Anda di halaman 1dari 86

BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman

Tata
Kelola

PEDOMAN TATA KELOLA


BLUD PUSKESMAS TAMBAKBOYO

UPTD Puskesmas Tambakboyo


Kabupaten Ngawi

0
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

2016

1
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. PENGERTIAN POLA TATA KELOLA

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 7 Tahun 2006 dan Permendagri No.61
Tahun 2007, Pengertian Pola Tata Kelola adalah merupakan peraturan internal yang dimaksudkan
sebagai upaya untuk menjadikan lembaga pelayanan publik menjadi lebih efisien,efektif dan
produktif. Pola tata kelola ini akan mengatur mengenai organisasi, tatalaksana, akuntabilitas dan
transparansi organisasi yang menerapkan PPK –BLUD.

Selanjutnya dalam pasal 31 dan 32 Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 disebutkan,


bahwa BLUD beroperasi berdasarkan pola tata kelola atau peraturan internal, yang memuat antara
lain:

1. Struktur organisasi.

Menggambarkan posisi jabatan, pembagian tugas, fungsi, tanggung jawab, dan


wewenang dalam organisasi.

2. Prosedur kerja.

Menggambarkan hubungan dan mekanisme kerja antar posisi jabatan dan fungsi dalam
organisasi.

3. Pengelompokan fungsi yang logis.

Menggambarkan pembagian yang jelas dan rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi
pendukung yang sesuai dengan prinsip pengendalian intern dalam rangka efektifitas
pencapaian organisasi.

4. Pengelolaan sumber daya manusia.

Merupakan pengaturan dan kebijakan yang jelas mengenai sumber daya manusia yang
berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif dan kualitatif/kompeten untuk
mendukung pencapaian tujuan organisasi secara efisien, efektif, dan produktif.

1.2. PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA

Sebagai sebuah institusi yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat


(directservices), Puskesmas harus menerapkan tata kelola yang baik agar tujuan pemberian
pelayanan tersebut dapat tercapai sesuai harapan masyarakat. Prinsip-prinsip tata kelola
2
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

BLUD sebagaimana disebutkan dalam pasal 31 ayat (2) dan pasal 33 Permendagri Nomor 61
Tahun 2007, terdiri dari :

1. Transparansi. Merupakan azas keterbukaan yang dibangun atas dasar kebebasan


arus informasi agar informasi secara langsung dapat diterima oleh pihak-pihak yang
membutuhkan.

2. Akuntabilitas. Merupakan kejelasan fungsi, struktur, dan sistem yang dipercayakan


kepada BLUD agar pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan.

3. Responsibilitas. Merupakan kesesuaian atau kepatuhan pengelolaan BLUD/BLUD


terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip organisasi
yang sehat.

4. Independensi. Merupakan kemandirian Pengelolaan Organisasi secara profesional,


tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/ tekanan dari pihak manapun yang tidak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika.

Disamping keempat prinsip tersebut, prinsip lain yang tidak kalah


penting harus diimplementasikan oleh Puskesmas dalam tata Kelola adalah prinsip
Kesetaraan (Fairness). Kesetaraan dalam hal ini merupakan keadilan dan kesetaraan dalam
memenuhi hak hak stakeholder BLUD yang timbul berdasarkan perjanjian maupun
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1.3. TUJUAN PENERAPAN TATA KELOLA.


1. Terselenggaranya kegiatan Puskesmas yang dikelola dengan menerapkan prinsip
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, dan independen agar pelayanan lebih
berkualitas dan mempunyai daya saing yang kuat di pasar. (implementasi dari prinsip
tata kelola)
2. Terselenggaranya pengelolaan puskesmas secara profesional, melalui penataan struktur
organisasi, agar ada kejelasan tugas, fungsi, wewenang dan tanggungjawab masing
masing bagian sesuai dengan aturan yang berlaku. (peningkatan profesionalitas
pegawai)
3. Terlaksananya kegiatan di Puskesmas sesuai standart prosedur kerja, pengelompokan
fungsi yang lebih operasional, serta pengelolaan sumber daya yang lebih efektif dan
efisien, (tercapainya faktor efisiensi dan efektifitas)
4. Meningkatkan tingkat kepatuhan petugas terhadap standart pelayanan serta peraturan
dan perundangan yang berlaku.(consistent law enforcement)

5. Meningkatkan kontribusi puskesmas dalam upaya membangun kesehatan masyarakat


di wilayah kerjanya. (peningkatan kinerja dan keuangan Puskesmas).
3
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

1.4. PERUBAHAN TATA KELOLA.

Beberapa perubahan sebagai dampak diterapkannya manajemen BLUD pada


puskesmas mengacu pada Permendagri no 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) akan mengalami perubahan
peraturan internal yang memuat antara lain:

1. Struktur organisasi;

2. Prosedur kerja;

3. Pengelompokan fungsi yang logis;

4. Pengelolaan sumber daya manusia.

BAB II
ORGANISASI & TATA LAKSANA
4
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

2.1. STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS;


2.1.1. Struktur Organisasi Puskesmas Saat Ini
2.1.1.1. Dasar hukum.

Puskesmas Tambakboyo Kabupaten Ngawi yang telah berdiri sejak tahun 1992
merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi. yang sudah
mengalami beberapa pergeseran kepemimpinan mulai dari :

1. Tahun 1992 - 1993 dipimpin oleh dr. Adaniar Apriliani

2. Tahun 1993 – 1997 dipimpin oleh dr. Pitoyo Catur W

3. Tahun 1997 – 2000 dipimpin oleh dr. Syafiq Ahmad

4. Tahun 2000 – 2003 dipimpin oleh dr. Wahyu Widarti

5. Tahun 2003 – 2010 dipimpin oleh dr. Ina Parastuti

6. Tahun 2010 – 2015 dipimpin ole dr. Gari Sawindri

7. Tahun 2015 – Sekarang dipimpin oleh dr. Agung Wahyu Hidayat

Sebagai Puskesmas induk, Puskesmas Tambakboyo mempunyai : 1 Pustu , yaitu


Pustu Kedungharjo, dan 3 Poskesdes, yaitu Poskesdes Bulaktimun, Poskesdes Pakah 1 ,
Poskesdes Pakah 2.

Penetapan UPT Puskesmas diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi


Nomor : 08 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas Daerah pasal 18 ayat 1
huruf g, sebagaimana telah dirubah dengan Perda Nomor : 16 tahun 2011 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja
Dinas Daerah.

Sedangkan untuk pengaturan Tugas pokok dan Fungsi UPT dijabarkan dalam Peraturan
Bupati Nomor 58 tahun 2008 tentang Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan.

2.1.1.2. Struktur Organisasi Puskesmas.

Struktur Organisasi Puskesmas sebagaimana dituangkan dalam lampiran Peraturan


Bupati Nomor 58 Tahun 2008 adalah sebagai berikut :

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) DINAS KESEHATAN

5
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

6
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

Dari bagan tersebut dapat diuraikan bahwa struktur organisasi Puskesmas Tambakboyo
Kabupaten Ngawi terdiri dari:

1. Kepala Puskesmas;
2. Subag Tata Usaha; meliputi :
a. Urusan umum dan kepegawaian
b. Urusan Keuangan
c. Urusan SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan Tingkat Puskesmas)
d. Urusan Inventaris
3. Petugas Pelaksana, meliputi :
a. Pelaksana Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
b. Pelaksana Pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
c. Jejaring Puskesmas yang terdiri dari :

1) Puskesmas Pembantu
2) Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)

4. Kelompok jabatan Fungsional meliputi Tim Manajemen Mutu

Penjelasan tugas dan fungsi sebagaimana tersebut di atas adalah sebagai berikut ini :

1. Kepala Puskesmas

Puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas yang dalam melaksanakan tugas
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan (Perda
Nomor : 16 tahun 2011 pasal 21 ayat 1)

2.Sub Bagian Tata Usaha

Sub bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang dalam
melaksanakan tugas berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Puskesmas. Kepala Sub Bagian Tata Usaha bukan merupakan pejabat eselon.

Sub Bagian Tata Usaha mengkoordinir kegiatan :

– Urusan Kepegawaian dan Umum


– Keuangan
– SP2TP
– Inventaris

3. Petugas Pelaksana, terdiri dari :

a. Pelaksana Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

Pelaksana Upaya Kesehatan Masyarakat dikoordinasikan oleh seorang koordinator


Program UKM, yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan program wajib dan
program pengembangan. Dalam melaksanakan tugas berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas.
7
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

Pelaksana UKM mengkoordinasikan kegiatan :

1) Program Wajib.

a) Program Promosi Kesehatan.

b) Program Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

c) Program Gizi Masyarakat

d) Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

e) Program Kesehatan Lingkungan

2) Program pengembangan,
a) Program Perkesmas
b) Program UKS
c) Program Kesehatan Indera
d) Program UKK
e) Program Kesehatan Olah Raga
f) Program Kesehatan Jiwa
g) Program Usia Lanjut
h) Program KRR

b. Pelaksana Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

Pelaksana Pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan dikoordinasikan oleh seorang


Koordinator program UKP, yang bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Perorangan. Dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas.

Pelaksana UKP mengkoordinir kegiatan :

1) Pelayanan Rawat jalan


2) Pelayanan Gawat Darurat
3) Pelayanan Rawat Inap / Pra Poned
4) Pelayanan Penunjang, terdiri dari:
a) Pelayanan Penunjang Medis
b) Pelayanan Penunjang Non Medis

4. Jejaring Puskesmas :

Jejaring Puskesmas ini dibentuk untuk lebih memperluas dan mendekatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Yang termasuk jejaring Puskesmas meliputi :

a. Puskesmas Pembantu

Puskesmas Pembantu adalah unit pelayanan kesehatan jejaring puskesmas yang


berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan yang dilakukan
8
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

puskesmas, dipimpin oleh seorang yang ditunjuk menjadi penanggung jawab


Puskesmas Pembantu yang dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada
Kepala Puskesmas.

b. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)


Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dipimpin oleh seorang Bidan Desa sebagai
penanggung jawab Poskesdes yang dalam melaksanakan tugas secara teknis
bertanggung jawab kepada kepala Puskesmas dan secara administratif
bertanggung jawab kepada Kepala Desa/ LKMD

5. Pelaksana Tim Manajemen Mutu

Merupakan unit yang dibentuk oleh Kepala Puskesmas untuk memantau dan
mengendalikan kualitas pelayanan kesehatan sesuai dengan standart pelayanan yang
telah ditentukan. Dipimpin oleh seorang yang ditunjuk sesuai dengan kemampuannya.
Dalam melaksanakan tugas dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas.

Sebagai UPT Dinas kesehatan maka Puskesmas berperan menyelenggarakan


sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi dan sebagai
unit pelaksana kesehatan tingkat pertama. Uraian tugas masing-masing bagian yang
terdapat dalam struktur organisasi Puskesmas adalah sebagai berikut:

1. Kepala Puskesmas mempunyai tugas:

a. Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi;

b. Melaksanakan koordinasi dengan pejabat terkait di lingkungan Dinas


Kesehatan dan tingkat Kecamatan sesuai dengan bidang tugasnya;

c. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas


Kesehatan sesuai dengan bidang tugasnya.

2. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas:

a.Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan di bidang ketatausahaan


yang meliputi kegiatan administrasi umum dan kepegawaian, keuangan,
pencatatan dan pelaporan.
b.Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD sesuai
dengan bidang tugasnya.

3. Pelaksana Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat, mempunyai tugas:

a. Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan perencanaan,


pelaksanaan, monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan kesehatan di
9
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

masyarakat yang ditetapkan oleh pemerintah meliputi Upaya wajib dan


Upaya Pengembangan.

Upaya kesehatan wajib, meliputi :

1) Upaya Promosi Kesehatan


Mengkoordinasikan kegiatan promosi kesehatan, pengembangan
UKBM, pemberdayaan kesehatan masyarakat, serta pembiayaan
kesehatan
2) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak,
kesehatan reproduksi dan Keluarga Berencana.
3) Upaya Gizi masyarakat
mengkoordinasikan kegiatan pembinaan dan peningkatan Gizi
masyarakat serta pengendalian kasus Gizi masyarakat.
4) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan penyakit
mengkoordinasikan kegiatan pengamatan, pencegahan dan
pemberantasan penyakit, kegiatan imunisasi, kegiatan matrra dan
bencana, serta penyakit degeneratif.
5) Upaya Kesehatan Lingkungan
Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penyehatan lingkungan,
pengelolaan tempat-tempat umum dan sanitasi dasar, pengelolaan
kesehatan makan dan minuman.
Upaya Kesehatan Pengembangan mengkoordinasikan kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan
Pengembangan yang ditetapkan sesuai dengan kebutuhan

b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas sesuai


dengan bidang tugasnya.

4. Pelaksana Pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan, mempunyai tugas:

a. Mengkoordinir kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan


pelayanan kesehatan perorangan meliputi kegiatan :

-Pelayanan Rawat Jalan


-Pelayanan Gawat darurat
-Pelayanan Rawat Inap / Pra PONED
-Pelayanan Penunjang baik Medik maupun non Medik

b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD sesuai dengan
bidang tugasnya.

5. Puskesmas Pembantu

10
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

Sebagai unsur jejaring UPTD Puskesmas yang berfungsi untuk menunjang dan
membantu pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) dalam wilayah kerja tertentu, mempunyai tugas:

a. Memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas


Pembantu

b. Menggerakkan masyarakat di wilayah kerjanya agar dapat menciptakan


lingkungan / desa yang sehat

c. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan , keluarga, dan


masyarakat

e. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan serta evaluasi kegiatan

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas sesuai


dengan bidang tugasnya.

6. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)

Poskesdes mempunyai tugas:

a. Melaksanakan sebagian tugas Puskesmas di wilayah kerja satu Desa, meliputi


Pelayanan Kebidanan Dasar, Pertolongan Persalinan Normal, kesehatan ibu dan
anak serta keluarga berencana.

b. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan serta evaluasi kegiatan

c. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas sesuai


dengan bidang tugasnya.

2.1.2. Perubahan Struktur Organisasi Puskesmas Setelah Menjadi BLUD


2.1.2.1 Perspektif Perubahan.

Dalam rangka implementasi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

11
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

Daerah (PPK-BLUD), maka organisasi Puskesmas di wilayah Kabupaten Ngawi perlu


disesuaikan berdasarkan :

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan


Keuangan Badan Layanan Umum

2. Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan


Badan Layanan Umum Daerah.

3. Peraturan Bupati Ngawi nomor 14 tahun 2015 tentang pedoman teknis


penyelenggaraan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-
BLUD) Unit Pelaksana Teknis Dinas Puskesmas Kabupaten Ngawi.

Dalam Operasionalnya Struktur Organisasi Puskesmas setelah menjadi PPK-BLUD


sesuai nomenklatur yang berlaku pada pemerintah daerah, maka tidak ada perubahan yang
mendasar dalam struktur tugas dan fungsi dari Kelembagaan Puskesmas, Hanya
pengelompokan fungsi pada Petugas pelaksana lebih ditata sesuai fungsi yang logis serta
tim Kendali Mutu pada kelompok jabatan Fungsional ditingkatkan fungsinya menjadi Satuan
Pengendali Intern (SPI), sesuai dengan kebutuhan puskesmas.

Perubahan lainnya dari struktur organisasi Puskesmas Kabupaten Ngawi yang perlu
dilakukan sesuai dengan kaidah setelah penerapan PPK-BLUD adalah penetapan Pejabat
Pengelola PPK-BLUD, Dalam Permendagri Nomor 61 tahun 2007 Bagian kedua pasal 34
disebutkan bahwa Pejabat Pengelola BLUD terdiri atas :

1. Pemimpin
2. Pejabat Keuangan, dan
3. Pejabat Teknis

Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan pejabat pengelola BLUD


ditetapkan berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktek bisnis yang sehat yakni
meningkatnya kinerja keuangan dan non keuangan berdasarkan kaidah manajemen yang
baik.

Sesuai dengan ketentuan di atas maka :

1. Adanya Penyebutan Pejabat Pengelola BLUD yang disesuaikan dengan nomenklatur


pemerintah setempat adalah sebagai berikut :

a. Kepala Puskesmas sebagai Pemimpin BLUD,

b. Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis dapat direpresentasikan dengan jabatan


yang ada

12
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

2. Pemimpin BLUD dapat membentuk Satuan Pengendalian Intern (SPI) dalam rangka
meningkatkan sistem pengendalian intern puskesmas.

3. Adanya penambahan fungsi dalam penatausahaan keuangan BLUD yaitu fungsi


akuntansi, verifikasi dan pelaporan.

2.1.2.2 Struktur organisasi.

Struktur Organisasi Puskesmas BLUD dapat digambarkan sebagaimana dalam


bagan di bawah ini :

13
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

14
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

Dari bagan tersebut terlihat bahwa usulan struktur organisasi Puskesmas


Kabupaten Ngawi terdiri dari:

1. Kepala Puskesmas

2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha, membawahi :

- Pelaksana urusan Umum dan Kepegawaian

- Pelaksana Urusan Keuangan

- Pelaksana Perencanaan dan informasi

3. Pelaksana Teknis terdiri dari :

- Penanggungjawab Bidang Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), yang


mengkoordinir kegiatan program Pencegahan dan Pemberantasan penyakit,
promosi kesehatan, penyehatan lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak serta
Keluarga berencana, serta program Gizi masyarakat
- Penanggungjawab Bidang Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), mengkoordinir
kegiatan Pelayanan rawat jalan, UGD. Rawat Inap dan Pra PONED, serta
pelayanan Penunjang baik Medis maupun Non Medis.
4. Jejaring Puskesmas terdiri dari :
- Puskesmas Pembantu
- Pos Kesehatan Desa (Polindes)
5. Kelompok Jabatan Fungsional berupa :

- Satuan Pengendali Intern

2.1.2.3. Tugas Pokok dan Wewenang dalam Organisasi BLUD

Uraian tugas dari struktur baru yang akan dilaksanakan pada saat implementasi
PPK-BLUD adalah sebagai berikut:

1. Kepala Puskesmas sebagai Pemimpin BLUD


Dengan mengacu pada pasal 32 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2005 dan pasal 37 ayat 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
61 Tahun 2007, Kepala Puskesmas Tambakboyo bertindak sebagai Pemimpin BLUD
dan berfungsi sebagai penanggung jawab umum operasional dan keuangan
Puskesmas.

