Makalah Siklus Otto
Makalah Siklus Otto
SIKLUS RANKINE
Disusun Oleh :
Nama : Heksa Zaharoh
NIM : 141.33.1051
Jurusan : D3 Teknik Mesin
𝑉 𝑇
Perbandingan Potong (Cutoff ratio) rc = (𝑉3 ) = (𝑇3 )
2 2
Efisiensi Diesel :
𝜂 𝑊 𝑄 𝑖𝑛− 𝑄 𝑜𝑢𝑡 𝑄 𝐶 (𝑇 − 𝑇 ) (𝑇4 − 𝑇1 )
𝑑= = =1− 𝑜𝑢𝑡 =1− 𝑉 4 1 =1−
𝑄 𝑖𝑛 𝑄 𝑖𝑛 𝑄 𝑖𝑛 𝐶𝑃 (𝑇3 − 𝑇2) 𝐾 (𝑇3 −𝑇2 )
Proses 2 -3 : Tekanan K
𝑉
𝑇3 = 𝑇2 𝑉3 = 𝑇2 𝑟𝑐 = 𝑇1 𝑟𝑣 𝑘−1 𝑟𝑐
2
𝑟 𝑘−1 𝑟 𝑘−1
𝑇4 = 𝑇3 ⌊𝑟𝐶 ⌋ = 𝑇1 𝑟𝑉 𝑘−1 𝑟𝐶 ⌊𝑟𝐶 ⌋ = 𝑇1 𝑟𝐶 𝑘−1
𝑉 𝑉
selalu lebih besar dari satu. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa jika
perbandingan kompresi antara mesin bensin dan mesin diesel sama maka efisiensi
mesin bensin lebih tinggi dibanding mesin diesel (η𝑉 > η𝑑 ). Namun, harus
diingat bahwa mesin diesel dapat dioprasikan pada perbandingan kompresi yang
lebih tinggi tanpa khawatir akan terjadi pembakaran sebelum waktunya sehingga
efisiensi mesin diesel lebih tinggi dari mesin otto. Selain itu, proses pembakaran
mesin diesel lebih sempurna karena mesin diesel beroprasi pada putaran lebih
rendah maka mesin diesel menjadi pilihan untuk keperluan mesin dengan power
besar seperti mesin lokomotif, kapal laut, truk, dan lain lain.
Prinsip kerja mesin diesel mirip seperti mesin bensin. Perbedaannya
terletak pada langkah awal kompresi atau penekanan adiabatik (penekanan
adiabatik = penekanan yang dilakukan dengan sangat cepat sehingga kalor atau
panas tidak sempat mengalir menuju atau keluar dari sistem. Sistem untuk kasus
ini adalah silinder. Kalau dalam mesin bensin, yang ditekan adalah campuran
udara dan uap bensin, maka dalam mesin diesel yang ditekan hanya udara saja.
Penekanan secara adiabatik menyebabkan suhu dan tekanan udara
meningkat.Selanjutnya injector atau penyuntik menyemprotkan solar. Karena
suhu dan tekanan udara sudah sangat tinggi maka ketika solar disemprotkan ke
dalam silinder dan solar langsung terbakar. Tidak perlu memakai busi lagi.
Perhatikan besarnya tekanan yang ditunjukkan pada diagram di bawah.
Keterangan:
0-1 = Langkah isap pada P = c (isobarik)
1-2 = Langkah kompresi , P bertambah, Q = c (adiabatik)
2-3 = Pembakaran, P naik, V = c (isokhorik)
3-4 = Langkah kerja P bertambah, V = c (adiabatik)
4-1 = Pengeluaran kalor sisa pada V = c (isokhorik)
1-0 = Langkah buang pada P = c
Untuk kompresi
rasio yang sama siklus diesel mempunyai efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan siklus otto. Adapun rumus untuk mencari efisiensi siklus diesel adalah:
Efisiensi siklus diesel
yang tinggi menyebabkan siklus ini
digunakan untuk mesin-mesin
dengan kapasitas besar. Seperti yang terdapat pada truk, lokomotif, mesin kapal,
dan pembangkit tenaga listrik darurat (genset).
DAFTAR PUSTAKA
Nakoela Soenarta dan Shoichi Furuhama. (1995). Motor Serba Guna, Jakarta :
Penerbit PT Pradnya Paramita.
J. Trommel Mans. (1991). Mesin Diesel, Jakarta : Penerbit PT Rosda Jayaputra.
Anonim. (1979). Diesel Manual Handbook, Tokyo : Mitsubishi Motors.
Anonim. (1995). Materi Pelajaran Engine Group Step 2, Jakarta : PT Toyota –
Astra Motor.
Anonim. (1995). New Step 1 Training Manual, Jakarta : PT Toyota – Astra Motor