DI PUSKESMAS MAESAN
PUSKESMAS MAESAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO
TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1. Menemukan
1.3 Manfaat
BAB II
HASIL MONITORING DAN EVALUASI HAMBATAN
B. Pengadaan Logistik
1. Logistic yang ada:
a. Vaksin:
BCG, DPT, HB, Polio, Campak, TT, DT, HB Uniject, Pentavalen.
b. Auto Disable Syringe: 250.
c. Safety Box: 25
d. Cold Chain: 2
e. Emergency Kit: 0
2. Distribusi logistic sering terlambat.
Sebab:
a. Stok di Dinas Kesehatan sering kosong
b. Pelaksana vaksin (Bidan dan Perawat Desa) kadang mengambil vaksin tidak
berdasarkan kebutuhan sasaran.
c. Koordinator Imunisasi tidak melakukan kontrol penerimaan logistic dan
pengeluaran logistic.
3. Vaksin disimpan pada suhu 20C s/d 80C pada lemari Es
4. Vaksin Hepatitis B pada Bidan Desa disimpan pada suhu ruangan dan terlindung dari
sinar matahari
5. Ada metode pemakaian vaksin berdasarkan keteterpaparan terhadap panas, masa
kadaluarsa, waktu penerimaan dan pemakaian vaksin sisa berdasarkan metode VVM,
Fifo in out control suhu.
6. Monitoring administrasi dan fisik vaksin dan logistic dilakukan setiap akhir bulan.
7. Hasil monitoring tidak dicatat di kartu stok dan tidak dilaporkan secara berjenjang
bersamaan dengan laporan cakupan imunisasi.
Sebab Dinas kesehatan tidak pernah meminta laporan kartu stok.
8. Ada Lemari es and freezer untuk penyimpanan vaksin dan upaya untuk menjaga
kestabilan suhu.
9. Petugas menggunakan Cold Box pada saat membawa vaksin.
10. Petugas menggunakan Vaksin Carrier untuk membawa/mengirim vaksin dari
puskesmas ke posyandu.
11. Saat membawa/mengirim vaksin menggunakan cold pack.
Cold pack beku disimpan di suhu -150C s/d -250C selama minimal 24 Jam.
Cold pack cair apakah disimpan di suhu +20C s/d +80C selama minimal 24 Jam.
12. Pemeliharaan sarana cold chain dilakukan rutin secara harian, mingguan dan bulanan
C. Tenaga pengelola
1. Ada petugas khusus dalam mengelola imunisasi.
2. Ada petugas khusus dalam mengelola imunisasi yaitu koordinator imunisasi dan
surveilence KIPI namun pendidikan tidak berlatar belakang medis, keperawatan,
kebidanan atau kesehatan lainnya yang kompeten.
3. Koordinator imunisasi dan surveilence KIPI serta pengelola vaksin sudah mendapatkan
pelatihan Imunisasi?
4. Ada kebijakan puskesmas untuk pengembangan pelatihan petugas imunisasi dan
kebijakan tersebut ditindaklanjuti dengan analisis kebutuhan pelatihan dan tindak
lanjutnya.
2. Pencatatan yang harus ada namun kenyataannya tidak ada antara lain sebagai berikut:
a. Laporan Uniject Rusak
Sebab koordinator imunisasi tidak pernah melakakukan evaluasi kualitas vaksin.
b. Jadwal Pengambilan Vaksin
Sebab kurang kerja sama antara koordinator imunisasi dengan pelaksana dan
koordinator program UKS.
4. Laporan yang harus dilakukan namun tidak dilakukan, antara lain sebagai berikut:
b. Laporan Cakupan Imunisasi BIAS Puskesmas
Sebab tidak ada kerja sama antara koordinator imunisasi dengan pelaksana dan
koordinator program UKS.
c. Laporan Cakupan BIAS Campak
Sebab tidak ada kerja sama antara koordinator imunisasi dengan pelaksana dan
koordinator program UKS.
d. Hasil Kegiatan Skrining dan Imunisasi TT WUS per Desa/Kelurahan
Sebab tidak ada kerja sama antara koordinator imunisasi dengan KUA dan
Kecamatan.
e. Laporan Imunisasi di Unit Pelayanan Kesehatan Swasta
Sebab tidak ada kerja sama antara koordinator imunisasi dengan pihak swasta.
6. Visualisasi data yang harus ada namun kenyataannya tidak ada, adalah Grafik
Pencapaian BIAS DT/TD Anak Sekolah SD/MI Kelas 1.
Sebab tidak ada kerja sama antara koordinator imunisasi dengan pelaksana dan
koordinator program UKS.
