Farmasi Industri PDF
Farmasi Industri PDF
LAMPIRAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : ...... TAHUN ……
TANGGAL : ......
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
RIPIN memiliki masa berlaku untuk jangka waktu 20 tahun, dan bila
diperlukan dapat ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun.
2
tahun 2035. Besarnya jumlah penduduk merupakan pasar
potensial bagi industri barang konsumsi dan industri
pendukungnya, termasuk industri komponen. Selain itu, komposisi
struktur demografi penduduk berusia produktif yang lebih besar
merupakan peluang bagi peningkatan produktivitas industri
nasional. Peningkatan potensi pasar dan produktivitas akan
berpengaruh pada peningkatan kesejahteraan penduduk melalui
peningkatan pendapatan per kapita.
b. Perkembangan teknologi
d. Kelangkaan energi
3
pada 20 tahun kedepan. Untuk menjamin keberlangsungan
pembangunan industri diperlukan kebijakan penghematan dan
diversifikasi energi serta perhatian yang lebih besar terhadap
pengembangan sumber energi terbarukan.
4
yang menarik, cepat dan praktis, serta standar higienisme yang
lebih tinggi dan harga yang kompetitif dan terjangkau. Kebutuhan
akan produk pangan yang sehat, aman, dan halal semakin tinggi.
Industri pangan fungsional dan pangan untuk kebutuhan khusus
juga akan semakin meningkat di masa datang.
h. Paradigma manufaktur
6
menjadi UU No 32 dan 33 tahun 2004 yang menegaskan tata kelola
hubungan antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
Secara prinsip pelaksanaan otonomi daerah atau desentralisasi di
Indonesia diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran
serta masyarakat.
Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 diatur
pembagian urusan pemerintahan menjadi urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan pemerintah dan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan pemerintahan daerah yang dibagi menjadi
urusan wajib dan pilihan. Dalam kaitannya dengan sektor industri,
dengan adanya pembagian urusan pemerintahan tersebut ada banyak
peluang yang dapat dimanfaatkan oleh daerah provinsi, kabupaten
dan kota. Pemanfaatan peluang akan mempercepat pertumbuhan dan
pengembangan industri di daerah serta meminimalkan
ketidakmerataan penyebaran industri di wilayah Indonesia.
7
II. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN INDUSTRI
8
III. SASARAN, STRATEGI DAN TAHAPAN PEMBANGUNAN INDUSTRI
Indikator Pembangunan
NO Satuan 2014 2015 2020 2025 2035
Industri
Pertumbuhan sektor Industri
1 % 6,18 6,83 8,51 9,11 10,46
Non Migas
a. Makanan, Minuman dan
5,35 5,64 6,99 7,26 7,68
Tembakau
b. Tekstil, Brg. kulit & Alas
5,60 5,86 7,10 7,37 8,20
kaki
c. Brg. kayu & Hasil hutan
6,06 6,12 6,04 6,45 6,81
lainnya.
d. Kertas dan Barang cetakan 3,69 4,07 4,67 5,65 6,33
e. Pupuk, Kimia & Barang
2,07 3,23 7,98 8,29 10,22
dari karet
f. Semen & Brg. Galian
3,19 4,66 6,83 8,30 9,55
bukan logam
g. Logam Dasar Besi & Baja 5,69 6,78 5,60 6,82 7,15
h. Alat Angk., Mesin &
9,07 9,80 10,73 11,16 12,24
Peralatannya
i. Barang lainnya 3,24 2,69 3,12 4,05 5,44
10
Pentahapan pembangunan industri prioritas dilakukan dalam jangka
menengah (sesuai periode perencanaan pemerintah) dan jangka panjang
(sesuai dengan periode berlakunya Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2014 tentang Perindustrian). Sejalan dengan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN), tahapan dan arah rencana
pembangunan industri nasional diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap I (2015-2020)
Arah rencana pembangunan industri nasional pada tahap ini
dimaksudkan untuk "meningkatkan nilai tambah sumber daya alam
pada industri hulu berbasis agro, mineral dan migas, yang diikuti
dengan pembangunan industri pendukung dan andalan secara
selektif melalui penyiapan SDM yang ahli dan kompeten di bidang
industri, serta meningkatkan penguasaan teknologi."
2. Tahap II (2020-2025)
Arah rencana pembangunan industri nasional pada tahap ini
dimaksudkan untuk "mencapai keunggulan kompetitif dan
berwawasan lingkungan melalui penguatan struktur industri dan
penguasaan teknologi, serta didukung oleh SDM yang berkualitas."
11
IV. BANGUN INDUSTRI NASIONAL
13
produktivitas, nilai tambah, daya saing, dan kemandirian sektor
industri nasional.
5. Prasyarat, yaitu kondisi ideal yang dibutuhkan sebagai syarat agar
tujuan pembangunan industri dapat tercapai. Prasyarat yang
dibutuhkan untuk mewujudkan industri andalan, pendukung dan
hulu, serta dalam pemanfaatan sumber daya di masa yang akan
datang adalah:
a. Penyediaan infrastruktur industri di dalam dan di luar kawasan
industri dan/atau di dalam kawasan peruntukan Industri;
b. Penetapan kebijakan dan regulasi yang mendukung iklim usaha
yang kondusif bagi sektor industri;
c. Penyediaan alokasi dan kemudahan pembiayaan yang
kompetitif untuk pembangunan industri nasional.
14
1. Kriteria secara kuantitatif terdiri dari :
a. Memenuhi kebutuhan dalam negeri dan substitusi impor, atau
memiliki potensi pasar yang tumbuh pesat di dalam negeri;
b. Meningkatkan kuantitas dan kualitas penyerapan tenaga kerja,
atau berpotensi dan/atau mampu menciptakan lapangan kerja
produktif;
c. Memiliki daya saing internasional, atau memiliki potensi untuk
tumbuh dan bersaing di pasar global;
d. Memberikan nilai tambah yang tumbuh progresif di dalam negeri,
atau memiliki potensi untuk tumbuh pesat dalam kemandirian;
e. Memperkuat, memperdalam, dan menyehatkan struktur industri.
f. Memiliki keunggulan komparatif, penguasaan bahan baku, dan
teknologi.
1. Industri Pangan
2. Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat
Kesehatan
3. Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka Industri Andalan
4. Industri Alat Transportasi
5. Industri Elektronika dan Telematika (ICT)
6. Industri Pembangkit Energi
7. Industri Barang Modal, Komponen, dan Bahan Industri
Penolong Pendukung
8. Industri Hulu Agro
9. Industri Logam Dasar dan Bahan Galian
Industri Hulu
Bukan Logam
10. Industri Kimia Dasar (Hulu dan Antara)
16
VISI dan MISI PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL
IndustriAndalan
Industri Pangan
Industri Pendukung
Industri Hulu
Modal Dasar
Sumber Daya Alam Sumber Daya Manusia Teknologi, Inovasi dan Kreativitas
Prasyarat
Infrastruktur Kebijakan dan Regulasi Pembiayaan
17
Industri Jenis Industri
No
Prioritas 2015-2020 2020-2025 2025-2035
Industri Pengolahan Minyak Nabati
Minyak goreng Minyak sawit Fortified cooking
(kelapa, kelapa merah (kaya beta oil, pangan
sawit), VCO, karoten), tepung fungsional
tepung kepala santan.
kering, santan pangan fungsional
dalam kemasan
Industri Minuman
Minuman ringan, Minuman Minuman energi
AMDK kesehatan
IndustriTepung
Tapioka, pati Tepung gandum Granulated
lainnya (jagung, tropika, pati dari composit flour.
sorghum, sagu), biomasa limbah
mocaf, tepung pertanian, pangan
kedele, gula cair darurat
(glokusa, maltosa,
fruktosa)
18
Industri Jenis Industri
No
Prioritas 2015-2020 2020-2025 2025-2035
Industri Bahan Penyegar
1. Bubuk coklat, 1. Makanan dan 1. Suplemen
lemak coklat, minuman dari berbasis kakao
makanan dan coklat, pangan 2. Suplemen
minuman dari fungsional berbasis kopi
coklat, ice cream 2. Aneka pangan 3. High value tea,
2. Kopi bubuk, olahan suplemen
kopi instan, kopi berbasis kopi berbasis teh
dekafeinasi, kopi organik,
mix, minuman pangan
kopi dalam fungsional
kemasan 3. Aneka olahan
3. Teh bubuk, teh teh, teh herbal,
celup, minuman high value tea,
teh dalam pangan
kemasan (Ready fungsional
to drink/RTD)
2. INDUSTRI
2 Industri Farmasi dan Kosmetik
FARMASI, 1. Sediaan herbal 1. Amoxicillin, 1. Sediaan herbal
KOSMETIK DAN 2. Garam industri 2. Golongan 2. Amoxicillin,
ALAT dan farmasi, Cefalosporin, 3. Azitrimycin,
KESEHATAN 3. Parasetamol, 3. Atorvastatin, 4. Vitamin B12,
4. Stevioside 4. Amlodipine, 5. Omeprazol,
(pemanis 5. Glimepiride, 6. Cardiovascular
buatan), 6. Lanzoprazole (mabendazole),
5. Vitamin C, 7. Radio farmasi 7. Insulin,
6. Glukosa 8. Produk 8. Radio farmasi,
(Pharmaceutical Kosmetik 9. Produk
grade for Kosmetik
infusion),
7. Beta-carotene
(Vitamin A)
8. Produk Kosmetik
19
Industri Jenis Industri
No
Prioritas 2015-2020 2020-2025 2025-2035
3. INDUSTRI Industri Tekstil
TEKSTIL, 1. Serat tekstil 1. Serat tekstil 1. Serat tekstil
KULIT, ALAS (Serat poliester, (Serat Nilon, (Serat Nilon,
KAKI DAN Serat Akrilik) Rayon) serat poliester,
ANEKA 2. Garmen 2. Tekstil Serat Akrilik
3. Tekstil Khusus: Khusus: dan rayon)
Otomotive Medical textile, 2. Tekstil Khusus:
textile, Medical Geotextile, Geotextile,
textile, dan Construction Construction
Industrial textile textile, dan textile, Ecotech
Ecotech textile textile, dan
Protective textile
20
Industri Jenis Industri
No
Prioritas 2015-2020 2020-2025 2025-2035
4. INDUSTRI ALAT Industri Kendaraan Bermotor
TRANSPORTASI 1. Komponen Penggerak mula Penggerak mula
otomotif listrik dan fuel cell listrik dan fuel cell
2. Penggerak mula
BBM/gas dan
Listrik
3. Alat berat
Industri Komputer
Komputer
21
Industri Jenis Industri
No
Prioritas 2015-2020 2020-2025 2025-2035
7. INDUSTRI Industri Mesin dan Perlengkapan
BARANG
1. Mesin CNC 1. Industrial tools 1. CNC controller
MODAL,
2. Industrial tools 2. CNC controller 2. Flexible
KOMPONEN,
3. Otomasi proses 3. Flexible Machining
DAN BAHAN
produksi untuk Machining center
PENOLONG
elektronika dan center 3. Otomasi proses
pengolahan 4. Otomasi proses produksi untuk
pangan produksi elektronika dan
untuk pengolahan
elektronika pangan
dan
pengolahan
pangan
Industri Komponen
1. Packaging (basis 1. Packaging 1. Packaging high
karton dan high quality quality (basis
plastik), (basis karton karton dan
2. Pengolahan dan plastik), plastik),
karet dan 2. Barang- 2. Plastik dan
barang dari barang karet karet
karet : Ban dan plastik engineering,
pnumatic, Ban engineering Produk plastik
luar dan ban 3. Zat Additive, dan karet
dalam, 4. Zat pewarna untuk
3. Zat Additive, tekstil (Dye kesehatan,
4. Zat pewarna stuff), elektrik,
tekstil (Dye elektronik dan
stuff), permesinan,
Produk plastik
dan karet
advance
material’
3. Zat Additive,
4. zat pewarna
tekstil (Dye
stuff)
22
Industri Jenis Industri
No
Prioritas 2015-2020 2020-2025 2025-2035
8. INDUSTRI
1 Industri Oleofood
HULU AGRO Minyak nabati Specialty fats Specialty fats
kasar (CPO, PKO, (coco butter aditif/penolong
CNO), olein, substitute, pengolahan
stearin, gliserol, shortening, pangan
PFID, coco butter margarine), dan
susbtitute, tocopherol,
margarin, betacaroten, asam
shortening, other organik dan
specialty fats. alkohol dari
limbah PKS,
arang aktif, serat
nabati.
