Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PRNDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu bentuk kegiatan terapi

psikologik yang dilakukan dalam sebuah aktivitas dan diselenggarakan secara

kolektif dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis, perilaku dan

pencapaian adaptasi optimal pasien. Dalam kegiatan aktivitas kelompok;

tujuan ditetapkan berdasarkan akan kebutuhan dan masalah yang dihadapi

oleh sebagian besar peserta dan sedikit banyak dapat diatasi dengan

pendekatan terapi aktivitas kolektif.

Pemahaman akan jati diri pada seorang pasien akan sangat menentukan

penentuan terhadap citra diri positif pasien. Pengembangan dan eksplorasi

mendalam terhadap kekuatan dan kelemahan diri akan sangat penting artinya

dalam pencapaian pemahaman obyektif terhadap realitas diri dan sekaligus

modal dasar pembangunan citra diri untuk kemudian mengembangkan peran

diri. Pemahaman yang benar dan realtistis terhadap kekuatan dan kelemahan

diri merupakan salah satu kunci peningkatan konsep diri positif sebagai salah

satu modal dalam pengelolaan gangguan jiwa; khususnya yang dipengaruhi

adanya citra diri negatif seperti rasa tidak mampu, kekurangan fisik,

kekurangan fisiologis, rasa minder dan sebagainya.

1
Berdasarkan pemikiran diatas, maka Terapi aktivitas kelompok ini

bertujuan untuk mengembangkan citra diri positif melalui eksplorasi kekuatan

dan kelemahan diri.

B. Tujuan

a. Tujuan umum

Tujuan umum yaitu klien mampu memahami pentingnya kebersihan

diri dan perawatan diri serta manfaat perawatan diri.

b. Tujuan Khusus

1. Klien mampu melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.

2. Klien mampu memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri

3. Klien mampu menunjukkan aktivitas makan.

4. Klien mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting

sendiri.

2
BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Pengertian

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam

memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan

kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan

terganggu keperawatan dirinya jika dapat melakukan perawatan diri (Depkes

2000)

Defisit perawatan diri ialag gangguan kemampuan untuk melakukan

aktifitas perawatan diri ( mandi, berhias, makan, toileting). (Nurjannah, 2004)

Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan

untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan

fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak

mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya. (Tarwono dan

Wartonah 2000)

B. Tujuan

a. Tujuan umum

Pasien mampu melakukan latihan berhias diri.

b. Tujuan khususnya

1. Klien mampu menjelaskan manfaat berhias

3
2. Klien dapat mengenal dan menyebutkan alat-alat yang berhias

3. Klien mampu menyebutkan cara berhias dan menyisir rambut untuk

wanita

4. Klien mampu menggunakan alat-alat yang diberikan untuk berhias

C. Kriteria pasien

1. Pasien dengan riwayat dengan gangguan jiwa disertai dengan gangguan

perawatan diri : deficit perawatan diri.

2. Pasien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah tidak mengalami perilaku

agresif atau mengamuk dalam keadaan tenang.

3. Pasien dapat diajak bekerja sama (kooperatif).

D. Rencana kegiatan

1. Tempat : Ruang Enggang R.S.J.D. Atma Husada Mahakam

2. Hari : Jumat, 7 oktober 2016

3. Waktu : 09.00 s.d. 09.45 WITA

4. Jumlah peserta : 8 peserta

5. Lamanya : 45 menit.

E. Metode

1. Diskusi dan Tanya jawab

2. Bermain peran/ simulasi

4
F. Media

Peralatan berhias

G. Pembagian dan uraian tugas

Susunan pelaksana

1. Leader : Ahmad Hafi

2. Co. Leader : Jayanti Bastara Dewi

3. Fasilitator I : Diah Nur Islamiyah

4. Fasilitator II : Fitria Khairunnisa

5. Fasilitator III : Nur Rahma Azis

6. Fasilitator IV : Putri Wulandari

7. Fasilitator V : Riski Kristian Igo

8. Observer : Nindi Natania

Uraian Tugas pelaksana

1. Tugas Leader

 Memimpin berlangsungnya TAK

 Merencanakan, mengontrol dan mengatur berlangsungnya TAK

 Menyampaikan materi sesuai TAK

 Memimpin diskusi kelompok

5
2. Tugas Co. Leader

 Membuka acara

 Mendampingi leader

 Mengambil alih posisi leader jika leader bloking

 Menyerahkan kembali kepada leader posisi leader

 Menutup acara leader

3. Tugas fasilitator

 Ikut serta dalam kegiatan kelompok

 Memberikan stimulus dan motivasi kepada klien anggota kelompok

untuk aktif mengikuti berlangsungnya TAK.

4. Tugas Observer

 Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang

tersedia).

 Mengawasi berlangsungnya TAK dari mulai persiapan, proses hingga

penutupan.

