekaman objek yang
diinginkan, kelebihan ini lebih di kenal dengan istilah reflektorless atau reflektornya adalah
objek itu sendiri. Sinar gelombang laser ditransmisikan ke objek kemudian objek tersebut
akan memantulkan kembali gelombang sinar laser ke sistem penerima dinamakan pulse based
(times of flight Pulse) (Kholiq, 2006). Cahaya laser yang di pantulkan dengan kecepatan yang
konstan dan akan memantul lagi pada alat dan diterima oleh receiver. Perbedaan waktu saat
menerima dan memantulkan cahaya tersebut yang akan digunakan untuk mengukur jarak
objek yang diukur. Jarak tempuh ini dapat diketahui dengan mengetahui kecepatan cahaya
laser dan waktu tempuh laser tersebut (Quintero dkk, 2008), sesuai dengan persamaan I.1 ini :
d = (c x ∆t)/2 ................................................................................................ (I.1)
Dimana : d : jarak dari alat ke objek (m)
c : kecepatan rambat gelombang (m/s)
∆t : waktu tempuh (second)
Dari persamaan I.1 jarak dari alat ke objek dapat diilustrasikan seperti Gambar Error!
No text of specified style in document..1 dibawah ini:

8
Gambar 1. Prinsip kerja pulse based (diadaptasi dari Quintero dkk, 2008)

Pelajari...!Bagaimana TLS bisa menghasilkan koordinat? Gunakan gambar


diatas untuk mempermudah pemahaman anda.
Point Cloud
Point Cloud adalah suatu kumpulan data titik dalam ruang tiga dimensi pada suatu
sistem koordinat (Sitek et al, 2006). Pada saat akuisisi data di lapangan menggunakan alat
TLS akan dihasilkan data berupa point cloud. Data point cloud hasil dari TLS dapat digunakan
untuk pemodelan objek sesuai dengan aslinya. Hasil pemodelan objek yang sesuai dengan
aslinya tersebut bisa digunakan untuk analisa selanjutnya, misalkan untuk perhitungan
volume. Gambar 2 merupakan tampilan dari point cloud batubara. Kerapatan point cloud
tergantung pada setting alat sebelum melakukan pengukuran.
Semakin rapat point cloud maka detil objek yang dihasilkan semakin bagus.

9
Gambar 2. Point Cloud batubara.
Registrasi data Laser Scanner
Registrasi adalah suatu proses penggabungan data hasil scan world ke dalam sistem
koordinat yang sama (Wibowo, 2015). Pada saat pembentukan model 3D tidak mungkin
dapat dilakukan hanya dengan satu kali scan sehingga perlu dilakukan beberapa kali pindah
agar dapat merekam seluruh penampakan objek yang akan . Hasil dari scan adalah berupa
point clouds dari tempat berdiri alat yang berbeda dan mengacu pada koordinat lokal. Untuk
menggabungkan koordinat lokal dari beberapa scan world maka perlu dilakukan registrasi.
Registrasi dapat dibedakan menjadi 4 metode. Keempat metode tersebut adalah Metode
Traverse, metode Tie-Point, metode Shape Matching, metode Occupation and Backsight
(sumber: www.topcon.co.jp).
I.1.1.1. Metode Traverse. Metode registrasi travers adalah metode poligon. Jenis
metode poligon yang digunakan adalah metode poligon tertutup. Poligon tertutup yang
dimaksud adalah koordinat awal sama dengan koordinat akhir. Pada Gambar..3 merupakan
gambaran mengenai metode traverse.

Gambar 3. Metode Travers


(sumber : leica.geosystem.com )
Metode Traverse tersebut membutuhkan dua acuan dalam satu kali berdiri alat, yaitu
titik acuan untuk berdiri alat dan satu titik acuan sebagai backsight. Titik berdiri alat maupun
titik acuan harus diketahui koordinatnya agar mudah dalam melakukan registrasi. Keuntungan
dengan menggunakan metode traverse ini adalah untuk bentuk permukaan yang rumit dan
pengukuran jarak antar scan world cukup panjang, karena metode ini memudahkan dalam
melakukan registrasi.
Akan tetapi apabila dilakukan zoom pada salah satu lokasi maka bentuk TIN akan
terlihat jelas. Jaring-jaring segitiga digunakan sebagai dasar perhitungan volumetrik batubara
dengan menggunakan metode cut and fill.
I.1.1.2. Metode Tie-Point. Metode registrasi ini menentukan posisi titik scan world
dengan mengikatkan beberapa titik yang sama menggunakan target. Target diletakkan pada
lokasi yang sekiranya bisa terpindai dari dua kali berdiri scan world. Apabila target tidak
dapat terpindai dua kali berdiri alat maka akan mempengaruhi kualitas dari registrasi.