Industri Oleokimia
Fatty acids, fatty Fatty acids, fatty Fatty acids, fatty
alcohols, fatty alcohols, fatty alcohols, fatty
amine, methyl ester amine, methyl amines, methyl
sulfonat esters dan esters, dan
(biosurfactant), bioplastic (PHB, polymers turunan
biolube (rolling oils), PHV, polylactate) minyak sawit.
glycerine based berbasis limbah
chemicals PKS, arang aktif
dan serat nabati.
Industri Kemurgi
Biodiesel (Fatty Biodiesel, Biodiesel (Fatty
Acid Methyl Ester/ Bioethanol, Acid Methyl
FAME), Bioavtur Bioavtur (Bio jet EsteME), Bioavtur
(Bio jet fuel). fuel), Biogas dari (Bio jet fuel).
POME
Biomaterial untuk Nano-cellulose
peralatan medis, derivatives, bio-
aromatic building based fiber &
blocks berbasis polymers (carbon
lignin untuk fiber, vicous), new
sintesis generation of
obat/farmasi, biobased composit.
Bioetanol Secondary biofuel
berbahan baku (bioetanol
lignoselulosa dan Bioetanol
limbah biomasa (berbahan baku
lignoselulosa),
secondary biofuel
(biomass
pyrolysis-
gasification)
23
Industri Jenis Industri
No
Prioritas 2015-2020 2020-2025 2025-2035
Industri Pakan
Ransum pakan Ransum pakan Ransum dan
ternak/ ikan/ berbasis limbah suplemen pakan
udang agro industri
9. INDUSTRI
Industri pengolahan dan pemurnian besi dan baja dasar
LOGAM DASAR
DAN BAHAN 1. Iron ore pellet 1. Sponge iron 1. Pig iron dan
GALIAN BUKAN 2. Crude Steel 2. Slab, Billet, besi cor
LOGAM 3. Nickel Pig Iron Bloom 2. Seamless pipe,
4. Ferronickel 3. Paduan besi profile bar, wire
5. Paduan besi (ferro alloy) 3. Paduan besi
(ferro alloy) 4. Baja tahan (ferro alloy)
6. Baja tahan karat long 4. Baja tahan
karat (stainless product karat dekoratif
steel) 5. Baja untuk 5. Baja untuk
keperluan keperluan
khusus (special khusus (special
steel) steel)
24
Industri Jenis Industri
No
Prioritas 2015-2020 2020-2025 2025-2035
Industri pengolahan dan pemurnian Logam dasar bukan
besi
1. Alumina 1. Alumina dan 1. Alumunium
2. Nickel matte alumunium dan alumunium
3. Tembaga katoda 2. Mixed alloy
Hydroxide 2. Nickel
Precipitate Electrolytic,
(MHP), Mixed Nickel Sulfate,
Sulfide Nickel Chloride
Precipitate 3. Kawat tembaga
(MSP), dan electronic
3. Paduan component
tembaga
(copper alloy)
25
Industri Jenis Industri
No
Prioritas 2015-2020 2020-2025 2025-2035
Industri Kimia Organik
Carbon black, Kaprolaktam, Kaprolaktam,
Asam Tereftalat, Cumene, Propilen Carbon black,
Asam Asetat, Glikol, Etilen Metil Metakrilat,
Akrilonitril, Bis Glikol, Fenol, Asam Tereftalat,
Fenol A Asam Fumarat, Asam Asetat
Ptalic Anhidrat (Peningkatan
kapasitas dan
kualitas)
Industri Pupuk
pupuk tunggal pupuk tunggal pupuk tunggal
(basis nitrogen), (basis fosfat), (basis nitrogen),
pupuk majemuk pupuk tunggal pupuk tunggal
(basis kalium), (basis fosfat),
pupuk majemuk pupuk tunggal
(basis kalium),
pupuk majemuk
26
1. Industri Pangan
a. Sasaran
TAHUN
NO URAIAN
2015 2020 2035
b. Program Pengembangan
Jangka Menengah (2015-2020): Jangka Panjang (2020-2035):
1. Menjamin ketersediaan bahan 1. Memantapkan zonasi/
baku (kualitas, kuantitas dan kawasan industri industri
kontinuitas) melalui koordinasi pangan
dengan instansi terkait dan 2. Meningkatkan kualifikasi,
kemitraan serta integrasi antara kapasitas dan kemampuan
sisi hulu dan sisi hilir didukung laboratorium uji mutu
oleh infrastruktur yang produk pangan
memadai. 3. Meningkatkan kemampuan
2. Menyiapkan SDM yang ahli dan inovasi dan penguasaan
berkompeten di bidang industri teknologi proses/rekayasa
pangan melalui diklat industri produk industri pangan
dan pendampingan melalui sinergi kegiatan
3. Meningkatkan kemampuan litbang dan diklat industri
penguasaan dan pengembangan pangan
inovasi teknologi industri 4. Memantapkan kebijakan
pangan melalui penelitian dan terkait infrastruktur dan
pengembangan yang terintegrasi pembiayaan industri
4. Meningkatkan efisiensi proses meliputi akses lahan, sarana
pengolahan dan penjaminan logistik, ketersediaan utilitas
mutu produk melalui penerapan dan energi untuk
GHP, GMP dan HACCP, meningkatkan daya saing
sertifikasi SNI dan halal, serta industri pangan nasional
bantuan mesin/peralatan 5. Meningkatkan nilai tambah
pengolahan produk pangan dan limbah industri pangan dan
peningkatan kapasitas penerapan sistem produksi
laboratorium uji mutu; bersih (reduce, reuse,
5. Mengkoordinasikan recycle) berbasis inovasi dan
pengembangan sistem logistik teknologi ramah lingkungan
untuk meningkatkan efisiensi
produksi dan distribusi produk
pangan.
6. Memfasilitasi pembebasan PPN
atas proses pengolahan pangan
dengan nilai tambah kecil.
7. Menfasilitasi akses terhadap
pembiayaan yang kompetitif
bagi industri pangan skala kecil
dan menengah.
8. Meningkatkan kerjasama
27
Jangka Menengah (2015-2020): Jangka Panjang (2020-2035):
industri internasional untuk
alih teknologi, peningkatan
investasi dan penguasaan pasar
ekspor.
9. Promosi dan perluasan pasar
produk industri pangan di
dalam dan luar negeri.
28
2. Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan
a. Sasaran
TAHUN
NO URAIAN
2015 2020 2035
1 Nilai Tambah Industri (Rp Trilyun) 36 73 626
2 Jumlah Tenaga Kerja (ribu orang) 850 1.050 1.556
b. Program Pengembangan
Jangka Menengah (2015-2020): Jangka Panjang (2020-2035):
Industri Farmasi dan Kosmetik Industri Farmasi dan Kosmetik
1. Meningkatkan penguasaan 1. Mengembangkan teknologi
teknologi proses dan rekayasa nasional untuk memproduksi
produk industri farmasi dan bahan farmasi dan kosmetik.
kosmetik melalui penelitian dan 2. Memfasilitasi pembangunan
pengembangan yang terintegrasi Industri Farmasi dan Kosmetik
2. Memfasilitasi pembangunan skala besar dengan orientasi
industri bahan baku farmasi dan ekspor
kosmetik untuk substitusi impor.
3. Mendorong peningkatan
penggunaan produk dalam
negeri, termasuk meningkatkan
keterkaitan antara industri besar
dan industri kecil dan menengah.
4. Memperkuat infrastruktur dalam
rangka pemberlakuan SNI wajib
bagi industri farmasi
5. Pengembangan sektor petrokimia
hulu untuk mengurangi
ketergantungan bahan baku
Industri Alat Kesehatan Industri Alat Kesehatan
1. Pengembangan kebijakan yang 1. Pengembangan lanjut untuk
mengkaitkan industri alat penguatan kemampuan,
kesehatan masal dengan kualitas, dan efiseinsi industri
pembiayaan layanan kesehatan alat kesehatan;
sebagai bentuk subsidi silang; 2. Pengembangan teknologi dan
2. Pengembangan kebijakan SDM untuk perancangan
penggunaan produk alat aplikasi produk alat kesehatan
kesehatan produk dalam negeri dan bionik (organ buatan) yang
pada fasilitas dan layanan menggabungkan aspek
kesehatan yang didanai APBN; kesehatan, biologi, material,
3. Fasilitasi promosi penggunaan kognitif, dan mikro/nano
alat kesehatan buatan dalam elektronika;
negeri termasuk pelatihan dan 3. Pengembangan center of
jaminan suku excellent yang mencakup
cadang/pemeliharaan; litbang dan produksi alat
4. Pengembangan road map industri kesehatan dasar masal untuk
alat kesehatan dan teknologi keperluan dalam negeri;
terkait secara terintegrasi 4. Pengembangan lanjut untuk
29
Jangka Menengah (2015-2020): Jangka Panjang (2020-2035):
termasuk komponen, bahan standardisasi dan dukungan
baku, dan bahan penolong; Hak atas kekayaan intelektual
5. Pendirian center of excellent yang atas produk alat kesehatan di
mencakup litbang dan produksi dalam negeri;
alat kesehatan dasar masal 5. Pengembangan lanjut untuk
untuk keperluan dalam negeri; penguatan IKM modern
6. Pengembangan SDM dengan penghasil komponen alat
kompetensi tinggi pada design kesehatan
engineering produk alat
kesehatan, termasuk pengukuran
dan pengujian;
7. Fasilitasi pembiyaan untuk
peningkatan kapasitas industri
alat kesehatan dasar masal
melalui revitalisasi pemesinan
dan alat pengukuran;
8. Pengembangan Standardisasi
dan dukungan Hak atas
kekayaan intelektual atas produk
alat kesehatan di dalam negeri;
9. Pengembangan dan penguatan
IKM modern penghasil komponen
alat kesehatan melalui bantuan
teknis dan peralatan uji.