Di samping melaksanakan tugas sebagaimana disebutkan dalam uraian tugas

15
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

sebelum Puskesmas menerapkan PPK-BLUD, Mendasar pada Peraturan Bupati


Kabupaten Ngawi Nomor 14 Tahun 2015 maka Kepala Puskesmas setelah
menerapkan PPK – BLUD memiliki kewajiban sebagai berikut :

a.Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi Puskesmas;

b.Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan dan


mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan BLUD;

c.Menyusun Renstra Bisnis;

d.Menyiapkan Standart Pelayanan Minimal SPM );

e.Menyiapkan RBA;

f.Mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis sesuai ketentuan yang
berlaku;

g.Menetapkan pejabat lain sesuai kebutuhan BLUD, selain pejabat yang telah
ditentukan dengan peraturan dan perundangan; dan

h.Menyampaikan dan pertangunggjawaban kinerja operasional dan keuangan


BLUD kepada Bupati.

Mengingat pasal 41 ayat 2 Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 bahwa Kepala


Puskesmas sebagai Pemimpin BLUD bertindak sebagai Kuasa Pengguna Anggaran,
maka Kepala Puskesmas di Unit Kerja Puskesmas BLUD di wilayah Kabupaten Ngawi
berstatus PNS sebagai pejabat struktural yang ditetapkan dengan Surat Keputusan
Bupati Ngawi.

2. Pejabat Keuangan.
Dengan mengacu pada pasal 32 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2005, pasal 38 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun
2007 dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
PER/02/M.PAN/1/2007 Tanggal 25 Januari 2007 tentang Pedoman Organisasi
Satuan Kerja Di Lingkungan Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Kepala Subbagian Tata Usaha
bertindak sebagai Pejabat Keuangan dan berfungsi sebagai penanggung jawab
keuangan puskesmas termasuk fungsi akuntansi, verifikasi dan pelaporan.

Oleh karena itu, disamping melaksanakan tugas sebagaimana disebutkan dalam


uraian tugas sebelum Puskesmas menerapkan PPK-BLUD, Pejabat Keuangan juga
memiliki kewajiban sebagai berikut:
16
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana bisnis anggaran (RBA).

b. Menyiapkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) puskesmas

c. Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja.

d. Menyelenggarakan pengelolaan kas.

e. Melakukan pengelolaan hutang dan piutang.

f. Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap, dan investasi

puskesmas.

g. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan.

h. Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.

3. Pejabat Teknis.
Dengan mengacu pada pasal 32 ayat 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2005, pasal 39 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun
2007 dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
PER / 02 / M.PAN / 1 / 2007 Tanggal 25 Januari 2007 tentang Pedoman Organisasi
Satuan Kerja Di Lingkungan Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Pejabat Teknis terdiri dari :

a. Penanggungjawab Bidang Upaya Kesehatan Masyarakat

b. Penanggungjawab Bidang Upaya Kesehatan Perorangan

Pejabat Teknis berfungsi sebagai penanggung jawab teknis di unit kerjanya.


Tanggungjawab sebagaimana dimaksud berkaitan dengan Mutu, Standarisasi,
administrasi, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan peningkatan sumber
daya lainnya. Selain melaksanakan tugas mengkoordinir pelaksanaan pelayanan
medis dan pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat, Pejabat Teknis memiliki
kewajiban sebagai berikut:

a. Menyusun perencanaan kegiatan teknis di unit kerjanya.

b. Melaksanakan kegiatan teknis berdasarkan RBA.

c. Mempertanggungjawabkan kinerja operasional di unit kerjanya.

4. Kepala Urusan, Koordinator Bidang dan Penanggungjawab Jaringan Puskesmas

a. Sub Bagian Tata Usaha membawahi :

1) Kepala Urusan Perencanaan dan Informasi


17
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

Mempunyai tugas sebagai berikut :

a) Melaksanakan dan mengkoordinasikan penyusunan


Renstra Bisnis;

b) Melaksanakan dan mengkoordinasikan penyusunan


perencanaan program dan kegiatan tahunan dalam RBA;

c) Melaksanakan dan mengkoordinasikan


pelaksanaan sistem informasi kesehatan;

d) Melaksanakan dan mengkoordinasikan standart


pelayanan minimal dan indikator kinerja;

e) Melaksanakan dan mengkoordinasikan penyusunan


dan pelaporan pertangunggjawaban program dan keuangan

f) Melaksanakan dan mengkoordinasikan


penyusunan profil dan laporan tahunan; dan

g) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh


Kepala Puskesmas sesuai bidang tugasnya.

2) Kepala Urusan Keuangan

Mempunyai tugas sebagai berikut :

a) Melaksanakan administrasi Keuangan;

b) Melaksanakan pengurusan gaji pegawai dan pembayaran hak-hak


keuangan;

c) Melaksanakan dan mengkoordinasikan perencanaan,


pelaksanaan, dan evaluasi pendapatan dan belanja Puskesmas;

d) Melaksanakan koordinasi dan penyusunan laporan


pertangunggjawaban Keuangan; dan

e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas


sesuai bidang tugasnya.

3) Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian

Mempunyai tugas sebagai berikut :

a) Melaksanakan pengelolaan surat menurat, tata kearsipan dan


penggandaan dokumen;
18
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

b) Melaksanakan administrasi kepegawaian meliputi pengumpulan data


pegawai, Penyusunan buku induk, kenaikan pangkat, gaji berkala,
mutasi pegawai, daftar Urut Kepangkatan, cuti, Pembinaan karier,
Pembinaan Pegawai, Pemberhentian Pensiun Pegawai;

c) Menyiapkan bahan usulan upaya kesejahteraan pegawai;

d) Menyiapkan bahan untuk kegiatan pendidikan dan latihan pegawai;

e) Melaksnakan evaluasi dan pelaporan administrasi kepegawaian;

f) Melaksanakan koordinasi dalam perencanaan pengadaan,


pemeliharaan alat kesehatan dan pengembangan inventaris , aset,
pemeliharaan kebersihan dan keamanan kantor;

g) Melaksanakan pengelolaan kegiatan rumah tangga Puskesmas; dan

h) Melakasnakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas sesuai


bidang tugasnya.

b. Penanggungjawab Bidang UKM, membawahi :

1) Koordinator Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit

Mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan


pengamatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit baik yang
menular langsung maupun tak langsung, kegiatan surveilans dan
imunisasi, kesehatan khusus, kegiatan matra dan bencana, serta
penyakit degeneratif dan NAPZA.

2) Koordinator Program Promosi Kesehatan

Mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan promosi


Kesehatan melalui berbagai media, pengembangan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKBM),pemberdayaan kesehatan masyarakat, serta
pembiayaan kesehatan.

3) Koordinator Program Penyehatan Lingkungan

Mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoodinir kegiatan


penyehatan lingkungan, pengelolaan tempat umum dan sanitasi dasar,
pengeluaan kesehatan makan dan minuman

4) Kordinator Program Kesehatan Ibu dan Anak serta keluarga Berencana

19
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

Mempunyai tugas dan mengkoordinir kegiatan pelayanan kesehatan ibu


dan anak ,kesehatan produksi dan Keluarga Berencana

5) Koodinator Program Gizi

Mempunyai tugas dan mengkoordinir kegiatan pembinaan dan


peningkatan gizi masyarakat serta penanggukangan kasus gizi
masyarakat.

c. Bidang Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP), membawahi :

1) Koordinator Pelayanan rawat jalan / UGD

Mempunyai tugas dan malaksanakan dan mengkoodinasikan kegiatan


di poli umum Dewasa/Anak, KIA/KB, Jiwa, DDTTK, Klinik Sanitasi, UGD,
dan Puskesmas keliling

2) Koordinator Pelayanan Rawat Inap

Mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan


Pelayanan rawat inap di ruang Perawatan.

3) Koordinator Pelayanan Pra PONED

Mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan


Pelayanan Kebidanan, Neonatal, Kegawatdaruratan Kebidanan dasar di
ruang Perawatan Pra PONED.

4) Koordinator Pelayanan Penunjang, terdiri dari :

a) Penunjang Medik

Meliputi dari Laboratorium, Instalasi Kefarmasian, Instalasi


Radiologi, dan Fisioterapi.

b) Penunjang Non Medik

Meliputi dari Rekam Medik, Ambulan, Instalasi Sarana Prasarana,


Instalasi Pengelolaan limbah/ sampah, Cleaning Servis, Satpam,
Parkir.

d. Penanggungjawab Jaringan Puskesmas

1) Penanggungjawab Puskesmas Pembantu ( PUSTU )

20
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

Mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan operasional


pelayanan kesehatan dasar di wilayah Puskesmas Pembantu.

2) Penanggungjawab Pos Kesehatan Desa (POSKESDES)

Mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan operasional


pelayanan kebidanan di satu wilayah Desa.

5. Satuan Pengendali Intern (SPI)


SPI adalah unit yang dibentuk oleh Kepala Puskesmas untuk membantu terciptanya
sistem pengendalian dan pengawasan internal yang efektif di Puskesmas.
SPI mempunyai tugas :
a. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian di bidang administrasi dan
manajemen, bidang operasional program dan pelayanan kesehatan
Puskesmas;
b. Memberikan rekomendasi perbaikan mutu dan kinerja Puskesmas; dan
c. Melaksanakan Audit mutu dan kinerja Puskesmas.
SPI dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas.

6. Dewan Pengawas.

Satker / Unit Kerja BLUD yang memiliki realisasi nilai omzet tahunan menurut
laporan operasional atau nilai aset menurut neraca yang memenuhi syarat minimal,
dapat dibentuk dewan pengawas.

Pembentukan Dewan Pengawas dilakukan apabila puskesmas telah memiliki:

a. Realisasi nilai omzet pendapatan operasional tahunan menurut realisasi


anggaran, minimum sebesar Rp 15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah),
dan/atau

b. Nilai aset menurut neraca, minimum Rp 75.000.000.000,00 (tujuh puluh lima


miliar rupiah).

Dewan pengawas bertugas melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap


pengelolaan BLUD yang dilakukan oleh pejabat pengelola sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Dewan Pengawas berkewajiban:

a. Memberikan pendapat dan saran kepada kepala daerah mengenai RBA yang
diusulkan oleh pejabat pengelola;

21
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

b. Mengikuti perkembangan kegiatan BLUD dan memberikan pendapat serta


saran kepada kepala daerah mengenai setiap masalah yang dianggap penting
bagi pengelolaan BLUD;

c. Melaporkan kepada kepala daerah tentang kinerja BLUD;

d. Memberikan nasehat kepada pejabat pengelola dalam melaksanakan


pengelolaan BLUD;

e. Melakukan evaluasi dan penilaian kinerja baik keuangan maupun non


keuangan, serta memberikan saran dan catatan-catatan penting untuk
ditindaklanjuti oleh pejabat pengelola BLUD; dan

f. Memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja.

Dewan pengawas dibentuk dengan keputusan kepala daerah atas usulan pemimpin
BLUD. Pengangkatan anggota dewan pengawas tidak bersamaan waktunya dengan
pengangkatan pejabat pengelola BLUD,

Anggota dewan pengawas dapat terdiri dari unsur-unsur:

a. Pejabat SKPD yang berkaitan dengan kegiatan BLUD;

b. Pejabat di lingkungan satuan kerja pengelola keuangan daerah; dan

c. Tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan BLUD.

Kepala daerah dapat mengangkat sekretaris dewan pengawas untuk mendukung


kelancaran tugas dewan pengawas. Sekretaris dewan pengawas sebagaimana
dimaksud, bukan merupakan anggota dewan pengawas.

Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas dewan pengawas dan
sekretaris dewan pengawas dibebankan pada BLUD dan dimuat dalam RBA.

Mendasar pada hal tersebut di atas maka Dewan Pengawas seperti tersebut diatas
tergantung pada kemampuan masing-masing Puskesmas. Untuk Puskesmas
Karanganyar belum memungkinkan dibentuk Dewan Pengawas mengingat
kemampuan keuangan Puskesmas Tambakboyo baik dari segi jumlah omzet
pendapatan per tahun maupun jumlah aset belum memenuhi syarat.

2.2. PROSEDUR KERJA

Definisi Prosedur Kerja yaitu urut-urutan pekerjaan yang dilakukan oleh Puskesmas
dalam melaksanakan kegiatannya. Prosedur kerja setiap proses pengelolaan manajerial dan

22
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

pelayanan.

SOP merupakan acuan bagi seluruh staf dan karyawan Puskesmas Tambakboyo
dalam melaksanakan pekerjaan. Acuan pelaksanaan pekerjaan merupakan bagian vital
dalam pengelolaan Puskesmas Karanganyar dan diharapkan merupakan suatu standar baku
dalam proses bisnis puskesmas sehingga pelayanan kepada seluruh pengguna dapat
mencapai standar yang diinginkan. SOP Puskesmas Tambakboyo dalam rangka memberikan
pelayanan kepada masyarakat, baik pelayanan manajemen, pelayanan medis, maupun
pelayanan non medis telah ditetapkan oleh Pejabat Pengelola Puskesmas. SOP ini telah
didokumentasikan, disosialisasikan, dan diimplementasikan di setiap instalasi dan unit kerja
lainnya. Dengan adanya SOP ini diharapkan pelaksanaan atau proses kinerja dan layanan
pada setiap unit kerja dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan manual mutu. Dengan
prosedur kerja ini pula dapat dijadikan bahan evaluasi terhadap pelaksanaan dan hasil
kinerja dari setiap proses kinerja.

SOP yang telah ditetapkan, secara ringkas uraiannya adalah sbb:

2.2.1. Pelayanan Manajemen


2.2.1.1 Prosedur Pelayanan Umum dan Kepegawaian
Adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan
mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi perkantoran yang berisi cara
melakukan pekerjaan, waktu pelaksanaan, tempat penyelenggaraan dan petugas yang
berperan dalam kegiatan. Sebagai suatu aturan, regulasi, dan kebijakan yang secara terus
menerus menjamin perilaku yang benar bagi seluruh pegawai instansi pemerintah, maka
SOP sangat tepat diterapkan pada aktivitas administrasi perkantoran yang relatif bersifat
rutin, berulang, serta menghendaki adanya keputusan yang terprogram guna melayani
pelanggannya.
1. SOP surat menyurat (minimal surat masuk dan surat keluar)
2. SOP Kepegawaian ( kenaikan pangkat, berkala)
3. SOP legalisasi contoh : Surat Keterangan Sehat, Visum
4. SOP inventarisasi barang

2.2.1.2. Prosedur Pelayanan Keuangan


Adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan
mengenai berbagai proses (1)penatausahaan keuangan, (2)pertanggungjawaban serta
(3)pelaporan keuangan yang berisi cara melakukan pekerjaan, waktu pelaksanaan, tempat
penyelenggaraan dan petugas yang berperan dalam kegiatan.
Prosedur Penatausahaan meliputi (1)perencanan, (2)pertanggungjawaban, (3)Pembukuan
dan (4)Pelaporan Keuangan atas kegiatan yang didanai dari :
1. Jasa Layanan

23
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

2. Hibah
3. Hasil kerjasama sama dengan lain
4. APBD
5. APBN
6. Lain-lain pendapatan BLUD yang sah

2.2.1.3 Prosedur Pengelolaan Sumberdaya


1. Pengelolaan SDM, meliputi analisa kebutuhan pegawai, proses rekrutmen, jenjang
karir, penghargaan dan sanksi.
2. Pengelolaan Sarana Kesehatan, meliputi perencanaan kebutuhan alat medis dan non
medis, sarana sanitasi, penginventarisasian dan pemeliharaan/ kalibrasi sarana
kesehatan.
3. Pengelolaan obat dan perbekalan farmasi meliputi prosedur perencaan, pengadaan,
penyimpanan dan distribusi serta pelaporan penggunaan obat dan perbekalan
farmasi.

2.2.2 Pelayanan Medis

2.2.2.1 Pelayanan Rawat Jalan

Pelayanan Rawat Jalan meliputi Poli Umum, Poli KIA/KB, Poli Paru. Prosedur rawat
jalan pada poliklinik menguraikan langkah-langkah pemberian pelayanan kepada pasien
rawat jalan mulai dari pemilahan kelompok pasien, pendaftaran, pembayaran jasa layanan,
dan pemberian layanan kesehatan pada masing - masing poli, serta tindakan lanjutan yang
diperlukan oleh pasien.

Prosedur rawat jalan melalui Poliklinik selengkapnya dapat dilihat pada lampiran SOP rawat
jalan.

2.2.2.2. Pelayanan Kegawatdaruratan

Puskesmas Tambakboyo telah memiliki ruang Unit Gawat Darurat untuk mengatasi
tindakan kegawatdaruratan Pelayanan Primer. Prosedur pada penanganan kasus Gawat
Darurat menguraikan langkah-langkah mengutamakan penanganan pasien yang sifatnya
gawat dan darurat sejak pasien datang hingga tindakan lanjutan yang diperlukan pasien,
seperti dirujuk ke Rumah Sakit.

Prosedur rawat jalan melalui UGD/ unit tindakan medis selengkapnya dapat dilihat
pada SOP pelayanan Gawat darurat.

2.2.2.3.Pelayanan Rawat Inap /Pra Poned

Puskesmas Tambakboyo mulai tahun 2015 telah memiliki fasilitas Rawat Inap
dengan kapasitas 10 TT. Fasilitas ini ditujukan bagi penderita yang dirujuk dari poliklinik
24
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

umum ataupun KIA dan UGD untuk perawatan lebih lanjut, namun tidak menutup
kemungkinan untuk menerima pasien rawat inap dari luar Puskesmas. Prosedur operasional
rawat inap menguraikan langkah-langkah tindakan yang diberikan kepada pasien rawat inap
serta prosedur rujukan. Selengkapnya dapat dilihat pada SOP untuk rawat inap dan Pra
PONED.

2.2.3 Pelayanan Penunjang Medis

2.2.3.1 Pelayanan Laboratorium

Prosedur penunjang medis menguraikan pemberian layanan berupa layanan

laboratorium, kepada pasien sesuai surat pengantar dari Poliklinik BP, Poli KIA-KB, UGD, Poli

Paru, rawat inap / Pra Poned.


Prosedur pemberian layanan penunjang medis selengkapnya dapat dilihat pada SOP

laboratorium.

2.2.3.2 Pelayanan Farmasi

Prosedur layanan obat menguraikan pemberian pelayanan penyediaan obat-obatan


kepada pasien sesuai resep dari Poli Rawat Jalan UGD dan rawat inap/ pra poned serta
pelayanan di luar gedung seperti kegiatan posyandu (balita dan lansia).