7. Pelaksana vaksin selalu mencatat status imunisasi ke dalam buku Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA)
8. Koordinator imunisasi telah menggunakan teknologi atau komputerisasi dalam
pencatatan dan laporan.
9. Hasil pencatatan dan visualisasi data tidak digunakan untuk mengambil keputusan
dalam upaya perbaikan kinerja program.
Sebab petugas tidak mengerti cara mengambil keputusan dalam angka perbaikan
kinerja program.
10. Pencatatan, laporan dan dokumen-dokumen terkait program imunisasi yang ada
dikendalikan dan diarsipkan dengan baik.
2.1.2 Monitoring Output dan Outcome
A. Hasil Cakupan Imunisasi Per Desa
Sumber Pakem
100
90
80
70
60
Presentase
52.63
50 45.26 46.32
41.05 38.95 37.89
40 34.74
30 25.26
20
10
0
POLIO 1 POLIO 2 POLIO 3 POLIO 4 DPT-HB 1 DPT-HB 2 DPT-HB 3 CAMPAK
Maesan
100.00 98.81 100.00
100 95.24 96.43
88.10 89.29 89.29
90
80
70
60
Presentase
50
40
30
20
10
0
POLIO 1 POLIO 2 POLIO 3 POLIO 4 DPT-HB 1 DPT-HB 2 DPT-HB 3 CAMPAK
Pakuniran
100
90
82.83 80.81 81.82
78.79
80
71.72 70.71 72.73
70 65.66
60
Presentase
50
40
30
20
10
0
POLIO 1 POLIO 2 POLIO 3 POLIO 4 DPT-HB 1 DPT-HB 2 DPT-HB 3 CAMPAK
Tanah Wulan
100
60
Presentase
50
40
30
20
10
0
POLIO 1 POLIO 2 POLIO 3 POLIO 4 DPT-HB 1 DPT-HB 2 DPT-HB 3 CAMPAK
Sumberanyar
100
90.00
90 86.67
83.33 81.11 81.11 82.22 83.33
80.00
80
70
60
Presentase
50
40
30
20
10
0
POLIO 1 POLIO 2 POLIO 3 POLIO 4 DPT-HB 1 DPT-HB 2 DPT-HB 3 CAMPAK
Penanggungan
100.00 100.00 100.00 100.00
100
92.16 92.16
90
80.39 80.39
80
70
60
Presentase
50
40
30
20
10
0
POLIO 1 POLIO 2 POLIO 3 POLIO 4 DPT-HB 1 DPT-HB 2 DPT-HB 3 CAMPAK
suger lor
100
90
80
68.03 67.21
70
60 54.10
Presentase
51.64
50 44.26
41.80 41.80
40 34.43
30
20
10
0
POLIO 1 POLIO 2 POLIO 3 POLIO 4 DPT-HB 1 DPT-HB 2 DPT-HB 3 CAMPAK
Pujer Baru
100
80
70
60
Presentase
50
40
30
20
10
0
POLIO 1 POLIO 2 POLIO 3 POLIO 4 DPT-HB 1 DPT-HB 2 DPT-HB 3 CAMPAK
Suco Lor
100
90.37 90.37 88.89
90 86.67
82.96
77.78
80 74.07
70.37
70
60
Presentase
50
40
30
20
10
0
POLIO 1 POLIO 2 POLIO 3 POLIO 4 DPT-HB 1 DPT-HB 2 DPT-HB 3 CAMPAK
Gambangan
100
90
79.00 77.00
80 75.00 76.00
73.00
68.00 66.00
70
61.00
60
Presentase
50
40
30
20
10
0
POLIO 1 POLIO 2 POLIO 3 POLIO 4 DPT-HB 1 DPT-HB 2 DPT-HB 3 CAMPAK
Gunung Sari
100
90
79.95
80 75.81
70 65.21
60 53.92
Presentase
50
39.40
40
29.49
30
20 13.82
10.83
10
0
POLIO 1 POLIO 2 POLIO 3 POLIO 4 DPT-HB 1 DPT-HB 2 DPT-HB 3 CAMPAK
Sumbersari
100 93.51
92.86
88.31 89.61
90 83.77
81.17
78.57 77.92
80
70
60
Presentase
50
40
30
20
10
0
POLIO 1 POLIO 2 POLIO 3 POLIO 4 DPT-HB 1 DPT-HB 2 DPT-HB 3 CAMPAK
B. Hasil Cakupan Imunisasi Kecamatan
Kecamatan
100
90
81.98 81.98
80 74.63 75.20
70 64.75 63.84
60 57.23 56.61
Presentase
50
40
30
20
10
0
POLIO 1 POLIO 2 POLIO 3 POLIO 4 DPT-HB 1 DPT-HB 2 DPT-HB 3 CAMPAK
Keterangan:
A: Cakupan Imunisasi rendah
B: Terjadi kasus penyakit yang dapat diatasi dengan imunisasi (PD3I) sampai terjadi KLB Difteri.