30
3. Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki Dan Aneka
a. Sasaran
TAHUN
NO URAIAN
2015 2020 2035
1 Nilai Tambah Industri (Rp Trilyun) 125 210 1.080
b. Program Pengembangan
Jangka Menengah (2015-2020): Jangka Panjang (2020-2035):
Industri Tekstil Industri Tekstil
1. Pendirian pabrik serat sintetik 1. Melanjutkan pemberian
yang berorientasi pasar insentif bagi investor industri
domestik; tekstil khusus berteknologi
2. Pengembangan industri pewarna tinggi;
tekstil dan aksesoris; 2. Peningkatan kualitas produk
3. Perumusan kebijakan serat sintetik dari sumber
Pemerintah untuk industri bahan baku terbarukan
garmen agar dipersyaratkan untuk mendukung industri
menggunakan kain dalam negeri tekstil khusus;
secara bertahap; 3. Peningkatan kualitas produk
4. Pengembangan kompetensi kerja industri pewarna tekstil dan
SDM industri tekstil sesuai aksesoris berbasis bahan
Standar Kompetensi Kerja baku dalam negeri;
Nasional Indonesia (SKKNI) 4. Mempersiapkan sektor
5. Penguatan tempat uji industri pulp kayu agar
kompetensi (TUK) dan lembaga dapat memproduksi
sertifikasi SDM industri tekstil; dissolving pulp untuk
6. Peningkatan kemampuan, memenuhi kebutuhan bahan
kualitas & efisiensi industri TPT baku industri rayon
termasuk IKM melalui pelatihan (substitusi impor);
desain dan teknologi proses 5. Pengembangan produk serat
termasuk untuk mewujudkan khusus (high tenacity, micro
industri hijau; fiber dan lain-lain);
7. Pendirian pusat desain dan 6. Diversifikasi produk benang
pusat inovasi teknologi untuk untuk benang-benang
meningkatkan daya saing khusus;
industri tekstil; 7. Pengembangan lanjut pusat
8. Melanjutkan Program desain dan pusat inovasi
Restrukturisasi Mesin/Peralatan teknologi untuk
ITPT untuk meningkatkan meningkatkan daya saing
kualitas dan efisiensi; industri tekstil;
9. Pemberian insentif bagi investor 8. Pengembangan lanjut
industri tekstil khusus standardisasi & perlindungan
berteknologi tinggi; terhadap Hak atas kekayaan
10. Harmonisasi sistem perpajakan intelektual design produk
antara pajak keluaran dan pajak tekstil;
masukan dikaitkan dengan 9. Peningkatan kemampuan,
31
Jangka Menengah (2015-2020): Jangka Panjang (2020-2035):
jangka waktu restitusi; kualitas & efisiensi industri
11. Pengembangan kebijakan sistem TPT termasuk IKM melalui
agunan mesin tekstil untuk pelatihan desain dan
pembiayaan industri; teknologi proses termasuk
12. Pengembangan kebijakan untuk mewujudkan industri
pengamanan industri dalam hijau;
negeri melalui safeguards dan
tindakan pengamanan lainnya;
13. Pengembangan standardisasi &
perlindungan terhadap Hak atas
kekayaan intelektual design
produk tekstil;
14. Peningkatan peran asosiasi
untuk memperkuat kolaborasi
antar pelaku industri sepanjang
rantai pasok industri tekstil dan
produk tekstil.
Industri Kulit dan Alas Kaki Industri Kulit dan Alas Kaki
1. Pengembangan industri bahan 1. Pengembangan kemampuan
baku kulit sintetis dalam negeri; industri alas kaki dalam
2. Standarisasi bahan baku untuk negeri agar menjadi merek
industri kulit dan alas kaki kelas dunia;
untuk mencegah barang impor 2. Pengembangan bahan baku
berkualitas rendah; dari alam dan sintetis yang
3. Pemetaan potensi industri kulit berkualitas tinggi;
dan alas kaki nasional; 3. Peningkatan kemampuan
4. Penguatan sentra IKM melalui produksi industri kulit
penguatan kelembagaan dan khusus untuk penggunaan di
teknologi; industri;
5. Peningkatan kemampuan 4. Standarisasi bahan baku
(terutama ergonomical design) untuk industri kulit dan alas
industri alas kaki yang telah kaki untuk mencegah barang
memiliki pangsa pasar tinggi impor berkualitas rendah;
untuk bersaing secara global; 5. Penguatan sentra IKM
6. Perlindungan hak atas kekayaan melalui penguatan
intelektual design produk alas kelembagaan dan teknologi;
kaki yang dihasilkan di dalam 6. Peningkatan kemampuan
negeri; (terutama ergonomical design)
7. Peningkatan promosi industri industri alas kaki untuk
alas kaki customized secara perluasan pasar global;
ekslusif pada forum resmi 7. Perlindungan hak atas
nasional dan internasional untuk kekayaan intelektual design
memunculkan industri kelas produk alas kaki yang
dunia; dihasilkan di dalam negeri;
8. Peninjauan kebijakan ekspor 8. Pengembangan lanjut
bahan baku kulit mentah (wet teknologi pengolahan limbah
blue); penyamakan kulit;
9. Koordinasi dengan sektor 9. Pengembangan lanjut pusat
peternakan untuk mengatasi desain dan pusat inovasi
hambatan kualitas bahan baku teknologi untuk meningkatkan
terkait persyaratan kesehatan daya saing industri kulit dan
hewan; alas kaki.
32
Jangka Menengah (2015-2020): Jangka Panjang (2020-2035):
10. Pengembangan teknologi
pengolahan limbah penyamakan
kulit;
11. Penyebaran industri kulit dan
alas kaki dengan memperhatikan
potensi sumber daya wilayah
termasuk kewajiban pemenuhan
UMR;
12. Pendirian pusat desain dan pusat
inovasi teknologi untuk
meningkatkan daya saing
industri kulit dan alas kaki;
13. Melanjutkan Program
Restrukturisasi Mesin/Peralatan
IAK dan IPK untuk meningkatkan
kualitas dan efisiensi;
14. Harmonisasi sistem perpajakan
antara pajak keluaran dan pajak
masukan dikaitkan dengan
jangka waktu restitusi;
15. Peningkatan kemampuan
penelitian dan pengembangan
industri kulit khusus untuk
penggunaan di sektor industri
lainnya.
Industri Furnitur dan Barang Industri Furnitur dan Barang
Lainnya Dari Kayu Lainnya Dari Kayu
1. Melakukan pendampingan dan 1. Menjamin ketersediaan
mentoring terhadap IKM dalam pasokan bahan baku (kayu
rangka mendapatkan sertifikat dan rotan) melalui
legalitas kayu (SVLK) pengembangan sistem rantai
2. Menjamin ketersediaan bahan pasok yang ramah
baku (kualitas, kuantitas dan lingkungan, didukung
kontinuitas) melalui koordinasi dengan infrastruktur
dengan instansi terkait dan (transportasi dan pelabuhan)
kemitraan serta integrasi antara yang memadai.
sisi hulu dan sisi hilir. 2. Meningkatkan kegiatan
3. Meningkatkan kemampuan SDM penelitian dan
dalam penguasaan teknik pengembangan disain
produksi dan desain untuk produk furniture, didukung
meningkatkan daya saing dan dengan advokasi dan
kualitas produk regulasi terkait perlindungan
4. Pembangunan pendidikan HKI (paten, hak cipta)
kejuruan dan vokasi bidang 3. Meningkatkan ketrampilan
pengolahan kayu, rotan dan dan kreatifitas SDM dalam
furniture. memproduksi kerajinan
5. Penerapan teknologi pemanfaatan kayu/rotan
bahan baku alternatif dari (kayu 4. Mengembangkan
sawit, kayu karet, dsb) standarisasi kualitas produk
6. Fasilitas akses terhadap sumber dan fasilitasi untuk
pembiayaan yang kompetitif peningkatan daya saing
untuk meningkatkan kinerja industri furniture.
33
Jangka Menengah (2015-2020): Jangka Panjang (2020-2035):
ekspor furnitur
7. Meningkatkan promosi dan
perluasan pasar guna mendorong
tumbuhnya industri furniture
rotan dalam negeri
Industri Plastik, Pengolahan Karet Industri Plastik, Pengolahan
dan barang dari karet Karet dan barang dari karet
1. Memfasilitasi pengembangan 1. Mengembangkan teknologi
industri plastik, pengolahan karet nasional untuk
dan barang dari karet untuk memproduksi bahan dasar
produk kebutuhan rumah tangga. plastik dan karet.
2. Memfasilitasi penelitian dan 2. Memperkuat industri
pengembangan terintegrasi pembuat kompon plastik dan
sebagai upaya penguasaan karet.
teknologi proses dan rekayasa 3. Memperkuat kemampuan
produk industri plastik, nasional untuk
pengolahan karet dan barang dari memproduksi mesin dan
karet peralatan produksi dari
3. Mendorong peningkatan industri plastik dan karet
penggunaan produk dalam negeri, hilir.
termasuk meningkatkan 4. Pembangunan Industri
keterkaitan antara industri besar Plastik, Pengolahan Karet
dan industri kecil dan menengah. dan barang dari karet skala
4. Memperkuat infrastruktur dalam besar dengan orientasi
rangka pemberlakuan SNI wajib ekspor.