Prosedur layanan obat di apotik selengkapnya dapat dilihat pada SOP pelayanan
farmasi terlampir.

2.2.3.2 Pelayanan Laboratorium

Prosedur layanan Laboratorium adalah memberikan pelayanan Laboratorium


kesehatan meliputi pemeriksaan hematologi, kimia darah, mikrobiologi, imunologi dan atau
bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk
menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Prosedur pemeriksaan dapat dilihat pada SOP terlampir.

2.2.4 Pelayanan Penunjang Non Medis


2.2.4.1. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana menguraikan langkah langkah


tindakan pemeliharaan atau perbaikan terhadap sarana dan prasarana kedokteran /
kesehatan sesuai yang telah ditetapkan atau berdasarkan laporan dari pengguna, baik

25
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

dilakukan sendiri atau oleh pihak lain, dan pembuatan laporan penyelesaian sesuai jadwal
pekerjaan.

Prosedur pemeliharaan atau kalibrasi sarana dan prasarana selengkapnya dapat


dilihat pada SOP pemeliharaan terlampir.

2.2.4.3. Pelayanan Pusling / Ambulance / Mobil Jenazah

Prosedur ambulance menguraikan langkah langkah pelayanan ambulance bagi


pasien yang memerlukannya dalam rangka antar jemput maupun rujukan pasien.

Prosedur pelayanan ambulance selengkapnya dapat dilihat pada SOP terlampir.

2.2.4.4. Pelayanan Rekam Medik/ SIMPUS tronik

Prosedur rekam medik menguraikan proses memasukkan data pasien baik dari
dalam dan luar gedung mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, dan penunjang,
diagnosa dan terapi, kelengkapan dokumen/data pasien, pengkodean (ICD), dan
pengarsipan ke dalam komputer.

Prosedur rekam medik selengkapnya dapat dilihat pada SOP terlampir.

2.4.5. Pelayanan Sanitasi / Pengelolaan Limbah

Prosedur kesehatan lingkungan menguraikan langkah-langkah pemeriksaan


kesehatan lingkungan, secara berkala dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku.

Prosedur kesehatan lingkungan selengkapnya dapat dilihat pada SOP terlampir

2.3. PENGELOMPOKKAN FUNGSI YANG LOGIS

Pengelompokkan fungsi yang logis menggambarkan pembagian yang jelas dan


rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai dengan prinsip
pengendalian intern dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan organisasi. Dari uraian
struktur organisasi Puskesmas Karanganyar Kabupaten Ngawi beserta uraian tugasnya
sebagaimana disebutkan pada BAB II.A.2.2, dapat disimpulkan bahwa organisasi Puskesmas
Tambakboyo telah dikelompokkan sesuai dengan fungsi yang logis, sebagai berikut:

1. Telah dilakukan pemisahan fungsi yang tegas antara Dewan Pengawas dan Pejabat
Pengelola BLUD yang terdiri dari Pemimpin BLUD, Pejabat Keuangan, dan Pejabat
Teknis.

2. Adanya pembagian tugas pokok dan kewenangan yang jelas untuk masing masing

26
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

fungsi dalam organisasi.

3. Telah ditetapkan fungsi audit internal di lingkungan Puskesmas dengan membentuk


unit organisasi Satuan Pengawasan Intern (SPI).

4. Adanya sistem pengendalian intern (SPI) yang memadai. Akan memberikan arah
kebijakan dan prosedur yang membantu setiap unit organisasi Puskesmas dalam
melakukan tindakan pengendalian untuk mengatasi risiko yang dihadapi. Kegiatan
pengendalian tersebut termasuk serangkaian kegiatan seperti kewenangan, otorisasi,
verifikasi, rekonsiliasi, penilaian terhadap prestasi kerja, pembagian tugas, serta
pengamanan terhadap aset organisasi

2.4. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA


2.4.1. Ketersediaan Sumber Daya Manusia

Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan pengambilan


kebijakan yang jelas, terarah dan berkesinambungan mengenai sumber daya manusia pada
suatu organisasi dalam rangka memenuhi kebutuhannya baik pada jumlah maupun kualitas
yang paling menguntungkan sehingga organisasi dapat mencapai tujuan secara efisien,
efektif, dan ekonomis. Organisasi modern menempatkan karyawan pada posisi terhormat
yaitu sebagai aset berharga (brainware) sehingga perlu dikelola sebagaimana mestinya baik
saat penerimaan, selama aktif bekerja maupun setelah purna tugas.

Ketersediaan tenaga kerja baik kesehatan maupun non kesehatan di Puskesmas


Tambakboyo dalam segi jumlah memang memadai hanya saja sampai dokumen ini disusun,
tenaga yang ada masih banyak yang memiliki tugas rangkap.

Ketersediaan seluruh tenaga di Puskesmas Tambakboyo Kabupaten Ngawi tahun 2016,


sebagai berikut :

27
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

Dokter
NO URAIAN PNS PTT Latker JUMLAH
Tamu
1 Kepala Puskesmas 1 0 0 1
2 Dokter/ Drg Spesialis 0 0 0 0 0
3 Dokter Umum 2 0 0 0 2
4 Dokter Gigi 1 0 0 0 1
5 SKM 1 0 1 2
6 Perawat 7 0 9 16
7 Perawat Gigi 0 0 0 0
8 Bidan 6 1 5 12
9 Asisten Apoteker 1 0 0 1
10 Gizi 1 0 0 1
11 Sanitarian 1 0 0 1
12 Analis Kesehatan 1 0 0 1
13 Apoteker 0 0 0 0
14 Administrasi 4 0 2 6
15 Sopir 1 0 0 1
16 Cleaning Service 1 0 0 1
JUMLAH 28 1 17 46

Jumlah SDM berdasarkan jenjang pendidikan tahun 2016 sebagai berikut :

NO TINGKAT PENDIDIKAN PNS PTT Latker JUMLAH


1 S3 0 0 0 0
2 S2 0 0 0 0
3 S1/ Profesi 4 0 0 4
4 S1 2 0 2 4
5 D IV 1 0 0 2
6 D III 11 1 14 27
7 D II 0 0 0 0
8 DI 1 0 0 1

28
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

9 SPK 1 0 0 1
10 SLTA 6 0 1 6
11 SLTP 1 0 0 1
12 SD 0 0 0 0
JUMLAH 27 1 17 46

Jumlah SDM PNS berdasarkan jenjang kepangkatan termasuk fugsional tahun 2016 sebagai
berikut :

NO JABATAN GOLONGAN JUMLAH

1 Penata Tk I III D 4
3 Penata III C 5
4 Penata Muda Tk I III B 5
5 Penata Muda IIIA 8
6 Pengatur Tk I II D 1
7 Pengatur II C 3
8 Pengatur Muda Tk I II B 1
9 Pengatur Muda II A 0
10 Juru ID 1
Jumlah 28

Dari daftar diatas yang memiliki jabatan Struktural sebanyak 1 orang, fungsional sebanyak
21 orang, dan Jabatan Fungsional Umum sebanyak 6 orang

Jumlah SDM berdasarkan tugas dan fungsi tahun 2016 sebagai berikut :
NON JUMLAH
NO JENIS TUGAS JENIS TENAGA PNS KETERANGAN
PNS
1 Kepala Puskesmas SKM 1 1
Unit Administrasi
Sub bag Tata
2 Usaha SMU 1 1
Kepegawaian dan
Tugas rangkap
3 Umum SMU 1

Administrasi
4 Retribusi SMEA 1 1 2

29
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

NON JUMLAH
NO JENIS TUGAS JENIS TENAGA PNS KETERANGAN
PNS
Pengelola DAU SMEA 1 Tugas rangkap
Pengelola Aset SMEA 1 Tugas rangkap
5 Bendahara Gaji Sanitasi 1 1 Tugas rangkap
6 Bendahara JKN Perawat RI 1 Tugas rangkap
7 Pengelola JKN Ass. apoteker 1 Tugas rangkap
Pemb.Kesh.
Pengelola BOK Kerja 1 2 Tugas rangkap

Perawat BP 1 Tugas rangkap

8 Sopir ( driver ) SMA 1 1


9 Cleaning Service SMP & SMK 1 1 2
Unit Rawat Jalan
9 BP Dokter Umum 1 3
Perawat 1 1
10 KIA/KB Bidan 1
11 Klinik Paru Perawat 1
12 Pojok Gizi Petugas Gizi 1
13 Klinik Sanitasi Sanitasi 1
Unit Penunjang Medis
Analis
14 Laboratorium Kesehatan 0 0
15 Apotik Apoteker 1 2
Asisten
Apoteker 1
16 Imunisasi Perawat Pustu 1 Tugas rangkap
UGD dan Unit Rawat Inap
17 Perawatan Dokter Umum 1 13 Tugas rangkap
Perawat 4 8
18 Pra PONED Bidan 2 8 10
Upaya Kesehatan Masyarakat
19 Perkesmas Bidan Desa 1 1 Tugas rangkap
20 UKS Perawat Pustu 1 1 Tugas rangkap
Pembimbing
21 UKK Kesh. Kerja 1 1
22 Promkes Perawat RI 1 1 Tugas rangkap

30
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

NON JUMLAH
NO JENIS TUGAS JENIS TENAGA PNS KETERANGAN
PNS
23 Kesehatan Indera Perawat RI 1 1 Tugas rangkap
24 Kesehatan Jiwa Perawat Pustu 1 1 Tugas rangkap
Kesehatan Olah
Bidan Desa Tugas rangkap
25 Raga 1 1
Kesehatan Usia
Bidan Desa Tugas rangkap
26 Lanjut 1
27 KRR Bidan Pustu 1 1 Tugas rangkap
Jaringan Puskesmas
Puskesmas
Perawat
28 Pembantu 3 5
Bidan 2
29 Polindes Bidan 2 4 6

2.4.2. Pengembangan Sumber Daya Manusia

Dari gambaran kondisi sumber daya manusia tersebut di atas, maka program
pengembangan sumber daya manusia Puskesmas lima tahun ke depan diarahkan pada
pemenuhan jumlah SDM agar berada pada rasio yang ideal antara tempat tidur tersedia
dengan SDM yang ada. Jumlah tempat tidur tersedia ditentukan berdasarkan pertimbangan
profesional sehingga berada pada jumlah yang tepat, tidak terlalu banyak atau terlalu
sedikit. Ketersediaan tempat tidur pasien antara lain ditentukan oleh jumlah pasien,
kelengkapan sarana medis, kecukupan dana, kesiapan gedung, fasilitas pendukung, dll.
Selain itu, pengembangan sumber daya manusia juga diarahkan agar memenuhi kualifikasi
SDM sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelayanan kesehatan
kepada pasien/masyarakat dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Pemenuhan kebutuhan tenaga kerja disesuaikan dengan kebutuhan Puskesmas


dengan tetap memperhatikan penempatan karyawan (dropping) dari Pemerintah Daerah
Kabupaten Ngawi.

2.4.3 Proyeksi Pemenuhan Kebutuhan Tenaga Medis

Kebutuhan tenaga baik medis maupun non medis yang diharapkan dapat menunjang
pelayanan puskesmas tampak pada tabel keadaan/kebutuhan tenaga tahun 2017, sebagai
berikut:

KEBUTUH KEKURANG
NO JENIS TENAGA TERSEDIA KET
AN AN
31
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

STRUKTURAL

1 Kepala UPTD 1 1 0

TENAGA MEDIS

1 Dokter Spesialis 0 0 0

2 Dokter Umum 2 2 0
3 Dokter Gigi 0 1 1

TENAGA PARAMEDIS

4 Perawat 10 14 4
5 Perawat gigi 0 1 1
6 Bidan 7 12 5

TENAGA PENUNJANG

7 Gizi 1 2 1
8 Sanitarian 1 1 0
9 Laboratorium 0 2 2
10 Fisioterapi 0 1 1
11 Epidemolog 0 1 1
12 Penyuluh Kesehatan 0 1 1
Pembimbing
13 1 1 1
Kesehatan Kerja
14 Apoteker 0 1 1
Asisten Apoteker 1 1 1
15 Rekam Medik 0 1 1

ADMINISTRASI

16 Bendahara 0 2 2
Pengadministrasi
17 2 2 2
Umum
Pengadministrasi
18 0 1 1
Kesehatan
Pengadministrasi
19 0 1 1
Barang
Pengadminstrasi
20 0 1 1
Karcis

21 Operator Komputer 0 1 1

32
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

Pengadministrasi
22 0 1 1
Keuangan

TENAGA TEKNIS

23 Sopir 1 2 2
24 Keamanan 0 2 2
25 Kebersihan 1 2 2
JUMLAH 27 58 31

Keterangan : Kebutuhan sdm menyesuaikan dengan beban kerja Puskesmas dan mengacu pada
standart yang berlaku
Analisa Kebutuhan SDM didasarakan atas pertimbangan, sebagai berikut :
­ Banyaknya tenaga medik / paramedik yang menjalankan tugas rangkap, sehingga
dibutuhkan tambahan tenaga baru guna mendukung optimalisasi pelayanan.
­ Penambahan layanan baru membutuhkan kualifikasi tenaga SDM yang sesuai dengan
kompetensinya.

2.4.4 Program Pengembangan

Program pengembangan SDM pada UPTD Puskesmas Tambakboyo Kabupaten Ngawi


dijabarkan sebagai berikut :

1. Upaya pengadaan SDM sesuai dengan tuntutan rasio tempat tidur dengan tenaga kerja
yang ada dan standar kebutuhan minimal yang diterbitkan oleh Dirjen Pelayanan Medis
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Kebutuhan dokter baik umum maupun
spesialis dikembangkan melalui rekruitmen tenaga dokter yang memiliki kualifikasi yang
ditetapkan.

2. Melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi terpercaya dalam rangka memenuhi


tenaga medis dan paramedis sesuai dengan kebutuhan puskesmas.

3. Mengembangkan tenaga medis dan paramedis yang potensial ke jenjang pendidikan


yang lebih tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri.

4. Merintis kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada pengembangan kemampuan SDM


baik tenaga medis, paramedis maupun administrasi melalui kegiatan penelitian,
kegiatan ilmiah, diskusi panel, seminar, simposium, lokakarya, pelatihan/diklat,
penulisan buku, studi banding, dll.

5. Meningkatkan standar pendidikan tenaga administratif yang potensial, terutama ke

33
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

jenjang Diploma III dan S1.

2.4.5 Pola Rekruitmen

Tenaga medis, paramedis dan tenaga non medis UPTD Puskesmas Tambakboyo
Kabupaten Ngawi dapat terdiri dari Pegawai Negeri Sipil maupun tenaga profesional non
Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan kebutuhan puskesmas. Rekruitmen tenaga non PNS diatur
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Pola rekruitmen SDM baik tenaga medis, paramedis maupun non medis pada UPTD
Puskesmas Tambakboyo Kabupaten Ngawi adalah sebagai berikut:

1. SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Pola rekruitmen SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan UPTD
Puskesmas Tambakboyo Kabupaten Ngawi dilaksanakan berdasarkan Petunjuk Teknis
Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Ngawi,

2. SDM yang berasal dari Tenaga Profesional Non-PNS.

Pola rekruitmen SDM yang berasal dari tenaga profesional non-PNS dilaksanakan
sebagai berikut:

a. Rekruitmen SDM dimaksudkan untuk mengisi formasi yang kurang atau adanya
perluasan organisasi dan perubahan pada unit pelayanan yang sangat mendesak
yang proses pengadaannya tidak dapat dipenuhi oleh Pemerintah Daerah.

b. Tujuan rekruitmen SDM adalah untuk menjaring SDM yang profesional, jujur,
bertanggung jawab, netral, memiliki kompetensi sesuai dengan tugas/jabatan
yang akan diduduki sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan serta mencegah
terjadinya unsur KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme) dalam rekruitmen SDM.

c. Rekruitmen SDM dilakukan berdasarkan prinsip netral, objektif, akuntabel,


bebas dari KKN, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

d. Proses pengadaan Pegawai non PNS dimulai dari Perencanaan kebutuhan,


Pengumuman pengadaan pegawai Non PNS, pendaftaran, seleksi dan
pengumuman hasil seleksi

e. Setiap penerimaan pegawai harus dibuatkan Surat Keputusan (SK) Pengangkatan


Pegawai atau perjanjian dengan pegawai dibuat secara tertulis dengan memuat
hak dan kewajiban setiap pihak secara jelas termasuk pemutusan hubungan
34
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

kerja.

f. Ketentuan pengaturan pegawai BLUD Puskesmas dari unsur Non PNS seperti
dalam Peraturan Bupati, meliputi :
1) Pengadaan pegawai;
Memenuhi kebutuhan pegawai non PNS yang dibutuhkan sesuai kualifikasi,
maka diperlukan pengadaan pegawai dengan melalui Proses : (a)
perencanaan kebutuhan; (b) pengumuman pengadaan pegawai Non PNS;(c)
pendaftaran;(d) seleksi; (e) pengumuman hasil seleksi.
2) Masa percobaan, penugasan dan pembinaan;
(a)Bagi calon Pegawai non PNS yang telah dinyatakan lolos seleksi, maka
harus menjalani masa percobaan selama 3 ( tiga) bulan. (b)Calon Pegawai
Non PNS yang lolos seleksi ditugaskan oleh Kepala Puskesmas untuk
melaksanakan tugas tertentu. (c) Selama masa percobaan calon Pegawai
Non PNS akan dievaluasi kinerjanya oleh atasan langsung.
3) Pengangkatan, pemindahan, pemberhentian dan pembebasan tugas
sementara;
Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Pegawai Non PNS
dilaksanakan dengan keputusan Kepala Puskesmas yang bersangkutan.
(a) Calon Pegawai Non PNS yang selama masa percobaan dinilai berperilaku
dan bekerja dengan baik, dapat diangkat sebagai Pegawai Non PNS
Puskesmas dengan status sebagai Tenaga Kontrak dan menandatangani
Perjanjian Kerja dengan Kepala Puskesmas selaku Pemimpin BLUD
berdasarkan prinsip effisiensi dan produktifitas dan dapat diperpanjang
kembali dengan mempertimbangkan kebutuhan dan penilaian kinerja.
(b) Pegawai Non PNS dengan status tenaga Kontrak dapat diangkat menjadi
Calon Pegawai Tetap BLUD dengan keputusan Pemimpin BLUD.
(c) Pegawai Non PNS BLUD dapat menduduki jabatan fungsional di Struktur
Organisasi Puskesmas BLUD, atas usulan Pemimpin BLUD dan dapat
dipindahkan atau dimutasi oleh Kepala Puskesmas, dengan
pertimbangan pemerataan jumlah tenaga Puskesmas agar dicapai
pelayanan kesehatan yang maksimal.
(d) Pegawai Non PNS dapat dibebastugaskan sementara oleh Kepala
Puskesmas apabila dikenakan tahanan sementara oleh pihak berwajib
dan diberikan gaji sebesar 50% tiap bulan. Dan apabila tidak terbukti
bersalah dapat ditugaskan kembali.