C: Penanganan limbah imunisasi tidak benar
D: Terjadi kasus kejadian ikutan paska imunisasi
Berdasarkan analisis prioritas, masalah utama yang akan diatasi oleh Puskesmas Maesan adalah Cakupan Imunisasi rendah.
Target minimal yang ditetapkan oleh pemerintah dalam cakupan imunisasi berdasarkan Peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 tahun
2013 adalah sebesar 90% untuk semua jenis imunisasi dasar bayi yang terdiri dari imunisasi Polio 1, Polio 2, Polio 3, Polio 4, DPT-HB 1, DPT-HB 2, DPT-
HB dan Campak. Maka target perbaikan dalam upaya perbaikan ini sebesar 90% untuk semua jenis imunisasi dasar bayi. Sehingga upaya perbaikan
penyelenggaraan imunisasi dapat disimpulkan sebagai berikut:
“Meningkatkan cakupan imunisasi sampai lebih dari 90% untuk semua jenis imunisasi dasar bayi.”
3.3 Analisis Sebab Akibat
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi hambatan, maka penyebab dari masalah cakupan imunisasi dasar bayi yang rendah, dapat di analisis sebagai
berikut:
Tabel Analisis Sebab Akibat
Sedangkan penyebab paling dasar tingkat status social ekonomi tidak dijadikan penyebab yang akan di atasi sebab Puskesmas Maesan tidak mempunyai
sumber daya untuk mengatasi permasalahan tersebut.
3. Kurangnya Kurangnya Memberikan Puskesmas 3 hari Koordinator 1. Semua pelaksana vaksinasi mengikuti pelatihan
pelatihan pelatihan pelatihan Maesan Promosi teknik penyuluhan kesehatan selama 3 hari di Aula
(Tanggal 8,
penyuluhan menyebabkan penyuluhan Kesehatan dan Puskesmas Maesan yang dikoordinir oleh
9 dan 10
kepada semua rendahnya kesehatan Pemberdayaan koordinator Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Januari
pelaksana efektifitas kepada semua Kesehatan Kesehatan Masyarakat dengan mendatangkan nara
2015)
vaksinasi pendidikan pelaksana Masyarakat sumber dari Dinas Kesehatan.
sehingga banyak
yang tidak
bersedia
anaknya
diimunisasi.
4. Kurangnya Kurangnya Melengkapi Puskesmas 3 hari Koordinator 1. Koordinator Promkes dan koordinator imunisasi
waktu dekat).
masyarakat imunisasi
yang tidak
6. Untuk keperluan jangka panjang, penyediaan media
bersedia
penyuluhan menggunakan dana SILPA anggaran
anaknya
JKN tahun 2014 yang diakumulasikan dengan
diimunisasi.
anggaran JKN tahun 2015.
yang
mengakibatkan
sasaran tidak
diimunisasi saat
posyandu.
1. Mengusulkan ke Dinas Kesehatan agar Puskesmas
6. Tidak ada Tanpa Kepala Puskesmas 1 hari Kepala
dapat memfasilitasi Pengadaan vaksin bagi UPKS
kebijakan memfasilitasi Puskesmas Maesan Puskesmas
(Tanggal 2
2. Jika usulan diterima, Kepala Puskesmas menunjuk
Kepala pengadaan membuat Maesan
Januari s/d
koordinator imunisasi sebagai pelaksana fasilitasi
Puskesmas untuk vaksin bagi kebijakan dengan
10 Januari
pengadaan vaksin bagi UPKS
memfasilitasi UPKS memfasilitasi persetujuan
2015)
3. Koordinator imunisasi melakukan pendataan dan
pengadaan menyebabkan pengadaan dari Dinas
sosialisasi terhadap UPKS yang melakukan
vaksin bagi kebutuhan vaksin bagi Kesehatan
pelayanan imunisasi agar bisa bekerja sama dengan
UPKS vaksin dan UPKS
Puskesmas Maesan dalam pengadaan vaksin
logistic
4. UPKS yang bersedia bekerja sama mengusulkan
meningkat di
kepada Koordinator imunisasi kebutuhan vaksin dan
luar sasaran
logistic berdasarkan rata-rata jumlah imunisasi per
kebutuhan yang
bulan selama satu tahun
menyebabkan
5. Koordinator imunisasi melakukan validasi data
sering
usulan, menghitung kebutuhan UPKS dan
terlambatnya
mengusulkan pengadaan vaksinnya ke dinas
vaksin atau
kesehatan serta melakukan pemantauan berkala
kehabisan stok.
pelaksanaan imunisasi oleh UPKS.
