Fraktur
Fraktur
Pendahuluan
terjadi pemutusan tulang maupun jaringan kartilago. Kejadian ini dapat inkomplit
atau komplit sebagai akibat trauma. Energi yang sampai ke tulang melebihi dari
atas kekuatan tulang sehingga terjadi fraktur. Energi yang sampai ke tulang
tergantung dari jenis (ringan, sedang, dan berat), arah dan kecepatan trauma
tersebut. Trauma dapat langsung (direct), seperti terkena pukulan dari benda yang
bergerak atau kejatuhan maupun dipukul, atau tidak langsung (indirect), seperti
gaya memutar atau gaya membengkok pada tulang. Gaya ini juga sering
maka disebut fraktur patologis. Trauma lain yang menyebabkan fraktur adalah
gaya penekanan yang terus - menerus (chronic stress / overuse) yang disebut
fatique fracture.1
Klasifikasi Fraktur
1
Setiap fraktur perlu diperhatikan garis fraktur. Pada fraktur hairline yang
sukar dilihat pada radiograph dan biasanya akibat trauma ringan sehingga tidak
pemotretan tambahan dengan proyeksi oblik atau pemotretan diulangi setelah hari
ke 7 - 10. Garis fraktur akan terlihat setelah terjadi dekalsifikasi pada fraktur
tersebut.2
khusus pada penggipan (plaster cast) dan waktu follow - up. Tetapi
transversal, oblik atau spiral. Garis fraktur transversal bila sudut garis fraktur
terhadap aksis panjang tulang tersebut kurang dari 30°, bila sudut tersebut 30°
2
atau lebih disebut garis fraktur oblik. Pada garis fraktur oblik akan mengakibatkan
sehingga tulang tersebut menjadi dua fragmen. Adapun fraktur spiral adalah garis
fraktur yang melingkar pada tulang tersebut sebagai akibat gaya memutar. Pada
klasrfikasi AO fraktur simpel dimasukkan tipe A dengan grup A1, A2, dan A3.2
3
Fraktur kominutif (comminuted multifragmented) adalah fraktur dengan
jumlah fragmen lebih dari dua. Fraktur kominutif dapat berupa spiral wedge
fracture akibat gaya memutar atau akibat trauma langsung maupun tidak
Pada klasifikasi AO fraktur kominutif dimasukkan tipe B dengan grup B1, B2, dan
B3.1,2
Fraktur Kminutif
fragmen proksimal dan distal setelah dilakukan reposisi. Complex spiral fracture
terdapat dua atau lebih garis spiral adapun complex segmental fracture terdapat
4
fracture sebagai akibat trauma berat (severe) dan sering menimbulkan fraktur
terbuka dan,jangan di sekitar fraktur terjadi kerusakan berat, fraktur tidak stabil
Fraktur Kompresi sering terjadi pada korpus vertebra akibat gaya trauma
fleksi atau pada kalkaneus akibat jatuh dan ketinggian serta fraktur ini terjadi pada
Fraktur Kompresi
sehingga tempat perlekatan otot tersebut tertepas dan membawa fragmen tulang
daerah tersebut. Kejadian ini sering pada daerah basis metatarsal V, karena
tarikan otot peroneus, tibial turosity atau upper pole dari patella oleh otot
quadriceps, dan trochanter minor oleh otot iliopsoas. Fraktur avulsi sering terjadi
5
pada perlekatan ligament atau kapsul sendi dan sering berhubungan dengan
Fraktur Avulsi
biasanya terjadi pada daerah tulang kanselous. Proses penyambungan lebih cepat
dapat parsial tapi sisanya atau sisi lainnya masih utuh dan solid berhubungan
osteoarthiritis.2
6
Fraktur intraartikular
Fraktur - disiokasi adalah fraktur yang terjadi pada salah satu tulang
yang menyusun send! dengan disertai dislokasi sendi tersebut sehingga dapat
avaskular.1,2
a. Fraktur Colles
7
Fraktur Colles
b. Fraktur Smith
Fraktur Smith
c. Fraktur Monteggia
8
Fraktur Monteggia
d. Fraktur Galeazzi
2) Fraktur pada radius umumnya pada perbatasan 1/3 tengah dengan 1/3
distal
Fraktur Galeazzi
9
e. Fraktur Jones
Fraktur Jones
AO. Berdasarkan anatomi tulang panjang maka fraktur dapat berada di epiphysis,
epiphyseal plate atau diaphysis. Diantaranya ada yang disebut dengan metaphysis.