4) Batas usia pensiun ;

35
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

Batas usia pensiun bagi Pegawai Non PNS profesi tenaga medis adalah 60
(enam puluh) tahun, sedangkan bagi tenaga lainnya adalah 58 (lima puluh
delapan) tahun.
5) Tugas, hak dan kewajiban;
Pegawai Non PNS wajib untuk melaksanakan tugas:
a) Pelayanan;
b) Penunjang pelayanan;
c) Administrasi; dan/atau
d) Tugas lain yang di berikan oleh Kepala Puskesmas.
Pegawai Non PNS berhak:
a) Menerima remunerasi dari Puskesmas sebagai imbalan jasa sesuai
dengan kemampuan keuangan Puskesmas;
b) Memperoleh Kesempatan untuk maju dan mengembangkan diri sesuai
dengan potensi dan prestasinya serta kebutuhan Puskesmas;
c) Memperoleh Cuti.
Setiap Pegawai Non PNS wajib :
a) Setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara
dan Pemerintah serta wajib menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b) Mentaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
c) Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan
penuh pengabdian dan rasa tanggung jawab;
d) Menyimpan rahasia negara dan rahasia jabatan;
e) Melaksanakan semua ketentuan yang tercantum dalam perjanjian
kerja;
f) Bersedia ditugaskan pada seluruh unit pelayanan Puskesmas;
g) Memelihara dan atau menjaga kerahasiaan,nama baik dan citra positif
Puskesmas; dan
h) Memenuhi dan menjalankan peraturan dan atau tata tertib Puskesmas.
6) Waktu kerja, istirahat dan cuti;
Ketentuan waktu melaksanakan tugas, yaitu :
a) Pegawai Non PNS wajib untuk bekerja sesuai dengan ketentuan jam
kerja PNS.
b) Waktu istirahat Pegawai Non PNS menyesuaikan ketentuan peraturan
yang berlaku bagi PNS.
c) Pegawai Non PNS berhak untuk mengajukan cuti dengan ketentuan
sebagai berikut: a. Cuti hamil dan melahirkan, selama 3 bulan; b. Cuti
sakit; atau c. Cuti ibadah,
d) Bagi pegawai Non PNS yang akan mengajukan cuti harus mengajukan
ijin secara tertulis kepada Kepala Puskesmas,
7) Larangan pegawai non PNS;
Pegawai Non PNS dilarang :
36
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

a) Menyalahgunakan wewenang;
b) Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau
orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;
c) Tanpa seizin Kepala Puskesmas, menjadi pegawai atau bekerja untuk
Orang lain / Institusi lain / negara lain dan atau lembaga atau organisasi
internasional;
d) bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing atau lembaga swadaya
masyarakat asing;
e) Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang-barang, baik bergerak atau tidak bergerak,
dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah;
f) Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan,
atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan
tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau Pihak lain, yang secara
langsung atau tidak langsung merugikan negara;
g) Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada orang lain,
baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan alasan apapun
untuk diangkat dalam jabatan;
h) Menerima hadiah atau pemberian dalam bentuk apapun dari orang lain
yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
i) Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan satu tindakan yang
dapat menghalangi atau mempersulit terselenggaranya pelayanan
kesehatan sehingga merugikan masyarakat;
j) Menghalangi terselenggaranya tugas kedinasan;
k) Duduk sebagai anggota atau pengurus partai politik;
l) Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara :Ikut
serta sebagai pelaksana/ peserta kampanye;
m) Mengerahkan pegawai lain dan/atau menggunakan fasilitas negara
untuk kegiatan kampanye;
n) Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu calon selama masa kampanye;
o) Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
salah satu calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan,
seruan, atau pemberian barang kepada pegawai dalam lingkungan
puskesmasnya

37
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

p) Memberikan surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk


atau Surat Keterangan Tanda Penduduk;
q) Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung pasangan calon
Presiden/Wakil Presiden dan/atau Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah;
r) Menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam
kegiatankampanye;
s) Pegawai Non PNS di larang melakukan mogok kerja pada saat
melaksanakan tugas; dan
t) Pegawai Non PNS di larang melakukan pelayanan yang bersifat
diskriminatif.Pembinaan, pengawasan dan pengendalian; dan

8) Hukuman Disiplin Pegawai Non PNS


Pegawai Non PNS yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud pada poin
8 dikenakan hukuman disiplin.
Tingkat dan jenis hukuman disiplin adalah sebagai berikut:
a) Hukuman disiplin ringan :
(1)teguran lisan;
(2)teguran tertulis; atau
(3)pernyataan tidak puas secara tertulis.
b) Hukuman disiplin sedang :
(1) penurunan upah sebesar 1 (satu) kali
(2) penundaan kenaikan upah berkala untuk paling lama 1 (satu)
tahun.
c) Hukuman disiplin berat :
(1) pembebasan dari jabatan;
(2) pemutusan atau pemberhentian dengan h ormat tidak atas
permintaan sendiri sebagai Pegawai Non PNS; atau
(3) pemutusan atau pemberhentian dengan tidak hormat sebagai
Pegawai Non PNS.

9) Perjanjian kerja dan pernyataan kerja


Pegawai Non PNS wajib menandatangani perjanjian kerja dan membuat
pernyataan kerja sebagai pegawai tetap.
Perjanjian kerja sebagaimana dimaksud paling sedikit memuat:
a) Identitas Para pihak;
b) Hak dan kewajiban para pihak;
c) Sanksi;
d) Pembinaan pegawai;
e) Pemindahan dan pemberhentian;

38
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

f) Pembebanan biaya;
g) Keadaan kahar;
h) Penyelesaian perselisihan;
i) Addendum; dan
j) Ketentuan penutup.
Pernyataan Kerja sebagaimana dimaksud dibuat secara tertulis dan
bermeterai, paling sedikit memuat :
a) Kesediaan dan kesanggupan untuk mematuhi semua aturan yang
ditentukan oleh Puskesmas; dan
b) Tidak menuntut untuk diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil.

2.4.6 Pembinaan Manajemen SDM / Jenjang Karir

1. Kepala Puskesmas menetapkan persyaratan jabatan dan proses seleksi untuk jabatan
tertentu sesuai dengan kebutuhan Puskesmas dalam menjalankan strategi

2. Penetapan persyaratan jabatan dan proses seleksi untuk jabatan tersebut diatas harus
dilaporkan kepada Bupati

3. Kepala Puskesmas menetapkan program pengembangan kemampuan pegawai


Puskesmas baik fungsional maupun struktural secara transparan.

2.4.7. Remunerasi

1. Pejabat pengelola BLUD dan Pegawai BLUD dapat diberikan remunerasi sesuai dengan
tingkat tanggung jawab dan tuntutan profesionalisme yang diperlukan.

2. Remunerasi, merupakan imbalan jasa atas pekerjaan yang manfaatnya diterima pegawai
berupa komponen – komponen untuk penghargaan atas pekerjaan, kinerja, maupun
penghargaan atas masa kerja di samping untuk perlindungan keamanan pegawai dalam
bekerja.

3. Mendasar pada Perbup Kabupaten Ngawi Nomor 14 tahun 2015 dalam penyusunan
sistem remunerasi wajib memperhatikan :

a. Kelayakan penerimaan bagi Pegawai, yaitu didasarkan tingkat kewajaran kehidupan


fisik dan social Pegawai di lingkungan tempat Pegawai ditugaskan dengan tetap
menyesuaikan kondisi dan kemampuan keuangan BLUD Puskesmas yang
bersangkutan;

b. Penghargaan atas pekerjaan yang didasarkan pada tingkat kompleksitas pekerjaan

39
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

dan beban kerja atau equal pay for jobs of equal value dan penghargaan atas
kinerja yang didasarkan pada hasil pencapaian total target kinerja (total
performance target); dan

c. Keterbukaan yang bercirikan adanya mekanisme transparansi atas penghasilan


Puskesmas termasuk besarnya jasa pelayanan yang dihasilkan oleh masing –
masing unit / bagian, dan terbuka untuk diketahui oleh pegawai ( pay fairness).

2.4.8. Pembinaan dan Pengawasan Pegawai

1. Setiap kebijakan Puskesmas yang terkait dengan pegawai harus disusun secara
transparan, mengakomodasi kepentingan pegawai dan didasarkan pada peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan kepegawaian.

2. Sistem penilaian kinerja pegawai ditetapkan dan dilaksanakan secara adil dan
transparan, dapat dipergunakan sebagai salah satu dasar perhitungan remunerasi.

3. Puskesmas memberi kesempatan yang sama kepada semua pegawai dalam menempuh
jenjang karir tanpa membedakan senioritas, gender, suku, agama, ras, dan antar
golongan.

4. Puskesmas dapat memberikan penghargaan yang pantas kepada pegawai yang


berprestasi, dan sebaliknya puskesmas dapat memberikan sanksi sesuai dengan tingkat
kesalahan termasuk tindakan tegas berupa pemecatan atau pemutusan hubungan
kerja.

5. Puskesmas menciptakan kondisi kerja dengan selalu memperhatikan tingkat kesehatan


dan keselamatan kerja pegawai.

6. Dalam melaksanakan hubungan kerja dengan pegawai, Puskesmas menghormati hak


asasi serta hak dan kewajiban pegawai sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

2.4.9. Pemutusan Hubungan Kerja

Pemutusan hubungan kerja bagi PNS sudah diatur dalam UU no 5 tahun 2014
tentang ASN. Sedangkan pemutusan hubungan kerja antara Puskesmas BLUD dan Pegawai
non PNS seperti tercantum dalam Perbup Kab Ngawi No 14 tahun 2015 dapat berakhir
karena satu atau lebih sebab-sebab berikut :

1. Pegawai non PNS diberhentikan dengan hormat antara lain :

40
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

a. Telah mencapai batas usia pensiun

b. Masa berlaku perjanjian kerja berakhir

c. Mengajukan permohonan pengunduran diri

d. Meninggal dunia

e. Tidak sehat jasmani dan rohani, sehingga tidak dapat melaksanakan tugas.

2. Pegawai non PNS diberhentikan tidak dengan hormat:

a. Memberi keterangan palsu atau dipalsukan;

b. Mabuk,madat, Narkoba,berjudi di dalam dan/atau di luar lingkungan kerja;

c. Melakukan perbuatan asusila di dalam dan/atau di luar lingkungan kerja;

d. Melakukan tindak kejahatan di dalam dan/atau di luar lingkungan kerja;

e. Menganiaya dan/atau berkelahi,menghina secara kasar atau mengancam


pimpinan dan / atau keluarganya,teman sekerja, di dalam dan/atau di luar
lingkungan kerja;

f. Membujuk pimpinan, teman kerja dan atau orang lain untuk melakukan sesuatu
yang bertentangan dengan hukum dan kesusilaan;

g. Dengan sengaja atau ceroboh merusak,merugikan atau membiarkan dalam


keadaan bahaya barang dan/atau fasilitas milik Puskesmas.

h. Mencemarkan nama baik pimpinan, teman kerja dan Puskesmas.

i. Menerima suap, komisi, hadiah atau gratifikasi dan/atau meyalahgunakan jabatan


untuk kepentingan pribadi dan/atau pihak lain;

j. Melanggar larangan yang diatur dalam peraturan Bupati ini;

k. Tidak masuk kerja selama 15 ( lima belas) hari tidak terus menerus dalam 1 ( satu)
bulan tanpa alasan yang sah;

l. Menggunakan dan / atau memanfaatkan fasilitas Puskesmas untuk usaha lain


( kepentingan pribadi) baik didalam maupun diluar jam kerja tanpa seizin pejabat
yang berwenang;

m. Mempunyai usaha dan/ atau bekerja ditempat lain tanpa seizin dari pimpinan
Puskesmas yang bersangkutan; atau

41
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

n. Dinyatakan bersalah berdasarkan keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum


tetap.

42
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

BAB III
AKUNTABILITAS

Akuntabilitas di lingkungan Puskesmas pada dasarnya merupakan pertanggungjawaban


pengelolaan sumberdaya serta pelaksanaan kebijakan dalam pencapaian tujuan yang mengandung
kebijakan-kebijakan mulai dari perencanaan sampai dengan pertanggungjawaban Output dan
outcome masing masing kegiatan yang dilaksanakan secara menyeluruh di Puskesmas

Akuntabilitas di Puskesmas dijabarkan dalam berbagai kebijakan sebagai organ penting


operasional Puskesmas, yaitu :

3.1. AKUNTABILITAS PROGRAM

Program disusun atas dasar visi dan misi yang telah ditetapkan, yang merupakan
Rencana Jangka menengah Puskesmas, berfungsi sebagai Garis garis Besar / Pedoman
strategis Puskesmas dalam mengarahkan pencapaian tujuan.

Akuntabilitas Program meliputi :

3.1.1 Kebijakan penyusunan program

1. Program disusun berdasarkan visi dan misi Puskesmas Tambakboyo

B. Visi UPTD Puskesmas Tambakboyo adalah :

” Terwujudnya Masyarakat Kecamatan Mantingan yang Sehat, Mandiri dan


Berkeadilan ”

Penjabaran makna dari Visi tersebut adalah sebagai berikut :


Terwujud : Suatu kondisi akhir yang diinginkan

Masyarakat : Sekelompok orang yg hidup bersama dalam satu


komunitas yang teratur.

Kecamatan Mantingan : wilayah untuk sekelompok masyarakat yang hidup


bersama dalam suatu komonitas yang teratur dalam
wilayah kecamatan.

Sehat : suatu keadaan kondisi fisik, mental dan kesejahteraan


sosial yamg merupakan satu kesatuan dan bukan hanya
bebas dari penyakit atau kecatatan (WHO).
43
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

Mandiri : suatu keadaan yang dapat berdiri sendiri tanpa


tergantung dengan yang lain.

Berkeadlian : suatu keadaan kebenaran secara moral mengenai suatu


hal, baik menyangkut benda atau orang.

C. Misi UPTD Puskesmas Tambakboyo adalah :

Misi adalah rumusan umum tentang upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan Visi dengan mengantisipasi kondisi dan permasalahan yang ada serta
memperhatikan tantangan ke depan dengan memperhitungkan peluang yang dimiliki.
Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak, langkah dan tindakan nyata bagi segenap
komponen penyelanggara pemerintahan tanpa mengabaikan mandat yang diberikannya.
Untuk mencapai Visi yang telah ditetapkan maka UPTD Puskesmas Tambakboyo
merumuskan Misi sebagai berikut :
a). Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.
b). Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
c). Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah
kesehatan.
d). Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata, dan terjangkau.
e). Menyelenggarakan administrasi dan manajemen yang bersifat transaparan dan
akuntabel.
f). Mengembangkan program inovasi, produk layanan, dan pemberdayaan
sumberdaya kesehatan.

D. Rencana Strategi UPTD Puskesmas Tambakboyo adalah :


Inisiatif dan sasaran strategis tidak lepas hubungannya dengan faktor-faktor yang
menentukan keberhasilan, untuk UPTD Puskesmas Tambakboyo dijelaskan sebagai
berikut :
Inisiatif
Faktor Kunci Indikator
No Progaram 2017 2018 2019 2020 2021
Keberhasilan Keberhasilan
Kegiatan

Menerapkan Implementasi
1
PPK BLUD BLUD penuh Puskesmas Puskesmas Puskesmas Puskesmas Puskesmas
Pengusulan
Tambakboy Tambakboy Tambakboyo Tambakboyo Tambakboy
Puskesmas
Pengelolaan o menjadi o menjadi menjadi menjadi o menjadi
Kebutuhan menjadi
keuangan Puskesmas Puskesmas Puskesmas Puskesmas Puskesmas
2 keuangan BLUD
secara BLUD BLUD BLUD BLUD BLUD
terpenuhi
mandiri

Pelatihan
Meningkatka
Meningkatny petugas Akreditasi
3 n kwalitas
a kunjungan secara Puskesmas
pelayanan
berjenjang

4 Meningkatny Kebutuhan Pengadaan Pengadaka Pengadaan Pengadaan Pengadaan Pengadaan


a sarana dan sarana dan srana dan n dan pengelolaan pagar dan dan renovasi dan
prasarana prasarana renovasi renovasi

44
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

pengemba
terpenuhi prasaranan gedung limbah incenerator gedung pustu ngan rawat
inap

Tercukupinya Kebutuhhan
Pengadaan Pengadaan
kebutuhan barang dan Pengadaan Pengadaan Pengadaan Pengadaan
5 barang dan alkes poli
barang dan jasa alkes alkes alkes alkes
jasa baru
jasa terpenuhi

Membina Pertemuan
Kerja sama Dukungan Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan
6 hubungan tiap
lintas sektor Lintas Sektor tiap Tribulan tiap Tribulan tiap Tribulan tiap Tribulan
lintas sektor Tribulan

Pusling, Poli
Lansia
Terpenuhinya Penambaha
Penambahan kebutuhan n pelayanan Poli PKPR
7 Pelayanan layanan dan Pusling Pusling Pusling Pusling
baru kesehatan Penambaha Klinik Gizi
masyarakat n poli baru
Klinik
sanitasi

Kepuasan Kepuasan Kepuasan Kepuasan Kepuasan


Meningkatny Promosi masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat
Peningkatan
8 a kunjungan aktif ke terhadap terhadap terhadap terhadap terhadap
nilai IKM
masyarakat masyarakat pelayanan pelayanan pelayanan pelayanan pelayanan
puskesmas puskesmas puskesmas puskesmas puskesmas

2. Program yang disusun selanjutnya ditetapkan sebagai Rencana Strategisi Bisnis yang
mengacu pada renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi. Selanjutnya renstra
Dinas Kesehatan mengacu pada RPJMD Pemerintah Daerah.