5. Pengembangan sektor plastik
hulu untuk mengurangi
ketergantungan bahan baku
6. Peningkatan kompetensi SDM.
34
4. Industri Alat Transportasi
a. Sasaran
TAHUN
NO URAIAN
2015 2020 2035
1 Nilai Tambah Industri (Rp Trilyun) 195 326 1.729
b. Program Pengembangan
Jangka Menengah (2015-2020): Jangka Panjang (2020-2035):
1. Pengembangan road map 1. Penguatan sub sektor
industri alat tarnsportasi secara industri pemesinan melalui
komprehensif yang bersifat modernisasi mesin dan
antar moda dengan peralatan presisi pada
memperhatikan kapasitas, industri perkapalan, kereta
kualitas, teknologi, dan api, pesawat terbang, dan
karakteristik kebutuhan roket peluncur ;
transportasi/ konektivitas di 2. Penelitian dan
dalam negeri, serta kaitannya pengembangan material maju
dengan jaringan transportasi (komposit, keramik, plastik,
global yang memperhatikan karet dan propelan) dengan
posisi geostrategis Indonesia; spesifikasi yang sesuai bagi
2. Penguatan sub sektor industri industri alat transportasi ;
pemesinan melalui revitalisasi 3. Pengembangan pasar
mesin dan peralatan presisi domestik melalui
pada industri perkapalan, pengembangan infrastruktur
kereta api dan pesawat terbang; prasarana transportasi yang
3. Penyediaan bahan baja dan non terintegrasi dengan
baja serta paduannya, dan pengembangan perwilayahan
bahan pendukung (komposit, industri
keramik plastik dan karet) yang 4. Penelitian dan
memenuhi kebutuhan spesifik pengembangan teknologi bagi
bagi industri alat transportasi; industri alat transportasi
4. Pengembangan regulasi melalui masal modern
koordinasi dengan instansi
terkait tentang ijin transportasi
darat, laut dan udara;
5. Pengembangan kebijakan
penggunaan produk dalam
negeri yang memiliki daya saing
melalui perjanjian secara
bertahap dengan pihak
principal;
6. Pengembangan sistem untuk
status legal kepemilikan mesin
yang diperlukan bagi
penjaminan pinjaman ;
7. Pengembangan kebijakan
tahapan penguasaan teknologi
35
Jangka Menengah (2015-2020): Jangka Panjang (2020-2035):
pada bahan bakar (fosil & non
fosil) untuk penggerak mula ;
8. Pengembangan standardisasi
produk, proses, manajemen
(ISO9000, ISO14000, dan
ISO26000), dan industri hijau,
serta spesifikasi teknis, dan
pedoman tata cara di industri
transportasi;
9. Pengembangan pasar domestik
melalui pengembangan
infrastruktur transportasi yang
terintegrasi dengan
pengembangan perwilayahan
industri (penyebaran dan
konektivitas);
10. Pengembangan kawasan
industri dan sentra IKM khusus
industri alat transportasi;
11. Penguatan sentra IKM modern
(logam, karet, plastik, kulit)
pendukung industri
transportasi secara umum yang
dilengkapi dengan UPT proses
dan pengukuran presisi;
12. Pengembangan kapasitas
industri pemesinan melalui
upaya efisiensi produksi
termasuk penghematan
penggunaan energi;
13. Pengembangan komponen
logam terstandar untuk efisiensi
industri alat transportasi;
14. Penyediaan dan peningkatan
kemampuan SDM dengan
kompetensi pada design
engineering, proses presisi,
pengukuran presisi, dan
mekatronika/robotika melalui
pelatihan, dan bimbingan
teknis;
15. Pengembangan regulasi alih
daya yang memadai untuk
pembentukan iklim usaha agar
dapat memberikan jaminan
pasokan melalui kegiatan alih
daya (outsourcing) proses,
produk dan SDM;
16. Pengembangan jumlah dan
kompetensi konsultan IKM pada
sentra khusus IKM industri alat
transportasi;
36
Jangka Menengah (2015-2020): Jangka Panjang (2020-2035):
17. Penguasaan teknologi sistem
manufaktur bagi industri alat
transportasi yang efisien ;
18. Penguatan balai melalui
kerjasama penelitian tentang
paduan logam bernilai tambah
tinggi, serta kolaborasi
penelitian dan pengembangan
teknologi dan aplikasinya,
termasuk untuk alat
transportasi hemat energi, serta
pengembangan infrastruktur lab
uji kendaraan bermotor.
37
5. Industri Elektronika dan Telematika
a. Sasaran
TAHUN
NO URAIAN
2015 2020 2035
1 Nilai Tambah Industri (Rp Trilyun) 34 62 432
b. Program Pengembangan
39
6. Industri Pembangkit Energi
a. Sasaran
TAHUN
NO URAIAN
2015 2020 2035
1 Nilai Tambah Industri (Rp Trilyun) 25 48 345
b. Program Pengembangan
Jangka Menengah (2015-2020): Jangka Panjang (2020-2035):
1. Pengembangan kebijakan 1. Mendorong penerapan
pemetaan kebutuhan dan manajemen energi dan efisien,
penggunaan sumber energi dari serta penggunaan energy
migas dan batubara (energy melalui penerapan teknologi
balance); penghemat listrik;
2. Pemetaan proses dan teknologi 2. Pengembangan produksi
industri yang lahap energi hidrodgen secara masal untuk
untuk implementasi pembangkit fuel cell;
manajemen energi dan 3. Pendirian pabrik/ pusat
penyusunan kebijakan industri pengolahan lanjut REE produk
yang hemat energi; bahan baku nuklir sebagai
3. Pengembangan roadmap secara bahan bakar pembangkit
komprehensif melalui analisis listrik atau bahan penolong
keekonomian sumber energi beradiasi di industri;
terbarukan serta penyusunan 4. Pendirian pabrik material
jadwal konversi energi secara untuk solar cell ;
terencana dalam jangka 5. Penelitian dan pengembangan
panjang; lanjut energi terbarukan untuk
4. Pengembangan kebijakan implementasi di industri dan
energi terbarukan termasuk masyarakat ;
insentif, penyediaan 6. Pengembangan fasilitas
infrastruktur dan pembangkit listrik tenaga
pelestarian/keseimbangan nuklir efisien dengan teknologi
sumber; keselamatan yang tinggi.
5. Penelitian dan pengembangan
potensi rare earth elements
(REE) sebagai bahan paduan
dan bahan baku nuklir;
6. Fasilitasi pendirian pabrik yang
mengolah material menjadi
komponen pembangkit listrik
tenaga surya;
7. Fasilitasi alih teknologi industri
sel surya melalui pendirian
atau akuisisi;
8. Falisitasi Penelitian dan
pengembangan produk solar
cell untuk implementasi di
industri dan masyarakat;
40
Jangka Menengah (2015-2020): Jangka Panjang (2020-2035):
9. Pengembangan kebijakan
pemanfaatan listrik perumahan
dari solar cell untuk
menambah kapasitas daya
listrik nasional;
10. Fasilitasi pendirian
pabrik/pusat pengolahan
lanjut REE produk bahan baku
nuklir sebagai bahan bakar
pembangkit listrik atau bahan
penolong beradiasi di industri;
11. Pengembangan rancang
bangun fasilitas pembangkit
listrik tenaga nuklir efisien
dengan tingkat keselamatan
yang tinggi;
12. Pengembangan riset
manajemen energi dan
pengembangan metoda atau
komponen untuk penghematan
energi;
13. Pengembangan riset kabel
konduktor khusus dan logam
magnet berdaya tinggi untuk
menghasilkan motor/generator
listrik yang efisien;
14. Pengembangan dan
penguasaan teknologi design
dan engineering untuk
pembangkit listrik yang efisien
termasuk penguasaan HKI dan
penjaminan resiko teknologi;
15. Penguasaan teknologi dan
produksi melalui akuisisi
industri alat uji dan
pengukuran yang sudah maju;
16. Pengembangan teknologi
produksi hidrogen dan fuel cell
untuk penggerak mula di
produk alat transportasi.
41
7. Industri Barang Modal, Komponen, Dan Bahan Penolong
a. Sasaran
TAHUN
NO URAIAN
2015 2020 2035
1 Nilai Tambah Industri (Rp Trilyun) 135 253 1.909
b. Program Pengembangan
Jangka Menengah (2015-2020): Jangka Panjang (2020-2035):
Industri Mesin dan Perlengkapan Industri Mesin dan Perlengkapan
1. Kajian menyeluruh (integrated 1. Pengembangan kawasan
supply chain mulai dari bahan khusus (sub kawasan)
baku sampai penguasaan industri pemesinan di
teknologi) terhadap industri wilayah pusat
pemesinan sebagai industri pertumbuhan industri yang
yang berperan vital dan difokuskan pada industri
menjadi tulang punggung manufaktur presisi (alat
pembangunan industri pada transportasi, elektronika,
banyak sektor; kelistrikan, energi, dan alat
2. Penguatan sub sektor industri kesehatan)
pembuat mesin, komponen 2. Pengembangan sentra IKM
pendukung dan bahan baku modern khusus
(baja, dan paduan) bagi memproduksi komponen
industri pemesinan melalui presisi terstandarisasi
revitalisasi mesin dan untuk menunjang kawasan
peralatan presisi, termasuk industri khusus pemesinan
pada sentra IKM logam secara 3. Pengembangan teknologi
terintegrasi; dan kapasitas industri
3. Pengembangan kapasitas pemesinan melalui upaya
industri pemesinan melalui efisiensi produksi termasuk
upaya efisiensi produksi penghematan penggunaan
termasuk penghematan energi
penggunaan energi; 4. Pengembangan teknologi
4. Penyediaan bahan baja dan dan penyediaan bahan baja
non baja serta paduannya dan non baja serta
yang memenuhi kebutuhan paduannya yang memenuhi
spesifik bagi industri kebutuhan spesifik bagi
pemesinan; industri pemesinan
5. Pengembangan dan 5. Pengembangan teknologi
penyediaan bahan pendukung dan penyediaan bahan
(komposit dan keramik) pendukung (komposit,
dengan spesifikasi yang sesuai keramik) dengan spesifikasi
bagi industri tools; yang sesuai bagi industri
6. Penyediaan dan peningkatan pemesinan
kemampuan SDM dengan 6. Meningkatkan penguasaan
kompetensi pada design teknologi proses dan
engineering, proses presisi, rekayasa produk industri
pengukuran presisi, dan penunjang industri
42
Jangka Menengah (2015-2020): Jangka Panjang (2020-2035):
mekatronika/robotika; unggulan melalui penelitian
7. Peningkatan peran industri dan pengembangan yang
kecil dan menengah (IKM) terintegrasi
dalam rantai pasok komponen 7. Mendorong penggunaan
industri pemesinan melalui teknologi dan produk dalam
pengembangan sentra industri negeri serta pengurangan
pembuatan tools dan impor.
komponen presisi yang
dilengkapi dengan UPT proses
dan pengukuran presisi;
8. Pengembangan komponen
logam terstandar untuk
efisiensi industri pemesinan
dan industri lainnya;
9. Pengembangan sistem untuk
status legal kepemilikan mesin
yang diperlukan bagi
penjaminan pinjaman
dan/atau pemberian leasing
Industri Komponen dan Bahan Industri Komponen dan Bahan
Penolong Penolong
1. Memfasilitasi R&D untuk 1. Meningkatkan penguasaan
pembuatan produk plastik & teknologi proses dan
karet engineering, katalis, zat rekayasa produk industri
aditive dan pewarna tekstil. penunjang industri plastik
2. Peningkatan kerjasama & karet engineering, katalis,
penelitian dan pengembangan zat aditive dan pewarna
antara balai, perguruan tinggi, tekstil melalui penelitian
dan industri tekstil untuk dan pengembangan yang
pengembangan produk plastik terintegrasi
& karet engineering, katalis, zat 2. Mendorong pemakaian
aditive dan pewarna tekstil; teknologi dan produk dalam
3. Memfasilitasi pendirian pabrik negeri serta pengurangan
industri Packaging (berbasis impor
karton dan plastik), plastik & 3. Mendorong tumbuhnya
karet engineering, zat additive, industri turunan dan
dye stuff, katalis dan solvent. keterkaitan dengan IKM
4. Menyiapkan SDM lokal yang 4. Pengembangan dan
berkompeten di bidang industri penerapan standardisasi
komponen dan bahan penolong serta penguatan
infrastruktur standardisasi.