10
Pada terminologi AO, tulang panjang dibagi menjadi segmen Memahami
proksimal, segmen diaphysis, dan segmen distal. Segmen letak fraktur proksimal
dan distal merupakan daerah di dalam bujur sangkar secara anatomi dan di luar
fraktur tersebut. Tanpa adanya deformitas dapat berarti traumanya tidak cukup
penentuan keberadaan ujung - ujung fragmen satu sama lain. Perlu diketahui
11
bahwa arah pergeseran tersebut sebagai petunjuk keberadaan fragmen distal.
Sebagai contoh fraktur femur tengah (femoral shaft fracture) dengan pergeseran
berada di posterior dan lateral. Derajat pergeseran itu dapat juga ditentukan
dengan kontak kedua ujung-ujung fragmen yang disebut dengan nama aposisi
tersebut hanya 50%. Aposisi baik akan memberikan stabilitas dan union,
sebaliknya jika tidak ada kontak maka fraktur tersebut punya potensi tidak stabil
Sebagai contoh fraktur femoris dengan angulasi medial artinya ujung – ujung
fragmen distal. Untuk itu dapat dikurangi dengan menyebutkan sebagai berikut:
pada fraktur hams dikoreksi, bila tidak akan mengakibatkan osteoarthritis pada
sendi tungkai bawah atau gerakan pronasi - supinasi akan terbatas pada lengan
bawah.4
12
Rotasi aksial artinya fragmen memutar terhadap aksis panjang. Dalam
penilaiannya dilakukan x-ray yang mencakup kedua sendi proksimal dan distal.
Rotasi dapat dinyatakan bila terjadi interlocking dan kedua fragmen atau diameter
fragmen proksimal tidak sama dengan diameter fragmen distal atau tebal kortek
fragmen proksimal tidak sama dengan tebal kortek fragmen distal. Rotasi tidak
Fraktur Terbuka
Luka pada fraktur terbuka dapat diakibatkan oleh tusukan ujung fragmen
sehinggan menembus kulit akibat gaya trauma atau kesalahan pada pertolongan
pertama (open from within out). Biasanya kerusakan jaringan lunak sekitar
fraktur sangat ringan demikian juga kontaminasi. Adapun fraktur open from
within in akibat trauma yang sangat hebat sehingga terjadi kerusakan jaringan
13
Iunak maupun tulang yang hebat. Perlu dipikirkan terjadinya perdarahan yang
Iunak disekitar fraktur terbuka maka fraktur tersebut menurut Gustilo dibagi
menjadi:5
1. tipe I yaitu fraktur terbuka dengan panjang luka kurang dan 1 cm dan luka
bersih;
2. tipe II yaitu fraktur terbuka dengan panjang luka lebih dan 1 cm tanpa
3. tipe III, fraktur terbuka dengan kerusakan jaringan Iunak dan kontaminasi
Iunak / periosteum,
periosteum,
14
Fraktur Patologis
Fraktur patologis adalah fraktur yang terjadi pada tulang yang mengalami
kelainan patologis sehingga tulang itu menjadi lemah dan trauma ringan (trivial
injury) saja akan terjadi pemutusan tulang adapun pada orang normal tidak akan
tulang belakang, fraktur kolum femoris dan fraktur Codes. Hal ini dapat
seperti penyakit ricket, tetapi juga terjadi pada menu makanan yang kurang
3). Penyakit Paget, sering terlihat pada fraktur femur dan tibia yang umumnya
adalah fraktur sires dan bila terjadi fraktur komplrt maka garis fraktur
4). Osteitis, tulang mendadak mengalami kolap akibat proses infeksi. Daerah
15
5). Osteogenesis imperfekta, yang merupakan penyakit herediter (dominant
7). Tumor maligna sekunder, sering berasal dan tumor paru-paru atau
pemeriksaan X-ray torak, pelvis, survey kepala dan tulang, laju endap darah, darah