3. Program dalam RSB mencakup Upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabitilatif
yang akan dilaksanakan oleh Puskesmas dalam mewujudkan Visi Puskesmas

4. Program-program tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam Rencana Bisnis


Anggaran (RBA) dan menjadi kegiatan yang akan dilaksanakan setiap tahunnya.

3.1.2 Mekanisme/prosedur penyusunan program

a. Kepala Puskesmas sebagai Pemimpin BLUD menyusun Rencana Strategis Bisnis (RSB)
dengan membentuk Tim penyusun RSB.

b. Tim Penyusun sebagaimana tercantum dalam huruf (a) ditetapkan dengan Surat
Keputusan pimpinan BLUD.

c. Tim Penyusun RSB Puskesmas dalam penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) melalui
pentahapan sebagai berikut :

a) Evaluasi kinerja tahun berjalan.


b) Analisis SWOT.
c) Penentuan posisi organisasi.
d) Penetapan strategi.
e) Perumusan tujuan, sasaran dan program.
45
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

f) Perumusan indikator kinerja.


g) Penetapan target kinerja lima tahun.
h) Proyeksi keuangan lima tahun.

d. Hasil penyusunan RSB ini dipakai sebagai Acuan / Pedoman pentahapan dalam
penyusunan rencana kerja Tahunan yang akan dituangkan dalam Rencana Bisnis
Anggaran (RBA).

3.1.3 Pertanggungjawaban Program

Indikator keberhasilan program dapat dilihat dari Pelaporan pertanggungjawaban


hasil program yang meliputi :

a. capaian realisasi keuangan dan


b. capaian indikator hasil kegiatan /keluaran SPM.

Periodisasi Laporan pertanggungjawaban program tergantung dari jenis programnya.


Yakni : Harian, Mingguan, Bulanan, Tri Bulanan, Semesteran, Tahunan.

Setiap program yang telah disusun, wajib dipertanggungjawabkan oleh koordinator


program kepada pimpinan BLUD, selanjutnya Pimpinan BLUD membuat laporan
pertanggungjawaban kepada Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan.

3.1.4 Monitoring dan Evaluasi (Monev)

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas realisasi pencapaian program setiap tahun
dilakukan oleh Kepala Puskesmas selaku pimpinan BLUD melalui kegiatan minilokakarya
bulanan, monev semesteran dan monev akhir tahun.

Di tingkat Satuan Kerja pelaksanaan monitoring dan Evaluasi selain melalui


pelaporan juga melalui rapat Kepala Puskesmas dipimpin oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten selaku Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang.

3.2 AKUNTABILITAS KEGIATAN

Sebagaimana telah disebutkan diatas, program-program Puskesmas yang telah


disusun dalam RSB, selanjutnya dijabarkan lebih lanjut menjadi kegiatan yang akan
dilaksanakan setiap tahunnya sesuai periodisasi yang telah ditetapkan.

Mekanisme / Prosedur Akuntabilitas Kegiatan, sebagai berikut:

3.2.1 Perencanaan

a. Setiap pelaksanaan kegiatan/program kerja, selalu diawali oleh kegiatan perencanaan


terpadu yang disusun oleh bagian perencanaan Puskesmas dalam bentuk proposal
46
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

Rencana Usulan Kegiatan (RUK) pada tahun berikutnya.

Rencana Usulan Kegiatan tersebut meliputi :

1) Usulan kebutuhan Operasional dan pemeliharaan Puskesmas


2) Usulan kebutuhan pembiayaan kegiatan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
3) Usulan kebutuhan pembiayaan kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

b. Usulan kegiatan tersebut kemudian diseleksi berdasarkan skala prioritas Puskesmas.


Selanjutnya usulan yang telah disepakati kemudian dituangkan dalam Rencana Bisnis
Anggaran (RBA) Puskesmas,

c. RBA disusun berdasarkan basis kinerja dan perhitungan akuntansi biaya menurut jenis
layanannya.

d. RBA Puskesmas yang telah disusun dikonsolidasikan dengan RKA Dinas Kesehatan
Kabupaten menjadi bagian RKA-SKPD Dinas Kesehatan yang mengacu pada Kebijakan
Umum APBD dan Prioritas dan Plafond Anggaran (PPA).

e. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten mengajukan RKA-SKPD kepada Bupati untuk


dibahas sebagai bagian dari Rencana Kerja Pemerintahan Daerah (RKPD).

f. Oleh PPKD, RKA diajukan ke Tim anggaran DPRD untuk mendapat persetujuan.

g. RKA yg sudah disetujui oleh DPRD disusun menjadi Dokumen Pelaksanaan Anggaran-
SKPD (DPA-SKPD) disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten.

h. Berdasar DPA tersebut, maka Puskesmas sudah bisa melaksanakan kegiatan yang
direncanakan.

3.2.2 Pelaksanaan

a. Sebelum awal tahun, maka anggaran setiap unit kerja telah mendapatkan kepastian
tentang besarnya anggaran yang harus dikelola beserta kegiatan-kegiatan yang harus
dilaksanakan, yang tertuang dalam Rencana Bisnis Anggaran (RBA) definitif dan
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) BLUD.

b. Bila terjadi pergeseran jadwal penyerapan anggaran boleh tetap dilakukan sepanjang
tidak melebihi Pagu anggaran.

c. Bila dalam tahun berjalan terjadi revisi atas jenis kegiatan dan anggaran, maka
dilakukan usulan revisi RBA dan DPA melalui PAPBD

d. Dalam melaksanakan kegiatan, setiap unit kerja di lingkungan Puskesmas


melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang bersifat terbuka.

47
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

e. Dalam Pelaksanaan kegiatan Pimpinan BLUD perlu menggalang dukungan / kerjasama


lintas sektor terkait di tingkat Kecamatan.

f. Di setiap akhir tahun anggaran para pelaksana kegiatan mempertanggungjawabkan


hasil pelaksanaan kegiatan berupa laporan kepada pejabat yang berwenang.

3.2.3 Pertanggungjawaban Kegiatan

Indikator keberhasilan kegiatan dapat dilihat dari Laporan pertanggungjawaban yang


meliputi :

a. capaian realisasi keuangan dan


b. capaian indikator hasil kegiatan /keluaran SPM.

Periodisasi Laporan pertanggungjawaban program tergantung dari jenis programnya.


Yakni : Harian, Mingguan, Bulanan, Tri Bulanan, Semesteran, Tahunan .

Setiap program yang telah disusun, wajib dipertanggungjawabkan oleh koordinator


program kepada pimpinan BLUD, selanjutnya Pimpinan BLUD membuat laporan
pertanggungjawaban kepada Kepala Dinas Kesehatan.

3.2.4 Monitoring dan Evaluasi (Monev) Kegiatan

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas realisasi pencapaian program setiap tahun
dilakukan oleh Kepala Puskesmas selaku pimpinan BLUD melalui kegiatan minilokakarya
bulanan, monev semesteran dan monev akhir tahun.

Di tingkat Satuan Kerja pelaksanaan monitoring dan Evaluasi selain melalui pelaporan
juga melalui rapat Kepala Puskesmas dipimpin oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
selaku Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang.

3.3 AKUNTABILITAS KEUANGAN


3.3.1 Sistem Akuntansi dan Keuangan

3.3.1.1 Proses Penganggaran

a. Atas dasar Rencana Strategis Bisnis dan mengacu pada Kebijakan Umum APBD (KUA)
serta Prioritas dan Plafond Anggaran (PPA), Puskesmas menyusun penganggaran
keuangan dan kegiatan tahunan dalam bentuk Rencana Bisnis Anggaran (RBA).
Penyusunan RBA berdasarkan prinsip anggaran berbasis kinerja, perhitungan

48
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

akuntansi biaya menurut jenis layanan, kebutuhan pendanaan dan kemampuan


pendapatan yang meliputi:

a) Seluruh pendapatan yang akan diperoleh dari jasa layanan yang diberikan
kepada masyarakat.

b) Hibah tidak terikat dan/atau hibah terikat yang diperoleh dari masyarakat
atau badan lain.

c) Hasil kerjasama dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya.

d) Penerimaan anggaran yang bersumber dari APBD

e) Penerimaan anggaran yang bersumber dari APBN

f) Sumber-sumber pendapatan BLUD lainnya.

b. RBA merupakan penjabaran lebih lanjut dari program dan kegiatan BLUD yang
tercantum dalam RKA, dengan berpedoman pada pengelolaan keuangan BLUD.

c. RBA, disertai dengan usulan program, kegiatan, standar pelayanan minimal dan biaya
dari keluaran yang akan dihasilkan.

d. RBA disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Rancangan Peraturan Daerah
tentang APBD.

e. RBA dipersamakan sebagai RKA-Unit SKPD dan dikonsolidasikan dengan RKA-SKPD


Dinas Kesehatan Kabupaten kemudian disampaikan kepada PPKD, selanjutnya oleh
PPKD disampaikan kepada TAPD untuk dilakukan penelaahan.

f. RBA yang telah dilakukan penelaahan oleh TAPD, disampaikan kepada PPKD untuk
dituangkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD.

g. Setelah Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dltetapkan menjadi Peraturan


Daerah, pemimpin BLUD melakukan penyesuaian terhadap RBA untuk ditetapkan
menjadi RBA definitif yang dipakai sebagai dasar penyusunan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA) untuk diajukan kepada PPKD.

h. PPKD mengesahkan DPA sebagai dasar pelaksanaan anggaran dengan berpedoman


pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

i. DPA, dipakai sebagai dasar penarikan dana baik yang berasal dari subsidi pemerintah
daerah maupun pendapatan operasional, sedangkan penarikan dana dari pemerintah

49
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

pusat menggunakan DIPA (Dokumen Isian Pelaksanaan Anggaran) dengan


mekanisme/prosedur yang diatur oleh Menteri Keuangan.

3.3.1.2 Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban

Akuntansi dan laporan keuangan BLUD disusun berdasarkan Standar Akuntansi


Pemerintahan (SAP) dan mengacu pada Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan Nomor 59
Tahun 2007.

Laporan keuangan BLUD pada akhir tahun akan dikonsolidasi dengan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah.

Puskesmas sebagai Unit - SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi, kebijakan


akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangannya mengacu sepenuhnya pada
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerepanan Standar
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah, dan Peraturan Bupati
tentang Pedoman Penatausahaan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten.

Seluruh mekanisme/prosedur penerimaan dan pengeluaran menyangkut


transaksi keuangan yang terjadi di Puskesmas dilaksanakan secara terpusat di Sub Bagian
Tata Usaha Puskesmas sebagai Pejabat Keuangan, sebagai berikut:

a. Semua transaksi keuangan yang meliputi penerimaan dan pengeluaran kas


mengacu pada DPA-BLUD yang memuat antara lain pendapatan dan biaya, proyeksi
arus kas, jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa yang akan dihasilkan.

b. DPA-BLUD menjadi lampiran perjanjian kinerja yang ditandatangani oleh kepala


daerah dengan pemimpin BLUD, dimana perjanjian kinerja tersebut merupakan
manifestasi hubungan kerja antara kepala daerah dan pemimpin BLUD.

c. Dalam perjanjian kinerja, kepala daerah menugaskan pemimpin BLUD untuk


menyelenggarakan kegiatan pelayanan umum dan berhak mengelola dana sesuai
yang tercantum dalam DPA-BLUD, yang memuat antara lain kesanggupan untuk
meningkatkan kinerja pelayanan bagi masyarakat dan kinerja keuangan.

Sebagai salah satu wujud akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan


Puskesmas, maka Pejabat Pengelola menyampaikan laporan keuangan Puskesmas
sebagai BLUD (Entitas Pelaporan) secara berkala setiap bulan, semester dan

50
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

tahunan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku kepada Bupati melalui
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten, terdiri dari:

1. Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran menunjukkan informasi pendapatan, belanja,


dan pembiayaan selama satu periode pelaporan

2. Laporan Perubahan SAL

Laporan Perubahan SAL menunjukkan informasi perubahan sisa


anggaran pada satu periode pelaporan

3. Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan mengenai aset, kewajiban, dan


ekuitas dana pada tanggal tertentu.

4. Laporan operasional

Laporan Operasional berisi informasi jumlah pendapatan dan biaya BLUD


selama satu periode.

5. Laporan Perubahan ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas menunjukkan informasi kenaikan/penuruan


ekuitas selama satu perole pelaporan

6. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan informasi kas berkaitan dengan aktivitas


operasional, investasi, dan aktivitas pendanaan dan/atau pembiayaan
yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo
akhir kas selama periode tertentu.

7. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan berisi penjelasan naratif atau rincian dari
angka yang tertera dalam laporan keuangan disertai laporan mengenai
kinerja.

Laporan keuangan BLUD disampaikan secara berkala kepada Bupati


melalui Dinas Kesehatan Kabupaten, untuk dikonsolidasikan dengan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah secara berkala paling lambat 1 (satu) bulan setelah
periode pelaporan berakhir.

51
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

Laporan keuangan BLUD merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari


laporan pertanggungjawaban keuangan Pemerintah Daerah.

Pejabat Pengelola wajib mengungkapkan informasi penting dalam


Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Puskesmas sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku secara tepat waktu, akurat, jelas dan obyektif.

Agar laporan keuangan tersebut dapat dipercaya dan dapat dijadikan


sumber informasi yang handal oleh berbagai pihak yang berkepentingan, maka
laporan keuangan tersebut diaudit oleh auditor independen.

d. Perubahan/revisi terhadap RBA definitif dilakukan apabila:

1) terdapat penambahan atau pengurangan pagu anggaran yang berasal dari


APBD dan/atau.

2) belanja Puskesmas melampaui ambang batas fleksibilitas.

3.3.1.3 Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi secara internal terhadap proses pengelolaan keuangan di


Puskesmas dilakukan sebagai berikut:

a. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi secara internal terhadap pengelolaan


keuangan Puskesmas akan dilakukan oleh Kepala Puskesmas sesuai dengan fungsi,
tugas pokok, dan kewenangannya.

b. Apabila telah dibentuk unit organisasi Satuan Pengendalian Intern (SPI), pelaksanaan
monitoring dan evaluasi secara internal terhadap pengelolaan keuangan Puskesmas
akan dilakukan oleh SPI sesuai dengan fungsi, tugas pokok, dan kewenangannya.

c. Monitoring dan evaluasi terhadap pengelolaan keuangan dilakukan setiap tahun oleh
SPI terhadap semua unit kerja di lingkungan Puskesmas

d. Laporan hasil monitoring dan evaluasi dibuat oleh SPI dan diserahkan kepada Kepala
Puskesmas sebagai bahan untuk pengambilan keputusan.

Pembinaan terhadap pengelolaan keuangan dilakukan oleh Dinas Kesehatan


maupun pejabat Auditor Internal ( Inspektorat Kabupaten, Inspektorat propinsi,
Inspektorat Jendral Kementrian kesehatan, dan BPKP )

Untuk Pemeriksaan pengelolaan Keuangan BLUD dilakukan oleh Auditor


Independent. Pemeriksaan laporan keuangan BLUD berdasar Standart Akutansi
Pemerintahan (SAP) dilakukan oleh BPK, sedangkan pemeriksaan laporan keuangan
52
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

berdasarkan Standart Akutansi Keuangan (SAK) dilakukan oleh kantor Akuntan Publik
yang ditunjuk.

Hasil audit tersebut di atas akan dipublikasikan kepada pihak-pihak yang


membutuhkan sesuai dengan kompetensinya.

Pengukuran kinerja merupakan hal yang penting dalam manajemen program


secara keseluruhan karena kinerja yang dapat diukur akan mendorong pencapaian
kinerja dari setiap unit kerja dalam organisasi.

Dalam melakukan kinerja keuangan diperlukan instrumen pengukuran yang


valid dan dapat dipercaya (reliable) sehingga data yang diperoleh dapat dijadikan rujukan
untuk melakukan evaluasi kinerja keuangan dari masing-masing unit kerja yang ada di
lingkungan Puskesmas. Instrumen dibuat berdasarkan indikator-indikator capaian yang
telah ditetapkan oleh masing-masing unit kerja, antara lain meliputi:

a. Pencapaian target pendapatan (rupiah dan persentase)

b. Pencapaian efisiensi biaya (rupiah dan persentase)

c. Pertumbuhan pendapatan (persentase)

d. Rasio-rasio keuangan (persentase) yang dituangkan dalam dokumen RBA tahun


berikutnya.

3.3.1.4 Kebijakan Tarif Layanan

a. Puskesmas dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas jasa
layanan kesehatan berupa jasa sarana dan jasa pelayanan yang diberikan.

b. Imbalan atas jasa layanan kesehatan ditetapkan dalam bentuk tarif layanan, dengan
prinsip dan sasaran penetapan besaran tarip layanan adalah untuk menutupi biaya
penyelenggaraan fasilitas pelayanan kesehatan dengan mempertimbangkan
kemampuan masyarakat dan aspek keadilan secara proporsional.

c. Bupati menetapkan tarif layanan atas usulan Pejabat Pengelola melalui Sekretaris
Daerah dengan mempertimbangkan kontinuitas dan pengembangan layanan, daya
beli masyarakat, asas keadilan dan kepatutan dan kompetensi yang sehat.

d. Tarif layanan ditetapkan dengan peraturan kepala daerah dan disampaikan kepada
pimpinan DPRD.

53
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

e. Peraturan kepala daerah mengenai tarif layanan BLUD dapat dilakukan perubahan
sesuai kebutuhan dan perkembangan keadaan. Perubahan tarif dapat dilakukan
secara keseluruhan maupun per unit layanan.

f. Selama belum ada Perda tarif layanan di Puskesmas BLUD maka menggunakan Perda
retribusi layanan kesehatan di Puskesmas yang masih berlaku yang diatur dalam
Peraturaan Bupati tentang Tarif Layanan Kesehatan di Puskesmas BLUD.

3.4 AKUNTABILITAS KINERJA

Melalui Undang undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara


yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, mengamanatkan bahwa setiap
kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan pemerintahan harus
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan
tertinggi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Dalam kerangka pembangunan Good Governance, kebijakan umum pemerintah


adalah ingin menjalankan pemerintahan yang berorientasi pada hasil (result oriented
goverment). Untuk itu sistem akuntabilitas Kinerja instansi pemerintah yang telah dibangun
dalam rangka mewujudkan good governance dan sekaligus result oriented government
perlu terus dikembangkan, serta informasi kinerjanya diintegrasikan kedalam sistem
penganggaran dan pelaporan sesuai amanat Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara serta berbagai Peraturan Perundangan di bawahnya.