10
Banyaknya target yang harus terpindai dari dua kali berdiri alat minimal 3 buah target.
Ilustrasi dapat dilihat pada Gambar.4 dimana terdapat 4 buah target yang dapat terpindai dari
dua kali berdiri alat. Identifikasi terget dilakukan sebelum melakukan scanning objek.
Keuntungan dari penggunaan metode tie-point ini adalah hasil penggabungan scan world
sangat akurat dan aman dari beberapa data yang dipindai.

Gambar.4. Metode Tie-Point


(http://www.topcon.co.jp)
I.1.1.3. Metode Shape Matching (cloud to clouds). Metode registrasi shape maching
yaitu metode penggabungan beberapa scan world dengan menentukan model point clouds
yang identik. Biasanya, untuk memudahkan dalam penentuan shape maching ini objek yang
dipilih adalah objek yang bersifat tetap misal pojok bangunan, pagar, dan lain – lain. Metode
ini biasa digunakan apabila tidak bisa menggunakan metode Travers dan Tie-Point.

Gambar 5. Metode Shape Matching


(http://www.topcon.co.jp)
Ilustrasi registrasi menggunakan metede shape maching dapat dilihat pada Gambar.5.
Objek bangunan depan (1) dan (2) merupakan satu bangunan yang identik hasil dari dua kali
scanning. Kedua objek tersebut digabungkan menggunakan metode shape maching sehingga
menyatu (1+2). Kelebihan dari metode ini adalah mempercepat waktu pada saat akuisisi data
di lapangan karena pada saat melakukan scanning alat dapat berdiri di sembarang tempat
tanpa harus ada titik acuannya akan tetapi juga harus memperhatikan pertampalan 30% antar
scan world satu dengan yang lainnya.

11
I.1.1.4. Metode Occupation and backsight. Metode Occupation and backsight
memungkinkan untuk dilakukan karena Terrestrial Laser Scanner memiliki prinsip
pengukuran sama dengan Total Station. Metode occupation and backsight hampir sama
dengan metode Traverse akan tetapi metode ini tidak perlu menggunakan poligon tertutup
untuk pengukurannya.
Jika terdapat dua buah titik yang telah diketahui koordinat dengan benar maka metode
ini bisa digunakan. Berdasarkan Gambar..6 target dibidik terlebih dahulu sebelum melakukan
scanning. Kelebihan menggunakan metode ini adalah memudahkan dalam melakukan
registrasi apabila objek yang diukur tidak rata. Akan tetapi pelaksanaan dalam pengukuran di
lapangan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk satu kali berdiri alat.

Gambar 6. Metode Occupation and


Backsight (http://www.topcon.co.jp)
Beberapa literatur lain tentang Registrasi (dengan alat dan software TLS Faro)
Registrasi
Proses akuisisi di lapangan akan menghasilkan data berupa point clouds. Data point
clouds tersebut memiliki sistem koordinat masing-masing sesuai dengan titik tempat berdiri
alat. Berdasarkan hal tersebut maka perlu proses registrasi untuk membentuk seperti obyek
yang ada di lapangan. Tahapan registrasi merupakan tahapan vital dalam pengolahan data.
Tahapan akhir registrasi akan menampilkan RMS (Root Mean Square). Oleh karena itu
terdapat batasan RMS dalam proses registrasi tersebut. Gambar.7 merupakan ilustrasi dari
dua buah scan world hasil akuisisi data yang belum teregistrasi.

Gambar.7 Scan world belum mengalami proses registrasi.