vaksin dan vaksin dan kebijakan dan Maesan Puskesmas pengambilan vaksin berdasarkan kebutuhan sasaran
(Tanggal 2
logistik tidak logistik tidak prosedur Maesan dengan prosedur:
Januari s/d
berdasar berdasar pengambilan dengan
10 Januari 1. Pelaksana vaksin harus membuat usulan kebutuhan
kebutuhan kebutuhan vaksin. persetujuan
2015) vaksin berdasarkan kebutuhan dan perencanaan
sasaran sasaran dari Dinas
pelaksanaan imunisasi selama sebulan kepada
menyebabkan Kesehatan
koordinator imunisasi setiap sebulan sekali
banyak vaksin
2. Koordinator imunisasi melakukan validasi data
terbuang karena
kebutuhan vaksin dan perencanaan pelaksanaan
tidak terpakai
imunisasi
saat posyandu
berakibat
sasaran tidak
diimunisasi saat
posyandu.
8. Pengunjung Pengunjung Mewajibkan Pelaksana 7 hari Pelaksana 1. Sosialisasi kepada pelaksana vaksinasi agar
Posyandu Posyandu pelaksana vaksinasi vaksinasi pelaksana vaksinasi membuat jadwal posyandu
(Tanggal 11
Fluktuatif Fluktuatif vaksinasi untuk selama satu bulan kedepan dengan melibatkan peran
Januari s/d
tergantung tergantung melibatkan serta aktif sasaran agar dapat menjaring kebutuhan
17 Januari
musim tertentu musim tertentu kebutuhan masyarakat. Dengan tujuan agar posyandu
2015).
menyebabkan sasaran dalam dilaksanakan pada hari-hari yang memungkinkan
Untuk
banyak vaksin membuat jadwal sasaran bisa berkunjung ke posyandu.
jangka
tidak terpakai kegiatan
2. Pelaksana vaksinasi melibatkan sasaran dalam
panjang:
sebab jumlah posyandu.
pembuatan jadwal posyandu dan memenuhi
pembuatan
kunjungan
kebutuhan sasaran.
jadwal
sedikit sehingga
posyandu 3. Pelaksana vaksinasi bekerja sama dengan perangkat
berakibat sering
dengan desa, kader dan tokoh masyarakat dalam rangka
terjadi
melibatkan meningkatkan jumlah kunjungan posyandu oleh
keterlambatan
masyarakat sasaran.
vaksin atau
harus
kehabisan stok
dilakukan
vaksin.
tiap bulan.
BAB 5
PELAKSANAAN PERBAIKAN
Tanggal
No Perencanaan Jadwal Kriteria Hasil Hasil Kegiatan Kesimpulan Tindak lanjut
Realisasi
1. Dikeluarkan SK Kepala Puskesmas
1. Penggantian Tanggal 2 Tanggal 2 Diangkatnya Penanggung jawab Sesuai dengan Melakukan pemantauan
No ………. Tentang Penetapan
koordinator Januari Januari 2015 program yang baru dan penanggung kriteria hasil terhadap kinerja penanggung
penanggung jawab program
Imunisasi dengan 2015 jawab program yang baru menjalankan jawab program yang baru
imunisasi menggantikan SK
koordinator rekomendasi perbaikan dalam khususnya terhadap
Kepala Puskesmas No
imunisasi yang pengawasan dan kendali logistic rekomendasi yang sudah
……………………
kompeten (berlatar imunisasi serta survey cakupan diberikan.
belakang pendidikan imunisasi. 2. Menetapkan dan menegaskan
kesehatan) uraian tugas penanggung jawab
program yang baru:
a. Melakukan pengawasan
pengambilan vaksin dan
penggunaan logistic
b. Melaksanakan sosialisasi
imunisasi dan menjalin kerja
sama dengan lintas sector dan
lintas program dalam upaya
meningkatkan partisipasi lintas
sector, lintas program dan
masyarakat dalam
penyelenggaraan imunisasi.
c. Melakukan survey cakupan
imunisasi dan Indeks
Pemakaian vaksin untuk bahan
perencanaan kebutuhan vaksin.
2. Memberikan Tanggal 8, Tanggal 8, 9 Semua pelaksana vaksinasi mengikuti 1. Koordinator Promosi Kesehatan Sesuai dengan Melakukan pemantauan
pelatihan 9 dan 10 dan 10 pelatihan teknik promosi kesehatan dan Pemberdayaan Kesehatan kriteria hasil terhadap pelaksana vaksinasi
penyuluhan Januari Januari untuk imunisasi dan dapat Masyarakat memfasilitasi dalam penerapan promosi
kesehatan kepada 2015 2015 menerapkannya di lapangan. pelaksanaan pelatihan bagi seluruh kesehatan yang efektif tentang
semua pelaksana pelaksana vaksinasi tentang teknik imunisasi.
vaksinasi (bidan promosi kesehatan. Nara sumber
desa, perawat desa adalah ………………
dan bidan KIA)
2. Pelaksanaan diikuti oleh semua
pelaksana vaksinasi selama 3 hari
di Aula Puskesmas Maesan yang
dikoordinir oleh koordinator
Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Kesehatan
Masyarakat dengan mendatangkan
nara sumber dari Dinas Kesehatan.