Dengan demikian anggaran Negara baik Pusat maupun Daerah menjadi Anggaran
Berbasis Kinerja, yaitu anggaran yang dihitung dan disusun berdasarkan kebutuhan untuk
menghasilkan output dan outcome yang diinginkan masyarakat.

Dengan anggaran berbasis kinerja ini akan dapat dilakukanpenelusuran alokasi


anggaran kinerja yang direncanakan dan pada setiap akhir tahun anggaran juga bisa
dilakukan evaluasi untuk mengetahui cost efficiency dan cost effektiveness anggaran
instansi yang bersangkutan sekaligus pencegahan dan deteksi kebocoran anggaran.

Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan pengembangan dan penerapan sistem


pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terstruktur, dan legitimate sehingga
penyelenggaraan pemerintahan daan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya
guna, berhasilguna, bersih, dan bebas dari kolusi, korupsi, dan nepotisme. Dalam rangka
mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita cita bangsa dan Negara.

54
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

Guna memenuhi aspek akuntabilitas pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah tersebut,


maka Pemerintah menetapkan Instruksi Presiden Nomor 07 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).

Konsep Dasar akuntabilitas tersebut didasarkan pada klasifikasi responsibilitas


manajerial pada tiap lingkungan organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada
bagian, sehingga masing masing individu bertanggungjawab atas kegiatan yang
dilaksanakan pada bagiannya.

Konsep inilah yang membedakan adanya kegiatan yang terkendali (controliable


activities ) dengan kegiatan yang tidak terkendali (uncontroliable activities ).

55
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

BAB IV

TRANSPARANSI

Puskesmas telah berupaya menerapkan prinsip-prinsip transparansi dalam


penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan dengan menerapkan asas keterbukaan yang
dibangun atas dasar kebebasan arus informasi, agar informasi yang terkait dengan
penyelenggaraan kegiatan Puskesmas dapat diterima secara langsung bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.

Transparansi penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan merupakan pelaksanaan


tugas dan kegiatan yang bersifat terbuka bagi masyarakat baik dari proses kebijakan, perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan/pengendaliannya, dan mudah diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan informasi, terutama meliputi kegiatan pelayanan publik yang terkait dengan:

a. Manajemen dan penyelenggaraan pelayanan publik.

b. Prosedur pelayanan.

c. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan.

d. Rincian biaya pelayanan.

e. Waktu penyelesaian pelayanan.

f. Pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab.

g. Lokasi pelayanan.

h. Janji pelayanan.

i. Produk layanan

j. Sarana dan Prasarana yang dibutuhkan

k. Penanganan Pengaduan / Keluhan.

l. Informasi pelayanan.

Dalam membangun prinsip-prinsip transparansi tersebut di atas, upaya-upaya yang telah


dilakukan oleh Puskesmas adalah dengan menetapkan dan melaksanakan kebijakan-kebijakan:

56
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

4.1 Kejelasan tugas dan kewenangan dalam membangun transparansi internal dengan

menciptakan Sistem Audit Internal.

1. Pengawasan Internal.

Dalam rangka terciptanya sistem pengendalian intern yang efektif di lingkungan


Puskesmas, Kepala Puskesmas harus melakukan pengawasan terhadap:

a. Efektivitas penerapan pola tata kelola di Puskesmas, termasuk kepatuhan petugas


terhadap peraturan dan perundangan yg berlaku

b. Kegiatan operasional dalam mencapai sasaran Puskesmas diatur secara ekonomis,


efisien, dan efektif.

c. Penanganan permasalahan yang berkaitan dengan indikasi terjadinya KKN (kolusi,


korupsi, dan nepotisme) yang menimbulkan kerugian puskesmas.

2. Pejabat Pengelola menyampaikan laporan keuangan Puskesmas sebagai Entitas Akuntansi


Unit-SKPD secara berkala setiap semester dan tahunan kepada Bupati melalui DPPKAD dan
Dinas Kesehatan Kabupaten setelah laporan tersebut dikonversi sesuai SAP dan dikonsolidasi
dengan laporan Dinas Kesehatan.

3. Pejabat Pengelola mengungkapkan informasi penting dalam Laporan Tahunan dan Laporan
Keuangan Puskesmas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku secara
tepat waktu, akurat, jelas dan obyektif.

4. Melaporkan perkembangan barang-barang inventaris dan barang tidak bergerak milik


Puskesmas tiap semesteran dan tahunan kepada pihak-pihak yang berkompeten sesuai
peraturan perundang-undangan.

5. Pejabat Pengelola menyusun Rencana Strategis Bisnis (RSB) lima tahunan dan Rencana
Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan

4.2 Tersedianya informasi kepada publik yang merupakan implementasi transparansi

eksternal yang diwujudkan dengan kebijakan-kebijakan, sebagai berikut :

Puskesmas Karanganyar telah membuat dan mempublikasikan Visi dan Misi Puskesmas :

a. Penyebarluasan informasi melalui Sosialisasi, Brosur, Rapat periodik, Banner, Spanduk


dan media massa

b. Memasang informasi di tempat terbuka, mudah dilihat dan dibaca oleh pengunjung
tentang :

57
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

- Struktur organisasi Puskesmas

- Denah Ruangan

- Alur Pelayanan

- Jadwal pelayanan

- Jenis Pelayanan

- Tarif pelayanan kesehatan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

- Hak dan Kewajiban pasien

- Papan nama ruangan

c. Memfasilitasi pengaduan pasien melalui penyediaan kotak saran, formulir kesan dan
pesan serta fasilitas pengaduan yang lain.

d. Pengadaan barang dan jasa diterapkan dengan memegang prinsip-prinsip efisien,


efektif, transparan, bersaing, adil/tidak diskriminatif, akuntabel dan praktik bisnis yang
sehat.

BAB V
RESPONSIBILITAS

Prinsip Responsibilitas adalah kesesuaian atau kepatuhan di dalam pengelolaan Puskesmas


terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku.

58
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

Puskesmas harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung


jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha
dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.

Pelaksanakan responsibilitas Puskesmas diuraikan dalam berbagai kebijakan sebagai berikut:

1. Pejabat Pengelola melakukan identifikasi dan kajian terhadap potensi risiko yang dihadapi
Puskesmas

2. Pejabat Pengelola menetapkan strategi dan kebijakan penanganan pengelolaan risiko serta
melakukan pengawasan atas pelaksanaannya.

3. Pejabat Pengelola menetapkan dan menjalankan program yang terkait dengan tanggung
jawab sosial Puskesmas secara periodik.

4. Pejabat Pengelola harus memastikan bahwa Puskesmas selalu berupaya mempedulikan


kelestarian lingkungan alam dan lingkungan sosialnya sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.

5. Mengembangkan peralatan baru pada Instalasi Pengendalian Air Limbah (IPAL) sehingga
sistem pengendalian Limbah dapat berjalan dengan baik.

6. Puskesmas melaksanakan jasa pengobatan gratis terhadap pasien masyarakat miskin


(Maskin, Gakin) dengan bekerja sama dengan pengelola asuransi kesehatan.

7. Prinsip kehati-hatian dalam bekerja diterapkan melalui pengawasan atasan langsung secara
berjenjang

59
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

BAB VI
INDEPENDENSI

Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG (Good Corporate Governance), Puskesmas harus
dikelola secara independen sehingga masing-masing bagian tidak saling mendominasi dan tidak
dapat diintervensi oleh pihak lain.

Pelaksanakan prinsip independensi Puskesmas lebih lanjut dijabarkan dalam berbagai


kebijakan sebagai berikut:

1. Pendelegasian sebagian kewenangan Pejabat Pengelola kepada pejabat dibawahnya


diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan pertimbangan untuk menunjang
kelancaran tugas dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

2. Pejabat/pelaksana yang diberi wewenang harus melaksanakan wewenang yang


didelegasikan tersebut dengan penuh tanggung jawab dan memberikan laporan
pelaksanaannya secara berkala kepada Pejabat Pengelola.

3. Semua keputusan dalam rapat dilakukan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

4. Setiap keputusan yang diambil memperhatikan kepentingan stakeholders Puskesmas,


risiko yang melekat, dan kewenangan yang dimiliki oleh setiap pengambil keputusan.

5. Bupati dan Pejabat Pengelola konsisten dalam menjalankan keputusan-keputusan


yang telah ditetapkan.

6. Pemerintah Kabupaten Ngawi selaku pemilik tidak diperkenankan mencampuri


kegiatan operasional Puskesmas yang menjadi tanggung jawab Pejabat Pengelola
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7. Pejabat Pengelola dilarang memangku jabatan rangkap sebagai pejabat jabatan


struktural dan fungsional lainnya pada instansi/lembaga Pemerintah Daerah, serta
jabatan Pengelola pada lembaga kesehatan lain yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan.

8. Penyusunan struktur organisasi dilaksanakan melalui musyawarah bersama untuk


mencapai mufakat agar tugas dan fungsi Puskesmas dalam memberikan pelayanan
kesehatan dapat berjalan secara optimal.

9. Penyusunan struktur organisasi tidak didasarkan atas kepentingan personal atau


60
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

sektoral semata.

10. Penyusunan daftar kebutuhan obat berorientasi pada kepentingan pasien, tidak
berorientasi pada kepentingan detailer, distributor atau pihak-pihak tertentu yang
menguntungkan salah satu pihak saja.

61
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

BAB VII

ETIKA DAN INTEGRITAS

7.1. Penerapan Nilai-nilai Puskesmas, Budaya Kerja dan Budaya Organisasi


Puskesmasmemiliki kode etik yang wajib dihayati dan dijadikan acuan dalam berperilaku
bagi seluruh insan Puskesmas

Setiap insan Puskesmas wajib menghayati nilai-nilai, budaya kerja dan budaya organisasi
Puskesmas serta mengimplementasikan dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya.

7.2. Komitmen terhadap Panduan Perilaku

a. Puskesmas memiliki panduan perilaku ( kode etik ) yang wajib dihayati dan dijadian
acuan dalam berperilaku bagi seluruh insan Puskesmas.

b. Setiap unsur pimpinan Puskesmas wajib menunjukkan komitmen pribadi yang kuat dan
memberikan contoh keteladanan kepada seluruh insan Puskesmas tentang bagaimana
harus bersikap dan berperilaku sesuai dengan Panduan Perilaku.

Komitmen Pejabat Pengelola (unsur pimpinan) dilaksanakan dengan:

1) Menetapkan pemberlakuan Panduan Perilaku,

2) Melakukan sosialisasi Panduan Perilaku kepada seluruh Pegawai Puskesmas,

3) Memberi contoh kepada Pegawai Puskesmas bersikap dan berperilaku


sesuai dengan Panduan Perilaku,

4) Memberikan sanksi yang adil terhadap setiap pelanggaran Panduan Perilaku.

7.3. Loyalitas kepada Puskesmas

Setiap insan Puskesmas harus memiliki keyakinan bahwa loyalitas kepada Puskesmas dapat
mendorong totalitas dalam menjalankan tugas, kewajiban, dan tanggung jawabnya dengan
bekerja keras, cermat, taktis serta ikhlas untuk meningkatkan nilai Puskesmas

7.3.1. Kedisiplinan

Setiap insan Puskesmas wajib mentaati semua peraturan yang telah ditetapkan oleh
Puskesmas, antara lain. jam masuk kerja, jam pulang kerja, memakai seragam dan atributnya,

62
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

pemenuhan hari kerja, panggilan tugas, baik di dalam maupun di luar jam kerja, memberikan
pelayanan yang baik kepada pasien dan masyarakat, serta mematuhi sistem dan prosedur
kerja yang berlaku.

Untuk mewujudkan disiplin tersebut, maka setiap insan Puskesmas secara


konsekuen untuk:

a. Melaksanakan perencanaan dan program kerja yang telah ditetapkan Puskesmas,

b. Melaksanakan segala peraturan yang ditetapkan,

c. Melaksanakan perintah atasan yang telah disanggupinya,

d. Mentaati jam kerja yang telah ditetapkan,

e. Datang tepat waktu pada acara-acara rapat atau janji yang telah disanggupi,

f. Mengenakan seragam dan atribut yang telah ditetapkan,

g. Melaksanakan dan mentaati prosedur kerja yang telah ditetapkan,

h. Tidak menggunakan jam kerja untuk urusan lain diluar kedinasan,

i. Cepat dan tepat dalam melaksanakan tugasnya dengan:

1) Tidak mengabaikan tertib teknis dan administratif.

2) Bekerja penuh ketekunan dan kejujuran.

3) Memberikan keteladanan, terutama bagi para pimpinan/atasan wajib


memberikan contoh dan memelihara moral yang tinggi secara konsisten dan
konkret kepada stafnya.

7.3.2. Tugas Dinas

Setiap insan Puskesmas wajib melaksanakan tugas sebaik-baiknya dengan penuh


pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab. Setiap insan Puskesmas dalam melaksanakan
tugas selalu tepat waktu, bersikap ramah dan menghormati hak-hak pasien. Setiap insan
Puskesmas tidak diperbolehkan melakukan tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan
atau pihak lain, bertindak selaku perantara bagi pihak lain untuk mendapatkan pekerjaan
atau pesanan dari Puskesmas.

7.3.3. Mutasi dan Promosi

Setiap pegawai Puskesmas wajib bersedia dimutasikan dan/atau dipromosikan antar unit
maupun antar jabatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

63
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

7.3.4. Pendidikan dan Pelatihan

Setiap pegawai Puskesmas yang ditunjuk wajib bersedia mengikuti pendidikan dan pelatihan
yang diselenggarakan oleh internal maupun eksternal Puskesmas. Hasil pendidikan dan
pelatihan eksternal wajib dilaporkan secara tertulis kepada Pejabat Pengelola.

7.4. Gratifikasi dan Suap

Dalam melakukan interaksi dan hubungan usaha dengan stakeholders Puskesmas,


setiap insan Puskesmas dituntut untuk bersikap profesional, jujur, dan terbuka.

7.4.1 Gratifikasi

Gratifikasi dapat didefinisikan sebagai suatu pemberian dalam arti luas baik berupa
uang dan yang disetarakan dengan uang maupun dalam bentuk materi lainnya. Uang dan
yang disetarakan meliputi antara lain, uang tunai, cek, tabungan, bilyet giro, komisi, rabat,
potongan harga, pinjaman tanpa bunga, tip/persenan, dan sejenisnya. Hadiah dalam bentuk
materi lainnya pada umumnya meliputi cinderamata, bingkisan, tiket perjalanan, tiket
pertunjukan, fasilitas pengobatan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, dan lain-lain.

Hadiah yang diberikan berkaitan dengan hubungan usaha pada dasarnya dilarang.
Setiap insan Puskesmas dilarang menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja
dari siapapun juga yang diketahui atau patut dapat diduga bahwa pemberian itu
bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan insan Puskesmas
yang bersangkutan. Bentuk hadiah / pemberian yang diperbolehkan antara lain:

1. Honorarium, tiket perjalanan, fasilitas antar jemput sebagai pembicara, narasumber


dan sejenisnya dalam kegiatan seminar, lokakarya, ataupun diskusi yang tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan serta mendapat persetujuan
tertulis dari pejabat yang berwenang.

2. Honorarium atau imbalan atas karya tulis yang dimuat di media massa ataupun
dipublikasikan dalam bentuk buku sebagai sarana peningkatan kapasitas atau
pengembangan profesi.

3. Hadiah yang didasarkan pada hubungan kekeluargaan/kekerabatan


yang jelas, yang diberikan atau diterima dengan maksud-maksud yang
tidak ada kaitannya dengan kepentingan Puskesmas dengan nilai
intrinsik relatif rendah (misalnya dalam acara resepsi perkawinan, ulang tahun,
syukuran, dan sejenisnya).

4. Barang-barang untuk tujuan promosi seperti buku agenda, kalender, gantungan


64
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

kunci, alat tulis, kaos, dan barang sejenis lainnya yang berlogo/beratribut Puskesmas
yang secara intrinsik bernilai rendah.
Apabila karena sesuatu hal insan Puskesmas dihadapkan pada keadaan yang tidak
dapat memungkinkan untuk menolak hadiah /pemberian, maka yang bersangkutan
wajib segera melaporkannya kepada atasan langsung dan pejabat puncak di unit
kerja masing-masing dengan tembusan ke Bagian Tata Usaha dengan tata cara
sebagai berikut:

a). Laporan disampaikan secara tertulis dengan melampirkan dokumen yang


berkaitan dengan hadiah/pemberian tersebut.

b). Laporan tersebut sekurang-kurangnya memuat:

1) Nama dan alamat lengkap penerima dan pemberi hadiah.

2) Jabatan penerima hadiah.

3) Tempat dan waktu penerimaan.

4) Uraian jenis hadiah.

5) Nilai hadiah.

7.4.2. Suap

Suap dapat didefinisikan sebagai suatu perbuatan memberi atau


menjanjikan sesuatu kepada seorang pejabat atau seorang yang memiliki wewenang, dengan
maksud agar yang bersangkutan berbuat atautidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang
bertentangan dengan kewajibannya. Suap merupakan praktik usaha yang tidak sehatdan
tindakan yang melanggar hukum. Suap dapat berupa korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Setiap insan Puskesmas wajib menghindarkan diri dari penyuapan dengan tidak
menerima atau memberi dalam bentuk apapun:

a. Yang diketahui atau patut disangka bahwa apa yang diterima atau yang diberikan itu
berhubungan dengan jabatannya.

b. Yang bertujuan untuk membujuk agar dalam jabatannya melakukan atau tidak
melakukan sesuatu yang berlawanan dengan hukum/peraturan yang berlaku.

c. Yang diketahui bahwa sesuatu yang diterima atau diberikan itu


berhubungan dengan apa yang telah dilakukan atau dialpakan dalam jabatannya yang
berlawanan dengan kewajibannya.

65
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

7.5. Jamuan Bisnis

Jamuan bisnis adalah kegiatan pemberian akomodasi tamu Puskesmas yang wajar
dalam kegiatan bisnis ataupun sosial. Jamuan bisnis harus dihindari jika ada tendensi akan
mempengaruhi obyektivitas keputusan bisnis, dan terlalu sering dilakukan.