12
Penelitian ini fokus terhadap perbandingan registrasi target based dan cloud to cloud
sehingga point clouds hasil akuisisi data akan diproses.
I.1.1.1. Registrasi target to target. Registrasi target to target menggunakan sphere
sebagai dasar acuan dalam proses registrasi. Software Faro scene 5.3.3 merupakan perangkat
lunak yang digunakan dalam proses registrasi. Perangkat lunak tersebut merupakan software
pengolahan data bawaan dari Faro. Scan world hasil akuisisi data dapat digabung melalui
proses registrasi target based dengan beberapa syarat. Syarat tersebut yakni memiliki
minimal tiga buah sphere pada scan world yang saling bertampalan dan sphere yang
digunakan dapat dideteksi oleh perangkat lunak Faro scene. Sphere yang digunakan pada saat
proses akuisisi data dapat dideteksi oleh software Faro scene secara otomatis. Fitur find
sphere pada perangkat lunak Faro scene sebagai langkah awal dalam melakukan regsitrasi
target to target. Find sphere dapat dilakukan dengan apabila telah melakukan proses loaded
data scan world. Loaded data dalam hal ini adalah melakukan input data point clouds secara
keseluruhan ke dalam perangkat lunak Faro scene. Gambar 8 merupakan proses loaded data
scan world.

Gambar..8 Operasi loaded pada perangkat lunak Faro scene.


Tahapan find sphere dapat dilakukan selepas seluruh file scan world telah melalui
proses loaded. Gambar Error! No text of specified style in document..9 merupakan proses
dalam mendeteksi sphere pada sebuah scan world. Proses tersebut hanya bisa dilakukan satu
per satu sehingga dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu.

13
Gambar..9 Operasi find sphere pada perangkat lunak Faro scene.
Software faro scene dilengkapi dengan fitur deteksi sphere. Fitur tersebut secara
otomatis dapat menentukan sebuah sphere terdeteksi ataupun tidak. Prinsip utama dalam
deteksi sphere tersebut adalah diameter target yang digunakan. Apabila sebuah target dengan
diameter 14 cm berada di sekitar tempat berdiri alat maka obyek tersebut akan terdeteksi
sebagai sphere pada saat proses deteksi sphere dilaksanakan. Jika sebuah sphere memiliki
jarak yang terlalu jauh dari instrumen TLS maka software faro scene tidak akan mampu untuk
mendeteksi obyek tersebut sebagai sphere. Gambar.10 merupakan ilustrasi sphere antar scan
world yang terdeteksi oleh software faro scene.

Gambar..10 Hasil sphere yang terdeteksi oleh perangkat lunak Faro scene.
Sphere terbagi dalam tiga kategori, yakni hijau, kuning dan tidak terdeteksi. Sphere
yang baik adalah sphere dengan hasil deteksi warna hijau. Masing-masing indikasi warna
tersebut dipengaruhi oleh jarak sphere ke instrumen TLS. Hijau memiliki jarak < 20 m ;
kuning > 20 m dan < 30 m ; dan tidak terdeteksi > 30 m. Berdasarkan indikasi tersebut maka
perlu dilakukan pengecekan masing-masing scan world agar mengetahui apakah terdapat
sphere yang tidak terdeteksi. Apabila terjadi hal demikian maka registrasi target to target
tidak dapat dilakukan namun perlu melakukan registrasi kombinasi. Kombinasi yakni
penggabungan antara metode target to target dan cloud to cloud. Langkah pengecekan
dengan melihat secara visual terhadap masing-masing scan world tersebut. Menu quick view
dapat digunakan untuk pengecekan sphere. Quick view tersebut dapat dilakukan seperti
ilustrasi pada Gambar..11.
14
Gambar 11 Proses quick view pada perangkat lunak Faro scene.
Tahapan selanjutnya dalam proses registrasi target to target setelah melakukan find
sphere yakni registrasi target based. Tahapan proses target based dapat dilakukan dengan
memanfaatkan menu place scans. Seluruh data scan world yang telah melalui tahapan loaded
dan find sphere dapat melakukan operasi place scans tersebut. Tahapan place scans dapat
dilihat seperti pada Gambar Error! No text of specified style in document..12.