3. Menetapkan kebijakan kepala
puskesmas tentang kewajiban
pelaksana vaksinasi untuk untuk
menerapkan teknik promosi
kesehatan yang efektif kepada
sasaran program imunisasi
3. Melengkapi media Tanggal 4, Tanggal 4, 5 1. Tersedia media penyuluhan 1. Media penyuluhan sudah dicetak Sesuai dengan 1. Melakukan pemantauan
penyuluhan 5 dan 6 dan 6 imunisasi yang cukup (minimal 3 dan didistribusikan sebanyak 3 x kriteria hasil terhadap pelaksana
imunisasi Januari Januari 2015 media) pada setiap posyandu dan 68 jumlah posyandu serta sudah vaksinasi terhadap
2015 digunakan untuk alat bantu digunakan untuk alat bantu dalam penggunaan media
penyuluhan oleh pelaksana penyuluhan imunisasi oleh penyuluhan dalam rangka
vaksinasi pelaksana vaksinasi. promosi kesehatan yang
efektif tentang imunisasi.
2. Dana SILPA anggaran JKN tahun 2. Anggaran JKN tahun 2015 memuat
2014 yang diakumulasikan dengan penyediaan media penyuluhan 2. Melakukan pemantauan
anggaran JKN tahun 2015 imunisasi. kesesuaian proses
digunakan untuk penyedian media penyuluhan dengan SPO
3. SPO penyuluhan imunisasi dibuat
penyuluhan dalam rangka keperluan penyuluhan imunisasi.
oleh Koordinator Imunisasi,
jagka panjang.
Koordinator promkes dan Tim
3. Koordinator Imunisasi, Koordinator manajemen mutu.
promkes dan Tim manajemen mutu
membuat Standar Prosedur
Operasional (SPO) penyuluhan
imunisasi.
4. Mengangkat seorang Tanggal 2 Tanggal 2 1. Diangkat seorang pengelola vaksin 1. Sudah diangkat pengelola vaksin Sesuai dengan Melakukan pemantauan
petugas pengelola Januari Januari 2015 dengan rekomendasi yang dengan rekomendasi tugas. kriteria hasil kinerja pengelola vaksin dan
vaksin 2015 ditetapkan: keseuaian pengelolaan dengan
2. Dibuat SPO pengelolaan vaksin
a. Melakukan pengawasan SPO
Koordinator imunisasi dan tim
pengambilan vaksin dan
manajemen mutu.
penggunaan logistic
b. Mengisi kartu stok
c. Melakukan perawatan lemari Es
dan Cold Box.
2. Koordinator imunisasi dan tim
manajemen mutu membuat Standart
Prosedur Operasional (SPO)
pengelolaan vaksin dan logistik.
5. Kepala Puskesmas Tanggal 2 Tanggal 2 Semua UPKS terfasilitasi dalam Semua UPKS sudah terfasilitasi dalam Sesuai dengan Melakukan pemantauan
membuat kebijakan Januari s/d Januari s/d penyediaan vaksin. penyediaan vaksin. kriteria hasil terhadap pelaksanaan
memfasilitasi 10 Januari 10 Januari imunisasi pada UPKS dan
Penyediaan vaksin bagi UPKS sesuai Vaksin bagi UPKS sudah dipenuhi dan
pengadaan vaksin 2015 2015 penggunaan serta pengelolaan
dengan kebutuhan dengan data yang sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
bagi UPKS vaksin.
sudah tervalidasi. data yang sudah tervalidasi.
6. Membuat kebijakan Tanggal 2 Tanggal 2 Kepala Puskesmas Maesan membuat Ditetapkan SK No ………… tentang Sesuai dengan Melakukan pemantauan
dan prosedur Januari s/d Januari s/d kebijakan pengambilan vaksin pengambilan vaksin berdasarkan kriteria hasil terhadap penerapan kebijakan
pengambilan vaksin. 10 Januari 10 Januari berdasarkan kebutuhan sasaran dengan kebutuhan sasaran. dan prosedur pengambilan
2015 2015 prosedur: vaksin.
a. Pelaksana vaksin harus membuat
usulan kebutuhan vaksin
berdasarkan kebutuhan dan
perencanaan pelaksanaan imunisasi
selama sebulan kepada koordinator
imunisasi setiap sebulan sekali
b. Koordinator imunisasi melakukan
validasi data kebutuhan vaksin dan
perencanaan pelaksanaan imunisasi
c. Koordinator Imunisasi melakukan
monitoring ketepatan jadwal
imunisasi, jumlah vaksin dan
logistic yang keluar, jumlah
cakupan dan perhitungan indeks
pemakaian vaksin.