Jamuan bisnis diperbolehkan jika :

a. Berkaitan dengan kepentingan usaha Puskesmas sesuai dengan praktik bisnis yang lazim.

b. Nilainya tidak berlebihan (wajar) dan tidak dapat diklasifikasikan sebagai bentuk
hadiah/pemberian atau suap.

c. Tidak melanggar hukum atau etika yang berlaku.

d. Tidak menurunkan citra Puskesmas atau insan Puskesmas apabila diketahui oleh umum.

e. Dalam hal pemberian jamuan bisnis, wajib mendapat persetujuan secara tertulis atau
lisan dari pejabat yang berwenang sehingga dapat dibayar dan dicatat oleh Puskesmas
sebagai biaya usaha yang wajar.

7.6. Pertentangan Kepentingan (Conflict of Interest)

Dalam melakukan transaksi atau suatu hubungan usaha dengan rekanan, pasien, dan
pihak ketiga lainnya terkadang timbul suatu situasi yang dapat menciptakan pertentangan
kepentingan dan berpotensi menghilangkan independensi dan objektivitas insan
Puskesmas.Pertentangankepentingan dapat didefinisikan sebagai seseorang atau entitas yang
mempunyai dua atau lebih kepentingan yang saling bertentangan yaitu antara kepentingan
Puskesmas dan pribadi.Hal ini bisa terjadi pada sebuah hubungan, peristiwa atau
pertimbangan material tertentu dimana obyektivitas atau pertimbangan profesional telah
dikesampingkan.

Insan Puskesmas tidak diperkenankan menempatkan diri pada posisi atau situasi
yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan antara dirinya dengan Puskesmas atau
dengan rekanan Puskesmas.Keputusan yang diambil insan Puskesmas harus netral tidak boleh
ada pengaruh kepentingan pribadi maupun keluarga yang dapat secara sadar atau tidak sadar
mempengaruhi pertimbangan terbaiknya bagi kepentingan Puskesmas dan rekanannya.

Pertentangan kepentingan dapat diminimalkan / dihindari dengan cara:

a. Menghindari kepentingan keuangan secara signifikan pada perorangan/ lembaga


yang menjalin hubungan usaha/berusaha menjalin dengan Puskesmas.
66
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

b. Tidak menggunakan dokumen maupun informasi penting dan rahasia untuk


kepentingan pribadi.

c. Tidak bertindak sebagai perantara untuk kepentingan pihak ketiga dalam


bertransaksi yang melibatkan Puskesmas dan kepentingannya.

d. Mengklarifikasi kapan seseorang bertindak selaku pribadi atau sebagai insan


Puskesmas.

e. Mengungkapkan setiap kemungkinan pertentangan kepentingan sebelum suatu


transaksi/perjanjian dilaksanakan.

f. Tidak menjabat sebagai Dewan Pengawas, Direksi, Pejabat kunci, maupun


menjadi Pegawai pada Lembaga Kesehatan lain yang menjalin/berusaha menjalin
hubungan usaha dengan Puskesmas.

7.7. Penggunaan Wewenang dan Jabatan

Setiap insan Puskesmas wajib memastikan bahwa penggunaan wewenang dan jabatan
adalah bebas dari KKN, dengan senantiasa menghindari perbuatan atau tindakan berikut :

a. Menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu.

b. Melakukan kegiatan yang langsung atau tidak langsung merugikan


kepentingan Puskesmas atau negara.

c. Menyalahgunakan barang inventaris, uang atau surat-surat berharga milik Puskesmas.

d. Melakukan kejahatan bersama atasan, teman sejawat, bawahan atau


orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan
untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak
langsung merugikan Puskesmas.

e. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan.

f. Melakukan tindakan sewenang-wenang kepada pasien dan calon pasien.

7.8. Pemeliharaan Lingkungan Puskesmas

Lingkungan kerja yang bersih, aman, dan nyaman merupakan salah satu faktor untuk
meningkatkan produktivitas kerja. Puskesmas dan seluruh insan Puskesmas harus selalu
tanggap terhadap pemeliharaan lingkungan dengan melakukan hal-hal berikut:

1. Menghindari perilaku yang tidak sesuai dengan norma kerja dan norma kesusilaan agar
terjaga keamanan lingkungan Puskesmas,yakni:

67
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

a. Meminum minuman keras serta menyalahgunakan obat-obatan terlarang di


lingkungan kantor maupun di luar kantor.

b. Melakukan segala bentuk perjudian di lingkungan kantor maupun diluar kantor.

c. Melakukan tindakan/perbuatan asusila/amoral yang tidak sesuai dengan nilai-nilai


kesopanan dan agama yang ada.

d. Menganiaya, memfitnah, menghina secara kasar, serta mengancam atasan, bawahan,


dan rekan kerja.

e. Membujuk atasan, bawahan, dan rekan kerja untuk melakukan sesuatu yang
bertentangan dengan hukum dan kesusilaan.

f. Membuka rahasia Puskesmas atau mencemarkan nama baik pimpinan maupun


pegawai Puskesmas dan keluarganya yang seharusnya dirahasiakan, kecuali untuk
kepentingan Puskesmas dan negara.

g. Melakukan tindak pencurian barang atau uang aset Puskesmas atau yang merupakan
milik pegawai lain.

h. Membawa senjata tajam atau benda yang dapat dipergunakan untuk melakukan
ancaman dan tindak kekerasan di lingkungan kerja, kecuali tugas dan fungsi insan
Puskesmas yang mewajibkan hal tersebut.

2. Menjaga kebersihan lingkungan kerja termasuk membuang sampah pada tempatnya serta
kerapian penyimpanan dokumen dan perlengkapan kerja.

3. Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja.

4. Berpenampilan dan berbusana secara rapi dan bersahaja baik di dalam maupun luar
kantor.

7.9. Perlindungan Aset, Informasi dan Rahasia Pasien

7.9.1. Program perlindungan aset Puskesmas

Pada dasarnya aset Puskesmas hanya digunakan untuk kepentingan Puskesmas. Aset
Puskesmas dilarang digunakan untuk kepentingan pihak tertentu baik pada jam kerja
maupun di luar jam kerja.

Program perlindungan aset Puskesmas meliputi:

a. Setiap insan Puskesmas dilarang menyalahgunakan barang-barang, uang dan surat


berharga milik Puskesmas

68
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

b. Setiap insan Puskesmas dilarang memiliki, menjual, membeli,


menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barang-barang
berharga milik Puskesmas secara tidak sah.

c. Setiap insan Puskesmas dilarang membuka/menambah jasa layanan


baru yang tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku.

d. Setiap insan Puskesmas dilarang merujuk pasien Puskesmas kepada Puskesmas/Rumah


Sakit lainnya yang tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku.

e. Setiap insan Puskesmas dilarang memanfaatkan fasilitas Puskesmas untuk kepentingan


pribadi dan tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku.

f. Melakukan penagihan jasa layanan tanpa melalui prosedur yang berlaku.

7.9.2. Program perlindungan informasi

Program perlindungan informasi dimaksudkan agar setiap insan Puskesmas tidak


mengungkapkan kerahasiaan informasi Puskesmas kepada pihak manapun tanpa ijin. Yang
dimaksud informasi rahasia adalah informasi yang tidak tersedia di publik dan tidak
diniatkan untuk dipublikasikan (misalnya, rencana kerja, strategi investasi, strategi
pemasaran, dan sebagainya).

7.9.3. Program perlindungan rahasia Pasien

1. Setiap insan Puskesmas wajib menjaga rahasia pasien sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku dengan menjaga, memelihara dan pemyimpan dokumen
rekam medik sebaik-baiknya.

2. Pejabat Pengelola wajib menetapkan kebijakan pengelolaan rekam medik.

3. Pemanfaatan (disclose) rekam medik untuk peradilan harus seijin pasien yang
bersangkutan dan/atau atas perintah pengadilan.

4. Pemanfaatan rekam medik untuk kebutuhan penyidikan dan/atau keperluan asuransi


harus seijin pasien yang bersangkutan dan Kepala Puskesmas.

5. Pemanfaatan rekam medik untuk pendidikan dan penelitian tenaga kesehatan atau
peserta didik atas seijin dan sepengetahuan Kepala Puskesmas.

7.10. Kesadaran Terhadap Efisiensi Biaya

Setiap insan Puskesmas wajib memilki “kesadaran terhadap efisiensi biaya” dengan
melakukan upaya-upaya sebagai berikut:

69
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

1. Mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan Puskesmas.

2. Menggunakan sumber daya Puskesmas secara hemat sesuai dengan kebutuhan.

3. Meminta penggantian/pembebanan biaya dengan dilandasi kejujurandan tanggung


jawab serta didukung dengan dokumen yanglengkapsesuai dengan aturan dan kebijakan
Puskesmas.

7.11. Integritas Pelaporan

Untuk menghasilkan laporan-laporan yang bisa dipertanggung jawabkan, akurat dan


tepat waktu kepada manajemen, pemilik, dan pihak yang berkepentingan lainnya
(stakeholders) sangat tergantung pada usaha Puskesmas untuk menyediakan data yang
diperlukan. Oleh karena itu, semua catatan resmi mengenai kegiatan/transaksi Puskesmas
harus akurat, jujur, lengkap, dan tepat waktu tanpa adanya pembatasan dalam bentuk
apapun, akurasi tercermin dalam dua hal, yaitu dokumentasi fakta dan penilaian yang wajar.

Puskesmas tidak akan membiarkan adanya manipulasi pembayaran yang dilakukan


dengan mengalihkan pembayaran melalui catatan atau rekening pihak ketiga.

Setiap petugas yang bertanggungjawab terhadap pembukuan wajib dan harus


berlaku jujur, obyektif, akurat dan setia. Setiap kesalahan yang disengaja ataupun kegiatan
yang menyesatkan dalam melakukan pembukuan akan ditindak sesuai dengan hukum yang
berlaku.

7.12. Aktivitas Politik

Setiap insan Puskesmas tidak dapat dikaitkan dengan dukungan partai politik,
sehingga tidak dapat menggunakan aset/fasilitas Puskesmas dan wewenangnya untuk
menyuruh dan menekan pegawai lain untuk mendukung partai politik tertentu dan
wakilnya.

Setiap insan Puskesmas dilarang menjadi pengurus/anggota partai politik, calon


legislatif, dan calon eksekutif. Insan Puskesmas yang aktif dalam aktivitas politik wajib
mengundurkan diri dari Puskesmas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Puskesmas tidak menghalangi kontribusi pribadi setiap insan Puskesmas untuk


melaksanakan aktivitas politik yang menjadi pilihan. Kontribusi tersebut merupakan hak dan
tanggung jawab pribadi masing-masing dan tidak menggunakan nama ataupun atribut
Puskesmas

70
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

7.13. Menjaga Nama Baik Puskesmas

Dalam rangka menjaga dan memelihara citra/nama baik Puskesmas, setiap insan
Puskesmas tidak diperbolehkan:

a. Melakukan perbuatan/tindakan yang menyebabkan tercemarnya nama baik Puskesmas.

b. Memberikan keterangan yang bukan wewenangnya kepada pihak lain yang dapat
menimbulkan keresahan.

c. Menerima sesuatu dalam bentuk apapun yang merugikan Puskesmasdalam rangka


pelaksanaan tugas dan pelayanan kepada masyarakat atau pasien.

d. Menarik pembayaran jasa layanan tidak sesuai prosedur yang berlaku.

e. Melakukan ikatan kerja sama dengan pihak ketiga baik perorangan


maupun Badan Hukum lain tanpa sepengetahuan Pejabat Pengelola.

7.14. Hubungan Dengan Stakeholders Utama


7.14.1. Pegawai

Puskesmas memandang Pegawai yang terdiri dari tenaga medis, paramedis


perawatan, paramedis non perawatan dan tenaga non medis Puskesmas, sebagai salah satu
aset yang memiliki kekuatan besar dalam menunjang keberhasilan Puskesmas dalam rangka
pencapaian visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan.

Puskesmas peduli dan akan memusatkan perhatiannya pada pengembangan sumber


daya manusia untuk mencapai peningkatan produktivitas kerja.

Kebijakan Puskesmas dalam berhubungan dengan Pegawai adalah sebagai berikut :

1. Puskesmas dan Pegawai saling menghormati hak dan kewajiban berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

2. Puskesmas mendorong kesempatan kerja/karir yang sama bagi setiap Pegawai.


Puskesmas menggunakan kemampuan bekerja, kualifikasi, dan kriteria yang terkait
dengan hubungan kerja sebagai dasar dalam mengambil keputusan mengenai
hubungan kerja antara Puskesmas dan Pegawai.

3. Puskesmas memberikan dukungan dan kesempatan kepada seluruh


Pegawai untuk mengembangkan kemampuan dan profesionalisme
melalui pendidikan formal maupun informal seperti pelatihan, kursus,
seminar, dan lokakarya.

71
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

4. Puskesmas menyediakan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan bebas dari segala
bentuk tekanan yang mungkin timbul akibat adanya perbedaan-perbedaan yang
melekat pada setiap individu Pegawai.

5. Puskesmas memberi penghargaan kepada Pegawai dan unit kerja yang memiliki catatan
prestasi terbaik di Puskesmas. Contoh: Perawat/Bidan Teladan.

6. Puskesmas akan memberikan jasa pelayanan / remunerasi kepada Pegawai, termasuk


Pejabat Pengelola sebagai imbalan atas prestasi kerjanya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

7. Puskesmas berkomitmen untuk senantiasa mematuhi peraturan perundang-undangan


tentang kesehatan dan keselamatan kerja bagi Pegawai. Bangunan, tata letak fasilitas
dan alat-alat kerja harus memenuhi stándar keselamatan kerja yang tinggi.

8. Puskesmas berupaya membangun komunikasi dua arah yang efektif, baik melalui
prosedur informasi dan konsultasi yang diselenggarakan oleh Puskesmas maupun
respon aktif atas saran dan kritik atau nasihat konstruktif dari Pegawai, dan
menjadikan saran tersebut sebagai acuan penting bagi pengambilan keputusan.

9. Puskesmas menjamin perlindungan atas kerahasiaan informasi pribadi Pegawai.


Puskesmas akan mengumpulkan, menyimpan dan menjamin keamanan informasi
pribadi dari Pegawai untuk efektivitas operasional menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

10. Setiap Pegawai harus menghindari kepentingan pribadi yang berbenturan dengan
kepentingan Puskesmas atau yang dapat mempengaruhi pertimbangan atau tindakan
dalam pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

11. Pegawai tidak boleh memiliki hubungan usaha, keuangan atau hubungan lain dengan
rekanan dan mitra Puskesmas,yang mungkin dapat merusak kemandirian Puskesmas.

a. Pedoman yang dapat diterapkan pada hampir semua situasi benturan :

 Pegawai harus menghindari adanya kepentingan finansial dengan rekanan


dan mitra Puskesmas lainnya.

 Pegawai harus menghindari prakarsa atau persetujuan tindakan kepegawaian


yang mempengaruhi imbalan atau tindakan disiplin
Pegawai dimana mereka memiliki hubungan keluarga atau keterlibatan
pribadi.

72
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

 Pegawai tidak diperkenankan menggunakan aset Puskesmas untuk


keuntungan pribadi. Pegawai tidak diperbolehkan menjalankan usaha pribadi
dengan mengatasnamakan nama Puskesmas, menggunakan aset Puskesmas
pada jam kantor.

b. Puskesmas menyediakan tempat kerja, sarana dan peralatan kerja dan alat
pelindung diri yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari sehingga
dapat bekerja secara produktif.

c. Setiap kelompok profesional sejenis di Puskesmas dapat dibentuk sebuah


komite sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Hubungan antara kelompok profesional (komite) diarahkan dan


disinergikan untuk meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas.

7.14.2. Pasien

Jasa layanan kesehatan merupakan sumber pendapatan pokok untuk menjamin


kelangsungan usaha Puskesmas. Kelancaran penerimaan pembayaran jasa layanan
tergantung kepada terbentuknya hubungan yang saling menguntungkan bagi Puskesmas
dan pasien. Dalam pelayanan kepada pasien, Puskesmas berkomitmen untuk memberikan
pelayanan 24 (dua puluh empat) jam sebagaimana yang telah diatur dalam Standar
Pelayanan Minimal, dengan menerapkan prinsip terbuka, integritas, transparan, adil dan
akuntabel untuk menciptakan hubungan yang saling menguntungkan.

Berikut ini adalah kebijakan Puskesmas dalam berhubungan dengan pasien.

a. Puskesmas menghormati hak-hak pasien sesuai dengan norma dankaidah-kaidah


profesi medis, kebijakan hubungan pasien, peraturan yang berlaku di Puskesmas
maupun Peraturan Perundanganyang berlaku.

b. Puskesmas menjamin pemulihan hak pasien yang dirugikan karena penyimpangan


medis (malpraktek) terhadap pasien.

c. Puskesmas secara aktif menggali keinginan dan kebutuhan pasien, baik melalui survei
kepuasan pasien maupun saluran pengaduandari pasien yang dibuka oleh Puskesmas

d. Puskesmas memberikan perlakuan atau pelayanan yang sama tanpa membedakan


kepada semua pasien. Puskesmas berkomitmenuntuk senantiasa melakukan upaya-
upaya guna mempertahankandanmenjaga agar pemberian pelayanan

73
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

kesehatankepadapasiensesuai dengan Standar Pelayanan Minimal.

e. Puskesmas senantiasa memberikan informasi secara akurat, lengkap dan tepat pada
waktunya mengenai pelayanan kesehatan, sertahak dan kewajiban calon pasien. Setiap
perubahan kebijakan berkaitan dengan hak dan kewajiban pasien, termasuk kebijakan
tarifserta prosedur pelayanan kesehatan dan pengaduan, senantiasa disosialisasikan
kepada pasien.

f. Puskesmas senantiasa meneliti alasan yang melatarbelakangi


pengaduan pasien dan segera mengambil tindakan yang tepat untuk menghindari
terulangnya pengaduan tersebut. Selain itu Puskesmasakan memberikan peringatan,
teguran dan hukuman sesuaidengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
kepadasetiapPegawai yang terbukti melakukan kesalahan atau kelemahan teknis yang
ada dalam praktek.

g. Puskesmas senantiasa menjaga rahasia pasien kecuali atas


permintaan pasien atau perintah Undang-Undang (peradilan).