5. Mendorong industri plastik
& karet engineering, katalis,
zat aditive dan pewarna
tekstil untuk dapat
mengekspor produknya
43
8. Industri Hulu Agro
a. Sasaran
TAHUN
NO URAIAN
2015 2020 2035
1 Nilai Tambah Industri (Rp Trilyun) 183 336 2.377
b. Program Pengembangan
Jangka Menengah (2015-2020): Jangka Panjang (2020-2035):
1. Menjamin ketersediaan bahan 1. Menjamin ketersediaan
baku (kualitas, kuantitas dan bahan baku dengan
kontinuitas) melalui koordinasi menerapkan sistem rantai
dengan instansi terkait pasok yang efisien.
didukung oleh infrastruktur 2. Meningkatkan efektivitas
yang memadai. kegiatan penelitian dan
2. Menyiapkan SDM yang ahli dan pengembangan untuk
berkompeten di bidang industri optimasi sistem produksi
hulu agro melalui diklat biorefinery yang efisien (low
industri. cost technology) melalui
3. Meningkatkan kemampuan inovasi teknologi dan
penguasaan dan pengembangan manajemen, serta
inovasi teknologi industri hulu implementasinya dalam
agro melalui penelitian dan skala besar
pengembangan yang terintegrasi 3. Meningkatkan kegiatan
4. Pembangunan pendidikan penelitian dan
kejuruan dan vokasi bidang pengembangan disain
pengolahan kayu, rotan dan produk furniture, didukung
furniture, serta perlindungan dengan advokasi dan
HKI. regulasi terkait
5. Meningkatkan efisiensi proses perlindungan HKI (paten,
pengolahan dan penjaminan hak cipta)
mutu produk melalui penerapan 4. Mengembangkan kerangka
GHP, GMP, sertifikasi SNI dan kebijakan untuk
industri hijau dan peningkatan meningkatkan pemasaran
kapasitas laboratorium uji mutu produk oleofood, oleokima
6. Mengkoordinasikan dan kemurgi
pengembangan sistem logistik 5. Mengembangkan kawasan
untuk meningkatkan efisiensi terintegrasi didukung
produksi dan distribusi produk. dengan infrastruktur yang
7. Memfasilitasi penerapan harga memadai
keekonomian produk bioenergi. 6. Memfasilitasi peningkatan
8. Memberikan insentif khusus investasi industri biodiesel
untuk industri bioenergi dan bioetanol yang lebih
9. Promosi dan perluasan pasar ramah lingkungan.
produk industri hulu agro 7. Menerapan standar produk
berwawasan lingkungan di biodisel.
dalam dan luar negeri. 8. Memfasilitasi advokasi
10. Meningkatkan kapastas untuk memasukkan
44
Jangka Menengah (2015-2020): Jangka Panjang (2020-2035):
produksi pengolahan POME industri kelapa sawit ke
(Palm Oil Mill Effluent) dalam green industry
terintegrasi dengan Pabrik melalui penerapan ISPO
Kelapa Sawit untuk mengurangi 9. Meningkatkan efektifitas
emisi GRK (Gas Rumah Kaca), kegiatan penelitian dan
dan mendorong penerapan pengembangan untuk
industri hijau pada industri menghasilkan inovasi
pulp dan kertas. teknologi dan formulasi
produk pakan berbasis
sumberdaya lokal, dan
suplemen pakan
10. Memberikan fasilitas
pembangunan industri
bioenergi berbasis pirolisis-
gasifikasi biomassa
(termasuk limbah industri),
dan biokonversi bahan
lignoselulosa, serta
biomaterial (building block)
dari lignin.
45
9. Industri Logam Dasar
a. Sasaran
TAHUN
NO URAIAN
2015 2020 2035
1 Nilai Tambah Industri (Rp Trilyun) 81 21 2.233
b. Program Pengembangan
Jangka Menengah (2015-2020): Jangka Panjang (2020-2035):
1. Memfasilitasi pembangunan 1. Memfasilitasi pembangunan
pabrik iron ore pellet pabrik baja untuk keperluan
2. Meningkatkan kapasitas produksi khsusus
(termasuk pembuatan pabrik 2. Memfasilitasi pembangunan
baru) kapur bakar dan cooking pabrik stainless steel
coal serta briket semi kokas 3. Memfasilitasi
3. Meningkatkan jumlah atau pembenagunan Smelter
kapasitas blast furnace aluminium tambahan dari
4. Meningkatkan kapasitas produksi yang sudah ada
bijih/pasir besi dalam negeri 4. Memfasilitasi
sebagai bahan baku direct pembenagunan pabrik
reduction furnace dan blast Stainless steel
furnace 5. Memfasilitasi pembangunan
5. Revitalisasi industri baja untuk Smelter tembaga tambahan
efisiensi konsumsi energi dan dari yang sudah ada
ramah lingkungan 6. Memfasilitasi pembangunan
6. Memfasilitasi pembangunan pabrik logam untuk
smelter pengolahan bauksit mendukung industri pangan
menjadi alumina fungsional
7. Memfasilitasi pembangunan 7. Memfasilitasi pembangunan
pabrik pengolahan bijih nikel pabrik logam untuk
menjadi nikel pig iron, ferronikel mendukung industri
atau nikel matte, bioenergy dan kemurgi
8. Memfasilitasi peningkatan 8. Memfasilitasi pembangunan
kapasitas produksi smelter pabrik logam untuk
tembaga dan smelter aluminium. mendukung industri magnet
9. Memfasilitasi pembangunan 9. Memfasilitasi pembangunan
smelter tembaga tambahan dari pabrik logam untuk
yang sudah ada mendukung industri
10. Meningkatkan kapasitas produksi komponen otomotif, dan
semen atau mendirikan pabrik telekomunikasi
baru dengan memanfaatkan terak 10. Memfasilitasi peningkatkan
tembaga yang dihasilkan smelter kapasitas pabrik konsentrasi
tembaga logam tanah jarang
11. Meningkatkan kapasitas produksi 11. Memfasilitasi peningkatan
industri steel making (slab, billet, kapasitas pabrik penghasil
HRC, CRC, besi beton, wire rod) logam mulia dari lumpur
12. Peningkatan kapasitas produksi anoda maupun bahan baku
46
Jangka Menengah (2015-2020): Jangka Panjang (2020-2035):
Pengecoran (casting) , Ekstrusi lainnya
(extrusion), Penempaan (forging), 12. Memfasilitasi pembangunan
Penarikan (wire drawing), pabrik bahan bakar nuklir
Penggilingan (rolling) besi dan dari uranium atau unsur
paduannya serta bukan besi dan lainnya
paduannya 13. Memfasilitasi pembangunan
13. Memfasilitasi pembangunan pabrik dan meningkatkan
industri baja untuk keperluan kapasitas pabrik keramik,
khusus (special steel) termasuk kaca dan semen
baja paduan untuk industri 14. Memfasilitasi pembangunan
permesinan, otomotif dan alat pabrik keramik maju
berat (advanced ceramics).
14. Memfasilitasi pembangunan
pabrik besi/baja dan bukan
besi/baja untuk mendukung
agroindustri
15. Memfasilitasi pembangunan
pabrik besi/baja dan bukan
besi/baja untuk mendukung
industri petrokimia
16. Meningkatkan penerapan dan
pengawasan SNI wajib, serta
penguatan infrastruktur
standardisasi.
17. Penerapan industri hijau
18. Peningkatan penggunaan
produksi dalam negeri
19. Penguatan balai melalui
kerjasama penelitian tentang
paduan logam bernilai tambah
tinggi
20. Memfasilitasi pembangunan
pabrik konsentrasi logam tanah
jarang
21. Memfasilitasi pembangunan
pabrik penghasil logam mulia dari
lumpur anoda maupun bahan
baku lainnya
22. Fasilitasi penyediaan lahan dan
konsesi penambangan untuk
investasi baru, khususnya di luar
Pulau Jawa.
23. Menjamin pasokan batubara dan
mendorong produsen semen
untuk melakukan efisiensi dan
diversifikasi energi.
24. Menyiapkan SDM lokal yang
kompeten.
25. Menyusun SKKNI bidang industri
logam dan industri semen
47
10. Industri Kimia Dasar
a. Sasaran
TAHUN
NO URAIAN
2015 2020 2035
1 Nilai Tambah Industri (Rp Trilyun) 109 212 1.729
2 Jumlah Tenaga Kerja (ribu orang) 108 555 965
3 Nilai Investasi (Rp Trilyun) 58 120 129
b. Program Pengembangan
Jangka Menengah (2015-2020): Jangka Panjang (2020-2035):
1. Memfasilitasi pendirian pabrik 1. Mengembangkan
petrokimia hulu dengan bahan teknologi nasional untuk
baku gas di Teluk Bintuni, memproduksi bahan
bahan baku CBM di Sumatra petrokimia hulu
Selatan dan kalimantan 2. Membangun Industri
selatan, bahan baku shale gas Petrokimia Hulu skala
di Sumatera Utara, dan bahan besar dengan orientasi
baku batubara di Kalimantan ekspor
Timur dan Sumatera Selatan. 3. Meningkatkan
2. Mendorong produsen keterkaitan antara
petrokimia hulu untuk industri hulu, industri
melakukan efisiensi dan antara dan industri hilir
diversifikasi energi. 4. Mengembangkan
3. Memfasilitasi calon investor teknologi nasional untuk
dalam mendapatkan dukungan memproduksi bahan
dari Pemerintah Daerah dan kimia organik
masyarakat dalam pendirian 5. Membangun Industri
pabrik petrokimia hulu Petrokimia antara skala
(penyediaan lahan, jaminan besar dengan orientasi
bahan baku, perizinan, ekspor
infrastruktur, Amdal, dll) 6. Mengembangkan
4. Menyiapkan SDM lokal yang teknologi nasional untuk
kompeten. memproduksi pupuk
5. Meningkatkan kemampuan 7. Membangun Industri
penguasaan teknologi proses Pupuk skala besar
dan rekayasa produk industri dengan orientasi ekspor
petrokimia melalui penelitian 8. Mengembangkan
dan pengembangan yang teknologi nasional untuk
terintegrasi memproduksi resin
6. Fasilitasi kerjasama teknologi plastik
untuk pengembangan bahan 9. Membangun Industri
baku alternatif industri Resin Sintetik Dan
petrokimia (teknologi gasifikasi Bahan Plastik skala
batubara, methanol to olefin) besar dengan orientasi
7. Mendorong hilirisasi industri ekspor
petrokimia hulu melalui 10. Mengembangkan
kerjasama dengan industri teknologi nasional untuk
petrokimia antara dan hilir memproduksi karet
dalam rangka penguatan dan sintetik.
48
Jangka Menengah (2015-2020): Jangka Panjang (2020-2035):
pendalaman struktur industri 11. Membangun Industri
petrokimia. Karet Sintetik skala
8. Memfasilitasi pendirian pabrik besar dengan orientasi
industri kimia organik ekspor.
9. Memfasilitasi untuk tersedianya 12. Melakukan
bahan baku dan pasar bagi Pengembangan lanjut
pendirian pabrik industri kimia teknologi propelan dan
organik melalui kerjasama bahan peledak yang
hulu-hilir . ramah lingkungan
10. Melakukan revitalisasi pabrik
pupuk urea untuk
menurunkan konsumsi gas
sebagai bahan baku.