rutin dan differential cell count serum kalsium.fosfat, alkaline phosphatase, dan
Jones proteose, Ct-scan, biopsi medula osium, biopsi tulang dan kadangkala
16
Diagnosis
patah (femur, tibia, dan sebagainya), lokalisasinya (proksimal, tengah, distal dan
sebagainya), pola garis fraktur (simpel seperti transversal, oblik, kominutif, dan
sebagainya) dan integritas kulit daerah tulang yang mengalami fraktur (tertutup
atau terbuka ). Sebagai contoh: fraktur femur distal dengan garis fraktur
mencakup biomekanisme trauma, lokasi dan derajat nyeri serta kondisi penderita
pada penderita fraktur selalu dimulai dengan look, kemudian feel dan terakhir
movement. Kesalahan diagnosis jarang terjadi karena deformitas yang hebat dan
jelas pada pertengahan tulang panjang, apalagi teriihat tulang patah melalui luka
yang terbuka.6
Pada inspeksi (look) bagian lesi terlihat asimetri dari bentuk maupun
posture, kebiruan, atau kerusakan kulit akibat trauma maupun edema (swelling)
Pada palpasi (feel) terasa nyeri tekan (tendernessPada palpasi (feel) terasa
nyeri tekan (tenderness) yang terlokalisir pada daerah fraktur, gerakan abnomal,
Pemeriksaan gerakan (movement) dapat secara pasif dan aktif pada sendi
terdekat dari fraktur perlu dikerjakan dengan teliti. Pemeriksaan sendi dilakukan
17
untuk mengetahui apakah terjadi perluasan fraktur ke sendi tersebut. Umumnya
suspek fraktur dapat dibuat hanya dari riwayat dan pemeriksaan fisik.6
Pemeriksaan Radiologi
nya. Oleh karena itu pada permintaan X-ray proyeksi ada yang diminta harus
proyeksi stress guna menentukan adanya lesi pada ligamen sebagai stabilitas
sendi. Bahkan pemeriksaan yang lebih canggih seperti MRI, CT-scan dan lainnya
perlu dipikirkan untuk informasi yang rinci terhadap penderita. Ada beberapa
kesalahan yang harus dipikirkan seperti: fraktur scaphoid sukar dilihat dengan
ataupun tanpa proyeksi oblik. Pada pemotretan kolum femur yang kurang terpusat
pada lehernya maka visualisasi fraktur tersebut sukar dilihat. Demikian juga
fraktur avulsi pada tibial spine yang tidak terfokus pada daerah tersebut akan
lanjut usia dengan keluhan tidak dapat menyangga berat badannya dengan salah
satu tungkai bawah setelah jatuh. Untuk hal ini Anda memerlukan pemeriksaan
yang teliti adanya fraktur kolum femoris. Bila ditemukan daerah tersebut utuh
maka perlu dicari adanya fraktur pada rami pubik. Pada penderita fraktur patela
karena dashboard injury, maka perlu dicari apakah ada fraktur femur dan
18
dislokasi sendi panggul. Fraktur kalkaneus akibat jatuh dari ketinggian, perlu
pemeriksaan yang teliti pada sisi lainnya. Penderita dengan sprain ankle pertu
diperiksa kaki secara keseluruhan karena sering disertai fraktur basis metatarsal ke
lima sebagai akibat trauma inversi. Penderita tidak sadar perlu pemeriksaan leher,
torak dan pelvis. Sehingga, seperti salah satu contoh diatas,pemeriksaan radiologi
langsung untuk penderita fraktur patella adalah foto X-Ray Genu, namun bisa
diakukan pemeriksaan radiologi tidak langsung dengan foto X-Ray Femur dan
Terapi
pekerjaan atau kegiatan seperti semula. Tujuan ini tidak selalu tercapai secara
utuh yang diharapkan dan setiap tindakan untuk mencapai hal tersebut
Iunak tersebut berhubungan erat dengan pengobatan fraktur itu sendiri yang