7. Mewajibkan Tanggal 11 Tanggal 11 Pelaksana vaksinasi melaksanakan Pelaksanaan posyandu sudah dilakukan Sesuai dengan Melakukan pemantauan
pelaksana vaksinasi Januari s/d Januari s/d posyandu berdasarkan jadwal yang berdasarkan jadwal yang dibuat dengan kriteria hasil terhadap pelaksanaan
untuk melibatkan 17 Januari 17 Januari dibuat dengan usulan dari masyarakat, usulan dari masyarakat, lintas sector posyandu apakah sesuai
kebutuhan sasaran 2015 2015 lintas sector dan sasaran. dan sasaran. dengan jadwal yang dibuat
dalam membuat dengan usulan dari
jadwal kegiatan masyarakat, lintas sector dan
posyandu. sasaran.
Sedangkan dampak positif yang berpotensi terjadi adalah menurunnya angka kesakitan penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi (PD3I) oleh karena
cakupan imunisasi meningkat hingga batas minimal yang dianjurkan oleh pemerintah yaitu 90%. Namun dampak ini dapat terlihat untuk beberapa bulan
hingga beberapa tahun kemudian. Tetapi di pihak lain, oleh karena cakupan imunisasi yang rendah pada periode sebelum perbaikan, maka resiko terjadinya
kasus PD3I sangat besar. Oleh karena itu perlu upaya kewaspadaan dini terhadap kasus-kasus PD3I di wilayah kerja Puskesmas Maesan hingga beberapa
tahun kemudian.
BAB 6
Kesimpulan:
Setelah dilakukan perbaikan, semua penyebab masalah teratasi.
6.2 Evaluasi Terhadap Masalah
Tabel Evaluasi Perbaikan Terhadap Masalah
Presentase
60 52.63 60
50 45.26 46.32 50
41.05 38.95 37.89
40 34.74 40
30 25.26 30
20 20
10 10
0 0
Maesan Maesan
100.00 100.00 100.00 98.81 97.62 100.00 97.62
100 98.81 100 95.24 95.24 94.05
98 90
96.43
95.24 80
96
70
94
Presentase
60
Presentase
92
50
90 89.29 89.29
88.10 40
88 30
86 20
84 10
0
82
Pakuniran Pakuniran
98.99 97.98 98.99 95.96
100 100 92.93 91.92 92.93 91.92
90 82.83 81.82 90
80.81 78.79
80 71.72 72.73 80
70.71
70 65.66 70
Presentase
60
Presentase
60
50 50
40
40
30
30
20
20
10
10
0
0
Tanah Wulan Tanah Wulan
100 100 96.65 94.97 96.09
93.30 90.50 93.30 92.74
90 85.47 84.92 85.47 90 84.36
79.33 81.01
80 74.30 73.74 80
67.04
70 70
Presentase
60
Presentase
60
50 50
40 40
30 30
20 20
10 10
0
0
Sumberanyar Sumberanyar
100 100 98.89 98.89 98.89
90.00
90 86.67
83.33 81.11 81.11 82.22 83.33 97.78
80.00
80 98
96.67
70
96
Presentase
Presentase
60 94.44
50 94 93.33
40 92.22
30 92
20
90
10
0 88
Penanggungan Penanggungan
100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 97.06 100.00 97.06 100.00
100 92.16 92.16 100 93.14 92.16
90 90
80.39 80.39
80 80
70 70
Presentase
60
Presentase
60
50
50
40
40
30
30
20
20 10
10 0
0
suger lor suger lor
100 100 95.08
88.52 87.70
90 90 85.25
80 80 75.41 74.59 73.77
68.03 71.31
67.21
70 70
Presentase
Presentase
60 51.64 54.10 60
50 41.80 44.26 41.80 50
40 34.43 40
30 30
20 20
10 10
0 0
Pujer Baru Pujer Baru
99.43 97.73 97.16 97.16 98.30 97.73
100 100 95.45 93.18
90 85.23 85.23 85.23 84.66 85.23 85.23 84.66 85.23 90
80 80
70 70
Presentase
Presentase
60 60
50 50
40 40
30 30
20 20
10 10
0 0
Suco Lor Suco Lor
99.26 98.52
100 100 95.56 94.07 95.56
90.37 90.37 88.89 91.11 88.15
86.67 87.41
90 82.96 90
77.78
80 74.07 80
70.37
70 70
Presentase
Presentase
60 60
50 50
40 40
30 30
20 20
10 10
0 0
Gambangan Gambangan
98.00 96.00
100 100 94.00
90.00 89.00 89.00
90 90 85.00
79.00 77.00 81.00
80 75.00 76.00 73.00 80
68.00 66.00
70 61.00 70
Presentase
60
Presentase
60
50 50
40
40
30
30
20
20
10
10
0
0
Gunung Sari Gunung Sari