11. Mengembangkan industri
intermediate untuk bahan baku
industri pupuk (Asam
Phosphate)
12. Fasilitasi kerjasama teknologi
untuk pengembangan bahan
baku alternatif industri pupuk
(teknologi gasifikasi batubara)
13. Memfasilitasi pendirian pabrik
industri resin sintetik dan
bahan plastik
14. Memfasilitasi terbukanya pasar
industri resin sintetik dan
bahan plastik melalui
kerjasama hulu-hilir
(petrokimia hulu dan industri
barang plastik)
15. Memfasilitasi pendirian pabrik
industri BR, SBR, IR, ABR, dan
EPDM di Cilegon, Banten.
16. Memfasilitasi terbukanya pasar
industri Karet Sintetik melalui
kerjasama hulu-hilir
17. Pembangunan industri
propelan kapasitas 800
ton/tahun di Energetic Material
Centre, Subang, Jawa Barat.
18. Memastikan terjadinya transfer
teknologi dan adanya jaminan
kesinambungan suplai bahan
baku
19. Mendorong pemakaian
teknologi dan produk dalam
negeri dalam pembangunan
industri propelan
49
V. PERWILAYAHAN INDUSTRI
51
Gambar 3. Perwilayahan Industri pada WPI Papua
52
53
Gambar 4. Perwilayahan Industri pada WPI Papua Barat
Gambar 5. Perwilayahan Industri pada WPI Sulawesi Bagian Utara dan Maluku
54
Gambar 6. Perwilayahan Industri pada WPI Sulawesi Bagian Selatan
55
Gambar 7. Perwilayahan Industri pada WPI Kalimantan Bagian Timur
56
57
Gambar 8. Perwilayahan Industri pada WPI Kalimantan Bagian Barat
58
Gambar 9. Perwilayahan Industri pada WPI Bali dan Nusa Tenggara
Bagian Barat
Gambar 10. Perwilayahan Industri pada WPI Sumatera Bagian Utara
59
Gambar 11. Perwilayahan Industri pada WPI Sumatera Bagian Selatan
60
61
Gambar 12. Perwilayahan Industri pada WPI Jawa
2. Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI)
62
No Lokasi Kabupaten/Kota Provinsi
13 Tuban-Lamongan-Gresik-Surabaya- Jawa Timur
Sidoarjo-Mojokerto-Bangkalan
14 Pontianak-Landak-Sanggau-Ketapang Kalimantan Barat
15 Tanah Bumbu-Kota Baru (KAPET Kalimantan
BATULICIN) Selatan
16 Samarinda, Balikpapan, dan Kutai Kalimantan
Kertanegara (KAPET SASAMBA) Timur
17 Bontang-Kutai Timur Kalimantan
Timur
18 Tarakan Kalimantan Utara
19 Bitung-Manado-Tomohon-Minahasa- Sulawesi Utara
Minahasa Utara (KAPET MANADO BITUNG)
20 Morowali-Konawe-Pomala (Morowali + Sulawesi Tengah-
KAPET BANK SEJAHTERA SULTRA) Sulawesi
Tenggara
21 Palu-Donggala-Parigi Mountong-Sigi Sulawesi Tengah
(KAPET PALAPAS)
22 Makassar-Maros-Gowa Sulawesi Selatan
23 Takalar-Jeneponto-Bantaeng Sulawesi Selatan
24 Halmahera Timur-Halmahera Tengah Maluku Utara
25 Pulau Morotai Maluku Utara
26 Mimika Papua
27 Teluk Bintuni Papua Barat
65
Jangka Menengah (2015-2020) Jangka Panjang (2020-2035)
4. Koordinasi antar energi untuk mendukung
kementerian/lembaga terkait kawasan industri
dalam penyusunan rencana 5. Pembangunan sarana dan
penyediaan energi untuk prasarana pengembangan
mendukung kawasan industri SDM
5. Koordinasi antar 6. Pembangunan sarana dan
kementerian/lembaga terkait prasarana pengembangan
dalam penyusunan rencana Riset, Teknologi dan Inovasi
penyediaan SDM dan teknologi (RISTEKIN)
untuk mendukung kawasan 7. Revitalisasi kawasan
industri industri yang sudah
6. Pembangunan kawasan industri beroperasi, khususnya yang
7. Pengoperasian bank tanah (Land berada di luar Pulau Jawa
Bank) untuk pembangunan
kawasan industri
8. Pembangunan infrastruktur untuk
mendukung kawasan industri
(jalan, kereta api, pelabuhan,
bandara)
9. Pembangunan infrastruktur energi
untuk mendukung kawasan
industri
10. Pembangunan sarana dan
prasarana pengembangan SDM
11. Pembangunan sarana dan
prasarana pengembangan Riset,
Teknologi dan Inovasi (RISTEKIN)
12. Revitalisasi kawasan industri yang
sudah beroperasi, khususnya yang
berada di luar Pulau Jawa
13. Pembentukan kelembagaan
pengelolaan kawasan industri
(Pemerintah melakukan investasi
langsung)
66
VI. PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI
1. Industri
Pangan 21.882 284.886 306.768 32.454 383.901 416.357 95.817 847.401 943.218
2. Industri 65.036 785.548 850.584 64.332 985.871 1.050.204 102.819 1.454.205 1.557.025
Farmasi,
Kosmetik Dan
Alat Kesehatan
3. Industri 257.880 3.933.898 4.191.778 250.275 4.481.313 4.731.589 331.127 5.806.267 6.137.394
Tekstil, Kulit,
Alas Kaki Dan
Aneka
4. Industri Alat 80.330 426.814 507.144 85.349 768.138 853.487 134.662 1.548.610 1.683.272
Transportasi
5. Industri 32.051 158.113 190.164 32.826 295.438 328.264 71.820 825.925 897.745
Elektronika
Dan
Telematika
67
2015 2020 2035
Industri
No Manaje- Manaje- Manaje-
Prioritas Teknis Total Teknis Total Teknis Total
rial rial rial
6. Industri 13.117 83.558 96.675 26.261 236.350 262.611 71.820 825.925 897.745
Pembangkit
Energi
7. Industri 22.897 107.137 130.034 50.985 335.450 386.434 115.438 1.114.071 1.229.509
Barang Modal,
Komponen,
Dan Bahan
Penolong
8. Industri Hulu 9.746 299.449 309.195 13.521 386.543 400.065 33.415 769.875 803.290
Agro
9. Industri Logam 72.899 479.674 552.377 100.430 660.383 760.543 186.780 1.229.175 1.415.955
Dasar dan
Bahan Galian
Bukan Logam
Industri Kimia
10. 5.966 102.176 108.142 31.156 524.516 555.672 53.287 912.447 965.732
Dasar
68
2. Program Pengembangan
Cadangan bijih
3 Tembaga 1.200.000 1.500.000 2.100.000 4.277.359 5.346.699 7.485.378
Tembaga * : 3.044
Cadangan bauksit * :
4 Aluminium 1.500.000 3.500.000 5.500.000 8.250.000 19.250.000 30.250.000
1.129
1 Industri 15.690.000 20.550.000 30.230.000 Gas : Gas : Gas : Minyak bumi : 3,7
Petrokimia 7,300,000 13,500,000 19,700,000 Milyar Barrel (503
Hulu Batubara : Batubara : Batubara : juta ton)
12,400,000 23,000,000 33,500,000 Gas bumi : 152,89
2 Industri 3.530.000 4.220.000 5.620.000 Minyak bumi : Minyak Minyak TCF (3.142 juta ton)
Kimia 71,000,000 bumi : bumi : CBM : 453,3 TCF
Organik 82,300,000 105,000,000 (9.315 juta ton)
Shale gas : 574 TCF
(11.796 juta ton)
Batubara : 21.131,84
juta ton
2. Program Pengembangan
70
1) Penyusunan rencana pemanfaatan sumber daya alam,
2) Manajemen pengolahan sumber daya alam,
3) Audit pemanfaatan sumber daya alam,
4) Pemberian insentif khususnya untuk industri kecil dan menengah,
5) Peningkatan budidaya dan pemuliaan sumber daya alam
terbarukan,
6) Pengembangan investasi pengusahaan sumber daya alam di luar
negeri, dan/atau
7) Fasilitasi kerjasama penyediaan sumber daya alam dengan negara
lain.
71
7) Pencadangan sumber daya alam untuk kebutuhan industri dalam
negeri.
74
INDUSTRI KEBUTUHAN TEKNOLOGI YANG DIKEMBANGKAN
NO
PRIORITAS 2015-2020 2020-2025 2025-2035
(1) (2) (3) (4) (5)
Precision engineering Optical Optical
Cloud storage communication communication
Real time control Creative design Creative design
Rapid prototyping Rapid prototyping
Precision engineering Precision
Cloud storage engineering
Cloud storage
6. INDUSTRI Precision engineering Precision engineering Precision
PEMBANGKIT Durable material Durable & super engineering
ENERGI Material treatment conductivity material Durable & super
Chemical battery & Material treatment conductivity
solar cell material Bio-nano-chemical material
Cooper compound battery & solar cell Material treatment
Nuclear engineering material Bio-nano-chemical
Smart efficiency battery & solar cell
control material
Super conductivity Smart efficiency
material control
Wireless electrical Super conductivity
conductivity material
Nuclear engineering Wireless electrical
conductivity
Nuclear
engineering
7. INDUSTRI Motor listrik efisien Retrofitting/Numerica Motor listrik efisien
BARANG Retrofitting/Numerical l controlled process Numerical
MODAL, controlled process Web-based controlled controlled process
KOMPONEN, Integrated facilities Flexible Web-based
DAN BAHAN High precision manufacturing controlled Flexible
PENOLONG machining system/Integrated manufacturing
Efficient heating, machining center system/Integrated
cooling & pressuring with AGV & ASRS machining centers
Motor listrik efisien High precision with AGV & ASRS
Sensitive sensor & machining High precision
actuator New durable, eco & machining
Durable material healthy material New durable, eco &
Efficient hidrolic & Integrated process & healthy material
pneumatic transportation device Integrated process
Automated strorage & Efficient heating, & transportation
retrieval system cooling & pressuring device
Automated guided Sensitive sensor & Efficient heating,
vehicle actuator for cooling &
Surface treatment automated control & pressuring
Modular design & inspection Sensitive sensor &
Design for Automated strorage & actuator for
compatibility retrieval system automated control
Special treatment Eficient hidrolic & & inspection
Efficient electrical pneumatic Automated strorage
75
INDUSTRI KEBUTUHAN TEKNOLOGI YANG DIKEMBANGKAN
NO
PRIORITAS 2015-2020 2020-2025 2025-2035
(1) (2) (3) (4) (5)
conductivity Multiple injection & & retrieval system
coloring Eficient hidrolic &
Automated strorage & pneumatic
retrieval system Efficient heat
Automated guided conductivity
vehicle Multiple injection &
Modular design & coloring
Design for Surface treatment
compatibility Special treatment
Special treatment Advanced material
Material baru efficent based micro-nano-
conductor bio electronics
Material baru
efficient conductor
Teknologi pembuatan Pembuatan Pembangunan
engineering plastic purwarupa Industri
and rubber (prototype) engineering plastic
Desain mold untuk engineering plastic and rubber skala
engineering plastic and rubber besar dengan
and rubber Pembangunan pilot teknologi lokal.