Gambar.12 Tahapan operasi place scans pada perangkat lunak Faro scene.
Menu place scans merupakan menu yang terdiri dari dua buah jenis registrasi, yakni target to
target dan cloud to cloud. Oleh karena itu, setelah memilih menu place scans maka
selanjutnya memilih tipe registrasi target to target. Dalam hal ini dapat dilakukan dengan
memilih menu target based. Gambar Error! No text of specified style in document..13
merupakan tampilan jendela dari pemilihan menu registrasi target based.

Gambar.13 Tahapan pemilihan target based pada sofware Faro scene.

15
Jika Mode target based telah dipilih maka tahapan selanjutnya adalah menentukan
beberapa pengaturan. Terdapat dua buah menu dalam target based, yakni target based dan
general. Menu target based menggunakan pengaturan default sedangkan pada menu general
menggunakan pengaturan saat akuisisi data di lapangan. Gambar Error! No text of specified
style in document..14 merupakan proses pengaturan pada menu target based dan general.

Gambar .14 Pengaturan pada menu target

based dan general pada Faro scene.


Proses registrasi target to target dapat dilaksanakan setelah melakukan pengaturan
sesuai dengan Gambar.14. Kecepatan proses registrasi dipengaruhi beberapa faktor,
diantaranya adalah jumlah scan world dan metode registrasi yang digunakan. Proses registrasi
dengan jumlah scan world yang banyak akan membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena
itu diusahakan pada saat melakukan akuisisi data di lapangan seminimal mungkin jumlah
scan world. Gambar.15 berikut ini merupakan ilustrasi sebelum dilakukan registrasi dan
Gambar..16 merupakan hasil dari registrasi melalui proses target based.

Gambar 15 Sebelum registrasi target to target


16
Gambar 16 Hasil registrasi target to target
Secara lengkap proses registrasi target to target dengan menggunakan perangkat lunak
Faro scene terdapat pada lampiran B.
I.1.1.2. Registrasi cloud to cloud. Proses penggabungan scan world menjadi satu sistem
koordinat dapat juga dilakukan dengan metode cloud to cloud. Tahapan registrasi cloud to
cloud memiliki langkah dan syarat yang berbeda dengan registrasi target based. Pada tahapan
registrasi ini tidak memerlukan target berupa sphere sebagai acuan. Terdapat dua langkah
utama dalam proses registrasi cloud to cloud, yakni top view based dan cloud to cloud.
Apabila dibandingkan dengan proses target based maka perbedaaanya hanya pada proses find
sphere dan target based yang tidak dilalui. Perbedaan antara proses top view based dan cloud
to cloud yakni pada sumbu yang mengalami registrasi. Top view based akan mengoreksi scan
world dalam arah sumbu Z sedangkan cloud to cloud akan mengoreksi scan world dalam
sumbu X dan Y.
Seluruh data scan world hasil akuisisi data perlu dimasukkan perangkat lunak melalui
menu import kemudian melalui proses loaded seperti halnya target to target..17 merupakan
hasil dari import beberapa scan world ke dalam perangkat lunak Faro scene.

Gambar.17 Hasil import pada perangkat lunak Faro scene

17
Pada metode cloud to cloud menggunakan Faro scene terdapat dua metode yang
digunakan seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Pertama yakni langkah top view based.
Terdapat langkah persiapan yang perlu dilaksanakan sebelum melakukan tahapan top view
based. Langkah tersebut yakni melakukan pendekatan masing-masing scan world secara
visual on-screen. Salah satu alasan mengapa diperlukan langkah ini yakni karena
mempertimbangkan waktu yang digunakan oleh proses top view based. Perlu diketahui
bahwa proses top view based memerlukan waktu yang cukup lama sehingga untuk mengatasi
hal tersebut dapat dengan mendekatkan scan world secara visual.
Pendekatan secara visual dapat dilakukan dengan drag dan rotate pada masing-masing
scan world. Berdasarkan jalur pengukuran saat di lapangan, maka dapat diidentifikasi urutan
pasangan scan world sehingga dapat dengan mudah melakukan pendekatan secara visual.
Scan world yang saling berurutan di atur sedemikian rupa sehingga saling bertampalan.
Kemudian setelah melakukan pendekatan maka dapat melakukan proses top view based. Pada
menu utama top view based terdapat dua sub menu seperti pada metode target based. Kedua
menu tersebut adalah top view based dan general. Pada menu top view based menggunakan
pengaturan default sedangkan pada menu general menyesuaikan dengan pengaturan saat
akuisisi data. Gambar 18 merupakan pengaturan dari tahapan top view based.