imobilisasi.8
19
lahan dengan menarik bagian distal secara gentle. Pada fraktur terbuka perlu
dilakukan pemeriksaan bakteriologis dan foto kondisi luka dengan kamera digital,
cairan fisiologis atau water sterilize for irrigation sebanyak dua liter; kemudian
luka ditutup dengan kasa steril. Lalu kemudian penderita dikirim ke bagian
dari pemeriksaan fisik dan radiograph berupa lokasi, bentuk garis fraktur
(pattern), pergeseran dan angulasi fragmen fraktur, dan kerusakan jaringan lunak
di sekitar fraktur seperti saraf atau pembuluh darah. Ada dua kemungkinan yang
dapat dilakukan pada terapi penderita fraktur yaitu: secara konservatif atau secara
operatif.8
1. Secara konservatif
fragmen fraktur tidak bergeser atau bergeser tapi kedudukan fragmen fraktur
casf) atau pada fraktur inkomplit dengan pemasangan sling atau collar & cuff dan
support dan elevasi. Bila kondisi fraktur memerlukan reposisi dan manipulasi
karena aposisi dan angulasi yang tidak dapat diterima maka penderita sebaiknya
dilakukan pembiusan umum atau anestesi blok. Setelah terjadi relaksasi pada otot-
otot maka dilakukan reposisi dan manipulasi agar fragmen kembali ke posisi
anatomi dan diikuti pemasangan gip yang memfiksasi dua sendi terdekat pada
20
tulang panjang yang mengalami fraktur tersebut. Adapun teknik reposisi tertutup
pertama kali yang dilakukan adalah traksi sehingga pemendekan yang terjadi
Pemasangan gip harus dikerjakan dengan tiga titik fiksasi (three point
terfiksir oleh gip, bila jari-jari tangan atau kaki terjadi edema, kebiruan, nyeri atau
sendi-sendi kaku maka anggota tersebut dielevasi. Apabila nyeri dalam waktu ½
jam tidak kembali normal, maka penderita harus segera berkonsultasi dengan
dokternya atau pergi ke rumah sakit bila penderita berada di rumah. Jika gip yang
21
diberikan pada anggota gerak bawah dalam bentuk model yang bisa berjalan
(walking plaster) penderita dianjurkan untuk berjalan. Jika gip kendor atau pecah
harus segera lapor. Pada waktu tertentu gip dapat diganti dengan pemasangan
brace sehingga sendi dapat melakukan gerakan. Pada terapi konservatif dapat juga
dilakukan traksi yang berupa traksi kulit atau traksi skeletal. Hal ini tergantung
beban yang dibutuhkan pada traksi. Bila traksi 3 kg atau kurang dapat dilakukan
traksi kulit tapi bila lebih dan 3 kg sebaiknya dengan traksi skeletal.8
2. Secara opratif
pembedahan dengan alasan bahwa kualitas reduksi tidak menjamin akan outcome
yang baik, alasan utama adalah ORIF (Open Reduction and Internal Fixation /
penyembuhan secara biologis. Operasi itu sendiri akan merusak jaringan lunak
dibutuhkan pada proses penyembuhan tulang tersebut. Fiksasi yang sangat kaku
(rigid) terlalu baik untuk imobilisasi tetapi imobilisasi itu sendiri sangat berefek
sehingga beban mekanis (loading stress) asal tidak berlebihan akan menghasilkan
22
Penyembuhan Fraktur (Healing Process)
daerah tersebut diganti dengan jaringan fibrovascular, serabut kolagen masuk dan
rotasi tidak akan terjadi proses remodeling oleh sebab itu periu tindakan koreksi
setiap rotasi yang terjadi pada fraktur. Proses ini disebut penyambungan fraktur
23
Pada pemasangan fiksasi yang kaku (rigid) maka proses penyambungan