Teknologi fabrikasi plant produksi Pembangunan
engineering plastic engineering plastic Industri dyestuf
and rubber and rubber skala besar dengan
Pengembangan Pembangunan pilot teknologi lokal.
teknologi lokal plant untuk Pembangunan
pembuatan dye stuff pembuatan dyestuff Industri katalis
Pengembangan katalis lokal skala besar dengan
lokal untuk produksi Pembangunan pilot teknologi lokal.
barang petrokimia plant untuk
dan lainnya pembuatan katalis
petrokimia lokal
8. INDUSTRI Industri Oleofood, oleokimia, dan kemurgi
HULU AGRO Teknologi produksi Teknologi maju Scalling up
(ekstrasi, purifikasi, untuk produksi teknologi produksi
mixing/blending, speciality fats biomaterial
hidrogenasi, Teknologi maju (bioplastik, nano-
esterifikasi, formulasi) untuk ekstrasi cellulose
oleofood skala mini bahan/ komponen derivatives,
dan dan medium aktif dari kelapa biobased fibers,
Teknologi pemisahan sawit untuk polymers &
(hidrolisis, splitting), produksi vitamin composit,
isolasi, hidrogenasi, (betacaroten, aromatic building
esterifikasi dan tocoferol, dsb) block)
pemurnian specialty Teknologi konversi Scalling up
fats dan biokonversi teknologi
Teknologi konversi untuk produksi termokimia dan
dan pemurnian asam organik dan biokonversi untuk
(refinary) oleo kimia bioplastik dari produksi
yang efisien untuk limbah pabrik kelapa secondary biofuel
76
INDUSTRI KEBUTUHAN TEKNOLOGI YANG DIKEMBANGKAN
NO
PRIORITAS 2015-2020 2020-2025 2025-2035
(1) (2) (3) (4) (5)
produksi biodise, jet sawit. berbasis biomasa
fuel, biolube dan Scalling up Teknologi dan bahan
biosurfaktan konversi dan lignoselulosa
pemurnian (refinary)
oleo kimia yang
efisien untuk
produksi biodise, jet
fuel, biolube dan
biosurfaktan
Teknologi
termokimia (pirolisis
dan gasifikasi)
biomasa
menghasilkan bahan
baku untuk disel
dan kerosen
(biomass to
liquid/BTL) atau
synthetic natural gas
(SNG)
Teknologi hidrolisis
dan biokonversi
(enzimatik dan
fermentasi) untuk
produksi bioetanol
dengan bahan baku
lignoselulosa
Teknologi ekstraksi
lignin untuk
produksi aromatic
building block
Teknologi ekstraksi
nano-cellulosa
Efisiensi produksi
oleofood, oleokimia,
dan kemurgi
berbasis teknologi
bersih dan hemat
energy
Industri Pakan
Logistik dan teknologi Scalling up teknologi Scalling up
penyimpanan bahan konversi teknologi maju
baku pakan (fisik/kimia/biologis) untuk ekstrasi,
Teknologi formulasi limbah biomasa isolasi, dan
dan granulasi pakan untuk pakan purifikasi
Teknologi kemasan Efisiensi produksi komponen biokatif
berbasis teknologi dari biomasa
bersih dan hemat untuk suplemen
energi pakan.
77
INDUSTRI KEBUTUHAN TEKNOLOGI YANG DIKEMBANGKAN
NO
PRIORITAS 2015-2020 2020-2025 2025-2035
(1) (2) (3) (4) (5)
Industri Barang dari kayu, pulp dan kertas
Teknik disain Teknologi maju Scaling up
furniture untuk produksi teknologi maju
Teknologi moulding serat alami dan ramah
dan finishing Efisensi produksi lingkungan untuk
komponen berbasis berbasis teknologi produksi
kayu bersih, hemat bahan komponen, serat,
Teknologi biopulping baku dan energi pulp dan kertas
dan biobleaching
dalam produksi pulp
dan kertas untuk
diterapkan dalam
skala pilot plant
9. INDUSTRI Ironmaking Coal Ironmaking Coal Coal based : Coal
LOGAM DASAR Based : Blast Furnace Based : Coal Gasification
DAN BAHAN untuk pig iron dan Gasification Process- Direct Smelting :
GALIAN BUKAN nickel pig iron. Direct Smelting : Midrex, dan Corex
LOGAM Great Kiln untuk Midrex, dan Corex untuk pig iron dan
pellet untuk sponge iron besi cor
Dan memulai Dan memulai Dan memulai
pengembangan pengembangan pengembangan
teknologi lokal (lab- teknologi lokal (pilot- teknologi lokal
pilot scale) demo scale) (demo-commercial
scale)
Steelmaking: Steelmaking: Steelmaking:
EAF dan BOF Efisiensi EAF dan Efisiensi energi
BOF dan mengurangi
polusi EAF dan
BOF
RK-EF untuk Atmosfiric Leaching MCLE (Matte
Ferronickel, Nickel (AL), High Pressure Chlorine Leach
Matte Acid Leaching Electrowinning)
Stainless Steel (HPAL): Mixed umtuk Nickel
Hydroxide Precipitate Electrolytic, Nickel
(MHP), Mixed Sulfide Sulfate, Nickel
Precipitate (MSP) Chloride
Flash-Furnace Electric Furnace Rolling Mill untuk
Submerged Furnace untuk copper alloy kawat tembaga
Kaldo Process Kaldo Process Electric Furnace
(Precious Metal) (Precious Metal) untuk paduan
tembaga
Kaldo Process
(Precious Metal)
Alumina: Bayer (CGA) Alumina: Bayer Alumunium : Hall-
Alumina: Bayer (SGA) (CGA) Heroult
Alumina: Bayer (SGA) Electric Furnace
Alumunium : Hall- untuk paduan
Heroult alumunium
78
INDUSTRI KEBUTUHAN TEKNOLOGI YANG DIKEMBANGKAN
NO
PRIORITAS 2015-2020 2020-2025 2025-2035
(1) (2) (3) (4) (5)
Rolling, Forging, Rolling, Forging, Rolling, Forging,
Drawing, Extrusion Drawing, Extrusion Drawing,
Heat Treatment Extrusion
Heat Treatment
Industri Pengecoran Induction Furnace Induction Furnace
Logam Besi Baja Kupola Kupola
Induction Furnace
Kupola
Industri Pengecoran Induction Furnace Induction Furnace
Logam Non Besi Baja Kupola Kupola
Induction Furnace
Kupola
VOD dan AOD: VOD, AOD VOD dan AOD
Stainless Steel
Special steel RH dan Vacuum RH dan Vacuum
RH dan Vacuum Decarburizer Decarburizer
Decarburizer Difusi gas, sentrifuge, Difusi gas,
eksitasi laser, sentrifuge, eksitasi
electromagnetic lase,
isotope separation electromagnetic
isotope separation
Tunnel kiln: keramik Efisiensi pembakaran Advanced ceramics
di Tunnel kiln
Alternatif bahan
bakar
Advanced ceramics
Produksi silika murni Produksi silika murni Produksi silika
untuk murni untuk
semikonduktor semikonduktor
Efisiensi energi dan Efisiensi energi dan Efisiensi energi
konservasi lingkungan konservasi dan konservasi
Rotary Kiln di industri lingkungan Rotary lingkungan Rotary
semen Kiln Kiln
10. INDUSTRI Teknologi konversi gas Pilot plant MTP dan Pembangunan
KIMIA DASAR ke olefin MTO berbahan baku pabrik MTP dan
(menggunakan lisensi gas MTO skala
terlebih dahulu Pilot plant gasifikasi komersial
sambil batubara dengan Pembangunan
mengembangkan riset teknologi lokal untuk plant gasifikasi
sendiri dan/atau produksi metanol skala komersial
kerjasama dengan dan amoniak. untuk produksi
process owner) : Pilot plant gasifikasi metanol dan
teknologi MTP dan batubara/biomas ke amoniak.
MTO clean energy. Pembangunan
Teknologi konversi Pilot plant CPO dan plant gasifikasi
dari batubara ke biomas ke produk batu bara/biomas
olefin dan amoniak petrokimia skala komersial
(menggunakan lisensi untuk clean
79
INDUSTRI KEBUTUHAN TEKNOLOGI YANG DIKEMBANGKAN
NO
PRIORITAS 2015-2020 2020-2025 2025-2035
(1) (2) (3) (4) (5)
terlebih dahulu energy.
sambil Pembangunan
mengembangkan riset pabrik kimia
sendiri dan/atau berbasis CPO dan
kerjasama dengan biomas.
process owner)
Teknologi konversi
dari
batubara/biomassa
ke clean energy
Teknologi konversi
dari CPO dan biomas
ke produk petrokimia
Lisensi dan reverse Pilot plant kimia Pembangunan
engineering teknologi organik dengan Industri kimia
produksi kimia teknologi lokal organik skala besar
organik Pilot plant katalis dengan teknologi
Pengembangan katalis Peningkatan efisiensi lokal.
untuk produksi kimia pabrik eksisting
organik
Lisensi dan reverse Pembangunan pilot Pembangunan
engineering teknologi plant pupuk Industri pupuk
produksi pupuk majemuk dengan majemuk skala
majemuk teknologi lokal besar dengan
Peningkatan efisiensi Peningkatan efisiensi teknologi lokal.
pabrik pupuk pabrik pupuk
eksisting eksisting
Lisensi dan reverse Pembangunan pilot Pembangunan
engineering teknologi plant resin plastik Industri Resin
resin sintetik dan Peningkatan efisiensi Sintetik Dan Bahan
bahan plastik pabrik eksisting Plastik skala besar
dengan teknologi
lokal.
Lisensi dan reverse Lisensi dan reverse Pembangunan
engineering teknologi engineering teknologi indutri propelan dan
propelan bahan peledak bahan peledak
dengan teknologi
lokal.
2. Program Pengembangan
Program pengembangan teknologi dilakukan melalui:
a. Peningkatan sinergi program kerjasama litbang antara balai-
balai industri dengan perguruan tinggi, dunia usaha dan
lembaga riset untuk menghasilkan produk litbang yang aplikatif
dan terintegrasi.
80
b. Pemberian jaminan resiko terhadap pemanfaatan teknologi yang
dikembangkan berdasarkan hasil litbang dalam negeri melalui
kerjasama dengan lembaga penjamin resiko pemanfaatan
teknologi yang ditunjuk pemerintah.
c. Pemberian insentif bagi industri yang melaksanakan kegiatan
R&D dalam pengembangan industri dalam negeri.
d. Pemberian insentif dalam bentuk royalti kepada unit R&D dan
peneliti yang hasil temuannya dimanfaatkan secara komersial di
industri
e. Peningkatan transfer teknologi melalui proyek putar kunci (turn
key project) apabila belum tersedia teknologi yang diperlukan di
dalam negeri.
f. Mendorong relokasi unit R&D milik perusahaan industri PMA
melalui skema insentif pajak (double tax deductable) terutama
bagi industri yang berorientasi ekspor dan sifat siklus umur
teknologinya singkat atau berubah cepat.
g. Meningkatkan kontribusi hasil kekayaan intelektual berupa
desain, paten dan merk dalam produk industri untuk
meningkatkan nilai tambah.
h. Melakukan audit teknologi terhadap teknologi yang dinilai tidak
layak untuk industri antara lain boros energi, beresiko pada
keselamatan dan keamanan, serta berdampak negatif pada
lingkungan.
i. Mendorong tumbuhnya pusat-pusat inovasi (center of excellence)
pada wilayah pusat pertumbuhan industri.
j. Mendorong terjadinya transfer teknologi dari perusahaan atau
tenaga kerja asing yang beroperasi di dalam negeri.
k. Pemberian penghargaan bagi rintisan, pengembangan, dan
penerapan teknologi industri.