Gambar..18 Pengaturan pada jendela top view based.


Tingkat keberhasilan dari proses registrasi cloud to cloud akan diperngaruhi oleh
keberhasilan dari tahapan top view based. Gambar.19 merupakan ilustrasi sebelum dan..20
merupakan hasil proses top view based.

18
Gambar.19 Posisi scan world sebelum proses top view based

Gambar..20 Hasil proses top view based


Tahapan selanjutnya yang harus dilakukan untuk menyelesaikan registrasi ini adalah
proses cloud to cloud. Scan world hasil dari tahapan top view based akan memiliki nilai Z
yang sama pada obyek yang sama pula. Namun pada sumbu X dan Y masih belum terkoreksi,
sehingga diperlukan tahapan kedua. Sebelum memulai proses cloud to cloud terdapat
beberapa langkah tahapan awal yang perlu dilakukan. Persiapan pada cloud to cloud sama
dengan persiapan pada top view based. Bentuk persiapan yang dilakukan adalah pendekatan
visual antar scan world pada sumbu X dan Y sehingga akan mempercepat waktu proses cloud
to cloud. Setelah melakukan tahapan persiapan tersebut maka scan world siap untuk
melakukan tahapan akhir, yakni cloud to cloud. Menu pada faro scene untuk metode cloud to
cloud ini terletak pada menu place scans. Terdapat dua buah menu utama dalam cloud to
cloud, yakni cloud to cloud dan general. Pengaturan cloud to cloud menggunakan pengaturan
default sedangkan untuk general menggunakan pengaturan sesuai saat akuisisi data. Gambar
21 merupakan pengaturan dari menu cloud to cloud dan general.

19
Gambar 21 Pengaturan pada jendela cloud to cloud
Proses cloud to cloud yang dilaksanakan ini akan memberikan nilai koreksi.
Berdasarkan koreksi tersebut maka scan world akan tergabung menjadi sempurna membentuk
obyek seperti saat akuisisi data. Gambar 22 merupakan ilustrasi hasil cloud to cloud.

Gambar 22 Hasil proses cloud to cloud.


Tahapan-tahapan proses registrasi cloud to cloud menggunakan perangkat lunak faro
scene 5.3.3 secara lengkap dijelaskan pada lampiran C. Hasil registrasi target to target dan
cloud to cloud dinyatakan memenuhi standar RMS apabila lampu indikator pada software
menunjukkan minimal kuning ( > 10 mm dan < 20 mm) dan tergabung secara sempurna
(tidak ada gap).
Nilai RMS yang baik dan memenuhi indikator tidak selalu menjamin bahwa obyek
point clouds tergabung sempurna. Kasus ini ditemukan dalam beberapa kali proses registrasi
cloud to cloud. Hal yang berbeda ditunjukkan pada registrasi target to target. Pada registrasi
target to target tidak menemui adanya penyimpangan obyek seperti halnya cloud to cloud.
Gambar..23 merupakan contoh hasil yang mengalami gap dari proses registrasi cloud to
cloud.

20
Gambar 23 Contoh hasil proses cloud to cloud yang tidak sempurna.

21
BAB II

PELAKSANAAN

II.1. Alat dan Bahan


II.1. 1. Pengukuran Terrestial Laser Scanner
1. Terrestial Laser Scanner (Topcorn GLS 2000)
2. Statif
3. Payung

II.1. 2. Pengolahan data hasil pengukuran Terrestial Laser Scanner


1. Laptop/Komputer
2. Software Maptek
3. Data hasil pengukuran Terrestial Laser Scanner.

II.2.Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Lokasi Pelaksanaan Praktikum Survei Rekayasa, antara lain :

1. Pengarahan atau penyegaran materi dilaksanakan sebelum melakukan


praktikum di Candi Plaosan, Klaten, Jawa Tengah.
2. Praktikum Pemetaan Terrestial Laser Scanner dilaksanakan pada 29 November
2017 di Candi Plaosan, Klaten, Jawa Tengah.