100 100
88.02
90 90 84.10
79.95
80 75.81 80 75.81
70 65.21 70 65.67
Presentase
53.92
Presentase
60 60 53.92
50 50 44.01
39.40
40 40
29.49 28.34
30 30 25.58
20 13.82 10.83 20
10 10
0 0
Sumbersari Sumbersari
98.05 97.40
100 92.86 93.51 100 94.81 93.51
88.31 89.61 90.91
87.01 87.66 86.36
90 83.77 81.17 90
78.57 77.92
80 80
70 70
Presentase
Presentase
60 60
50 50
40 40
30 30
20 20
10 10
0 0
Kecamatan Kecamatan
100 100 94.41 94.18
87.91 89.32
90 81.98 81.98 90 80.11 80.45
80 74.63 75.20 80 74.46 72.66
70 64.75 63.84 70
57.23 56.61
Presentase
Presentase
60 60
50 50
40 40
30 30
20 20
10 10
0 0
Kesimpulan:
Setelah dilakukan perbaikan, masalah teratasi dengan ditandai oleh:
1. Pencapaian Target Cakupan Imunisasi tidap desa meningkat pada semua indicator, dan pada indicator Polio 1 dan DPT-HB 1 meningkat
hingga lebih dari 90%.
2. Pencapaian Target Cakupan Imunisasi tingkat kecamatan meningkat pada semua indicator, dan pada indicator Polio 1 dan DPT-HB 1
meningkat hingga lebih dari 90%.
BAB 7
MEMBUAT STANDAR BARU
Menetapkan Uraian Tugas Penanggung Jawab Program Imunisasi dan Surveilence KIPI
dan Uraian Tugas Pengelola Vaksin Imunisasi
Tujuan: Menjamin ketersediaan vaksin dan logistic imunisasi sesuai kebutuhan sasaran
Standart Prosedur:
1. Uraian Tugas Penanggung Jawab Program Imunisasi dan Surveilence KIPI
a. Melakukan pengawasan pengambilan vaksin dan penggunaan logistic
b. Melaksanakan sosialisasi imunisasi dan menjalin kerja sama dengan lintas sector dan
lintas program dalam upaya meningkatkan partisipasi lintas sector, lintas program dan
masyarakat dalam penyelenggaraan imunisasi.
c. Melakukan survey cakupan imunisasi dan Indeks Pemakaian vaksin untuk bahan
perencanaan kebutuhan vaksin.
Standart Hasil:
1. Semua kebutuhan vaksin dan logistic terpenuhi saat pelaksanaan imunisasi.
2. Pelaksanaan imunisasi dalam kegiatan posyandu balita tidak terhambat akibat dari
keterlambatan vaksin atau stok vaksin yang habis.
3. Tidak ada vaksin yang rusak akibat gangguan pada lemari es atau coldbox dan akibat vaksin
kadaluarsa.
I. Perencanaan
1. Apakah kegiatan imunisasi di Puskesmas masuk ke dalam Rencana usulan kegiatan
(RUK) puskesmas?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika ya:
Apakah rencana kegiatan imunisasi memfasilitasi kebutuhan masyarakat?
Jika tidak memfasilitasi kebutuhan masyarakat, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
2. Apakah dalam perencanaan kegiatan Imunisasi melibatkan peran serta lintas sector,
lintas program dan masyarakat serta sasaran?
Jika Ya, sebutkan yang dilibatkan!
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
3. Apakah rencana kegiatan imunisasi mengandung unsur inovasi?
Jika Ya, sebutkan bentuk inovasinya!
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika Ya, Sebutkan inovasi tersebut!
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
4. Apakah rencana kegiatan imunisasi memiliki jadwal yang jelas dan terintegrasi dengan
kegiatan program lainnya?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika Ya, Apakah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
5. Apakah sasaran imunisasi ditentukan?
Jika Tidak, sebutkan alasannya!
Jika Ya:
a. Apakah ditentukan Sasaran Imunisasi Rutin?
Jika Tidak, sebutkan alasannya!
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika Ya:
1) Apakah ditentukan Sasaran Bayi pada Imunisasi Dasar?