81
Ruang lingkup Pengembangan dan pemanfaatan kreativitas dan
inovasi meliputi:
a. Penyediaan ruang dan wilayah untuk masyarakat dalam
berkreativitas dan berinovasi;
b. Pengembangan sentra Industri kreatif;
c. Pelatihan teknologi dan desain;
d. Konsultasi, bimbingan, advokasi, dan fasilitasi perlindungan Hak
Kekayaan Intelektual khususnya bagi Industri kecil; dan
e. Fasilitasi promosi dan pemasaran produk Industri kreatif di
dalam dan luar negeri
Sasaran Pengembangan dan pemanfaatan kreativitas dan inovasi
sebagai berikut:
Periode
No Sasaran
2015-2020 2020-2025 2025-2035
1 Bertambahnya ruang dan wilayah 10 12 23
untuk masyarakat dalam
berkreativitas dan berinovasi
Terbangunnya Sentra Industri
2 330 425 700
kreatif (sentra)
Terlatihnya SDM IKM di bidang
3 10.000 15.000 25.000
teknologi dan desain (orang)
4 Hak Kekayaan Intelektual bagi
Industri kecil :
a. paten 25 30 75
b. desain industri 30 35 100
c. hak cipta 30 35 100
d. merk 1.200 1.500 3.250
5 Terselenggaranya promosi dan
pemasaran produk Industri kreatif:
a. dalam negeri 11 15 24
b. luar negeri 29 40 60
2. Program Pengembangan
83
investasi di bidang industri yang akan diatur dalam suatu undang-
undang.
Tahun
Investasi
2013 2015-2020 2020-2025 2025-2035
PMA (US$ Milyar) 15,9 119,4 203,2 706,9
PMDN (Rp Trilyun) 51,2 497,2 848,8 2.942,7
84
VII. PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA INDUSTRI
A. Standardisasi Industri
Target
No Uraian
2015-2020 2020-2025 2025-2035
1 Rancangan SNI, Spesifikasi Teknis 500 1.000 2.000
dan/atau Pedoman Tata Cara
sesuai kebutuhan industri
prioritas (judul)
2 Pemberlakuan SNI, Spesifikasi 50 50 100
Teknis dan/atau Pedoman Tata
Cara secara wajib untuk kelompok
industri prioritas (regulasi)
3 Lembaga sertifikasi produk untuk 10 10 20
pelaksanaan penilaian kesesuaian
(unit)
4 Laboratorium penguji, lembaga 15 15 30
inspeksi, laboratorium kalibrasi
untuk pelaksanaan penilaian
kesesuaian (unit)
5 Auditor/asesor, petugas penguji, 500 500 1.000
petugas inspeksi, dan petugas
kalibrasi untuk pelaksanaan
85
Target
No Uraian
2015-2020 2020-2025 2025-2035
penilaian kesesuaian (orang)
6 Petugas Pengawas Standar 500 1.000 2.000
Industri (PPSI) dan Penyidik
Pegawai Negeri Sipil Industri
(PPNS-I) untuk pelaksanaan
pengawasan penerapan SNI,
Spesifikasi Teknis dan/atau
Pedoman Tata Cara (orang)
2. Program Pengembangan
86
B. Infrastruktur Industri
1. Energi
2. Air Baku
Kebutuhan Air
Tahun
(juta m3 per tahun)
2014 26.910,03
2020 30.628,56
2025 32.816,79
2035 49.831,95
3. Lahan Industri
88
Uraian 2015-2020 2020-2025 2025-2035
industri di dalam Kawasan
Peruntukan Industri (Ha)
Total Kebutuhan Lahan 10.000 15.000 60.000
Industri (Ha)
Jumlah Kawasan Industri yang 4 6 26
akan dibangun (unit)
89
Fasilitas sanitasi digunakan sebagai saluran buangan air hujan
(drainase) dan saluran buangan air kotor (sewerage yang
disesuaikan dengan debit masing-masing kawasan industri.
Sedangkan pembangunan jaringan telekomunikasi dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan komunikasi dan transmisi data.
Pembangunan jaringan transportasi dilakukan untuk mendukung
konektivitas dan sistem logistik. Pembangunan jaringan
transportasi meliputi pembangunan jalan, pelabuhan, bandara dan
jalur rel kereta api. Pembangunan jaringan jalan meliputi
pembangunan jalan baru maupun perbaikan atau peningkatan
kualitas jalan dari dan menuju kawasan industri. Pembangunan
pelabuhan untuk mendukung logistik antar pulau dan kegiatan
ekspor/impor, terutama di Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri
(WPPI). Pembangunan jalur kereta api untuk mengurangi beban
jalan raya dalam pengangkutan bahan baku dan produk-produk
industri dengan volume angkut yang besar.
90
b. Mempercepat pengumpulan, penyampaian/pengadaan,
pengolahan / pemrosesan, analisis, penyimpanan, dan
penyajian, termasuk penyebarluasan data dan/atau informasi
industri yang akurat, lengkap, dan tepat waktu
c. Meningkatkan efisiensi, inovasi, dan pelayanan publik dalam
mendukung pembangunan industri.
91
Sumber data berasal dari perusahaan industri, perusahaan
kawasan industri, kementerian/lembaga, pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten/kota, Kantor Perwakilan RI di luar negeri,
atau perusahaan penyedia data.
SIINAS dapat terkoneksi dengan sistem informasi yang
dikembangkan oleh berbagai institusi lain. Keterhubungan SIINAS
dengan sistem lain dapat dilihat pada Gambar 3.
KUMHam
Sistem
SI
Informasi SI
Di Daerah
BKPM
SIINAS
SI
Internal SI
Kemenperin Kementerian/
Lembaga
Lainnya
SI
BPS
92
Gambar 4. Arsitektur Sistem Informasi Industri Nasional.
2. Program Pengembangan
94
VIII. PEMBERDAYAAN INDUSTRI
II PEMBERIAN FASILITAS
Peningkatan kompetensi SDM dan
1 545 760 1415
sertifikasi kompetensi (Orang)
Pemberian bantuan dan bimbingan
2 8805 14290 39350
teknis (unit)
Pemberian bantuan Bahan Baku dan
3 600 975 2300
bahan penolong (unit)
Pemberian bantuan mesin atau
4 815 1165 2665
peralatan (unit)
5 Pengembangan produk (unit) 2065 2650 6390
Pemberian bantuan pencegahan
6 85 135 365
pencemaran lingkungan hidup (unit)
Pemberian bantuan informasi pasar,
7 1150 1500 2200
promosi, dan pemasaran (unit)
8 Fasilitasi akses pembiayaan (unit) 5200 6300 12600
95
Periode
No Sasaran
2015-2020 2020-2025 2025-2035
Penyediaan Kawasan Industri untuk
9 IKM yang berpotensi mencemari 10 10 15
lingkungan (Kawasan)
Fasilitasi kemitraan antara industri
10 145 280 790
kecil, menengah dan besar (unit)
11 Fasilitasi HKI terhadap IKM (unit) 1250 1500 3250
Fasilitasi penerapan standar mutu
12 2500 3000 6000
produk bagi IKM (unit)
2. Program Pengembangan
96
8) Fasilitasi akses pembiayaan, termasuk mengusahakan
penyediaan modal awal bagi wirausaha baru;
9) Fasilitasi penyediaan Kawasan Industri untuk IKM yang
berpotensi mencemari lingkungan; dan/atau
10) Fasilitasi pengembangan dan penguatan keterkaitan dan
hubungan kemitraan.
B. Industri Hijau
97
Tabel 21. Sasaran Pengembangan Industri Hijau
PERIODE
NO URAIAN
2015-2020 2020-2025 2025-2035
1 Jumlah standar industri hijau
100 100 200
(jenis industri)
2 Jumlah lembaga sertifikasi
25 30 60
terakreditasi (unit)
3 Jumlah auditor industri hijau
300 300 600
yang tersertifikasi (orang)
4 Jumlah bantuan prasarana
industri hijau pada sentra IKM 200 250 300
(unit)
2. Program Pengembangan
98
i. bantuan peningkatan kemampuan Sumber Daya
Manusia;
ii. pembangunan prasarana bagi Perusahaan Industri
skala kecil dan menengah dalam rangka pengembangan
industri hijau;
iii. bantuan promosi bagi Perusahaan Industri dalam
rangka pengembangan industri hijau;
iv. bantuan fasilitas non fiskal lainnya.
C. Industri Strategis
99
mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku, dan
sekaligus memperkuat struktur industri nasional;
b. Mengembangkan industri yang dapat meningkatkan
ketersediaan energi dan mengurangi ketergantungan pada
bahan bakar fosil;
c. Mengembangkan teknologi tinggi untuk meningkatkan efisiensi,
mutu dan daya saing produk hasil industri yang memiliki
keunggulan kompetitif.
d. Mengembangkan industri yang dapat meningkatkan ketahanan
pangan dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
e. Mengembangkan industri yang dapat meningkatkan pertahanan
dan keamanan.
100
b. Memberdayakan industri dalam negeri melalui pengamanan
pasar domestik, mengurangi ketergantungan kepada produk
impor, dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.
c. Memperkuat struktur industri dengan meningkatkan
penggunaan barang modal, bahan baku, komponen, teknologi
dan SDM dari dalam negeri.
Tahun
Sasaran
2020 2025 2030 2035
Penggunaan Belanja Modal 25 30 35 40
untuk pengadaan barang/jasa
produksi Dalam Negeri (persen)
2. Program Pengembangan
101
d. Pemberian insentif kepada badan usaha swasta yang konsisten
menggunakan produk dalam negeri.
e. Audit kepatuhan pelaksanaan kewajiban peningkatan
penggunaan produk dalam negeri.
f. Pemberian penghargaan Cinta Karya Bangsa.
g. Monitoring dan evaluasi dampak kebijakan P3DN bagi
peningkatan daya saing dan penguatan struktur industri.
102
Periode
No Sasaran
2015-2020 2020-2025 2025-2035
3 Jumlah industri yang menjadi 5 5 10
bagian dari rantai suplai global
4 Penyelenggaraan forum 15 15 30
investasi industri diluar negeri
2. Program Pengembangan
103
1) Pengembangan jejaring kerja dengan negara dan mitra
industri;
2) Peningkatan kemampuan industri nasional dalam
melakukan penetrasi kedalam jaringan rantai suplai global;
dan
3) Pengembangan standar kualitas produk dan kompetensi
jasa industri dalam negeri yang sesuai dengan standard
Negara mitra.
d. Peningkatan kerja sama investasi di sektor industri melalui:
1) Penyusunan rencana promosi investasi industri,
2) Koordinasi rencana promosi investasi industri, dan
3) Promosi investasi industri.
(.............................................................)
104