II.3.Langkah Kerja
II.3.1. Pengukuran menggunakan Terrestial Laser Scanner
1. Mendirikan alat di titik sembarang (yang mencangkup area untuk
pertampalan hasil scanning dititik sebelumnya).
2. Mengatur beberapa parameter (kerapatan, interval waktu scanning).
3. Buat New Job.
4. Pilih Scanning.
5. Menunggu beberapa menit sampai proses scanning selesai.
6. Memindahkan alat dititik selanjutnya.
7. Mengulangi langkah 2 sampai dengan langkah 5.
8. Mengunduh data hasil scanning.

II.3.2. Pengolahan data hasil pengukuran Terrestial Laser Scanner


1. Membuka aplikasi Maptek.
2. Menginput data hasil unduhan alat.
22
3. Mengolah dengan proses registrasi.
4. Dengan registrasi automatic (menempelkan secara otomatis).
5. Apabila hasilnya tidak baik maka, dengan registrasi manual.
a. Translate untuk mendekatkan titik – titik acuan.
b. Global untuk overlay dengan data titik sebelumnya secara manual.

23
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 Hasil
(Terlampir)
III.2 Pembahasan

Pada praktikum survei rekayasa kali ini, mahasiswa melakukan pengukuran


menggunakan alat Terrestial Laser Scanner dengan metode clouds to clouds. Pada
saat melakukan pengukuran alat dapat berdiri disembarang tempat tanpa ada harus
ada titik acuan ,tetapi harus memperhatikan pertampalan minimal 40% dari titik
sebelum dan titik setelah berdiri alat.

Setelah pengukuran ,data hasil pengukuran diolah menggunakan software


Maptek. Proses awal yang dilakukan adalah input data kemudian dilanjutkan proses
regitrasi, ada 2 macam registrasi yang dilakukan registrasi automatic yaitu dengan
menempelkan secara otomatis dan registrasi dengan mendekatkan titik-titik acuan
secara manual.

Hasil akhir dari praktikum ini ,mahasiswa dapat mengetahui hasil dari
pengolahan data pengukuran Terrestial Laser Scanner yang direpresentasikan dalam
bentuk titik yang jumlahnya sangat banyak dimana setiap titik memiliki nilai
koordinat tiga dimensi relatif terhadap tempat berdiri alat.

24
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan


akusisi data dalam point clouds yang diperoleh dengan menggunakan beberapa
macam metode,setiap metode yang dilaksanakan akan menghasilkan kerapatan titik
yang berbeda. Semakin rapat titik yang dihasilkan maka akan semakin tinggi akurasi
/ketepatan bangunan yang dimodelkan.Pada penggukuran menggunakan TLS kali
inidilakukan dengan menggunakan metode clouds to clouds. Dengan metode clouds
to clouds didirikan di sembarang tempat namun harus memperhatikan pertampalan
antar titik.
Dalam pengolahan data hasil pengukuran dilakukan registrasi otomatis tetapi
apabila hasilnya kurang bagus maka dilakukan registrasi manual.

IV.2 Saran

Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan, dapat memberikan


saran bahwa:

1. Saat melakukan scanning diusahakan tidak menutupi kamera .


2. Dalam melakukan pengolahan data hasil pengukuran diusahakan
spesifikasi leptop yang digunakan tinggi
3. Dalam pemilihan titik berdiri alat dapat mencakup wilayah yang akan
di scan dan memperhatikan minimal 40% dari titik sebelum dan
setelah berdiri alat.

25
DAFTAR PUSTAKA

https://multisite.itb.ac.id/ftsl/wp-content/uploads/sites/8/2013/05/7.-S.-Hendriatiningsih-dkk-
Vol.21-No.2-Hal-163-167.pdf diakses pada 10 Desember 2017 pukul 22.38 WIB
Modul dari dosen

26
LAMPIRAN

27
1. Pengukuran di Candi Plaosan menggunakan Terrestial Laser Scanner.

28
28
28
31

Anda mungkin juga menyukai