Jika Tidak, sebutkan alasannya!
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika Ya, berapa sasarannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
2) Apakah ditentukan Sasaran Anak SD pada Imunisasi Lanjutan?
Jika Tidak, sebutkan alasannya!
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika Ya, berapa sasarannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
3) Apakah ditentukan Sasaran WUS pada Imunisasi lanjutan?
Jika Tidak, sebutkan alasannya!
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika Ya, berapa sasarannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
b. Apakah ditentukan Sasaran Imunisasi Tambahan?
Jika Tidak, sebutkan alasannya!
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika Ya, berapa sasarannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
c. Apakah ditentukan Sasaran Imunisasi Khusus?
Jika Tidak, sebutkan alasannya!
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika Ya, berapa sasarannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
6. Apakah Kebutuhan Logistik Direncanakan?
Jika Tidak, sebutkan alasannya!
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika Ya:
a. Apakah ada perencanaan vaksin?
Jika Tidak, sebutkan alasannya!
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika Ya:
Berapa Kebutuhan Vaksin?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
b. Apakah ada perencanaan Auto Disable Syringe?
Jika Tidak, sebutkan alasannya!
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika Ya:
Berapa Kebutuhan Auto Disable Syringe?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
c. Apakah ada perencanaan Safety Box?
Jika Tidak, sebutkan alasannya!
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika Ya:
Berapa Kebutuhan Safety Box?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
d. Apakah ada perencanaan kebutuhan peralatan Cold Chain?
Jika Tidak, sebutkan alasannya!
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika Ya:
Berapa Kebutuhan Cold Chain?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
7. Apakah Pendanaan sudah direncanakan?
Jika Tidak, sebutkan alasannya!
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika Ya: Dari mana sumber dana? Atau ceritakan!
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
J. Pengadaan Logistik
13. Sebutkan logistic yang ada!
f. Vaksin: sebutkan semua jenis vaksin!
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
g. Auto Disable Syringe?
h. Safety Box?
i. Cold Chain?
j. Emergency Kit?
14. Apakah distribusi logistic sering terlambat?
Jika Ya, sebutkan apa saja logistic yang sering terlambat dan Distribusi dari mana yang
terlambat! Sebutkan alasannya!
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
15. Apakah vaksin disimpan pada suhu 20C s/d 80C pada lemari Es?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
16. Apakah vaksin Hepatitis B pada Bidan Desa disimpan pada suhu ruangan dan
terlindung dari sinar matahari?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
17. Apakah ada metode pemakaian vaksin berdasarkan keteterpaparan terhadap panas,
masa kadaluarsa, waktu penerimaan dan pemakaian vaksin sisa?
Jika ada, ceritakan!
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
18. Apakah dilakukan monitoring administrasi dan fisik vaksin dan logistic setiap akhir
bulan?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika Ya, apakah hasil monitoring dicatat di kartu stok dan dilaporkan secara berjenjang
bersamaan dengan laporan cakupan imunisasi?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika tidak dicatatat, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
19. Adakah lemari es and freezer untuk penyimpanan vaksin?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika Ya:
Apakah melakukan kegiatan menjaga kestabilan suhu?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
20. Apakah menggunakan Cold Box pada saat membawa vaksin?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
21. Apakah menggunakan Vaksin Carrier untuk membawa/mengirim vaksin dari
puskesmas ke posyandu?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
22. Apakah saat membawa/mengirim vaksin menggunakan cold pack?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika Ya:
Cold pack beku apakah disimpan di suhu -150C s/d -250C selama minimal 24 Jam?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Cold pack cair apakah disimpan di suhu +20C s/d +80C selama minimal 24 Jam?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
23. Apakah melakukan pemeliharaan sarana cold chain (harian, mingguan dan bulanan)?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
K. Tenaga pengelola
5. Apakah ada petugas khusus dalam mengelola imunisasi?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika ada:
a. Apakah ada koordinator imunisasi dan surveilence KIPI?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………............
…………………………………………………………………………..
Jika ya, apakah pendidikan petugas berlatar belakang medis, keperawatan,
kebidanan atau kesehatan lainnya yang kompeten?
15. Apakah status imunisasi juga dicatat dalam buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
16. Apakah menggunakan teknologi atau komputerisasi dalam pencatatan dan laporan?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
17. Apakah hasil pencatatan dan visualisasi data digunakan untuk mengambil keputusan
dalam upaya perbaikan kinerja program?
Jika Ya, sebutkan upaya perbaikannya!
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Jika Tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
18. Apakah pencatatan, laporan dan dokumen-dokumen terkait program imunisasi
dikendalikan dan diarsipkan dengan baik?
Jika tidak, apa alasannya?
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..