7.15. Hubungan Dengan Stakeholders Lainnya

7.15.1. Lingkungan dan Masyarakat

Berikut ini adalah kebijakan Puskesmas dalam berhubungan dengan lingkungan dan
masyarakat.

a. Puskesmas berkomitmen untuk senantiasa melakukan upaya-upaya perlindungan


guna mempertahankan kualitas lingkungan sekitar Puskesmasterhadap pencemaran
yang timbul dari limbah Puskesmas

b. Puskesmas melakukan berbagai upaya untuk menjadi warga yang dapat diterima
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat, serta mendapatkan
dukungan dari masyarakat sekitartempatusaha Puskesmas. Dengan demikian
Puskesmas akanturutserta memelihara lingkungan hidup yang bersih dan sehat,
serta ketertiban di sekitar Puskesmas. Puskesmas membangundanmembina
hubungan yang baik dengan masyarakat di sekitar tempat usaha Puskesmas.

c. Puskesmas mendorong timbulnya rasa ikut memiliki bagi masyarakat sekitar


Puskesmas dengan tujuan agar turut serta menjagaasetdan kepentingan-
kepentingan Puskesmasdi lingkungannya.

74
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

d. Puskesmas melaksanakan kegiatan sosial sebagai perwujudan


tanggung jawab sosial Puskesmas terhadap masyarakat lingkungan di sekitar
Puskesmas beroperasi.

7.15.2. Rekanan

Berikut ini adalah kebijakan Puskesmas dalam berhubungan dengan rekanan.

a. Puskesmas melakukan pengadaan baik penunjukan langsung


maupun lelang secara efisien, efektif, bersaing, transparan, adil, tidak diskriminatif
dan dapat dipertanggungjawabkan, dengan melibatkan
rekanan yang mempunyai reputasi dan rekam jejak yang baik.

b. Puskesmas memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon


rekanan dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu,
dengan cara dan alasan apapun. Oleh karena itu, Rumah Sakit melarang setiap insan
Puskesmas memberikan informasi berkaitan dengan estimasi harga atau membahas
secararahasia pekerjaan di masa yang akan datang dengan calon rekanan yang akan
berkompetisi.

c. Puskesmas menghindari rekanan yang mempunyai hubungan


keluarga dengan pengambil keputusan untuk menghindari adanya konflik
kepentingan. Puskesmas melarang setiap insan Puskesmas bertindak selaku
perantara bagi seorang atau badan hukumuntuk mendapatkan pekerjaan atau
pesanan dari Puskesmas.

d. Puskesmas dapat melakukan Kerjasama Operasional dengan pihak ketiga (rekanan)


dalam bentuk kerjasama pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelatihan,
pembangunan gedung, pemanfaatanalat kedokteran dan kerjasama lainnya yang
sah. KerjasamaOperasional ini didasarkan prinsip saling menguntungkan, akuntabel,
transparan dan wajar serta tidak merugikan stakeholders.

e. Puskesmas menuangkan semua kesepakatan dalam suatu dokumen tertulis yang


disusun berdasarkan itikad baik dan saling menguntungkan.

7.15.3. Kreditur

Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur dapat dilakukan apabila

75
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

Puskesmas memperoleh keuntungan nyata dari dana yang dipinjam tersebut baik sekarang
maupun di masa-masa yang akan datang. Pemenuhan kebutuhan dana dari kreditur
dilakukan dengan pertimbangan profesional sesuai dengan praktik bisnis yang sehat.
Kebijakan Puskesmas dalam berhubungan dengan kreditur adalah sebagai berikut:

a. Peminjaman dari kreditur harus dilakukan sesuai dengan peraturan


perundang-undangan yang berlaku. Puskesmas menghormati hak-hak kreditur sesuai
dengan perjanjian yang dibuat oleh Puskesmasdan kreditur.

b. Puskesmas memberikan informasi akurat dan lengkap mengenai


Puskesmas yang diperlukan kreditur, termasuk pelaksanaan
kewajiban Puskesmas sesuai dengan perjanjian.

c. Puskesmas melaksanakan pemenuhan kewajiban kepada kreditur


secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang dibuat oleh Puskesmas dengan
kreditur.

7.15.4. Media Massa

Media massa berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara


Puskesmas dengan stakeholders dan sekaligus sebagai alat kontrol bagi Puskesmas dalam
melaksanakan tugasnya. Pemberitaan media massa diharapkan bersifat seimbang dan
terbuka sehingga dapat dijadikan informasi yang berguna bagi Puskesmas maupun pihak-
pihak lain yang berkepentingan untuk meningkatkan kinerja dan membangun citra positif
Puskesmas

Berikut ini adalah kebijakan Puskesmas dalam berhubungan dengan media massa :

a. Puskesmas membangun kerjasama positif, saling menghargai dan


menguntungkan dengan menempatkan media massa sebagai mitra usaha yang
sejajar.

b. Puskesmas berpegang pada kebenaran dan keterbukaan informasi


sesuai dengan kode etik jurnalistik dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

7.15.5. Komite Pelayanan Publik (KPP) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

KPP sebagai lembaga resmi wakil masyarakat dalam pelayanan publik dan LSM
khususnya LSM Bidang Kesehatan yang mewakili komunitas konsumen merupakan
komponen penting dalam membangun citra dan upaya peningkatan mutu pelayanan
Puskesmas kepada masyarakat.
76
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

Berikut ini adalah kebijakan Puskesmas dalam hubungan dengan KPP dan LSM :

a. Puskesmas berkewajiban membina komunikasi dengan KPP dan LSM dan bekerja sama
dalam membangun citra Puskesmas,

b. Puskesmas memfasilitasi kebutuhan KPP dan LSM secara


proporsional dalam akses informasi dan kebijakan dalam pelayanan kesehatan dalam
mengungkap issu dan keluhan pelayanan publik.

7.16. Pemantauan

Kepala Bagian Tata Usaha bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan agar


Pegawai Puskesmas senantiasa menjaga dan memelihara sikap dan perilaku yang sesuai
dengan Panduan Perilaku serta memantau efektivitas penerapan Panduan Perilaku dan
melaporkan hasilnya kepada Pimpinan (Kepala Puskesmas). Hal-hal yang menonjol selama
penerapan Panduan Perilaku dicatat sebagai bahan masukan penyempurnaan dan perbaikan.

7.17. Pelaporan atas Pelanggaran

Setiap insan Puskesmas wajib melaporkan tentang dugaan terjadinya pelanggaran


terhadap peraturan perundang-undangan, Panduan Perilaku, serta kebijakan dan aturan
Puskesmas, dan dapat menyampaikan saran dan pendapatnya kepada pejabat berwenang.
Pegawai Puskesmas wajib bekerja sama dalam penyelidikan internal yang dilakukan oleh
Puskesmas, dengan mengungkapkan data dan informasi yang diketahui, yang berkaitan
dengan terjadinya dugaan pelanggaran.

Puskesmas sepenuhnya menyadari, melaporkan tindakan pelanggaran sebagai


upaya yang tidak mudah dan menempatkan pegawai Puskesmas dalam posisi yang sulit,
bahkan menimbulkan semacam konflik batin bagi si pelapor. Kemampuan dan kesediaan
melaporkan setiap tindakan yang diyakini sebagai suatu pelanggaran merupakan hal penting
dari pelaksanaan tanggung jawab setiap Pegawai Puskesmas. Kepedulian untuk menjaga
kepentingan yang lebih besar, yakni kerugian bagi Puskesmas dan seluruh Pegawai, harus
menjadi acuan pertimbangan setiap keputusan untuk melaporkan suatu pelanggaran.

Oleh karena itu Puskesmas akan memberikan perlindungan hukum kepada setiap
insan Puskesmas yang melaporkan dugaan atau disangkakan adanya pelanggaran peraturan
perundangan, pedoman tata kelola dan Panduan Perilaku yang disertai bukti dan dokumen
yang sah.

Tidak seorangpun Pegawai Puskesmas akan dikenakan sanksi karena melaporkan


adanya dugaan pelanggaran Panduan Perilaku, kebijakan dan aturan, kecuali yang
77
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

bersangkutan ikut terlibat dalam pelanggaran tersebut. Pelaporan dapat meringankan


penjatuhan disiplin atau sanksi bagi si pelapor yang terlibat dalam pelanggaran.

Pelaporan dugaan pelanggaran dilakukan secara jujur, dilandasi dengan niat baik,
dan semata-mata dilakukan untuk pencegahan terjadinya kerugian terhadap Puskesmas,atau
rusaknya kinerja Puskesmas dan jauh dari maksud-maksud tertentu untuk kepentingan atau
keuntungan pribadi, misalnya antara lain karena dorongan sentimen pribadi, rasa iri hati dan
yang sejenisnya. Setiap pelaporan dugaan pelanggaran, seluruhnya disertai data atau bukti-
bukti yang akurat agar dapat diproses lebih lanjut demi keselamatan jalannya usaha
Puskesmas

Pegawai Puskesmas dilarang melakukan tindakan permusuhan, pembalasan atau


tindakan lain yang merugikan seperti ancaman fisik dan verbal terhadap Pegawai Puskesmas
lain yang melaporkan terjadinya pelanggaran ataupun yang bekerjasama dalam penyelidikan
pelanggaran.

Puskesmas sepenuhnya menjamin kerahasiaan identitas pelapor, isi informasi, saran


atau pendapat yang disampaikan.

Berikut ini adalah tindakan yang harus diambil oleh Pegawai Puskesmas apabila meyakini
telah terjadi pelanggaran.

a. Yakinkan dan pastikan memiliki seluruh data dan informasi yang relevan dengan
keadaan atau situasi yang mengindikasikan pelanggaran Panduan Perilaku, kebijakan
dan aturan-aturan lain. Bila perlu data dan informasi didukung dengan saksi-saksi yang
kuat.

b. Cari kesempatan dan cara yang paling cocok tanpa menyinggung perasaan untuk
menegur sesama rekan kerja atau atasan. Sampaikan secara halus dan tidak langsung
dengan memaparkan pelanggarannya, lalu mintalah tanggapannya. Bila perlu, bersama
rekan kerja atau atasan, mencari penyebabnya.

c. Segera laporkan dugaan pelanggaran yang terjadi di lingkungan unit atau bagian
masing-masing kepada atasan langsung dan pejabat puncak di unit atau bagian masing-
masing, dengan tembusan kepada Pimpinan (Kepala Puskesmas).

d. Apabila dugaan pelanggaran dilakukan oleh unsur pimpinan atau terjadi di luar
lingkungan unit/bagian atau karena sesuatu hal, tidak dapat melaporkan kepada atasan
langsung atau pejabat puncak, maka laporkan kepada Pimpinan (Kepala Puskesmas)
atau jenjang di atasnya secara langsung atau melalui pos, faksimili, email, telepon atau

78
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

kotak saran/pengaduan.

7.18. Penanganan atas Pelanggaran

Semua dugaan pelanggaran yang dilaporkan akan ditindaklanjuti secara memadai


melalui pengkajian atau pemeriksaan lebih lanjut untuk proses pembuktian dan penentuan
bobot pelanggaran sebagai bahan pertimbangan pemberian tindakan disiplin atau sanksi.

Penanganan atas dugaan pelanggaran dilakukan oleh atasan langsung atau pejabat
puncak, sesuai kewenangannya.Atasan langsung atau pejabat puncak wajib mengupayakan
pemecahan masalah/jalan keluar terhadap setiap pengaduan dugaan pelanggaran yang
terjadi di lingkungan unit atau bagian yang dipimpinnya dan melaporkan hasilnya kepada
Kepala Sub Bagian Tata Usaha untuk pengkajian kesesuaian keputusan yang diambil dengan
kebijakan dan aturan.

Dugaan pelanggaran yang memerlukan pengkajian atau pemeriksaan lebih lanjut akan
dilakukan oleh:

a. Kepala Sub Bagian Tata Usaha, jika menyangkut pelanggaran terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku, serta ketentuan dan peraturan Puskesmas.

b. Satuan Pengawasan Internal (apabila sudah dibentuk), menyangkut hal-hal yang terkait
dengan akuntansi dan keuangan atau kerugian-kerugian termasuk hal-hal yang perlu
dilakukan pemeriksaan yang lebih mendalam.

c. Rapat Pejabat Pengelola, jika menyangkut pelanggaran yang dilakukan oleh anggota
pejabat pengelola untuk menetapkan langkah-langkahyang harus diambil sesuai
ketentuan yang berlaku.

d. Inspektorat Wilayah Kabupaten, jika menyangkut pelanggaran yang dilakukan oleh


Pemimpin untuk menetapkan langkah-langkah yang harus diambil sesuai ketentuan
yang berlaku.

7.19. Sanksi atas Pelanggaran

Puskesmas melakukan berbagai upaya untuk menegakkan Panduan Perilaku,


kebijakan dan aturan, untuk mencegah terjadinya pelanggaran dan menghentikan dengan
segera pelanggaran yang terjadi. Salah satu upaya tersebut adalah dengan pemberlakuan
tindakan disiplin atau sanksi yang adil terhadap insan Puskesmas yang melakukan
pelanggaran Panduan Perilaku, kebijakan dan aturan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pemberlakuan tindakan disiplin atau sanksi tidak hanya terhadap Pegawai Puskesmas

79
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

yang melakukan pelanggaran, tetapi juga terhadap Pegawai Puskesmas yang lain, dalam
tingkatan apapun yang:

a. Tidak melaporkan atau menyembunyikan data dan informasi yang berkaitan dengan
terjadinya pelanggaran hukum, peraturan perundang-undangan dan kebijakan
Puskesmas.

b. Tidak bekerja sama dalam penyelidikan Puskesmas atas dugaan


pelanggaran.

c. Melakukan tindakan permusuhan, pembalasan atau tindakan lain yang merugikan


seperti ancaman fisik dan verbal terhadap pelapor terjadinya
dugaan pelanggaran.

d. Gagal melakukan pengawasan secara efektif terhadap tindakan bawahannya.

Tindakan disiplin atau sanksi disesuaikan dengan bobot/tingkat pelanggaran yang


dilakukan. Tindakan disiplin atau sanksi, meliputi:

a. Teguran lisan.

b. Teguran tertulis.

c. Pernyataan tidak puas secara tertulis dari Kepala Puskesmas (Pejabat Pengelola).

d. Pemberian skorsing.

e. Penurunan gaji setingkat lebih rendah untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun.

f. Penurunan gaji setingkat lebih rendah untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun.

g. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah untuk jangka waktu paling lama 1 (satu)
tahun dan/atau pembebasan dari jabatan.

h. Pemberhentian dengan hormat sebagai Pegawai tidak atas permintaan sendiri.

i. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai.

j. Tuntutan ganti rugi.

k. Diserahkan kepada yang berwajib untuk proses pemeriksaan lebih lanjut apabila
pelanggaran menyangkut kerugian Puskesmas yang material/besar dan dikategorikan
dalam tindakan pidana.

Setiap insan Puskesmas dalam tingkatan apapun, apabila jelas terbukti telah
melakukan pelanggaran terhadap Panduan Perilaku, kebijakan dan aturan akan dikenakan
tindakan disiplin atau sanksi sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada maupun
80
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

peraturan-peraturan susulan yang bersifat mengikat semua insan Puskesmas, dan dijalankan
secara tegas.

Setiap insan Puskesmas yang akan dikenakan atau dijatuhkan tindakan disiplin atau
sanksi wajib diberikan kesempatan atau hak secara adil untuk membela diri maupun
menyatakan pendapatnya atas dugaan pelanggaran yang dilakukannya.

BAB VIII

PENUTUP
81
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

Pola Tata Kelola yang telah disusun ini dimaksudkan sebagai petunjuk arah yang jelas dalam
memaksimalkan nilai UPTD Puskesmas Tambakboyo dengan cara menerapkan prinsip transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas dan independensi agar UPTD Puskesmas Tambakboyo memiliki daya
saing yang kuat.

Untuk dapat terlaksananya tujuan dari Pola Tata Kelola ini perlu mendapat dukungan
(komitmen) dan partisipasi seluruh karyawan UPTD Puskesmas Tambakboyo, serta perhatian dan
dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi baik bersifat materiil, administratif maupun
politis. Apabila dalam kurun waktu pelaksanaannya, terjadi perubahan terhadap peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan Pola Tata Kelola maka akan dilakukan revisi sesuai
dengan peraturan yang baru.

Saran dan kritik membangun sangat diharapkan guna sempurnanya rencana strategis bisnis
ini sehingga sasaran-sasaran strategik dapat dicapai sesuai target yang direncanakan.

82
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

BAB IX

DAFTAR REFERENSI RUJUKAN

Sumber referensi untuk menyusun Pola Tata Kelola Puskesmas adalah:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Badan layanan


Umum, yang telah dirubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Sistem akuntasi
Pemerintahan;Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintahan;
3. Peraturan pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan Standart Pelayanan Minimal
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;

5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:


PER/02/M.PAN/1/2007 Tanggal 25 Januari 2007 tentang Pedoman Organisasi Satuan
Kerja Di Lingkungan Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.

6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 772/MENKES/SK/VI/2002


Tanggal 21 Juni 2002 tentang Pedoman Peraturan Internal Puskesmas (Hospital By
Law).

7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 631/MENKES/SK/IV/2005


Tanggal 25 April 2005 tentang Pedoman Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staf
By Laws) di Puskesmas.

8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/MENKES/SK/II/2004


Tanggal 10 Februari 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.

9. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. KEP-117/M-MBU/2002


tentang Penerapan Praktik-Praktik Good Corporate Governance(GCG) di Lingkungan
BUMN.

10. Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pokok
Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Daerah Kabupaten Ngawi Tahun
2007 Nomor 007 )

83
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

11. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentan Urusan Pemerintah yang
menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi ( Lembaran Daerah
Kabuaten Ngawi Tahun 2008 Nomor 03 )
12. Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
daerah Nomor 16 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 08
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas Daerah
13. Peraturan Bupati Ngawi Nomor 58 Tahun 2008 tentang Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi
14. Peraturan Bupati Nomor 14 Tahun 2015 tentang Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD UPTD Puskesmas

1) Tabulasi Peraturan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Prosedur Tetap (Protap)

84
BLUD Puskesmas Tambakboyo Pedoman
Tata
Kelola

LAMPIRAN

1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;
2) Peraturan Bupati Ngawi Nomor 58 Tahun 2008 tentang Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi;
3) Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan retribusi
Pelayanan Kesehatan Pada Puskesmas dan Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Kesehatan
Daerah Kabupaten Ngawi;
4) Peraturan Bupati Nomor 14 Tahun 2015 tentang Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD UPTD Puskesmas
5) Tabulasi Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Prosedur Tetap (Protap)
6) Tabulasi Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas

85

Anda mungkin juga menyukai