H. Peserta

Ny. D

Ny. E

6
Ny. Y

Ny. O

Ny. L

Ny. N

Ny. P

Ny. I

I. Setting

1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.

2. Ruangan nyaman dan tenang.

Denah Pelaksanaan TAK

7
Keterangan :

: Leader

: Co. leader

: Perawat

: Observer

: Pasien

J. Alat :

1. Handphone

2. Bola

3. Buku catatan dan pulpen

4. Sisir, bedak, lipstick, kaca

K. Fase kerja

A. Persiapan

1. Memilih pasien dengan indikasi, yaitu Defisit perawatan diri.

2. Membuat kontrak dengan pasien.

3. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

B. Orientasi

Pada tahap ini terapis melakukan:

1. Memberi salam terapeutik: salam dari terapis.

2. Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini.

8
3. Memperkenalkan nama perawat dan pasien serta memasang atribut

nama pasien.

4. Kontrak :

a. Topik : Stimulasi Perawatan Diri, Sesi 5 tata Cara Berhias

b. Waktu : Lamanya Waktu yang di butuhkan 45 Menit

c. Tempat : Ruang Enggang

d. Manfaat : Pasien terlihat lebih rapi, segar, dan merasa percaya

diri.

e. Aturan Kelompok :

 Menjelaskan aturan kelompok berikut.

 Pasien yang akan meninggalkan kelompok harus meminta

izin kepada terapis.

 Lama kegiatan 45 menit.

 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

C. Kerja

1. Jelaskan kegiatan, yaitu handphone akan dihidupkan serta bola

diedarkan berlawanan dengan arah jarum jam (yaitu ke arah kiri) dan

pada saat handphone dimatikan maka anggota kelompok yang

memegang bola lalu pasien menyebutkan manfaat berhias dan

menyebutkan alat-alat untuk berhias.

9
2. Hidupkan handphone dan edarkan bola tenis berlawanan dengan arah

jarum jam.

3. Pada saat handphone dimatikan, anggota kelompok memegang bola

mendapat giliran untuk memperagakan cara berhias.

4. Ulangi kegiatan tersebut sampai semua anggota kelompok mendapat

giliran.

5. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan

memberi tepuk tangan.

D. Terminasi

1. Evaluasi

a. Evaluasi Subjektif

Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK.

b. Evaluasi objektif

Pasien mampu menyebutkan manfaat berhias dan alat-alat yang

digunakan untuk berhias.

2. Rencana Tindak Lanjut

 Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih cara berhias diri di

kehidupan sehari-hari.

 Memasukkan kegiatan berhias diri diri pada jadwal kegiatan harian

pasien.

10
3. Kontrak yang akan datang

 Menyepakati kegiatan berikut, yaitu latihan berhias diri.

 Menyepakati waktu dan tempat.

E. Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap

kerja yang menilai kemampuan pasien melakukan TAK. Aspek yang

dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK

sesi 5, dievaluasi kemampuan pasien untuk mempraktikkan cara berhias dan

menyebutkan alat-alat berhias dengan menggunakan formulir evaluasi berikut

No: Aspek yang Dinilai Nama Klien

1. Menyebutkan manfaat dari

berhias

2. Menyebutkan alat-alat yang

digunakan untuk berhias

3. Menyebutkan cara berhias

dan menyisir rambut untuk

wanita

4. Mempraktikkan cara

11
berhias

Jumlah

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu bentuk kegiatan terapi

psikologik yang dilakukan dalam sebuah aktivitas dan diselenggarakan secara

kolektif dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis, perilaku dan

pencapaian adaptasi optimal pasien. Dalam kegiatan aktivitas kelompok; tujuan

ditetapkan berdasarkan akan kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh sebagian

besar peserta dan sedikit banyak dapat diatasi dengan pendekatan terapi aktivitas

kolektif.

Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan

aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting). Kurang perawatan diri

adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan

untuk dirinya. Sesi yang digunakan untuk terapi aktivitas kelompok pada defisit

perawatan diri yaitu sesi memperkenalkan diri, sesi manfaat pentingnya

perawatan diri, sesi tata cara berhias, menyebutkan manfaat berhias, alat-alat

berhias, dan mampu mempraktikkan cara berhias.

B. Saran

Pasien mampu melakukan latihan berhias diri secara mandiri.

13
DAFTAR PUSTAKA

DepKes (2000). Standar Pedoman Keperawatan Jiwa. Jakarta: DepKes

Keliat, Budi Anna. Dkk, (2007). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa. Jakarta: EGC

Keliat, Akemat, (2004). Keperawatan Jiwa Teori Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC

Nurhasanah. J. dkk, (2006). Ilmu Komunikasi dalam Konteks Keperawatan. Jakarta:

TBK

Tarwoto & Wartonah (2000). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC

14

Anda mungkin juga menyukai