fraktur tersebut adalah primary healing karena terjadi kontak kortek secara
Hal ini disebabkan reduksi anatomi, pemasangan fiksasi yang kaku dan pembuluh
darah yang utuh. Pada x-ray terlihat: peningkatan bayangan osteoporosis pada
ujung-ujung fragmen.8
berjalan seperti normal tanpa ada pergeseran. Penderita cukup diberi pengertian
dan menjaga kondisi kesehatan yang baik. Adapun delayed union adalah union
akan berlanjut union atau berakhir menjadi non-union. Oleh sebab itu dalam
waktu dua bulan tidak ada tanda-tanda union periu dinilai fiksasinya pada
radiograph penderita Bila yakin tidak akan terjadi non-union maka fiksasi
dilanjutkan. Setelah 4-6 minggu dinilai kembali secara radiograph dan apabila
tidak ada perubahan maka terapi secara aktif seperti pembedahan memperbaiki
24
Pada non-union yaitu fraktur gagal terjadinya penyambungan artinya
fragmen fraktur tidak akan pernsah bersatu lagi. Ada dua tipe yang perlu Anda
ketahui yaitu: 8
1). Hypertrophic non-union atau disebut juga elephant foot appearance, dimana
ujung fragmen fraktur pada radiograph terlihat sklerotik dan melebar. Garis
fraktur masih teriihat jelas dengan disertai gap yang berisi kartilago atau jaringan
Oleh karena itu perbaikan fiksasi akan terjadi mineralisasi jaringan fibrus dan
2). Atrophic non-union di tempat fraktur tidak terjadi kegiatan sel-sel, sehingga
Oleh sebab itu perlu pemasangan fiksasi yang kaku, membuang jaringan fibrus
rotasi maupun sedikit deformitas yang mempunyai potensi akan gangguan fungsi
atau terjadi pemendekan tulang (discrepancy) yang tidak dapat ditolerir maka
pada anak-anak lebih cepat dibanding dengan orang dewasa. Lokasi atau tipe
tulang itu sendiri sebagai contoh di daerah kanselous lebih cepat disbanding
dengan daerah kortikal. Perlu Anda ketahui bahwa peranan pembuluh darah
25
memegang peranan dalam pembentukan kalus. Ada lagi beberapa faktor yang
Komplikasi
mempengaruhi proses penyembuhan fraktur itu sendiri. Ada beberapa faktor: tipe
dari ujung fragmen (interposisi, distraksi, ORIF), infeksi, gangguan suplai darah,
meluasnya fraktur ke sendi, adanya kelainan patologi di tulang itu sendiri dan
faktor-faktor yang masih belum jelas seperti fraktur klavikula sangat jarang terjadi
akibat trauma. Perdarahan juga menimbulkan pembekuan dan dapat ikut aliran
darah. Bila sampai ke paru-paru akan terjadi gangguan pemafasan. Oteh sebab itu
sindrom kompartemen Bila dibiarkan akan terjadi nekrosis bagian distal fraktur
26
Komplikasi juga dapat disebabkan perawatan yang lama seperti
pneumonia hypostatic, luka lecet akibat penekanan (decubitus), kencing batu dan
pembedahan dan anastesi atau komplikasi akibat fraktur itu sendiri seperti
delayed union dan nonunion. Perbedaan antara slow union dengan delayed union
tulang yang abnormal terutama di daerah fraktur sedangkan pada stow union
sekali tidak ada proses penyambungan dengan tertutupnya kanalis medularis pada
tulang panjang. Ada 2 macam nonunion yaitu hypertrophic nonunion atau juga
atrophic nonunion tidak ada aktivitas seluler pada daerah fraktur. Ujung fragmen
menilai imobilisasi fragmen itu sendiri. Penderita yang mengalami fraktur, baik
27
DAFTAR PUSTAKA
Dari: http://www.medscape.com/viewarticle/446548_2
Hal. 68-71
Hal. 221-224
28